Anda di halaman 1dari 36

DIETETIC CONTEST

TATA LAKSANA DIET PADA PASIEN


HIV/AIDS-KEK

DISUSUN OLEH :
ZAHRA AULIA MARDIANA 22030116120029
IZZATUL MAGHFIROH 22030116120019
PUJI RAHAYU 22030116130135

UNIVERSITAS DIPONEGORO
KOTA SEMARANG
2018
BAB I

ASSESMEN

a. Data Antropometri
Domain Data Standar Interpretasi
AD-1.1.1 Height 163 cm - -
AD-1.1.2 Weight 21 kg - -
AD-1.1.3 Frame size Sangat kurus - BMI hanya 7,9%
AD-1.1.4 Weight (-) 29 kg 0,5-2 kg / Penurunan BB
change bulan 58% dalam 1
bulan
AD-1.1.5 Body mass 7,9 kg/m2 18,5 -23,5 Kurus sekali
index kg/m2
AD-1.1.7.5.1 17 cm > 23,5 cm KEK
MUAC
AD-1.1.7.5.2 63,19% >85% Gizi buruk
MUAC persentile
Kesimpulan :
Ny. D mengalami malnutrisi berupa KEK.

b. Data Biokimia
Domain Data Nilai Satuan Interpretasi
Pasien Normal
- - - - -
Kesimpulan : -

c. Data Fisik
Domain Data Keterangan
PD 1.1.3 Sesak napas (Dyspnea) membutuhkan makanan dengan
cardiovascular- Batuk KH lebih rendah
pulmonary system
membutuhkan makanan dengan
konsistensi lunak
PD 1.1.5 Sariawan Membutuhkan asupan makanan
Disgestive system yang mudah di telan
Vital Sign Kategori Data Nilai Normal Interpretasi
Tekanan 100//80 120/80 Normal
Darah
RR 27x/menit 14-20x/menit takipnea
Nadi 145x/menit 60-80x/menit Takikardia
Suhu 37°C 36,1-37,5°C normal
Kesimpulan :

d. Data Asupan
Domain Data Interpretasi
FH 1.1.1 SMRS = 490,9 kkal SMRS = kebutuhan kurang,
energy intake hanya memenuhi 20,45% dari
kebutuhan (2400 kkal)
MRS = kebutuhan kurang,
hanya memenuhi 6,78% dari
MRS = 149,3 kkal kebutuhan (2200 kkal)
FH 1.2.2.1 Ny D biasa makan nasi 3 Jumlah makanan Ny D dalam
amount of food sdm tiap kali makan, mie jumlah porsi yang kurang
instan ½ bungkus
2x/minggu, telur scrambled
egg 1 butir 3x/minggu,
tahu/tempe goreng 1 potong
5-6x/minggu. Ny D juga
mengkonsumsi sayur
3x/minggu seperti bening
bayam , orak arik kubis
wortel, sayur lodeh 1
mangkuk kecil. Buah
berupa pepaya 1 lonjor
sedang, dan pisang mas 2
buah 5x/minggu. Terkadang
mengkonsumsi jagung
rebus 1 potong kecil 1
minggu sekali
FH 1.2.2.3 SMRS = 2-3 kali sehari (@ SMRS = sesuai anjuran (3 kali
meal pattern 3 sdm) makan utama, 2-3 kali
MRS = - selingan)
MRS = -
FH 1.2.2.5 Karbohidrat: nasi, mie Variasi makanan Ny D sudah
Food variety instan baik
Protein hewani: telur
scrambled egg
Protein nabati: tahu/tempe
goreng
Sayur: bening bayam , orak
arik kubis wortel, sayur
lodeh
Buah: pepaya dan pisang
mas Terkadang
mengkonsumsi jagung
rebus
FH 1.5.1.1 total SMRS = 9,2 gram SMRS = kebutuhan kurang,
fat hanya memenuhi 13% dari
kebutuhan (69 gr)
MRS = 3,1 gram
MRS = kebutuhan kurang,
hanya memenuhi 51,8% dari
kebutuhan (72 gr)
FH 1.5.2.1 total SMRS = 13,3 gram SMRS = kebutuhan kurang,
protein hanya memenuhi 18% dari
MRS = 5 gram kebutuhan (73,2 gr)
MRS = kebutuhan kurang,
hanya memenuhi 8% dari
kebutuhan (80,05 gr)
FH 1.5.3.1 total SMRS = 92,3 gram SMRS = kebutuhan kurang,
carbohydrate hanya memenuhi 25,6% dari
kebutuhan (360 gr)
MRS = kebutuhan kurang,
MRS = 25 gram
hanya memenuhi 8% dari
kebutuhan (288,75 gr)
FH 1.6.1.1 total SMRS = 44,6 mcg SMRS = kebutuhan kurang,
Vit A hanya memenuhi 8,6% dari
kebutuhan (515 mcg)
MRS = 106.3 mcg
MRS = kebutuhan inadekuat
yaitu hanya 20,6% dari
kebutuhan (515 mcg)
FH 1.6.1.2 total SMRS = 69.4 mg SMRS = kebutuhan cukup yaitu
Vit C memenuhi 90% dari kebutuhan
MRS = 5 mg (77 mg)
MRS = kebutuhan kurang,
hanya memenuhi 6% dari
kebutuhan (77 mg)
FH 1.6.1.4 total SMRS = 3.8 mg SMRS = kebutuhan kurang,
Vit E hanya memenuhi 25% dari
MRS = 1 mg kebutuhan (15 mg)
MRS = kebutuhan kurang,
hanya memenuhi 6% dari
kebutuhan (15 mg)
FH 1.6.1.6 total SMRS = 0,2 mg SMRS = kebutuhan kurang,
Vit B1 hanya memenuhi 18% dari
MRS = 0 mg kebutuhan (1,1 mg)
MRS = tidak ada asupan vit B1
(0% dari kebutuhan) (1,1 mg)
FH 1.6.1.10 SMRS = 0,4 mg SMRS = kebutuhan kurang,
total Vit B6 hanya memenuhi 30,76% dari
MRS = 0,1 mg kebutuhan (1,3 mg)
MRS = kebutuhan kurang,
hanya memenuhi 7,7% dari
kebutuhan (1,3 mg)
FH 1.6.1.11 SMRS = 104.1 mcg SMRS = kebutuhan kurang,
total folic acid hanya memenuhi 26% dari
MRS = 25,6 mcg kebutuhan (400 mcg)
MRS = kebutuhan kurang,
hanya memenuhi 6,4% dari
kebutuhan (400 mcg)
FH 1.6.1.12 SMRS = 0,2 mcg SMRS = kebutuhan kurang,
total Vit B12 hanya memenuhi 8,3% dari
MRS = 0,3 mcg kebutuhan (2,4 mcg)
MRS = kebutuhan kurang,
hanya memenuhi 75% dari
kebutuhan (2,4 mcg)
FH 1.6.2.5 total SMRS = 3,4 mg SMRS = kebutuhan kurang,
iron hanya memenuhi 13% dari
MRS = 0,8 mg kebutuhan (26 mg)
MRS = kebutuhan kurang,
hanya memenuhi 3,07% dari
kebutuhan (26 mg)
FH 3.1 - ARV (antiretroviral) Terapi medis yang diberikan
medication dengan NAC kepada pasien bertujuan untuk
(Acetylcystein) 200 mg 3x1 menangani gejala penyakit
:ARV atau antiretroviral diantaranya mengontrol
adalah obat anti HIV yang dahak/mukus kental
dapat menekan pernapasan, aritmia, antibiotik,
perkembangan HIV dalam obat anti HIV, dan cairan infuse
tubuh. Sedangkan NAC (ringer laktat/RL)
(Acetylcystein) adalah obat
golongan mukolitik yang Komposisi RL: (mmol/100 ml
berfungsi untuk : Na = 130, K = 4-5, Ca = 2-
mengencerkan dahak yang 3, Cl = 109-110, Basa = 28-30
menghalangi saluran mEq /L)
pernapasan, yaitu karena = 1 hari = 1440 mL cairan
adanya TB paru pada Ny. D
- Nistatin des 100.000 IU
3x1
:Mengatasi candidiasis di
rongga mulut, tenggorokan,
usus, kulit, dan vagina →
antijamur
Ini sebagai manifestasi
dari adanya AIDS.
- Cotrimoxazol adult tab
3x2
: obat antibiotic
(Kontraindikasi obat: pasien
tidak ada gangguan hati,
ginjal, serta tidak mengalami
anemia megaloblastik)
- Ofloxacin 400 mg 3x1
: untuk mengobati infeksi
bakteri seperti infeksi paru,
obat ini membunuh bakteri
penyebab infeksi dengan cara
menghambat enzim DNA
girase, yang berperan penting
dalam pertumbuhan bakteri.
- RL (Ringer Laktat) 20
tpm
:adalah cairan infus yang
mengandung kaliumnya
bermanfaat untuk konduksi
saraf dan otak, mengganti
cairan hilang karena
dehidrasi, syok hipovolemik
dan kandungan natriumnya
menentukan tekanan osmotik
pada pasien.
Kesimpulan :
Ny D mengalami inadekuat oral intake secara umum (asupan kurang 80% dari
total kebutuhan). serta mendapatkan terapi medis (mengonsumsi obat dan
injeksi) untuk membantu menangani gejala penyakit yang ada.

