DISUSUN OLEH :
ZAHRA AULIA MARDIANA 22030116120029
IZZATUL MAGHFIROH 22030116120019
PUJI RAHAYU 22030116130135
UNIVERSITAS DIPONEGORO
KOTA SEMARANG
2018
BAB I
ASSESMEN
a. Data Antropometri
Domain Data Standar Interpretasi
AD-1.1.1 Height 163 cm - -
AD-1.1.2 Weight 21 kg - -
AD-1.1.3 Frame size Sangat kurus - BMI hanya 7,9%
AD-1.1.4 Weight (-) 29 kg 0,5-2 kg / Penurunan BB
change bulan 58% dalam 1
bulan
AD-1.1.5 Body mass 7,9 kg/m2 18,5 -23,5 Kurus sekali
index kg/m2
AD-1.1.7.5.1 17 cm > 23,5 cm KEK
MUAC
AD-1.1.7.5.2 63,19% >85% Gizi buruk
MUAC persentile
Kesimpulan :
Ny. D mengalami malnutrisi berupa KEK.
b. Data Biokimia
Domain Data Nilai Satuan Interpretasi
Pasien Normal
- - - - -
Kesimpulan : -
c. Data Fisik
Domain Data Keterangan
PD 1.1.3 Sesak napas (Dyspnea) membutuhkan makanan dengan
cardiovascular- Batuk KH lebih rendah
pulmonary system
membutuhkan makanan dengan
konsistensi lunak
PD 1.1.5 Sariawan Membutuhkan asupan makanan
Disgestive system yang mudah di telan
Vital Sign Kategori Data Nilai Normal Interpretasi
Tekanan 100//80 120/80 Normal
Darah
RR 27x/menit 14-20x/menit takipnea
Nadi 145x/menit 60-80x/menit Takikardia
Suhu 37°C 36,1-37,5°C normal
Kesimpulan :
d. Data Asupan
Domain Data Interpretasi
FH 1.1.1 SMRS = 490,9 kkal SMRS = kebutuhan kurang,
energy intake hanya memenuhi 20,45% dari
kebutuhan (2400 kkal)
MRS = kebutuhan kurang,
hanya memenuhi 6,78% dari
MRS = 149,3 kkal kebutuhan (2200 kkal)
FH 1.2.2.1 Ny D biasa makan nasi 3 Jumlah makanan Ny D dalam
amount of food sdm tiap kali makan, mie jumlah porsi yang kurang
instan ½ bungkus
2x/minggu, telur scrambled
egg 1 butir 3x/minggu,
tahu/tempe goreng 1 potong
5-6x/minggu. Ny D juga
mengkonsumsi sayur
3x/minggu seperti bening
bayam , orak arik kubis
wortel, sayur lodeh 1
mangkuk kecil. Buah
berupa pepaya 1 lonjor
sedang, dan pisang mas 2
buah 5x/minggu. Terkadang
mengkonsumsi jagung
rebus 1 potong kecil 1
minggu sekali
FH 1.2.2.3 SMRS = 2-3 kali sehari (@ SMRS = sesuai anjuran (3 kali
meal pattern 3 sdm) makan utama, 2-3 kali
MRS = - selingan)
MRS = -
FH 1.2.2.5 Karbohidrat: nasi, mie Variasi makanan Ny D sudah
Food variety instan baik
Protein hewani: telur
scrambled egg
Protein nabati: tahu/tempe
goreng
Sayur: bening bayam , orak
arik kubis wortel, sayur
lodeh
Buah: pepaya dan pisang
mas Terkadang
mengkonsumsi jagung
rebus
FH 1.5.1.1 total SMRS = 9,2 gram SMRS = kebutuhan kurang,
fat hanya memenuhi 13% dari
kebutuhan (69 gr)
MRS = 3,1 gram
MRS = kebutuhan kurang,
hanya memenuhi 51,8% dari
kebutuhan (72 gr)
FH 1.5.2.1 total SMRS = 13,3 gram SMRS = kebutuhan kurang,
protein hanya memenuhi 18% dari
