PKM P 2012 IPB Hera T. Karakteristik Susu Bubuk
PKM P 2012 IPB Hera T. Karakteristik Susu Bubuk
Oleh:
i
HALAMAN PENGESAHAN
Bogor, 14Juni2012
Menyetujui,
Ketua Departemen Ilmu Produksi dan Ketua Pelaksana Kegiatan
Teknologi Peternakan
Prof. Dr. Ir. Yonny Koesmaryono, MS Dr. Ir. Rarah RAM, DEA
NIP. 19581228 198503 1 003 NIP. 19620504 19870 3 002
ii
ABSTRAK
Karakteristik Susu Bubuk yang Difortifikasi Isolat Protein Pupa Ulat Sutera
(Bombyx mori)
Konsumsi susu bubuk tinggi protein saat ini menjadi tren baru di masyarakat.
Fortifikan protein yang digunakan mahal dan masih belum diproduksi di dalam
negeri.Pupa ulat sutera Bombyx mori(PUS) merupakan limbah dari industri
pemintalan benang sutera. Hasil penelitian sebelumnya mendapatkan PUSkaya
protein dengan tingkat kecernaan sebesar 91,90% (Artanti, 2009). Khanet al. (2011)
melakukan isolasi protein pupa ulat sutera tetapi dalam tingkat kemurnian yang
rendah.Invensi penelitian ini berupa pengaplikasian metode delipidasi dan perbaikan
metode isolasi protein. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis karakteristik fisik,
kimia, organoleptik, dan kecernaan protein secara in vitro susu bubuk yang
difortifikasi bubuk isolat protein pupa ulat sutera Bombyx mori(IPPUS) dengan taraf
0%, 5%, 10%, 15%, dan 20%. Hasil penelitian menunjukkan invensi metode
penelitian mengurangi kadar lemak tepung pupa sebesar 60,87 ± 0,19 %,
menghasilkan IPPUS dengan kemurnian protein sebesar 81,44% dan mencuci NaCl
yang terbentuk selama proses isolasi.Fortifikasi IPPUS sangat nyata (P<0,01)
meningkatkan kadar proteinsusu bubuksebesar 1,94% - 10,23%, tetapimenurunkan
kesukaan panelis terhadap warna, aroma dan tekstur susu bubuk sampai taraf agak
suka. Formula terbaik adalah susu bubuk yang difortifikasi 20% IPPUS. Kadar
protein dan kecernaan protein masing-masing 40,44% dan 95,15% tetapi diterima
dengan taraf agak suka. Penyaringan dan penambahan flavor coklat sangat nyata
(P<0,01) meningkatkan kesukaan terhadap seluruh atribut (kecuali rasa) sampai taraf
suka dan menurunkan aroma dan rasa isolat, dari sangat kuat (skala 4,0) menjadi
agak kuat (skala 2,8). Hasil penelitian mengindikasikan bahwa susu bubuk yang
difortifikasi IPPUS berpotensi untuk dikembangkan menjadi produk susu tinggi
protein.
iii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas penyertaanNya
yang sempurna sehingga laporan akhir PKM bidang Penelitian ini dapat diselesaikan
dengan baik. PKM bidang Penelitian yang berjudulKarakteristik Susu Bubuk yang
Difortifikasi Isolat Protein Pupa Ulat Sutera (Bombyx mori)merupakan karya
tulis berupa tuangan ide kreatif dari pengaplikasian protein Bombyx mori dalam
bentuk bubuk isolat ke dalam susu bubuk untuk menghasilkan susu bubuk tinggi
protein. Paten invensi yang sebelumnya dilakukan oleh Kim Young Rok
(KR20090061859 (A)) memanfaatkan tepung pupa sebagai bahan tambahan
makanan ringan, juga (KR20030075409) yang membuat makanan ringan kombinasi
tepung pupa dan tepung Cordyceps millitans.Penelitian sebelumnya menunjukkan
bahwa penambahan tepung pupa Bombyx mori ke dalam susu bubuk menghasilkan
susu dengan homogenitas yang rendah saat dilarutkan (Khan et al., 2011). Penelitian
lebih lanjut dibutuhkan untuk memperbaiki hal tersebut.Penelitian ini dilakukan
untuk mengobservasi karakteristik fisik, kimia, organoleptik dan kecernaan protein
secara in vitro susu bubuk yang difortifikasi isolat protein pupa ulat suteraBombyx
mori(IPPUS). IPPUS diharapkan mampu meningkatkan nilai fungsional susu
bubuk.Penggalian potensi sumber daya alam yang diberi sentuhan teknologi tersebut
diharapkan mampu meningkatkan nilai tambah produk turunan susu dan menjawab
kebutuhanakan pangan tinggi protein.