e. Riwayat klien
Domain Data Interpretasi
CH-1.1.1 Age 35 tahun Tergolong wanita usia subur
CH-1.1.2 Gender Perempuan -
CH-1.1.6 Education Tamatan SMP Pendidikan formal
menengah pertama,
pengetahuan rendah-sedang
CH-1.1.7 Role in family Sebagai anak (dari Ny. D tinggal bersama ibu
ibu) dan sebagai ibu dan kedua anak beliau
(dari kedua anak)
CH-2.1.8 Immune HIV/AIDS stadium Terjadi penurunan sistem
3 imun
CH-2.1.13 Respiratory TB paru aktif Penyakit infeksi sebagai
dampak penurunan imunitas
CH-3.1.1 Socioeconomic Suami sebagai Kemungkinan terjadi
factors tulang punggung hambatan ekonmi dalam
keluarga telah wafat perawatan penyakit
CH-3.1.2 Tinggal bersama ibu Terdapat anggota keluarga
Living/housing situation dan kedua anak yang dapat membantu Ny.
D
CH-3.1.4 Social and Ibu dan kedua anak -
medical support
CH-3.1.6 Occupation Ibu rumah tangga Tingkat aktivitas fisik
rendah

Kesimpulan :
Ny. D didiagnosis HIV/AIDS stadium III disertai TB paru aktif di usia yang
masih muda yaitu 35 tahun. Suami Ny. D telah wafat dan saat ini beliau tinggal
bersama ibu dan kedua anaknya. Ny. D adalah tamatan SMP dan seorang ibu
rumah tangga.
BAB II
DIAGNOSIS GIZI
1. Increased protein needs (NI-5.1) berkaitan dengan peningkatan reaksi
imunitas ditandai dengan penyakit infeksi berupa HIV/AIDS stadium III
dan TB baru aktif.

2. Unintended weight loss (NC-3.2) berkaitan dengan malnutrisi (LiLA 17


cm, persentil LiLA 63,19%) dan asupan makan tidak adekuat (asupan
SMRS 20,45%, asupan MRS 6,78%) ditandai dengan penurunan berat
badan 29 kg (58%) dalam 1 bulan dan IMT hanya 7,9 kg/m2

3. Self feeding dificultly (NB-2.6) berkaitan gangguan penerimaan


makanan ditandai dengan sariawan, batuk, dan sesak napas.

4. Unsupported beliefs/ attitudes about food or nutrition-related topic


(NB-1.2) berkaitan dengan kurangnya motivasi dan pengetahuan pasien
terkait diagnosis HIV/AIDS ditandai dengan asupan makan MRS dan
SMRS tidak adekuat (asupan SMRS 20,45%, asupan MRS 6,78%).
BAB III
INTERVENSI GIZI

