Anda di halaman 1dari 26

Modul Pelatihan Geolistrik 2013

Aryadi Nurfalaq, S.Si., MT

METODE GEOLISTRIK TAHANAN JENIS

A. PENGANTAR

Prinsip dasar metode ini adalah menginjeksikan arus listrik ke

dalam bumi menggunakan dua buah elektroda arus, kemudian mengukur

beda potensial melalui dua buah elektroda lainnya di permukaan bumi.

Arus listrik yang diinjeksikan akan mengalir melalui lapisan batuan di

bawah permukaan dan menghasilkan data beda potensial yang harganya

bergantung pada tahanan jenis (resistivity) dari batuan yang dilaluinya.

Fenomana inilah yang dimanfaatkan untuk mengetahui dan menentukan

jenis batuan termasuk fluida apa saja yang ada di bawah permukaan.

Metode ini telah banyak diaplikasikan dalam beberapa bidang

seperti eksplorasi air tanah, mitigasi gerakan tanah (longsor), investigasi

geoteknik, eksplorasi mineral, studi lingkungan (pencemaran air tanah),

arkeologi.

Dalam survey geolistrik terdapat beberapa tahapan dalam

pengelolaan data. Pengelolaan tersebut meliputi persiapan alat dan

bahan, akuisisi data lapangan, pengolahan data, analisis data dan

penyajian hasil interpretasi.

B. PERALATAN

Hal yang pertama yang dilakukan adalah persiapan peralatan dan

bahan untuk keperluan survey. Adapun alat bahan yang digunakan antara

lain:

1
Modul Pelatihan Geolistrik 2013
Aryadi Nurfalaq, S.Si., MT

1. Alat resistivitymeter tipe IPMGEO 4100

2. Elektroda

3. Empat buah kabel rol

4. Aki kering

5. GPS

6. Empat buah palu

7. Dua buah meteran

8. Laptop

9. Alat tulis menulis

10. Kamera.

11. Peta Lokasi penelitian (Peta topografi, Peta geologi dan lain-lain).

C. PERSIAPAN DAN PENGOPERASIAN

Pastikan selektor putar amperemeter menunjuk pada mA dan

selektor putar voltmeter menunjuk pada V, posisi ini tidak boleh berubah

seperti ditunjukkan pada gambar 1. Aktifkan amperemeter dan voltmeter

masing-masing dengan tombol POWER. Jika indicator battery muncul,

mengindikasikan battery pada meter harus diganti. Masing-masing meter

memiliki battery internal 9V yang terletak di dalam kompartement alat.

Beberapa bagian seperti amperemeter, current transmitter dan

connection test dilengkapi dengan pengaman berupa sekering (internal

fuse) yang diletakkan di bagian dalam. Terdapat 6 buah sekering, 2

sekering pada masing-masing meter dan 2 sekering pada kontrol injektor.

Periksa masing-masing sekering jika sistem alat tidak berfungsi.

2
Modul Pelatihan Geolistrik 2013
Aryadi Nurfalaq, S.Si., MT

Aktifkan kedua meter melalui tombol POWER. Current transmitter

dan connection test langsung aktif ketika dihubungkan dengan 2 buah

battery eksternal. Battery yang digunakan sebaiknya accu kering dengan

kapasitas masing-masing 12V 7Ah. Patuhi pula aturan pengisian battery

menggunakan battery charger yang sesuai.

Pasang keempat elektroda menurut konfigurasi dan metoda

pengukuran yang digunakan. Lakukan pengujian kontak dengan

Conection Test untuk setiap pasangan elektroda (A-B dan M-N). Periksa

koneksi setiap elektroda dengan tanah melalui tombol Connection Test

yang ditandai oleh sinyal beep beberapa saat. Untuk mengeliminasi SP,

tekan tombol REL ∆ pada voltmeter, maka tegangan terukur akan menjadi

0 V (SP tidak diukur).

Gambar 1. Resistivitymeter tipe


IPMGEO 4100

3
Modul Pelatihan Geolistrik 2013
Aryadi Nurfalaq, S.Si., MT

Untuk menghasilkan arus injeksi 100 mA, tekan INJECT,

sedangkan untuk arus injeksi 200 mA, tekan BOOST bersamaan dengan

INJECT. Proses injeksi akan terjadi jika Inject ditekan sampai selama 4

sampai 6 detik lalu berhenti otomatis. Jika sebelum 4 - 6 detik data arus

dan tegangan sudah terbaca stabil (tidak berubah) maka proses

pencuplikan dapat segera dilakukan dan proses injeksi pun segera

dihentikan. Pencuplikan data dilakukan dengan menekan masing-masing

HOLD sebelum proses injeksi berhenti. Data tegangan VMN dan arus IAB

dilihat pada meter, kemudian tekan kembali masing-masing HOLD untuk

mengembalikan status mode pengukuran.

