Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

Definisi, Falsafah & Metode


Total Quality Management (TQM)

Oleh :

Adilla Melan S (517113)

Akhmad Mauldi (517116)

Elli Jayanti (517109)

Nur Marjania (517148)

Robiatul Aldawiyah R.R (517225)

PROGRAM PENDIDIKAN STRATA I

PROGRAM STUDI MANAJEMEN BISNIS INDUSTRI

SEKOLAH TINGGI TEKNIK MALANG

2019
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh


Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan
makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan
kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan
syafa’atnya di akhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat


sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis
mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas dari mata
kuliah Standardized Quality System Development dengan judul “Definisi,
Falsafah & Metode Total Quality Management (TQM)”, Penulis tentu
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak
terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian
apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang
sebesar-besarnya. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
khususnya kepada Dosen Standardized Quality System Development kami yang
telah membimbing dalam menulis makalah ini.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Malang, 28 Januari 2020

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..........................................................................................i

DAFTAR ISI ........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ..............................................................................................1

1.2 Rumus Masalah ............................................................................................2

1.3 Tujuan Penulisan ..........................................................................................2

1.4 Batasan Penulisan ........................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Munculnya Total Quality Management (TQM) .................................3

2.2 Definisi Total Quality Management (TQM) ...................................................4

2.3 Falsafah Total Quality Management (TQM) .................................................6

2.4 Prinsip-prinsip Total Quality Management (TQM) ........................................7

2.5 Unsur Total Quality Management (TQM) .....................................................8

2.6 Manfaat Program Total Quality Management (TQM) ....................................9

2.7 Konsep Total Quality Managemen (TQM) ...................................................11

2.8 Penerapan Konsep Total Quality Management (TQM) ................................12

2.9 Metode Total Quality Management (TQM) ..................................................14

2.10 Faktor-Faktor yang Dapat Menyebabkan Kegagalan Total Quality


Management (TQM) ..................................................................................17
BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ..................................................................................................19

3.2 Saran ...........................................................................................................19

DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................20


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta adanya
globalisasi, maka setiap organisasi baik yang bergerak dibidang jasa maupun
produk berupa barang dituntut mampu memberikan dan menghasilkan produk
yang berkualitas. Untuk dapat memenuhi tuntutan masyarakat tersebut, maka
setiap institusi harus memiliki manajemen yang baik. Salah satu bentuk
manajemen yang berhasil dimanfaatkan dalam dunia industri dan biasa
diadaptasi oleh institusi manapun adalah Total Quality Management (TQM).
Total Quality Management (TQM) adalah sebuah pendekatan yang
banyak digunakan oleh perusahaan dalam meningkatkan kualitas secara
sistematis dengan menggunakan banyak dimensi dan telah diaplikasikan
secara luas oleh banyak perusahaan dengan tujuan meningkatkan kinerja
seperti kualitas, produktivitas dan profitabilitas. Sudah banyak literatur yang
menyatakan bahwa banyak perusahaan yang menggunakan atau
menerapkan Total Quality Management selama beberapa dekade terakhir.
Disamping itu banyak penelitian yang dilakukan oleh pakar yang memiliki
konsep fokus terhadap Total Quality Management dengan menggunakan dan
meninjaunya dari berbagai area atau konteks yang berbeda. Perusahaan
dapat unggul dalam persaingan global dengan meiliki kehalian dalam
membaca setiap adanya peluang untuk meningkatkan efektivitas dan
efisiensi dalam melakukan usaha dalam perusahaan tersebut. Pada saat ini
kesadaran akan pentingnya suatu pelayanan yang diberikan untuk pelanggan
terbilang sudah baik dengan adanya perbaikan kualitas.
Oleh karena itu, penulis tertarik untuk menulis makalah yang berjudul
“Definisi, Falsafah dan Metode Total Quality Management (TQM)”.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan definisi, falsafah dan metode Total Quality
Management (TQM)?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui definisi, falsafah dan metode Total Quality
Management (TQM).

1.4 Batasan Penulisan


1. Hanya membahas materi terkait Total Quality Management (TQM).
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Munculnya Total Quality Management (TQM)


