Anda di halaman 1dari 7

PROPOSAL

TERAPI BERMAIN ULAR TANGGA


DI RUANG ANGGREK RSUD YOGYAKARTA

Disusun Oleh :
I Made Edy Dwi Permana
13160096

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA
2013
PROPOASAL
TERAPI BERMAIN ULAR TANGGA

1. Abstrak
Anak yang dikategorikan anak usia prasekolah adalah anak usia 3-6
tahun, seorang ahli psikologi Hurlock mengatakan bahwa masa usia
prasekolah adalah masa emas (the golden age). Di usia ini anak mengalami
perubahan baik fisik dan mental dengan berkembangnya konsep diri,
munculnya egosentris, rasa ingin tahu yang tinggi, imajinasi yang tinggi,
belajar menimbang rasa, dan mengatur lingkungannya. Namun, anak juga
dapat berperilaku buruk dengan berbohong, mencuri, bermain curang, gagap,
tidak mau pergi ke sekolah dan takut akan monster atau hantu. Hal inilah yang
membuat anak sulit berpisah dengan orangtua sehingga saat anak dirawat di
rumah sakit ia akan merasa cemas akan prosedur rumah sakit yang tidak
dipahaminya (Elfira, 2011).
Anak usia prasekolah berkembang dari perilaku sensorimotor sebagai
alat pembelajaran dan berinteraksi dengn lingkungan menjadi pembentuk
pikiran simbolik. Anak juga belajar untuk berpartisipasi dalam percakapan
sosial. Dalam aktifitas bermain, anak memiliki kehidupan fantasi aktif,
menunjukkan eksperimentasi dengan ketrampilan baru dan permainan,
peningkatan aktifitas bermain, anak dapat menggunakan dan mengendalikan
dirinya sendiri. Menurut Marjorie mengatakan bahwa anak prasekolah
merupakan masa antusiasme, bertenaga, aktivitas, kreativitas, otonomi, sosial
tinggi dan independen.
Bermain merupakan suatu aktivitas bagi anak yang menyenangkan dan
merupakan suatu metode bagaimana mereka mengenal dunia. Bagi anak
bermain tidak sekedar mengisi waktu, tetapi merupakan kebutuhan anak
seperti halnya makanan, perawatan, cinta kasih dan lain-lain. Anak-anak
memerlukan berbagai variasi permainan untuk kesehatan fisik, mental dan
perkembangan emosinya.
Dengan bermain anak dapat menstimulasi pertumbuhan otot-ototnya,
kognitifnya dan juga emosinya karena mereka bermain dengan seluruh
emosinya, perasaannya dan pikirannya. Elemen pokok dalam bermain adalah
kesenangan dimana dengan kesenangan ini mereka mengenal segala sesuatu
yang ada disekitarnya sehingga anak yang mendapat kesempatan cukup untuk
bermain juga akan mendapatkan kesempatan yang cukup untuk mengenal
sekitarnya sehingga ia akan menjadi orang dewasa yang lebih mudah
berteman, kreatif dan cerdas, bila dibandingkan dengan mereka yang masa
kecilnya kurang mendapat kesempatan bermain.
Melalui bermain anak dapat mengekspresikan pikiran, perasaan,
fantasi serta daya kreasi dengan tetap mengembangkan kreatifitasnya dan
beradaptasi lebih efektif terhadap berbagai sumber stres. Untuk mensikapi hal
tersebut maka diperlukan suatu alat bermain yang dapat digunakan pada anak
yang sedang dalam perawatan dengan tetap memperhatikan prinsip bermain
pada anak.

2. Tujuan
a. Tujuan umum:
Tujuan umum dari terapi bermain ini adalah untuk menstimulasi
pertumbuhan dan perkembangan anak usia pra sekolah yang dirawat di
rumah sakit.
b. Tujuan khusus
Tujuan khusus dari terapi bermain ini adalah
1) Anak mampu beradaptasi dengan lingkungan rumah sakit dan proses
keperawatan.
2) Anak akan menunjukkan berkurang rasa takut dan cemas.
3) Anak dapat merespon permainan dalam rangka perkembangan sensori-
motor, intelektual, dan kreativitas.
4) Mengembangkan kemampuan tentang berhitung.
5) Anak dapat mempelajari tentang pendidikan kesehatan yang ada dalam
gambar ular tangga.

