BAB I
PENDAHULUAN
Program Kerja Praktek (KP) yang dirancang oleh Fakultas Sains Teknologi UIN SUSKA
RIAU, adalah salah satu syarat yang harus dipenuhi seorang mahasiswa jurusan Teknik
Informatika Fakultas Sains Teknologi UIN SUSKA RIAU dalam mencapai gelar kesarjanaan.
Pelaksanaan Kerja Praktek adalah suatu media penghubung antara teori yang telah didapat pada
perkuliahan dengan dunia kerja sebenarnya. Perbedaan antara teori yang didapat selama
perkuliahan, mungkin saja sangat berbeda pada penerapan dilingkungan kerja. Sebagai seorang
mahasiswa Teknik Informatika, tuntutan untuk mengerti dan memahami bagaimana situasi
kondisi di dalam lingkungan kerja merupakan hal yang penting untuk dipelajari. Sehingga dapat
meminimalisir kesalahan persepsi dalam menghadapi suatu persoalan di dunia kerja.
Dalam pembuatan aplikasi ini, penulis menimbang bahwa pengaruh efektifitas dan
efisiensi aplikasi sangatlah penting dalam sebuah perindustrian. Maka dari itu pemilihan bahasa
pemrograman yang dipakai haruslah melihat dari kedua alasan diatas. Java yang dikenal sebagai
bahasa pemrograman multi platform dan berbasis open source memenuhi kriteria ini. Sifatnya
yang gratis tampa biaya dan fleksibelitas membuat bahasa pemorgraman ini lebih unggul dari
yang lainnya.
Rumusan permasalahan yang akan dipelajari selama Kerja Praktek ini yaitu :
“Bagaimana cara membuat sebuah aplikasi yang dapat menampilkan data-data menjadi
bentuk visualisasi dua dimensi dengan menggunakan Bahasa pemrograman java dan database
Oracle 10G express.
1.
2.
3.
4.
PT Chevron Pacific Indonesia(CPI), dahulunya dikenal dengan nama PT. Caltex Pacific
Indonesia. Perubahan nama ini terjadi ketika ditetapkannya Surat Keputusan No.C-25712
HT.01.04.TH.2005 pada tanggal 16 September 2005. Perubahan ini berdasarkan arahan pemilik
saham mengenai aplikasi nama Chevron pada seluruh bisnis hulunya di dunia.
PT CPI adalah sebuah unit dari Chevron Corporation. Chevron Corporation ialah
perusahaan Amerika yang bergerak dibidang energi yang terbesar di dunia. San Ramon,
California, USA merupakan lokasi kantor pusat Chevron Corporation. Chevron berdiri di Pico
Canyon,California, tahun 1879. Chevron bergerak dalam setiap aspek industri minyak dan gas,
termasuk eksplorasi dan produksi,penyulingan pemasaran, dan transportasi, produksi kimia dan
penjualan, dan pembangkit tenaga. Chevron memiliki fasilitas di 90 negara. Pada
2001, Chevron bergabung dengan Texaco untuk membentuk ChevronTexaco. Pada 9 Mei
2005,ChevronTexaco mengumumkan akan melepas moniker Texaco dan kembali ke
nama Chevron. Texaco akan tetap menjadi sebuah merek di bawah perusahaan Chevron. Pada 19
Agustus 2005, Chevron bergabung dengan Unocal Corporation, sebuah gerakan yang
membuat Chevron produsen terbesar energi geotermal di dunia.
PT. Chevron Pacific Indonesia (CPI) adalah salah satu kontraktor bagi hasil (Production
Sharing Contract) yang beroperasi di Sumatera. Saat ini PT Chevron Pacific Indonesia
merupakan salah satu bagian dari perwakilan Chevron di Indonesia yaitu IBU
(IndoAsia Bussiness Unit). Selain PT CPI, terdapat PT Unocal yang bergabung dengan IBU pada
tanggal 11 Agustus 2005.
Awal Sejarah PT CPI dimulai ketika, Perusahaan pertama yang melangkah di Indonesia
yang bergerak dibidang eksplorasi dan produksi pada tahun 1924 yaitu Standard Oil Company of
California (SOCAL) yang mengutus ekspedisi geologi ke pulau Sumatera. Kemudian tahun 1930
pemerintah Hindia Belanda memberikan izin kepada SOCAL untuk melanjutkan eksplorasinya
di daerah Sumatera tengah dan dibentuk Nederlandse Pacific Petroleum Maatchappij (NPPM)
yang merupakan cikal bakal dari PT.CPI pada bulan Juni 1930. Beberapa tahun kemudian
SOCAL ditawari pemerintah Hindia Belanda suatu daerah seluas 600.000 Ha di daerah Sumatera
Tengah. Kemudian James P. Bailey dari kantor SOCAL di Jakarta merekomendasikan suatu
daerah terbaik dari kawasan yang ditawarkan tersebut yaitu daerah yang di kenal dengan Rokan
Block.Pada Tahun 1936 Texas Co dan Socal menggabungkan saham mereka
menjadi Caltex. Cadangan minyak bumi pertama kali yang ditemukan SOCAL terdapat di
lapangan Sebanga pada bulan Agustus 1936.Kemudian berturut-turut ditemukan kembali
cadangan minyak baru di Rantau Bais pada bulan November 1940 dan lima tahun kemudian
ditemukan ladang minyak di Duri. Tahun 1944, semenjak perang dunia ke-2 Jepang melakukan
pemboran diladang minyak Minas. Minas menjadi ladang minyak terbesar yang ditemukan di
Asia Tenggara. Setelah berakhirnya Perang Dunia II pada bulan Januari 1949 Pengeboran oleh
Caltex diadakan lagi.
Undang-undang Pertambangan dipelajari dan disusun pada tahun 1950 oleh pemerintah
republik Indonesia. Berdasarkan undang-undang tersebut, pemerintah Indonesia memberi izin
atas berdirinya N.V Caltex Petroleum Maatschappij (CPPM) atau Caltex Pacific Oil Company
(CPOC) untuk melanjutkan kegiatan NPPM. Karena adanya perang kemerdekaan Indonesia
produksi dimulai kembali pada tahun 1952. Pada Tanggal 20 April 1952 diresmikan proyek
pembangunan lapangan minyak Minas dan bertepatan pada hari itu juga dilakukan pengapalan
minyak pertama Minas Crude Oil menggunakan Tanker dari perawang menyusuri Sungai Siak
menuju Sungai Pakning di Selat Malaka dan selanjutnya diekspor ke Pasar Dunia. Produksi
Minyak Bumi yang dihasilkan pada saat itu rata-rata 15.000 Barrel perhari yang berasal dari tiga
puluh lima sumur (dua sumur eksplorasi dan lainnya sumur pertambangan). Pada Tahun 1954,
lapangan minyak Duri mulai beroperasi sehingga produksi saat itu telah mencapai 20.000 Barrel
perhari.
Program Perluasan I yang dilakukan oleh pihak Caltex meliputi kawasan Duri-Dumai yang
dimulai pada bulan Februari 1957, terdiri dari:
Sejak tanggal 15 Juli 1958 yang bertepatan dengan diresmikannya program perluasan I oleh
Menteri Perindustrian Ir.F.J Inkirawang dilakukan pengeksporan produk Caltex dari dermaga
Dumai.
Wilayah Konsensi CPPM dan CPPOC yang disebut Rokan I Block dan Rokan III Block
dikembalikan Caltex pada pemerintah Republik Indonesia berdasarkan Undang-Undang nomor
44 tahun 1960, akan tetapi operasi pelaksanaannya dikembalikan lagi oleh pemerintah kepada
Caltex.