TQM bermula di AS selama Selama PD II, ketika ahli statistik AS W.
Edward Deming menolong para insinyur dan teknisi untuk menggunakan teori
statistik untuk memperbaiki kualitas produksi. Setelah perang, teorinya banyak
diremehkan oleh perusahaan Amerika. Kemudian Deming pergi ke Jepang,
dimana dia mengajarkan pemimpin bisnis top pada Statistical Quality Control,
mengajarkan mereka dapat membangun negaranya jika mengikuti nasehatnya.
TQM muncul sebagai respon pada kesulitan membaurkan pendekatan
kualitas teknis dengan tenaga kerja yang berkembang pesat tak terlatih atau
semi terlatih saat dan setelah PD II. Meskipun banyak dari ide tersebut berawal
di AS namun sebagian besar perusahaan Jepanglah yang
mengimplementasikannya dan memperbaikinya dari 1950-an. Seperti halnya
pendekatan kualitas teknis, TQM juga menekankan pada pentingnya input
namun mengembangkannya dari kompetensi teknis ke juga termasuk pentingnya
motivasi orang dan kemampuannya untuk bekerja dalam tim dalam rangka
memecahkan persoalan.
Sebagai tambahan TQM berfokus pada pentingnya proses bisnis yang baik
terutama satu pola yang mengurangi hambatan dari batasan internal dan
mengerti kebutuhan detail pelanggan sehingga kebutuhan mereka dapat
sepenuhnya tercapai. Keperluan-keperluan ini sejauh ini mencapai tahap dimana
TQM menjadi pemikiran terbaik sebagai filosofi manajemen umum daripada
pendekatan tertentu untuk kualitas. Jadi dapat disimpulkan awal mulanya TQM
(Total Quality Management) adalah di dunia bisnis, dan sekarang mulai
berkembang di dunia pendidikan.
2.2 Definisi Total Quality Management (TQM)
Dalam hal ini, para ahli dalam mendefinisikan TQM terdapat beberapa
perbedaan diantaranya yaitu:
1. Tobin (1990) mendefinisikan TQM sebagai usaha terintegrasi total untuk
mendapatkan manfaat kompetitif dengan cara secara terus-menerus
memperbaiki setiap fase budaya organisasional.

2. F.W. Taylor (1856-1915) Seorang insiyur mengembangkan satu seri


konsep yang merupakan dasar dari pembagian kerja. Analisis dengan
pendekatan gerak dan waktu untuk pekerjaan manual memperoleh gelar
“Bapak Manajemen Ilmiah” Management). Dalam bukunya tersebut Taylor
menjelaskan beberapa elemen tentang teori manajemen, yaitu sebagai
berikut:
a. Setiap orang harus mempunyai tugas yang jelas dan harus diselesaikan
dalam satu hari.
b. Pekerjaan harus memiliki peralatan yang standar untuk menyelesaikan
tugas yang menjadi bagiannya.
c. Bonus dan intensif wajar diberikan kepada yang berprestasi maksimal.
d. Penalti yang merupakan kerugian bagi pekerjaan yang tidak mencapai
sasaran yang telah ditentukan (personal loss). Taylor memisahkan
perencanaan dari perbaikan kerja. Dengan demikian, dia memisahkan
pekerjaan dari tanggung jawab untuk memperbaiki kerja.

3. Witcher (1990) menekankan pada pentingnya aspek-aspek TQM


menggunakan penjelasan berikut: Total: Menandakan bahwa setiap orang
dalam perusahaan harus dilibatkan (bahkan mungkin pelanggan dan para
pemasok), Quality: Mengindikasikan bahwa keperluan-keperluan
pelanggan sepenuhnya dipenuhi, dan Management: Menjelaskan bahwa
eksekutif senior pun harus komit secara penuh.

4. Feigenbaum (1991) memberikan definisi yang lebih lengkap dari TQM:


“sistem kualitas total dijelaskan sebagai salah satu yang merangkum
keseluruhan siklus kepuasan pelanggan dari interpretasi keperluannya
terutama pada tahap pemesanan, melalui pasokan produk atau jasa dari
harga ekonominya dan pada persepsinya dari produk setelah dia telah
menggunakannya sepanjang perioda waktu”.

5. Definisi TQM menurut BS 4778 adalah: Manajemen Kualitas Total (TQM)


adalah konsep dan metoda yang memerlukan komitmen dan keterlibatan
pihak manajemen dan seluruh organisasi dalam pengolahan perusahaan
untuk memenuhi keinginan atau kepuasan pelanggan secara konsisten.
Dalam TQM tidak hanya pihak manajemen yang bertanggungjawab dalam
memenuhi keinginan pelanggan, tetapi juga peran secara aktif seluruh
anggota dalam organisasi untuk memperbaiki kualitas produk atau jasa
yang dihasilkannya (Bennett and Kerr, 1996).