Penelitian ini merupakan salah satu wujud aplikatif pengamalan Tridarma
Perguruan Tinggi, sebagai salah satu lembaga yang menjembatani ilmu sains dengan
masyarakat industri. Pelaksanaan penelitian ini hingga selesai merupakan anugerah
dari Tuhan sehingga hasilnya saya kembalikan bagi kesejahteraan masyarakat.
Semoga karya tulis ini dapat memberikan kontribusi nyata bagi perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi dan terhadap penyelesaian masalah yang dihadapi bangsa
kita saat ini.
Penulis
iv
1
PENDAHULUAN
Perumusan Masalah
Susu bubuk tinggi protein kini menjadi kebutuhan di kalangan masyarakat.
Namun, harga susu tersebut tergolong mahal karena menggunakan sumber
fortifikasiyang relatif mahal seperti whey dan casein. Pemanfaatan sumber daya
alam dari limbah pemintalan benang sutera berupa pupa ulat sutera (Bombyx mori)
sebagai sumber protein belum banyak dilakukan. Pembuatan isolat protein pupa
ulat sutera yang diaplikasikan pada pembuatan susu bubuk sudah dilakukan oleh
Khan et al. (2011) dengan kemurnian isolat protein yang masih rendah dan tingkat
penerimaan susu bubuk secara umum masih rendah. Penelitian ini dirumuskan
berdasarkan potensi sumber daya alam dari hasil ikutan pengolahan benang sutera
berupa pupa ulat sutera yang layak dikembangkan sebagai sumber protein pangan
dengan karakterisitik kimia dan fisik yang baik serta tingkat akseptibilitas yang
tinggi.
2
Tujuan Program
Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkanisolat protein pupa ulat sutera
(Bombyx mori) dan menentukan persentase terbaik penambahan isolat protein
pupa sebagai fortifikan untuk menghasilkan susu bubuk tinggi protein
berdasarkan karakteristikfisik, kimia, kecernaan protein, dan organoleptik.
Kegunaan Program
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat diantaranya :
1. Memberikan informasi yang bermanfaat bagi masyarakat mengenai
pemanfaatan pupa ulat sutera (Bombyx mori) sebagai sumber protein
yangaman, khususnya sebagai fortifikan protein ke susu dan pangan lainnya
2. Memberikan nilai tambah bagi usaha pemintalan benang sutera sehingga dapat
meningkatkan kesejahteraan petani/peternak
3. Membantu mengembangkan kegiatan Tridharma Perguruan Tinggi dengan
memunculkan berbagai penemuan baru yang bermanfaat bagi kegiatan belajar
mengajar baik bagi mahasiswa maupun dosen
TINJAUAN PUSTAKA
Susu Bubuk
Susu bubuk adalah susu yang diperoleh dengan cara mengurangi sebagian
besar air melalui proses pengeringan susu segar dan atau susu rekombinasi yang
telah dipasteurisasi, dengan atau tanpa penambahan vitamin, mineral, dan bahan
tambahan pangan yang diizinkan. Susu bubuk meliputi susu bubuk berlemak,
rendah lemak, dan tanpa lemak (BSN, 2006). Kualitas fisik, kimia dan
organoleptik susu bubuk sesuai dengan jenisnya berdasarkan SNI 01-2970-2006
disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1. Komposisi Susu Bubuk menurut SNI 01-2970-2006
Sifat Susu Nilai
Bau dan rasa Normal
Bahan kering Minimal 95 %
Kadar lemak Berlemak: min. 26% , Kurang lemak : >1,5 % dan
<26,0%, atauBebas lemak : <1,5 %
Kadar protein Berlemak dan kurang lemak : 23 % ; Bebas lemak: min. 30 %
Sumber : BSN, 2006
Isolasi Protein
