Anda di halaman 1dari 7

31/1/2020 Indra Zone: Proposal Homeschooling RAMAH

Lainnya chyluan01@gmail.com Dasbor Logout

Hidup ini penuh dengan cerita, banyak warna menghiasinya supaya harimu lebih ceria. Tulisan adalah
salah satu cara kita menjadi berguna bagi orang lain. Semoga banyak informasi yang bermanfaat dalam
website ini. Salam Indonesia Cerdas.

Minggu, 19 Januari 2014

Proposal Homeschooling RAMAH Image by Cool Text: Free Graphics


Generator - Edit Image

Kunjungan

Free Hit Counters

Times day

PROPOSAL
HOME SCHOOLING SEBAGAI MODEL PENDIDIKAN ALTERNATIF BAGI MASYARAKAT

A. LATAR BELAKANG
Pendidikan adalah hak setiap manusia yang hidup di dunia ini. Pendidikan
disamping sebagai proses transfer pengetahuan, juga berfungsi sebagai sarana Translate
transformasi dan regenerasi kehidupan sosial. Setiap Negara maupun propinsi memiliki
Select Language
sistem pendidikan yang berbeda-beda, bahkan di daerah maupun komunitas tertinggal yang
tidak mempunyai lembaga pendidikan formal pun memiliki sistem pendidikan tersendiri Powered by Translate

sebagai proses transformasi pengetahuan dan kebudayaan. Setiap anak manusia dilahirkan
di dalam suatu habitus kebudayaan dalam masyarakat lokalnya. Masyarakat lokal Blog Archive
berdasarkan tradisi mempunyai mekanisme di dalam mendidik calon anggotanya (Tilaar, ► 2017 (3)
2005: 113). Sistem pendidikan tersebut menjadi ciri khas dari model pendidikan yang
► 2016 (1)
diterapkan pada suatu daerah.
Undang-undang Dasar 1945 memberikan amanat untuk mencerdaskan kehidupan ► 2015 (84)

bangsa, dan untuk mencapainya pemerintah Indonesia menyelenggarakan satu sistem ▼ 2014 (58)
pendidikan nasional. Di Indonesia, kita mengenal ada dua sistem pendidikan, yaitu sistem ► Desember (2)
pendidikan sentralistik, yang diterjemahkan dalam kurikulum pendidikan nasional, dan ► November (19)
sistem pendidikan desentralistik sebagai wujud dari otonomi pendidikan. Sistem pendidikan
► Oktober (5)

n3oindra.blogspot.com/2014/01/proposal-homeschooling-ramah.html 1/7
31/1/2020 Indra Zone: Proposal Homeschooling RAMAH

nasional berfungsi untuk membuat standar umum sebagai ukuran keberhasilan pendidikan ► September (7)
dalam skala nasional. Sistem pendidikan lokal berfungsi untuk mewadahi kebutuhan-
► Agustus (8)
kebutuhan daerah yang tidak tercakup dalam kurikulum nasional, yang kemudian disebut
► Juli (5)
dengan kurikulum muatan lokal atau mulok. Mulok berisi materi-materi pendidikan yang
disesuaikan dengan kebutuhan pasar suatu daerah, mencakup pengembangan ► Juni (3)
intelektualitas, life skills dan kreativitas yang disesuaikan dengan kearifan lokal dan norma ► Mei (1)
yang berlaku di daerah tersebut.
► Februari (1)
Dewasa ini, perkembangan pendidikan di Indonesia mengalami kemajuan yang
▼ Januari (7)
pesat, setidaknya dalam hal kuantitas. Hal ini ditandai dengan semakin besarnya APBN
History Masjid Al Anhar Kep. Kidul
yang dialokasikan oleh pemerintah dalam bidang pendidikan. Anggaran pemerintah dalam
Yogyakarta dan ...
bidang pendidikan pada tahun 2012 meningkat sebesar 20,2 % total anggaran yang
Video Kontrol Bola (sepakbola)
dikeluarkan pemerintah pada era-era sebelumnya yang hanya 8%. Besarnya anggaran
tersebut dapat dirasakan oleh masyarakat dengan bermunculannya sekolah gratis untuk SD Hidup itu berputar