Total Quality Management (TQM) berasal dari kata "Total" yang berarti
keseluruhan atau terpadu, "Quality" yang berarti kualitas, dan "Management"
yang telah disamakan dengan manajemen dalam Bahasa Indonesia yang
berarti pengelolaan.
Dalam pengertian mengenai TQM, penekanan utama adalah pada
kualitas yang didefinisikan dengan mengerjakan segala sesuatu dengan baik
sejak awal dengan tujuan untuk memenuhi kepuasan pelanggan.
TQM juga dapat di artikan sebagai strategi manajemen yang ditujukan
untuk menanamkan kesadaran kualitas pada semua proses dalam organisasi.
Sesuai dengan definisi dari ISO, TQM adalah "suatu pendekatan manajemen
untuk suatu organisasi yang terpusat pada kualitas, berdasarkan partisipasi
semua anggotanya dan bertujuan untuk kesuksesan jangka panjang melalui
kepuasan pelanggan serta memberi keuntungan untuk semua anggota dalam
organisasi serta masyarakat. "Filosofi dasar dari TQM adalah "sebagai efek
dari kepuasan konsumen, sebuah organisasi dapat mengalami kesuksesan."
Ada beberapa elemen bahwa sesuatu dikatakan berkualitas, yakni;
a. Kualitas meliputi usaha memenuhi atau melebihi harapan pelanggan
b. Kualitas mencakup produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan
c. Kualitas merupakan kondisi yang selalu berubah (apa yang dianggap
berkualitas saat ini mungkin dianggap kurang berkualitas pada saat
yang lain).
d. Kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan
produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan yang memenuhi atau
melebihi harapan.
Mutu terpadu atau disebut juga Total Quality Management (TQM) dapat
didefinisikan dari tiga kata yang dimilikinya yaitu: Total (keseluruhan), Quality
(kualitas, derajat/tingkat keunggulan barang atau jasa), Management
(tindakan, seni, cara menghendel, pengendalian, pengarahan).

2.3 Falsafah Total Quality Management (TQM)


Falsafah dari TQM atau total quality management adalah selalu
meningkatkan kualitas barang dan jasa untuk meningkatkan kepuasan
pelanggan sebagai strategi jangka panjang perusahaan dalam bersaing dan
bertumbuh. Peningkatan kualitas harus dikerjakan seluruh lini perusahaan mulai
dari pembelian barang baku, proses produksi, bagian keuangan , bagian sumber
daya manusia dan lain-lain.
Pemikiran-pemikiran dalam TQM adalah
1. Kualitas dapat dan harus dikendalikan
2. Kualitas versi pelanggan harus diperhatikan supaya kepuasan pelanggan
terjaga.
3. Manajeman harus emberi kepemimpinan dalam melakukan manajemen
mutu.
4. Terus menerus melakukan peningkatan kualitas sebagai strategi
perusahaaan. Tentu ini melibatkan perencanaan, eksekusi dan evaluasi
secara terus menerus.
5. Peningkatan kualitas adalah tanggung jawab setiap karyawan. Karyawan
harus diberikan training dan pendidikan supaya kualitas terus-menerus
meningkat.
6. Masalah harus sedapat mungkin dicegah, kurangi proses perbaikan.
7. Standar kualitas adalah tanpa cacat.
8. Kualitas harus bisa diukur.
2.4 Prinsip-Prinsip Total Quality Management (TQM)
TQM merupakan suatu satu tugasan yang berupaya melaksanakan sistem
manajemen kelas dunia. Seperti kita mempunyai suatu sistem itu semua hanya
dibuat untuk tujuan yang kita gapai.
Tujuan TQM ialah memberikan kepuasan untuk memberikan suatu produk
atau jasa berkualitas agar bisa memenuhi kebutuhan dan kepuasan pasar
konsumen (sustainable satisfaction) yang pada gilirannya akan menimbulkan
pembelian berkesinambungan sehingga dapat meningkatkan produktivitas
produsen mencapai skala ekonomis dengan akibat penurunan biaya produksi.
Ada beberapa tokoh yang mengemukakan prinsip-prinsip TQM. Salah
satunya adalah Bill Crash, 1995, mengatakan bahwa program TQM harus
mempunyai empat prinsip bila ingin sukses dalam penerapannya. Keempat
prinsip tersebut adalah sebagai berikut:
1. Program TQM harus didasarkan pada kesadaran akan kualitas dan
berorientasi pada kualitas dalam semua kegiatannya sepanjang program,
termasuk dalam setiap proses dan produk.
2. Program TQM harus mempunyai sifat kemanusiaan yang kuat dalam
memberlakukan karyawan, mengikutsertakannya, dan memberinya
inspirasi.
3. Progran TQM harus didasarkan pada pendekatan desentralisasi yang
memberikan wewenang disemua tingkat, terutama di garis depan,
sehingga antusiasme keterlibatan dan tujuan bersama menjadi kenyataan.
4. Program TQM harus diterapkan secara menyeluruh sehingga semua
prinsip, kebijaksanaan, dan kebiasaan mencapai setiap sudut dan celah
organisasi.