Tahun 1963, Caltex di Indonesia bergabung menjadi PT. Caltex Pacific Indonesia (CPI) dengan
wilayah utama operasi di Provinsi Riau (Sumatra) dengan 4 wilayah inti, Rumbai (Administratif),
Minas dan Duri (Eksplorasi) dan Dumai (Pengapalan).
Pada bulan September 1963 diadakan Perjanjian Karya antara perusahaan-perusahaan asing
dengan perusahaan Negara (Pertamina) atas wilayah-wilayah:
Pada tahun 1968 dibangun dua tangki terbesar di dunia dengan kapasitas 690.000 barrel di
Dumai, dan pada tahun itu juga terjadi pula perubahan wilayah kerja, yaitu:
1. “Perjanjian Karya” PT. Caltex Pacific Indonesia telah mendapat ratifikasi DPR
RI ditambah dengan wilayah sekitar Minas Tenggara, Libo Tenggara, Libo
Barat Laut dan Sebanga menjadi 9.898 km2, maka sebagian blok A dan B serta
seluruh blok C dikembalikan ke pemerintah Republik Indonesia.
2. “Perjanjian C&T” dievaluasi, dari wilayah A, B, C dan D setelah mendapatkan
tambahan daerah seluas 4.300 km2, maka sebagian blok A dan B serta seluruh
blok C dikembalikan ke pemerintah Republik Indonesia.
Pada bulan Juli 1970 dimulai program perluasan II yang meliputi Bangko dan Kotabatak,
Pembangunan jalan ke Bangko, Instalasi serta penyaluran minyak ke Dumai. Program ini
berakhir pada bulan Mei 1972. Program perluasan III dimulai bulan Juni 1977 dengan proyek
utama adalah Beruk – Zamrud.
1. C&T wilayah Coastal plains dan Pekanbaru (Chevron&Texaco KPS CPP) seluas 21.975
km2
2. Pembaruan perjanjian atas wilayah kangguru PT. Caltex Pacific Indonesia untuk masa
1983-2001.
Dalam Kontrak bagi hasil tersebut antara lain menetapkan bahwa Pertamina adalah
pengendali manajemen operasional dan yang menyetujui program kerja dan anggaran tahunan.
PT. Caltex Pacific Indonesia sebagai kontraktor berkewajiban melaksanakan kegiatan
operasional dan menyediakan keahlian teknis dan investasi serta biaya operasi. Rasio Pembagian
untuk kontrak bagi hasil adalah sebesar 88% untuk Pertamina dan 12 % untuk PT. Caltex Pacific
Indonesia ditambah dengan ketentuan khusus lainnya berupa fleksibilitas atau intensif bagi PT.
Caltex Pacific Indonesia untuk hal-hal tertentu.
Sejak 1983 PT CPI berstatus sebagai Kontraktor Bagi Hasil (KPS)/Production Sharing Contract
(PSC) yang beberapa wilayah konsesinya akan berakhir pada tahun 2021. Saat ini kegiatan PT
CPI di Propinsi Riau meliputi kawasan seluas sekitar 31.700 km2.
Wilayah operasi PT Chevron Pacific Indonesia secara keseluruhan mencapai 42.000 km2,
mencakup 7 wilayah kontrak yang tersebar di 4 propinsi yaitu Riau, Jambi, Sumatra Utara, dan
Aceh.
Daerah kerja PT CPI yang pertama seluas hampir 10.000 km2 dikenal dengan
nama Kangaroo Block dan terletak di Kabupaten Bengkalis. Selain mengerjakan daerahnya
sendiri PT CPI juga bertindak sebagai operator
bagi Calastiatic/Chevron dan Topco/Texaco (C&T). Pada bulan September 1963, ditandatangani
perjanjian C&T yang pertama (berdasarkan Perjanjian Karya) untuk jangka waktu 30 tahun,
meliputi 4 daerah seluas 12.328 km2, dikenal dengan Blok A, B, C dan D. Setelah mendapat
tambahan daerah seluas 4.300 km2, maka pada tahun 1968 sebagian Blok A, sebagian Blok D
dan seluruh blok C diserahkan pada Pemerintah Republik Indonesia. Pengembalian daerah-
daerah berikutnya dilakukan pada tahun 1973 dan 1978 seingga tersisa 8.314 km2.
Pada bulan Agustus 1971, C&T menandatangani Perjanjian Coastal Plains Pekanbaru
Block seluas 21.975 km2, kemudian bulan Januari 1975, menandatangani Perjanjian Mountain
Front Kuantan Blockseluas 6.865 km2. Setelah dilakukan pengembalian beberapa bagian daerah
kerja secara bertahap, sekarang Coastal Plains Pekanbaru tinggal 9.996 km2. Antara tahun 1979-
1991, C&T menandatangani lima perjanjian lagi, yaitu:
1. Perjanjian Patungan (joint venture) dengan Pertamina (Jambi Selatan Blok B) pada tahun 1979
seluas 5.826 km2, sudah dikembalikan seluruhnya tahun 1988.
2. KPS Singkarak Block pada tahun 1981 seluas 7.163 km2 di Sumatera Barat, telah dikembalikan
seluruhnya pada Juni 1984.
3. KPS Langsa Block seluas 7.080 km2 pada tahun 1981 di Selat Malaka di lepas Pantai Sumatera
Utara dan Daerah Istimewa Aceh, juga telah dikembalikan seluruhnya pada Mei 1986.
4. KPS Nias Block seluas 16.116 km2 pada tahun 1991.
5. Perpanjangan Kontrak Karya ke dalam bentuk KPS untuk Siak Block seluas 8.314 km2,berlaku
20 tahun sejak 28 November 1993.
Gambar 2.1 Peta daerah operasi PT CPI secara keseluruhan
Berdasarkan luas operasi dan kondisi geografis yang ada serta pertimbangan efisiensi dalam
operasi, maka PT Chevron Pacific Indonesia membagi daerahnya menjadi 5 (lima) distrik yaitu:
Distrik Jakarta, merupakan kantor pusat untuk memudahkan hubungan dengan pemerintah
pusat.
Distrik Rumbai, merupakan pusat administrasi untuk wilayah Sumatra.
Distrik Minas, merupakan daerah operasi produksi minyak jenis Sumatera Light
Crude (SLC).
Distrik Duri, merupakan operasi produksi minyak jenis Heavy Crude / Duri Crude (DC)
dengan system steam flooding.
Distruk Dumai merupakan lokasi penampungan, pelabuhan, dan pengapalan crude oil.
Gambar 2.2 wilayah operasi PT Chevron Pacific Indonesia di Riau
Minyak Sumatera Light Crude (SLC) digemari oleh negara-negara industri karena
mempunyai kadar belerang yang rendah dimana produksi kumulatif dari lapangan minyak
Minas dari tahun 1969 hingga akhir tahun 1990 mencapai 3 milyar barrel.
Lapangan minyak ini mencapai puncak produksi pada tahun 1965 dengan produksi
65.000 barel/hari dengan produksi secara konvensional. Karena digunakan secara besar-besaran
dan waktu produksi lama, secara berangsur-angsur terjadi penurunan produksi sebesar 13%
setiap tahun. Untuk mengantisipasi masalah ini, PT CPI menerapkan metode Enhanced Oil
Recovery (EOR). Uji coba terhadap sebuah sumur minyak dengan menggunakan teknologi EOR,
yaitu dengan injeksi air, pertama kali diterapkan pada tahun 1963. Penerapan teknologi ini dapat
meningkatkan perolehan minyak, namun secara ekonomis kurang menguntungkan karena hanya
memberikan kenaikan sebesar 16%.