D. CARA PENGOLAHAN DATA

Metoda geolistrik terdiri dari beberapa konfigurasi, misalnya yang

keempat elektrodanya terletak dalam satu garis lurus dengan posisi

elektroda AB dan MN yang simetris terhadap titik pusat pada kedua sisi

yaitu konfigurasi Wenner dan Schlumberger.

Konfigurasi Wenner

Susunan elektroda pada konfigurasi Wenner diperlihatkan pada

gambar di bawah, dimana jarak elektroda potensial P1P2 selalu 1/3 dari

jarak elektroda arus C1C2. Jika jarak elektroda arus C1C2 diperlebar maka

jarak elektroda potensial P1P2 juga diperlebar sehingga jarak elektroda

potensial P1P2 tetap 1/3 dari jarak elektroda arus C1C2. Keunggulan dari

konfigurasi Wenner ini adalah ketelitian pembacaan tegangan pada

elektroda MN lebih baik dengan angka yang relatif besar karena elektroda

4
Modul Pelatihan Geolistrik 2013
Aryadi Nurfalaq, S.Si., MT

MN yang relatif dekat dengan elektroda AB. Disini bisa digunakan alat

ukur multimeter dengan impedansi yang relatif lebih kecil. sedangkan

kelemahannya adalah tidak bisa mendeteksi homogenitas batuan di dekat

permukaan yang bisa berpengaruh terhadap hasil perhitungan.

Gambar 2. Susunan elektroda konfigurasi Wenner

Faktor koreksi dari konfigurasi Wenner ini diberikan oleh persamaan

K  2 a ….(1)

Dimana a adalah jarak (spasi) antar elektroda.

Sehingga persamaan yang digunakan untuk menghitung tahanan jenis

semu adalah:

V
a  K …(2)
I

5
Modul Pelatihan Geolistrik 2013
Aryadi Nurfalaq, S.Si., MT

Berikut contoh tabel pengukuran yang digunakan dalam

pengukuran geolistrik.

NO DP (m) n a (m) K V1 (mV) V2 (mV) I1 (mA) I2 (mA) ρa


1 3 1 2 12.56
2 5 1 2 12.56
3 7 1 2 12.56
4 9 1 2 12.56
5 11 1 2 12.56
6 13 1 2 12.56
7 15 1 2 12.56
8 17 1 2 12.56
9 19 1 2 12.56
10 21 1 2 12.56
11 6 2 4 25.12
12 8 2 4 25.12
13 10 2 4 25.12
14 12 2 4 25.12
15 14 2 4 25.12
16 16 2 4 25.12
17 18 2 4 25.12
18 9 3 6 37.68
19 11 3 6 37.68
20 13 3 6 37.68
21 15 3 6 37.68
22 12 4 8 50.24

Keterangan:
DP : Datum Point (m)
n : Bilangan Faktor
a : Jarak antar elektroda terkecil (m)
K : Faktor Koreksi Geometri (m)
V : Beda potensial antar elektroda (Volt)
I : Arus yang diinjeksi (Ampere)
ρa : Tahanan jenis semu (Ohm.m)

6
Modul Pelatihan Geolistrik 2013
Aryadi Nurfalaq, S.Si., MT

Berikut contoh hasil pengukuran data lapangan dan perhitungan

tahanan jenis semu dengan menggunakan persamaan (2).