PLANNING

1. Jenis Diet : Diet AIDS 2200 Kkal


2. Tujuan Diet :
a. Mencukupi kebutuhan gizi pasien secara bertahap dan mencegah
penurunan BB selama di rumah sakit
b. Memberikan asupan makanan yang dapat mendukung proses
perbaikan gejala penyakit serta meminimalkan komplikasi
gejalanya seperti sesak napas, batuk, sariawan, dan dyspnea
c. Membantu mengatasi malnutrisi dalam jangka panjang
d. Membantu meningkatkan daya penerimaan makan pada pasien serta
mningkatkan derajat kesehatan pasien secara keseluruhan melalui
asuhan gizi yang optimal
3. Syarat / prinsip Diet :
a. Tinggi energi (cukup untuk memperbaiki malnutrisi), protein,
lemak, vitamin, serta mineral yang berperan pada penyakit dan
mendukung fungsi metabolisme
b. Kebutuhan karbohidrat 55% dari kebutuhan energi total dengan
mengutamakan sumber karbohidrat kompleks dan berserat tinggi.
c. Kebutuhan protein 15% dari kebutuhan energi total (1,5 g/KgBBI).
d. Kebutuhan lemak 30% dari kebutuhan energi total dengan
komposisi lemak jenuh <7% dari kebutuhan energi total, lemak
tidak jenuh ganda <10% dari kebutuhan energi total, kolesterol
<300mg/hari.
e. Garam atau natrium disesuaikan dengan kebutuhan yaitu 1200 mg
dan sangat diperhatikan untuk membantu mengontrol tekanan darah
dan keseimbangan elektrolit
f. Vitamin dan mineral yang berfungsi membantu meningkatkan
sistem imun karena infeksi TBC dan HIV/AIDS, meliputi
magnesium, riboflavin, tiamin, piridoksin, selenium, vit A, vit C,
dan vit E.
g. Asupan makanan dibagi dalam 3 makanan besar dan 2 makanan
kecil, dengan ketentuan sarapan pagi 20% dari jumlah kalori,
makanan selingan diantara sarapan pagi dan makan siang 10%
makan siang dari jumlah kalori, makan siang 25% dari jumlah
kalori, cemilan diantara makan siang dan makan malam 10% dari
jumlah kalori, makan malam 25% dari jumlah kalori dan cemilan
sebelum tidur 10% dari jumlah kalori.
h. Kebutuhan asupan serat yaitu dianjurkan 30 g/hari dengan
menggunakan serat larut air.

4. Perhitungan kebutuhan energi dan zat gizi :


i. Kebutuhan Energi
BB Ideal (Rumus Broca)
BBI = (TB – 100) – 10%
= (163-100) – 10%
= 56,7 kg
- Sebelum Masuk RS
(Rumus Harris Benedict)
BEE : 655 + (9,6 x BB) + (1,8 x TB) – (4,7 x U)
: 655 + (9,6 x 56,7 kg) + (1,8 x 163)– (4,7 x 35)
: 655 + 544,32 + 293,4 – 164,5
: 1328,22
TEE : BEE x F.aktivitas x Faktor stress
:1328,22x1,3(tidak bedrest)x1,4 (stress ringan)
: 2400 kkal

- Setelah masuk RS
TEE : BEE x F.aktivitas x F. stress
: 1328,22 x 1,2 x 1,4
: 2231,04 kkal
= 2200 kkal
ii. Kebutuhan Protein
- Sebelum masuk RS
Protein : 1,3 g/kg BBI
: 1,3 x 56,7 kg
: 73,2 g → 292,8 kkal ( 14 %)
- Setelah masuk RS
Protein : 1,5 g/kg BBI
: 1,5 x 56,7 kg
: 85,05 g → 340,2 kkal ( 15,5 %)
iii. Kebutuhan Lemak
- Sebelum masuk RS
Lemak : 26% x TEE / 9
: 26% x 2400 / 9
: 69 gram
- Setelah masuk RS
Lemak : 29,5% x TEE / 9
: 29,5% x 2200 / 9
: 72 gram
iv. Kebutuhan Karbohidrat
- Sebelum masuk RS
KH : 60% x TEE / 4
: 60% x 2400 / 4
: 360 gr
- Setelah masuk RS
KH : 55% x TEE / 4
: 55% x 2200 / 4
: 302,5 gr
Pembahasan Preskripsi =

a. Modifikasi kalori : 2200 kkal/hari

(mempertimbangkan kebiasaan makan/asupan (SMRS) dan


pemenuhan kebutuhan berdasarkan kondisi actual (MRS))

b. Rekomendasi karbohidrat : 302.5 g/hari

c. Rekomendasi protein : 85.05 g/hari

d. Rekomendasi lemak : 71 g/hari

Modifikasi Lemak; komposisi lemak jenuh <7% dari kebutuhan


energi total, lemak tidak jenuh ganda <10% dari kebutuhan energi
total, kolesterol <300mg/hari.
e. Rekomendasi Serat (serat larut air): 30 gr (Berdasarkan AKG
2013)

f. Rekomendasi cairan : 35 mL/kgBB = 2000 ml/hari


→ 2000 – 1440 (infuse) = 560 mL
g. Total kebutuhan bahan makanan sehari:
- Bubur/maizena : 2 ½ penukar karbohidrat
- Daging/telur ayam (protein rendah lemak: 2g) : 2 penukar hewani
- Ayam tanpa kulit (protein lemak sedang: 5g) : 1 penukar hewani
- Tahu/lainnya : 1 penukar nabati
- Sayuran jenis A : sekehendak
- Sayuran jenis B : 2 penukar sayuran
- Buah : 3 penukar buah
- Gula : 3 penukar gula
- Susu lemak sedang : 3 penukar
- Margarin : 2 ½ penukar
5. Terapi Diet : Diet AIDS 2200 kkal
Bentuk makanan : makanan lunak
Cara pemberian : Oral
Frekuensi : 3x makan utama dan 3x makan selingan
6. Bahan Makanan yang Dianjurkan dan Tidak Dianjurkan (uda aku
buat tapi perlu didiskusikan
a. Bahan Maknan yang dianjurkan:
- Makanan tinggi energi : nasi, kentang, roti, bihun, jagung muda,
maizenna, tepung beras, tepung beras hitam
- Sumber lemak tidak jenuh: margarine, lemak MCT, lemak
omega 3
- Lauk hewani dan nabati yang beragam : ayam, daging, ikan,
putih telur, tahu, tempe
- Sayur : sayuran jenis B dan C (yang dapat menyumbangkan
kalori, sumber serat, dan zat penting lainnya)
- Buah : buah-buahan kaya serat dan sumber mikronutrien
penting, seperti jeruk, melon, anggur, papaya, pisang
- Sumber makanan yang membantu meningkatkan sistem imun:
yaitu yang mengandung vit A, C, E, dan mineral Selenium
seperti: jeruk, tomat, apel, mangga, pir, papaya
b. Bahan Makanan yang Tidak Dianjurkan
- Serat tidak larut (nonsoluble dietary fiber) : serealia, kacang-
kacangan, kembang kol, kentang
- Protein hewani tinggi lemak jenuh: jeroan; otak. Kuning telur,
telur puyuh, hati, bakso
- Minuman tertentu: minuman mengandung alkohol, soft drink,
kopi, teh kental/pekat
- Makanan tekstur kasar, berbumbu tajam (pedas, asam),
bersantan
- Bahan makanan yang mengandung gas, seperti kol, asparagus,
brokoli, jamur, kacang-kacangan
7. Rekomendasi Diet
(Diet AIDS 1600 kkal)
Waktu Menu Bahan URT Berat Energ Makro Mikro
(gram)
(gra i
m) (kkal)
Pagi: Bubur Bubur Nasi ¾ gls 150 414.3 Protein: Vit A:
24,4 110,9 µg
06.30 merah Gula merah 1 sdm 13 kcal
Vit B1:
Jeruk Buah jeruk 1 bh sdg 55 Lemak: 0,3 mg
11,2
manis Vit. B2:
Gadon tahu Telur ayam 1 btr 55 KH: 55 0.6 mg
Vit C:
Tahu 1 ptg 100
Serat: 31,1 mg
Susu Susu skim 1 gls 200 2,8 Zn: 2,6
08.00 cair mg