MRS = 5 gram kebutuhan (73,2 gr)
MRS = kebutuhan kurang,
hanya memenuhi 8% dari
kebutuhan (80,05 gr)
FH 1.5.3.1 total SMRS = 92,3 gram SMRS = kebutuhan kurang,
carbohydrate hanya memenuhi 25,6% dari
kebutuhan (360 gr)
MRS = kebutuhan kurang,
MRS = 25 gram
hanya memenuhi 8% dari
kebutuhan (288,75 gr)
FH 1.6.1.1 total SMRS = 44,6 mcg SMRS = kebutuhan kurang,
Vit A hanya memenuhi 8,6% dari
kebutuhan (515 mcg)
MRS = 106.3 mcg
MRS = kebutuhan inadekuat
yaitu hanya 20,6% dari
kebutuhan (515 mcg)
FH 1.6.1.2 total SMRS = 69.4 mg SMRS = kebutuhan cukup yaitu
Vit C memenuhi 90% dari kebutuhan
MRS = 5 mg (77 mg)
MRS = kebutuhan kurang,
hanya memenuhi 6% dari
kebutuhan (77 mg)
FH 1.6.1.4 total SMRS = 3.8 mg SMRS = kebutuhan kurang,
Vit E hanya memenuhi 25% dari
MRS = 1 mg kebutuhan (15 mg)
MRS = kebutuhan kurang,
hanya memenuhi 6% dari
kebutuhan (15 mg)
FH 1.6.1.6 total SMRS = 0,2 mg SMRS = kebutuhan kurang,
Vit B1 hanya memenuhi 18% dari
MRS = 0 mg kebutuhan (1,1 mg)
MRS = tidak ada asupan vit B1
(0% dari kebutuhan) (1,1 mg)
FH 1.6.1.10 SMRS = 0,4 mg SMRS = kebutuhan kurang,
total Vit B6 hanya memenuhi 30,76% dari
MRS = 0,1 mg kebutuhan (1,3 mg)
MRS = kebutuhan kurang,
hanya memenuhi 7,7% dari
kebutuhan (1,3 mg)
FH 1.6.1.11 SMRS = 104.1 mcg SMRS = kebutuhan kurang,
total folic acid hanya memenuhi 26% dari
MRS = 25,6 mcg kebutuhan (400 mcg)
MRS = kebutuhan kurang,
hanya memenuhi 6,4% dari
kebutuhan (400 mcg)
FH 1.6.1.12 SMRS = 0,2 mcg SMRS = kebutuhan kurang,
total Vit B12 hanya memenuhi 8,3% dari
MRS = 0,3 mcg kebutuhan (2,4 mcg)
MRS = kebutuhan kurang,
hanya memenuhi 75% dari
kebutuhan (2,4 mcg)
FH 1.6.2.5 total SMRS = 3,4 mg SMRS = kebutuhan kurang,
iron hanya memenuhi 13% dari
MRS = 0,8 mg kebutuhan (26 mg)
MRS = kebutuhan kurang,
hanya memenuhi 3,07% dari
kebutuhan (26 mg)
FH 3.1 - ARV (antiretroviral) Terapi medis yang diberikan
medication dengan NAC kepada pasien bertujuan untuk
(Acetylcystein) 200 mg 3x1 menangani gejala penyakit
:ARV atau antiretroviral diantaranya mengontrol
adalah obat anti HIV yang dahak/mukus kental
dapat menekan pernapasan, aritmia, antibiotik,
perkembangan HIV dalam obat anti HIV, dan cairan infuse
tubuh. Sedangkan NAC (ringer laktat/RL)
(Acetylcystein) adalah obat
golongan mukolitik yang Komposisi RL: (mmol/100 ml
berfungsi untuk : Na = 130, K = 4-5, Ca = 2-
mengencerkan dahak yang 3, Cl = 109-110, Basa = 28-30
menghalangi saluran mEq /L)
pernapasan, yaitu karena = 1 hari = 1440 mL cairan
adanya TB paru pada Ny. D
- Nistatin des 100.000 IU
3x1
:Mengatasi candidiasis di
rongga mulut, tenggorokan,
usus, kulit, dan vagina →
antijamur
Ini sebagai manifestasi
dari adanya AIDS.