Lebih lanjut Bill Creech, 1996, menyatakan bahwa prinsip-prinsip dalam


sistem TQM harus dibangun atas dasar 5 pilar sistem yaitu; Produk, Proses,
Organisasi, Kepemimpinan, dan Komitmen.
Lima Pilar Total Quality Management (TQM):
1. Produk
2. Proses
3. Organisasi
4. Pemimpin
5. Komitmen
Produk adalah titik pusat untuk tujuan dan pencapaian organisasi. Mutu
dalam produk tidak mungkin ada tanpa mutu di dalam proses. Mutu di dalam
proses tidak mungkin ada tanpa organisasi yang tepat. Organisasi yang tepat
tidak ada artinya tanpa pemimpin yang memadai. Komitmen yang kuat dari
bawah ke atas merupakan pilar pendukung bagi semua yang lain. Setiap pilar
tergantung pada keempat pilar yang lain, dan kalau salah satu lemah dengan
sendirinya yang lain juga lemah.

2.5 Unsur Total Quality Management (TQM)


Menurut Goetsch dan Davis, ada sepuluh unsur Total Quality Manajemen
sebagai berikut, (Tjiptono, 2003: 15):
1. Fokus pada Pelanggan. Dalam TQM, pelanggan internal dan eksternal
merupakan Driver. Pelanggan eksternal menentukan kualitas produk atau
jasa yang di sampaikan kepada mereka, sedangkan pelanggan internal
berperan besar dalam menentukan kualitas manusia, proses, dan
lingkungan yang berhubungan dangan produk atau jasa.
2. Obsesi terhadap Kualitas. Dalam organisasi yang menerapkan TQM,
penentu akhir kualitas pelanggan internal dan eksternal. Dengan kualitas
yang ditetapkan tersebyt, organisasi harus terobsesi untuk memenuhi atau
melebihi apa yang ditentukan tersebut, maka berlaku prinsip ‘good enough
is never good enough’.
3. Pendekatan Ilmiah. Dalam penerapan TQM, terutama untuk mendesain
pekerjaan dan dalam proses pengambilan keputusan dan pemecahan
masalah yang berkaitan dengan pekerjaan yang di desain tersebut. Data
diperlukan dan dipergunakan dalam menyusun patok duga (benchmark),
memantau prestasi, dan melaksanakan perbaikan.
4. Komitmen Jangka Panjang. TQM suatu paradigma baru dalam
melaksanakan bisnis, untuk itu dibutuhkan budaya perusahaan yang baru
pula. Oleh karena itu komitmen jangka panjang sangat penting guna
mengadakan perubahan budaya agar penerapan TQM berjalan dengan
sukses.
5. Kerja Sama Tim (Teamwork), kemitraan, dan hubungan dijalin dan dibina
baik antar karyawan perusahaan maupun dengan pemasok lembaga-
lembaga pemerintah, dan masyarakat sekitarnya.
6. Perbaikan Sistem Secara Berkesinambungan. Setiap produk dan/atau
jasa dihasilkan dengan memanfaatkan proses-proses tertentu di dalam
suatu system/lingkungan. Oleh karena itu system yang ada perlu diperbaiki
secara terus menerus agar kualitas yang dihasilkannya dapat meningkat.
7. Pendidikan dan Pelatihan. Setiap orang dalam perusahaan dapat
meningkatkan keterampilan teknis dan keahlian profesionalnya.
8. Kebebasan yang Terkendali, dalam hal ini karyawan melakukan
standarisasi proses dan mereka pula yang berusaha mencari cara untuk
meyakinkan setiap orang bersedia mengikuti prosedur standar tersebut.
9. Kesatuan Tujuan, supaya TQM dapat diterapkan dengan baik maka
perusahaan harus memiliki kesatuan Tujuan.
10. Adanya Keterlibatan dan Pemberdayaan Karyawan, usaha untuk
melibatkan karyawan membawa dua manfaat utama:
a. Meningkatkan hasil keputusan, rencana, atau perbaikan yang lebih
efektif.
b. Meningkatkan “rasa memiliki” dan tanggung jawab atas keputusan
dengan melibatkan orang-orang yang harus melaksanakannya.

2.6 Manfaat Program Total Quality Management (TQM)


TQM sangat bermanfaat baik bagi pelanggan, institusi, maupun bagi staf
organisasi.
1. Manfaat TQM bagi pelanggan adalah:
a. Sedikit atau bahkan tidak memiliki masalah dengan produk atau
pelayanan
b. Kepedulian terhadap pelanggan lebih baik atau pelanggan lebih
diperhatikan
c. Kepuasan pelanggan terjamin
2. Manfaat TQM bagi institusi adalah:
a. Terdapat perubahan kualitas produk dan pelayanan
b. Staf lebih termotivasi
c. Produktifitas meningkat
d. Biaya turun
e. Produk cacat berkurang
f. Permasalahan dapat diselesaikan dengan cepat
3. Manfaat TQM bagi staf Organisasi adalah:
a. Pemberdayaan
b. Lebih terlatih dan berkemampuan
c. Lebih dihargai dan diakui
4. Manfaat lain dari implementasi TQM yang mungkin dapat dirasakan oleh
institusi di masa yang akan datang adalah:
a. Membuat institusi sebagai pemimpin (leader) dan bukan hanya sekedar
pengikut (follower)
b. Membantu terciptanya team work
c. Membuat institusi lebih sensitif terhadap kebutuhan pelanggan
d. Membuat institusi siap dan lebih mudah beradaptasi terhadap
perubahan
e. Hubungan antara staf departemen yang berbeda lebih mudah

