Anda di halaman 1dari 21

kapasitor elektrolit SMD

Kapasitor elektrolit sekarang semakin banyak digunakan dalam desain SMD.


Level kapasitansi yang sangat tinggi dikombinasikan dengan biaya yang murah
membuatnya sangat berguna dimana-mana. Awalnya mereka tidak digunakan
dalam jumlah yang sangat banyak karena mereka tidak mampu menahan
beberapa proses penyolderan. Namun sekarang sudah ditingkatkan sejalan
dengan penggunaan teknik reflow dan memungkinkan kapasitor elektrolit dapat
digunakan lebih luas dalam desain SMD.

Biasanya kapasitor elektrolit SMD ditandai dengan nilai kapasitansi dan tegangan
kerjanya.

Ada dua metode dasar yang digunakan. Yang pertama adalah dengan
memasukkan nilainya dalam mikrofarad (uF) beserta tegangan kerjanya, dan
yang kedua adalah dengan menggunakan kode.

Menggunakan metode pertama jika tertulis 33 6V berarti menunjukkan kapasitor


33 uF dengan tegangan kerja 6 volt.

Metode yang kedua menggunakan abjad diikuti tiga angka. Abjad menunjukkan
tegangan kerja dan tiga angka menunjukkan kapasitansi pada picofarads (pF).
Seperti banyak sistem penanda lainnya, dua angka pertama adalah angka yang
signifikan dan yang ketiga adalah pengali atau banyaknya nol. Contohnya G106
akan menunjukkan tegangan kerja 4 volt dan kapasitansinya adalah 10 dikali
106 pF, sama dengan 10000000 pF, sama dengan 10 uF.

Dibawah ini adalah devinisi kodenya.

HURUF TEGANGAN

e 2,5 V

G 4V

J 6.3 V

A 10 V

C 16 V

D 20 V
E 25 V

V 35 V

H 50 V

Resistor smd

Pada perkembangannya, teknologi elektronika telah menghasilkan wujud komponen


resistor baru yang berupa resistor SMD (Surface Mounted Device), yaitu resistor
dengan bentuk kotak kecil yang cara pemasangannya menempel pada PCB. Bentuk
fisiknya adalah seperti tampak pada gambar 3 dibawah ini.

Gambar 3. Resistor SMD

Resistor SMD termasuk jenis resistor tetap. Namun pembacaan nilai resistansi
resistor tetap biasa dengan resistor SMD adalah berbeda. Berikut cara membaca
nilai resistansi resistor SMD. Dalam pembacaan nilai resistansi untuk SMD resistor
ada tiga macam yaitu :

a) Untuk SMD resistor 5 % dengan angka 3-digit.


b) Untuk SMD resistor 1% dengan menggunakan angka 4-digit.
c) Untuk SMD resistor 1% dengan menggunakan kombinasi 2-digit angka dan 1-
digit huruf.

-------------------------------------------------------------
(A). Resistor SMD 5% menggunakan 3-digit angka
Cara membacanya adalah sebagai berikut :
ANGKA 1 = Menunjukan angka pertama
ANGKA 2 = Menunjukan angka kedua
ANGKA 3 = Menunjukan angka multiplier
Contoh :

(B). Resistor SMD 1% menggunakan 4-digit angka


Cara membacanya adalah sebagai berikut :
ANGKA 1 = Menunjukan angka pertama
ANGKA 2 = Menunjukan angka kedua
ANGKA 3 = Menunjukan angka ketiga
ANGKA 4 = Menunjukan angka multiplier

Contoh :

(C). Resistor SMD 1% menggunakan 2-digit angka dan 1-digit huruf

Cara membacanya :
Dua angka didepan menunjukan kode nilai resistansi berdasarkan tabel 1 dibawah
ini, sedang huruf menunjukkan faktor pengali/multiplier yang ditunjukan pada tabel
44.

Tabel 1. Kode resistansi 2-digit angka depan pada resistor SMD 1%


Tabel 2. Kode huruf untuk resistor SMD 1%

Contoh :

Gambar 6. Bent
ukResistorNIST
Resistor SMD (
Surface Mount
ed Device)Resis
tor SMD memili
ki bentuk yang
sangat kecil da
n cara pemasan
gannyadengandi
tempeldengan t
imah.
Gambar7. Bentuk
Resistor SMD
Untuk mengeta
hui nilai hambat
an suatu resist
or dapat dilihat
atau dibaca da
ri warna yangte
rtera pada bagi
an luar badan r
esistor tersebu
t yang berupa g
elang warna. Ko
de warnapada r
esistor menyat
akan harga resi
stansi dan toler
ansinya. Semaki
n kecil harga to
leransisuatu re
sistor adalah se
makin baik, kar
ena harga sebe
narnya adalah h
arga yang terte
radikurangi har
ga toleransinya.
Terdapat resis
tor yang mempu
nyai 4gelang wa
rna dan 5gelang
warna seperti y
ang terlihat pa
da gambardi ba
wah ini
Gambar8. Urutan
gelang warnares
istor
1. Resistor
Secara garis besar, pengkodean resistor SMD dibagi menjadi 3 kategori, sistem tiga digit,
sistem empat digit, serta sistem EIA-96. Berikut penjelasan dari masing-masing sistem
pengkodean tersebut.