Selingan: Pudding Labu kuning ½ ptg 60 P: 2,5 Vit A:


10.00 labu kuning Maizena sdg 208.5 342.4 µg
L: 2,4 Vit B1:
+maizena 1 Gula 3 sdm 15 kcal 0.1 mg
porsi ½ sdm KH: Vit. B2:
6
45,7
0.1 mg
Jus papaya Susu kental ¼ gls 50
Serat: Vit C:
½ gls/porsi tidak manis 40.6 mg
2,8
Buah papaya ½ ptg 55 Zn: 0.5
Gula pasir bsr mg

1 sdm 13
12.00 Bubur nasi Bubur nasi 1 gls 200 490 P: 18,8 Vit A:
Cah Sayur Bayam ½p 50 kkal 1017.8
L: 16 µg
bayam wortel ½p 50 Vit B1:
wortel KH:
0.2 mg
67,4
Steak ayam Daging 1 ptg 40 Vit. B2:
Serat: 0.4 mg
ayam sdg
3,8 Vit C:
margarin 1 sdt 5 39,9 mg
Jus papaya Susu kental ¼ gls 50 Zn: 2,1
mg
½ gls manis
pepaya ½ ptg 55
bsr
15.00 Puding Susu ¼ gls 30 215.4 P: 2,2 Vit A:
31,9 µg
Maizena kcal L: 2
Maizena 7 sdm 35
Vit B1:
KH: 0.1 mg
Gula pasir ½ sdm 6 46,8
Vit. B2:
Serat: 0.1 mg
Jeruk Buah jeruk 1 bh sdg 55 1,6
manis Vit C:
30,7 mg

Zn: 0,3
mg

18.00 Bubur nasi Bubur nasi ¾ gls 150 200.4 P: 9,7 Vit A:
326.3 µg
Cah sawi Sawi 1p 100 kcal L: 7
margarin ½ sdt 4 Vit B1:
KH: 26 0.1 mg
Orak arik Ikan mujair 1/3 ekr 30
Serat: Vit. B2:
ikan mujair kcl 2,3 0.1 mg
Margarin 1 sdt 5
Vit C:
25mg

Zn: 0,6
mg

20.00 Pisang mas Pisang mas 2 bh 40 99.6 P: 6,5 Vit A: 5


kcal µg
Susu Susu skim ¾ gls 180 L: 0,6
cair Vit B1:
KH: 0.1 mg
18,2
Vit. B2:
Serat: 0.3 mg
1,0
Vit C:
5,4 mg

Zn: 0,8
mg
Kajian Rekomendasi Diet

Energi Protein Lemak Karbohidrat


(kkal) (gram) (gram) (gram)
Rekomendasi Diet 1627,7 64 40 255
Kebutuhan 1600 70 50 235
(planning)
Kebutuhan (MRS) 2200 73,2 73 302,5
% Rekomendasi 101% 91% 80% 108%
menu
% Kebutuhan (MRS) 73% 87% 54% 84%
BAB IV
RENCANA MONITORING DAN EVALUASI

Yang diukur Pengukuran Evaluasi/ target


Antropometri Berat badan IMT Memantau agar tidak terjadi
penurunan BB lebih lanjut
selama rawat inap di rumah

LiLA Persentil LiLA sakit


Memantau supaya tidak terjadi
penyusutan LiLA lebih lanjut
Fisik Klinis Lemah Penilaian selama di
Secara RS
subjektif pasien tidak
subjektif dan merasa lemah lagi
wawancara
Sesak napas, pasien
Penilaian Secara subjektif dari pasien
batuk, dyspneu subjektif dan keluhan sesak napas, batuk,
wawancara dan dyspneu berkurang/ hilang
Sariawan, pasien
Penampakan Secara subjektif sariawan tidak
kesulitan makan visual dan lagi menimbulkan rasa sakit
wawancara dan kesulitan makan, serta
pasien sariawan tampak mengecil
Laju pernapasan Perhitungan Laju pernapasan Ny.D menjadi
(RR) frekuensi normal yaitu dalam rentang
respirasi dalam 14-20x per menit
waktu 1 menit
Asupan zat Kecukupan Recall 24 jam Asupan kalori pasien mencapai
Gizi asupan makan dan Comstock 80-115% dari jumlah
pasien (penilaian kebutuhan
visual) (2200 kkal)
Asupan protein pasien
mencapai 80-115% dari
jumlah kebutuhan (72,3 g)
Asupan lemak pasien
mencapai 80-115% dari
jumlah kebutuhan (72 g)
Asupan karbohidrat pasien
mencapai 80-115% dari
jumlah kebutuhan (288,75 g)
Asupan Vitamin A pasien
mencapai nilai EAR yaitu 500
mg
Asupan Vitamin B12 pasien
mencapai nilai EAR yaitu 2,0
mcg
Asupan Vitamin C pasien
mencapai nilai EAR yaitu
30mg
Rencana Konsultasi Gizi