Isolasi protein dilakukan untuk memisahkan protein suatu bahan dari
komponen lainnya.Isolasi protein pada prinsipnya terdiri atas tahap-tahap seperti
ekstraksi, penghilangan bahan tidak larut, pengendapan, pencucian, dan
pengeringan isolat(Natarajan, 1980). Ekstraksi protein dapat dilakukan dengan
memerhatikan sifat kelarutannya.Ekstraksi dengan air dapat menghasilkan fraksi
albumin, dilanjutkan dengan ekstraksi dengan pelarut garam, pelarut basa dan
70% etanol untuk mendapatkan fraksi globulin, glutenin, dan prolamin.Teknik
presipitasi isoelektrik protein yang sering dilakukan untuk mengendapkan protein
yang sudah diekstrak menggunakan pH isoelektrik protein. Pada titik
isolektriknya, muatan total asam amino dalam protein sama dengan nol. Interaksi
elektrostatik antar asam amino akan maksimum karena muatan yang tidak sejenis
cenderung untuk tarik menarik, fenomena ini diamati dengan terjadinya
penggumpalan protein.Setiap fraksi protein memiliki pH isoelektrik yang
berbeda.Fraksi protein albumin, globulin, dan glutenin dipresipitasi pada pH 4,1,
4,3, dan 4,8 masing-masing (Thanh dan Shibasaki, 1976).
METODE PENDEKATAN
tepung, dan kelarutan. Uji tambahan dilakukan berupa analisis susu segar sesuai
SNI 3141.1:2011, uji organoleptik susu bubuk formula terbaik dengan
penambahan flavor, analisis asam amino BCAA dan uji toksisitas.
Rancangan Percobaan
Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap dengan lima
perlakuan dan tiga ulangan.Model matematika yang digunakan pada penelitian ini
adalah:
Yij = μ + Pi + εij
Keterangan :
Yij = nilai sifat kimia, fisik, organoleptik dan kecernaan protein susu bubuk akibat perlakuan
pemberian IPPUStaraf ke-i (0%, 5%, 10%, 15%, dan 20%) dan ulangan ke-j
µ = nilai tengah umum hasil análisis sifat kimia, fisik, organoleptik dan kecernaan protein
Pi = pengaruh fortifikasi IPPUS ke- i (0%, 5%, 10%, 15%, dan 20%)
εij = pengaruh galat percobaan pada fortifikasi IPPUS ke-i dalam ulangan ke-j
Data diolah dengan analisis ragam. Jika pada analisis ragam didapatkan
hasil yang berbeda nyata, maka dilanjutkan dengan uji Tukeyatau Kruskal Wallis
(Steel dan Torrie, 1995). Analisis dilakukan dengan perangkat lunak Statistix 9.0.
PELAKSANAAN PROGRAM
Ternak
Analisa susu bubuk 1 Mei – 30 Mei 2012 Lab. Ilmu dan
Teknologi Pakan
Pengolahan data 8 Februari – 17 Juni 2012 Lab. Pengolahan Hasil
Ternak
Monev dept, fak, IPB dan 4 April – 12 Mei 2012 IPB
Dikti
Pembuatan laporan akhir 17 Juni 2012 IPB
Instrumen Pelaksanaan
Bahan baku yang digunakan adalah pupa ulat sutera (Bombyx mori) dan
susu sapi segar. Bahan lainnya adalah akuades,buffer peptone water, media plate
count agar, etanol 70%, NaOH 2N, HCl 2N, H2SO4 96%, H2SO4 0,1%, NaOH
20%, AgCl, asam nitrat, heksana, kertas saring, kemasan aluminium foil,
mentimun, kopi, air minum dalam kemasan, larva udang dan air laut. Peralatan
yang digunakan adalah cold centrifuger, pH meter, neraca digital,spray dryer,
evaporator, homogenizer, blender, refrigerator, oven, panci, saringan mesh
80,cawan porselen, tanur, labu Kjeldahl, kompor listrik, labu penyari, batu didih,
fat extractorand evaporator, desikator, Bomb Calorimeter,labu Erlenmeyer,
pompa vakum, form uji organoleptik, lup dan toples pembiakan larva udang.
