Anda di halaman 1dari 66

Laporan Kerja Praktik PT.

Cvevron Pacifik Indonesia

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Program Kerja Praktek (KP) yang dirancang oleh Fakultas Sains Teknologi UIN SUSKA
RIAU, adalah salah satu syarat yang harus dipenuhi seorang mahasiswa jurusan Teknik
Informatika Fakultas Sains Teknologi UIN SUSKA RIAU dalam mencapai gelar kesarjanaan.
Pelaksanaan Kerja Praktek adalah suatu media penghubung antara teori yang telah didapat pada
perkuliahan dengan dunia kerja sebenarnya. Perbedaan antara teori yang didapat selama
perkuliahan, mungkin saja sangat berbeda pada penerapan dilingkungan kerja. Sebagai seorang
mahasiswa Teknik Informatika, tuntutan untuk mengerti dan memahami bagaimana situasi
kondisi di dalam lingkungan kerja merupakan hal yang penting untuk dipelajari. Sehingga dapat
meminimalisir kesalahan persepsi dalam menghadapi suatu persoalan di dunia kerja.

Divisi IT upstream technical computing-Minas merupakan suatu divisi yang bergerak


dalam pengelolaan database perminyakan PT Chevron Pacific Indonesia. Divisi ini menangani
pengelolaan data produksi minyak yang berada di setiap ladang (field) daerah minas. Data-data
yang dikelola oleh divisi ini meliputi data produksi sumur (well product), Pompa (pump),
Pelubangan (perforasi), Completion (lapisan), serta jumlah produksi minyak di setiap bulan dan
tahunnya. KP yang dilaksanakan selama lebih kurang satu bulan ini, difokuskan pada
pembahasan bagaimana mengolah puluhan ribu data-data perminyakan yang selanjutnya
ditampilkan menjadi output berbentuk visualisasi 2d (dua dimensi) sesuai dengan kebutuhan
departemen. Dalam hal ini tujuannya yaitu agar pihak depertemen lebih mudah dan jelas dalam
menganalisa jumlah produksi minyak selanjutnya serta banyaknya perforasi (pelubangan) yang
dilakukan pada setiap sumur serta batas pasir yang diberikan. Karena begitu banyaknya jumlah
data yang ada dan kurang efektifnya jika hanya dibaca dalam bentuk baris dan kolom maka
penulis pun merancang sebuah aplikasi yang dapat menampilkan data-data tersebut ke dalam
bentuk gambar.

Dalam pembuatan aplikasi ini, penulis menimbang bahwa pengaruh efektifitas dan
efisiensi aplikasi sangatlah penting dalam sebuah perindustrian. Maka dari itu pemilihan bahasa
pemrograman yang dipakai haruslah melihat dari kedua alasan diatas. Java yang dikenal sebagai
bahasa pemrograman multi platform dan berbasis open source memenuhi kriteria ini. Sifatnya
yang gratis tampa biaya dan fleksibelitas membuat bahasa pemorgraman ini lebih unggul dari
yang lainnya.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan permasalahan yang akan dipelajari selama Kerja Praktek ini yaitu :

“Bagaimana cara membuat sebuah aplikasi yang dapat menampilkan data-data menjadi
bentuk visualisasi dua dimensi dengan menggunakan Bahasa pemrograman java dan database
Oracle 10G express.

1.3 Tujuan Kerja Praktek

Dalam Pelaksanaan Kerja Praktek ini memiliki beberapa tujuan, yaitu :

1. Memberikan pengalaman bagi mahasiswa peserta Kerja Praktek mengenai


penerapan ilmu yang didapat ketika perkuliahan berlangsung
2. Menjadi sebuah lapangan pembelajaran bagi peserta Kerja Praktek dalam
meningkatkan potensi skill yang dimiliki
3. Pemahaman cara kerja dan konsep system informasi upstream (hulu) di PT
CPI Minas dan menganalisa kebutuhan-kebutuhan dari masalah yang
dihadapi PT CPI.

1.4 Batasan Masalah

Untuk menghindari kesalahan persepsi dalam penulisan laporan, berikut merupakan


batasan penulisan laporan, sebagai berikut :

1. Pembahasan pembelajaran mengenai pembuatan Aplikasi Visualisasi Perforasi-Marker


IT Upstream Technical Computing PT Chevron Pacifik Indonesia-Minas dan berbagai
aspek yang mendukung proses pembuatan aplikasi tersebut
2. Bahasa pemrograman yang digunakan dalam pembuatan aplikasi ini yaiti Java dan
Database Oracle 10 G Express.
3. Tidak dilakukan pembahasan mengenai perawatan hasil dari pengembangan aplikasi.
1.5 Waktu dan Tempat Kerja Praktek
Kerja praktek dilaksanakan pada :

Waktu : 22 September 2010 sampai 22 Oktober 2010

Tempat : PT Chevron Pacific Indonesia,Minas, RIAU

1.
2.
3.
4.

1.6 Sistematika Pembahasan


Berikut merupakan rencana susunan sistematika penulisan laporan kerja praktek yang
akan dibuat. Penulisan rencana susunan ini secara ideal, ialah sebagai berikut :

1. BAB I PENDAHULUAN ; berisi uraian; latar belakang, rumusan masalah, ruang


lingkup kajian, tujuan penulisan dan sistematika penulisan.
2. BAB II PROFIL PT CHEVRON PACIFIC INDONESIA ; berisi uraian pembahasan
mengenai profil, visi, misi,daerah operasi, aspek-aspek yang menyangkut PT CPI secara
umum
3. BAB III LANDASAN TEORI ; berisi uraian secara teoritis tentang hal-hal specific yang
akan dialami selama berlangsungnya Kerja Praktek
4. BAB IV LAPORAN HASIL KERJA PRAKTEK ; berisi uraian hal-hal yang dilakukan
dan tugas yang diberikan selama kerja praktek dilaksanakan.
5. BAB V PEMBAHASAN DAN IMPLEMENTASI ; berisi suatu penjabaran dan
implementasi tentang aplikasi yang dikembangkan serta fitur-fitur yang terdapat dalam
aplikasi visualisasi perforasi-marker IT Upstream Technical Computing.
BAB II

PROFIL PT. CHEVRON PACIFIC INDONESIA

2.1 Sejarah Singkat PT Chevron Pacific Indonesia

PT Chevron Pacific Indonesia(CPI), dahulunya dikenal dengan nama PT. Caltex Pacific
Indonesia. Perubahan nama ini terjadi ketika ditetapkannya Surat Keputusan No.C-25712
HT.01.04.TH.2005 pada tanggal 16 September 2005. Perubahan ini berdasarkan arahan pemilik
saham mengenai aplikasi nama Chevron pada seluruh bisnis hulunya di dunia.

PT CPI adalah sebuah unit dari Chevron Corporation. Chevron Corporation ialah
perusahaan Amerika yang bergerak dibidang energi yang terbesar di dunia. San Ramon,
California, USA merupakan lokasi kantor pusat Chevron Corporation. Chevron berdiri di Pico
Canyon,California, tahun 1879. Chevron bergerak dalam setiap aspek industri minyak dan gas,
termasuk eksplorasi dan produksi,penyulingan pemasaran, dan transportasi, produksi kimia dan
penjualan, dan pembangkit tenaga. Chevron memiliki fasilitas di 90 negara. Pada
2001, Chevron bergabung dengan Texaco untuk membentuk ChevronTexaco. Pada 9 Mei
2005,ChevronTexaco mengumumkan akan melepas moniker Texaco dan kembali ke
nama Chevron. Texaco akan tetap menjadi sebuah merek di bawah perusahaan Chevron. Pada 19
Agustus 2005, Chevron bergabung dengan Unocal Corporation, sebuah gerakan yang
membuat Chevron produsen terbesar energi geotermal di dunia.

PT. Chevron Pacific Indonesia (CPI) adalah salah satu kontraktor bagi hasil (Production
Sharing Contract) yang beroperasi di Sumatera. Saat ini PT Chevron Pacific Indonesia
merupakan salah satu bagian dari perwakilan Chevron di Indonesia yaitu IBU
(IndoAsia Bussiness Unit). Selain PT CPI, terdapat PT Unocal yang bergabung dengan IBU pada
tanggal 11 Agustus 2005.

Awal Sejarah PT CPI dimulai ketika, Perusahaan pertama yang melangkah di Indonesia
yang bergerak dibidang eksplorasi dan produksi pada tahun 1924 yaitu Standard Oil Company of
California (SOCAL) yang mengutus ekspedisi geologi ke pulau Sumatera. Kemudian tahun 1930
pemerintah Hindia Belanda memberikan izin kepada SOCAL untuk melanjutkan eksplorasinya
di daerah Sumatera tengah dan dibentuk Nederlandse Pacific Petroleum Maatchappij (NPPM)
yang merupakan cikal bakal dari PT.CPI pada bulan Juni 1930. Beberapa tahun kemudian
SOCAL ditawari pemerintah Hindia Belanda suatu daerah seluas 600.000 Ha di daerah Sumatera
Tengah. Kemudian James P. Bailey dari kantor SOCAL di Jakarta merekomendasikan suatu
daerah terbaik dari kawasan yang ditawarkan tersebut yaitu daerah yang di kenal dengan Rokan
Block.Pada Tahun 1936 Texas Co dan Socal menggabungkan saham mereka
menjadi Caltex. Cadangan minyak bumi pertama kali yang ditemukan SOCAL terdapat di
lapangan Sebanga pada bulan Agustus 1936.Kemudian berturut-turut ditemukan kembali
cadangan minyak baru di Rantau Bais pada bulan November 1940 dan lima tahun kemudian
ditemukan ladang minyak di Duri. Tahun 1944, semenjak perang dunia ke-2 Jepang melakukan
pemboran diladang minyak Minas. Minas menjadi ladang minyak terbesar yang ditemukan di
Asia Tenggara. Setelah berakhirnya Perang Dunia II pada bulan Januari 1949 Pengeboran oleh
Caltex diadakan lagi.

Undang-undang Pertambangan dipelajari dan disusun pada tahun 1950 oleh pemerintah
republik Indonesia. Berdasarkan undang-undang tersebut, pemerintah Indonesia memberi izin
atas berdirinya N.V Caltex Petroleum Maatschappij (CPPM) atau Caltex Pacific Oil Company
(CPOC) untuk melanjutkan kegiatan NPPM. Karena adanya perang kemerdekaan Indonesia
produksi dimulai kembali pada tahun 1952. Pada Tanggal 20 April 1952 diresmikan proyek
pembangunan lapangan minyak Minas dan bertepatan pada hari itu juga dilakukan pengapalan
minyak pertama Minas Crude Oil menggunakan Tanker dari perawang menyusuri Sungai Siak
menuju Sungai Pakning di Selat Malaka dan selanjutnya diekspor ke Pasar Dunia. Produksi
Minyak Bumi yang dihasilkan pada saat itu rata-rata 15.000 Barrel perhari yang berasal dari tiga
puluh lima sumur (dua sumur eksplorasi dan lainnya sumur pertambangan). Pada Tahun 1954,
lapangan minyak Duri mulai beroperasi sehingga produksi saat itu telah mencapai 20.000 Barrel
perhari.

Program Perluasan I yang dilakukan oleh pihak Caltex meliputi kawasan Duri-Dumai yang
dimulai pada bulan Februari 1957, terdiri dari:

Pengembangan lapangan minyak Duri


Pengembangan stasiun-stasiun pengumpul dan stasiun pompa duri
Pengembangan jalan, Instalasi minyak, pemasangan pipa saluran bergaris tengah 75 cm dari Duri
ke Dumai sepanjang 120 Km.
Pengembangan Kompleks perumahan di Duri dan Dumai
Pengembangan dermaga minyak pertama di Dumai. Dimana sampai sekarang telah ada empat
dermaga di Dumai.

