Anda di halaman 1dari 2

HIDUP-4816PK-Paroki Ibu Teresa Cikarang W10 – 1hal [?

Beriman di Lingkungan Terjauh


Paroki Cikarang memiliki umat yang tinggal di tempat yang jauh dari pusat paroki. Meski
terpisah-pisah mereka tetap bersatu dalam iman dan kasih.

PADI terlihat menghijau di beberapa tempat di sepanjang Jalan Raya Pebayuran, Kabupaten
Bekasi, Jawa Barat. Keadaan ini kurang lebih sama, ketika pada tahun 1977, Petrus Sukarjo
pertama kali menginjakkan kaki di daerah ini. Mungkin yang berbeda karena sawah yang ada
di daerah itu, tidak lagi seluas dulu. Beberapa tempat berubah menjadi pabrik dan juga
pemukiman warga.
Di tahun itu, Sukarjo yang seorang Guru Pegawai Negeri Sipil, datang dari
Yogyakarta bersama beberapa teman guru lain. Mereka dikirim ke daerah Pebayuran untuk
mengajar sebagai guru sekolah dasar. “Waktu itu awalnya ada tujuh keluarga Katolik (KK),
enam bulan pertama kami tidak tahu dimana ada gereja Katolik,” kata pensiunan Guru SD N
5 Kertasari ini.
Kerinduan mereka untuk bersama dengan saudara seiman terjawab saat mereka
mengetahui ada satu gereja Katolik di Kerawang. Seiring waktu, Sukarjo dan keluarga yang
lain menyadari bahwa wilayah mereka sebenarnya tergabung dengan Paroki Arnoldus,
Keuskupan Agung Jakarta. Alhasil sejak tahun 1978, secara administrasi mereka tergabung
dengan Paroki Arnoldus.
Komunitas itu lalu menjadi Lingkungan Maria Magdalena. Ketika Paroki Ibu
Teresa, Cikarang berdiri, administrasi lingkungan ini pun paroki baru ini. “Jarak yang jauh
dari pusat paroki memang menjadi tantangan kami sejak awal berdiri,” kata Sukarjo.
Ketua lingkungan Maria Magdalena, Agustinus Amping Elo mengungkapkan, ketika
masih tergabung dengan Paroki Arnoldus, jarak lingkungan ini dengan pusat paroki sekitar
70 kilometer. Saat ini ketika telah masuk dalam administrasi Paroki Cikarang, umat di
Lingkungan Maria Magdalena setidaknya harus menempuh jarak 35 km. Ini merupakan jarak
yang harus ditempuh dari Kecamatan Kedung Waringin ke pusat paroki di Kawasan Lippo
Karawaci, Cikarang.
Lingkungan Maria Magdalena sendiri mencakup setidaknya tiga kecamatan, yaitu
Kecamatan Kedung Waringin, Kecamatan Pebayuran, dan Kecamatan Cabangbungin.
“Cabangbungin menjadi wilayah yang paling jauh, jaraknya sekitar 60 km, sedangkan dari
Pebayuran ke pusat paroki sekitar 45 km,” kata Agus yang baru saja terpilih menjadi ketua
lingkungan untuk kedua kalinya.
Kondisi ini tidak menyurutkan semangat mereka untuk berdoa, umat tetap
antusiasme dalam mengikuti doa dan kegiatan lingkungan lain. “Doa lingkungan ada, doa
rosario lingkungan rutin diadakan, dan umat yang datang juga lumayan,” uangkap Agus. Hal
senada diungkapkan Sukarjo, “Kondisi ini sebenarnya menjadi kebanggaan tersendiri bagi
kami, meski jauh dari paroki pusat, kami tetap bersemangat sebagai bagian dari paroki.”
Bahkan Sukarjo merasa senang kalau mendapat lingkungannya mendapat tugas kor, inilah
kesempatan bagi mereka untuk berkumpul dengan saudara seiman yang lain.
Saat ini total ada 29 kk yang tergabung di dalam Lingkungan Maria Magdalena.
Agus menjelaskan, warga lingkungannya terdiri dari umat yang berasal dari latar belakang
budaya Batak, Cina, Flores, dan Jawa. Masyarakat di sekitar mereka pun menerima mereka
dengan baik. Agus melanjutkan, selama ini untuk setiap aktivitas doa atau pertemuan yang
kita jalankan sama sekali tidak ada kendala. “Kami tidak perlu minta ijin kepada ketua RT
atau RW saat akan mengadakan ibadat.” Suparjo juga mencermati, sejak awal dia tinggal di
daerah Pebayuran, ia tidak pernah mendapatkan kesulitan untuk beribadat sesuai dengan
keyakinannya.
Petrus Damianus Tri Budi mengungkapkan, dari paroki tetap memberi perhatian
yang sama, romo menyiapkan kunjungan misa sebulan sekali. Wakil Ketua II Dewan Paroki
Cikarang ini menambahkan, “Tantangan di lingkungan Maria Magdalena memang cukup
berat dibanding yang tinggal di dekat Lippo Cikarang, dari sisi jarak.”
Sementara itu Romo Paroki cikarang, Romo Michael Wisno Pribadi menegaskan
meskipun jauh dari pusat paroki lingkungan maria Magdalena tetap mendapatkan pelayanan
yang sama. Misa bulanan selalu diadakan di lingkungan mereka, juga kalau ada permintaan
pelayanan sakramental lain para imam selalu siap sedia melayani. “Semangat mereka menjadi
motivasi untuk lingkungan yang lain, meskipun domisili mereka sangat jauh dari pusat
paroki, namun mereka tetap bersemangat,” kata Romo Michael.

Antonius E Sugiyanto

<<<Foto>>>
Kegiatan Bersama Lingkungan Maria Magdalena Paroki Cikarang
Dok.Pribadi

Anda mungkin juga menyukai