Persyaratan Implementasi TQM, Agar implementasi program TQM berjalan


sesuai dengan yang diharapkan diperlukan persyaratan sebagai berikut:
1. Komitmen yang tinggi (dukungan penuh) dari menejemen puncak.
2. Mengalokasikan waktu secara penuh untuk program TQM.
3. Menyiapkan dana dan mempersiapkan sumber daya manusia yang
berkualitas.
4. Memilih koordinator (fasilitator) program TQM.
5. Melakukan banchmarking pada perusahaan lain yang menerapkan TQM.
6. Merumuskan nilai (value), visi (vision) dan misi (mission).
7. Mempersiapkan mental untuk menghadapi berbagai bentuk hambatan.
8. Merencanakan mutasi program TQM.
2.7 Konsep Total Quality Managemen (TQM)
Konsep trilogy kualitas oleh Dr. Juran mengetengahkan Perencanaan
Kualitas (quality planning), Pengendalian Kualitas (quality control), dan
Peningkatan Kualitas (quality improvement).
Quality Planning melibatkan aktivitas:
1. Identifikasi pelanggan dan menentukan kebutuhan pelanggan.
2. Menciptakan keistimewaan produk yang dapat memenuhi kebutuhan
pelanggan.
3. Menciptakan proses yang mampu menghasilkan keinstimewaan produk.
Perencanaan kualitas melibatkan partisipasi mereka yang akan
dipengaruhi oleh rencana. Pendekatan Juran terhadap pengendalian kualitas
melibatkan beberapa aktivitas berikut:
1. Mengevaluasi kinerja aktual.
2. Membandingkan aktual dengan sasaran.
3. Mengambil tindakan atas perbedaan aktual dengan sasaran.
Sedangkan pendekatan terhadap perbaikan atau peningkatan kualitas
(quality improvement) mencakup:
1. Menciptakan kesadaran dari kebutuhan dan kesempatan untuk
peningkatan.
2. Memastikan peningkatan kualitas sebagai bagian dari deskripsi pekerjaan.
3. Menciptakan infrastruktur, memilih proyek untuk perbaikan, menentukan
tim, menyiapkan fasilitator.
4. Memberikan pelatihan.
5. Meninjau kemajuan secara teratur.
6. Penghargaan kepada tim yang berhasil.
7. Mensosialisasikan hasil-hasil perbaikan.
8. Memperbaiki sistem balas jasa (reward system).
9. Mempertahankan momentum melalui perluasan rencana bisnis mencakup
sasaran untuk peningkatan kualitas.
Agar sistem kualitas modern menjadi lebih efektif, langkah yang harus ditempuh
antara lain:
1. Mendefinisikan dan merinci sasaran dan kebijakan kualitas.
2. Berorientasi pada kepuasan pelanggan.
3. Mengerahkan semua aktivitas untuk mencapai sasaran dan kebijakan
kualitas yang telah ditetapkan.
4. Mengintegrasikan aktivitas-aktivitas tersebut di dalam organisasi.
5. Mengidentifikasi kualitas peralatan dengan cermat.
6. Melakukan pelatihan dan memotivasi karyawan.
7. Pengendalian terhadap ongkos kualitas dan pengukuran lainnya sesuai
standar kualitas yang diinginkan.
8. Memeriksa aktivitas dari sistem kualitas modern secara periodik.

