Anda di halaman 1dari 4

GANGGUAN ANATOMIS ORGAN REPRODUKSI PADA HEWAN BETINA

1. Freemartinism

Perubahan struktur organ kelamin betina yang disebabakan oleh pengaruh hormon jantan
selama masa kebuntingan kembar jantan-betina pada sapi/domba. Kelainan ini
menyebabkan terbentuknya sistem saluran reproduksi dan organ kelamin luar yang
menyerupai hewan jantan

Etiologi:

 Dominasi hormon jantan (testosteron) selama masa bunting yang mempengaruhi


perkembangan kelamin betina
 Mullerian Inhibiting Factor (MIF)

Insidensi:

 Sapi: 92% kembar jantan/betina mengalami freemartinism


 Kambing/domba: 5.5% pada kembar dengan satu jantan

Diagnosis:

 Lihat kelainan pada organ kelamin


 Blood typing
 Periksa leukosit: Ada kromosom sex dalam leukosit bertina

2. White Heifer Disease

Anomali kongenital yang berhubungan dengan genetic pada sapi, ditandai dengan kegagalan
pertumbuhan duktus Mullerian, sedangkan perkembangan ovarium normal.

Jenis sapi yang rentan: Shorthorns, Holstein, Angus, Jersey, Guernsey, Ayshires

Ditandai oleh:

 Konstruksi hymen berlebihan → saluran vagina tersumbat


 Anomali oviduct, uterus, cervix dan vagina (ex: cervix didephlys, uterus unicornis)

3. Hipoplasia Ovari

Pertumbuhan yang tidak normal pada ovarium, dapat terjadi pada satu (unilateral) atau
seluruhnya (bilateral). Ovari yang mengalami hypoplasia tidak berfungsi sejak masa fetus

Ovari kecil, tipis, keras, kadang ujung ligamennya menyerupai kabel


Pemberian FSH tidak akan mempengaruhi perkembangan folikel

Kejadian:

 87,1% pada ovarium kiri


 4,3% pada ovarium kanan
 8,6% pada keduanya

Bila terjadi hipoplasia bilateral: saluran repro infertil sehingga tidak ada siklus estrus.

PENYAKIT KEBIDANAN DAN KEMAJIRAN

Penyakit Kebidanan

1. Retensio Secundinarium

Tertahannya membran fetus (plasenta) melewati periode tahap ke-3 proses kelahiran ,
terjadi jika membrane tertahan lebih dari 8 jam setelah keluarnya fetus

Penyebab utama: Kontraksi uterus lemah (inersia uteri), plasentitis

Predisposisi: Kurang gerak (dikandangkan terus-menerus)

Tanda klinis: Plasenta menggantung dari vulva diikuti metritis (peningkatan pulsus,
respirasi, dan suhu, produksi susu turun, anorexia, depresi, diare, laminitis,
mucopurulent discharge)

Treatment: Hormonal (oxcytocin/pgf2α), keluarkan manual (>20 jam, lakukan dgn


anastesi epidural), antibiotik dan drainage.

2. Intetia Uteri

Ketidakmampuan uteri melakukan kontraksi secara fisiologis pada saat partus/beberapa


saat setelah partus

Sifat kejadian: Primer (paling umum) dan sekunder

Penyebab:

Primer → Kurang gerak saat bunting tua, penimbunan lemak melewati batas, uterus
terlalu berat karena hydrops/bunting kembar sapi, penyakit degenerasi dinding uterus,
oxytocin turun/ otot tak mampu respon oxytocin.

Sekunder → Infeksi uterus (metriks septika), retensio secundinae, involusi yang


terhambat
Gejala: Tidak terlihat adanya kontraksi uterus pada saat akan partus → Dolores tidak
terjadi → Kantong amnion

Prognosa: Fausta

Treatment: gunakan preparat hormon yang sesuai

 Sudah dilatasi serviks: beri oxytocin


 Belum dilatasi serviks: beri estrogen dan oxytocin (12 jam kemudian), pgf2α

3. Mummifikasi fetus

Kematian fetus pada pertengahan atau sepertiga akhirnya (3-8 bulan)

Umumnya berlangsung steril, endometrium berlangsung normal.

Diagnosa: secara kebetulan pada saat pemeriksaan kebuntingan/partus sudah jauh


terlewati

Causa: Sulit untuk dideteksi karena tidak diketahui saat yang tepat kematian fetus terjadi
(genetis, torsio, kemungkinan infeksi)

Perubahan yang terjadi: Fetus kering dan keras, a. uterina media tidak ada, anestrus, CLP

Treatment: Abortuskan

4. Maserasi fetus

Kematian fetus di dalam uterus pada umur kebuntingan ± 5-7 bulan, infeksi
mikroorganisme membuat fetus membusuk dan hancur dengan cepat, yang tersisa hanya
bagian tubuh yg keras (tulang)

Penyebab: infeksi mikroorganisme

Pemeriksaan:

Pervaginal → sedikit pemukaan canalis cervicalis (2jari), teraba ada tulang dalam uterus

Per rectal → Pembersaran salah satu cornua uteri, krepitasi

Gejala klinis: anestrus

Prognosa: infausta

Treatment: potong

5.

Anda mungkin juga menyukai