NO DP (m) n a (m) K V1 (mV) V2 (mV) Rata2 I1 (mA) I2 (mA) Rata2 RHO


1 3 1 2 12.56 783.0 783.0 783.0 8.0 4.0 6.0 1639.1
2 5 1 2 12.56 51.7 161.0 106.4 3.0 9.0 6.0 222.6
3 7 1 2 12.56 122.2 124.9 123.6 5.0 4.0 4.5 344.8
4 9 1 2 12.56 232.4 221.0 226.7 9.0 31.0 20.0 142.4
5 11 1 2 12.56 174.0 168.3 171.2 5.0 3.0 4.0 537.4
6 13 1 2 12.56 115.6 115.6 115.6 5.0 4.0 4.5 322.7
7 15 1 2 12.56 80.1 79.3 79.7 5.0 5.0 5.0 200.2
8 17 1 2 12.56 69.3 40.0 54.7 4.0 4.0 4.0 171.6
9 19 1 2 12.56 29.6 14.4 22.0 5.0 3.0 4.0 69.1
10 21 1 2 12.56 19.6 17.2 18.4 9.0 10.0 9.5 24.3
11 6 2 4 25.12 17.5 18.0 17.8 5.0 5.0 5.0 89.2
12 8 2 4 25.12 7.0 0.8 3.9 7.0 7.0 7.0 14.0
13 10 2 4 25.12 5.0 0.3 2.7 9.0 8.0 8.5 7.8
14 12 2 4 25.12 4.0 0.2 2.1 13.0 13.0 13.0 4.1
15 14 2 4 25.12 87.4 85.1 86.3 14 15 14.5 149.4
16 16 2 4 25.12 46 45.3 45.7 15 15 15.0 76.4
17 18 2 4 25.12 56.1 55 55.6 19 19 19.0 73.4
18 9 3 6 37.68 618 625 621.5 14 14 14.0 1672.7
19 11 3 6 37.68 393 402 397.5 12 12 12.0 1248.2
20 13 3 6 37.68 242.4 243.2 242.8 12 12 12.0 762.4
21 15 3 6 37.68 141.2 142.2 141.7 11 11 11.0 485.4
22 12 4 8 50.24 57.3 58.7 58.0 13 13 13.0 224.1

7
Modul Pelatihan Geolistrik 2013
Aryadi Nurfalaq, S.Si., MT

Langkah selanjutnya adalah membuat penampang bawah

permukaan 2D dengan menggunakan Software Res2dinv.

1. Membuat format data input Software Res2dinv dengan memanfaatkan

Aplikasi notepad.

KETERANGAN:
Baris 1: Nama survey
Baris 2: Jarak elektroda terkecil
Baris 3: ID konfigurasi (1 = Wenner, 7 = Schlumberger)
Baris 4: Jumlah datum point/data
Baris 5: jenis data (1= resistivitas, 0 = IP)
Baris 6: 0 = datum point, 1 = jarak x elektroda.
Baris 7 dst : baris data (Kolom 1= dp, kolom 2 = a, dan
kolom 3 = Rho.
Diakhiri 0 4x.

Setelah data sudah dalam format seperti di atas maka file disimpan

(save) dalam format teks (*.txt) atau data (*.dat) misal “pelatihan

geolistrik.txt”. Kemudian buka software Res2dinv sehingga muncul

tampilan seperti di bawah ini.

8
Modul Pelatihan Geolistrik 2013
Aryadi Nurfalaq, S.Si., MT

2. Klik Menu File  Read data File  muncul jendela input 2D resistivity

data file  pilih file (pelatihan geolistrik.txt)  Open, maka akan

muncul pesan konfirmasi bahwa reading of data file complete. Klik OK

seperti pada gambar di bawah ini.

9
Modul Pelatihan Geolistrik 2013
Aryadi Nurfalaq, S.Si., MT

3. Klik Menu Inversion  Choose logarithm of apparent resistivity 

muncul jendela Use Logarithm of Apparent Resistivity  Pilih Use

apparent Resistivity  Klik OK

10
Modul Pelatihan Geolistrik 2013
Aryadi Nurfalaq, S.Si., MT

4. Klik Menu Inversion  Least square inversion  muncul jendela File

Name For Inversion result Pilih File hasil Read Data  Save.

Kemudian Res2dinv akan melakukan inversi terhadap data lapangan

yang diinput.

11
Modul Pelatihan Geolistrik 2013
Aryadi Nurfalaq, S.Si., MT

5. Setelah proses inversi selesai, maka akan muncul jendela Enter

Additional Inversions. Ini memungkinkan pengguna untuk melanjutkan

proses inversi hingga iterasi yang diinginkan jika model yang diperoleh

masih belum sesuai. Untuk menambah iterasi, pengguna memasukkan

salah satu angka 1 hingga 9. Untuk mengakhiri proses inversi,

masukkan angka 0 atau klik Cancel.

12
Modul Pelatihan Geolistrik 2013
Aryadi Nurfalaq, S.Si., MT

Konfigurasi Schlumberger

Pada konfigurasi Schlumberger idealnya jarak MN dibuat sekecil-

kecilnya, sehingga jarak MN secara teoritis tidak berubah. Tetapi karena

keterbatasan kepekaan alat ukur, maka ketika jarak AB sudah relatif besar

maka jarak MN hendaknya dirubah. Perubahan jarak MN hendaknya tidak

lebih besar dari 1/5 jarak AB.

