Disusun Oleh:
Magister Manajemen
Universitas Hasanuddin
2019
1. Apa Itu Manajemen Jasa?
Pada dasarnya jasa (service) didefinisikan sebagai kegiatan atau manfaat yang ditawarkan oleh
suatu pihak kepada pihak lain serta pada umumnya tidak berwujud (intangible) dan tidak
menghasilkan kepemilikan sesuatu.
APICS Dictionary (210) mendefinisikan jasa (service) sebagai aktivitas yang mendukung fungsi-
fungsi produksi atau distribusi dalam setiap organisasi, misalnya: pelayanan pelanggan
(customer service), pelayanan lapangan (field service), dil. Dengan demikian Manajemen Jasa
berkaitan dengan aplikasi prinsip-prinsip manajemen (perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan, pemeriksaan, pengendalian, dan perbaikan kinerja) dalam bidang pelayanan
(service). Beberapa kelompok industry jasa adalah sebagai berikut:
Banyak usaha telah dirumuskan para pakar manajemen kualitas untuk mendefinisikan kualitas
jasa, agar supaya dapat didesaln, dikendalikan, dan dikelola sebagaimana halnya dengan kualitas
barang. Secara konseptual manajemen kualitas dapat diterapkan baik pada barang maupun jasa,
karena yang ditekankan dalam penerapan manajemen kualitas adalah perbaikan system
kuaiitas, bukan sekedar perbaikan kuafitas barang dam ataujasa. Dengan demikian yang perlu
diperhatikan dalam pengembangan manajemen pelayanan kualitas total (tota/ guality service
management) adalah pada pengembangan sistem kualitas yang terdiri dari: perencanaan sisiem
kualitas, pengendalian sistem kualitas, dan perbaikan sistem kualitas.
Beberapa dimensi atau atribut yang harus diperhatikan dalam perbaikan kualitas
pelayanan dalam industri jasa, adalah:
Ketapatan waktu pelayanan. Hal-hal yang perlu diperhatikan di sini adalah
berkaitan dengan waktu tunggu dan waktu proses.
Peta jalan menuju pengembangan system manajemen kualitas jasa ditunjukkan dalam Bagan Xl1. Desain
sislem manajemen kualitas jasa secara spesifik ditunjekkan dalam Bagan XI.2 sedangkan elemen-elemen
yang perlu dibangun dalam sistem manajemen kualitasjasa dibunjukkan dalam Tabal XI. 4.
5. Karakteristik Jasa dan Penyerahan Jasa
Karakteristik jasa dan penyerahan jasa harus didefinisikan secara jelas
Merupakan subyek terhadap evaluasi pelanggan
Karakteristik proses yang mengendalikan jasa harus didefinisikan secara jelas
Karakteristik jasa dan penyerahan jasa dapat bersifat kuantitatif (dapat diukur) atau kuakitatif
(dapat diperbandingkan)
Contoh-contoh karakteristik jasa dan penyerahan jasa: fasilitas, kapasitas, banyaknya personel,
kuantitas material, waktu tunggu, waktupenyarahan, waklu proses, kesehatan, kesefamatan,
keandalan, keamanan, tanggung jawab, aksesibilitas, keramahan, keindahan, kredibitas,
komunikasi efektif, dl.
6. Pengendalian Karakteristik Jasa dan Penyerahan Jasa
Dapat dilakukan melalui pengendalian proses jasa
Pengendalian pengukuran dan proses menjadi penting urituk mempertahankan kualitas jasa
Proses penyerahan jasa dapat bervariasi dari mekanistik tinggi sampai hubungan pribadi tinggi.
Proses jasa yang terdefinisi baik mempunyai kesempatan besar untuk menerapkan prinsip-
prinsip sistem kualitas terstruktur dan terdisipiin
7. Prinsip-prinsip Sistem Kualitas Jasa
A. Aspek-aspek Kunci dari Sistem Kualitas
Terdapat tiga aspek kunci dari sistem kualitas, yaitu: tanggung jawab manajemen, sumber-
sumber daya material dan personel, serta siruktur sistem kualitas.