- Cotrimoxazol adult tab
3x2
: obat antibiotic
(Kontraindikasi obat: pasien
tidak ada gangguan hati,
ginjal, serta tidak mengalami
anemia megaloblastik)
- Ofloxacin 400 mg 3x1
: untuk mengobati infeksi
bakteri seperti infeksi paru,
obat ini membunuh bakteri
penyebab infeksi dengan cara
menghambat enzim DNA
girase, yang berperan penting
dalam pertumbuhan bakteri.
- RL (Ringer Laktat) 20
tpm
:adalah cairan infus yang
mengandung kaliumnya
bermanfaat untuk konduksi
saraf dan otak, mengganti
cairan hilang karena
dehidrasi, syok hipovolemik
dan kandungan natriumnya
menentukan tekanan osmotik
pada pasien.
Kesimpulan :
Ny D mengalami inadekuat oral intake secara umum (asupan kurang 80% dari
total kebutuhan). serta mendapatkan terapi medis (mengonsumsi obat dan
injeksi) untuk membantu menangani gejala penyakit yang ada.
e. Riwayat klien
Domain Data Interpretasi
CH-1.1.1 Age 35 tahun Tergolong wanita usia subur
CH-1.1.2 Gender Perempuan -
CH-1.1.6 Education Tamatan SMP Pendidikan formal
menengah pertama,
pengetahuan rendah-sedang
CH-1.1.7 Role in family Sebagai anak (dari Ny. D tinggal bersama ibu
ibu) dan sebagai ibu dan kedua anak beliau
(dari kedua anak)
CH-2.1.8 Immune HIV/AIDS stadium Terjadi penurunan sistem
3 imun
CH-2.1.13 Respiratory TB paru aktif Penyakit infeksi sebagai
dampak penurunan imunitas
CH-3.1.1 Socioeconomic Suami sebagai Kemungkinan terjadi
factors tulang punggung hambatan ekonmi dalam
keluarga telah wafat perawatan penyakit
CH-3.1.2 Tinggal bersama ibu Terdapat anggota keluarga
Living/housing situation dan kedua anak yang dapat membantu Ny.
D
CH-3.1.4 Social and Ibu dan kedua anak -
medical support
CH-3.1.6 Occupation Ibu rumah tangga Tingkat aktivitas fisik
rendah
Kesimpulan :
Ny. D didiagnosis HIV/AIDS stadium III disertai TB paru aktif di usia yang
masih muda yaitu 35 tahun. Suami Ny. D telah wafat dan saat ini beliau tinggal
bersama ibu dan kedua anaknya. Ny. D adalah tamatan SMP dan seorang ibu
rumah tangga.
BAB II
DIAGNOSIS GIZI
1. Increased protein needs (NI-5.1) berkaitan dengan peningkatan reaksi
imunitas ditandai dengan penyakit infeksi berupa HIV/AIDS stadium III
dan TB baru aktif.