3. Dasar Pembuatan Paket Pembelajaran


Lingkungan rumah sakit membuat trauma pada anak maupun orang tua
sehingga menimbulkan reaksi tertentu yang berdampak pada kerjasama anak
dan orang tua dalam perawatan anak di rumah sakit yang disebut dengan
hospitalisasi. Efek hospitalisasi terkadang kurang diperhatikan oleh tenaga
kesehatan. Perawat sebagai tenaga kesehatan yang berinteraksi langsung
dengan klien (anak dalam hal ini) harus tetap memperhatikan pertumbuhan
dan perkembangan anak yaitu dengan melakukan pembelajaran selama
hospitalisasi, pembelajaran ini diberikan sesuai dengan cara yang anak-anak
senangi yaitu belajar sambil bermain.
Tindakan ini juga dapat meminimalisasi dampak hospitalisasi. Yang perlu
diperhatikan dalam pembelajaran anak selama hospitalisasi adalah
a. Mendesain pembelajaran yang menyenangkan dan tidak monoton sehingga
anak dapat lebih terdorong untuk dapat mengeksplorasi dan menstimulasi
kecerdasannya secara maksimal
b. Menyediakan lingkungan yang aman dan nyaman
c. Menjadikan rekan orang tua dalam memaksimalkan perkembangan anak.
Anak usia prasekolah (>3 tahun sampai 6 tahun) Sejalan dengan
pertumbuhan dan perkembangannya, anak usia prasekolah mempunyai
kemampuan motorik kasar dan halus yang lebih matang dari pada anak usia
toddler. Anak sudah lebih aktif, kreatif dan imajinatif. Demikian juga
kemampuan berbicara dan berhubungan sosial dengan temannya semakin
meningkat.
Jenis permainan yang sesuai pada anak usia pre school adalah
“associative play, dramatic play dan skill play”. Associative Play : dalam
permainan ini, anak berinteraksi dengan teman yang lain tetapi tidak
terorganisasi karena tidak ada yang memimpin permainan dan tujuan
permainan tidak jelas. Dramatic Play : anak bermain peran sebagai proses
identifikasi terhadap peran tertentu. Skill Play : permainan yang meningkatkan
ketrampilan motorik kasar dan halus. Semakin sering berlatih, anak akan
semakin terampil.

Permainan dan alat yang dianjurkan pada anak prasekolah antara lain
buku bacaan, bahan-bahan yang dapat dibuat bangunan atau diciptakannya,
bahan-bahan yang dapat diwarnai dan digambar. Bahan-bahan yang
lempung,cat kuku, pasir yang dibuat bangunan atau membuat adonan. Boneka,
bahan-bahan mainan seperti; binatang dan lain-lain. Berbagai benda di sekitar
rumah, buku bergambar, ular tangga, majalah anak-anak, alat gambar dan
tulis, kertas untuk belajar melipat, gunting, air dan sebagainya juga bisa
digunakan untuk bermain.
Dengan melihat fenomena diatas saya tertarik untuk membuat paket
pembelajaran permainan ular tangga dengan memperhatikan prinsip bermain
di rumah sakit yaitu energi yang dikeluarkan harus seminimal mungkin,
waktunya singkat, sederhana, tidak bertentangan dengan pengobatan yang
diberikan pada anak, menjaga keamanan dan mempertimbangkan
kemungkinan terjadi infeksi silang. Kelebihan dari alat permainan ini adalah
aman, sederhana, dan dapat dilakukan sewaktu-waktu, dapat mengurangi
kecemasan bagi anak serta dapat menstimulasi anak untuk berpikir kritis
berdasarkan gambar-gambar yang ada dlam ular tangga tersebut tentang
pendidikan kesehatan, personal higiene.
.
4. Alasan Pemilihan Paket Pembelajaran
Bermain dan tertawa bersama akan menjalin persahabatan antara anak
satu dengan yang lainnya. Permainan ular tangga mampu mengembangkan
kemampuan anak, memberikan stimulasi, mengembangkan kognitif anak.
Permainan ini juga dapat melatih klien dalam melakukan hubungan sosial
dengan teman-teman. Permainan ini juga aman dan sederhana serta tidak
memerlukan banyak energi