2.8 Penerapan Konsep Total Quality Management (TQM)


Berikut ini terdapat beberapa penerapan konsep total quality management,
terdiri atas:
1. Konsep Aplikasi Total Quality Marketing
TQM dapat diterapkan pada semua fungsi pemasaran dari setiap
operasional bisnis. Hal ini perlu ditegaskan, karena pada umumnya orang-
orang dalam industri jasa atau yang berada dalam fungsi pemasaran dan
pelayanan pelanggan, cenderung berpikir bahwa manajemen kualitas
hanya diterapkan pada fungsi manufacturing dan merupakan tanggung
jawab dari orang-orang dalam fungsi manufacturing.
Landasan dari total quality marketing adalah konsep market-in,
bukan product-out, yang harus diartikan sebagai menciptakan produk-
produk yang mampu memberikan nilai bagi pelanggan untuk mencapai
kepuasan total. Tenaga-tenaga pemasar termasuk manajer pemasaran
tidak boleh mengeluh bahwa “kami dari bagian pemasaran tidak mampu
menjual produk, karena produk itu berkualitas jelek”.
Pendekatan yang benar adalah ikut berpartisipasi aktif dalam
perencanaan dan pengembangan produk sesuai dengan informasi
kebutuhan pasar dan pelanggan yang ada. Adalah terlambat untuk
mengeluh bahwa produk itu berkualitas jelek setelah produk itu di produksi.
Dengan demikian, dalam TQM, fungsi pemasaran harus merupakan bagian
integral dari TQM melalui total quality marketing.
Agar total quality marketing dan konsep-konsep TQM yang lain
dapat berhasil, maka sikap mental berdasarkan konsep market-in harus
dipahami dan di hayati. Filosofi dari Total Quality Marketing adalah “jangan
mengecewakan pelanggan”. Berikut adalah filosofi jaminan kualitas dalam
Total Quality Marketing. Jaminan kualitas berarti menentukan kebutuhan
pelanggan, mengembangkan produk sesuai kebutuhan pelanggan,
memastikan bahwa pelanggan hanya membeli produkproduk bebas cacat,
melakukan pelayanan purna jual secara efektif dan memastikan dan
menjamin bahwa pelanggan akan memperoleh kepuasan melalu
penggunaan produk itu.
2. Konsep dan Aplikasi Total Quality Human Resource
Management (TQHRM)
Salah satu faktor utama yang mempengaruhi keberhasilan atau
kegagalan organisasi adalah sumber daya manusia, dan bagaimana
baiknya sumber daya manusia itu di fokuskan untuk memenuhi tujuan-
tujuan organisasi. Integrasi total quality management (TQM) dengan
manajemen sumber daya manusia (human resource management) disebut
sebagai total quality human resource management (TQHRM).
Langkah pertama dari implementasi TQM adalah membentuk tim
kerja sama untuk bertindak sebagai kekuatan pendorong dari proses
implementasi. Pelatihan dan pengembangan merupakan elemen utama
dari TQHRM. Dua jenis pelatihan yang penting adalah pelatihan yang
berkaitan dengan pekerjaan untuk meningkatkan keterampilan dan
kepuasan karyawan dan pelatihan lintas fungsi untuk mengembangkan
kerja sama dan fleksibilitas karyawan.
TQM adalah pemberdayaan karyawan (employee empowerment),
yaitu meningkatkan tanggung jawab karyawan terhadap kualitas produk,
maka sangatlah penting jika mereka dibekali dengan alat-alat atau metode-
solusi masalah, sehingga mereka mampu mengambil inisiatif dalam
menyelesaikan masalah sehari-hari.
3. Konsep dan Aplikasi Total Quality Accounting
Total quality accounting merupakan suatu pendekatan baru dalam
akuntansi biaya, yang menggunakan metode-metode TQM untuk
menghasilkan informasi biaya-biaya kualitas (quality cost) yang dibutuhkan
oleh manajer. Program reduksi biaya terus-menerus (continuous cost
reduction program) merupakan suatu program yang disusun secara
sistematik untuk meningkatkan kualitas dan produktivitas industri melalui
reduksi atau eliminasi pemborosan secara terus-menerus terhadap semua
aktivitas yang terlibat dalam system industri dan merupakan bagian integral
dari total quality accounting.
Reduksi biaya dalam konteks program reduksi biaya terus menerus
adalah berupaya untuk menghilangkan pemborosan-pemborosan yang ada
pada masing-masing aktifitas yang menimbulkan biaya itu. Beberapa
perusahaan kelas dunia menggunakan ukuran biaya kualitas sebagai
indicator keberhasilan program reduksi biaya terus menerus melalui
peningkatan kualitas.
Tugas utama manajer dalam konteks program reduksi biaya terus
menerus adalah membuat keputusan yang mampu menigkatkan efisiensi
dan efektifitas dari organisasi yang dikelola itu. Diharapkan dari keputusan
yang di buat oleh para manajer ini akan membuat organisasi bisnis itu
untuk meningkatkan daya saing dalam pasar global melalui penetapan
harga produk yang kompetitif.