PLANNING
- Setelah masuk RS
TEE : BEE x F.aktivitas x F. stress
: 1328,22 x 1,2 x 1,4
: 2231,04 kkal
= 2200 kkal
ii. Kebutuhan Protein
- Sebelum masuk RS
Protein : 1,3 g/kg BBI
: 1,3 x 56,7 kg
: 73,2 g → 292,8 kkal ( 14 %)
- Setelah masuk RS
Protein : 1,5 g/kg BBI
: 1,5 x 56,7 kg
: 85,05 g → 340,2 kkal ( 15,5 %)
iii. Kebutuhan Lemak
- Sebelum masuk RS
Lemak : 26% x TEE / 9
: 26% x 2400 / 9
: 69 gram
- Setelah masuk RS
Lemak : 29,5% x TEE / 9
: 29,5% x 2200 / 9
: 72 gram
iv. Kebutuhan Karbohidrat
- Sebelum masuk RS
KH : 60% x TEE / 4
: 60% x 2400 / 4
: 360 gr
- Setelah masuk RS
KH : 55% x TEE / 4
: 55% x 2200 / 4
: 302,5 gr
Pembahasan Preskripsi =
1 sdm 13
12.00 Bubur nasi Bubur nasi 1 gls 200 490 P: 18,8 Vit A:
Cah Sayur Bayam ½p 50 kkal 1017.8
L: 16 µg
bayam wortel ½p 50 Vit B1:
wortel KH:
0.2 mg
67,4
Steak ayam Daging 1 ptg 40 Vit. B2:
Serat: 0.4 mg
ayam sdg
3,8 Vit C:
margarin 1 sdt 5 39,9 mg
Jus papaya Susu kental ¼ gls 50 Zn: 2,1
mg
½ gls manis
pepaya ½ ptg 55
bsr
15.00 Puding Susu ¼ gls 30 215.4 P: 2,2 Vit A:
31,9 µg
Maizena kcal L: 2
Maizena 7 sdm 35
Vit B1:
KH: 0.1 mg
Gula pasir ½ sdm 6 46,8
Vit. B2:
Serat: 0.1 mg
Jeruk Buah jeruk 1 bh sdg 55 1,6
manis Vit C:
30,7 mg
Zn: 0,3
mg
18.00 Bubur nasi Bubur nasi ¾ gls 150 200.4 P: 9,7 Vit A:
326.3 µg
Cah sawi Sawi 1p 100 kcal L: 7
margarin ½ sdt 4 Vit B1:
KH: 26 0.1 mg
Orak arik Ikan mujair 1/3 ekr 30
Serat: Vit. B2:
ikan mujair kcl 2,3 0.1 mg
Margarin 1 sdt 5
Vit C:
25mg
Zn: 0,6
mg
Zn: 0,8
mg
Kajian Rekomendasi Diet
PEMBAHASAN
Ny D (35 tahun) dibawa ke RS karena sesak napas yang sering
muncul, batuk selama 2 minggu, serta sariawan . pengkajian data
antropometri Ny. D menunjukan terjadi penurunan berat badan yang tidak
direncanakan dalam 1 bulan terakhir. Berat badan Ny. D mulanya 50 kg lalu
terjadi penurunan berat badan sebanyak 29 kg (58%) sehingga berat badan
beliau saat ini menjadi 21 kg. Berdasarkan Rumus Brocca, Ny. D idealnya
memiliki berat badan 56,7 kg.1 Selanjutnya dihitung IMT Ny. D diperoleh
hasil 7,9 kg/m2 sehingga parameter IMT menunjukan bahwa Ny. D sangat
kurus. Nilai IMT yang normal adalah 18,5-23,5 kg/m2.2 Selain itu, Ny. D
juga mengalami penurunan massa otot yang ditandai dengan LiLA beliau
hanya 17 cm. LiLA adalah indicator antropometri yang menggambarkan
keadaan jaringan otot dan lemak seseorang, misalnya pada Ny. D yang
merupakan wanita usia subur dan seharusnya Ny. D memiliki LiLA > 23,5
cm. LiLA Ny. D yang hanya 17 cm menggambarkan bahwa telah terjadi
penurunan massa otot dan lemak pada pasien sehingga dapat dilihat terjadi
malnutrisi pada pasien. Oleh sebab itu parameter LiLA juga menunjukan
bahwa Ny. D mengalami KEK.3 Berdasarkan data LiLA, diperoleh persentil
LiLA Ny. D adalah 63,19%. Persentil LiLA adalah suatu parameter yang
mengukur persentil 50 LiLA berdasarkan jenis kelamin dan usia sehingga
dapat diketahui gambaran status gizi seseorang. Persentil LiLA Ny. D
adalah 63,19% sedangkan seseorang yang memiliki status gizi baik
seharusnya memiliki persentil LiLA > 85%.1 Berdasarkan hal tersebut, maka
Ny. D memiliki status gizi buruk. Status gizi buruk ini terkait dengan
penurunan berat badan Ny. D yang tidak direncanakan sebanyak 58% dalam
kurun waktu satu bulan. Penurunan berat badan mempengaruhi IMT dan
LiLA pasien sehingga berdasarkan kedua parameter tersebut, Ny. D
tergolong malnutrisi berupa KEK.