Minyak Duri (Duri Crude) memiliki kadar lilin serta belerang yang tinggi dan mudah membeku,
sehingga biasanya pipa pengiriman minyak Duri menggunakan sect heated pipe agar minyak
Duri tidak membeku.
Kegiatan Operasi
PT CPI memiliki kegiatan operasi yang terdiri atas kegiatan eksplorasi dan kegiatan produksi.
Berikut uraian mengenai kegiatan operasi dan produk yang dimiliki oleh PT CPI.
Kegiatan Eksplorasi
Setelah hak eksplorasi diperoleh NPPM pada tahun 1953, kegiatan seismik secara intensif
di Riau dilaksanakan, dimulai dengan daerah-daerah sepanjang aliran sungai Rokan. Berdasarkan
penyelidikan geologis pada tahun 1936 dan 1937, semakin diyakini bahwa cadangan minyak
yang potensial terdapat di wilayah yang lebih ke selatan. Atas dasar itu, atas permintaan Chevron,
daerah kerjanya diubah sehingga berbentuk seperti sekarang yaitu bentuk seekor kangguru
menghadap ke barat.
Pada tahun 1938 dimulai pengeboran eksplorasi di Kubu, namun tidak terdapat indikasi
adanya minyak. Tahun 1938-1944 sembilan sumur eksplorasi berhasil diselesaikan dengan
temuan di tiga tempat, yakni gas di Sebanga, serta minyak di Duri dan Minas. Temuan gas di
Sebanga merupakan tonggak sejarah terpenting bagi eksplorasi perminyakan di bagian Tengah
Pulau Sumatera, sehingga meningkatkan kegiatan eksplorasi di wilayah yang baru ini.
Sumur-sumur yang dibor sejak tahun 1968 menghasilkan banyak temuan baru. Sampai
tahun 1990 pengeboran eksplorasi telah menghasilkan 119 temuan (minyak atau gas). Temuan
utama yang terjadi sejak tahun 1989 adalah Lapangan Rintis dan Jingga di daerah KPS Mountain
Front-Kuantan yang menjadi daerah-daerah produksi baru sekaligus meningkatkan kegiatan
eksplorasi di daerah sekitarnya.
Hingga kini, PT CPI telah memiliki lebih dari 70.000 km2 data seismik, 56.000
km2 diantaranya dari daerah Riau Daratan. Kegiatan operasi pencarian ladang minyak baru sudah
tidak lagi gencar dilakukan. Kegiatan yang terus dilakukan adalah meningkatkan produksi
minyak dari sumur-sumur produksi yang telah ada (enhanced oil recovery).
Kegiatan Produksi
Setelah 17 tahun berproduksi, pada tanggal 4 Mei 1969 Lapangan Minas mencapai
jumlah produksi akumulatif satu miliar barel yang pertama, dan menjadi lapangan raksasa
pertama di Asia di sebelah timur Iran dan ke-22 di dunia. Hingga akhir tahun 1990, produksi
akumulatif lapangan Minas telah melebihi tiga miliar barel. Minas Crude Oil digemari oleh
negara-negara industri karena kadar belerangnya sangat rendah.
Selama tahun 1951-1965, meskipun pengeboran eksplorasi menghasilkan 7 temuan, namun yang
berproduksi hanya lapangan Minas dan Duri karena iklim politik RI pada saat itu tidak
mendukung penanaman modal. Ada beberapa cara yang dilakukan untuk meningkatkan produksi
minyak yang cenderung terus menurun, diantarnya yang dilkakukan adalah:
Teknologi injeksi uap (steam flooding) mulai diterapkan pada tahun 1981 di Lapangan
Duri sebagai usaha peningkatan produksi minyak bumi yang mempunyai viskositas tinggi.
Kegiatan proyek yang dikenal dengan nama Duri Steam Flood (DSF) ini terus berlangsung dan
merupakan proyek injeksi uap terbesar di dunia. Kini di Area III dan IV tengah berlangsung
sistem produksi injeksi dengan pola tujuh titik (seven spot pattern) di mana satu sumur injeksi
dikelilingi oleh enam sumur produksi yang mana jika telah selesai akan meliputi areal seluas
6.600 Ha. Daerah ini akan dikembangkan secara bertahap menjadi belasan area dengan luas
masing-masing 100 sampai 600 Ha.
Sampai tahun 1990, PT CPI telah mengebor 3.660 sumur, 3.094 sumur diantaranya dibor
sejak tahun 1966. PT CPI saat itu masih menggunakan mercu bor yang dapat diangkut dengan
helikopter. Pada perkembangannya, dengan dukungan infrastruktur angkutan darat yang sudah
banyak dibangun, menara bor model angkut darat dipakai untuk pengeboran-pengeboran
eksplorasi dan pengembangan. Setiap tahun dapat diselesaikan kira-kira 215 hingga 525 sumur
eksplorasi dan pengembangan. Hingga akhir tahun 1990, jumlah produksi PT CPI sejak tahun
1952 telah mencapai lebih dari tujuh miliar barel, berasal dari 3.237 sumur yang tersebar di 96
lapangan.
Program penyuntikan air (water flooding) di Lapangan Minas dimulai tahun 1970. Air
yang tersedot waktu pemompaan minyak disuntikkan kembali ke dalam tanah sebanyak tiga juta
barel sehari. Proses injeksi air lainnya dilaksanakan di Lapangan Kotabatak sejak tahun 1974
dengan penyuntikan rata-rata 32.000 barel sehari.
Sementara itu, terus dikembangkan Enhanced Oil Recovery (EOR) yang lain untuk
memungkinkan pengambilan cadangan minyak yang tidak bisa diambil dengan metode primer,
memperbaiki faktor perolehan, serta untuk menahan merosotnya laju produksi lapangan-
lapangan yang mulai menua.
Menyusul keberhasilan proyek perintis di 8 Lapangan Duri, pada tahun 1981 dimulai
penerapan penyuntikan uap panas di seluruh lapangan Duri. Penyuntikan uap di area 1 kira-kira
seluas 1.157 hektar sejak April 1985, di area 2 seluas 247 hektar sejak 1986, di area 3 seluas
1.457 hektar pada tahun 1987 dan pembangunan sarana produksi di area 4 dengan luas 1.140
hektar. Pada tanggal 3 Maret 1990 diresmikan proyek Injeksi Uap (Steam Injection) Duri yang
merupakan proyek injeksi uap terbesar di dunia.
Produk
Minyak mentah yang diproduksi oleh PT. CPI terdiri atas dua jenis, yaitu:
Sumatran Light Crude Oil mempunyai kadar belerang yang rendah, API yang tinggi sehingga
lebih encer.
Jenis minyak mentah ini hanya terdapat di lapangan minyak Duri yang memiliki API rendah
yaitu < 20.
a. Gas
Gas yang dihasilkan tidak untuk dijual, tapi digunakan sebagai bahan bakar pembangkit listrik
(PLTG) untuk memenuhi kebutuhan sendiri, dan
b. Air
Air yang dihasilkan diolah dan digunakan untuk dijadikan steam untuk diinjeksikan pada sumur
injeksi, ataupun sebagai umpan dalam proses pemisahan, dan juga untuk melalukan proses
pencucian peralatan atau tangki-tangki yang digunakan.
