Anda di halaman 1dari 3

Nama: Muhamad Ramdhani

NIM: 2223180089

Kelas: 2B

Psikologi Pendidikan dan Bimbingan Peserta Didik

1. Konsep Dasar Pertumbuhan


Pertumbuhan merupakan perubahan kuantitatif pada sesuatu materiil sebagai akibat
dari adanya pengaruh lingkungan. Perubahan kuantitatif ini dapat berupa pembesaran atau
pertambahan dari tidak ada menjadi ada, dari kecil menjadi besar, dari sedikit menjadi
banyak, dari sempit menjadi luas, dan sebagainya. (Dalyono, 2011: 61-62)
Desmita menjelaskan (2016:11) Istilah pertumbuhan juga merujuk pada kemajuan
fisik atau pertumbuhan tubuh yang melaju sampai pada titik optimum dan kemudian
menurun. Hal ini berarti bahwa pertumbuhan hanya melihat pada sudut pandang
progresivitas fisik semata. Pertumbuhan juga bersifat mengikat, menetap dan kemudian
mengalami kemunduran sejalan dengan bertambahnya usia.
Berdasarkan penjelasan-penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan
merupakan perubahan fisik yang bersifat kuantitatif, dan mengikat sejalan dengan
bertambahnya usia seseorang.

2. Konsep Dasar Perkembangan


Seifert dan Hoffung (Desmita, 2016:8) mendefinisikan perkembangan sebagai
perubahan jangka panjang pada pertumbuhan seseorang, perasaan, pola berpikir,
hubungan sosial dan kemampuan motorik.
Perkembangan tidaklah terbatas pada kemajuan fisik saja melainkan di dalamnya juga
terkandung serangkaian perubahan yang berlangsung secara terus menerus dan bersifat
tetap dari fungsi-fungsi jasmaniah dan rohaniah yang dimiliki individu menuju ke tahap
kematangan melalui pertumbuhan, pemasakan dan belajar. (Desmita, 2016:9)
Perkembangan menghasilkan bentuk-bentuk dan ciri kemampuan baru yang
berlangsung dari tahap aktivitas yang sederhana ke tahap yang lebih tinggi. Perkembangan
itu bergerak secara berangsur-angsur tetapi pasti seiring berjalannya usia. (Desmita,
2016:9)
Berdasarkan pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa perkembangan adalah
perubahan jangka panjang yang meliputi jasmani maupun rohani yang berlangsung secara
terus menerus seiring berjalannya usia dan bersifat kualitatif fungsional.

3. Teori Perkembangan
a. Hukum Kesatuan Organis
Menurut hukum kesatuan organis, anak adalah kesatuan organis, bukan satu
penjumlahan atau suatu kumpulan unsur yang berdiri sendiri.
b. Hukum Tempo Perkembangan
Menurut hukum ini, setiap anak mempunyai tempo kecepatan perkembangan
sendiri-sendiri.
c. Hukum Irama Perkembangan
Perkembangan tidak hanya memiliki tempo namun juga berlangsung sesuai dengan
iramanya. Perkembangan jasmani dan rohani tidak selalu dialami dengan urutan
yang teratur, melainkan merupakan gelombang besar dan kecil yang silih berganti.
d. Hukum Masa Peka
Masa peka adalah suatu masa ketika fungsi-fungsi jiwa menonjolkan diri ke luar,
dan peka akan pengaruh rangsangan yang datang. Masa peka merupakan masa saat
suatu fungsi jiwa mudah sekali dipengaruhi dan dikembangkan. Masa peka ini hanya
datang sekali seumur hidupnya dan jika digunakan dengan sebaik-baiknya maka
anak akan makin baik perkembangannya.
e. Hukum Rekapitulasi
Menurut Hackel, perkembangan jasmani individu merupakan ulangan dari
perkembangan jenisnya. Dengan demikian berdasarkan hukum rekapitulasi ini
perkembangan yang dialami seorang anak merupakan ulangan ringkas dari sejarah
kehidupan umat manusia.
f. Hukum Mempertahankan dan Mengembangkan Diri
Dalam diri anak terdapat hasrat dasar untuk mempertahankan dan mengembangkan
diri. Hasrat mempertahankan diri terlihat dalam bentuk-bentuk nafsu makan dan
minum, menjaga keselamatan diri. Sedangkan hasrat mengembangkan diri terlihat
dalam bentuk hasrat ingin tahu, mengenal lingkungan, dsb. Hasrat-hasrat dasar ini
dapat mengembangkan pembawaan jasmani dan rohani. (Desmita, 2016:15-19)
Referensi:

Dalyono, M. 2009. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta


Desmita. 2016. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Anda mungkin juga menyukai