Analisis Vitamin
Analisis Vitamin
“ANALISIS VITAMIN”
Oleh :
Kelompok VII
(Semester 3)
1. Luh Kadek Suciari P07134014012
2. Ni Putu Puri Artini P07134014014
3. Made Wulan Kesumasari P07134014028
4. Ni Made Yulia Arisanti P07134014037
1.2 Tujuan
1. Mahasiswa dapat mengetahui pengertian vitamin.
2. Mahasiswa dapat mengetahui fungsi vitamin.
3. Mahasiswa dapat mengetahui klasifikasi vitamin
4. Mahasiswa dapat mengetahui cara analisis vitamin
BAB II
PEMBAHASAN
Vitamin berasal dari gabungan kata bahasa Latin vita yang artinya "hidup" dan amina
(amine) yang mengacu pada suatu gugus organik yang memiliki atom nitrogen (N), karena pada
awalnya vitamin dianggap demikian. Kelak diketahui bahwa banyak vitamin yang sama sekali
tidak memiliki atom N. Dipandang dari sisi enzimologi (ilmu tentang enzim), vitamin adalah
kofaktor dalam reaksi kimia yang dikatalisasi oleh enzim. Pada dasarnya, senyawa vitamin ini
digunakan tubuh untuk dapat bertumbuh dan berkembang secara normal. (Wikipedia,2014)
Vitamin merupakan bahan makanan bukan penghasil energi, sehingga harus diberikan
dalam makanan sehari-hari untuk mendapatkan kesehatan yang optimal. Vitamin merupakan
senyawa-senyawa organik yang memegang peranan penting dalam berlangsungnya berbagai
proses vital di dalam tubuh. Masing-masing vitamin memegang peranan yang spesifik yang pada
akhirnya dapat memengaruhi organisme keseluruhannya. Vitamin memiliki peran sangat penting
untuk pertumbuhan, pemeliharaan kesehatan, dan fungsi-fungsi tubuh lainnya agar metabolisme
berjalan normal (Sirajuddin, 2012).
Selain itu vitamin berperan sebagai antioksidan, yakni zat untuk menghindari terjadinya
radikal bebas (free radikal bebas).
a) Vitamin A
Vitamin A dikenal luas memiliki manfaat besar untuk mata. Namun selain itu vitamin A
memiliki banyak manfaat lainnya seperti berperan dalam perkembangan janin dan menghambat
timbulnya kanker. Vitamin A juga berfungsi untuk menjaga kesehatan kulit, dan sangat penting
untuk indra penglihatan agar tetap sehat serta menjaga imunitas tubuh. Penyebab penyakit yang
kekurangan Vitamin A yaitu penyakit Katarak, Rabun Senja, Keratomalacia (Perusakan Kornea),
Hyperkeratosis (benjolan putih pada folikel rambut). Sumber makanan yang mengandung
vitamin A : Jenis buah-buahan yang memiliki warna Merah dan Kuning seperti; wortel, pepaya,
pisang, cabe merah, labu kuning, margarine, susu, serta sayuran yang memiliki warna hijau
seperti; bayam.
b) Vitamin D
Vitamin D ini memiliki provitamin D di bawah kulit kita yang bisa berubah menjadi
vitamin D ketika kita mendapatkan sinar matahari yang cukup terutama di pagi hari. Fungsi
vitamin ini memiliki peranan penting untuk gigi dan tulang, mencegah penyakit rahkitis atau
yang disebut pelunakan tulang pada anak-anak, serta dapat membantu tubuh menggunakan
kalsium dan phosphor. Jika kekurangan vitamin ini dapat menyebabkan Rheumatoid arthritis atau
radang sendi, diabetes, rahkitis serta Penyakit Osteomalasia atau hilangnya unsur fosfor dan
kalsium secara berlebihan. Sedangkan makanan yang mengandung vitamin D seperti Susu,
udang, paparan sinar matahari, tiram, kedelai, jamur, hati, telur dan ikan.
c) Vitamin E
Vitamin ini sangat dikenal oleh wanita karena memiliki manfaat yang penting untuk kulit.