”Menjadi perusahaan energi Indonesia yang dikagumi karena karyawan, kemitraan, dan
kinerjanya”.Visi inilah yang menjadi gerak langkah PT CPI untuk berkiprah dalam
pembangunan nasional di Indonesia. Visi ini tidaklah lengkap tanpa didukung oleh suatu misi.
Misi dari PT CPI, yaitu :
As a Business Partner with GOI, CPI will add value by Effectively Exploring for and
Developing Hydrocarbons for the Benefit of Indonesia and CPI’s Shareholders.
CPI will Independently Pursue Other Energy Related Business Opportunities by
Leveraging its Resources to Assure Continued Value Addition and Growth.
Misi ini merupakan tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan yang diharapkan akan
membangun pemahaman yang sama bagi setiap pihak yang bekerja atau berinteraksi dengannya.
PT Chevron Pacific Indonesia dalam melaksanakan operasinya bersikap jujur, dan selalu
berusaha konsisten dengan ucapannya.
Kepercayaan
PT Chevron Pacific Indonesia memiliki tekad yang konsisten untuk menjadi mitra usaha
yang baik bagi pemerintah, perusahaan lain, pelanggan-pelanggan PT Chevron Pacific
Indonesia, masyarakat dan sesama rekan kerja.
Kinerja yang unggul
PT Chevron Pacific Indonesia memiliki tekad untuk stay ahead (tetap unggul) dalam
setiap hal yang dilakukan, dan berupaya keras untuk terus memperbaiki diri.
Tanggung jawab
Pertumbuhan
Bersama dengan seluruh pihak yang terlibat sepanjang masa hidup produk mengelola resiko
yang dapat ditimbulkan oleh produk.
Kepemimpinan
Berupaya keras untuk menghasilkan kinerja bertaraf dunia dengan sistem yang tahan uji
yaitu Sistem Managemen Operasional Terbaik untuk mengelola masalah keselamatan
kerja, kesehatan dan lingkungan.
Keselamatan dan operasi bebas kecelakaan
Bekerja dengan memegang teguh etika untuk saling membangun dan menyajikan
keahlian teknis tertentu untuk membahas hukum dan peraturan yang diajukan, juga turut
serta mengambil bagian di dalam pembahasan masalah-masalah yang masih hangat dan
aktual.
Pemberian jaminan
Memelihara sumber daya perusahaan dan sumber daya alam dengan berusaha
memperbaiki proses dan mengukur perkembangannya.
Penjagaan dan pemeliharaan produk
Menghindari pencemaran
Pemindahan harta
Mengatur dan mengemban kewajiban serta tanggung jawab terhadap lingkungan hidup
sebelum kegiatan jual-beli harta dilakukan.
Menjaga masyarakat
Pencegahan lebih diutamakan, namun harus selalu siap untuk menghadapi keadaan
darurat dan memadamkan setiap kejadian kecelakaan dengan cepat dan tepat.
PT. CPI memiliki suatu rencana strategis yang merupakan penjabaran dari visi misi yang telah
dibuat. dapun strategi yang dimiliki meliputi :
Mempertinggi keuntungan dalam kegiatan bisnis utama dan membangun posisi prestasi
yang baru.
Mengkomersilkan ekuitas cadangan gas yang ada kepasar-pasar di Amerika Utara dan
Asia.
Global Downstream (Operasi Hilir Secara Global)
Strategi Keberhasilan
Tiga Strategi Keberhasilan yang diterapkan di semua bidang kegiatan perusahaan:
Berinvestasi pada Orang untuk mencapai tujuan strategis.
Meningkatkan Teknologi untuk mencapai kinerja yang unggul dan pertumbuhan yang tinggi.
Meningkatkan Kemampuan Organisasi (“4+1”) untuk menghasilkan kinerja kelas dunia
dalam bidang keunggulan operasi, pengurangan biaya, pengelolaan aset/kapital, dan
peningkatan keuntungan.
Struktur Organisasi
PT CPI mengalami beberapa fase sistem organisasi. Sejak 11 Maret 1995 PT CPI
menggunakan sistem ”line and staff” (sistem yang bersifat fungsional) yang dikenal dengan
SBU (Strategic Business Unit). Pada saat itu wilayah operasi PT CPI disebut dengan Rumbai
SBU, Minas SBU, Bekasap SBU, Duri SBU dan Support Operation. Pada bulan Maret 2004,
SBU diganti dengan sistem baru yang disebut IBUC (Indonesian Business Unit Challenge) yang
mengatur wilayah operasionalnya dengan OU (Operating Unit). OU lebih bersifat kerja tim dan
sesuai dengan proses pekerjaannya yang terdiri dari Heavy Oil OU danSumatera Light Oil OU.
OU adalah suatu struktur organisasi yang berdasarkan proses kerja bisnis dan mempunyai
otoritas tersendiri atas proses produksi dari awal hingga akhir dalam satu unit sehingga ada
pelimpahan wewenang (desentralisasi) yang besar pada suatu unit.
Sejak Agustus 2005, Chevron mengakui isi Unocal dan seluruh industri hulu memakai nama
Chevron menjadi PT Chevron Pacific Indonesia dengan visi ”Menjadi perusahaan energi dunia
yang dikagumi karena karyawan, kinerja dan kemitraannya”.
Secara umum struktur organisasi PT CPI dapat dilihat pada skema halaman berikut.
Gambar 2.3 Struktur Organisasi IB
Health, Safety & Environment merupakan salah satu kebijakan yang dibuat PT CPI untuk
menunjang terpenuhinya nilai-nilai dan tujuan perusahaan tersebut dan juga turut berperan aktif
dalam kebijakan yang menyangkut lingkungan hidup serta lingkungan kerja.
1. Health
Dalam hal kesehatan PT CPI memiliki tanggungjawab untuk menjamin lingkungan secara fisik
yang baik sehingga tidak memberikan dampak buruk pada kesehatan. Bidang yang mendapat
perhatian adalah :
1. Penyediaan air
Air yang dikonsumsi dan air buangan dipantau secara kontinyu agar aman untuk
dikonsumsi atau dibuang.
2. Pengolahan sampah
Sampah yang berasal dari bangunan akan dibakar, sampah B3 akan dikirim ke PT
PPLI (Prashada Pemusnah Limbah Indonesia) dan kotoran manusia akan dialirkan ke
saluran air buangan domestik untuk selanjutnya diolah di kolam pengolahan air
buangan domestik (sewage pond).
Makanan yang terdapat di Mess Hall, Commissary dan Sanggar Karyawan diperiksa
masa kadaluarsanya secara berkala.
4. Pest Control
Pest control adalah pengendalian terhadap hewan penyebar penyakit dan hewan
pengganggu. Juga melakukan penyemprotan berkala untuk pencegahan malaria dan
demam berdarah.
Environment
Yang mendapatkan perhatian adalah pencemaran lingkungan baik dari proses produksi
maupun kehidupan manusia, termasuk pencemaran udara oleh emisi kendaraan dan unit produksi.
Safety
Untuk mencapai itu semua, PT CPI membuat suatu program yang disebut Fundamental Safety
Work Practices (FSWP). FWSP ini dibuat dalam tujuh elemen penting, yaitu:
Access Control
Proses Access Control ditujukan untuk memastikan bahwa hanya orang-orang yang
berwenang dan punya alasan yang absah, terkait dengan operasi dan bisnis, mendapatkan
ijin, serta memahami dan memenuhi persyaratan yang ditentukan untuk masuk fasilitas
operasi yang dapat memasuki dan/atau bekerja di dalam fasilitas. Hal ini dimaksudkan agar
keselamatan dan keamanan operasi fasilitas, dan orang-orang yang berada di dalamnya
dapat terjamin. Pos penjagaan akan mencatat identitas, keperluan, jam masuk, dan keluar
bagi setiap pegawai dan pengunjung yang memasuki fasilitas tersebut.