dan SMP sebagai penerapan wajib belajar 9 tahun, beasiswa pendidikan, meningkatnya gaji Proposal Homeschooling RAMAH
guru dan dosen, sertifikasi guru dan dosen, dan semisalnya. Kita patut memberi apresiasi Teknik Dasar Latihan Futsal
terhadap segala usaha pemerintah untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas pendidikan
Soal Latihan Bahasa Ingris Kelas 8
anak bangsa, meskipun pada praktiknya memang masih banyak masyarakat yang belum
Jadilah penerang untuk semua...
tersentuh oleh anggaran pendidikan yang ditetapkan pemerintah tersebut, terutama
masyarakat pedesaan yang secara geografis berada di tempat terpencil.
Data Komisi Nasional Perlindungan Anak (KNPA) bulan Agustus 2011 menyatakan
bahwa 11,7 juta anak Indonesia belum tersentuh pendidikan. Anak-anak tersebut mayoritas
Mengenai Saya
berada di daerah-daerah pelosok termasuk komunitas adat terpencil (Sirait, 2011). Masalah Unknown

umum yang terjadi di daerah-daerah tersebut adalah minimnya fasilitas-fasilitas sekolah dan Lihat profil lengkapku
kurangnya guru yang bertugas di daerah-daerah tersebut, dikarenakan letak geografis yang
terpencil dan sarana transportasi yang sangat minim. Hal itu pula yang menyebabkan Wikipedia
program-program Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tidak berhasil dilaksanakan.
Kirim
Selain komunitas adat terpencil, daerah-daerah miskin pedesaan dan kampung-kampung
masyarakat pinggiran di perkotaan juga kurang mendapat akses pendidikan yang merata.
Kondisi tersebut setidaknya memberikan dua dampak dalam dunia pendidikan.
Pertama, angka putus sekolah (drop out)yang setiap tahun bertambah. Kedua, angka About berita neo
kenaikan penduduk yang buta huruf semakin meningkat. Tidak dapat dipungkiri bahwa indra
sekolah-sekolah Negeri (SDN, MIN, SMPN dan MTsN) hanya terdapat di daerah-daerah
perkotaan. Jarang sekali sekolah pemerintah yang dibangun di pelosok pedesaan, apalagi di
desa-desa terpencil. Hampir mayoritas sekolah di desa terpencil adalah atas swadaya 12,239
masyarakat (sekolah swasta). Padahal, UUD 1945 mengamanatkan bahwa setiap warga
Negara berhak mendapat pendidikan dan pengajaran yang layak, disamping juga subsidi Blogroll
pendidikan. Manajemen sekolah yang tidak tersistem dengan baik, ditambah dengan kondisi
sarana dan prasarana sekolah yang kurang memadai serta minimnya guru negeri yang
mengabdikan diri, menyebabkan masyarakat daerah terpencil semakin tertinggal dalam
dunia pendidikan. Maka, dibutuhkan solusi alternatif untuk meningkatkan kualitas pendidikan
masyarakat terpencil agar mampu bersaing secara akademis dan praktis dengan anggota
masyarakat lain.
Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang diadakan tahun 1989, telah
mendeklarasikan hak-hak anak, dan ditegaskan bahwa semua anak berhak memperoleh
pendidikan tanpa diskriminasi dalam bentuk apapun. Deklarasi tersebut dilanjutkan dengan
The Salamanca Statement and Framework for Action on Special Needs Education yang
memberikan kewajiban bagi sekolah untuk mengakomodasi semua anak termasuk anak-
anak yang memiliki kelainan fisik, intelektual, sosial, emosional, linguistik maupun kelainan
lainnya. Sekolah-sekolah juga harus memberikan layanan pendidikan untuk anak-anak yang
berkelainan maupun yang berbakat, anak-anak jalanan, pekerja anak, anak-anak dari
masyarakat terpencil atau berpindah-pindah tempat, anak-anak dari suku-suku yang
berbahasa, etnik atau budaya minoritas dan anak-anak yang rawan termarjinalkan lainnya.
Setidaknya terdapat beberapa alternatif solusi yang ditawarkan oleh pemerintah.
Pertama, membentuk pendidikan luar sekolah. Kedua, mengajak keluarga untuk
berpartisipasi dalam dunia pendidikan melalui model homeschooling. Dua alternatif tersebut
telah mendapat persetujuan pemerintah lewat UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional. Pendidikan luar sekolah dan homeschooling merupakan salah satu
upaya pemerintah dalam menerapkan pendidikan layanan khusus seperti yang diamanatkan
dalam Undang-undang pendidikan. Pendidikan layanan khusus merupakan pendidikan bagi
daerah terpencil atau terbelakang, masyarakat adat terpencil, dan/atau mengalami bencana
n3oindra.blogspot.com/2014/01/proposal-homeschooling-ramah.html 2/7
31/1/2020 Indra Zone: Proposal Homeschooling RAMAH