Sejak tanggal 15 Juli 1958 yang bertepatan dengan diresmikannya program perluasan I oleh
Menteri Perindustrian Ir.F.J Inkirawang dilakukan pengeksporan produk Caltex dari dermaga
Dumai.
Wilayah Konsensi CPPM dan CPPOC yang disebut Rokan I Block dan Rokan III Block
dikembalikan Caltex pada pemerintah Republik Indonesia berdasarkan Undang-Undang nomor
44 tahun 1960, akan tetapi operasi pelaksanaannya dikembalikan lagi oleh pemerintah kepada
Caltex.

Tahun 1963, Caltex di Indonesia bergabung menjadi PT. Caltex Pacific Indonesia (CPI) dengan
wilayah utama operasi di Provinsi Riau (Sumatra) dengan 4 wilayah inti, Rumbai (Administratif),
Minas dan Duri (Eksplorasi) dan Dumai (Pengapalan).

Pada bulan September 1963 diadakan Perjanjian Karya antara perusahaan-perusahaan asing
dengan perusahaan Negara (Pertamina) atas wilayah-wilayah:

PT. Caltex Pacific Indonesia,wilayah kangguru seluas 9.030 km2


C&T (Chevron & Texaco), wilayah A,B,C dan D seluas 12.328 km2 yang pelaksanaan
operasinya diserahkan kepada PT. Caltex Pacific Indonesia.

Pada tahun 1968 dibangun dua tangki terbesar di dunia dengan kapasitas 690.000 barrel di
Dumai, dan pada tahun itu juga terjadi pula perubahan wilayah kerja, yaitu:

1. “Perjanjian Karya” PT. Caltex Pacific Indonesia telah mendapat ratifikasi DPR
RI ditambah dengan wilayah sekitar Minas Tenggara, Libo Tenggara, Libo
Barat Laut dan Sebanga menjadi 9.898 km2, maka sebagian blok A dan B serta
seluruh blok C dikembalikan ke pemerintah Republik Indonesia.
2. “Perjanjian C&T” dievaluasi, dari wilayah A, B, C dan D setelah mendapatkan
tambahan daerah seluas 4.300 km2, maka sebagian blok A dan B serta seluruh
blok C dikembalikan ke pemerintah Republik Indonesia.

Pada bulan Juli 1970 dimulai program perluasan II yang meliputi Bangko dan Kotabatak,
Pembangunan jalan ke Bangko, Instalasi serta penyaluran minyak ke Dumai. Program ini
berakhir pada bulan Mei 1972. Program perluasan III dimulai bulan Juni 1977 dengan proyek
utama adalah Beruk – Zamrud.
1. C&T wilayah Coastal plains dan Pekanbaru (Chevron&Texaco KPS CPP) seluas 21.975
km2
2. Pembaruan perjanjian atas wilayah kangguru PT. Caltex Pacific Indonesia untuk masa
1983-2001.

Dalam Kontrak bagi hasil tersebut antara lain menetapkan bahwa Pertamina adalah
pengendali manajemen operasional dan yang menyetujui program kerja dan anggaran tahunan.
PT. Caltex Pacific Indonesia sebagai kontraktor berkewajiban melaksanakan kegiatan
operasional dan menyediakan keahlian teknis dan investasi serta biaya operasi. Rasio Pembagian
untuk kontrak bagi hasil adalah sebesar 88% untuk Pertamina dan 12 % untuk PT. Caltex Pacific
Indonesia ditambah dengan ketentuan khusus lainnya berupa fleksibilitas atau intensif bagi PT.
Caltex Pacific Indonesia untuk hal-hal tertentu.

Akhirnya pada 9 Oktober 2001 dua perusahaan besar induk PT CPI


yaitu Chevron dan Texaco bergabung (merger) menjadi ChevronTexaco. Dan sejak saat itu
manajemen PT CPI juga ikut berubah dari SBU menjadi Indonesia Business Unit (IBU). Dan
pada 16 September 2005, nama Caltex Pacific Indonesia berubah menjadi Chevron Pacific
Indonesia. Perubahan ini dilakukan untuk lebih mempertajam fokus kegiatan perusahaan sebagai
bagian dari organisasi Chevron global. Pada saat ini CPI berada di bawah naungan Chevron
Indonesia company (ex. Unocal Indonesia Company), Chevron Makasar Ltd (ex. Unocal
Makasar Ltd.) dan Geothermal Operations.

Sejak 1983 PT CPI berstatus sebagai Kontraktor Bagi Hasil (KPS)/Production Sharing Contract
(PSC) yang beberapa wilayah konsesinya akan berakhir pada tahun 2021. Saat ini kegiatan PT
CPI di Propinsi Riau meliputi kawasan seluas sekitar 31.700 km2.

2.2 Lokasi dan Daerah Operasi

Wilayah operasi PT Chevron Pacific Indonesia secara keseluruhan mencapai 42.000 km2,
mencakup 7 wilayah kontrak yang tersebar di 4 propinsi yaitu Riau, Jambi, Sumatra Utara, dan
Aceh.

Daerah kerja PT CPI yang pertama seluas hampir 10.000 km2 dikenal dengan
nama Kangaroo Block dan terletak di Kabupaten Bengkalis. Selain mengerjakan daerahnya
sendiri PT CPI juga bertindak sebagai operator
bagi Calastiatic/Chevron dan Topco/Texaco (C&T). Pada bulan September 1963, ditandatangani
perjanjian C&T yang pertama (berdasarkan Perjanjian Karya) untuk jangka waktu 30 tahun,
meliputi 4 daerah seluas 12.328 km2, dikenal dengan Blok A, B, C dan D. Setelah mendapat
tambahan daerah seluas 4.300 km2, maka pada tahun 1968 sebagian Blok A, sebagian Blok D
dan seluruh blok C diserahkan pada Pemerintah Republik Indonesia. Pengembalian daerah-
daerah berikutnya dilakukan pada tahun 1973 dan 1978 seingga tersisa 8.314 km2.

Pada bulan Agustus 1971, C&T menandatangani Perjanjian Coastal Plains Pekanbaru
Block seluas 21.975 km2, kemudian bulan Januari 1975, menandatangani Perjanjian Mountain
Front Kuantan Blockseluas 6.865 km2. Setelah dilakukan pengembalian beberapa bagian daerah
kerja secara bertahap, sekarang Coastal Plains Pekanbaru tinggal 9.996 km2. Antara tahun 1979-
1991, C&T menandatangani lima perjanjian lagi, yaitu:

1. Perjanjian Patungan (joint venture) dengan Pertamina (Jambi Selatan Blok B) pada tahun 1979
seluas 5.826 km2, sudah dikembalikan seluruhnya tahun 1988.
2. KPS Singkarak Block pada tahun 1981 seluas 7.163 km2 di Sumatera Barat, telah dikembalikan
seluruhnya pada Juni 1984.
3. KPS Langsa Block seluas 7.080 km2 pada tahun 1981 di Selat Malaka di lepas Pantai Sumatera
Utara dan Daerah Istimewa Aceh, juga telah dikembalikan seluruhnya pada Mei 1986.
4. KPS Nias Block seluas 16.116 km2 pada tahun 1991.
5. Perpanjangan Kontrak Karya ke dalam bentuk KPS untuk Siak Block seluas 8.314 km2,berlaku
20 tahun sejak 28 November 1993.
Gambar 2.1 Peta daerah operasi PT CPI secara keseluruhan

Berdasarkan luas operasi dan kondisi geografis yang ada serta pertimbangan efisiensi dalam
operasi, maka PT Chevron Pacific Indonesia membagi daerahnya menjadi 5 (lima) distrik yaitu:

Distrik Jakarta, merupakan kantor pusat untuk memudahkan hubungan dengan pemerintah
pusat.
Distrik Rumbai, merupakan pusat administrasi untuk wilayah Sumatra.
Distrik Minas, merupakan daerah operasi produksi minyak jenis Sumatera Light
Crude (SLC).
Distrik Duri, merupakan operasi produksi minyak jenis Heavy Crude / Duri Crude (DC)
dengan system steam flooding.
Distruk Dumai merupakan lokasi penampungan, pelabuhan, dan pengapalan crude oil.
Gambar 2.2 wilayah operasi PT Chevron Pacific Indonesia di Riau

Minyak Sumatera Light Crude (SLC) digemari oleh negara-negara industri karena
mempunyai kadar belerang yang rendah dimana produksi kumulatif dari lapangan minyak
Minas dari tahun 1969 hingga akhir tahun 1990 mencapai 3 milyar barrel.

Lapangan Minyak Duri

Lapangan minyak duri merupakan lapangan minyak terbesar di Indonesia. Lapangan


minyak Duri ditemukan pada tahun 1941. Lapangan minyak Duri menghasilkan jenis minyak
yang berbeda dengan ladang-ladang minyak lain yang ada di PT CPI, dengan kondisi alamiah yang
sangat kental. Lapangan minyak Duri mulai dioperasikan secara konvensional pada tahun 1958, walaupun
secara perhitungan hanya dapat menghasilkan 7,5% dari seluruh cadangan minyak yang ada. Hal ini
ditandai dengan selesainya pembangunan saluran pipa minyak ke Dumai dengan diameter 36 inci
dan dermaga minyak pelabuhan Dumai yang pertama dioperasikan.

Lapangan minyak ini mencapai puncak produksi pada tahun 1965 dengan produksi
65.000 barel/hari dengan produksi secara konvensional. Karena digunakan secara besar-besaran
dan waktu produksi lama, secara berangsur-angsur terjadi penurunan produksi sebesar 13%
setiap tahun. Untuk mengantisipasi masalah ini, PT CPI menerapkan metode Enhanced Oil
Recovery (EOR). Uji coba terhadap sebuah sumur minyak dengan menggunakan teknologi EOR,
yaitu dengan injeksi air, pertama kali diterapkan pada tahun 1963. Penerapan teknologi ini dapat
meningkatkan perolehan minyak, namun secara ekonomis kurang menguntungkan karena hanya
memberikan kenaikan sebesar 16%.

Berdasarkan masalah tersebut PT CPI terus meningkatkan cara penambangan, salah


satunya dengan penerapan sistem injeksi uap dengan teknologi Huff and Puff yang diterapkan
oleh Texaco. Sebagai studi perbandingan, Chevron melakukan uji coba injeksi soda caustic.
Hasilnya menunjukkan bahwa injeksi soda caustic tidak memberikan peningkatan yang berarti.
Setelah diuji coba dengan sistem injeksi uap didapatkan peningkatan yang sangat besar, sebesar
55%. Hal ini dapat dianalisa secara global, yakni kekentalan minyak di Duri sangat tinggi,
sehingga dapat menimbulkan pembekuan pada lorong-lorong atau celah-celah yang
mengakibatkan terperangkapnya minyak tersebut. Kemudian temperatur minyak di dalam sumur-
sumur akan mengalami penurunan dan dapat menimbulkan pembekuan cairan minyak mentah
tersebut. Pada tahun 1981 PT CPI mulai menerapkan sistem injeksi uap dengan pembangunan
area I yang mulai digunakan pada tahun 1988. Pada tahun 1989 produksi minyak mentah
mencapai 130.000 barel/hari.

Minyak Duri (Duri Crude) memiliki kadar lilin serta belerang yang tinggi dan mudah membeku,
sehingga biasanya pipa pengiriman minyak Duri menggunakan sect heated pipe agar minyak
Duri tidak membeku.

Kegiatan Operasi

PT CPI memiliki kegiatan operasi yang terdiri atas kegiatan eksplorasi dan kegiatan produksi.
Berikut uraian mengenai kegiatan operasi dan produk yang dimiliki oleh PT CPI.

Kegiatan Eksplorasi

Setelah hak eksplorasi diperoleh NPPM pada tahun 1953, kegiatan seismik secara intensif
di Riau dilaksanakan, dimulai dengan daerah-daerah sepanjang aliran sungai Rokan. Berdasarkan
penyelidikan geologis pada tahun 1936 dan 1937, semakin diyakini bahwa cadangan minyak
yang potensial terdapat di wilayah yang lebih ke selatan. Atas dasar itu, atas permintaan Chevron,
daerah kerjanya diubah sehingga berbentuk seperti sekarang yaitu bentuk seekor kangguru
menghadap ke barat.