Data yang dikaji selanjutnya adalah data klinik dengan diagnosis
medis yang dialami Ny. D yaitu Ny. D menderita HIV/AIDS sytadium III,
TB Paru aktif, dan dyspnea, serta keluhan yang dialami Ny. D berupa sesak
napas, batuk, sariawan, takipnea, dan taki kardia, sehingga diperlukan
makanan dengan konsistensi yang sesuai dengan kmampuan pasien.
Berdasarkan analisis dan perhitungan data riwayat asupan Ny D
didapatkan bahwa Ny D mengalami inadekuat energy intake. Dimana
asupan dinilai kurang jika presentase asupan <80% dari kebutuhan. Jumlah
atau porsi makanan Ny D juga dinilai sangat minim, namun untuk
keberagaman sudah beragam. Untuk menunjang kesehatan dan
meminimalkan keparahan gejala komplikasi akibat penyakit, Ny D
memeerlukan asupan yang adekuat, baik zat gizi maro maupun zat gizi
mikro. Dalam diagnose medis Ny D menderita HIV/AIDS sytadium III, TB
Paru aktif, dan dyspneu. Oleh karena itu perlu diberikan zat gizi mikro
tertentu untuk menunjang penyakitnya, seperti Riboflavin, tiamin, serta
vitamin A, vitamin C, dan vitamin D sebagai antioksidan. Selain itu, profil
elektrolit seperti natrium, kalium, dan klorida juga perlu diperhatikan.4 Saat
di rumah sakit Ny D mendapat terapi ARV dengan NAC (Acetylcystein) 200
mg 3x1, Nistatin des 100.000 IU 3x1, Cotrimoxazol adult tab 3x2, Ofloxacin
400mg 3x1, serta RL 20 tpm sebagai terpai medis yang berkaitan dengan
penyakitnya.
Terapi ARV adalah terapi farmakologi yang mampu meningkatkan
harapan dan kualitas hidup pasien HIV dengan menggunakan kombinasi
obat-obatan antiretroviral.5
NAC (Acetylcystein) adalah suplemen untuk pasien HIV yang
berperan sebagai antioksidan, dimana pasien HIV umumnya memiliki level
radikal bebas yang lebih tinggi dari orang normal. Tingginya level radikal
bebas meningkatkan kerusakan sel dan memicu terjadinya inflamasi.
Sehingga pemberian NAC sebagai antioksidan dapat membantu
mengurangi inflamasi pada pasien. NAC juga mengandung sistein yang
dapat merangsang produksi glutathione, salah satu jenis antioksidan yang
dapat mengurangi efek toksisitas sel dalam penggunaan beberapa
pengobatan seperti dalam terapi ARV. Ketika tubuh kekurangan sistein
untuk memproduksi glutathione, maka akan terjadi pemecahan otot yang
mengandung banyak protein untuk memproduksi glutathione. Hal ini juga
sejalan dengan kondisi Ny. D yang kehilangan massa otot beliau
berdasarkan parameter LiLA, sehingga diharapkan pemberian NAC selain
sebagai antioksidan, juga berperan mengurangi muscle wasting.