2.9 Metode Total Quality Management (TQM)


1. Metode W. Edwards Deming
Siklus Deming adalah model perbaikan berkesinambungan yang
dikembangkan oleh W. Edward Deming yang terdiri atas empat komponen
utama secara berurutan yang dikenal dengan siklus PDCA (Plan-Do-Check-
Act).
a. Mengembangkan rencana perbaikan (plan) yakni ini merupakan langkah
setelah dilakukan pengujian ide perbaikan masalah. Rencana perbaikan
disusun berdasarkan prinsip 5-W (what, why, who, when, dan where) dan
1 H (how), yang dibuat secara jelas dan terinci serta menetapkan sasaran
dan target yang harus dicapai. Dalam menetapkan sasaran dan target
harus dengan memerhatikan prinsip SMART (specific, measurable,
attainable, reasonable, dan time).
b. Melaksanakan rencana (do) ialah sebuah rencana yang telah disusun
diimplementasikan secara bertahap, mulai dari skala kecil yang
pembagian tugas secara merata sesuai dengan kapasitas dan
kemampuan setiap personil. Selama dalam melaksanakan rencana harus
dilakukan pengendalian yaitu mengupayakan agar seluruh rencana
dilaksanakan dengan sebaik mungkin sasaran dapat dicapai.
c. Memeriksa atau meneliti hasil yang dicapai (check atau study).
d. Memeriksa atau meneliti hasil merujuk pada penetapan apakah
pelaksanaannya berada dalam jalur, sesuai dengan rencana dan
memantau kemajuan perbaikan yang direncanakan. Alat atau piranti yang
dapat digunkan dalam memeriksa adalah pareto diagram, histogram, dan
diagram kontrol.
e. Melakukan tindakan penyesuaian bila diperlukan (action).
f. Penyesuaian dilakukan bila dianggap perlu, yang didasarkan hasil
analisis di atas. Penyesuaian berkaitan dengan standarisasi prosedur
baru guna menghindari timbulnya kembali masalah yang sama atau
menetapkan sasaran baru bagi perbaikan berikutnya.
2. Metode Joseph M. Juran
Kualitas sebagai cocok atau sesuai untuk digunakan (fitness for
use), yang mengandung pengertian bahwa suatu barang atau jasa harus
dapat memenuhi apa yang diharapkan oleh para pemakainya. Tiga langkah
dasar ini merupakan langkah yang harus dilakukan perusahaan bila
mereka ingin mencapai kualitas tingkat dunia yakni sebagai berikut ini :
a. Mencapai perbaikan terstruktur atas dasar kesinambungan yang
dikombinasikan dengan dediksi dan keadaan yang mendesak.
b. Mengadakan program pelatihan secara luas.
c. Membantu komitmen dan kepemimpinan pada tingkat manajemen yang
lebih tinggi.
3. Metode Philip B. Crosby
Sebuah anjuran manajemen zero defect dan pencegahan, yang
menentang tingkat kualitas yang dapat diterima secara statistik (acceptable
quality level). Dalil-dalil manajemen kualitas, yaitu seperti berikut:
a. Definisi kualitas ialah sama dengan persyaratan yang dapat memenuhi
atau sama dengan persyaratan (conformance to requirements). Kurang
sedikit saja dari persyaratan maka suatu barang atau jasa dikatakan
tidak berkualitas. Persyaratan itu sendiri dapat berubah sesuai dengan
keinginan pelanggan, kebutuhan organisasi, pemasok dan sumber,
pemerintah, teknologi, serta pasar atau persaingan.
b. Sistem kualitas yakni pencegahan yang pada masa lalu, sistem kualitas
adalah penilaian (appraisal). Dalam suatu proses pasti ada input dan
output. Di dalam proses kerja internal sendiri ada empat kendali input, di
mana proses pencegahan dilakukan, yaitu pada: a). Fasilitas dan
perlengkapan. b). Pelatihan dan pengetahuan. c). Prosedur,
pedoman/manual operasi standar, dan pedoman standar kualitas. d).
Standar kinerja/prestasi.
c. Kerusakan nol (zero effect) merupakan standar kinerja yang harus
digunakan. Konsep yang berlaku di masa lalu, yaitu konsep mendekati
(close enough concept), misalnya efisensi mesin mendekati 95%.
Tetapi, jika dihitung besar inefisensi 5% dikaliakan dengan penjualan
maka akan didapat nilai yang cukup besar. Crosby mengajukan konsep
kerusakan nol, yang menurutnya dapat tercapai bila perusahaan
melakukan sesuatu dengan benar sejak awal proses dan setiap kali
proses.
d. Ukuran kualitas adalah price of nonconformance. Price of
nonconformance (PONC) adalah biaya yang harus dikeluarkan karena
melakukan kesalahan. Price of conformance adalah biaya yang
dikeluarkan bila tugas dilakukan secara benar semenjak pertama
kalinya. Kualitas harus merupakan sesuatu yang dapat diukur. Biaya
untuk menghasilkan kualitas juga harus terukur. Menurut Crosby, biaya
mutu merupakan penjumlahan antara price of nonconformance dan
price of conformance. Untuk keperluan ini di butuhkan konfirmasi