Masalah Tujuan Materi Keterangan


Asupan - Memotivasi - Pengetahuan Materi
makanan Ny. D untuk mengenai konseling
inadekuat menghabiskan pentingnya disampaikan
(yaitu <80% makanan yang memenuhi melalui lisan
dari diberikan kebutuhan zat gizi yaitu melalui
kebutuhan) sehingga dapat yang akan berkaitan diskusi, tanya
memenuhi dengan status gizi jawab, dan
kebutuhan zat dan dan risiko pemaparan
gizi pasien mortatilas materi jika
- Memberikan - Memberi diperlukan.
rekomendasi pengarahan terkait
diet secara rekomendasi diet Konseling
individual kepada pasien dan dilakukan
kepada Ny. D keluarga untuk dengan bahasa
mendukung pasien yang
dalam usaha komunikatif,
memperbaiki status sederhana, serta
gizi pasien. mudah
dimengerti oleh
Kurangnya -Pasien dan - Definisi pasien maupun
pengetahuan keluarga HIV/AIDS, keluarga.
terkait gizi, mengetahui perkembangan
khususnya pentingnya penyakit HIV, dan Media yang
yang menjaga asupan risiko penularan digunakan yaitu
berhubungan terkait penyakit HIV dengan leaflet.
dengan HIV, -Keterkaitan HIV Ahli gizi
kondisi memahami dengan malnutrisi menyampaikan
penyakit prinsip diet HIV (KEK) motivasi-
serta dapat - Keterkaitan HIV motivasi dan
menerapkan- dengan TB paru promosi gizi
nya. aktif kepada pasien
-Pasien dapat -Kiat-kiat dan keluarga
mematuhi meminimalkan sehingga
aturan diet yang keparahan/ gejala diharapkan
telah komplikasi penyakit dapat
didiskusikan baik dari segi memperbaiki
bersama pasien perilaku maupun derajat
dan keluarga. peraturan diet yang kesehatan
sesuai dengan pasien.
penyakit.
Penerapan Konseling
a. Sasaran Konseling
1) Pasien
2) Keluarga pasien
b. Tujuan Konseling
1) Memenuhi kebutuhan asupan makanan Ny.D dengan penerapan
diet HIV 2200 kkal
2) Memotivasi Ny. D dan keluarga supaya mau memperbaiki gaya
hidup dan berkomitmen menjalankan diet yang disesuaikan
dengan kemampuan pasien
3) Meningkatkan pengetahuan mengenai penyakit dan penerapan
diet pada Ny. D dan keluarga
c. Target Konseling
1) Meningkatnya daya terima makanan tercapainya target
pemenuhan kebutuhan gizi Ny. D dengan metode recall 3x24
jam
2) Melalukan perbaikan gaya hidup dan melaksanakan diet sesuai
komitmen bersama ahli gizi
3) Meningkatkan pengetahuan mengenai penyakit dan penerapan
diet pada Ny. D dan keluarga dengan pemberian pre dan post test
pada kunjungan pertama
d. Waktu Konseling
Konseling dilakukan sekitar 30 menit dengan jadwal pada kunjungan
pertama dan setiap satu minggu sekali selama rawat inap dan dua minggu
sekali selama rawat jalan.
e. Metode Konseling
Diskusi dan Tanya jawab antara ahli gizi dan pasien didampingi
dengan keluarga pasien.
h. Alat Bantu Konseling
1) Food model/ foto
2) Diagram piring makan
3) Leaflet terkait penyakit dan pedoman diet
i. Materi Konseling
1) Hubungan riwayat pasien dengan diagnosis penyakit
2) Kebutuhan gizi pasien dan jenis diet yang tepat untuk penyakit
HIV/AIDS disertai dengan malnutrisi
3) Prinsip dan syarat diet HIV/AIDS
4) Pemilihan bahan pangan dan cara pengolahan makanan yang
tepat, serta contoh rekomendasi menu.
h. Rencana monev
Yang diukur Metode Target
Pengetahuan Skor Pre post test Tingkat
pengetahuan pengetahuan baik
dengan nilai >
85
Perilaku Kepatuhan diet Wawancara Pasien mampu
recall 3x24 jam menerapkan diet
Secara mandiri
dan memenuhi
kebutuhan
BAB V
PEMBAHASAN