Kepuasan pelanggan hanya dapat dicapai apabila terdapat harmonisasi dari interaksi ketiga
aspek kunci di atas
B. Tanggung Jawab Manajemen
Manajemen berlanggung jawab menetapkan kebijakan kualitas (guaMty policy)k
Keberhasilan implementasi kebijakan kualitastergantung pada kornitmen manajemen
C. Kebijakan Kualitas
Tanggung jawab dan komitmen terhadap kebijakan kualitas berada pada manajemen puncak
Manajemen harus mengembangkan dan mendokumentasikan kebijakan kualitas
Manajemen harus menjamin bahwa kebijakan kualitas disebarluaskan, mudah dipahami,
diterapkan, dan dipelihara
Kebijakan kualitas harus relevan terhadap sasaran organisasi dan kebutuhan pelanggan
Kebijakan kualitas berkatan dengan hal-hal: tingkat pelayanan yang diberikan, image dan
reputasi organisasi jasa, tujuan untuk kualitas jasa, pendekatan-pandekatan yang diadopsi,
peranan dari personel organisasi jasa
D. Tujuan-tujuan Kualitas
Sasaran utama kualitas mencakup: kepuasan pelanggan, perbaikan terus-menerus, memenuhi
persyaratan masyarakat dan lingkungan, efisiensi pemberian jasa
Manajemen harus menerjemahkan sasaran utama . ke dalam tujuan-tujuan kualitas dan
aktivitas- aktivitas
Contoh aktivitas-aktivitas penerjemahan sasaran kualitas ke dalam tujuan kualitas: definisi
kebutuhan pelanggan menggunakan ukuran-ukuran kualitas yang tapat,zindakan pencegahan
dan pengendalian ketidakpuasan pelanggan, optimasi biaya-biaya yang terkait dengan kualitas,
penciptaan komitmen bersama, tinjauan ulang atas persyaratan kualitas secara terus-menerus,
pencegahan dampak negatif terhadap masyarakat dan lingkungan
E. Tanggung Jawab dan Wewenang Kualitas
Terdefinisi dan terdokumentasi
Konsisten dengan alat-alat dan metode-metode kualitas jasa.
Membentuk komite pengarah kualitas atau menunjuk wakil manajemen yang bertanggung
jawab untuk pengembangan dan implementasi sistem manajemen kualitas jasa
cukup sesuai dengan kualifikasi untuk mencapai tujuan-tujuan kualitas pelayanan total.
Menyiapkan personet terlatih untuk manajemen, pelaksanaan dan pengujian aktivitas, serta
audit
8. Flower of Service
Christoper H. Lovelock dalam papernya yang dimuat dalam buku Pierre Eiglier and Eric Langerd:
Marketig, Operations, and Human Resources Insights Into Services (1992) mengemukakan suatu model
yang disebut bunga pelayanan (FLower of Service). Bunga pelayanan (flower service) merupakan suatu
kerangka kerja visual untuk memahami elemen-elemen jasa tambahan yang mengelilingi dan
menambah nilai kepada produk (barang dan/atau jasa) inti.
Pengambilan pesanan (Order-taking): Contoh aplikasi adalah keanggotaan dalam klub atau
program, berlangganan majalah, koran, listrik, air, dan lain-lain; jasa berbasis persyaratan
seperti: aplikasi kartu kredit, aplikasi untuk melanjutkan program studi di perguruan tinggi, dan
lain-lain. Contoh pengambilan pesanan seperti pembelian manakan di restoran, pesanan melalui
surat ekeltronik (e-mail), telepon, dan lain-lain. Contoh reservasi, seperti pemesanan tempat di
restoran, berkaitan dengan meja, kursi, ruangan; sewa kendaraan atau sewa peralatan pesta;
perjanjian untuk bertemu dokter spesialis; exhibitions dan lain-lain.
Hospitality: ucapan selamat datang, kebersihan makanan dan minuman, kebersihan toilet dan
kamar mandi, kenyamanan dan fasilitas di ruang tunggu, ketersediaan majalah, koran, fasilitas
transportasi, keamanan, dan lain-lain.