 1.1 Sistem Tiga Digit




Gambar 1.1 Sistem Pengkodean Tiga Digit
Pada sistem ini terdapat 3 digit angka yang berfungsi untuk mendeklarasikan nilai
komponen SMD. Angka pertama dan kedua merupakan bilangan numerik yang menunjukan
nilai resistansi sedangkan angka ketiga berfungsi sebagai faktor pengali perpangkatan dari
bilangan 10. Berikut ini adalah beberapa contoh pembacaan nilai resistansi dari sistem
pengkodean 3 digit.

Contoh:
1. 101 === 10 Ω x 101 = 100 Ω
2. 203 === 20 Ω x 103 = 20.000 Ω / 20 KΩ
3. 120 === 12 Ω x 100 = 12 Ω
4. 472 === 47 Ω x 102 = 4.700 Ω / 47 KΩ
5. 335 === 33 Ω x 105 = 3.300.000 Ω / 3.3 MΩ
Untuk nilai resistansi yang lebih kecil dari 10 Ω biasanya ditulis dengan menambahkan
huruf “R”. Huruf “R” mengindikasikan letak poin desimal pada nilai resistansi. Misalnya
suatu resistor memiliki kode 4R7, itu berarti resistor ini memiliki nilai resistansi sebesar 4.7
Ω, reistor memiliki kode R05, berarti resistor memiliki nilai resistansi 0.05 Ω, dan
seterusnya.
 1.2 Sistem Empat Digit

Gambar 1.2 Sistem Pengkodean Empat Digit


Sistem ini memiliki mekanisme penghitungan yang sama persis dengan sistem tiga digit,
bedanya hanya terletak pada jumlah digit di depan faktor pengali. Berikut ini contoh
pembacaan nilai resistansi dengan sistem pengkodean empat digit.

Contoh:
1. 1002 === 100 Ω x 102 = 10.000 Ω / 10 KΩ
2. 2700 === 270 Ω x 100 = 270 Ω
3. 1473 === 147 Ω x 103 = 147.000 Ω / 147 KΩ
4. 2204 === 220 Ω x 104 = 2.200.000 Ω / 2.2 MΩ
5. 3201 === 320 Ω x 101 = 3.200 Ω / 3.2 KΩ
Sama halnya dengan sistem pengkodean tiga digit, untuk resistor dengan nilai resistansi
kecil biasanya disisipi huruf “R”. Misalnya sebuah resistor memiliki kode 3R70, berarti
resistor tersebut memiliki nilai resistansi sebesar 3.70 Ω, 0R20 berarti 0.20 Ω, 6R01 berarti
6.01 Ω, dan seterusnya.

 1.3 Sistem EIA-96

Sistem pengkodean EIA-96 terdiri dari tiga digit kombinasi huruf dan angka. Dua digit angka
di depan menunjukkan nilai resistansi sedangkan sebuah huruf di belakang menunjukkan
faktor pengali. Pengkodean Jenis ini khusus digunakan untuk menandai resistor dengan nilai
toleransi 1%. Berikut cara membacanya.