Penggunaan NAC sebaiknya tidak bersamaan dengan antibiotic karena
dapat menurunkan kinerja obat. Pada dosis tinggi, penggunaan NAC dapat
menyebabkan mual, dyspepsia, muntah, dan diare sehingga untuk
mengurangi hal tersebut NAC dapat dikonsumsi bersama makanan atau
minuman asam seperti jus jeruk.6
Terapi medis lainnya yaitu nistatin. Nistatin des adalah obat anti
jamur yang bekerja dengan berikatan pada ergosterol mebran sel jamur
sehingga dapat membunuh hifa jamur. Dalam kasus ini nistatin des
digunakan untuk mengatasi sariawan atau smotatitis. Stomatitis adalah
radang yang terjadi pada mukosa mulut, biasanya berupa bercak putih
kekuningan. Bercak ini dapat berupa bercak tunggal maupun berkelompok.
Radang mukosa mulut dapat menyerang selaput lender pipi bagian dalam,
bibir bagian dalam, lidah, gusi serta langit– langit dalam rongga mulut.
Munculnya radang mukosa mulut ini disertai rasa sakit dan merupakan
penyakit mulut yang paling sering ditemukan. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa sekitar 10% dari populasi menderita penyakit ini, dan
wanita lebih mudah terserang disbandingkan pria.7
Radang mukosa mulut disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain
defisiensi vitamin seperti zat besi, asam folat, vitamin B12 atau B kompleks,
psikologis, trauma, endokrin, herediter, alergi, imunologi, dan lain–lain.8
Keadaan radang yang menyebabkan rasa sakit pada rongga mulut ini
menyebabkan pasien kesulitan dalam menerima makanan seperti pada Ny.
D. Oleh sebab itu pasien diberikan nistatin des supaya mengurangi rasa sakit
dan meningkatkan asupan makan Ny. D. peningkatan asupan makan pasien
selama perawatan diharapkan mampu memperbaiki kondisi patologis pasien
dan mencegah penurunan berat badan lebih lanjut pada pasien.
Obat Cotrimoxazol adult berfungsi sebagai antibiotik. Obat ini biasa
direspkan oleh doter untuk mengatasi penyakit infeksi baik infeksi saluran
napas atas (seperti Eksaserbasi akut bronkitis kronis), infeksi saluran kemih
, dan infeksi saluran cerna. Obat ini memiliki efek sebagai bakterisidal
(membunuh bakteri) dan bakteriostatik (menghentikan perkembangbiakan
bakteri). (Kontraindikasi obat: pasien tidak ada gangguan hati, ginjal, serta
tidak mengalami anemia megaloblastik). Cotrimoxazol digunakan untuk
pengobatan eksaserbasi akut bronkitis kronis (bronchitis dalam keadaan
kronis dan sering kambuh namun kadang dengan keparahan yang lebih).
Bronchitis ini dapat disebabkan oleh Streptococcus
pneumoniae, Hemophilus influenza, Mycoplasma pneumonia, dan
Moraxella (Branhamella catarrhalis (jarang).9
Ofloxacin 400 mg 3x1 merupakan Obat ini berfungsi mengobati
infeksi bakteri (antibakteri). Ofloksasin digunakan untuk infeksi saluran
kemih, saluran napas bagian bawah, gonore, uretritis dan servisitis non
gonokokus. Obat ini membunuh bakteri penyebab infeksi dengan cara
menghambat enzim DNA girase, yang berperan penting dalam pertumbuhan
bakteri.10
RL (Ringer Laktat) 20 tpm adalah cairan infus yang mengandung
kaliumnya bermanfaat untuk konduksi saraf dan otak, mengganti cairan
hilang karena dehidrasi, syok hipovolemik dan kandungan natriumnya
menentukan tekanan osmotik pada pasien. Secara umum fungsi RL yaitu
menmbah cairan dan elektrolit.