General Work Permit (Izin Kerja Umum) merupakan sarana di mana Penanggung Jawab
Operasi Fasilitas memberikan izin kepada petugas (karyawan CPI/Mitra Kerja) untuk
melakukan pekerjaan tidak rutin di suatu tempat kerja untuk mengingatkan pekerja akan
bahaya yang mungkin timbul dan untuk memastikan bahwa pekerjaan tersebut selamat
untuk dilakukan.
Personal Protective Equipment (Alat Pelindung Diri, selanjutnya disebut PPE) di tempat
kerja harus dipertimbangkan dalam konteks sebagai metode pengendalian untuk mencegah
terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Memakai alat pelindung diri yang tepat saat
bekerja harus dipertimbangkan sebagai usaha terakhir dalam mengurangi atau
menghilangkan risiko di tempat kerja, yang hanya akan digunakan saat pengendalian teknis
yang dapat mengurangi bahaya (seperti isolasi, ventilasi, penggantian atau perubahan proses)
dan kontrol administratif (seperti prosedur kerja) tidak dapat diterapkan. Berupa alat
perlindungan diri yang digunakan untuk mengurangi resiko akibat kecelakaan. PPE
mencakup semua alat pelindung diri seperti: alat pelindung kepala (helmet), alat pelindung
mata (kacamata, lensa pelindung, eye wash), alat pelindung telinga (ear plug), alat
pelindung tangan (sarung tangan karet, kulit, dan katun), alat pelindung kaki (safety
shoes, rubber boot), alat bantu pernapasan, dan alat pelindung bekerja di ketinggian. Setiap
pekerja dan pengunjung wajib mengenakan minimal PPE standar yaitu helm, safety
goggle, dan safety shoes jika memasuki field atau lapangan kerja. Tujuannya adalah untuk
memastikan bahwa:
Alat pengunci harus tidak dapat dibuka. Gembok dan kuncinya harus dimiliki
masing-masing orang dan tidak berfungsi sebagai kunci utama. Pemasang harus
memegang anak kunci. Facility owner perlu memastikan ketersediaan dan
kemudahan mendapatkan kunci.
Label (tag)
Label harus dibuat berwarna standar untuk menunjukkan siapa yang memasang.
Pemasang harus menandatangani label tersebut.
Biru : Mekanik
Kuning : Operator
Proses Material Safety Data Sheet (selanjutnya disebut MSDS) ditujukan untuk menjamin bahwa
bahaya bahan kimia dan fisik yang ada di tempat kerja, dan cara penanganannya
dikomunikasikan secara baik kepada pegawai dan mitra kerja sehingga baik pegawai dan mitra
kerja dapat bekerja dengan selamat dalam menggunakan bahan tersebut.
1. House keeping
Proses housekeeping ditujukan untuk memastikan fasilitas operasi berada dalamm keadaan
bersih, rapi, dan teratur. Keadaan tersebut akan memberikan manfaat, seperti menghilangkan
kemungkinan cedera dan kebakaran, mencegah pemborosan energi, mengoptimalkan
pemanfaatan ruangan, membantu pengendalian limbah dan kerusakan asset, menjamin kerapian
tempat kerja, mendorong kebiasaan kerja yang lebih baik, dan mencerminkan tempat kerja yang
dikelola dengan baik.
Dalam pelaksanaannya HES mempunyai prinsip: “Do it safely or not at all. There is
always time to make it right” (Lakukan dengan selamat atau tidak sama sekali. Selalu ada waktu
untuk melakukannya dengan benar.). Jadi apapun pekerjaan yang dilakukan di dalam ligkungan
PT CPI, harus dilakukan dengan aman atau tidak sama sekali, dan selalu ada waktu untuk
memperbaikinya. Untuk mengingatkan para pekerja tentang pentingnya keselamatan, maka
diwajibkan untuk memasukkan HES moment ke dalam setiap agenda rapat dan mengadakan
HES meeting minimal satu kali dalam sebulan.
The Chevron Way menyatakan “We place the highest priority on the health and safety of
our work force and the protection of our assets and the environment.” PT CPI memasukkan
prinsip tersebut ke dalam tujuan Keunggulan Kinerja (Operational Excellences / OE), yaitu 0,0,0
yang artinya tidak ada pekerja yang terluka, tidak ada minyak tumpah yang dapat mencemari
lingkungan, dan tidak ada kecelakaan selama bekerja.
Ada 10 prinsip-prinsip yang selalu menjadi acuan setiap karyawan PT CPI dalam melakukan
aktivitas apapun. Hal ini dikenal dengan “Tenets of Operation”, yaitu:
Selalu memastikan semua peralatan keselamatan berada pada tempatnya dan berfungsi.
“Follow safe work practices and procedures”
Selalu mengikuti prosedur tertulis untuk mengatasi keadaan luar biasa dan beresiko tinggi.
“Involve the right people in decisions that affect procedures and equipments”
Selalu melibatkan orang yang tepat dalam membuat keputusan yang berhubungan dengan
prosedur dan peralatan.
1. Zero Incidents.
2. Zero Environmental Spills. Triple Zero
3. Zero Unscheduled Downtime.
BAB 3
Bahasan laporan kerja praktek ini merupakan salah satu bagian pengerjaan project system
informasi upstream technical computing, yang dilaksanakan pembimbing penulis di PT CPI.
Agenda pada minggu pertama ialah proses mengexplore data dari file excel ke dalam
database oracle.Data-data yang diexplore memiliki jumlah baris yang besar. Pada minggu
pertama ini banyak sekali ilmu yang didapat. Mulai dari mengetahui bagaimana cara pemakaian
database oracle, statement-stament yang dikuasai hingga proses mengexplore data dalam waktu
singkat.
Pada minggu ke dua, setelah data berhasil di import maka pihak department mulai
memberikan latar belakang permasalahan yang sedang mereka hadapi. Langkah pertama dimulai
dengan analisa data dan identifikasinya.Data-data yang sedang diolah ini akan diubah menjadi
sebuah informasi yang dapat berguna bagi pihak yang membutuhkan. Transformasi data menjadi
bentuk visualisasi gambar 2d adalah target utama dalam pengerjaan project system informasi
upstream ini. Selanjutnya pada minggu ketiga pengembangan project mulai dilaksanakan seperti
pengcodingan dan perancangan user interface. Dan pada minggu ke empat diberikan waktu
untuk menuliskan laporan hingga presentasi.
Sesuai dengan penjelasan sebelumnya, tahapan pertama atau agenda pertama yang dilakukan
dalam pelakasanaan project aplikasi visualisasi upstream ini ialah mengimport tabel-tabel yang
tersimpan dalam file excel ke Oracle agar dapat diolah dan di tranformasikan menjadi bentuk
gambar 2d. Tabel –tabel yang diimport terdiri dari 8 tabel. Berikut adalah daftar tabel-tabel dan
struktur masing-masing tabel yang akan diimport ke dalam Oracle.