Kode Nilai Kode Nilai Kode Nilai

01 100Ω 33 215Ω 65 464Ω


Kode Nilai Kode Nilai Kode Nilai

02 102Ω 34 221Ω 66 475Ω

03 105Ω 35 226Ω 67 487Ω

04 107Ω 36 232Ω 68 499Ω

05 110Ω 37 237Ω 69 511Ω

06 113Ω 38 243Ω 70 523Ω

07 115Ω 39 249Ω 71 536Ω

08 118Ω 40 255Ω 72 549Ω

09 121Ω 41 261Ω 73 562Ω

10 124Ω 42 267Ω 74 576Ω

11 127Ω 43 274Ω 75 590Ω

12 130Ω 44 280Ω 76 604Ω

13 133Ω 45 287Ω 77 619Ω

14 137Ω 46 294Ω 78 634Ω

15 140Ω 47 301Ω 79 649Ω

16 143Ω 48 309Ω 80 665Ω

17 147Ω 49 316Ω 81 681Ω

18 150Ω 50 324Ω 82 698Ω


Kode Nilai Kode Nilai Kode Nilai

19 154Ω 51 332Ω 83 715Ω

20 158Ω 52 340Ω 84 732Ω

21 162Ω 53 348Ω 85 750Ω

22 165Ω 54 357Ω 86 768Ω

23 169Ω 55 365Ω 87 787Ω

24 174Ω 56 374Ω 88 806Ω

25 178Ω 57 383Ω 89 825Ω

26 182Ω 58 392Ω 90 845Ω

27 187Ω 59 402Ω 91 866Ω

28 191Ω 60 412Ω 92 887Ω

29 196Ω 61 422Ω 93 909Ω

30 200Ω 62 432Ω 94 931Ω

31 205Ω 53 442Ω 95 953Ω

32 210Ω 64 453Ω 96 976Ω

Tabel 1 Tabel Nilai Resistansi EIA-96

Faktor Faktor
Kode Kode
Pengali Pengali

Z 0.001 C 100
Faktor Faktor
Kode Kode
Pengali Pengali

Y/R 0.01 D 10.00

X/S 0.1 E 10.000

A 1 F 100.000

B/H 10

Tabel 2 Tabel Faktor Pengali EIA-96


Contoh:
1. 09A === 121 Ω x 1 = 121 Ω ± 1%

2. 78C === 634 Ω x 100 = 63.400 Ω / 63.4 KΩ ± 1%

3. 40Y === 255 Ω x 0.01 = 2.55 Ω ± 1%

4. 17A === 147 Ω x 1 = 147 Ω ± 1%

5. 30Z === 200 Ω x 0.001 = 0.2 Ω ± 1%

2. Kapasitor Keramik

Gambar 2.0 Sistem Pengkodean Empat Digit


Sebagian besar kapasitor keramik SMD yang beredar di pasaran umumnya tidak dilengkapi
kode tercetak untuk menandakan nilai kapasitansinya. Namun terkadang ada beberapa
produsen yang menyertakan kode tersebut pada permukaan atas komponen. Jika Anda
menemukan kode tersebut, berikut cara membacanya.

Nilai Nilai Nilai


Kode Kode Kode
(pF) (pF) (pF)

A 1.0 M 3.0 Y 8.2

B 1.1 N 3.3 Z 9.1

C 1.2 P 3.6 a 2.5

D 1.3 Q 3.9 b 3.5

E 1.5 R 4.3 d 4.0

F 1.6 S 4.7 e 4.5

G 1.8 T 5.1 f 5.0

H 2.0 U 5.6 m 6.0

J 2.2 V 6.2 n 7.0

K 2.4 W 6.8 t 8.0

L 2.7 X 7.5 y 9.0

Tabel 3 Kode Nilai Kapasitansi Kapasitor SMD


Contoh:
1. E4 === 1.5 pF x 104 = 15.000 pF / 15 nF
2. S2 === 4.7 pF x 102 = 470 pF
3. R5 === 4.3 pF x 105 = 430.000 pF / 430 nF
4. KG3 === 1.8 pF x 103 = 1.800 pF / 1.8 nF (diproduksi oleh pabrik berinisial “K”)
5. AT1 === 5.1 pF x 101 = 51 pF (diproduksi oleh pabrik berinisial “A”)
3. Kapasitor Elektrolit
Gambar 3.0 Pengkodean Kapasitor Elektrolit
Secara umum nilai kapasitansi dari suatu kapasitor elektrolit dicetak dengan menggunakan
kombinasi satu digit huruf dan tiga digit angka. Berikut cara membaca nilai kapasitansi dari
kapasitor SMD.

Kode Tegangan Kode Tegangan

e 2.5 V D 20 V

G 4V E 25 V

J 6.3 V V 35V

A 10 V H 50 V

C 16 V

Tabel 4 Tabel Kode Tegangan Kapasitor Elektrolit


Contoh:
1. E572 === 57 pF x 102 = 5.700 pF / 5.7 nF @ 25 V
2. C475 === 47 pF x 105 = 4.700.000 pF / 4.7 µF @ 16 V
3. H103 === 10 pF x 103 = 10.000 pF / 10 nF @ 50 V
4. A204 === 20 pF x 104 = 200.000 pF / 200 nF
5. D211 === 21 pF x 101 = 210 pF
4. Induktor
Untuk menandakan nilai induktansi, produsen biasanya mencetak tiga digit kode khusus
pada permukaan atas induktor SMD. Berikut ini cara membaca kode pada induktor SMD.

Gambar 4.0 Pengkodean Induktor SMD


Contoh:
1. 101 ===10 µH x 101 = 100 µH
2. 465 === 46 µH x 105 = 4.600.000 µH / 4.6 H
3. 273 === 27 µH x 106 = 27.000 µH / 27 mH
4. 3R3 === 3.3 µH (huruf “R” menunjukkan letak poin desimal)

5. 4R7 === 4.7 µH (huruf “R” menunjukkan letak poin desimal)

Nah.. Bagaimana teman-teman? Membaca nilai komponen SMD ternyata bukan suatu hal
yang sulit bukan??

Jangan bosan-bosan belajar elektronika ya.. ^_^

Sampai jumpa di

https://digiwarestore.com/en/digiware-news/33_cara-mudah-baca-komponen-smd

Anda mungkin juga menyukai