Harga Jumlah
Jenis Pengeluaran Satuan Total (Rp)
Satuan (Rp) (unit)
Uji asam amino (BCAA) sampel 300.000 3 900.000
Uji toksisitas:
Telur udang paket 50.000 1 50.000
Air laut liter 2.500 18 45.000
Toples pembiakan larva udang paket 50.000 9 450.000
Lup unit 25.000 1 25.000
Jumlah 1.480.000
HASIL DAN PEMBAHASAN
Air (%) 3,63 ± 0,16A 4,04 ± 0,07B 4,12 ± 0,06BC 4,34 ± 0,12C 4,71 ± 0,03D
PK (%) 30,21 ± 0,64B 32,15 ± 1,18B 34,16 ± 0,60B 34,99 ± 2,31AB 40,44 ± 2,40A
NaCl (%) 1,00± 0,09 1,10 ± 0,06 1,28 ± 0,22 1,04 ± 0,06 1,31 ± 0,13
Kecernaan
89,83 ± 0,46B 93,01 ± 3,13A 94,93 ± 0,68A 93,74 ± 1,12A 95,15 ± 0,66A
Protein (%)
Kelarutan
89,34 ± 5,33a 81,73 ± 9,85ab 78,90 ± 6,49ab 79,53 ± 2,83ab 71,23 ± 6,27b
(%)
Kehalusan
97,90 ± 0,08A 93,6 ± 1,43AB 91,60 ± 1,13BC 89,00 ± 1,37CD 85,20 ± 1,60D
mesh 80 (%)
Keterangan:Superskrip yang berbeda (a, b) pada baris yang sama menunjukkan perbedaanyang
nyata (P<0,05)
Superskrip yang berbeda (A, B, C, D) pada baris yang sama menunjukkan perbedaan
yang sangat nyata (P<0,01)
PU* 4,32 ± 0,62A 3,00 ± 0,78B 2,68 ± 0,84BC 2,34 ± 0,69BC 2,28 ± 0,78C
Warna 4,36 ± 0,63A 3,18 ± 0,83B 2,72 ± 0,76BC 2,42 ± 0,73C 2,48 ±0,84C
Aroma 4,06 ± 0,55A 3,7 ± 0,75AB 3,2 ± 0,93BC 3,06 ± 0,93BC 2,74 ± 0,83C
Tekstur 3,72 ± 0,67A 3,14 ± 0,88AB 2,96 ± 0,67B 2,82 ± 0,94B 2,78 ± 0,76B
Rasa 4,14 ± 0,6 A 3,38 ± 0,85B 2,62 ± 0,81C 2,60 ± 0,95C 2,14 ± 0,78C
Keterangan: 1: sangat tidak suka, 2: tidak suka, 3: agak suka, 4: suka, 5: sangat suka
Superskrip yang berbeda (A, B, C) pada baris yang sama menunjukkan perbedaan
yang sangat nyata (P<0,01)
*PU : Penampilan umum
Tabel 7.Kesukaan Panelis terhadap Susu Bubuk yang Difortifikasi 20% IPPUS
dengan Penambahan Flavor Coklat
Atribut 5%flavor 10%flavor 15%flavor
Hedonik*
PU1 3,36 ± 0,79A 3,82 ± 0,74A 4,04 ± 0,73A
Warna 3,39 ± 1,01A 3,82 ± 0,68A 4,00 ± 0,85A
Aroma 3,25 ± 0,79AB 3,25 ± 0,96AB 3,57 ± 0,80A
Tekstur 3,68 ± 0,68A 3,93 ± 0,62A 4,00 ± 0,71A
Rasa 2,75 ± 0,86ab 2,32 ± 0,76ab 2,86 ± 1,09a
Mutu Hedonik**
Aromaisolat 3,81 ± 0,92A 3,32 ± 1,09AB 2,81 ± 1,04B
Rasaisolat 4,00 ± 0,73A 3,46 ± 0,69AB 2,88 ± 0,93B
Keterangan: *1: sangat tidak suka, 2: tidak suka, 3: agak suka, 4: suka, 5: sangat suka
**1: sangat kuat, 2: kuat, 3: agak kuat, 4: lemah, 5: tidak tercium/terasa
Superskrip yang berbeda (a, b) dan (A, B) pada baris yang sama masing-masing
menunjukkan perbedaanyangnyata (P<0,05)sangat nyata (P<0,01)
1
PU : Penampilan umum
Kesimpulan
9
Saran
Penelitian lebih lanjut disarankan terhadap penentuan jenis dan persentase
penambahanperisa susu bubuk serta profil asam amino susu bubuk yang termasuk
jenis BCAA (Branched Chain Amino Acids).