Gambar 3. Susunan elektroda Konfigurasi Schlumberger

Faktor koreksi dari konfigurasi ini diberikan oleh persamaan

K 
L
2
l2  ….(3)
2l

C1C 2 PP
Dimana L  dan l  1 2
2 2

Sehingga persamaan yang digunakan untuk menghitung tahanan

jenis semu adalah:

V
a  K …(4)
I

13
Modul Pelatihan Geolistrik 2013
Aryadi Nurfalaq, S.Si., MT

Contoh tabel pengukuran geolistrik konfigurasi Schlumberger

MN MN/2 AB AB/2 K V1 V2 I1 I2 ρa
No
(m) (m) (m) (m) (m) (mV) (mV) (mA) (mA) (Ω m)
1 1 0.5 3 1.5 6.280
2 1 0.5 6 3 27.475
3 1 0.5 8 4 49.455
4 4 2 10 5 16.485
5 4 2 12 6 25.120
6 4 2 16 8 47.100
7 4 2 20 10 75.360
8 10 5 30 15 62.800
9 10 5 40 20 117.750
10 10 5 50 25 188.400
11 10 5 60 30 274.750

KETERANGAN:

AB : Jarak elektroda arus listrik (A)


MN : Jarak elektroda tegangan listrik (Volt)
K :Faktor koreksi geometri
V : Beda potensial antar elektroda (Volt)
I : Arus yang diinjeksi (Ampere)
ρa : Tahanan jenis semu (Ohm.m)

14
Modul Pelatihan Geolistrik 2013
Aryadi Nurfalaq, S.Si., MT

Contoh data hasil pengukuran geolistrik konfigurasi Schlumberger

MN/2 AB/2 K V1 V2 Vrata I1 I2 Irata ρa


No
(m) (m) (m) (mV) (mV) (V) (mA) (mA) (A) (Ω m)
1 0.5 1.5 6.280 783.0 783.0 783.0 8.0 4.0 6.0 819.5
2 0.5 3 27.475 51.7 161.0 106.4 3.0 9.0 6.0 487.0
3 0.5 4 49.455 122.2 124.9 123.6 5.0 4.0 4.5 1357.8
4 2 5 16.485 232.4 221.0 226.7 9.0 31.0 20.0 186.9
5 2 6 25.120 55.8 94.7 75.3 5.0 3.0 4.0 472.6
6 2 8 47.100 115.6 115.6 115.6 5.0 4.0 4.5 1209.9
7 2 10 75.360 80.1 79.3 79.7 5.0 5.0 5.0 1201.2
8 5 15 62.800 69.3 40.0 54.7 4.0 4.0 4.0 858.0
9 5 20 117.750 29.6 14.4 22.0 5.0 3.0 4.0 647.6
10 5 25 188.400 19.6 17.2 18.4 9.0 10.0 9.5 364.9
11 5 30 274.750 17.5 18.0 17.8 5.0 5.0 5.0 975.4
12 10 40 235.500 7.0 0.8 3.9 7.0 7.0 7.0 131.2
13 10 50 376.800 5.0 0.3 2.7 9.0 8.0 8.5 117.5
14 10 60 549.500 4.0 0.2 2.1 13.0 13.0 13.0 88.8

Software yang digunakan dalam mengolah data geolistrik

konfigurasi Schlumberger adalah IP2WIN. IP2WIN adalah software yang

digunakan untuk mengolah data geolistrik dari satu atau lebih titik VES

(Vertical Electrical Sounding). IP2WIN mengolah data geolistrik yang

menggunakan metode IP (Induced Polarization) dengan berbagai macam

konfigurasi misalnya Schlumberger, Wenner‐α, Wenner‐β,

dan lain‐lain. Penggunaan IP2Win mencakup beberapa tahap. Tahapan

dalam penggunaan software IP2WIN adalah input data, koreksi error

data, penambahan data, dan pembuatan cross section. Input data dapat

dilakukan dari data langsung lapangan (masih berupa data AB/2, V, I, dan

K) atau data tak langsung (berupa data AB/2 dan Rho_a).

15
Modul Pelatihan Geolistrik 2013
Aryadi Nurfalaq, S.Si., MT

Data hasil olahan IP2win berupa data resistivity layer, grafik log

resistivity terhadap AB/2, resistivity cross Section, serta pseudo cross

section. Data hasil olahan dapat diexport dalam berbagai macam pilihan

data. Kelemahan yang paling mendasar dalam IP2Win adalah bahwa

software ini banyak terdapat bug atau error‐error kecil sehingga dalam

tahapan pengolahan tertentu, program harus direstart (mengeluarkan

program kemudian menjalankan program kembali).