alam, bencana sosial, dan tidak mampu dari segi ekonomi. Masyarakat diberi hak oleh
pemerintah untuk menyelenggarakan pendidikan berbasis masyarakat pada pendidikan
formal dan nonformal, sesuai dengan ke khasan agama, lingkungan sosial, dan budaya,
untuk kepentingan masyarakat. Tujuan dari pendidikan layanan khusus ini salah satunya
adalah melayani kebutuhan pendidikan pada masyarakat adat terpencil. Hal ini sejalan
dengan program pemerintah dalam pemerataan pendidikan. Selain itu memberdayakan
masyarakat, khususnya masyarakat adat terpencil dalam upaya pengentasan kemiskinan
yang disebabkan oleh berbagai hal.
Secara lebih rinci, Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, Pasal 5, ayat 1 s.d. 4 telah menegaskan bahwa:
1. Setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang
bermutu.
2. Warga negara yang memiliki kelainan fisik, emosional, mental, intelektual, dan/atau sosial
berhak memperoleh pendidikan khusus.
3. Warga negara di daerah terpencil atau terbelakang serta masyarakat adat yang terpencil
berhak memperoleh pendidikan layanan khusus.
4. Warga negara yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa berhak memperoleh
pendidikan khusus.

Proses pembelajaran keluarga home schooling dapat memanfaatkan fasilitas yang


ada di dunia nyata, seperti fasilitas pendidikan (perpustakaan, museum, lembaga
Penelitian), fasilitas umum (taman, stasiun, jalan raya), fasilitas sosial (taman, panti asuhan,
rumah sakit), maupun fasilitas bisnis (mall, pameran, restoran, pabrik, sawah, perkebunan).
Selain itu, keluarga homeschooling dapat menggunakan guru privat, tutor, mendaftarkan
anak pada kursus atau klub hobi (komik, film, fotografi), dan sebagainya. Internet dan
teknologi audio visual yang semakin berkembang juga merupakan sarana belajar yang biasa
digunakan oleh keluarga homeschooling (Sumardiono, 2007).
Mulyadi (2007) menambahkan bahwa homeschooling akan membelajarkan anak-
anak dengan berbagai situasi, kondisi, dan lingkungan sosial yang terus berkembang.
Orangtua seharusnya memusatkan perhatian pada anak-anak, selama mereka terjaga dan
beraktivitas, kedekatan orangtua dengan anak-anaknya dapat dijadikan cara belajar yang
efektif dan dapat dikaitkan dengan pengalaman-pengalaman yang menyenangkan yang
diperoleh dari fasilitas yang ada di dunia nyata.
Pada hakekatnya, baik home schooling maupun sekolah umum, sama-sama
sebagai sebuah sarana untuk menghantarkan anak-anak mencapai tujuan pendidikan
seperti yang diharapkan. Akan tetapi, home schooling dan sekolah juga memiliki beberapa
perbedaan. Pada sistem sekolah, tanggung jawab pendidikan anak didelegasikan orang tua
kepada guru dan pengelola sekolah. Pada home schooling, tanggung jawab pendidikan
anak sepenuhnya berada di tangan orang tua. Sistem di sekolah terstandardisasi untuk
memenuhi kebutuhan anak secara umum, sementara sistem pada home schooling
disesuaikan dengan kebutuhan anak dan kondisi keluarga. Pada sekolah, jadwal belajar
telah ditentukan dan seragam untuk seluruh siswa. Pada home schooling jadwal belajar
fleksibel, tergantung pada kesepakatan antara anak dan orang tua. Pengelolaan di sekolah
terpusat, seperti pengaturan dan penentuan kurikulum dan materi ajar. Pengelolaan pada
home schooling terdesentralisasi pada keinginan keluarga home schooling. Kurikulum dan
materi ajar dipilih dan ditentukan oleh orang tua (Simbolon, 2007).
Berbagai latar belakang tersebut memberikan motivasi kepada penulis untuk
melakukan penelitian guna menemukan format pendidikan yang sesuai dan tepat bagi
masyarakat terpencil, dengan harapan memberikan sumbangsih pemikiran dalam dunia
pendidikan di Sulawesi Tengah.
Dalam Penelitian ini, penulis berusaha meneliti sebuah desa terpencil Suku Laujeh