Pekerjaan eksplorasi yang pertama mencakup penelitian geologis beserta pengeboran


sumur, dan penelitian seismik. Penelitian seismik dilakukan tahun 1937-1941 dengan cara
pengeboran pada lokasi-lokasi yang terpencar-pencar dangan kedalaman seluruhnya 26.208 ft
(7.862,4 m).

Pada tahun 1938 dimulai pengeboran eksplorasi di Kubu, namun tidak terdapat indikasi
adanya minyak. Tahun 1938-1944 sembilan sumur eksplorasi berhasil diselesaikan dengan
temuan di tiga tempat, yakni gas di Sebanga, serta minyak di Duri dan Minas. Temuan gas di
Sebanga merupakan tonggak sejarah terpenting bagi eksplorasi perminyakan di bagian Tengah
Pulau Sumatera, sehingga meningkatkan kegiatan eksplorasi di wilayah yang baru ini.

Setelah Perang Dunia II, di samping mengembangkan temuannya di Minas, PT CPI


melanjutkan program eksplorasinya. Enam sumur pengembangan berhasil diselesaikan pada
waktu itu. Penelitian geologis dan pemetaan-pemetaan dimulai di seluruh daerah kerja pada
tahun 1951, disusul dengan pengeboran eksplorasi dan penelitian geofisika pada tahun 1955.

Pada tahun 1968 PT CPI memanfaatkan helikopter untuk mendukung kegiatan


pengeboran seismik dan eksplorasi yang berhasil mengurangi secara drastis hambatan yang
dihadapi dalam penyediaan supplyangkutan tenaga kerja untuk penelitian geofisis.

Sumur-sumur yang dibor sejak tahun 1968 menghasilkan banyak temuan baru. Sampai
tahun 1990 pengeboran eksplorasi telah menghasilkan 119 temuan (minyak atau gas). Temuan
utama yang terjadi sejak tahun 1989 adalah Lapangan Rintis dan Jingga di daerah KPS Mountain
Front-Kuantan yang menjadi daerah-daerah produksi baru sekaligus meningkatkan kegiatan
eksplorasi di daerah sekitarnya.

Hingga kini, PT CPI telah memiliki lebih dari 70.000 km2 data seismik, 56.000
km2 diantaranya dari daerah Riau Daratan. Kegiatan operasi pencarian ladang minyak baru sudah
tidak lagi gencar dilakukan. Kegiatan yang terus dilakukan adalah meningkatkan produksi
minyak dari sumur-sumur produksi yang telah ada (enhanced oil recovery).

Kegiatan Produksi

Setelah 17 tahun berproduksi, pada tanggal 4 Mei 1969 Lapangan Minas mencapai
jumlah produksi akumulatif satu miliar barel yang pertama, dan menjadi lapangan raksasa
pertama di Asia di sebelah timur Iran dan ke-22 di dunia. Hingga akhir tahun 1990, produksi
akumulatif lapangan Minas telah melebihi tiga miliar barel. Minas Crude Oil digemari oleh
negara-negara industri karena kadar belerangnya sangat rendah.

Selama tahun 1951-1965, meskipun pengeboran eksplorasi menghasilkan 7 temuan, namun yang
berproduksi hanya lapangan Minas dan Duri karena iklim politik RI pada saat itu tidak
mendukung penanaman modal. Ada beberapa cara yang dilakukan untuk meningkatkan produksi
minyak yang cenderung terus menurun, diantarnya yang dilkakukan adalah:

Injeksi air yang dilakukan di distrik Bekasap


Injeksi air panas yang dilakukan di distrik Minas dan Zamrud
Injeksi uap air yang dilakukan di distrik Duri

Teknologi injeksi uap (steam flooding) mulai diterapkan pada tahun 1981 di Lapangan
Duri sebagai usaha peningkatan produksi minyak bumi yang mempunyai viskositas tinggi.
Kegiatan proyek yang dikenal dengan nama Duri Steam Flood (DSF) ini terus berlangsung dan
merupakan proyek injeksi uap terbesar di dunia. Kini di Area III dan IV tengah berlangsung
sistem produksi injeksi dengan pola tujuh titik (seven spot pattern) di mana satu sumur injeksi
dikelilingi oleh enam sumur produksi yang mana jika telah selesai akan meliputi areal seluas
6.600 Ha. Daerah ini akan dikembangkan secara bertahap menjadi belasan area dengan luas
masing-masing 100 sampai 600 Ha.

Sampai tahun 1990, PT CPI telah mengebor 3.660 sumur, 3.094 sumur diantaranya dibor
sejak tahun 1966. PT CPI saat itu masih menggunakan mercu bor yang dapat diangkut dengan
helikopter. Pada perkembangannya, dengan dukungan infrastruktur angkutan darat yang sudah
banyak dibangun, menara bor model angkut darat dipakai untuk pengeboran-pengeboran
eksplorasi dan pengembangan. Setiap tahun dapat diselesaikan kira-kira 215 hingga 525 sumur
eksplorasi dan pengembangan. Hingga akhir tahun 1990, jumlah produksi PT CPI sejak tahun
1952 telah mencapai lebih dari tujuh miliar barel, berasal dari 3.237 sumur yang tersebar di 96
lapangan.

Program penyuntikan air (water flooding) di Lapangan Minas dimulai tahun 1970. Air
yang tersedot waktu pemompaan minyak disuntikkan kembali ke dalam tanah sebanyak tiga juta
barel sehari. Proses injeksi air lainnya dilaksanakan di Lapangan Kotabatak sejak tahun 1974
dengan penyuntikan rata-rata 32.000 barel sehari.

Sementara itu, terus dikembangkan Enhanced Oil Recovery (EOR) yang lain untuk
memungkinkan pengambilan cadangan minyak yang tidak bisa diambil dengan metode primer,
memperbaiki faktor perolehan, serta untuk menahan merosotnya laju produksi lapangan-
lapangan yang mulai menua.

Menyusul keberhasilan proyek perintis di 8 Lapangan Duri, pada tahun 1981 dimulai
penerapan penyuntikan uap panas di seluruh lapangan Duri. Penyuntikan uap di area 1 kira-kira
seluas 1.157 hektar sejak April 1985, di area 2 seluas 247 hektar sejak 1986, di area 3 seluas
1.457 hektar pada tahun 1987 dan pembangunan sarana produksi di area 4 dengan luas 1.140
hektar. Pada tanggal 3 Maret 1990 diresmikan proyek Injeksi Uap (Steam Injection) Duri yang
merupakan proyek injeksi uap terbesar di dunia.

Produk

Minyak mentah yang diproduksi oleh PT. CPI terdiri atas dua jenis, yaitu:

a. Sumatran Light Crude Oil

Sumatran Light Crude Oil mempunyai kadar belerang yang rendah, API yang tinggi sehingga
lebih encer.

b. Heavy Crude Oil atau Duri Crude Oil

Jenis minyak mentah ini hanya terdapat di lapangan minyak Duri yang memiliki API rendah
yaitu < 20.

Adapun produk lain yang dihasilkan, yaitu :

a. Gas

Gas yang dihasilkan tidak untuk dijual, tapi digunakan sebagai bahan bakar pembangkit listrik
(PLTG) untuk memenuhi kebutuhan sendiri, dan

b. Air

Air yang dihasilkan diolah dan digunakan untuk dijadikan steam untuk diinjeksikan pada sumur
injeksi, ataupun sebagai umpan dalam proses pemisahan, dan juga untuk melalukan proses
pencucian peralatan atau tangki-tangki yang digunakan.

Sarana Pengunjung Operasi


Pembangkit Tenaga Listrik di Duri, Central Duri, dan Minas (21 generator turbin gas
berkapasitas 390 MW), serta saluran transmisi dan distribusi listrik sepanjang 1.300 km
dengan menggunakan sistem Hotline Maintenance yang memungkinkan dilakukannya
perbaikan pada saluran-saluran listrik tegangan tinggi tanpa memutuskan aliran listrik.
Empat buah dermaga khusus Dumai (dua diantaranya mampu melayani kapal-kapal tangki
berbobot mati 150.000 ton).
Kompleks tangki penyimpanan dengan kapasitas 5,8 juta barel.
Dua jalur pipa saluran masing-masing berdiameter 90 cm dan 75 cm pada jalur Minas-Dumai
dan Bangko-Dumai.
Saluran Microwave UHF yang terhubung ke empat distrik, serta sistem telepon dan komunikasi
radio HF/VHF/UHF untuk seluruh kegiatan lapangan.
Pemanfaatan empat saluran Sistem Komunikasi Satelit Domestik Palapa untuk hubungan dengan
kantor di Jakarta.
Layanan teleks dan surat elektronik antara Dumai-Rumbai-Jakarta dengan perusahaan pemegang
saham dan perusahaan-perusahaan afiliasi di seluruh dunia melalui Satelit Palapa dan
Intelsat.
Pada akhir tahun 1968, PT CPI memasang unit pengolah data elektronik yang pertama berupa
komputer IBM 360 Model 30 dengan core capacity 64 Kbytes, untuk memenuhi tuntutan
tersedianya sarana informasi yang akurat dan cepat, serta adanya sistem pengendalian yang
efektif dalam segala segi.
Damai Remote Entry Shipping System (DRESS) merupakan On-line Teleprocessing yang
pertama diterapkan PT CPI untuk mengelola pengisian dan pemompaan tangki
penyimpanan dan mengatur kapal tangki di Dumai, serta menyusun, membuat dan
menghasilkan dokumen teleprocessing untuk Crude Movement, Storage and Shipping.
Jaringan komputer yang terdiri dari 4500 PC (spesifikasi standar), 120 Upstram Technical
Desktop (spesifikasi high-end dengan dual-processor Intel Xeon atau AMD Opteron), serta
WAN/LAN yang dipunyai hampir setiap kantor yang berada di semua daerah operasi.
Dua cluster server berupa 21 unit HP DL145 dan 15 unit IBM eServer 326 Type 8848 untuk
menangani komputasi aplikasi Reservoir Simulation dan ProMAX.
Ruang IVCC (Immersive Visualization and Collaboration Center), yaitu ruangan khusus untuk
menampilkan visualisasi pada layar yang sangat besar.
Sistem komputer dan jaringan Global Information Link dengan perangkat keras terbaru dan
perangkat lunak berbasis Windows XP Professional SP2 (sebagai native OS atau
dijalankan sebagai virtual machine di atas RedHat Enterprise Linux) menjadi perangkat
komputer standar yang bisa menghubungkan informasi secara langsung dengan semua
komputer perusahaan di bawah Chevron Corporation di seluruh dunia. Beberapa aplikasi
khusus menggunakan Linux dan UNIX.
Jaringan serat optik sepanjang 600 km yang menghubungkan lapangan-lapangan PT CPI.

Visi dan Misi

Adapun visi PT CPI, yaitu :

”Menjadi perusahaan energi Indonesia yang dikagumi karena karyawan, kemitraan, dan
kinerjanya”.Visi inilah yang menjadi gerak langkah PT CPI untuk berkiprah dalam
pembangunan nasional di Indonesia. Visi ini tidaklah lengkap tanpa didukung oleh suatu misi.
Misi dari PT CPI, yaitu :

As a Business Partner with GOI, CPI will add value by Effectively Exploring for and
Developing Hydrocarbons for the Benefit of Indonesia and CPI’s Shareholders.
CPI will Independently Pursue Other Energy Related Business Opportunities by
Leveraging its Resources to Assure Continued Value Addition and Growth.

Misi ini merupakan tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan yang diharapkan akan
membangun pemahaman yang sama bagi setiap pihak yang bekerja atau berinteraksi dengannya.