INSTLDATE DATE
TYPECDE VARCHAR2 3
LSEID VARCHAR2 9
COMPNAME VARCHAR2 20
BOTMD NUMBER
BOTTVD NUMBER
PULL_DATE DATE
TOPMD NUMBER
TOPTVD NUMBER
TSTDATE DATE
FLUID_ABV_PUMP NUMBER
WRK_FLUID_LVL NUMBER
STAT_FLUID_LVL NUMBER
PERFDATE DATE
COMPL_ID VARCHAR2 8
LSEID VARCHAR2 9
PERFTOPMD NUMBER
PERFBOTMD NUMBER
CONTRACTOR VARCHAR2
DATESTAMP DATE
SRCESTAMP VARCHAR2 25
WELLID VARCHAR2 5
COMPLNAME VARCHAR2 24
TOPPERF NUMBER
BOTPERF NUMBER
DATESTAMP DATE
SRCESTAMP VARCHAR2 25
DAYTIME DATRE
ALLOC_NET_OIL_VOL NUMBER
ALLOC_GAS_VOL NUMBER
ALLOC_WATER_VOL NUMBER
DAYTIME DATE
END_DATE DATE
GEO_FIELD_CODE VARCHAR2 32
PROD_METHOD VARCHAR2 32
OP_FCTY_2_CODE VARCHAR2 32
OP_SUB_PRODUCTIONUNIT_CODE VARCHAR2 32
Karena field dan record dari masing-masing tabel sangat banyak, maka untuk mengimport tabel
dengan semua baris yang ada dalam tabel tersebut, akan digunakan fitur ODBC dari PL/SQL .
dengan menggunakan fitur tersebut, kolom dan semua baris dalam tabel tersebut dapat diimport
secara otomatis ke dalam database oracle dalam waktu yang singkat. Dibawah ini adalah rincian
langkah-langkah yang dilakukan dalam import ke oracle :
1. Masukkan tabel dan semua baris yang akan di import ke dalam sebuah sheet di file excel
dan simpan file. Hal yang perlu diperhatikan adalah nama kolom dari tabel tersebut harus
berada pada baris pertama.
2. Kemudian buatlah sebuah tabel kosong di Oracle dengan menggunakan perintah PL/SQL.
Isi tabel tersebut dengan kolom dan nama tabel yang sama dengan tabel yang ada pada
excel.
3. Setelah itu mualilah melakukan import data dengan menklik tools pada PL/SQL dan
pilihlah fitur ODBC Importer. Setelah itu akan muncul tampilan seperti berikut ini
Gambar 4.2 Tampilan ODBC Impoerter PL/SQL
4. Langkah berikutnya, isilah User/ System DSN dengan pilihan Excel Files. Sedangkan
untuk username dan password samakan dengan yang ada pada database oracle.
Selanjutnya klik tombol connect, jika berhasil akan muncul tampilan berikut
5. Langkah berikutnya, klik tombol Data to Oracle yang berada di sebelah kanan tombol
Data to ODBC. Lalu isilah kolom owner dengan username yang sama dengan database
oracle dan pada kolom tabel pilihlah tabel kosong yang sebelumnya telah kita buat tadi di
Oracle.
Gambar 4.5 Menyamakan Field Pada tabel kosong di Oracle
6. Langkah terakhir yaitu, cocokanlah type data kedua tabel dengan type data yang sama
serta panjang data yang sama pula. Jika sudah klik tombol import yang ada di pojok kiri
bawah. Jika berhasil maka seluruh data yang ada di tabel excel akan masuk ke dalam
tabel Oracle dalam beberapa detik. Seperti tampilan berikut ini. Perhatikan informasi
yang diberikan pada sudut kanan bawah.
Gambar 4.6 Proses import tabel
Tabel ENT_WBORE_COMPONENTS
COMPNAME VARCHAR2(20),
BOTMD NUMBER,
PULL_DATE DATE,
TOPTVD NUMBER,
TOPMD NUMBER,
COMM VARCHAR2(254),
);
Tabel ENT_MISC_TEST
FLUID_ABV_PUMP NUMBER,
STAT_FLUID_LVL NUMBER,
WRK_FLUID_LVL NUMBER,
);
Tabel ENT_PERF
COMPL_ID VARCHAR2(8),
LSEID VARCHAR2(9),
PERFSTATUS VARCHAR2(6),
PERFBOTMD NUMBER,
CONTRACTOR VARCHAR2(20),
PERFCOMM VARCHAR2(254),
);
Tabel ENT_MARKER
COMPLNAME VARCHAR2(24),
TOPPERF NUMBER,
BOTPERF NUMBER,
COMM VARCHAR2(254),
);
Tabel WELL_PROD_MONTHLY
OBJECT_CODE VARCHAR2(32)
DAYTIME DATE
ALLOC_GAS_VOL NUMBER
ALLOC_NET_OIL_VOL NUMBER
ALLOC_WATER_VOL NUMBER
);
Tabel WELL_PROPERTIES
CODE VARCHAR2(32
DAYTIME DATE
END_DATE DATE
PROD_METHOD VARCHAR2(32)
GEO_FIELD_CODE VARCHAR2(32)
OP_SUB_PRODUCTIONUNIT_CODE VARCHAR2(32)
OP_FCTY_2_CODE VARCHAR2(32)
);
Analisa Permasalahan
Pada awalnya, Kebutuhan akan komputasi yang memiliki kinerja tinggi dan dapat
memberdayakan seluruh sumberdaya manusia dan waktu secara efektif, merupakan titik tolak
permasalahan yang dihadapi oleh PT CPI. Data perminyakan yang merupakan identitas dari PT
ini pun menjadi prioritas utama yang harus dikelola. Kecepatan dan ketepatan informasi yang
diperoleh merupakan target utama yang harus diraih oleh perusahaan ini. Dalam menganalisa
perkembangan produksi sumur, kinerja pompa, dan jumlah titik perforasi tidak cukup hanya
dengan melihat data yang ditampilkan oleh database yang menyimpan seluruh data tersebut.
Oleh karena itu perlu adanya sebuah aplikasi yang dapat menisualisasikan data-data tersebut
menjadi bentuk gambar yang dapat memberikan informasi lebih dari sekedar menampilkan data
saja yang berupa angka-angka saja.
Aplikasi yang dibuat haruslah memperhatikan segi efisiensi waktu dan biaya. Untuk itu para
pengembang project system informasi upstream ini memilih menggunakan bahasa pemrogrmana
java dan database oracle sebagai tools untuk membuat aplikasi ini.
Jadwal Pengerjaan
Kerja Praktek yang dilakukan selama satu bulan ini memiliki jadwal pengerjaan, yaitu :
Pengerjaan dalam
perhitungan
No Aktivitas minggu
I II III IV
2. Topic assignment
MILESTONE BERTAHAP
Gambar 4.7 Milestone bertahap
Kerja Praktek yang penulis laksanakan mempunyai metode pengerjaan, sebagai berikut :
1. Studi Literatur
Studi literatur merupakan tahap awal metode pengerjaan kerja praktek. Studi Literatur
atau studi pustaka ini dilakukan pada bahan-bahan atau materi-materi, buku-buku, artikel
internet dan user guide yang berhubungan dengan Oracle dan PL/SQL
Tahapan ini merupakan tahapan kedua yang mendukung tahapan sebelumnya. Setelah
dilakukan pembelajaran terhadap materi yang berhubungan dengan pembahasan laporan
kerja praktek ini, maka dilakukanlah tahapan wawancara dan diskusi dengan
pelaksana project system informasi upstream ini atau pembimbing kerja praktek penulis.
Analisa ini berguna dalam mengidentifikasi hal-hal yang berkaitan dengan pengerjaan
sistem informasi upstream mulai dari data-data yang dibutuhkan hingga tools-tools yang
digunakan dalam pengerjaan aplikasi.