yang terletak di pegunungan Sojol Desa Bogalo Kecamatan Palasa Kabupaten Parigi
Moutong Sulawesi Tengah. Masyarakat Suku Laujeh di pegunungan Sojol merupakan
masyarakat terpencil yang jauh dari perkotaan maupun desa-desa sebelahnya. Untuk
mencapai desa terdekat, diperlukan waktu satu hari perjalanan kaki. Hal ini dikarenakan
tidak adanya sarana transportasi yang mampu masuk ke daerah tersebut selain berjalan
kaki. Sarana komunikasi juga sangat minim, yang menyebabkan penduduk desa menjadi
terisolir dari perkembangan zaman. Sarana pendidikan dan kesehatan juga sangat tidak
memadai. Di desa tersebut belum ada sekolah dan puskesmas yang dapat memberikan
layanan pendidikan dan kesehatan pada masyarakat. Sampai saat Penelitian ini

n3oindra.blogspot.com/2014/01/proposal-homeschooling-ramah.html 3/7
31/1/2020 Indra Zone: Proposal Homeschooling RAMAH

dilaksanakan, belum ada seorang guru pun yang bertugas atau ditugaskan Negara untuk
memberikan pendidikan di daerah tersebut, hanya sebagian pastor pada beberapa dekade
lalu yang sempat datang ke desa tersebut dan mengajarkan baca tulis.
B. FAKTOR PEMICU DAN PENDUKUNG HOMESCHOOLING
Kegagalan sekolah formal
Baik di Amerika Serikat maupun di Indonesia, kegagalan sekolah formal dalam
menghasilkan mutu pendidikan yang lebih baik menjadi pemicu bagi keluarga-keluarga di Indonesia
maupun di mancanegara untuk menyelenggarakan homeschooling. Sekolah rumah ini dinilai dapat
menghasilkan didikan bermutu.
Teori Inteligensi ganda
Salah satu teori pendidikan yang berpengaruh dalam perkembangan homeschooling
adalah Teori Inteligensi Ganda (Multiple Intelligences) dalam buku Frames of Minds: The Theory of
Multiple Intelligences (1983) yang digagas oleh Howard Gardner. Gardner menggagas teori inteligensi
ganda. Pada awalnya, dia menemukan distingsi 7 jenis inteligensi (kecerdasan) manusia.
Kemudian, pada tahun 1999, ia menambahkan 2 jenis inteligensi baru sehingga menjadi 9
jenis inteligensi manusia. Jenis-jenis inteligensi tersebut adalah:Inteligensi linguistik; Inteligensi
matematis-logis; Inteligensi ruang-visual; Inteligensi kinestetik-badani; Inteligensi musikal; Inteligensi
interpersonal; Inteligensi intrapersonal; Inteligensi ligkungan; dan Inteligensi eksistensial.
Teori Gardner ini memicu para orang tua untuk mengembangkan potensi-potensi inteligensi
yang dimiliki anak. Kerapkali sekolah formal tidak mampu mengembangkan inteligensi anak, sebab
sistem sekolah formal sering kali malahan memasung inteligensi anak.
(Buku acuan yang dapat digunakan mengenai teori inteligensi ganda ini dalam bahasa
Indonesia ini, Teori Inteligensi Ganda, oleh Paul Suparno, Kanisius: 2003).
Sosok homeschooling terkenal
Banyaknya tokoh-tokoh penting dunia yang bisa berhasil dalam hidupnya tanpa menjalani
sekolah formal juga memicu munculnya homeschooling. Sebut saja, Benyamin Franklin, Thomas Alfa
Edison, KH. Agus Salim, Ki Hajar Dewantara dan tokoh-tokoh lainnya.
Benyamin Franklin misalnya, ia berhasil menjadi seorang negarawan, ilmuwan, penemu,
pemimpin sipil dan pelayan publik bukan karena belajar di sekolah formal. Franklin hanya menjalani
dua tahun mengikuti sekolah karena orang tua tak mampu membayar biaya pendidikan. Selebihnya,
ia belajar tentang hidup dan berbagai hal dari waktu ke waktu di rumah dan tempat lainnya yang bisa
ia jadikan sebagai tempat belajar.
Tersedianya aneka sarana
Dewasa ini, perkembangan homeschooling ikut dipicu oleh fasilitas yang berkembang di
dunia nyata. Fasilitas itu antara lain fasilitas pendidikan (perpustakaan, museum, lembaga penelitian),
fasilitas umum (taman, stasiun, jalan raya), fasilitas sosial (taman, panti asuhan, rumah sakit), fasilitas
bisnis (mall, pameran, restoran, pabrik, sawah, perkebunan), dan fasilitas teknologi dan informasi
(internet dan audivisual).