3. Overview Isi Modul/Paket


a. Permainan ular tangga dimainkan oleh dua sampai tiga anak.
b. Dibutuhkan ular tangga, dadu dan gelas, kertas berbentuk silinder.
c. Letakkan ular tangga di lantai arena bermain.
d. Lakukan permainan ular tangga dengan mengocok dadu secara bergiliran.
Setelah dadu keluar angka, kemudian anak menjalankan silinder pemain
dengan menghitung angka yang tertera pada dadu. Setelah sampai di angka
tertentu dan terdapat gambar, misalnya gambar anak yang sikat gigi, lalu
anak akan naik tangga ke gambar gigi sehat. Perawat akan menjelaskan
tentang cara menggosok gigi yang benar dan meminta anak untuk
menjelaskan kembali. Jika angka dadu menunjukkan angka 6, anak
mendapat kesempatan mengocok dadu lagi dan menjalankan silinder
pemainnya tadi.
e. Permainan ular tangga ini diharapkan dapat memberi efek distraksi anak
dengan cara anak fokus terhadap permainan sekaligus menjadi media
pembelajaran anak tentang personal higiene.
f. Permainan ular tangga ini juga diharapkan dapat menumbuhkan hubungan
sosial anak dan sportivitas dengan teman-temannya yang sama-sama
mengalami hospitalisasi.

6. Sasaran Audience
Anak usia pra sekolah yang dirawat di ruang Melati, dengan kriteria:
a. Kesadaran compos mentis.
b. Kooperatif.
c. Keadaan umum baik.
d. Tidak dalam kondisi kritis, panas, keterbatasan gerak, atau lemah.

7. Teori Belajar Menurut Kelompok Umur


Jenis permainan yang sesuai pada anak usia prasekolah adalah
“associative play, dramatic play dan skill play”. Associative Play : dalam
permainan ini, anak berinteraksi dengan teman yang lain tetapi tidak
terorganisasi karena tidak ada yang memimpin permainan dan tujuan
permainan tidak jelas. Dramatic Play : anak bermain peran sebagai proses
identifikasi terhadap peran tertentu. Skill Play : permainan yang meningkatkan
ketrampilan motorik kasar dan halus. Semakin sering berlatih, anak akan
semakin terampil.
Permainan yang menggunakan kemampuan motorik (skill play) banyak
dipilih anak usia prasekolah. Untuk itu, jenis alat permainan yang tepat
diberikan pada anak misalnya, sepeda, mobil-mobilan, alat olah raga,
berenang dan permainan balok-balok besar, maupun permainan puzzle, bola
tiup, ular tangga.

8. Petunjuk Penggunaan
a. Siapkan alat permainan ular tangga
b. Dua orang anak atau lebih melingkar
c. Masing-masing anak memegang satu balok pemain
d. Masing-masing anak mengocok dadu secara
bergiliran dan menjalankan balok pemain
e. Anjurkan anak untuk menghitung langkah demi
langkah balok pemainnya
f. Beri reinforcement kepada anak yang berhasil
menghitung dengan tepat
g. Menjelaskan fungsi dari permainan ular tangga
kepada anak.

Yogyakarta, 29 Desember 2013


Clinical Instructure Mahassiswa

( ) ( I Made Edy Dwi Permana )

Dosen Pembimbing

( )

Anda mungkin juga menyukai