PEMBAHASAN
Ny D (35 tahun) dibawa ke RS karena sesak napas yang sering
muncul, batuk selama 2 minggu, serta sariawan . pengkajian data
antropometri Ny. D menunjukan terjadi penurunan berat badan yang tidak
direncanakan dalam 1 bulan terakhir. Berat badan Ny. D mulanya 50 kg lalu
terjadi penurunan berat badan sebanyak 29 kg (58%) sehingga berat badan
beliau saat ini menjadi 21 kg. Berdasarkan Rumus Brocca, Ny. D idealnya
memiliki berat badan 56,7 kg.1 Selanjutnya dihitung IMT Ny. D diperoleh
hasil 7,9 kg/m2 sehingga parameter IMT menunjukan bahwa Ny. D sangat
kurus. Nilai IMT yang normal adalah 18,5-23,5 kg/m2.2 Selain itu, Ny. D
juga mengalami penurunan massa otot yang ditandai dengan LiLA beliau
hanya 17 cm. LiLA adalah indicator antropometri yang menggambarkan
keadaan jaringan otot dan lemak seseorang, misalnya pada Ny. D yang
merupakan wanita usia subur dan seharusnya Ny. D memiliki LiLA > 23,5
cm. LiLA Ny. D yang hanya 17 cm menggambarkan bahwa telah terjadi
penurunan massa otot dan lemak pada pasien sehingga dapat dilihat terjadi
malnutrisi pada pasien. Oleh sebab itu parameter LiLA juga menunjukan
bahwa Ny. D mengalami KEK.3 Berdasarkan data LiLA, diperoleh persentil
LiLA Ny. D adalah 63,19%. Persentil LiLA adalah suatu parameter yang
mengukur persentil 50 LiLA berdasarkan jenis kelamin dan usia sehingga
dapat diketahui gambaran status gizi seseorang. Persentil LiLA Ny. D
adalah 63,19% sedangkan seseorang yang memiliki status gizi baik
seharusnya memiliki persentil LiLA > 85%.1 Berdasarkan hal tersebut, maka
Ny. D memiliki status gizi buruk. Status gizi buruk ini terkait dengan
penurunan berat badan Ny. D yang tidak direncanakan sebanyak 58% dalam
kurun waktu satu bulan. Penurunan berat badan mempengaruhi IMT dan
LiLA pasien sehingga berdasarkan kedua parameter tersebut, Ny. D
tergolong malnutrisi berupa KEK.
Data yang dikaji selanjutnya adalah data klinik dengan diagnosis
medis yang dialami Ny. D yaitu Ny. D menderita HIV/AIDS sytadium III,
TB Paru aktif, dan dyspnea, serta keluhan yang dialami Ny. D berupa sesak
napas, batuk, sariawan, takipnea, dan taki kardia, sehingga diperlukan
makanan dengan konsistensi yang sesuai dengan kmampuan pasien.
Berdasarkan analisis dan perhitungan data riwayat asupan Ny D
didapatkan bahwa Ny D mengalami inadekuat energy intake. Dimana
asupan dinilai kurang jika presentase asupan <80% dari kebutuhan. Jumlah
atau porsi makanan Ny D juga dinilai sangat minim, namun untuk
keberagaman sudah beragam. Untuk menunjang kesehatan dan
meminimalkan keparahan gejala komplikasi akibat penyakit, Ny D
memeerlukan asupan yang adekuat, baik zat gizi maro maupun zat gizi
mikro. Dalam diagnose medis Ny D menderita HIV/AIDS sytadium III, TB
Paru aktif, dan dyspneu. Oleh karena itu perlu diberikan zat gizi mikro
tertentu untuk menunjang penyakitnya, seperti Riboflavin, tiamin, serta
vitamin A, vitamin C, dan vitamin D sebagai antioksidan. Selain itu, profil
elektrolit seperti natrium, kalium, dan klorida juga perlu diperhatikan.4 Saat
di rumah sakit Ny D mendapat terapi ARV dengan NAC (Acetylcystein) 200
mg 3x1, Nistatin des 100.000 IU 3x1, Cotrimoxazol adult tab 3x2, Ofloxacin
400mg 3x1, serta RL 20 tpm sebagai terpai medis yang berkaitan dengan
penyakitnya.
Terapi ARV adalah terapi farmakologi yang mampu meningkatkan
harapan dan kualitas hidup pasien HIV dengan menggunakan kombinasi
obat-obatan antiretroviral.5
NAC (Acetylcystein) adalah suplemen untuk pasien HIV yang
berperan sebagai antioksidan, dimana pasien HIV umumnya memiliki level
radikal bebas yang lebih tinggi dari orang normal. Tingginya level radikal
bebas meningkatkan kerusakan sel dan memicu terjadinya inflamasi.
Sehingga pemberian NAC sebagai antioksidan dapat membantu
mengurangi inflamasi pada pasien. NAC juga mengandung sistein yang
dapat merangsang produksi glutathione, salah satu jenis antioksidan yang
dapat mengurangi efek toksisitas sel dalam penggunaan beberapa
pengobatan seperti dalam terapi ARV. Ketika tubuh kekurangan sistein
untuk memproduksi glutathione, maka akan terjadi pemecahan otot yang
mengandung banyak protein untuk memproduksi glutathione. Hal ini juga
sejalan dengan kondisi Ny. D yang kehilangan massa otot beliau
berdasarkan parameter LiLA, sehingga diharapkan pemberian NAC selain
sebagai antioksidan, juga berperan mengurangi muscle wasting.
Penggunaan NAC sebaiknya tidak bersamaan dengan antibiotic karena
dapat menurunkan kinerja obat. Pada dosis tinggi, penggunaan NAC dapat
menyebabkan mual, dyspepsia, muntah, dan diare sehingga untuk
mengurangi hal tersebut NAC dapat dikonsumsi bersama makanan atau
minuman asam seperti jus jeruk.6
Terapi medis lainnya yaitu nistatin. Nistatin des adalah obat anti
jamur yang bekerja dengan berikatan pada ergosterol mebran sel jamur
sehingga dapat membunuh hifa jamur. Dalam kasus ini nistatin des
digunakan untuk mengatasi sariawan atau smotatitis. Stomatitis adalah
radang yang terjadi pada mukosa mulut, biasanya berupa bercak putih
kekuningan. Bercak ini dapat berupa bercak tunggal maupun berkelompok.
Radang mukosa mulut dapat menyerang selaput lender pipi bagian dalam,
bibir bagian dalam, lidah, gusi serta langit– langit dalam rongga mulut.
Munculnya radang mukosa mulut ini disertai rasa sakit dan merupakan