C. Visi dan Misi


Visi 
Sebagai lembaga pendidikan di Indonesia terbaik dalam mempersiapkan anak didiknya menuju masa
depannya yang berkualitas .
Misi 
· Mewujudkan generasi muda Indonesia yang memiliki karakter kuat dan budi pekerti Luhur.
· Mewujudkan generasi muda Indonesia yang menyadari bahwa mereka memiliki keunikan dan
Kelebihan didalam potensi mereka masing-masing.
· Mewujudkan generasi muda Indonesia yang berjiwa leadership dan entrepreneurship .

D. PENGAKUAN LEGALITAS HOMESCHOOLING DI INDONESIA


Legalitas
Tanggal 10 Januari 2007 yang lalu, telah ditandatangani kesepakatan kerjasama antara Dirjen
Pendidikan Luar Sekolah Depdiknas (PLS Depdiknas) dengan Asosiasi Sekolah Rumah dan
Pendidikan Alternatif (ASAHPENA). Kesepakatan tersebut ditandatangani oleh Ace Suryadi, Ph. D
(Dirjen PLS Depdiknas) dan Dr. Seto Mulyadi (Ketua Umum ASAHPENA). Berikut ringkasan isi
kesepakatan yang meningkatkan pengakuan dan eksistensi homeschooling di Indonesia.
KESEPAKATAN KERJASAMA Dirjen Pendidikan Luar Sekolah (PLS) Depdiknasdan
ASAHPENANomor: 02/E/TR/2007Nomor: 001/I/DK/AP/07Tanggal: 10 Januari 2007
Tentang: Pembinaan dan Penyelenggaraan Komunitas SekolahRumah sebagai Satuan Pendidikan
KesetaraanTandatangan:
Ace Suryadi, Ph.D, Dirjen Pendidikan Luar Sekolah (PLS), Departemen Pendidikan Nasinal
(Depdiknas). Dr. Seto Mulyadi, Ketua Umum Asosiasi Sekolah Rumah dan Pendidikan Alternatif
Indonesia (ASAHPENA) Tujuan:

n3oindra.blogspot.com/2014/01/proposal-homeschooling-ramah.html 4/7
31/1/2020 Indra Zone: Proposal Homeschooling RAMAH