Nilai-nilai pada PT Chevron Pacific Indonesia

Nilai-nilai yang dianut oleh PT Chevron Pacific Indonesia antara lain:


Integritas

PT Chevron Pacific Indonesia dalam melaksanakan operasinya bersikap jujur, dan selalu
berusaha konsisten dengan ucapannya.

Kepercayaan

PT Chevron Pacific Indonesia mempunyai prinsip untuk saling mempercayai,


menghormati, mendukung, dan berusaha untuk mendapatkan kepercayaan diri dari rekan
sekerja dan mitra usahanya.
Keragaman
PT Chevron Pacific Indonesia belajar menjunjung tinggi Ideologi dan budaya dimana PT
Chevron Pacific Indonesia bekerja, dan menghormati perbedaan yang ada.
Kemitraan

PT Chevron Pacific Indonesia memiliki tekad yang konsisten untuk menjadi mitra usaha
yang baik bagi pemerintah, perusahaan lain, pelanggan-pelanggan PT Chevron Pacific
Indonesia, masyarakat dan sesama rekan kerja.
Kinerja yang unggul

PT Chevron Pacific Indonesia memiliki tekad untuk stay ahead (tetap unggul) dalam
setiap hal yang dilakukan, dan berupaya keras untuk terus memperbaiki diri.
Tanggung jawab

PT Chevron Pacific Indonesia bertanggung jawab, baik secara orang-perorang maupun


sebagai kelompok untuk setiap hal yang dikerjakan maupun untuk setiap tindakan yang
dilakukan.

Pertumbuhan

PT Chevron Pacific Indonesia menyukai perubahan yang mendukung pembaharuan dan


kemajuan, serta berusaha mencari dan mengejar kesempatan. Seiring berjalannya waktu
PT Chevron Pacific Indonesia akan selalu inovatif dalam bekerja.
Perlindungan terhadap Manusia dan Lingkungan

PT Chevron Pacific Indonesia memberikan perlindungan keselamatan kerja dan


kesehatan, baik terhadap manusia maupun lingkungan.

Prinsip-prinsip dan harapan-harapan yang menjadi landasan PT Chevron Pacific Indonesia


adalah:

Bersama dengan seluruh pihak yang terlibat sepanjang masa hidup produk mengelola resiko
yang dapat ditimbulkan oleh produk.
Kepemimpinan

Berupaya keras untuk menghasilkan kinerja bertaraf dunia dengan sistem yang tahan uji
yaitu Sistem Managemen Operasional Terbaik untuk mengelola masalah keselamatan
kerja, kesehatan dan lingkungan.
Keselamatan dan operasi bebas kecelakaan

Merancang, membangun, melaksanakan, memelihara, bahkan menarik kembali peralatan


PT Chevron Pacific Indonesia, demi menghindari luka-luka, penyakit maupun kecelakaan.

Pemberian saran dan nasehat

Bekerja dengan memegang teguh etika untuk saling membangun dan menyajikan
keahlian teknis tertentu untuk membahas hukum dan peraturan yang diajukan, juga turut
serta mengambil bagian di dalam pembahasan masalah-masalah yang masih hangat dan
aktual.
Pemberian jaminan

Menjaga agar kebijaksanaan perusahaan sesuai dengan peraturan-peraturan pemerintah.

Pemeliharaan sumber daya alam

Memelihara sumber daya perusahaan dan sumber daya alam dengan berusaha
memperbaiki proses dan mengukur perkembangannya.
Penjagaan dan pemeliharaan produk

Menghindari pencemaran

Secara terus-menerus berusaha memperbaiki proses kegiatan PT Chevron Pacific


Indonesia untuk memperkecil pencemaran dan pembuangan.

Pemindahan harta

Mengatur dan mengemban kewajiban serta tanggung jawab terhadap lingkungan hidup
sebelum kegiatan jual-beli harta dilakukan.
Menjaga masyarakat

Menjangkau masyarakat dan melibatkan diri di dalam musyawarah terbuka demi


membangun rasa saling percaya.
Penanganan keadaan darurat

Pencegahan lebih diutamakan, namun harus selalu siap untuk menghadapi keadaan
darurat dan memadamkan setiap kejadian kecelakaan dengan cepat dan tepat.

Strategi PT. Chevron Pacific Indonesia

PT. CPI memiliki suatu rencana strategis yang merupakan penjabaran dari visi misi yang telah
dibuat. dapun strategi yang dimiliki meliputi :

Tiga Strategi Keberhasilan yang diterapkan di semua bidang kegiatan perusahaan:


Berinvestasi pada Orang untuk mencapai tujuan strategis.
Meningkatkan Teknologi untuk mencapai kinerja yang unggul dan pertumbuhan yang tinggi.
Meningkatkan Kemampuan Organisasi (“4+1”) untuk menghasilkan kinerja kelas dunia
dalam bidang keunggulan operasi, pengurangan biaya, pengelolaan aset/kapital, dan
peningkatan keuntungan.
Strategi Bisnis Utama

PT. Chevron Pacific Indonesia mempunyai tiga strategi bisnis:

Global Upstream (Operasi Hulu Secara Global)

Mempertinggi keuntungan dalam kegiatan bisnis utama dan membangun posisi prestasi
yang baru.

Global Gas (Operasi Gas Secara Global)

Mengkomersilkan ekuitas cadangan gas yang ada kepasar-pasar di Amerika Utara dan
Asia.
Global Downstream (Operasi Hilir Secara Global)

Meningkatkan pendapatan dengan menggunakan kekuatan pemasaran dan penyediaan.

Strategi Keberhasilan
Tiga Strategi Keberhasilan yang diterapkan di semua bidang kegiatan perusahaan:
Berinvestasi pada Orang untuk mencapai tujuan strategis.
Meningkatkan Teknologi untuk mencapai kinerja yang unggul dan pertumbuhan yang tinggi.
Meningkatkan Kemampuan Organisasi (“4+1”) untuk menghasilkan kinerja kelas dunia
dalam bidang keunggulan operasi, pengurangan biaya, pengelolaan aset/kapital, dan
peningkatan keuntungan.

Struktur Organisasi

PT CPI mengalami beberapa fase sistem organisasi. Sejak 11 Maret 1995 PT CPI
menggunakan sistem ”line and staff” (sistem yang bersifat fungsional) yang dikenal dengan
SBU (Strategic Business Unit). Pada saat itu wilayah operasi PT CPI disebut dengan Rumbai
SBU, Minas SBU, Bekasap SBU, Duri SBU dan Support Operation. Pada bulan Maret 2004,
SBU diganti dengan sistem baru yang disebut IBUC (Indonesian Business Unit Challenge) yang
mengatur wilayah operasionalnya dengan OU (Operating Unit). OU lebih bersifat kerja tim dan
sesuai dengan proses pekerjaannya yang terdiri dari Heavy Oil OU danSumatera Light Oil OU.
OU adalah suatu struktur organisasi yang berdasarkan proses kerja bisnis dan mempunyai
otoritas tersendiri atas proses produksi dari awal hingga akhir dalam satu unit sehingga ada
pelimpahan wewenang (desentralisasi) yang besar pada suatu unit.

Sejak Agustus 2005, Chevron mengakui isi Unocal dan seluruh industri hulu memakai nama
Chevron menjadi PT Chevron Pacific Indonesia dengan visi ”Menjadi perusahaan energi dunia
yang dikagumi karena karyawan, kinerja dan kemitraannya”.

Secara umum struktur organisasi PT CPI dapat dilihat pada skema halaman berikut.
Gambar 2.3 Struktur Organisasi IB

Gambar 2.4 Struktur


Organisasi Planning,
Reserve, Technology and OS
Gambar
2.5 Struktur
Organisasi IBU
Information
Technology

Gambar 2.6 Struktur Organisasi IT Computing Infrastructure


Gambar 2.7 Struktur Organisasi IT System Support

2.9 Health, Environment & Safety (HES)

Health, Safety & Environment merupakan salah satu kebijakan yang dibuat PT CPI untuk
menunjang terpenuhinya nilai-nilai dan tujuan perusahaan tersebut dan juga turut berperan aktif
dalam kebijakan yang menyangkut lingkungan hidup serta lingkungan kerja.

1. Health

Dalam hal kesehatan PT CPI memiliki tanggungjawab untuk menjamin lingkungan secara fisik
yang baik sehingga tidak memberikan dampak buruk pada kesehatan. Bidang yang mendapat
perhatian adalah :

1. Penyediaan air

Air yang dikonsumsi dan air buangan dipantau secara kontinyu agar aman untuk
dikonsumsi atau dibuang.
2. Pengolahan sampah

Sampah yang berasal dari bangunan akan dibakar, sampah B3 akan dikirim ke PT
PPLI (Prashada Pemusnah Limbah Indonesia) dan kotoran manusia akan dialirkan ke
saluran air buangan domestik untuk selanjutnya diolah di kolam pengolahan air
buangan domestik (sewage pond).

3. Pengawasan terhadap makanan dan minuman

Makanan yang terdapat di Mess Hall, Commissary dan Sanggar Karyawan diperiksa
masa kadaluarsanya secara berkala.

4. Pest Control

Pest control adalah pengendalian terhadap hewan penyebar penyakit dan hewan
pengganggu. Juga melakukan penyemprotan berkala untuk pencegahan malaria dan
demam berdarah.

Environment

Yang mendapatkan perhatian adalah pencemaran lingkungan baik dari proses produksi
maupun kehidupan manusia, termasuk pencemaran udara oleh emisi kendaraan dan unit produksi.

Safety

Keunggulan Operasi menyatakan bahwa karyawan perlu melaksanakan Operasi Yang


Selamat, artinya beroperasi dan memelihara fasilitas perusahaan untuk mencegah cedera, sakit,
dan kecelakaan. Operasi yang selamat perlu dilaksanakan pada semua jenis pekerjaan, di semua
wilayah operasi perusahaan, setiap saat, dan oleh semua karyawan dan mitra kerja dengan tujuan
agar setiap karyawan dapat melaksanakan pekerjaan tanpa kecelakaan, baik untuk diri sendiri
maupun orang lain. Kegiatan produksi di PT CPI mempunyai resiko yang tinggi karena materi
yang diproduksi sangat mudah terbakar sehingga kemungkinan terjadinya kecelakaan adalah
cukup besar.

Untuk mencapai itu semua, PT CPI membuat suatu program yang disebut Fundamental Safety
Work Practices (FSWP). FWSP ini dibuat dalam tujuh elemen penting, yaitu:

Access Control
Proses Access Control ditujukan untuk memastikan bahwa hanya orang-orang yang
berwenang dan punya alasan yang absah, terkait dengan operasi dan bisnis, mendapatkan
ijin, serta memahami dan memenuhi persyaratan yang ditentukan untuk masuk fasilitas
operasi yang dapat memasuki dan/atau bekerja di dalam fasilitas. Hal ini dimaksudkan agar
keselamatan dan keamanan operasi fasilitas, dan orang-orang yang berada di dalamnya
dapat terjamin. Pos penjagaan akan mencatat identitas, keperluan, jam masuk, dan keluar
bagi setiap pegawai dan pengunjung yang memasuki fasilitas tersebut.

General Work Permit

General Work Permit (Izin Kerja Umum) merupakan sarana di mana Penanggung Jawab
Operasi Fasilitas memberikan izin kepada petugas (karyawan CPI/Mitra Kerja) untuk
melakukan pekerjaan tidak rutin di suatu tempat kerja untuk mengingatkan pekerja akan
bahaya yang mungkin timbul dan untuk memastikan bahwa pekerjaan tersebut selamat
untuk dilakukan.