persyaratan dari pelanggan.
2.10 Faktor-Faktor yang Dapat Menyebabkan Kegagalan Total Quality
Management (TQM)
TQM merupakan suatu pendekatan suatu pendekatan baru dan
menyeluruh yang membutuhkan perubahan total atas paradigama manajemen
tradisional, komitmen jangka panjang, kesatuan tujuan, dan pelatihan-pelatihan
khusus. Selain dikarenakan usaha pelaksanaan yang setengah hati dan
harapan-harapan yang tidak realitis, ada pula beberapa kesalahan yang secara
umum dilakukan pada saat organisasi memulai inisiatif perbaikan
kualitas.Beberapa kesalahan yang sering dilakukan antar lain :
1. Delegasi dan kepemimpinan yang tidak baik dari manajemen senior
Inisiatif upaya perbaikan kualitas secara berkesinambungan
sepatutnya simulai dari pihak manajemen dimana mereka harus terlibat
secara langsung dalam pelaksanaannya. Bila tanggungjawab itu
didelegasikan kepada pihak laik maka peluang terjasinya kegagalan sangat
besar.
2. Team mania
Untuk menunjang dan menumbuhkan kerja sama dalam tim, paling
tidak ada dua dua hal yang perlu diperhatikan. Pertama, baik penyelia
maupun karyawan harus memiliki pemahaman yang baik terhadap
perannya masing-masing. Kedua. Organisasi harus melakukan perubahan
budaya supaya kerjasama tim `tersebut dapat berhasil. Apabila kedua hal
tersebut tidak dilakukan sebelum pembentukan tim, maka hanya akan
timbul masalah, bukannya pemecahan masalah.
3. Proses penyebarluasan
Ada organisasi yang mengembangkan inisiatif kualitas tanpa secara
berbarengan mengembangkan rencana untuk menyatukan kedalam
seluruh elemen-elemen organisasi. Seharusnya pengembangan inisiatif
tersebut melibatkan para manajer, serikat pekerja, pemasok, dan bidang
produksi lainnya, karena usaha itu meliputi pemikiran mengenai struktur,
penghargaan, pengembangan keterampilan, pendidikan dan kesadaran.
4. Menggunakan pendekatan yang terbatas dan dogmatis
Ada pula organisasi yang hanya menggunakan pendekatan Deming,
pendekatan Juran, atau Pendekatan Crosby dan hanya menerapkan
prinsip-prinsip yang ditentukan disitu. Padahal tidak ada satupun
pendekatan yang disarankan oleh ketiga pakar tersebut maupun pakar-
pakar kualitas lainnya yang merupakan satu pendekatan yang cocok untuk
segala situasi.
5. Harapan yang terlalu berlebihan dan tidak realistis
Bila hanya mengirimkan karyawan untuk mengikuti suatu pelatihan
selama beberapa hari, bukan berarti telah membentuk waktu untuk
mendidik, mengilhami dan membuat karyawan sadar akan pentingnya
kualitas. Selain itu dibutuhkan waktu yang sangat lama pula untuk
mengimplementasikan perubahan-perubahan proses baru, bahkan
seringkali perubahan proses baru, bahkan seringkali perubahan tersebut
memakan waktu yang sangat lama untuk sampai terasa pengaruhnya
terhadap peningkatan kualitas dan daya saing perusahaan.
6. Empowerment yang bersifat premature
Banyak perusahaan yang kurang memahami makna dari pemberian
emprowerment kepada karyawan. Mereka mengira bahwa bila karyawan
telah dilatih dan diberi wewenang baru dalam mengambil suatu tindakan,
maka para karyawan tersebut akan dapat menjadi self-directed dan
meberikan hasil-hasil positif. Seringkali dalam praktik, karyawan tidak tahu
apa yang harus dikerjakan setelah suatu pekerjaan diselesaikan. Oleh
karena itu sebenarnya mereka membutuhkan sasaran dan tujuan yang
jelas sehingga tidak salah dalam melakukan sesuatu.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa inti
dari TQM (Total Quality Management) sangat diperlukan oleh perusahaan
karena dapat meningkatkan dan menjaga kualitas atau mutu di dalam suatu
perusahaan.

3.2 Saran
Dalam penerapan TQM (Total Quality Management) sebaiknya agar lebih
memahami materi terkait TQM tersebut, agar mudah dalam
pengaplikasiannya di dunia kerja.
DAFTAR PUSTAKA

Anonimous. 2015. Pengertian TQM (Total Quality Management). (Online)


Diakses 24 Januari 2020 https://www.proweb.co.id/articles/om/tqm.html

Dosen Pendidik. 2020. Total Quality Management. (Online) Diakses 23 Januari


2020 https://www.dosenpendidikan.co.id/total-quality-management/

Guru Ekonomi. 2019. Total Quality Manajemen (TQM) : Pengertian, Manfaat,


Metode, Karakteristik dan Prinsip Terlengkap. (Online) Diakses 23 Januari
2020 https://sarjanaekonomi.co.id/total-quality-manajemen/

Mutiah, Intan. 2016. Total Quality Management (TQM). (Online) Diakses 23


Januari 2020 http://intanmutiah24.blogspot.com/2016/10/makalah-total-
quality-management.html

Anda mungkin juga menyukai