DAFTAR PUSTAKA
AOAC, 2007. Official methods of analysis of the association of official of
analytical chemist.Washington D.C. : AOAC, Inc.
Artanti, A., 2009.Utilization of silkworm pupae (Bombyx mori) in producing
instant cream soup with high protein content.Proceedings ofThe 1st
International Agriculture Student Symposium.Malaysia : UPM.
[BSN] Badan Standardisasi Nasional Indonesia, 1999. SNI 01-2970-1999 : Susu
bubuk. Jakarta :Badan Standardisasi Nasional.
[BSN] Badan Standardisasi Nasional, 2011. SNI 3141.1:2011:Syarat mutu susu
segar. Jakarta :Badan Standardisasi Nasional.
Giese, 1994.Sensory Analysis.InReinccius (ed). Source Book of Flavour. 2nded.
New York : Chapman and Hall.
Khan, M. S. et al.,2011.Fortification of Bombyx mori silkworm pupae by-product
isolate protein in powdered milk. Proceedings of The 18th Tri-University
International Joint Seminar and Symposium. China :Jiangsu University.
Miyatani A., 2008. Karakterisasi flavorbubuk pupa ulat sutera (Bombyx mori) dan
peluang aplikasinya pada produk pangan. Skripsi. Bogor: Fateta IPB.
Natarajan, K. R., 1980. Peanuts proteins ingredients, preparation, properties, and
food.In Chiechester, O.O. (ed), Advantages in Food Research. Vol 26.New
York : Academic Press.
Rangacharyulu, P.V. et al.,2003. Utilization of fermented silkworm pupae silage
in feed for carps. Biores. Tech. 86 (2003) 29-32.
Singhal, B. K.et al., 2001. Sericultural by-products for various valuable
commercial products as emerging bio science industry. Sericologia 41
(3):369-391.
Steel, R. G. D. andTorrie, J. H., 1995. Prinsip dan prosedurstatistika. Sumantri B,
penerjemah.Jakarta :PT Gramedia Pustaka Utama.
Thanh, V. H dan Shibasaki, K.. 1976. Mayor protein of soybean seeds, a straight
fordward fractination and their characterization. J. AFM. 24:1117-1119.
Tomotake, H., Katagiri, M. andYamato, M., 2010. Silkworm pupae (Bombyx
mori) are new sources of high quality protein and lipid. J. Nutr. Sci.
Vitaminol 56 : 446-448.
Trivedy, K., Kumar,S.N., Mondal,M.,andBhat, C.A.K., 2007. Protein banding
pattern and major amino acid component in de-oiled pupal powder of
silkworm, Bombyx mori Linn. J. Entomology. 1-7 pp.
10
Wang, J.,Liu, B., andLi, M., 2010.Identifying protein complexes from interaction
networks based on clique percolation and distance restriction. J. Biomed. 1-
10.
LAMPIRAN
Dokumentasi
Isolasi
Protein
Analisis
Karakteristik
Susu Bubuk Uji Karakteristik Kimia Uji Kecernaan Protein in vitro
yang
Difortifikasi
IPPUS
Publikasi,
Paten&
Diskusi
dengan Dosen
Pembimbing