Langkah – langkah pengolahan data geolistrik sebagai berikut

1. Buka Software IP2WIN sehingga muncul jendela utama software

tersebut seperti gambar berikut.

16
Modul Pelatihan Geolistrik 2013
Aryadi Nurfalaq, S.Si., MT

2. Klik menu File  New VES Point  Pada jendela New VES Point,

copy data AB/2 di table hasil pengukuran lapangan ke table AB/2 di

jendela New VES Point dan tahanan jenis semu ke kolom Ro_a,

kemudian klik OK. Setelah itu muncul jendela save as untuk

menyimpan data dalam format data (*.dat).

17
Modul Pelatihan Geolistrik 2013
Aryadi Nurfalaq, S.Si., MT

Gambar di atas memperlihatkan hasil kurva maching beserta

ketebalan layernya.

18
Modul Pelatihan Geolistrik 2013
Aryadi Nurfalaq, S.Si., MT

3. Klik menu Point  Inversion Option akan muncul jendela option.

Untuk kolom minimal error (%) dan maximal error (%) diatur pada

angka 0, sedangkan kolom min layer number diatur sesuai dengan

banyaknya layer yang diinginkan misalnya 8 layer. Setelah itu klik OK,

kemudian klik inversi untuk mendapatkan hasil inversi dari beberapa

layer seperti pada gambar berikut.

19
Modul Pelatihan Geolistrik 2013
Aryadi Nurfalaq, S.Si., MT

Dari gambar di atas terdapat tiga kurva yaitu kurva lapangan

(hitam), kurva model (merah) dan kurva inversi (biru). Kurva inversi

menggambarkan variasi tahanan jenis terhadap kedalaman dan

ketebalan lapisan.

20
Modul Pelatihan Geolistrik 2013
Aryadi Nurfalaq, S.Si., MT

MEMBUAT KORELASI ANTAR TITIK SOUNDING

Dalam membuat korelasi antartitik sounding diperlukan lebih dari

satu titik sounding. Misal kita telah memiliki dua data titik sounding yang

akan dikorelasikan (SD1 dan SD2). Langkah - langkah yang ditempuh

sebagai berikut

1. Pilih menu File  Open Pilih file data titik sounding pertama (SD1)

 Open

21
Modul Pelatihan Geolistrik 2013
Aryadi Nurfalaq, S.Si., MT

2. Pilih menu File  Add File Pilih File titik Sounding kedua Open,

kemudian muncul jendela save united profile. Pada jendela save

united profile, kotak file name ketik nama file (SD12) kemudian klik

save.

22
Modul Pelatihan Geolistrik 2013
Aryadi Nurfalaq, S.Si., MT

23
Modul Pelatihan Geolistrik 2013
Aryadi Nurfalaq, S.Si., MT

3. Setelah itu akan muncul Profile comment. Pada kolom Array type pilih

jenis konfigurasi yang digunakan misal Schlumberger. Dalam koordinat

table ketik nama masing – masing titik sounding (SD1 dan SD2), dan

jarak antar titik sounding misal 50 m. kemudian klik OK.

24
Modul Pelatihan Geolistrik 2013
Aryadi Nurfalaq, S.Si., MT

4. Hasil korelasi antar titik sounding yang telah dibuat dapat di ekspor ke

dalam format lain seperti surfer, bmp dan lain – lain.

25
Modul Pelatihan Geolistrik 2013
Aryadi Nurfalaq, S.Si., MT

DAFTAR NILAI RESISTIVITAS BEBERAPA MATERIAL


PENYUSUN BATUAN BAWAH PERMUKAAN
Nilai resistivitas
Jenis Material (m)

Air Permukaan 80 – 200


Air Tanah 30 – 100
Air dalam lapisan alluvial 10 – 30
Air Sumber 50 – 100
Pasir dan kerikil 100 – 1.000
Pasir dan kerikil yang mengandung air tawar 50 – 500
Pasir dan kerikil yang mengandung air asin 0,5 – 5
Batu lumpur 20 – 200
Konglomerat 100 – 500
Lempung 2 – 20
Napal 20 – 200
Batu gamping 300 – 10000
Batu pasir lempung 50 – 300
Batupasir kwarsa 300 – 10000
Tufa gunungapi 0,5 – 5
Lava 300 – 10000
Serpih mengandung granit 0,5 – 5
Serpih lempung selingan 100 – 300
Serpih 300 – 3000
Gneis, granit selingan 100 – 1000
Granit 1000– 10000
(Sumber : Halmer Helide. 1984.Tugas Akhir Jurusan Fisika ITB, Bandung)

26

Anda mungkin juga menyukai