BAB 4
LANDASAN TEORI
Akibat pengendapan terus-menerus pada bagian atas (overburden), bahan organic yang
terdapat pada lapisan sedimen mengalami proses penekanan dan pemanasan yang berlangsung
jutaan tahun. Bahan organic ini kemudian berubah menjadi minyak, gas, dan aspal bumi.
Selanjutnya, minyak dan gas bumi tersebut bermigrasi mencari lapisan-lapisan yang berlubang
atau mempunyai pori-pori. Lapisan-lapisan yang berpori ini dikenal dengan sebutan reservoir
bed atau reservoir rock. Pada lapisan seperti inilah minyak-minyak berkumpul sehingga lapisan
seperti inilah yang dicari oleh para ahli pertambangan migas.
Gambar 3.1
Proses terbentuknya minyak bumi dan gas
3.4 Perforasi
Perforasi (perforating) adalah proses pelubangan dinding sumur (casing dan lapisan
semen) sehingga sumur dapat berkomunikasi dengan formasi. Minyak atau gas bumi dapat
mengalir ke dalam sumur melalui lubang perforasi ini.
Perforating gun yang berisi beberapa shaped-charges diturunkan ke dalam sumur sampai
ke kedalaman formasi yang dituju. Shaped-charges ini kemudian diledakan dan menghasilkan
semacam semburan jet campuran fluida cair dan gas dari bahan metal bertekanan tinggi (jutaan
psi) dan kecepatan tinggi (7000m/s) yang mampu menembus casing baja dan lapisan semen.
Semua s).proses ini terjadi dalam waktu yang sangat singkat (17S).
Perforasi dapat dilakukan secara elektrikal dengan menggunakan peralatan logging atau
juga secara mekanikal lewat tubing (TCP-Tubing Conveyed Perforations).
Jika diterjemahkan secara langsung, open source berarti “sumber yang terbuka”.
Maksudnya adalah kode sumber yang tidak tertutup (proprietary) sehingga membuat software
open source dapat dikembangkan oleh siapapun. Tidak hanya software, namun juga
dokumentasinya.
Sebuah software diciptakan dengan menulis kode, dan mengubahnya dalam bentuk
bahasa mesin yang membuat barisan kode tersebut dapat dijalankan oleh mesin yang kemudian
membentuk ilusi di otak kita tentang sebuah alat kerja maya yang kita sepakat menyebutnya,
software. Terlepas dari bahasa apapun yang digunakan oleh sang coder, entah C++, Java, PHP,
Perl, Pascal, BASIC, atau bahkan Nusa, software adalah kumpulan kode algoritma yang
terstruktur. Setelah ditulis, kode perlu diubah ke bentuk biner untuk bisa dijalankan oleh prosesor
komputer. Komputer tidak mengerti, memahami, atau bahkan memroses informasi apapun,
kecuali dua angka biner nol dan satu
3.5.1 JAVA
Java merupakan suatu teknologi perangkat lunak yang di dalamnya mencakup bahasa
pemrograman. Selain itu Java juga merupakan suatu platform yang memiliki virtual machine dan
library yang diperlukan untuk menulis dan menjalankan suatu program.
Java sendiri pada awalnya dikembangkan pada lingkungan komputer oleh Sun
Microsystem Inc. dengan tujuan untuk menghasilkan suatu bahasa komputer sederhana tanpa
harus terikat pada arsitektur tertentu. Maka tak heran jika dalam perkembangannya Java dapat
dijalankan pada berbagai platform sistem operasi seperti Linux, Windows maupun Unix.
Karena keunikan dan kehandalannya, Java pun semakin banyak dikenal. Pada tahun 1995
Sun meluncurkan sebuah browser berbasis Java dengan julukan Hot Java, kemudian diikuti
Netscape yang memutuskan untuk membuat browser dengan dilengkapi bahasa Java di dalamnya.
Setelahnya ikut bergabung pula berbagai pengembang ternama diantaranya IBM dan Microsoft.
Kemudian pada tahun berikutnya, Sun Microsystem Inc. merilis Java Software
Development Kit (JDK) pertamanya, JDK 1.1. Dan terus berkembang dari pemrograman applet
yang berjalan di browser menjadi pemrograman kelas dunia yang banyak digunakan untuk
pengembangan aneka ragam aplikasi. Tidak hanya pada komputer, Java juga dapat berjalan pada
bermacam-macam perangkat, mulai telepon genggam sampai aplikasi berskala enterprise pada
komputer server.
Seperti paket-paket Java lainnya yang menggunakan Java Virtual Machine (JVM)
sebagai interpreter, dalam J2ME digunakan pula virtual machine yang disebut K Virtual
Machine (KVM) yang memiliki keunggulan tersendiri dimana hanya memerlukan memori kecil.
Huruf K pada K Virtual Machine sendiri merupakan singkatan dari kilobyte, untuk
menggambarkan betapa virtual machine ini bekerja pada memory yang demikian kecilnya.KVM
memungkinkan para software developer independen untuk bermain-main pada berbagai platform
handset menjadi terbuka tanpa perlu melakukan perubahan berarti dalam hal programnya.
Dengan J2ME yang berbasis C++, sebuah aplikasi akan memiliki portabilitas untuk dijalankan
pada berbagai jenis telepon genggam.
3.5.1.3 MIDIlet
MIDIlet adalah aplikasi yang dibuat menggunakan J2ME dengan profile Mobile
Information Device Profile (MIDP) yang dikhususkan untuk digunakan pada handset dengan
kemampuan prosessor, memori dan layar yang terbatas, misalnya ponsel, pager, PDA, Pocket PC
dan sebagainya.Hingga saat ini ada dua versi platform Java J2ME yang umum digunakan pada
telepon genggam yaitu MIDP 1.0 yang masih memiliki spesifikasi sederhana dan menyediakan
fungsi dasar untuk aplikasi mobile, diantaranya basic user interface dan kemanan jaringan. Satu
lagi MIDP 2.0, yang sudah ditambahkan berbagai fasilitas seperti game, multimedia, dukungan
berbagai jenis konektivitas, maupun OTA.
Meski aplikasi Java telah banyak digunakan pada telepon nirkabel, namun sudah menjadi
hal umum bagi pengembang, bahwa Java tidak sepenuhnya dapat berjalan pada semua tipe
ponsel meski pada telepon genggam tersebut sudah ditanamkan suatu platform Java.
CLDC (Connected Limited Device Configuration) adalah spesifikasi yang ditujukan pada
perangkat elektronik yang memiliki sumber daya terbatas yang dikembangkan untuk keperluan
teknologi wireless Java, dimana memungkinkan pengguna ponsel untuk menginstallkan aplikasi
Java (MIDIlet) ke telepon genggam mereka. MIDP (Mobile Information Device Profile)
merupakan suatu spesifikasi untuk memperkaya fitur pada CLDC dengan menyediakan
tambahan kelas yang lebih spesifik pada tipe perangkat.
Sedangkan MMAPI (Mobile Media API) merupakan suatu spesifikasi yang ditujukan
untuk menangani kemampuan multimedia pada telepon bergerak yang berbasis Java. Pada JTWI
dikenal juga istilah WMA (Wireless Messaging API) yaitu spesifikasi yang ditujukan untuk
menangani pengiriman dan penerimaan pesan singkat pada platform Java.
3.6 ORACLE
Tahun 1979 versi pertama dijual kepada umum. Versi pertama meyertakan interface SQL
untuk berinteraksi dengan database.Tahun 1983, mereka mengubah nama perusahaan menjadi
Oracle Corporation . Pada tahun itu juga, Oracle Corp. meluncurkan versi ketiga. Tahun 1984
versi keempat diluncurkan, Oracle telah mendukung beberapa sistem operasi yang ada waktu itu.