Vitamin ini berfungsi untuk menjaga kesegaran tubuh, keremajaan kulit dan mencegah kerusakan
kulit akibat paparan sinar ultraviolet. Macam-macam manfaat vitamin selanjutnya adalah vitamin
E yang memiliki fungsi penting untuk kelancaran fungsi darah dalam melakukan tugasnya,
menjaga kesehatan kulit, mata, darah merah dan hati, sebagai antioksidan alami,melindungi paru-
paru dari polusi udara serta dapat mencegah asam lemak yang berlebihan. Akibat kekurangan
vitamin ini dapat menimbulkan kemandulan, gangguan saraf dan otot. Makanan yang
mengandung jenis vitamin E yaitu Gandum, padi-padian, minyak sayur, ragi, lobak, kuning telur,
cabe rawit, tomat, dan jagung.
d) Vitamin K
Vitamin K yang mempunyai fungsi sebagai membantu metabolisme tubuh serta dapat
mencegah penyakit diabetes, dapat menurunkan resiko terkena penyakit osteoporosis dan dapat
menekan proses pendarahan akibat pemakaian senyawa aspirin atau antibiotik yang berlebihan.
Kekurangan vitamin K bisa menyebabkan gusi berdarah, mudah memar, menurunnya kepadatan
tulang serta dapat menghambat pembekuan darah. Vitamin ini bisa didapatkan diantaranya dari
alpukat, anggur, bluberi, asparagus, peterseli atau parsley dan kiwi.
b) Vitamin C
Vitamin ini memiliki fungsi untuk menjaga kesehatan gigi dan gusi serta tulang,
mencegah penyakit kudis, dapat meningkatkan daya tahan tubuh, dapat membentuk sel-sel
tubuh dan pembuluh darah, serta sebagai antioksidan. Dampak kekurangan vitamin C yaitu
Sariawan, lidah pecah-pecah, anemia, dan penyakit kudis. Sumber makanan yang
mengandung vitamin C seperti jeruk, strawberry, tomat, arbei, susu, mentega, asparagus dan
ikan.
B. Uji Kuantitatif
Prinsip :
Vitamin A akan terekstrak ke dalam larutan organik. Semua transretinol dan 13 cisretinol
diukur dengan HPLC dengan kolom silika. HPLC adalah metode yang akurat digunakan
dalam pengukuran vitamin A.
Metode Kromatografi (HPLC) :
Preparasi Sampel
Dimasukkan sebanyak 40 mL sampel (makanan formula atau susu cair) ke dalam tabung
digesti 100 ml, tambahkan 10 ml etanolik pirogallol (2% pirogallol dalam 95% etanol)
dan sabunkan dengan etanolik KOH (10% KOH dalam 90% etanol) pada suhu ruang
selama 18 jam.
Ekstraksi
Pipet 3 ml sampel yang telah terdigesti ke dalam tabung sentrifus 15 ml dan tambahkan 2
ml air. Ekstrak dengan 7 ml heksan-dietileter (85:15). Ulangi ekstraksi sebanyak dua kali.
Masukkan sampel terekstrak ke dalam tabung volumetrik 25 ml. Tambahkan 1 ml
heksadekan (heksadekan (1) + hexan (100)) dan diencerkan sampai 25 ml dengan
heksan. Pipet 15 ml ekstrak yang sudah diencerkan ke dalam tabung sentrifus dan uapkan
dengan nitrogen. Larutkan residu dalam 0,5 ml heptan.
Parameter Kromatografi :
Kolom : 15 cm x 4.5 mm dipadati dengan 3 mm silika (Apex mm silika)
Fase gerak : Isokratik, heptane dan isopropanol (1-5%)
Deteksi : UV , 340 nm
Flow rate : 1-2 ml/menit
Perhitungan Kadar
area puncak sampel
standar vit. A volume akhir (mL) fp
area puncak standar
Kadar vitamin A
bobot sampel (g)
B. Uji Kuantitatif
Prinsip :
Analisis vitamin D pada umumnya menggunakan analisis Bioassay (analisis
menggunakan hewan percobaan atau manusia), dimana analisis kadarnya menggunakan
spektrofotometer pada panjang gelombang 550 nm. Perhitungan kadarnya menggunakan
kurva standar.