Dari data riwayat pasien, diketahui bahwa Ny. D menderita
HIV/AIDS stadium 3, TB paru aktif dan dyspnea. acquired immune
deficiency syndrome (AIDS) Infeksi HIV bersama dengan jumlah CD4 200
atau kurang (atau kurang dari 14%), demensia, wasting sindrome, kanker
seperti sarkoma Kaposi atau limfoma non-Hodgkins, atau infeksi
opporrunistic lainnya.11 HIV merupakan virus yang menyerang sistem
kekebalan tubuh, HIV menyerang inti genetik sel CD4+, juga disebut sel
limfosit T-helper, yang merupakan agen utama yang terlibat dalam proteksi
terhadap infeksi.(Krause, nutrition theraphy) karena menyerang sistem
imun, kekebalan tubuh menjadi menurun yang menyebabkan mudahnya
terserang infeksi oportunistik yang meliputi candidiasis, Tuberculosis,
kanker, pneumonia, cryptoccoccus neoformans, dan lainnya.11 HIV
merupakan retrovirus yang hanya memiliki seuntai RNA, sehingga virus
HIV bereplikasi menggunakan suatu enzyme (reverse trascriptase) dengan
memanfaatkan DNA yang dimiliki sel CD4+, sehingga DNA sel akan
mentranskripsikan RNA virus selama replikasi.11,12
Tuberculosis sebagian besar disebabkan oleh M. tuberculosis yang
menyerang paru-paru. Penyakit ini juga dapat terjadi, terutama di orang
yang terinfeksi HIV. Kondisi medis yang dapat meningkatkan risiko infeksi
TB termasuk infeksi HIV; berat badan yang 10% atau lebih di bawah berat
badan ideal; terapi imunosupresif; dan gangguan hematologi seperti
leukemia dan limfoma. M. tubercoulosis dan infeksi HIV dapat
menyebabkan aktivasi kekebalan sehingga juga terjadi peningkatan
replikasi HIV. Penanganan TB dan HIV secara dini dan agresif sangat
penting untuk mengendalikan perkembangan kedua penyakit.11
Malnutrisi merupakan konsekuensi yang penting dan rumit dari
infeksi HIV. Masalah yang menyebabkan kekurangan gizi mungkin
melibatkan konsumsi, penyerapan, pencernaan, metabolisme, dan
penggunaan nutrisi. Tanpa keberhasilan ART( antiretroviral therapy)
kekurangan energi protein (KEP) adalah komplikasi yang sering terjadi pada
penyakit HIV lanjut.(Krause) penurunan berat badan 5% telah dikaitkan
dengan peningkatan risiko infeksi oportunistik dan kematian yang
signifikan (wheeler et al 98)
Penurunan asupan oral dapat disebabkan oleh gangguan mulut dan
kerongkongan, seperti kandidiasis (sariawan), herpes oral, ulkus aphthous,
atau CMV. Malabsorpsi dapat disebabkan oleh obat-obatan; Infeksi HIV;
infeksi oportunistik seperti CMV atau cryptosporidiosis; atau intoleransi
yang berkembang terhadap laktosa, lemak, atau bahkan gluten. Pada saat
yang sama, demam dan infeksi dapat meningkatkan energi dan kebutuhan
protein karena adanya hypermetabolisme. Kebutuhan akan karbohidrat
dapat meningkat hingga 13% dan kebutuhan protein meningkat 10% setiap
kenaikan suhu tubuh 1°C.11
Diagnosis gizi
Diagnosis gizi adalah mengidentifikasi masalah gizi pada pasien
yang actual. Diagnosis gizi yang dapat dirumuskan adalah :
1. Increased protein needs (NI-5.1) berkaitan dengan peningkatan reaksi
imunitas ditandai dengan penyakit infeksi berupa HIV/AIDS stadium
III dan TB baru aktif.
Kuisioner SNST
B. Antropometri
1) Penurunan BB
BB = BB awal – akhir
= 50 – 21 kg
= 29 kg (58%)
2) BB Ideal
BBI = (TB – 100) – 10%
= (163-100) – 10%
= 56,7 kg
3) Body Mass Index
BMI = BB/(TB)2
= 21 kg / (1,63 m)2
= 7,9 kg/m2
4) Persentil LiLA (WHO-NCHS)
𝐿𝑖𝐿𝐴 𝑎𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙
Persentil = x 100%
𝐿𝑖𝐿𝐴 𝑝𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑖𝑙
17
= x 100%
29,0