penyakit mulut yang paling sering ditemukan. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa sekitar 10% dari populasi menderita penyakit ini, dan
wanita lebih mudah terserang disbandingkan pria.7
Radang mukosa mulut disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain
defisiensi vitamin seperti zat besi, asam folat, vitamin B12 atau B kompleks,
psikologis, trauma, endokrin, herediter, alergi, imunologi, dan lain–lain.8
Keadaan radang yang menyebabkan rasa sakit pada rongga mulut ini
menyebabkan pasien kesulitan dalam menerima makanan seperti pada Ny.
D. Oleh sebab itu pasien diberikan nistatin des supaya mengurangi rasa sakit
dan meningkatkan asupan makan Ny. D. peningkatan asupan makan pasien
selama perawatan diharapkan mampu memperbaiki kondisi patologis pasien
dan mencegah penurunan berat badan lebih lanjut pada pasien.
Obat Cotrimoxazol adult berfungsi sebagai antibiotik. Obat ini biasa
direspkan oleh doter untuk mengatasi penyakit infeksi baik infeksi saluran
napas atas (seperti Eksaserbasi akut bronkitis kronis), infeksi saluran kemih
, dan infeksi saluran cerna. Obat ini memiliki efek sebagai bakterisidal
(membunuh bakteri) dan bakteriostatik (menghentikan perkembangbiakan
bakteri). (Kontraindikasi obat: pasien tidak ada gangguan hati, ginjal, serta
tidak mengalami anemia megaloblastik). Cotrimoxazol digunakan untuk
pengobatan eksaserbasi akut bronkitis kronis (bronchitis dalam keadaan
kronis dan sering kambuh namun kadang dengan keparahan yang lebih).
Bronchitis ini dapat disebabkan oleh Streptococcus
pneumoniae, Hemophilus influenza, Mycoplasma pneumonia, dan
Moraxella (Branhamella catarrhalis (jarang).9
Ofloxacin 400 mg 3x1 merupakan Obat ini berfungsi mengobati
infeksi bakteri (antibakteri). Ofloksasin digunakan untuk infeksi saluran
kemih, saluran napas bagian bawah, gonore, uretritis dan servisitis non
gonokokus. Obat ini membunuh bakteri penyebab infeksi dengan cara
menghambat enzim DNA girase, yang berperan penting dalam pertumbuhan
bakteri.10
RL (Ringer Laktat) 20 tpm adalah cairan infus yang mengandung
kaliumnya bermanfaat untuk konduksi saraf dan otak, mengganti cairan
hilang karena dehidrasi, syok hipovolemik dan kandungan natriumnya
menentukan tekanan osmotik pada pasien. Secara umum fungsi RL yaitu
menmbah cairan dan elektrolit.
Dari data riwayat pasien, diketahui bahwa Ny. D menderita
HIV/AIDS stadium 3, TB paru aktif dan dyspnea. acquired immune
deficiency syndrome (AIDS) Infeksi HIV bersama dengan jumlah CD4 200
atau kurang (atau kurang dari 14%), demensia, wasting sindrome, kanker
seperti sarkoma Kaposi atau limfoma non-Hodgkins, atau infeksi
opporrunistic lainnya.11 HIV merupakan virus yang menyerang sistem
kekebalan tubuh, HIV menyerang inti genetik sel CD4+, juga disebut sel
limfosit T-helper, yang merupakan agen utama yang terlibat dalam proteksi
terhadap infeksi.(Krause, nutrition theraphy) karena menyerang sistem
imun, kekebalan tubuh menjadi menurun yang menyebabkan mudahnya
terserang infeksi oportunistik yang meliputi candidiasis, Tuberculosis,
kanker, pneumonia, cryptoccoccus neoformans, dan lainnya.11 HIV
merupakan retrovirus yang hanya memiliki seuntai RNA, sehingga virus
HIV bereplikasi menggunakan suatu enzyme (reverse trascriptase) dengan
memanfaatkan DNA yang dimiliki sel CD4+, sehingga DNA sel akan
mentranskripsikan RNA virus selama replikasi.11,12
Tuberculosis sebagian besar disebabkan oleh M. tuberculosis yang
menyerang paru-paru. Penyakit ini juga dapat terjadi, terutama di orang
yang terinfeksi HIV. Kondisi medis yang dapat meningkatkan risiko infeksi
TB termasuk infeksi HIV; berat badan yang 10% atau lebih di bawah berat
badan ideal; terapi imunosupresif; dan gangguan hematologi seperti
leukemia dan limfoma. M. tubercoulosis dan infeksi HIV dapat
menyebabkan aktivasi kekebalan sehingga juga terjadi peningkatan
replikasi HIV. Penanganan TB dan HIV secara dini dan agresif sangat
penting untuk mengendalikan perkembangan kedua penyakit.11
Malnutrisi merupakan konsekuensi yang penting dan rumit dari
infeksi HIV. Masalah yang menyebabkan kekurangan gizi mungkin
melibatkan konsumsi, penyerapan, pencernaan, metabolisme, dan
penggunaan nutrisi. Tanpa keberhasilan ART( antiretroviral therapy)
kekurangan energi protein (KEP) adalah komplikasi yang sering terjadi pada
penyakit HIV lanjut.(Krause) penurunan berat badan 5% telah dikaitkan
dengan peningkatan risiko infeksi oportunistik dan kematian yang
signifikan (wheeler et al 98)
Penurunan asupan oral dapat disebabkan oleh gangguan mulut dan
kerongkongan, seperti kandidiasis (sariawan), herpes oral, ulkus aphthous,
atau CMV. Malabsorpsi dapat disebabkan oleh obat-obatan; Infeksi HIV;
infeksi oportunistik seperti CMV atau cryptosporidiosis; atau intoleransi
yang berkembang terhadap laktosa, lemak, atau bahkan gluten. Pada saat
yang sama, demam dan infeksi dapat meningkatkan energi dan kebutuhan
protein karena adanya hypermetabolisme. Kebutuhan akan karbohidrat
dapat meningkat hingga 13% dan kebutuhan protein meningkat 10% setiap
kenaikan suhu tubuh 1°C.11
Diagnosis gizi
Diagnosis gizi adalah mengidentifikasi masalah gizi pada pasien
yang actual. Diagnosis gizi yang dapat dirumuskan adalah :
1. Increased protein needs (NI-5.1) berkaitan dengan peningkatan reaksi
imunitas ditandai dengan penyakit infeksi berupa HIV/AIDS stadium
III dan TB baru aktif.