Pengembangan terus dilakukan sesuai dengan perkembangan teknologi komputer.
Tahun 1998, Oracle mulai mengadopsi konsep Orientasi Objek(object oriented). Konsep
orientasi objek pada database sedikit berbeda dengan konsep yang dikenal dilingkungan internet
sehingga mereka membubuhkan huruf ‘i’ yang merupakan huruf awal “internet”. Sampai saat ini
Oracle telah mengeluarkan versi terbarunya, yakni Oracle11g.Keunggulan Oracle dibanding
dengan yang lain :
Oracle menggunakan SQL (Structured query language) sebagai bahasa perantara antara user
dan database. Kemudian Oracle Corp mengembangkan sebuah bahasa procedural yang mereka
sebut sebagai PL/SQL. Dengan menggunakan kedua bahasa ini, seorang user dapat
mengoptimalkan penggunaan database Oracle.
SQL merupakan bahasa yang digunakan oleh banyak aplikasi atau tool untuk berinteraksi
dengan server database. SQL adalah bahasa fungsional yang tidak mengenal iterasi dan tidak
bersifat procedural SQL menggunakan perintah-perintah dengan kata-kata sederhana dan mirip
dengan bahasa manusia sehari-hari, tentu saja dalam bahasa inggris. Pada SQL, user hanya
menentukan apa hasil akhir yang diinginkan.
Sedangkan PL/SQL adalah bahasa prosedural yang dikembangkan sendiri oleh Oracle Corp
untuk mengoptimalkan pembuatan aplikasi database. Kata PL pada PL/SQL adalah singkatan
dari ”Procedural Language”. Pada PL/SQL ditambahkan beberapa hal yang dikenal pada dunia
pemograman, seperti variabel, loop, pemrosesan berdasarkan kondisi, operator cursor,
modularisasi, dan banyak lagi yang lainya. Semua tambahan itu bertujuan untuk meningkatkan
kinerja operasi-operasi SQL pada database sehingga manfaat dan kehandalannya menjadi lebih
maksimal.
-Mengenal pengelompokan procedure procedure dan function ke dalam satu kesatuan package
Oracle juga menyediakan tool bagi-bagi user untuk berkomunikasi dengan database, diantaranya:
1. SQL*Plus
2. TOAD
3. TORA
4. HORA
5. SQL Workshop
6. APEX
Sebuah Blok kode dari PL/SQL terdiri dari tiga bagian yaitu deklarasi, executable
command, dan exception handling.
Bagian Deskripsi
Dalam PL/SQL, bagian yang pertama adalah bagian deklarasi. Bagian ini diawali dengan
kata kunci declare dan diakhiri dengan kata kunci begin yang menandakan awalan dari bagian
executable command. Kemudian bagian executable command akan diikuti dengan bagian
exception handling dan kata kunci exception yang menandakan awalan bagian tersebut. Berikut
ini adalah list yang menggambarkan struktur dari blok PL/SQL.
Declare
<declarations section>
Begin
<executable commands>
Exception
<exception handling>
BAB 4
Aplikasi yang dibuat haruslah memperhatikan segi efisiensi waktu dan biaya. Untuk itu para
pengembang project system informasi upstream ini memilih menggunakan bahasa pemrogrmana
java dan database oracle sebagai tools untuk membuat aplikasi ini.
Pada pembuatan aplikasi ini data yang dibutuhkan hanyalah beberapa table dari sekian banyak
tabel yang dimiliki oleh team IT upstream technical computing dalam pembangunan system
informasi upstream. Tabel tersebut ialah tabel Perforasi dan Marker. Kedua tabel ini sebelumnya
berada pada Ms. Excel. Untuk itu perlu dilakukan import data dari excel ke database oracle,
karena dalam pembuatan aplikasi ini, tools yang digunakan ialah Java dan Oracle 10G xpress.
Sebelum melakukan proses import data maka perlu terlebih dahulu kita membuat tabel kosong
pada database oracle. Seperti langkah berikut ini:
PERFDATE DATE
COMPL_ID VARCHAR2 8
LSEID VARCHAR2 9
PERFTOPMD NUMBER
PERFBOTMD NUMBER
CONTRACTOR VARCHAR2
PERFCOMM VARCHAR2 254
DATESTAMP DATE
SRCESTAMP VARCHAR2 25
WELLID VARCHAR2 5
COMPLNAME VARCHAR2 24
TOPPERF NUMBER
BOTPERF NUMBER
DATESTAMP DATE
SRCESTAMP VARCHAR2 25
COMPL_ID VARCHAR2(8),
LSEID VARCHAR2(9),
PERFSTATUS VARCHAR2(6),
PERFBOTMD NUMBER,
CONTRACTOR VARCHAR2(20),
PERFCOMM VARCHAR2(254),
COMPLNAME VARCHAR2(24),
TOPPERF NUMBER,
BOTPERF NUMBER,
COMM VARCHAR2(254),
);
Selanjutnya barulah dilakukan proses import kedua tabel diatas seperti yang telah dijelaskan
pada BAB 3, yaitu pada BAB tugas kerja praktek.
USECASE SPESIFIKASI
VISUALISASI PERFORASI
PRIORITAS 1
VISUALISASI MARKER
PRIORITAS 1
BAB 4
Sistem komputer
SO windows vista
Metode Pengembangan
Tahap analisis
Tahap perancangan
Tahap implementasi
Tahap Pengujian
Metode pengembangan yg dilakukan tidak meliputi tahap perawatan krn keterbatasan
waktu dari pengembangan.
Bahasa pemrograman
Java (J2SE)
Aplikasi yang dirancang memiliki dua buah fitur yang berfungsi untuk
memanggil data dari dua tabel yaitu perforasi dan marker. Dimana masing-masing tabel
ini memiliki data yang akan diubah menjadi visualisasi 2d sesuai dengan kebutuhan
departemen. Fitur tersebut ialah fitur Perforasi dan marker. Pada fitur perforasi, aplikasi
akan menampilkan data-data perforasi berupa Perftopmd, perbotmd, dan perfstatus.
Sedangkan pada fitur marker aplikasi akan menampilkan data-data marker berupa
complname dan topperf dari complname tersebut. Data-data dari tabel tersebut akan
ditampilkan dengan menggunakan acuan berupa wellid dan perfdate dari masing-masing
tabelperforasi dan marker.
4. Rancangan Aplikasi
Gambar 5.1 Rancangan aplikasi
5. Implementasi Aplikasi
Gambar 5.2 Spesifikasi menu utama
Pada tampilan berikut user diminta untuk menginputkan wellid dan tanggal perforasi dilakukan.
Kedua field ini terdapat pada masing-masing tabel. Jika well id belum diinputkan dan tombol
perforasi dieksekusi maka akan muncul layar pesan berikut :
Gambar 5.3 Spesifikasi layar pesan
Selanjutnya jika field wellid dan tanggal diisi sesuai dengan data yang sudah ada dalam
database maka, aplikasi akan menampilkan data seperti berikut, dalam hal ini kita mencoba
menggunakan wellid: M0718 dan tanggal: 21 oktober 2010
Gambar 5.4 Header aplikasi visualisasi perforasi-marker
Gambar 5.5 visualisasi perftopmd, perfbotmd, perfstatus, dan complname
Gambar 5.6 spesifikasi layar pesan jika data tidak ditemukan.
69