Anda di halaman 1dari 25

Ba’da Zhuhur, 07 November 2019

Mushalla Menara MTH


Penamaan surah al-Mu ‘awwidzatain pada surah al-Falaq dan an-
Nas karena pada kandungan surah tersebut terdapat kata “A‘udzu”
(‫)أعوذ‬, artinya “Aku memohon perlindungan.”
‫بِ ْس ِم الّلَـ ِه ال َّر ْح َمـٰ ِن ال َّر ِحي ِم‬
‫قُ ْل اَ ُعو ُذ بِ َّر ِّب ٱلْ َف َّل ِق ﴿‪ِ ﴾١‬من شَ ِّر َما َخ َّل َق ﴿‪َ ﴾٢‬و ِمن‬
‫شَ ِّر َغ ِاس ٍق اِ َذا َو َق َب ﴿‪َ ﴾٣‬و ِمن شَ ِّر ٱل َّن َفـٰ َثـٰ ِت ِفى ٱلْ ُع َق ِد‬
‫﴿‪َ ﴾٤‬و ِمن شَ ِّر َح ِاس ٍد اِ َذا َح َس َد ﴿‪﴾٥‬‬
‫عن عقبة بن عامّر رضي الّله عّنه ان رسول الّله صّلى‬
‫الّله عّليه وسّلم قال ‪ " :‬الم َتّر ايات انزلت هذه الّليّلة لم‬
‫َيّر مثّلهن قط ؟ قل اعوذ بّرّب الفّلق‪ ،‬وقل اعوذ بّرّب‬
‫الّناس "‪((.‬رواه مسّلم))‪.‬‬
“Tahukah engkau ayat-ayat yang telah diturunkan malam
ini, tidak pernah ada yang menyerupainya sama sekali?
Kemudian beliau mengatakan:
ِ‫ُللْ َأعُوذُ بِرَّبِ الْفَلَكِ َو ُللْ َأعُوذُ بِرَّبِ الّنَاس‬
(Shahih Muslim:1014)
Kata a‘udzu (‫ )أعوذ‬berasal dari dari kata 3 huruf ‘ain-
waw-dzal (‫ذ‬- -‫)ع‬, yang mana kata seakar dengannya
terulang sebanyak 17 kali dalam Al-Qur‟an. Secara
bahasa, maknanya a.l. „meminta perlindungan dari
sesuatu yang yang terkait dengannya‟. Kata ini juga
menurunkan kata ta‘awwudz atau isti’adzah, yakni
kalimah:
‫اَ ُع ْو ُذ بِالّل ِه الْ َع ِظ ْي ِم ِم َن الّشَ ْي َط ِان ال َّر ِج ْي ِم‬
Membaca ta‘awwudz atau isti’adzah hukumnya
sunnah mu‟akkadah atau wajib pada saat memulai
bacaan Al-Qur‟an.
Kata al-falaq (‫ )الفلك‬berasal dari dari kata 3 huruf fa-
lam-qaf (‫ق‬- -‫)ف‬, yang mana kata seakar dengannya
terulang sebanyak 4 kali dalam Al-Qur‟an. Secara
bahasa, maknanya a.l. „membelah sesuatu atas dua
bagian‟, atau „sesuatu yang terbelah atau terpisah‟.
Kata falaq menjadi bermakna „waktu shubuh‟, sebab
pada waktu itu seolah-olah membelah antara waktu
malam dan siang.
Kata syarr (‫ )شر‬berasal dari dari kata 3 huruf syin-ra-
ra (‫ر‬- -‫)ش‬, yang mana kata seakar dengannya
terulang sebanyak 31 kali dalam Al-Qur‟an. Secara
bahasa maknanya adalah „apa yang yang tidak disukai
atau ingin dihindari‟. Biasanya kata ini diterjemahkan
menjadi „buruk‟, „jelek‟, „jahat‟, „dosa‟. „Iblis‟,
„kemiskinan‟, dll.
Lawan kata ini adalah kata khair (‫)خير‬, yang mana
kata seakar dengannya terulang sebanyak 196 kali
dalam Al-Qur‟an.
Kata ghasiq (‫ )غاسك‬berasal dari dari kata 3 huruf
ghain-sin-qaf (‫ق‬- -‫)غ‬, yang mana kata seakar
dengannya terulang sebanyak 4 kali dalam Al-Qur‟an.
Secara bahasa, maknanya a.l. „menjadi gelap-gulita‟.
Kata ghasiq bermakna „malam‟, yang secara alami
dalam keadaan gelap atau bahkan gelap-gulita.
Kata waqaba (‫ )ولب‬berasal dari dari kata 3 huruf
waw-qaf-ba (‫ّب‬- -‫)و‬, yang mana kata seakar
dengannya terulang sebanyak 1 kali dalam Al-Qur‟an.
Secara bahasa, maknanya a.l. „terbenam‟ atau „masuk
dan penuh‟.
Kata naffatsat (‫ )نفاثات‬berasal dari dari kata 3 huruf
lnun-fa-tsa (‫ث‬- -‫)ن‬, yang mana kata seakar
dengannya terulang sebanyak 1 kali dalam Al-Qur‟an.
Secara bahasa, maknanya a.l. „meludahkan air liur‟,
„menyemburkan‟, „menghembuskan‟.
Kata al –’uqad (‫ )العمد‬berasal dari dari kata 3 huruf
‘ain-qaf-dal (‫د‬- -‫)ع‬, yang mana kata seakar
dengannya terulang sebanyak 7 kali dalam Al-Qur‟an.
Secara bahasa, maknanya a.l. „membuat
simpul/ikatan‟. Dari kata ini kemudian diturunkan kata
‘aqad artinya „janji‟.
Kata hasada (‫ )حسد‬berasal dari dari kata 3 huruf ha-
sin-dal (‫د‬- -‫)ح‬, yang mana kata seakar dengannya
terulang sebanyak 5 kali dalam Al-Qur‟an. Secara
bahasa, maknanya a.l. „iri hari‟ „dengki. Hasad adalah
satu penyakit hati/ruhani yang sangat berat.
Surah al-Falaq terdiri dari lima ayat dan tergolong
makkiyyah (diturunkan sebelum hijrah), bersamaan
dengan surat an-Nas. Kedua surah tersebut disebut al-
Mu„awwidzatain. Disebut demikian karena keduanya
mengandung ta„widz (perlindungan). Keduanya
termasuk surat yang utama dalam Al-Qur‟an.
Keutamaan surat al-Falaq selalu disebut bersamaan
dengan surat an-Nas, dan sering digunakan dalam
praktik ruqyah syar‟iyyah.
Melalui surat al-Falaq, Allah  mengajarkan umat
Islam agar senantiasa memohon perlindungan dariNya
terhadap beberapa hal yang membahayakan kehidupan
manusia. Di dalam surah ini disebutkan bahwa waktu
malam adalah waktu yang berisiko tinggi bagi
kehidupan manusia. Oleh sebab itu, waktu tersebut
sebaiknya digunakan sesuai dengan tujuannya.
Kejahatan/keburukan yang perlu diperhatikan oleh
umat Islam, yakni:
1. Berasal dari semua makhlukNya;
2. Waktu malam;
3. Sihir;
4. Kedengkian dan orang yang dengki.

Anda mungkin juga menyukai