2. Unintended weight loss (NC-3.2) berkaitan dengan malnutrisi (LiLA


17 cm, persentil LiLA 63,19%) dan asupan makan tidak adekuat
(asupan SMRS 20,45%, asupan MRS 6,78%) ditandai dengan
penurunan berat badan 29 kg (58%) dalam 1 bulan dan IMT hanya 7,9
kg/m2

3. Self feeding dificultly (NB-2.6) berkaitan gangguan penerimaan


makanan ditandai dengan sariawan, batuk, dan sesak napas.

4. Unsupported beliefs/ attitudes about food or nutrition-related topic


(NB-1.2) berkaitan dengan kurangnya motivasi dan pengetahuan
pasien terkait diagnosis HIV/AIDS ditandai dengan asupan makan
MRS dan SMRS tidak adekuat (asupan SMRS 20,45%, asupan MRS
6,78%).

Prinsip terapi gizi/diet pada pasien HIV/AIDS


Prinsip diet disesuaikan dengan prinsip-prinsip diet AIDS, yaitu:
a. Tinggi energi (cukup untuk memperbaiki malnutrisi), protein,
lemak, vitamin, serta mineral yang berperan pada penyakit dan
mendukung fungsi metabolisme
b. Kebutuhan karbohidrat 55% dari kebutuhan energi total dengan
mengutamakan sumber karbohidrat kompleks dan berserat tinggi.
Serat diutamakan serat yang larut. Contoh serat larut berupa inulin:
bawang putih, gandum, pisang.13
c. Kebutuhan protein 15% dari kebutuhan energi total (1,5 g/KgBBI).
Kebutuhan protein pada pasien infeksi lebih tinggi, yaitu kisaran 1,1
– 1,5 gram/kgBB. Hal ini berfungsi untuk menjaga keseimbangan
nitrogen dan penggantian lean body mass.11
d. Kebutuhan lemak 30% dari kebutuhan energi total dengan
komposisi lemak jenuh <7% dari kebutuhan energi total, lemak
tidak jenuh ganda <10% dari kebutuhan energi total, kolesterol
<300mg/hari.
e. Garam atau natrium disesuaikan dengan kebutuhan yaitu 1200 mg
dan sangat diperhatikan untuk membantu mengontrol tekanan darah
dan keseimbangan elektrolit
f. Vitamin dan mineral yang berfungsi membantu meningkatkan
sistem imun karena infeksi TBC dan HIV/AIDS, meliputi
magnesium, riboflavin, tiamin, piridoksin, selenium, vit A, vit C,
dan vit E.1
g. Asupan makanan dibagi dalam 3 makanan besar dan 2 makanan
kecil, dengan ketentuan sarapan pagi 20% dari jumlah kalori,
makanan selingan diantara sarapan pagi dan makan siang 10%
makan siang dari jumlah kalori, makan siang 25% dari jumlah
kalori, cemilan diantara makan siang dan makan malam 10% dari
jumlah kalori, makan malam 25% dari jumlah kalori dan cemilan
sebelum tidur 10% dari jumlah kalori.
h. Asupan serat yaitu dianjurkan 22 g/hari dengan menggunakan serat
larut air.
Preskripsi diet HIV yang diberikan yaitu diatas BMR tetapi belum
langsung sesuai kebutuhannya karena Ny. D mengalami kesulitan makan
sehingga nafsu makan Ny D menurun. Bentuk makanan yang di berikan
yaitu makanan lunak untuk memudahkan Ny D untuk menelan. Frekuensi
makan 3 kali makanan utama 3 kali makanan selingan karena densitas energi
makanan lunak lebih rendah dibanding makanan padat, sehingga frekuensi
pemberian makan ditambah snack malam. Energi yang diberikan yaitu 2200
kkal secara berthap dimulai dari 1600 kkal. Protein yang diberikan 1.5 g/kg
BBI 80,05 g dan KH 55% (302,5 g), serta lemak dengan komposisi lemak
jenuh < 7% dari kebutuhaan enegri total, lemak tidak jenuh ganda <10%
dari kebutuhan energi total, dan kolesterol <300 mg/hari. Sumber lemak
diutamkan lemak rantai sedang (MCT) dan asam lemak omega 3. Cairan
yang diberikan 2000 ml/hari dengan 1440 ml dari infus, sehingga asupan
oral cairan 560 ml.
LAMPIRAN
A. Skrining Umum
Nama pasien : Ny. D No. RM : Tanggal masuk RS :
Usia : 35 tahun Diagnosis : HIV/AIDS stadium III, Tanggal skrining :
TB Paru aktif, dan
dyspneu.
Jenis kelamin : Perempuan Bangsal :

Kuisioner SNST

No Variabel Pertanyaan Skor


1 Kondisi pasien saat Apakah pasien terlihat kurus? Ya = 1
ini IMT = 7,9 kg/m2 Tidak = 0
2 Penurunan berat Apakah pakaian Anda terasa lebih longar? Ya = 1
badan Tidak = 0
Apakah akhir-akhir ini Anda kehilangan berat badan secara Ya = 1
tidak sengaja? (3-6 bulan terakhir) Tidak = 0
3 Penurunan asupan Apakah Anda mengalami penurunan asupan makanan Ya = 1
makanan selama 1 minggu terakhir? Tidak = 0
4 Riwayat penyakit Apakah Anda merasa lemah, loyo, dan tidak bertenaga? Ya = 1
Tidak = 0
Apakah Anda menderita suatu penyakit yang Ya = 1
mengakibatkan adanya perubahan jumlah atau jenis Tidak = 0
makanan?
Total skor 5
Kesimpulan
Skor 0-2 = tidak berisiko malnutrisi
Skor > 3 = berisiko malnutrisi

B. Antropometri
1) Penurunan BB
BB = BB awal – akhir
= 50 – 21 kg
= 29 kg (58%)
2) BB Ideal
BBI = (TB – 100) – 10%
= (163-100) – 10%
= 56,7 kg
3) Body Mass Index
BMI = BB/(TB)2
= 21 kg / (1,63 m)2
= 7,9 kg/m2
4) Persentil LiLA (WHO-NCHS)
𝐿𝑖𝐿𝐴 𝑎𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙
Persentil = x 100%
𝐿𝑖𝐿𝐴 𝑝𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑖𝑙
17
= x 100%
29,0

= 58,6% (gizi buruk)


DAFTAR PUSTAKA

1. Wahyuningsih R. Penatalaksanaan diet pada pasien. Semarang: Graha Ilmu.


2013. 41p.
2. WHO. Appropriate body-mass index for Asian populations and its
implications for policy and intervention strategies. The LANCET. January
10th , 2004: (363). 157-163p
3. Supariasa IDN. Penilaian status gizi. Jakarta: EGC. 2002. 50p.
4. Sarwono Wi, Menyusun Diet Berbagai Penyakit Berdasarkan Daftar Bahan
Makanan Penukar. FK UI: Jakarta; 2015.
5. World Health Organization (WHO). HIV/AIDS: Fact Sheet. 2017.
Diaksespada 6 September 2018 (http://www.who.int/
mediacentre/factsheets/fs360/en/)
6. Hosein SR. NAC (n-acetyl-cisteine). CATIE : Canada source for HIV and
Hepatitis C information. 2016. Diakses pada 6 September 2018
(http://www.catie.ca/fact-sheets/vitamins-and-supplements/nac-n-acetyl-
cysteine)
7. Scully, C. 2006. Clinical Practise. Aphthous Ulceration. N Engl J Med
355(2): 165-172.
8. Lewis AO, Jordan CK, 2012. Oral Medicine. London: Manson Publising
Ltd
9. BPOM RI-Pusat Informasi Obat Nasional
http://pionas.pom.go.id/monografi/kotrimoksazol-kombinasi-trimetoprim-
dan-sulfa-metoksazol-dengan-perbandingan-15
10. BPOM RI-Pusat Informasi Obat Nasional
http://pionas.pom.go.id/monografi/ofloksasin
11. Charney, P., Escott-Stump, S. & Mahan, L. K. (2008). Nutrition Diagnosis
and Intervention. In: MAHAN, L. K. & ESCOTT-STUMP, S. (eds.)
Krause's Food and Nutrition Therapy. 12th ed. Missouri: Saunders Elsevier.
12. Lee, Robert D. Energy Balance and Body Weight. In: Marcia Nelms,
Kathryn P. Sucher, Karen Lacey, Sara Long Roth. Nutrition Therapy and
Pathophysiology. 2nd ed. Wadsworth - Cengage Learning; 2010
13. Kusharto CM. Serat makanan dan peranannya bagi kesehatan. Jurnal Gizi
dan Pangan. 2006 1(2): 45-54

Anda mungkin juga menyukai