Caretaking or Safekeeping: penjagaan terhadap anak kecil yang dibawa oleh pelanggan atau
prospek, penitipan barang-barang pelanggan, fasilitas parkir dan kendaraan, penanganan bagasi
penumpang pesawat udara, safety deposit boxes, keamanan, dan lain-lain.
Exceptions: permintaan khusus dari penyerahan jasa seperti kebutuhan kursi roda bagi
penumpang pesawat, penanganan komunikasi khusus seperti berkaitan dengan keluhan-
keluhan pelanggan, solusi masalah seperti berkaitan dengan jaminan terhadap mal-fungsi
produk, dan restitusi seperti berkaitan dengan pengembalian dana.
Zeithaml, Parasuraman, dan Berry (1985) mengembangkan sebuah model kerangka kerja untuk
mengukur kesenjangan kualitas pelayanan jasa yaitu SERVQUAL. Model kerangka kerja ini mengukur
kesenjangan kualitas pelayanan berdasarkan 10 aspek penentu kualitas pelayanan
Realibity
1. Realibilitas (Kehandalan, Kemampuan memberikan jasa sesuai yang dijanjikan dan melaksanakan
pekerjaan secara akurat)
Assurance
Tangibles
8.Komunikasi (menjaga agar pelanggan tetap memperoleh informasi yang mudah dan dibutuhkan oleh
mereka, mendengar kebutuhan pelanggan)
Responsive
10. Tanggap (responsive, keinginan membantu dan memberikan pelayanan yang tepat kepada
pelanggan)
Kesenjangan 1 (Listening GAP) merupakan kesenjangan antara persepsi manajemen organisasi
terhadap ekspektasi pelanggan dan pelayananan actual yang diharapkan oleh pelanggan.
Kesenjangan 2 (Desain and Standarts GAP) merupakan kesenjangan antara persepsi manajemen
tentang ekspektasi pelanggan dan spesifikasi actual pelayanan yang diberikan kepada
pelanggan.
Parasurman dan Colby (2001) memperbaiki elemen-elemen RATER melalui menambahkan indicator
atau aspek pelayanan dari 10 menjadi 21
Realibility
Assurance
Tangibles
Emphaty
Karyawan menunjukkan hasrat terbaik ketika melayani pelanggan sampai membekas di hati.
Responsive
Pelayanan memadai (Adequate Service) merupakan tingkat pelayanan minimum yang ingin
diterima oleh pelanggan.
Pelayanan yang diinginkan (Desire Service) merupakan tingkat pelayanan dimana pelanggan
yakin dapat dan harus diberikan oleh penyedia jasa.
Zona Toleransi (Zone of Tolerance) merupakan daerah antara pelayanan yang diinginkan dan
pelayanan memadai (Pelayanan yang diinginkan- Pelayanan Memadai/Cukup)
MSA (Measure of Service Adequacy- Ukurann Kecukupan Pelayanan) = Pelayanan yang dirasa
(Perceived Service)- Pelayanan yang dirasakan (Adequate Service). Merupakan kesenjangan
antara pelayanan yang dirasakan dan pelayanan memadai/cukup menurut persepsi pelanggan.
Pengukuran kualitas pelayanan dapat juga menggunakan indicator kualitas pelayanan (Service
Quality Indicators=SQIs), merupakan sekumpulan indicator yang ditetapkan oleh manajemen untuk
memonitor target kinerja kualitas pelayanan organisasi.
a. Indeks Tagihan Pelanggan yang Tidak Memenuhi Kriteria(untuk pelanggan rumah tangga dan
bisnis)
b. Indeks tagihan pelanggan yang tidak memenuhi kriteria (untuk pelanggan Industri dan
Transportasi)
I :Informed (Manajemen dan karyawan harus selalu mampu memberikan informasi dan
menjawab pertanyaan pelanggan)
Pada dasarnya standar operasional pelayanan hotel berkelas dunia harus memperhatikan hal-hal
berikut:
Reservations
Hotel Arrival
Breakfast
Room
Dan Lain-lain