Cara Analisis :
Metode utama analisis kadar vitamin D adalah secara bioassay. Karena ada perbedaan
nilai antirachitis vitamin D dari berbagai sumbernya.
1. Preparasi sampel & Persiapan alat dan bahan
2. Periode deplesi (penghabisan) : pemberian diet Rachitogenic selama 18-25 hari. Tikus
yang digunakan berumur ≤ 30 hari dengan berat badan ≥ 44 g tetapi ≤ 60 g
3. Pengujian : mulai hari terakhir deplesi sampai 8 atau 11 hari setelah deplesi. Selama
pengujian, tikus terdeplesi diberi vitamin D dengan jumlah diketahui (standard) dan
tidak diketahui (sampel)
4. Jumlah vitamin dalam sampel ditentukan dari warna tulang tibia (tulang kering)
proximal paling akhir atau tulang radius atau ulna distal paling akhir.
5. Dimasukkan 2 ml larutan yang diuji dalam tabung spektrometer dan ditambah 4 ml
larutan jenuh Antimoni-trikhlorida dalam khloroform bebas air
6. Ditunggu 10-15 menit dan serapannya dibaca pada 500 nm
7. Kadar vitamin D dapat dihitung dengan persamaan kurva standar .
Perhitungan Kadar :
Perhitungan Kadar
area sampel
standar vit. K volume akhir (mL) fp
Kadar vitamin K area standar
bobot sampel (g)
Prinsip :
Larutan sampel dinetralkan dengan menambahkan NaHCO3 (pH=8), lalu direaksikan
dengan FeCl3 akan menghasilkan warna ungu yang menandakan reaksi positif (+)
mengandung vitamin C.
Cara Analisis :
1. Disiapkan alat dan bahan
2. Masukan 10 tetes larutan asam askorbat 1% ke dalam tabung reaksi.
3. Kemudian, dinetralkan larutan (pH = 8) menggunakan NaHCO3 5%.
4. Ditambahkan 2 tetes larutan FeCl3
5. Diamati warna yang terjadi. Adanya warna merah-ungu berarti vitamin C positif.
B. Uji Kuantitatif
Prinsip :
Prinsip yang digunakan dalam analisis vitamin C adalah dengan oksidasi analat oleh I 2
sehingga I- tereduksi menjadi ion iodida kemudian ditambahkan C2 dan C3 dengan
indikator amilum. Akhir titrasi ditandai dengan warna biru (iod-amilum).
Cara Analisis :
Sebanyak 5 mL vitamin C ditambahkan 25 mL aquades kemudian ditambahkan 2 mL
larutan Pati 1 %. Setelah itu dititrasi dengan larutan iodin standar 0,01 N. Akhir titrasi
terbentuk warna biru yang tetap. Titrasi harus dikerjakan cepat karena pada senyawa lain
seperti glutathion dan sistein akan teroksidasi perlahan-lahan oleh larutan iodin dan
menghasilkan hasil yang tidak akurat (error).
Perhitungan Kadar :
Perhitungan penetapan kadar vitamin C menggunakan rumus :
Prosedur B :
1. Masukkan 10 tetes larutan yang diuji (misalnya: thiamin 1%) ke dalam tabung reaksi
2. Tambahkan 10 tetes larutan bismuth nitrat, campurlah dengan baik
3. Lalu tambahkan pula 2 tetes larutan KI 5%
4. Perhatikan perubahan warna yang terjadi
(Jika timbul warna endapan merah jingga berarti positif mengandung vitamin B1 )
B. Uji Kuantitatif
Prinsip :
Ekstraksi dan hidrolisis enzimatis dari ester-ester tiamin fosfat dan pembersihan. Metode
ini didasarkan pada pengukuran fluoresensi dari bentuk oksidasi tiamin (tiokrom).
Metode Alkalimetri :
Adanya hidroklorida pada tiamin hidroklorida dapat dititrasi dengan natrium hidroksida
0,1 N menggunakan indikator brom timol biru.