Personal Protective Equipment (PPE)

Personal Protective Equipment (Alat Pelindung Diri, selanjutnya disebut PPE) di tempat
kerja harus dipertimbangkan dalam konteks sebagai metode pengendalian untuk mencegah
terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Memakai alat pelindung diri yang tepat saat
bekerja harus dipertimbangkan sebagai usaha terakhir dalam mengurangi atau
menghilangkan risiko di tempat kerja, yang hanya akan digunakan saat pengendalian teknis
yang dapat mengurangi bahaya (seperti isolasi, ventilasi, penggantian atau perubahan proses)
dan kontrol administratif (seperti prosedur kerja) tidak dapat diterapkan. Berupa alat
perlindungan diri yang digunakan untuk mengurangi resiko akibat kecelakaan. PPE
mencakup semua alat pelindung diri seperti: alat pelindung kepala (helmet), alat pelindung
mata (kacamata, lensa pelindung, eye wash), alat pelindung telinga (ear plug), alat
pelindung tangan (sarung tangan karet, kulit, dan katun), alat pelindung kaki (safety
shoes, rubber boot), alat bantu pernapasan, dan alat pelindung bekerja di ketinggian. Setiap
pekerja dan pengunjung wajib mengenakan minimal PPE standar yaitu helm, safety
goggle, dan safety shoes jika memasuki field atau lapangan kerja. Tujuannya adalah untuk
memastikan bahwa:

Lock Out Tag Out (LOTO)


Proses Penguncian dan Pelabelan (selanjutnya disebut LOTO) bertujuan untuk melindungi orang
yang sedang bekerja atau berada di sekitar mesin, instalasi listrik atau fasilitas proses
produksi yang sedang diperbaiki dan dalam perawatan. Perlindungan itu dilakukan
dengan mengisolasi energi berbahaya atau penguncian, pemasangan pengaman dan label
pada sumber-sumber energi yang dapat mencederai seseorang. Untuk melakukan LOTO
ini diperlukan:
Pengunci (lock)

Alat pengunci harus tidak dapat dibuka. Gembok dan kuncinya harus dimiliki
masing-masing orang dan tidak berfungsi sebagai kunci utama. Pemasang harus
memegang anak kunci. Facility owner perlu memastikan ketersediaan dan
kemudahan mendapatkan kunci.
Label (tag)

Label harus dibuat berwarna standar untuk menunjukkan siapa yang memasang.
Pemasang harus menandatangani label tersebut.

Biru : Mekanik

Merah muda : Instrumen dan Electrician

Kuning : Operator

Putih : Untuk pekerjaan confined space

Material Safety Data Sheet (MSDS)

Proses Material Safety Data Sheet (selanjutnya disebut MSDS) ditujukan untuk menjamin bahwa
bahaya bahan kimia dan fisik yang ada di tempat kerja, dan cara penanganannya
dikomunikasikan secara baik kepada pegawai dan mitra kerja sehingga baik pegawai dan mitra
kerja dapat bekerja dengan selamat dalam menggunakan bahan tersebut.

1. House keeping

Proses housekeeping ditujukan untuk memastikan fasilitas operasi berada dalamm keadaan
bersih, rapi, dan teratur. Keadaan tersebut akan memberikan manfaat, seperti menghilangkan
kemungkinan cedera dan kebakaran, mencegah pemborosan energi, mengoptimalkan
pemanfaatan ruangan, membantu pengendalian limbah dan kerusakan asset, menjamin kerapian
tempat kerja, mendorong kebiasaan kerja yang lebih baik, dan mencerminkan tempat kerja yang
dikelola dengan baik.

Dalam pelaksanaannya HES mempunyai prinsip: “Do it safely or not at all. There is
always time to make it right” (Lakukan dengan selamat atau tidak sama sekali. Selalu ada waktu
untuk melakukannya dengan benar.). Jadi apapun pekerjaan yang dilakukan di dalam ligkungan
PT CPI, harus dilakukan dengan aman atau tidak sama sekali, dan selalu ada waktu untuk
memperbaikinya. Untuk mengingatkan para pekerja tentang pentingnya keselamatan, maka
diwajibkan untuk memasukkan HES moment ke dalam setiap agenda rapat dan mengadakan
HES meeting minimal satu kali dalam sebulan.

The Chevron Way menyatakan “We place the highest priority on the health and safety of
our work force and the protection of our assets and the environment.” PT CPI memasukkan
prinsip tersebut ke dalam tujuan Keunggulan Kinerja (Operational Excellences / OE), yaitu 0,0,0
yang artinya tidak ada pekerja yang terluka, tidak ada minyak tumpah yang dapat mencemari
lingkungan, dan tidak ada kecelakaan selama bekerja.

Ada 10 prinsip-prinsip yang selalu menjadi acuan setiap karyawan PT CPI dalam melakukan
aktivitas apapun. Hal ini dikenal dengan “Tenets of Operation”, yaitu:

“Operate within design or environmental limits.”

Selalu mengoperasikan dalam batas-batas perencanaan dan lingkungan.


“Operate in a safe and controlled condition”

Selalu mengoperasikan dalam kondisi selamat dan terkendali.


“Ensure safety devices are in place and functioning”

Selalu memastikan semua peralatan keselamatan berada pada tempatnya dan berfungsi.
“Follow safe work practices and procedures”

Selalu mengikuti petunjuk dan prosedur pelaksanaan kerja yang selamat.


“Meet or exceed customer’s requirements”

Selalu memenuhi atau melebihi kebutuhan pelanggan.


Maintain integrity of dedicated systems

Selalu memelihara integritas dari sistem sesuai peruntukkannya.


“Comply with all applicable rules and regulations”

Selalu mengacu pada semua peraturan dan perundangan yang ada.


“Address abnormal conditions”

Selalu memperhatikan kondisi-kondisi yang tidak normal.


“Follow written procedure for high-risk or unusual situation”

Selalu mengikuti prosedur tertulis untuk mengatasi keadaan luar biasa dan beresiko tinggi.

“Involve the right people in decisions that affect procedures and equipments”

Selalu melibatkan orang yang tepat dalam membuat keputusan yang berhubungan dengan
prosedur dan peralatan.

HES Targets, yaitu:

1. Zero Incidents.
2. Zero Environmental Spills. Triple Zero
3. Zero Unscheduled Downtime.
BAB 3

TUGAS KERJA PRAKTEK

3.1 TUGAS KERJA PRAKTEK

Tugas kerja praktek yang dilaksanakan di divisi IT Upstream Technical computing PT


Chevron Pacifix Indonesia – Minas ini dimulai dari tanggal 22 september hingga 22 oktober
2010. Dalam waktu yang hampir empat minggu ini banyak sekali ilmu yang didapat. Setiap
minggunya telah disusun sebuah agenda atau project planning mulai dari proses Explore data
hingga penulisan laporan kerja praktek.

Bahasan laporan kerja praktek ini merupakan salah satu bagian pengerjaan project system
informasi upstream technical computing, yang dilaksanakan pembimbing penulis di PT CPI.
Agenda pada minggu pertama ialah proses mengexplore data dari file excel ke dalam
database oracle.Data-data yang diexplore memiliki jumlah baris yang besar. Pada minggu
pertama ini banyak sekali ilmu yang didapat. Mulai dari mengetahui bagaimana cara pemakaian
database oracle, statement-stament yang dikuasai hingga proses mengexplore data dalam waktu
singkat.

Pada minggu ke dua, setelah data berhasil di import maka pihak department mulai
memberikan latar belakang permasalahan yang sedang mereka hadapi. Langkah pertama dimulai
dengan analisa data dan identifikasinya.Data-data yang sedang diolah ini akan diubah menjadi
sebuah informasi yang dapat berguna bagi pihak yang membutuhkan. Transformasi data menjadi
bentuk visualisasi gambar 2d adalah target utama dalam pengerjaan project system informasi
upstream ini. Selanjutnya pada minggu ketiga pengembangan project mulai dilaksanakan seperti
pengcodingan dan perancangan user interface. Dan pada minggu ke empat diberikan waktu
untuk menuliskan laporan hingga presentasi.

Sesuai dengan penjelasan sebelumnya, tahapan pertama atau agenda pertama yang dilakukan
dalam pelakasanaan project aplikasi visualisasi upstream ini ialah mengimport tabel-tabel yang
tersimpan dalam file excel ke Oracle agar dapat diolah dan di tranformasikan menjadi bentuk
gambar 2d. Tabel –tabel yang diimport terdiri dari 8 tabel. Berikut adalah daftar tabel-tabel dan
struktur masing-masing tabel yang akan diimport ke dalam Oracle.

NAMA TABEL KOLOM Type data Panjang


data

ENT_WBORE_COMPONENTS WELLID VARCHAR2 5

INSTLDATE DATE

TYPECDE VARCHAR2 3

LSEID VARCHAR2 9

COMPNAME VARCHAR2 20

BOTMD NUMBER

BOTTVD NUMBER

PULL_DATE DATE

TOPMD NUMBER
TOPTVD NUMBER

COMM VARCHAR2 254

MISC_TEST WZONEID VARCHAR2 8

TSTDATE DATE

FLUID_ABV_PUMP NUMBER

WRK_FLUID_LVL NUMBER

STAT_FLUID_LVL NUMBER

ENT_PERF WELLID VARCHAR2 5

PERFDATE DATE

COMPL_ID VARCHAR2 8

LSEID VARCHAR2 9

PERFTOPMD NUMBER

PERFBOTMD NUMBER

CONTRACTOR VARCHAR2

PERFCOMM VARCHAR2 254

DATESTAMP DATE

SRCESTAMP VARCHAR2 25

ENT_MARKER COMPL_ID VARCHAR2 8

WELLID VARCHAR2 5

COMPLNAME VARCHAR2 24

TOPPERF NUMBER
BOTPERF NUMBER

COMM VARCHAR2 254

DATESTAMP DATE

SRCESTAMP VARCHAR2 25

WELL_PROD_MONTHLY OBJECT_CODE VARCHAR2 32

DAYTIME DATRE

ALLOC_NET_OIL_VOL NUMBER

ALLOC_GAS_VOL NUMBER

ALLOC_WATER_VOL NUMBER

WELL_PROPERTIES CODE VARCHAR2 32

DAYTIME DATE

END_DATE DATE

GEO_FIELD_CODE VARCHAR2 32

PROD_METHOD VARCHAR2 32

OP_FCTY_2_CODE VARCHAR2 32

OP_SUB_PRODUCTIONUNIT_CODE VARCHAR2 32

Tabel 4.1 Deskripsi Tabel ENT_EBORE_COMPONENTS hingga WELL_PROPERTIES

Karena field dan record dari masing-masing tabel sangat banyak, maka untuk mengimport tabel
dengan semua baris yang ada dalam tabel tersebut, akan digunakan fitur ODBC dari PL/SQL .
dengan menggunakan fitur tersebut, kolom dan semua baris dalam tabel tersebut dapat diimport
secara otomatis ke dalam database oracle dalam waktu yang singkat. Dibawah ini adalah rincian
langkah-langkah yang dilakukan dalam import ke oracle :
1. Masukkan tabel dan semua baris yang akan di import ke dalam sebuah sheet di file excel
dan simpan file. Hal yang perlu diperhatikan adalah nama kolom dari tabel tersebut harus
berada pada baris pertama.

Gambar 4.1 Sheet 3 yang berisi tabel Well_Prod

2. Kemudian buatlah sebuah tabel kosong di Oracle dengan menggunakan perintah PL/SQL.
Isi tabel tersebut dengan kolom dan nama tabel yang sama dengan tabel yang ada pada
excel.

3. Setelah itu mualilah melakukan import data dengan menklik tools pada PL/SQL dan
pilihlah fitur ODBC Importer. Setelah itu akan muncul tampilan seperti berikut ini
Gambar 4.2 Tampilan ODBC Impoerter PL/SQL

4. Langkah berikutnya, isilah User/ System DSN dengan pilihan Excel Files. Sedangkan
untuk username dan password samakan dengan yang ada pada database oracle.
Selanjutnya klik tombol connect, jika berhasil akan muncul tampilan berikut

Gambar 4.3 Memilih Tabel yang akan di Import Ke Oracle


Isilah directories dan database sesuai dengan tabel yang akan kita import dan jika sudah klik
tombol OK. Jika koneksi berhasil akan muncul tampilan berikut

Gambar 4.4 Koneksi ke Tabel

5. Langkah berikutnya, klik tombol Data to Oracle yang berada di sebelah kanan tombol
Data to ODBC. Lalu isilah kolom owner dengan username yang sama dengan database
oracle dan pada kolom tabel pilihlah tabel kosong yang sebelumnya telah kita buat tadi di
Oracle.
Gambar 4.5 Menyamakan Field Pada tabel kosong di Oracle

6. Langkah terakhir yaitu, cocokanlah type data kedua tabel dengan type data yang sama
serta panjang data yang sama pula. Jika sudah klik tombol import yang ada di pojok kiri
bawah. Jika berhasil maka seluruh data yang ada di tabel excel akan masuk ke dalam
tabel Oracle dalam beberapa detik. Seperti tampilan berikut ini. Perhatikan informasi
yang diberikan pada sudut kanan bawah.
Gambar 4.6 Proses import tabel

Data berhasil di import, untuk memastikannya, silahkan chek dengan menggunakan


statement select pada PL/SQL anda.

Perintah PL/SQL untuk membuat tabel-tabel diatas

Tabel ENT_WBORE_COMPONENTS

create table ENT_WBORE_COMPONENTS

WELLID VARCHAR2(5) not null,

INSTLDATE DATE not null,

TYPECDE VARCHAR2(3) not null,

LSEID VARCHAR2(9) not null,

COMPNAME VARCHAR2(20),

BOTMD NUMBER,

PULL_DATE DATE,
TOPTVD NUMBER,

TOPMD NUMBER,

COMM VARCHAR2(254),

);

Tabel ENT_MISC_TEST

create table ENT_MISC_TEST

WZONEID VARCHAR2(8) not null,

TSTDATE DATE not null,

FLUID_ABV_PUMP NUMBER,

STAT_FLUID_LVL NUMBER,

WRK_FLUID_LVL NUMBER,

);

Tabel ENT_PERF

create table ENT_PERF

WELLID VARCHAR2(5) not null,

PERFDATE DATE not null,

COMPL_ID VARCHAR2(8),

LSEID VARCHAR2(9),

PERFTOPMD NUMBER not null,

PERFSTATUS VARCHAR2(6),

PERFBOTMD NUMBER,

CONTRACTOR VARCHAR2(20),
PERFCOMM VARCHAR2(254),

DATESTAMP DATE not null,

SRCESTAMP VARCHAR2(25) not null

);

Tabel ENT_MARKER

create table ENT_MARKER

COMPL_ID VARCHAR2(8) not null,

WELLID VARCHAR2(5) not null,

COMPLNAME VARCHAR2(24),

TOPPERF NUMBER,

BOTPERF NUMBER,

COMM VARCHAR2(254),

DATESTAMP DATE not null,

SRCESTAMP VARCHAR2(25) not null

);

Tabel WELL_PROD_MONTHLY

Create tale WELL_PROD_MONTHLY

OBJECT_CODE VARCHAR2(32)

DAYTIME DATE

ALLOC_GAS_VOL NUMBER

ALLOC_NET_OIL_VOL NUMBER
ALLOC_WATER_VOL NUMBER

);

Tabel WELL_PROPERTIES

Create table WELL_PROPERTIES

CODE VARCHAR2(32

DAYTIME DATE

END_DATE DATE

PROD_METHOD VARCHAR2(32)

GEO_FIELD_CODE VARCHAR2(32)

OP_SUB_PRODUCTIONUNIT_CODE VARCHAR2(32)

OP_FCTY_2_CODE VARCHAR2(32)

);

Analisa Permasalahan

Pada awalnya, Kebutuhan akan komputasi yang memiliki kinerja tinggi dan dapat
memberdayakan seluruh sumberdaya manusia dan waktu secara efektif, merupakan titik tolak
permasalahan yang dihadapi oleh PT CPI. Data perminyakan yang merupakan identitas dari PT
ini pun menjadi prioritas utama yang harus dikelola. Kecepatan dan ketepatan informasi yang
diperoleh merupakan target utama yang harus diraih oleh perusahaan ini. Dalam menganalisa
perkembangan produksi sumur, kinerja pompa, dan jumlah titik perforasi tidak cukup hanya
dengan melihat data yang ditampilkan oleh database yang menyimpan seluruh data tersebut.
Oleh karena itu perlu adanya sebuah aplikasi yang dapat menisualisasikan data-data tersebut
menjadi bentuk gambar yang dapat memberikan informasi lebih dari sekedar menampilkan data
saja yang berupa angka-angka saja.
Aplikasi yang dibuat haruslah memperhatikan segi efisiensi waktu dan biaya. Untuk itu para
pengembang project system informasi upstream ini memilih menggunakan bahasa pemrogrmana
java dan database oracle sebagai tools untuk membuat aplikasi ini.

Jadwal Pengerjaan
Kerja Praktek yang dilakukan selama satu bulan ini memiliki jadwal pengerjaan, yaitu :

Pengerjaan dalam
perhitungan
No Aktivitas minggu

I II III IV

1. DB and application requirement

2. Topic assignment

3. Develop the assignment.

4 Present result, Discussion, Report


development

Tabel 4.2 Jadwal pengerjaan

MILESTONE BERTAHAP
Gambar 4.7 Milestone bertahap

Metode Pengerjaan Kerja Praktek

Kerja Praktek yang penulis laksanakan mempunyai metode pengerjaan, sebagai berikut :

1. Studi Literatur

Studi literatur merupakan tahap awal metode pengerjaan kerja praktek. Studi Literatur
atau studi pustaka ini dilakukan pada bahan-bahan atau materi-materi, buku-buku, artikel
internet dan user guide yang berhubungan dengan Oracle dan PL/SQL

2. Wawancara dan Diskusi

Tahapan ini merupakan tahapan kedua yang mendukung tahapan sebelumnya. Setelah
dilakukan pembelajaran terhadap materi yang berhubungan dengan pembahasan laporan
kerja praktek ini, maka dilakukanlah tahapan wawancara dan diskusi dengan
pelaksana project system informasi upstream ini atau pembimbing kerja praktek penulis.

3. Analisa Studi Kasus

Analisa ini berguna dalam mengidentifikasi hal-hal yang berkaitan dengan pengerjaan
sistem informasi upstream mulai dari data-data yang dibutuhkan hingga tools-tools yang
digunakan dalam pengerjaan aplikasi.
BAB 4
LANDASAN TEORI

3.1 Pembentukan minyak dan gas bumi

Kebanyakan berbagai pakar perminyakan meyakini bahwa pembentukan minyak bumi


berasal dari binatang dan tumbuhan yang telah mati jutaan tahun yang lalu. Oleh karena itu
minyak bumi disebut juga bahan bakar fosil. Bainatang dan tumbuhan (unsure organic) yang
mati mengalami pengendapan bersamaan dengan berbagai jenis sendimen (seperti lumpur) yang
dibawa oleh aliran sungai. Batuan sendimen yang mengandung unsure organic sebagai sumber
terjadinya minyak bumi disebut batuan sumber (source rock).

Akibat pengendapan terus-menerus pada bagian atas (overburden), bahan organic yang
terdapat pada lapisan sedimen mengalami proses penekanan dan pemanasan yang berlangsung
jutaan tahun. Bahan organic ini kemudian berubah menjadi minyak, gas, dan aspal bumi.
Selanjutnya, minyak dan gas bumi tersebut bermigrasi mencari lapisan-lapisan yang berlubang
atau mempunyai pori-pori. Lapisan-lapisan yang berpori ini dikenal dengan sebutan reservoir
bed atau reservoir rock. Pada lapisan seperti inilah minyak-minyak berkumpul sehingga lapisan
seperti inilah yang dicari oleh para ahli pertambangan migas.

Gambar 3.1
Proses terbentuknya minyak bumi dan gas

3.2 Eksplorasi migas


Minyak dan gas bumi adalah barang public yang di Indonesia termasuk dalam kategori
sumber daya alam milik masyarakat (common property resources). Pencarian migas dimulai
dengan survey geologi (pemetaan) dan geofisika, survey seismic dan gravitasi untuk mencari
cebakan. Untuk memastikan apakah cebakan tersebut berisi migas atau tidak,perlu dilakukan
pembobaran “wild-cat”. Bila eksplorasi berhhasil maka dapat diketahui adanya hidrokarbon
(minyak dan/atau gas bumi), sifat batuan (porositas dan permeabilitas), serta kandungan (saturasi)
migas. Porositas dapat diketahui dengan cara loging sonic(suara) maupun loging radioaktif
(neutron,density). Loging sonic bekerja berdasarkan prinsip bahwa suara bergerak lebih cepat
pada benda yang lebih padat. Sedangkan saturasi migas diketahui dari hasil loging listrik karena
minyak bersifat isolator sedangkan air asin adalah konduktor. Dengan data-data tersebut dapat
diperkirakan cadangan migas secara kasar. Bila migas berhasil ditemukan, maka dilakuaknlah
produksi migas.

3.3 Produksi Migas

Untuk memproduksi migas dari cebakan prospek, dilakukan pengembangan di lapangan


dengan member banyak sumur produksi. Proses produksi dibagi atas primary recovery,
secondary recovery, dan tertiary recovery. Primary recovery adalah cara memproduksikan sumur
secara alamiah dengan tekanan reservoir yang ada menggunakan pompa (baik pompa angguk
maupun pompa submersible) atau dengan gas lift (tujuannya, supaya kolom fluidanya lebih
ringan sehingga minyak bias mengalir). Secondary recovery dilakukan dengan pendorongan air
(water flood) atau pendorongan gas(gas flood). Tertiary recovery dilakukan dengan cara
menginjeksikan air yang sudah ditambahkan zat kimia(polimer, surfaktan), emnginjeksikan gas
yang miscible (latut) dalam minyak menginjeksikan uap air (untuk menurunan viskositas), in situ
combusition (membakar sebagian minyak), atau meninjeksikan mikroba. Secondary dan tertiary
recovery biasa disebut Enhanced Oil Recovery (EOR)

3.4 Perforasi

Perforasi (perforating) adalah proses pelubangan dinding sumur (casing dan lapisan
semen) sehingga sumur dapat berkomunikasi dengan formasi. Minyak atau gas bumi dapat
mengalir ke dalam sumur melalui lubang perforasi ini.

Perforating gun yang berisi beberapa shaped-charges diturunkan ke dalam sumur sampai
ke kedalaman formasi yang dituju. Shaped-charges ini kemudian diledakan dan menghasilkan
semacam semburan jet campuran fluida cair dan gas dari bahan metal bertekanan tinggi (jutaan
psi) dan kecepatan tinggi (7000m/s) yang mampu menembus casing baja dan lapisan semen.
Semua s).proses ini terjadi dalam waktu yang sangat singkat (17S).

Perforasi dapat dilakukan secara elektrikal dengan menggunakan peralatan logging atau
juga secara mekanikal lewat tubing (TCP-Tubing Conveyed Perforations).

Gambar 3.2 perforasi

3.5 Konsep Open Source

“Open source adalah metode pengembangan software yang menyertakan source


code, dan mengizinkan pemakaian atau perubahan seperti apapun terhadap source code tersebut.
Jadi, open source merupakan cara pengembangan/distribusi software yang membolehkan
siapapun memperoleh, mengubah, dan mendistribusi ulang software tersebut.”

Jika diterjemahkan secara langsung, open source berarti “sumber yang terbuka”.
Maksudnya adalah kode sumber yang tidak tertutup (proprietary) sehingga membuat software
open source dapat dikembangkan oleh siapapun. Tidak hanya software, namun juga
dokumentasinya.

Sebuah software diciptakan dengan menulis kode, dan mengubahnya dalam bentuk
bahasa mesin yang membuat barisan kode tersebut dapat dijalankan oleh mesin yang kemudian
membentuk ilusi di otak kita tentang sebuah alat kerja maya yang kita sepakat menyebutnya,
software. Terlepas dari bahasa apapun yang digunakan oleh sang coder, entah C++, Java, PHP,
Perl, Pascal, BASIC, atau bahkan Nusa, software adalah kumpulan kode algoritma yang
terstruktur. Setelah ditulis, kode perlu diubah ke bentuk biner untuk bisa dijalankan oleh prosesor
komputer. Komputer tidak mengerti, memahami, atau bahkan memroses informasi apapun,
kecuali dua angka biner nol dan satu

3.5.1 JAVA

Java merupakan suatu teknologi perangkat lunak yang di dalamnya mencakup bahasa
pemrograman. Selain itu Java juga merupakan suatu platform yang memiliki virtual machine dan
library yang diperlukan untuk menulis dan menjalankan suatu program.

Java sendiri pada awalnya dikembangkan pada lingkungan komputer oleh Sun
Microsystem Inc. dengan tujuan untuk menghasilkan suatu bahasa komputer sederhana tanpa
harus terikat pada arsitektur tertentu. Maka tak heran jika dalam perkembangannya Java dapat
dijalankan pada berbagai platform sistem operasi seperti Linux, Windows maupun Unix.

Karena keunikan dan kehandalannya, Java pun semakin banyak dikenal. Pada tahun 1995
Sun meluncurkan sebuah browser berbasis Java dengan julukan Hot Java, kemudian diikuti
Netscape yang memutuskan untuk membuat browser dengan dilengkapi bahasa Java di dalamnya.
Setelahnya ikut bergabung pula berbagai pengembang ternama diantaranya IBM dan Microsoft.

Kemudian pada tahun berikutnya, Sun Microsystem Inc. merilis Java Software
Development Kit (JDK) pertamanya, JDK 1.1. Dan terus berkembang dari pemrograman applet
yang berjalan di browser menjadi pemrograman kelas dunia yang banyak digunakan untuk
pengembangan aneka ragam aplikasi. Tidak hanya pada komputer, Java juga dapat berjalan pada
bermacam-macam perangkat, mulai telepon genggam sampai aplikasi berskala enterprise pada
komputer server.

3.5.1.1 Lingkungan Java

Seperti disebutkan di atas, Java merupakan bahasa pemrograman yang dapat


diimplementasikan pada berbagai lingkungan, seperti internet, telepon genggam maupun
komputer. Bahasa pemrograman Java secara garis besar dikelompokan menjadi tiga edisi, yaitu,
Java 2 Standar Edition (J2SE), Java 2 Enterprise Edition (J2EE) dan Java 2 Micro Edition
(J2ME).

J2SE digunakan untuk mengembangkan aplikasi-aplikasi desktop dan applet, J2EE


dipergunakan untuk mengembangkan aplikasi-aplikasi berbasis client/server berskala enterprise,
sedangkan J2ME diaplikasikan pada berbagai perangkat kecil dengan jumlah memory, kapasitas
penyimpan dan user interface terbatas, seperti ponsel dan PDA.
3.5.1.2 J2ME

Seperti paket-paket Java lainnya yang menggunakan Java Virtual Machine (JVM)
sebagai interpreter, dalam J2ME digunakan pula virtual machine yang disebut K Virtual
Machine (KVM) yang memiliki keunggulan tersendiri dimana hanya memerlukan memori kecil.
Huruf K pada K Virtual Machine sendiri merupakan singkatan dari kilobyte, untuk
menggambarkan betapa virtual machine ini bekerja pada memory yang demikian kecilnya.KVM
memungkinkan para software developer independen untuk bermain-main pada berbagai platform
handset menjadi terbuka tanpa perlu melakukan perubahan berarti dalam hal programnya.
Dengan J2ME yang berbasis C++, sebuah aplikasi akan memiliki portabilitas untuk dijalankan
pada berbagai jenis telepon genggam.

3.5.1.3 MIDIlet

MIDIlet adalah aplikasi yang dibuat menggunakan J2ME dengan profile Mobile
Information Device Profile (MIDP) yang dikhususkan untuk digunakan pada handset dengan
kemampuan prosessor, memori dan layar yang terbatas, misalnya ponsel, pager, PDA, Pocket PC
dan sebagainya.Hingga saat ini ada dua versi platform Java J2ME yang umum digunakan pada
telepon genggam yaitu MIDP 1.0 yang masih memiliki spesifikasi sederhana dan menyediakan
fungsi dasar untuk aplikasi mobile, diantaranya basic user interface dan kemanan jaringan. Satu
lagi MIDP 2.0, yang sudah ditambahkan berbagai fasilitas seperti game, multimedia, dukungan
berbagai jenis konektivitas, maupun OTA.

3.5.1.4 Solusi dan Pengembangan Java

Meski aplikasi Java telah banyak digunakan pada telepon nirkabel, namun sudah menjadi
hal umum bagi pengembang, bahwa Java tidak sepenuhnya dapat berjalan pada semua tipe
ponsel meski pada telepon genggam tersebut sudah ditanamkan suatu platform Java.

Penyebabnya, yaitu implementasi Java oleh masing-masing vendor telepon seluler


tidaklah sama terutama pada fragmentasi API (Application Programming Interface). Maka untuk
mengatasi perbedaan tersebut berbagai perusahaan teknologi di dunia seperti Nokia, Motorola,
NTT DoCoMo, Sprint dan lainnya membentuk suatu kolaborasi guna menyusun spesifikasi Java
yang lebih jelas bagi vendor telepon genggam, operator seluler, serta pengembang aplikasi.
Spesifikasi tersebut dinamakan Java Technology for Wireless Industry (JTWI).

Tujuan JTWI sendiri adalah untuk memperbaiki kompatibilitas, interoperabilitas, dan


kelangkapan implementasi Java pada telepon genggam. Spesifikasi JTWI sendiri yaitu untuk
meminimasi fragmentasi API serta memaksimalkan fungsionalitas pada telepon genggam
sehingga dapat memperluas penerapan aplikasi Java.
JTWI mendefinisikan tiga kategori spesifikasi yaitu mandatory, conditional required, dan
minimum configuration. Spesifikasi mandatory yaitu MIDP 2.0, conditional required adalah
MMAPI 1.1, dan minimum configuration adalah CLDC 1.0.

CLDC (Connected Limited Device Configuration) adalah spesifikasi yang ditujukan pada
perangkat elektronik yang memiliki sumber daya terbatas yang dikembangkan untuk keperluan
teknologi wireless Java, dimana memungkinkan pengguna ponsel untuk menginstallkan aplikasi
Java (MIDIlet) ke telepon genggam mereka. MIDP (Mobile Information Device Profile)
merupakan suatu spesifikasi untuk memperkaya fitur pada CLDC dengan menyediakan
tambahan kelas yang lebih spesifik pada tipe perangkat.

Sedangkan MMAPI (Mobile Media API) merupakan suatu spesifikasi yang ditujukan
untuk menangani kemampuan multimedia pada telepon bergerak yang berbasis Java. Pada JTWI
dikenal juga istilah WMA (Wireless Messaging API) yaitu spesifikasi yang ditujukan untuk
menangani pengiriman dan penerimaan pesan singkat pada platform Java.

3.6 ORACLE

Oracle Merupakan RDMS yang paling banyak digunakan oleh perusahaan-perusahaan


didunia.Database Oracle adalah produksi dari Oracle Corporation, sebuah perusahaan komputer
raksasa yang bermarkas di Redwood City, California.Pengembanan Oracle dimulai pada tahun
1977 ketika Larry Ellison melihat ada peluang bagus yang dimanfaatkan perusahaan-perusahaan
software kala itu.

Tahun 1979 versi pertama dijual kepada umum. Versi pertama meyertakan interface SQL
untuk berinteraksi dengan database.Tahun 1983, mereka mengubah nama perusahaan menjadi
Oracle Corporation . Pada tahun itu juga, Oracle Corp. meluncurkan versi ketiga. Tahun 1984
versi keempat diluncurkan, Oracle telah mendukung beberapa sistem operasi yang ada waktu itu.
Pengembangan terus dilakukan sesuai dengan perkembangan teknologi komputer.

Tahun 1998, Oracle mulai mengadopsi konsep Orientasi Objek(object oriented). Konsep
orientasi objek pada database sedikit berbeda dengan konsep yang dikenal dilingkungan internet
sehingga mereka membubuhkan huruf ‘i’ yang merupakan huruf awal “internet”. Sampai saat ini
Oracle telah mengeluarkan versi terbarunya, yakni Oracle11g.Keunggulan Oracle dibanding
dengan yang lain :

1. Scalability, memiliki kemampuan menangani banyak user yang melakukan koneksi


secara bersamaan tanpa berkurangnya performance.
2. Reliability, memiliki kemampuan untuk melindungi data dari kerusakan jika terjadi
kegagalan fungsi pada sistem seperti disk failure.
3. Serviceability, memiliki kemampuan untuk mendeteksi masalah, kecepatan dalam
mengkoreksi kesalahan, dan kemampuan melakukan konfigurasi ulang struktur data.
4. Stability, memiliki kemampuan untuk crash karena beban load yang tinggi. Hal ini
berkaitan dengan scability.
5. Availability, yaitu kemampuan dalam penanganan crash atau failure agar service dapat
tetap yaitu kemampuan dalam penanganan crash atau failure agar service dapat tetap
berjalan.
6. Multiplatform, dapat digunakan pada banyak sistem operasi seperti seperti windows, unix,
linux, dan solaris.
7. Mendukung data yang sangat besar, Oracle dapat menampung data hampir 512 pet byte
(1 pet byte = 1.000.000 gigabyte).
8. Sistem sekuriti yang cukup handal
9. Dapat menampung hampir semua tipe data seperti data teks, image, sound, video, dan
time series.

Oracle menggunakan SQL (Structured query language) sebagai bahasa perantara antara user
dan database. Kemudian Oracle Corp mengembangkan sebuah bahasa procedural yang mereka
sebut sebagai PL/SQL. Dengan menggunakan kedua bahasa ini, seorang user dapat
mengoptimalkan penggunaan database Oracle.

SQL merupakan bahasa yang digunakan oleh banyak aplikasi atau tool untuk berinteraksi
dengan server database. SQL adalah bahasa fungsional yang tidak mengenal iterasi dan tidak
bersifat procedural SQL menggunakan perintah-perintah dengan kata-kata sederhana dan mirip
dengan bahasa manusia sehari-hari, tentu saja dalam bahasa inggris. Pada SQL, user hanya
menentukan apa hasil akhir yang diinginkan.

Sedangkan PL/SQL adalah bahasa prosedural yang dikembangkan sendiri oleh Oracle Corp
untuk mengoptimalkan pembuatan aplikasi database. Kata PL pada PL/SQL adalah singkatan
dari ”Procedural Language”. Pada PL/SQL ditambahkan beberapa hal yang dikenal pada dunia
pemograman, seperti variabel, loop, pemrosesan berdasarkan kondisi, operator cursor,
modularisasi, dan banyak lagi yang lainya. Semua tambahan itu bertujuan untuk meningkatkan
kinerja operasi-operasi SQL pada database sehingga manfaat dan kehandalannya menjadi lebih
maksimal.

Keuntungan dari PL/SQL :

-Muduh dipelajari dan digunakan


-Dapat disimpan didatabase Oracle

-Terintegrasi dengan baik pada databse Oracle

-Kemampuan yang bagus untuk menangani blok data yang besar

-Terdapat banyak package yang disediakan Oracle untuk meningkatkan performancenya

-Mendukung program unit dengan ataupun tanpa nama

-Mendukung advanced data type

-Mengenal pengelompokan procedure procedure dan function ke dalam satu kesatuan package

Oracle juga menyediakan tool bagi-bagi user untuk berkomunikasi dengan database, diantaranya:

1. SQL*Plus
2. TOAD
3. TORA
4. HORA
5. SQL Workshop
6. APEX

Sebuah Blok kode dari PL/SQL terdiri dari tiga bagian yaitu deklarasi, executable
command, dan exception handling.

Bagian Deskripsi

Deklarasi Berisi deklarasi dan inisialisasi variable dan cursor yang


akan digunakan dalam blok.

Executable Berisi statement-statemnet yang akan dieksekusi


command

Exception Menyediakan aksi penanganan yang akan terkustomisasi


Handling

Tabel 3.1 Deskripsi struktur bagian dalam PL/SQL

Dalam PL/SQL, bagian yang pertama adalah bagian deklarasi. Bagian ini diawali dengan
kata kunci declare dan diakhiri dengan kata kunci begin yang menandakan awalan dari bagian
executable command. Kemudian bagian executable command akan diikuti dengan bagian
exception handling dan kata kunci exception yang menandakan awalan bagian tersebut. Berikut
ini adalah list yang menggambarkan struktur dari blok PL/SQL.
Declare

<declarations section>

Begin

<executable commands>

Exception

<exception handling>

Tabel 3.2 List Struktur bagian dari blok PL/SQL

BAB 4

ANALISA DAN PERANCANGAN

4.1 ANALISA PERMASALAHAN


Pada awalnya, Kebutuhan akan komputasi yang memiliki kinerja tinggi dan dapat
memberdayakan seluruh sumberdaya manusia dan waktu secara efektif, merupakan titik tolak
permasalahan yang dihadapi oleh PT CPI. Data perminyakan yang merupakan identitas dari PT
ini pun menjadi prioritas utama yang harus dikelola. Kecepatan dan ketepatan informasi yang
diperoleh merupakan target utama yang harus diraih oleh perusahaan ini. Dalam menganalisa
perkembangan produksi sumur, kinerja pompa, dan jumlah titik perforasi tidak cukup hanya
dengan melihat data yang ditampilkan oleh database yang menyimpan seluruh data tersebut.
Oleh karena itu perlu adanya sebuah aplikasi yang dapat menisualisasikan data-data tersebut
menjadi bentuk gambar yang dapat memberikan informasi lebih dari sekedar menampilkan data
saja yang berupa angka-angka saja.

Aplikasi yang dibuat haruslah memperhatikan segi efisiensi waktu dan biaya. Untuk itu para
pengembang project system informasi upstream ini memilih menggunakan bahasa pemrogrmana
java dan database oracle sebagai tools untuk membuat aplikasi ini.

4.2 ANALISA KEBUTUHAN DATA

Pada pembuatan aplikasi ini data yang dibutuhkan hanyalah beberapa table dari sekian banyak
tabel yang dimiliki oleh team IT upstream technical computing dalam pembangunan system
informasi upstream. Tabel tersebut ialah tabel Perforasi dan Marker. Kedua tabel ini sebelumnya
berada pada Ms. Excel. Untuk itu perlu dilakukan import data dari excel ke database oracle,
karena dalam pembuatan aplikasi ini, tools yang digunakan ialah Java dan Oracle 10G xpress.
Sebelum melakukan proses import data maka perlu terlebih dahulu kita membuat tabel kosong
pada database oracle. Seperti langkah berikut ini:

ENT_PERF WELLID VARCHAR2 5

PERFDATE DATE

COMPL_ID VARCHAR2 8

LSEID VARCHAR2 9

PERFTOPMD NUMBER

PERFBOTMD NUMBER

CONTRACTOR VARCHAR2
PERFCOMM VARCHAR2 254

DATESTAMP DATE

SRCESTAMP VARCHAR2 25

ENT_MARKER COMPL_ID VARCHAR2 8

WELLID VARCHAR2 5

COMPLNAME VARCHAR2 24

TOPPERF NUMBER

BOTPERF NUMBER

COMM VARCHAR2 254

DATESTAMP DATE

SRCESTAMP VARCHAR2 25

Cara pembuatan Tabel di Oracle:

create table ENT_PERF

WELLID VARCHAR2(5) not null,

PERFDATE DATE not null,

COMPL_ID VARCHAR2(8),

LSEID VARCHAR2(9),

PERFTOPMD NUMBER not null,

PERFSTATUS VARCHAR2(6),

PERFBOTMD NUMBER,
CONTRACTOR VARCHAR2(20),

PERFCOMM VARCHAR2(254),

DATESTAMP DATE not null,

SRCESTAMP VARCHAR2(25) not null

create table ENT_MARKER

COMPL_ID VARCHAR2(8) not null,

WELLID VARCHAR2(5) not null,

COMPLNAME VARCHAR2(24),

TOPPERF NUMBER,

BOTPERF NUMBER,

COMM VARCHAR2(254),

DATESTAMP DATE not null,

SRCESTAMP VARCHAR2(25) not null

);

Selanjutnya barulah dilakukan proses import kedua tabel diatas seperti yang telah dijelaskan
pada BAB 3, yaitu pada BAB tugas kerja praktek.

4.3 ANALISA FUNGSIONAL SYSTEM


Secara garis besar fungsi utama dari perangkat lunak atau aplikasi yang akan
dikembangkan dapat dilihat pada Use case diagram dan use case spesifikasi yang disajikan
berikut ini. Standar pembuatan buble pada use case adalah : nama dari setiap buble dari use case,
menggambarkan proses yang akan dilakukan.

USECASE SPESIFIKASI

VISUALISASI PERFORASI

AKTOR Lead IT Engineer


UTAMA

AKTOR Reservoir engineer, petroleum angineer, team manager


LAIN

KONDISI Data-data mengenai perforasi masih tersajikan dalam


AWAL bentuk tabel dan kolom.

KONDISI Data-data mengenai perforasi sudah menjadi bentuk


AKHIR gambar dua dimensi.
1. use case dimulai ketika lead it engineer terlebih dahulu
melakukan Verification User ( LOGIN )

2. Sistem akan menampilkan halaman isian


data visualisasi untuk di inputkan.

3. selanjutnya lead IT engineer akan menginputkan data-


data perforasi seperti well id dan tanggal.
MAIN
SUCCESS 4. sistem melakukan visualisasi data setelah lead IT
SCENARIO engineer menekan tombol perforasi.

ALTERNATE 5a. Data yang dimasukan tidak valid.


SCENARIO
1. Sistem tidak melakukan visualisasi data.

2. sistem menampilkan pesan peringatan

PRIORITAS 1

VISUALISASI MARKER

AKTOR Lead IT Engineer


UTAMA

AKTOR Reservoir engineer, petroleum angineer, team manager


LAIN

KONDISI Data-data mengenai marker masih tersajikan dalam


AWAL bentuk tabel dan kolom.

KONDISI Data-data mengenaimarker sudah menjadi bentuk


AKHIR gambar dua dimensi.

1. use case dimulai ketika lead it engineer terlebih dahulu


melakukan Verification User ( LOGIN )

2. Sistem akan menampilkan halaman isian


data visualisasi untuk di inputkan.

3. selanjutnya lead IT engineer akan menginputkan data-


MAIN datamarker seperti well id dan tanggal.
SUCCESS
SCENARIO 4. sistem melakukan visualisasi data setelah lead IT
engineer menekan tombol marker.

ALTERNATE 5a. Data yang dimasukan tidak valid.


SCENARIO
1. Sistem tidak melakukan visualisasi data.

2. sistem menampilkan pesan peringatan

PRIORITAS 1

4.4 ANALISA DATA SYSTEM

BAB 4

PEMBAHASAN DAN IMPLEMENTASI

1. DIVISI IT UPSTREAM TECHNICAL COMPUTING MINAS


Divisi IT upstream technical computing-Minas merupakan suatu divisi yang bergerak dalam
pengelolaan database perminyakan PT Chevron Pacific Indonesia. Divisi ini menangani
pengelolaan data produksi minyak yang berada di setiap ladang (field) daerah minas. Data-data
yang dikelola oleh divisi ini meliputi data produksi sumur (well product), Pompa (pump),
Pelubangan (perforasi), Completion (lapisan), serta jumlah produksi minyak di setiap bulan dan
tahunnya.

Pengelolaan database dilakukan dengan menggunakan Database Administrator Oracle


10G dan PL/SQL. Setiap tabel yang diolah memiliki ribuan hingga ratusan ribu data. Data-data
ini ada yang dilaporkan perhari, perbulan dan pertahun. Dalam laporan kerja praktek ini data
yang diolah focus kepada data perforasi dan marker. Seperti yang sudah dijelaskan pada Bab 3
Landsan teori, Perforasi (perforating) adalah proses pelubangan dinding sumur (casing dan
lapisan semen) sehingga sumur dapat berkomunikasi dengan formasi. Minyak atau gas bumi
dapat mengalir ke dalam sumur melalui lubang perforasi ini. Data-data perforasi dan marker
yang masih dalam bentuk kolom dan baris diubah menjadi output atau hasil gambar atau yang
dinamakan dengan visualisasi 2d.

2. METODE, ALAT BANTU DAN TEKNIS.

Aplikasi yang dinamakan dengan “Aplikasi visualisasi Perforasi-Marker IT Upstream


Technical Computing PT CPI-Minas” ini memiliki 2 fitur. Yaitu vitur perforasi dan marker.
Kedua fitur ini memiliki fingsi yang berbeda yang akan dijelaskan pada poin Spesifikasi
Aplikasi nantinya. Berikut proses teknis pembuatan aplikasi:

 Sistem komputer

 Processor pentium IV, serta kelengkapannya.

 SO windows vista

 Metode Pengembangan

Perangkat lunak dikembangkan dengan metode waterfall meliputi:

 Tahap analisis

 Tahap perancangan

 Tahap implementasi

 Tahap Pengujian
Metode pengembangan yg dilakukan tidak meliputi tahap perawatan krn keterbatasan
waktu dari pengembangan.

 Bahasa pemrograman

 Java (J2SE)

 Database : oracle 10g express

 Notasi alat bantu

 Menentukan jadwal pekerjaan : Ms. Office project 2003

 Merancang perangkat lunak : Ms. Office Visio 2007

 Dokumentasi : Ms. Officce Word 2007

3. ANALISA KEBUTUHAN APLIKASI

Aplikasi yang dirancang memiliki dua buah fitur yang berfungsi untuk
memanggil data dari dua tabel yaitu perforasi dan marker. Dimana masing-masing tabel
ini memiliki data yang akan diubah menjadi visualisasi 2d sesuai dengan kebutuhan
departemen. Fitur tersebut ialah fitur Perforasi dan marker. Pada fitur perforasi, aplikasi
akan menampilkan data-data perforasi berupa Perftopmd, perbotmd, dan perfstatus.
Sedangkan pada fitur marker aplikasi akan menampilkan data-data marker berupa
complname dan topperf dari complname tersebut. Data-data dari tabel tersebut akan
ditampilkan dengan menggunakan acuan berupa wellid dan perfdate dari masing-masing
tabelperforasi dan marker.

4. Rancangan Aplikasi
Gambar 5.1 Rancangan aplikasi

5. Implementasi Aplikasi
Gambar 5.2 Spesifikasi menu utama

Pada tampilan berikut user diminta untuk menginputkan wellid dan tanggal perforasi dilakukan.
Kedua field ini terdapat pada masing-masing tabel. Jika well id belum diinputkan dan tombol
perforasi dieksekusi maka akan muncul layar pesan berikut :
Gambar 5.3 Spesifikasi layar pesan

Selanjutnya jika field wellid dan tanggal diisi sesuai dengan data yang sudah ada dalam
database maka, aplikasi akan menampilkan data seperti berikut, dalam hal ini kita mencoba
menggunakan wellid: M0718 dan tanggal: 21 oktober 2010
Gambar 5.4 Header aplikasi visualisasi perforasi-marker
Gambar 5.5 visualisasi perftopmd, perfbotmd, perfstatus, dan complname
Gambar 5.6 spesifikasi layar pesan jika data tidak ditemukan.

69

Anda mungkin juga menyukai