PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Produk alam adalah senyawa organik yang disintesis oleh organisme.
Senyawa-senyawa ini biasanya dibagi menjadi tiga kelompok (1)
metabolit primer yaitu senyawa-senyawa yang berada dalam sel dan
berperan penting dalam metabolisme dan reproduksi (2) primer terberat
molekul tinggi yang berperan dalam menyususn struktur dan dinding sel
dan (3) metabolit sekunder yaitu senyawa yang disintesis oleh suatu
organisme dalam jumlah sangat terbatas dan bersifat spesifik. Metabolit
sekunder meliputi produk –produk dari limpahan produk metabolism
sebagai hasil keterbatasan nutrien. Pintasan metabolisme selama fase
ekstrem, molekul pengatur mekanisme pertahanan dan sebagainya
(Firdaus, dkk,2013).
Ekstraksi atau penyarian adalah proses penarikan zat aktif dari bahan alam
dengan menggunakan pelarut organik. Simplisia yang disari mengandung
zat aktif yang dapat larut dan zat yang tidak larut seperti serat, karbohidrat,
protein dan lain-lain. Faktor yang mempengaruhi kecepatan penyarian
adalah kecepatan difusi zat yang telah melalui lapisan-lapisan batas antara
cairan penyari dengan bahan yang zat tersebut, proses ekstraknya zat aktif
didalam simplisia adalah cairan penyari akan berosmosis menembus
dinding sel (Lestari, 2011).
Kecapatan laju alir fase gerak dalam kolom dan difusi analit yang dikenal
dengan teori laju (rate theory) juga merupakan hal penting dalam
kromatografi. Kecepatan mempengaruhi pergerakan analit yang
menentukan besar disperse (daya sebar analit) terhadap kualitas analisi.
Teori laju menjelaskan waktu optimal bagi analit untuk berada dalam
kondisi kesetimbagan antara fase gerak dan fase diam (dinamika
pemisahan) (Idroes, dkk, 2018).
II.2.2 Morfologi
1. Bintang Laut (Protoreaster nodosus)
Berbentuk simetris radial dengan permukaan bagian bawahnya
memiliki kaki tabung yang masing-masing dapat bertindak
sebagai cakram penyedot (Kantani, 2011).
III.1.2 Bahan
1. Methanol teknis
2. Masker
3. Handscoon
III.1.3 Sampel
1. Karang Lunak (Sarcophyton Sp)
2. Teripang Hitam (Holothuria edulis)
3. Bulu Babi (Diadema setasium)
4. Bintang Laut (Protoreaster nodosus)
III.2 Cara Kerja
1. Disiapkan alat dan bahan.
2. Dilarutkan vial dengan methanol dan identifikasi masing-masing 1 ml.
3. Disatukan semua larutan dalam 1 vial.
4. Dibuat lempeng KLTP.
5. Ditotol pada lempeng KLTP sampai tanda batas.
6. Dibuat eluan n-hesksan : etil asetat (3:1) @ 30 ml.
7. Dimasukkan pada chamber eluen dan dijenuhkan.
8. Dimasukkan lempeng KLTP pada chamber dan diamati noda.
9. Dikerok noda lalu masukkan pada tabung sentrifuge dan diberi label.
10. Ditimbang botol vial sesuai pita yang terbentuk.
11. Dibasahi kertas saring dengan kloroform.
12. Dimasukkan kloroform ke dalam tabung sentrifuge sampai batas 6 ml.
13. Divortex tabung
14. Dimasukkan pada alat sentrifuge selama 15 menit.
15. Disaring isolate dan dimasukkan pada botol vial yang telah ditimbang
dan diberi label sebelumnya.
16. Diuapkan.
III.3 Skema Kerja
-Dihitung eluen
Chamber
-Dimasukkan eluan
Spektro UV
254 nm dan 366 nm
-Dikerok noda
-Dimasukkan kloroform
Tabung sentrifuge
-Divortex
Sentrifuge selama 15
menit
-Disaring
-Dimasukkan
Botol vial
Diuapkan