Prosedur penetapan kadar tiamin hidroklorida dengan metode alkalimetri :
Lebih kurang 500 mg tiamin hidroklorida yang ditimbang seksama, dilarutkan dalam
75 mL air bebas CO2 lalu dititrasi dengan NaOH 0,1 N menggunakan indikator brom
timol biru. Tiap mL NaOH 0,1 N setara dengan 33,70 gram tiamin hidroklorida.
Berat ekivalen (BE) tiamin hidroklorida pada penetapan secara alkalimetri adalah
sama dengan berat molekulnya (BM). Hali ini disebabkan karena tiap 1 mol tiamin
hidroklorida bereaksi dengan 1 mol NaOH.
Metode Argentometri :
Adanya klorida dalam tiamin hidroklorida dapat ditetapkan secara argentometri
dengan menggunakan metode Volhard. Pada penetapan dengan metode Volhard
suasananya harus asam sebab jika suasananya basa maka akan terjadi reaksi antara perak
nitrat dengan basa membentuk Ag(OH) yang pada tahap selanjutnya akan membentuk
endapan putih Ag2O, akibatnya perak nitrat tidak hanya bereaksi dengan sampel tetapi
juga bereaksi dengan basa.
Prosedur penetapan kadar vitamin B1 secara argentometri :
Lebih kurang 100 mg tiamin hidroklorida yang ditimbang secara seksama dilarutkan
dalam 20 mL air. Larutan diasamkan dengan asam nitrat encer dan ditambah 10 mL
perak nitrat 0,1 N. Endapan yang terjadi disaring dan dicuci dengan air sampai tidak
mengandung klorida. Filtrat selanjutnya dititrasi dengan larutan baku ammonium
tiosianat 0,1 N menggunakan indikator besi (III) amonium sulfat. Tiap mL perak nitra
0,1 N setara dengan 16,86 mg tiamin hidorklorida.
Berat ekivalen (BE) tiamin hidroklorida pada penetapan secara argentometri adalah
setengah dari berat molekulnya (BM/2). Ini disebabkan karena tiap 1 mol tiamin
hidroklorida (yang mengandung 2 Cl-) bereaksi dengan 2 mol AgNO3.
Metode Gravimetri :
Tiamin dalam tablet vitamin B1 dan dalam injeksi dapat ditetapkan secara gravimetri
dengan cara mengendapkan larutan tiamin menggunakn asam silikowolframat.
Prosedur penetapan kadar tiamin dengan metode gravimetri :
Sejumlah tertentu tablet yang telah ditimbang secara seksama dan setara dengan lebih
kurang 50 mg tiamin hidroksida, diencerkan dengan air secukupnya hingga 50 mL lalu
ditambah 2 mL asam klorida pekat dan dipanaskan hingga mendidih. Pada larutan yang
telah mendidih ini selanjutnya ditambah dengan cepat tetes demi tetes 4 mL asam
silikowolframat yang baru disaring lalu dididihkan selama 4 menit. Larutan disaring
melalui penyaring kaca masir lalu dicuci dengan 50 mL campuran mendidih yang terdiri
atas 1 bagian volume asam klorida pekat dan 19 bagian air yang mengandung asam
silikowolframat 0,2% (b/v), kemudian dicuci 2 kali tiap kali dengan 5 mL aseton. Sisa
dikeringkan pada suhu 105oC selama satu jam lalu didinginkan selama 10 menit dan
dibiarkan dalam eksikator di atas larutan asam sulfat 38% dan ditimbang. Tiap gram sisa
setara dengan 192,9 mg tiamin hidroklorida.
Perhitungan Kadar :
Perhitungan kadar vitamin B1 dapat dihitung dengan rumus :
Dimana volume AgNO3 adalah volume hasil titrasi dan untuk Normalitas AgNO3 adalah
hasil standarisasi larutan AgNO3 dengan NaCl kemudian dikalikan dengan mg kesetaraan
vitamin B1 dan hasilnya dibagi dengan Normalitas kesetaraan AgNO3 yang dikalikan
dnegan berat penimbangan NaCl lalu dikalikan 100%. Dimana Tiap ml larutan
AgNO3 0,1 N setara dengan 16,86 vitamin B1.