·Meningkatkan kuantitas dan kualitas SekolahRumah untuk memperluas akses pendidikan dasar 9 tahun
jalur pendidikan nonformal (Paket A dan Paket B);
·Memperluas akses pendidikan menengah jalur pendidikan nonformal melalui komunitas Sekolah rumah
dan pendidikan alternatif;
·Meningkatkan mutu, relevansi dan daya saing penyelenggaraan sekolahrumah dan pendidikan alternatif;
·Meningkatkan kerjasama antara kedua belah pihak serta lembaga-lembaga penyelenggara sekolah
rumah dan pendidikan alternatif yang terkait lainnya.
Ruang Lingkup kerjasama:
· Pendataan dan pengadministrasian sasaran program Sekolahrumah;
· Sosialisasi program Komunitas Sekolahrumah sebagai satuan Pendidikan Kesetaraan;
· Penyiapan dan pengembangan kapasitas sumber daya manusia pendukung program Sekolahrumah;
· Penyiapan dan pengembangan kurikulum, bahan ajar, dan penialain hasil belajar program
Sekolahrumah;
· Bimbingan teknis, pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan program Sekolahrumah
Tugas dan Tanggung Jawab Depdiknas:
· Menyiapkan acuan, kriteria, dan prosedur yang terkait dengan Komunitas Sekolahrumah sebagai
satuan Pendidikan Kesetaraan;
· Memberikan bimbingan teknis dan evaluasi terhadap penyelenggaraan
· Komunitas Sekolahrumah sebagai satuan Pendidikan Kesetaraan;
· Memberikan pengakuan dan perlindungan terhadap penyelenggaraan
· Komunitas Sekolahrumah sebagai satuan Pendidikan Kesetaraan;
· Melaksanakan bimbingan teknis, pemantauan, evaluasi, dan pelaporan untuk mengendalikan mutu
Komunitas Sekolahrumah;
· Memberikan rekomendasi/ijin keberadaan Komunitas Sekolahrumah sesuai prosedur.
Tugas dan Tanggung Jawab AsahPena:
·Melaksanakan pendataan dan pengadministrasian calon/peserta didik dan keluarga enyelenggaran
Sekolah rumah;
·Menyiapkan Pendidik dan Tenaga Kependidikan yang diperlukan;
·Menyediakan sumberdaya sarana-prasarana pendukung pembelajaran;
·Menyelenggarakan Komunitas Sekolahrumah sebagai satuan Pendidikan Kesetaraan sejenis;
·Melakukan pemantauan, evaluasi, dan pembinaan serta pelaporan secara berkala tentang Komunitas
Sekolah rumah;
·Memfasilitasi peserta didik Komunitas Sekolahrumah untuk dapat mengikuti Ujian Nasional
Pendidikan Kesetaraan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Ijazah Pendidikan Kesetaraan
dan
diakui sebagai ijazh yang dapat digunakan untuk masuk sekolah/pendidikan formal, termasuk
perguruan
tinggi negeri maupun swasta.
Pembiayaan:
Pembiayaan penyelenggaraan Komunitas Sekolahrumah ditanggung oleh masyarakat yang
dikoordinasikan pihak kedua, sedangkan pihak pertama dapat memfasilitasi perluasan akses dan
peningkatan mutu sesuai denagn peraturan yang berlaku

E. RAMAH HOMESCHOOLING
Banyak orang yang salah persepsi pada saat ini mengenai homeschooling seperti : anak
saya tidak dapat bersosialisasi ,anak saya bisa menjadi kuper ,anak saya akan berkurang EQ nya,
yach itu pendapat yang sah-sah saja ,saya hanya ingin berbagi pengalaman, masih ingat ketika
internet pertamakali muncul ,banyak sekali orang yang menentangnya seperti : wah internet dapat
membuat orang berjam2 didepan komputer pasti akan membuat orang lupa akan bersosialisasi
,padahal setelah internet muncul sampai sekarang ini lebih banyak manfaatnya daripada mudaratnya
dan orang tetap saja bisa bersosialisasi malahan memiliki teman dihampir setiap penjuru bumi ini
,karena internet dapat menjangkau dengan luas ,semuanya kembali kepada orang yang
bersangkutan bagaimana dia
menfaaatkan teknologinya, Apakah untuk hal yang negatif atau positif jadi kadang sesuatu
yang baru memang memiliki banyak tantangannya seperti dengan homeschooling padahal
homeschoooling mempunyai berbagai macam tipe pengajaran seperti komunitas atau home visiting
yang semuanya dilakukan oleh orang yang profesional seperti layaknya guru disekolah formal dan
dikomunitas sendiri adalah tempat untuk anak2 homeschooll berkumpul dan belajar, mereka dapat
bersosialisasi satu sama lain karena ada wadahnya seperti :
RAMAH HOMESCHOOLING yang komunitasnya berada di Keparakan Kidul MG I/1258
Yogyakarta 55152 jadi bukan berarti dengan homeschooling anak jadi mandek dalam hal
pergaulannya malahan mereka memiliki lebih banyak waktu bersosialisasi ditempat lain untuk
menyalurkan bakat ,minat atau hoby yang mereka dapatkan di komunitas2 seperti club musik, club
olah raga ,club hoby yang sama dan perkumpulan2 lainnya. Dan membuat anak menjadi lebih

n3oindra.blogspot.com/2014/01/proposal-homeschooling-ramah.html 5/7
31/1/2020 Indra Zone: Proposal Homeschooling RAMAH
bahagia karena mereka dapat melakukan bakat dan minat mereka dengan lebih fokus dan hal ini
menumbuhkan rasa percaya diri mereka lebih besar karena merasa lebih bermanfaat untuk sesama,
mereka melakukan sesuatu yang mereka sukai bukannya dipaksakan untuk melakukan hal yang
mereka kurang sukai karena banyak anak jaman sekarang merasa sekolah adalah tekanan daripada
kesenangan padahal bagaimana anak kita akan sukses dimasa depannya.
Apabila sejak dini mereka diharuskan menguasai semua mata pelajaran padahal yang
mereka sukai hanya beberapa mata pelajaran saja dan mereka dipaksa harus bagus disemua
pelajarannya apabila ada salah satu yang jelek mereka dicap bodoh padahal hanya satu pelajaran
,bagaimana hal ini tidak membuat mereka tambah tertekan atau stres inilah yang menyebabkan anak
males kesekolah atau menjadi anak yang pemberontak. Karena keinginan mereka tidak pernah
didengar oleh karena itu dengan homeschoooling anak bisa lebih diarahkan untuk mengetahui apa
sebenarnya bakat dan minat mereka pribadi, agar mereka dapat lebih mengexplorasi dirinya lebih
tajam lagi dan ini membuat mereka menjadi manusia yang unggul, mereka melakukan sesuatu tanpa
paksaan karena tidak ada satu orang dewasa pun didunia ini suka dipaksa untuk melakukan sesuatu
tanpa dari dalam diri mereka sendiri apalagi anak2 yang juga memiliki bakat ,minat ,karateristik yang
berbeda.

F. PENERIMAAN MURID BARU ATAU PINDAHAN


Gratis untuk mengetahui bakat minat anak :
SD, SMP dan SMU
Gratis:
· test kemampuan dasar matematika
· konsultasi setiap saat
Fasilitas Komunitas Ramah Homeschooling:
· ruangan kelas ber ac
· laboratorium , perpustakaan , internet
Metode pengajaran:
· komunitas dan home visiting
· outing class (study wisata , study tour , karya wisata)
· belajar dengan hati , open mind
· multiple intelligent , quantum teaching , mind mapping

Diposting oleh Unknown di 20.19


Reaksi: lucu (0) menarik (0) keren (0)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar
Masukkan komentar Anda...

Beri komentar sebagai: Sunjuka179 (G Logout

Publikasikan Pratinjau Beri tahu saya

Link ke posting ini


Buat sebuah Link

Posting Lebih Baru Beranda Posting Lama

Langganan: Posting Komentar (Atom)

n3oindra.blogspot.com/2014/01/proposal-homeschooling-ramah.html 6/7
31/1/2020 Indra Zone: Proposal Homeschooling RAMAH

neo indra .-. Tema Tanda Air. Gambar tema oleh DNY59. Diberdayakan oleh Blogger.

n3oindra.blogspot.com/2014/01/proposal-homeschooling-ramah.html 7/7

Anda mungkin juga menyukai