Perhitungan Kadar :
Penentuan kadar Vitamin B3 dilakukan dengan mengukur tingkat kemampuan absorbansi
larutan vitamin dengan berbagai panjang gelombang dan konsentrasi berbeda-beda
sehingga dapat dibuat kurva linear dengan menggunakan nilai hubungan antara panjang
gelombang dengan absorbansi larutan.
Perhitungan Kadar :
Uji Disolusi
- Siapkan alat disolusi, RPM diatur menjadi 75 rpm.
- Isi alat disolusi dengan air sampai batas, kemudian tunggu suhu mencapai 37˚C.
- Setelah suhu mencapai 37˚C masukkan sampel sesuai nomor urutan, dimulai dari
nomor 1, kemudian beri selang 1 menit untuk sampel berikutnya hingga sampel nomor
6.
- Setelah dimasukkan sampel terakhir kemudian nyalakan timer atur waktu 60 menit.
- Setelah 60 menit ambil larutan dari basket 1 menggunakan syringe dan masukkan ke
dalam tabung nomor 1. Pada menit berikutnya ulangi langkah tersebut pada basket
nomor 2 dan masukkan pada tabung nomor 2, lakukan sampai basket nomor 6.
- Pipet 2 mL larutan masing-masing dari tabung nomor 1 sampai 6 kemudian
dimasukkan pada tabung nomor 7 dan dicampur.
- Saring masing-masing tabung dan masukkan ke dalam vial HPLC dan beri sesuai
nomor.
- Masukkan Buffer Citrate ke dalam vial HPLC sebagai larutan kontrol (eluent).
- Kemudian Masukkan kedalam HPLC dengan urutan vial yaitu vial eluent, vial standar
1, vial standar 2, vial standar 3, vial sampel 1, vial sampel 2, vial sampel 3, vial sampel
4, vial sampel 5, vial sampel 6, vial sampel 7, vial standar 1, vial standar 2, vial standar
3, dan vial eluent
Identifikasi
Diinjeksikan 20 µL larutan standar dan larutan sampel ke dalam sistem HPLC (High
Performance Liquid Chromatography).
Perhitungan Kadar
Perhitungan penetapan kadar vitamin B9 menggunakan rumus :
1 5 2,5 900
DF 1000 4,5mg
250 100 100 1
mg disolusi
0
0 disolusi 100 0 0
mg LC
A sampel
Kadar B 9 mg standar DF
A standar
area sampel
standar vit. B12 volume akhir (mL) fp
Kadar vitamin B12 area standar
bobot sampel (g)
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Vitamin adalah kofaktor dalam reaksi kimia yang dikatalisasi oleh enzim. Pada dasarnya,
senyawa vitamin ini digunakan tubuh untuk dapat bertumbuh dan berkembang secara
normal.
2. Fungsi vitamin secara umum antara lain sebagai berikut; Mengatur zat dalam tubuh,
Berfungsi menguatkan gigi dan tulang, Mempercepat Pertumbuhan , Memperkuat daya
tahan tubuh terhadap penyakit, Mempercepat proses dalam penyembuhan penyakit,
Menjaga dan meningkatkan kebugaran tubuh, dsb.Selain itu vitamin berperan sebagai
antioksidan, yakni zat untuk menghindari terjadinya radikal bebas (free radikal bebas).
3. Vitamin memiliki dua kelompok yaitu Water Soluble Vitamin atau vitamin yang dapat
larut dalam air seperti vitamin C dan vitamin B, sedangkan Fat Soluble Vitamin atau
vitamin yang dapat larut dalam lemak seperti vitamin A,D,E dan vitamin K
4. Kadar vitamin dapat diukur dengan cara yang berbeda-beda. Namun secara umum ada
dua cara yang dapat digunakan untuk menganalisis vitamin, yaitu dengan cara kualitatif
dan kuantitatif.
DAFTAR PUSTAKA
Pratiwi, Sri Maryati, dkk.. 2007. Biologi untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Erlangga.
Proverawati, Atikah dan Erna Kusumawati. 2011. Ilmu Gizi untuk Keperawatan dan Gizi
Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika.