Anda di halaman 1dari 30

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah................................................................................1


1.2. Perumusan Masalah......................................................................................4
1.3. Ruang Lingkup Peneletian............................................................................5
1.4. Tujuan...........................................................................................................5
1.5. Manfaat.........................................................................................................6
1.6. Sistematika Penulisan...................................................................................6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kehumasan dan Praktiknya di Pemerintahan..............................................11


2.2 Konsep Media Relations dan Publisitas......................................................15
2.3 Tugas Pokok Seksi Kehumasan dan Layanan Informasi............................19
2.4 Profil Dinas Komunikasi dan Informasi Kabupaten Lampung Tengah......21
2.5 Media Massa...............................................................................................22
2.6 Media Cetak................................................................................................22
2.6.1 Pengertian Media Cetak.......................................................................22
2.6.2 Jenis Media Cetak................................................................................23

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian.......................................................................................27


BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Masalah

Perkembangan zaman menuntut saling ketergantungan antara satu


orang dengan orang lain maupun antara organisasi dengan publik sehingga
membutuhkan hubungan harmonis yang dilandasi oleh sikap saling
percaya untuk memenuhi kebutuhan. Mewujudkan hubungan harmonis
antara satu orang dengan orang lain memiliki makna penting dalam
organisasi. Membangun dan mengembangkan hubungan-hubungan yang
baik antara organisasi dengan publik memiliki peran penting untuk tujuan
dari organisasi tersebut. Adanya saling ketergantungan antara individu
dengan organisasi maupun organisasi dengan publik telah menciptakan
kebutuhan akan fungsi baru dalam manajemen, fungsi itulah yang disebut
dengan hubungan masyarakat.
Humas merupakan salah satu bagian dari suatu instansi yang
mempunyai tugas memahami dan mengevaluasi berbagai opini publik atau
isu publik terhadap suatu instansi yang digunakan sebagai masukan
terhadap berbagai kebijakan agar tercipta keharmonisan antara suatu
instansi dengan publik sebagai tujuan akhir. Humas sebagai komunikator
publik harus mampu menyampaikan segala informasi kepada masyarakat
dengan baik.
Sejalan dengan keterbukaan informasi, perwujudan pemerintah
yang baik dapat dilakukan dengan menyediakan saluran komunikasi yang
efektif agar dapat mendorong keterlibatan publik. Setiap lembaga
pemerintah wajib menyediakan sistem komunikasi publik yang

1
memungkinkan masyarakat mengetahui segala yang berkaitan dengan
kebijakan pembangunan.
Pemerintahan Kabupaten Lampung Tengah dalam memperlancar
komunikasi dan penyebaran informasi kepada masyarakat menunjuk Dinas
Komunikasi dan Informasi kabupaten Lampung Tengah sebagai
perwakilan organisasi. Dinas Komunikasi dan Informasi kabupaten
Lampung Tengah merupakan salah satu Dinas di kawasan rumah dinas
bupati Lampung Tengah. Dinas Komunikasi dan Informasi kabupaten
Lampung Tengah terdiri dari bidang Pengelolaan Informasi dan
Komunikasi Publik, Penyelenggara E-Government, dan Layanan
Informasi dan Informatika
Dinas Komunikasi dan Informatika sebagai Satuan Kerja
Perangkat Daerah yang membidangi penyebarluasan informasi,
pengembangan dan pendayagunaan TIK serta pengendalian layanan jasa
Pos dan Telekomunikasi dituntut mampu memberikan pelayanan kepada
masyarakat secara transparan dan akuntabel dibidang komunikasi dan
informatika. Dengan pelayanan tersebut upaya pemerataan informasi dan
pemenuhan hak publik akan informasi dapat dilakukan. Dalam hal ini,
diharapkan masyarakat lebih berdaya dalam memperoleh dan
memanfaatkan informasi, yang pada gilirannya dapat meningkatkan
kesejahteraanya, sedangkan bagi jajaran pemerintah terwujudnya
implementasi e-government secara utuh menjadi tujuan yang diharapkan.
Dengan kepentingan itulah, maka Pemerintah Kabupaten Lampung Tengah
membentuk Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Lampung
Tengah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Lampung Tengah No. 9
Tahun 2016 tentang Pemberntukan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat
Daerah Kabupaten Lampung Tengah.
Seksi KeHumasan dan Layanan Informasi yang di bawahi Bidang
Layanan Komunikasi dan Informatika memiliki tugas pokok sebagai
berikut;

2
1. Seksi Kehumasan dan Layanan Informasi mempunyai tugas penyiapan
bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma,
standar, Humasosedur dan kriteria, dan pemberian bimbingan teknis
dan supervisi, serta pemantauan, evaluasi, dan pelaporan terkait fungsi
layanan hubungan media;
1. Rincian tugas Seksi Kehumasan dan Layanan Informasi adalah
sebagai berikut :
 Menyelenggarakan layanan pengelolaan hubungan dengan
media (media relations);
 Menyediakan bahan komunikasi untuk kepentingan daerah;
 Mengevaluasi hasil kerja/tugas yang telah dilaksanakan
serta membuat laporan sebagai bahan pertanggungjawaban
dan masukan kepada atasan;
 Membagikan tugas kegiatan kepada bawahan dan
memberikan arahan baik secara tertulis maupun secara lisan
sesuai dengan permasalahan dan tugas bidang masing-
masing agar dalam melaksanakan tugas sesuai dengan
petunjuk dan ketentuan Peraturan Perundang-undangan
sehingga tercapai efektifitas pelaksanaan kerja;
 Memberi petunjuk kepada bawahan agar dalam
melaksanakan tugas sesuai dengan petunjuk dan ketentuan
Peraturan Perundang-undangan sehingga tercapai efektifitas
pelaksanaan kerja;
 Menilai hasil kerja bawahan berdasarkan hasil kerja yang
telah dicapai untuk dipergunakan sebagai bahan dalam
peningkatan karier dan penilaian SKP (Sasaran Kinerja
Pegawai Negeri Sipil)
 Melaksanakan tugas kedinasan lain sesuai perintah atasan
untuk kelancaran pelaksanaan tugas

Media massa adalah alat yang digunakan dalam penyampaian


pesan-pesan dari sumber kepada khalayak (menerima) dengan
menggunakan alat-alat komunikasi mekanis seperti surat kabar, film,
3
radio, TV (Cangara, 2002). Media massa adalah faktor lingkungan
yang mengubah perilaku khalayak melalui Humasoses pelaziman
klasik, pelaziman operan atau Humasoses imitasi (belajar sosial). Dua
fungsi dari media massa adalah media massa memenuhi kebutuhan
akan fantasi dan informasi

Hubungan media massa dengan Humas yang terjalin


diteoritiskan sebagai hubungan yang mutual dependence atau bisa
dikatakan hubungan yang simbiosis mutualis,dimana kedua belah
pihak saling menguntungkan dan saling memberikan manfaat. Di sini
jurnalis dan Humas mengklaim hubungan keduanya sebagai partner,
rekan, dan sekaligus mitra kerja terdekat. Di satu sisi Humas
menyediakan informasi yang mungkin bernilai atau layak untuk
diberitakan kepada publik, sebagai sumber informasi bagi pihak
jurnalis. Di sisi lain media merupakan jembatan untuk mencapai
khalayak sasaran Humas dalam usaha menciptakan pengetahuan dan
pengertian kalayak sasaran. Saat jurnalis kehilangan akal untuk
menulis berita yang akan dimuatnya, Humas dapat memberikan
informasi tentang perusahaannya. Jadi jika jurnalis blank, Humas
datang dengan membawa berita tentang perusahaannya dan jurnalis
mampunyai berita untuk dimuat di medianya.

1.2.Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, maka dapat


diidentifikasikan masalah sebagai berikut

1. Bagaimana upaya Diskominfo Pemerintah Kabupaten Lampung


Tengah dalam meningkatkan kerjasama dengan wartawan di
Kabupaten Lampung Tengah.

4
2. Faktor apa saja yang menjadi hambatan dalam melaksanakan kegiatan
hubungan media Pemerintah Kabupaten Lampung Tengah sebagai
upaya mewujudkan hubungan kerjasama yang baik dengan wartawan
selama ini.
3. Usaha-usaha apa saja yang di lakukan oleh pihak Diskominfo
pemerintah Kabupaten Lampung Tengah dalam meningkatkan
kerjasama dengan wartawan di Provinsi Lampung.

1.3.Ruang Lingkup Peneletian


Sesuai dengan latar belakang dan perumusan masalah di atas ruang
lingkup pembahasan dalam skripsi ini akan di batasi untuk pembahasan
hubungan kerja antara seksi humas Dinas Kominfo Kabupaten Lampung
Tengah dengan media massa Kabupaten Lampung Tengah dan wartawan
provinsi.

1.4.Tujuan
Tujuan dari dilakukannya penelitian ini salain adalah sebagai berikut
1. Untuk mengetahui fungsi data dan informasi mengenai kerjasama antara
aparatur Pemerintah dengan wartawan sebagai bentuk memelihara
hubungan baik dengan wartawan lainnya.
2. Untuk mengetahui hambatan mengenai koordinasi antara dinas atau
instansi dalam melaksanakan hubangan media serta dukungan dari atasan
pada unit kerja aparatur humas Inforkom Pemerintah Diskominfo
Kabupaten Lampung Tengah serta untuk mengetahui data dan informasi
mengenai kurangnya tenaga aparatur Pemerintah Kota Bandung yang
tenaga kehumasan.
3. Untuk mengetahui usaha-usaha yang dilakukan oleh press relation dalam
mengatasi permasalahan yang ada dalam kegiatan Diskominfo di
pemerintah Kabupaten Lampugn Tengah
5
1.5.Manfaat
1. Manfaat Teoritis
a. Sebagai pengembangan Ilmu Komunikasi khususnya
mengenai bidang hubungan media.
b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat melengkapi
kepustakaan dalam bidang Humas terutama dalam hal tugas dan fungsi
Humas yang salah satunya bekerja dengan wartawan serta dapat
menjadi bahan informasi bagi pihak yang berkepentingan dengan
masalah yang diteliti.
2. Manfaat Praktis.
a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan dasar bagi analisis
kuantitatif terhadap kegiatan Kehumasan sebagai dasar bahwa Humas
mempunyai tugas dan fungsi yang salah satu diantaranya adalah
bekerjasama dengan wartawan.
b. Hasil penelitian ini diharapkan dijadikan bahan pemikiran bagi
Diskominfo Pemerintah Kabupaten Lampung Tengah dan masyarakat
luas mengenai arti pentingnya melakukan hubungan media dalam
rangka menjalin kerjasama dengan wartawan.

1.6. Sistematika Penulisan


Hubungan pers (press relation) merupakan suatu bentuk kegiatan
eksternal public relation yang tidak hanya terkait dengan kalangan pers
saja melainkan juga semua bentuk media lainnya seperti media cetak,
media bioskop, media-media elektronik seperti halnya radio dan televise,
dan sebagainya.
Tujuan pokok diadakannya hubungan pers adalah menciptakan
pengetahuan dan pemahaman, jadi jelas bukan semata-mata untuk
menyebarkan suatu pesan sesuai dengan keinginan perusahaan induk atau
klien demi mendapatkan suatu citra atau sosok yang lebih indah dimata
umum. Tidak seorangpun yang berhak mendikte apa yang harus
6
diterbitkan atau disiarkan oleh media massa, setidaknya di dalam
masyarakat yang demokratis.
Cara penyelenggaraan press relation, dikenal sebagai bentuk
kegiatan yang melibatkan insan pers. Cara penyelenggaraan press relation
dimaksudkan untuk menginformasikan lembaga atau individu juga sebagai
ajang peningkatan citra positif melalui media massa. Menurut Jefkins
(Public Relation, 1992:98) definisi hubungan pers, adalah:
Usaha untuk mencapai publikasi atau penyiaran yang
maksimum atas suatu pesan atau informasi humas dalam
rangka menciptakan pengetahuan dan pemahaman bagi
khalayak dari organisasi atau perusahaan yang
bersangkutan.

Membina hubungan media dan pers (Media & Press Relations)


merupakan bagian dari fungsi humas khususnya sebagai alat, pendukung
atau media kerjasama untuk kepentingan proses publikasi tentang berbagai
kegiatan program kerja atau demi kelancaran aktivitas komunikasi humas
dengan publik sebagai sasarannya.
Press relations menurut Ruslan (1997 : 154-155) dalam bukunya
Manajemen Humas dan Manajemen Komunikasi, adalah
Press Relations merupakan suatu kegiatan khusus dari
pihak public relations untuk melakukan komunikasi
penyampaian pesan, atau informasi tertentu mengenai
aktivitas bersifat kelembagaan, perusahaan, institusi,
produk sehingga kegiatan bersifat individual lainnya
yang perlu dipublikasikan melalui kerjasama dengan
pihak pers atau media massa.

Maka hasil dari kerjasama yang baik inilah diharapkan akan


tercipta suatu opini publik yang positif, dan sekaligus memperoleh citra

7
yang baik pula dari pihak publik sebagai khalayak sasarannya (target
audience) dan masyarakat luas lainnya.
Ada beberapa bentuk-bentuk hubungan pers yaitu kontak pribadi
(personal contact). Pada dasarnya pokok pelaksanaan hubungan pers
tersebut keberhasilannya tergantung pada kontak pribadi antara kedua
belah pihak itu terjadi secara informal, adanya kejujuran, saling
pengertian, dan saling menghormati serta bekerjasama yang baik demi
tercapainya tujuan atau publikasi yang positif. Menurut Ruslan (1997: 22-
24) dalam bukunya Manajemen Humas dan Managemen Komunikasi
Press relations ada terdiri dari:
1. Cara penyelenggaraan Press relations
a. Jumpa pers (Temu bincang dengan media)
b. Pers realease (Publikasi Berita)
c. Resepsi pers (Mengundang media ke
organisasi/ dinas)
d. Pers tour (Temu bincang di berbagai
tempat/tour)
2. Faktor Hambatan
a. Ketidakjelasan pesan
b. Ketidakjelasan bahasa
c. Ketidakjelasan materi
d. Fasilitas kurang mendukung
3. Efek yang Timbul
a. Hubungan semakin baik
b. Citra positif

Kerjasama menurut Pareek (1991: 187) adalah dalam bukunya


Perilaku Organisasi, adalah :
Kaitan dengan seseorang yang bekerja dengan orang lain
atau lebih dalam kaitan dengan seseorang yang bekerja

8
dengan orang lain atau lebih untuk mencapai tujuan
yang dianggap dapat dibagi.

Kerjasama berkaitan dengan seseorang yang bekerja dengan orang lain


dengan kata lain seseorang yang melakukan suatu hubungan kerja dengan
orang lain, dengan tujuan yang berbeda-beda atau dengan tujun bahwa
hubungan kerja tersebut dapat dibagi hasilnya dengan orang tersebut, sehingga
dikedua belah pihak sama-sama mendapat keuntungan.
Menurut Pareek (1995 : 158-161) dalam bukunya Perilaku
Organisasi kerjasama terbagi atas dua bagian, yaitu :
1. Bentuk kerjasama
Rutin (Keseharian)

2. Isi Kerjasama
a. Organisasi (Kedinasan/Bidang)
b. Pribadi (Personal)
c. Profesi (Jabatan Kerja)

Manusia sebagai mahluk yang zoon politicon yang artinya manusia


tanpa bias hidup dan bertahan apabila tidak memiliki hubungan dengan
manusia lainnya, dengan kata lain manusia memerlukan orang atau pihak lain
untuk melangsungkan kehidupannya. Sependapat dengan hal tersebut,
Muhammad (1998 : 39) dalam bukunya Komunikasi Organisasi
memberikan definisi hubungan manusia, sebagai berikut :
Teori hubungan manusia menekankan pada pentingnya
individu dan hubungan sosial dalam kehidupan
organisasi. Teori ini menyarankan peningkatan dan
penyempurnaan organisasi dengan kepuasan anggota
organisasi dan menciptakan organisasi yang dapat
membantu individu mengembangkan potensinya, dengan
peningkatan kepuasan kerja dan mengarahkan
9
aktualisasi diri pekerja akan mempertinggi motivasi
bekerja sehingga dapat meningkatkan produksi
organisasi.

Menurut Anderson dan Parker proses interaksi dalam kerjasama


berlangsung secara langsung dan positif berbeda dengan proses competition
yang secara tidak langsung dan negative atau conflict jelasnya dapat dilihat
pada gambar, sebagai berikut :

10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kehumasan dan Praktiknya di Pemerintahan


Komunikasi berfungsi sebagai penghubung yang menjembatani cita-cita
dan aspirasi antara masyarakat dengan pemerintah secara timbal balik.
Aspirasi dan cita-cita masyarakat akan tertampung sehingga mereka merasa
ikut serta, dan dengan sendirinya akan memberikan dukungan serta dorongan
dari masyarakat. Dalam melaksanakan peranannya (komunikasi)
menggunakan perangkat yang ada dalam tubuh organisasi maupun yang
terdapat dalam 5 masyarakat. Humas harus bersikap kreatif, ulet, pantang
menyerah dan terbuka terhadap masyarakat untuk mempertahankan dan
memperbaiki kinerja, pengetahuan, serta dedikasi. Kegiatan komunikasi harus
dilakukan secara terpadu dan bersama-sama, maka harus mentaati dan
mengindahkan peraturan serta perundangan yang ada dan berlaku. Webster’s
New World Dictionary mendefinisikan hubungan masyarakat sebagai
hubungan dengan masyarakat luas, seperti melalui publisitas; khususnya
fungsi-fungsi korporasi, organisasi, dan sebagainya yang berhubungan dengan
usaha untuk menciptakan opini publik yang menyenangkan untuk dirinya
sendiri. The Statement of Mexico dalam Ruslan(2016:17) mendefinisikan
humas adalah seni dan ilmu pengetahuan sosial yang dapat dipergunakan
untuk menganalisis kecenderungan, memprediksi konsekuensi-
konsekuensinya, menasehati para pemimpin organisasi, dan melaksanakan
program yang terencana mengenai kegiatan-kegiatan yang melayani, baik
untuk kepentingan organisasi maupun kepentingan publik.
edangkan menurut Edward L. Bernays (Public Relations University of
Oklohama Press) humas mempunyai 3 pengertian, yaitu: 1) Memberi
penerangan kepada masyarakat, 2) Membujuk langsung masyarakat guna
mengubah sikap dan tindakan, 3)Memberikan usahausaha mengintegrasikan

11
sikap dan tindakan dari permasalahan dengan masyarakat dan dari masyarakat
terhadap permasalahannya. (dalam Widjaja, 2002:54)
Dalam fungsinya humas juga memeiliki beberapa fungsi untuk membantu
kinerja, seperti dikutip dalam Triyono(2013);
“Scott M Cutlip dan Allen Center memberikan penjelasan terkait dengan
fungsi humas. Pertama, memudahkan dan menjamin arus opini yang bersifat
mewakili dari publik-publik suatu organisasi, sehingga kebijaksanaan beserta
operasionalisasi organisasi dapat dipelihara keserasiannya dengan ragam
kebutuhan dan pandangan publik-publik tertentu. Kedua, menasehati
manajemen mengenai jalan dan cara menyusun kebijaksanaan dan
operasionalisasi organisasi untuk dapat diterima secara maksimal oleh publik.
Ketiga, merencanakan dan melaksanakan program-program yang dapat
menimbulkan penafsiran yang menyenangkan terhadap kebijaksanaan dan
operasionalisasi organisasi”.
Dapat dikatakan humas adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk
menanamkan pengertian untuk memperoleh good will, kerja sama dan
kepercayaan yang suatu saat akan mendapat dukungan dari pihak lain. Tujuan
humas untuk membina, memelihara, dan menciptakan sikap yang
menyenangkan bagi lembaga atau organisasi di satu pihak dan dengan publik
dilain pihak dengan komunikasi yang harmonis dan terjadi timbal balik.
Humas juga mempunyai prinsip pokok yaitu humas bertolak dari dalam
organisasi, tindakan perorangan membawa nama keseluruhan, nama baik
organisasi tidaklah tergantung kepada apa yang dikerjakan, prinsip banyak
bekerja dan berbicara. Sedangkan pelaksanaan tugas humas yaitu 6
menyelidiki dan mendengar, mengambil ketentuan dan merencanakan,
melaksanakan komunikasi, dan penilaian. (Widjaja, 2002:55)
Humas Pemerintah berperan sebagai komunikator yang mempunyai fungsi
ganda yaitu keluar dan kedalam organisasi. Keluar, yakni memberikan
informasi kepada khalayak sesuai dengan kebijaksanaan instansinya. Ke
dalam yaitu humas wajib menyerap reaksi dari khalayak untuk kepentingan
instansinya (Widjaja, 2002:63). Adanya organisasi kehumasan pada setiap
12
instansi pemerintahan merupakan keharusan yang mempunyai sifat fungsional
dalam rangka untuk menyebarkan informasi tentang aktivitas instansi tersebut.
Baik keluar ataupun kedalam kepada masyarakat melalui pers, radio, televisi
dan media lainnya. Ezekiel dan Euphemia (2012) mengemukakanpublic
relations di sebuah departemen pemerintah memiliki dua tugas utama yaitu,
untuk memberikan informasi berkala tentang kebijakan, rencana dan prestasi
departemen serta untuk menginformasikan, mendidik masyarakat pada
undang-undang, peraturan dan segala hal yang mempengaruhi kehidupan
sehari-hari warga. Maka dari itu tugas humas pemerintah dibagi menjadi 2
tugas, pertama tugas strategis yaitu ikut serta dalam decision making process.
Kedua yaitu tugas taktis, seperti memberikan informasi, memberikan
motivasi, membuat citra yang baik, menjalankan komunikasi timbal balik.
Pejabat humas pemerintah juga harus mempunyai kemampuan yang
memumpuni antara lain, untuk mengamati dan menganalisa persoalan,
menarik perhatian, untuk menjalin kerjasama, untuk membangun
kepercayaan,kemampuan untuk mempengaruhi pendapat publik. Pembinaan
kehumasan melalui Badan Koordinasi Humas(Bakohumas) juga diperlukan
untuk mendapatkan kualitas seorang pejabat humas yang lebih baik.
Pembinaan yang dimaksud adalah usaha-usaha dan kegiatan yang ditujukan
untuk mengembangkan fungsi humas dan kedudukan profesi kehumasan
dengan tujuan agar terpeliharanya hubungan yang harmonis serta tumbuhnya
sikap kemampuan berkomunikasi antara pemerintah dengan masyarakat dan
sebaliknya (Widjaja, 2002:65).
Di era informasi, praktik humas pemerintah telah bergeser dari
interpersonal komunikasi (satu arah) ke arah the new electro-personal
(komunikasi interaktif). Pemimpin pemerintah dan petugas humas mau tidak
mau harus mengubah strategi dan taktik komunikasi mereka sesuai dengan
jaman sekarang. Praktik-praktik humas pemerintah dalam masyarakat
demokrasi haruslah melayani informasi yang akurat dan berjalan secara dua
arah, sehingga pemerintah dapat bergandengan tangan dengan masyarakat
dalam membuat kebijakan publik (dalam Karlina, 2014). Disahkannya
13
Undang-Undang No. 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik,
membawa konsekuensi kepada ketentuan hukum yang melindungi hak atas
informasi Warga Negara Indonesia. Sebenarnya disinilah tantangan humas
pemerintah dalam 7 memenuhi kebutuhan informasi yang dibutuhkan
masyarakat yang semakin tinggi dalam memperoleh keterbukaan informasi
publik. Tuntutan akan tata kelola kepemerintahan yang baik (good
governance) yang memberikan syarat adanya akuntabilitas, tranparansi dan
partisipasi masyarakat dalam setiap proses terjadinya kebijakan publik UU
KIP disahkan DPR pada tanggal 3 April 2008, dan diundangkan pada tanggal
30 April 2008. Diberikan waktu dua tahun untuk melaksanakan Undang-
undang ini. Pada tanggal 30 April 2010, Undang-Undang Nomor 14 Tahun
2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik efektif diberlakukan di seluruh
Indonesia (Sumber: http:ppid.dpr.go.id). Dengan adanya UU KIP tersebut,
dapat dijadikan momentum oleh humas pemerintah dalam menjalankan tugas
dan fungsinya untuk memberikan informasi lebih secara transparan, jujur,
terbuka, dan objektif. Informasi yang akan dipublikasikan oleh humas
pemerintah apabila tidak akurat, mudah, dan cepat, dapat menimbulkan
kebijakan pemerintah yang dianggap tidak informatif, dan tidak sesuai dengan
informasi apa yang dibutuhkan masyarakat. Tantangan Humas Pemerintah
tersebut secara terpaksa harus dilakukan dan dihadapi yang berkaitan
kebutuhan masyarakat untuk akses informasi publik, karena tuntutan tersebut
sudah diakomodir oleh UU KIP No. 14 Tahun 2008 yang harus dapat
dilaksanakan dan dipahami oleh petugas pelayanan informasi publik
khususnya oleh Humas Pemerintah.
Sementara tugas dan fungsi humas dalam lingkup instansi non pemerintah
berbeda dengan instansi pemerintah. Menurut Ruslan (2012) perbedaan pokok
antara fungsi dan tugas hubungan masyarakat yang terdapat di instansi
pemerintah dengan non pemerintah (lembaga komersil) adalah tidak adanya
unsur komersial ataupun humas pemerintah juga melakukan hal yang sama
dalam kegiatan publikasi, promosi dan periklanan. Kinerja humas pemerintah
lebih menekankan pada service atau demi meningkatkan pelayanan umum
14
(dalam Purwoko, 2015). Bisa disimpulkan perbedaan mendasar yang juga
terlihat dalam humas pemerintah dan humas non pemerintah adalah apa yang
dikomunikasikan. Humas pemerintah akan mengkomunikasikan tentang
kebijakan pemerintah terhadap rakyatnya, maka humas swasta akan
mengkomunikasikan image, citra, atau brand dari perusahaan tersebut.

2.2 Konsep Media Relations dan Publisitas


Menurut Jefkins (2004) Press relations adalah usaha untuk
mendapatkan publikasi atau penyiaran yang maksimum atas suatu pesan
atau informasi public relations dalam rangka menciptakan pengetahuan
dan pemahaman bagi khalayak dari organisasi atau perusahaan yang
bersangkutan. Menurut Rusady Ruslan (2005) memberikan definisi bahwa
press relations adalah suatu kegiatan khusus dari pihak public relations
untuk melakukan komunikasi 8 penyampaian pesan, atau informasi
tertentu mengenai aktivitas yang bersifat kelembagaan, perusahaan
/institusi, produk dan kegiatan bersifat individual lainnya yang perlu
dipublikasikan melalui kerja sama dengan pihak pers atau media massa
untuk menciptakan publisitas dan citra positif (dalam Triyono, 2013). Kata
press relations sampai saat ini masih banyak sering dipergunakan untuk
menggambarkan hubungan dengan media penyiaran. Semakin
berkembangnya media massa dan juga Public Relations, istilah lain yang
sangat tepat digunakan adalah media relations atau hubungan dengan
media. Semua kegiatan yang dilakukan oleh humas instansi pemerintah
ataupun perusahaan tentunya akan menggunakan media massa dan bukan
hanya menggunakan media cetak. Media elektronik juga dapat
mempublikasikan informasi atau kegiatan atau prestasi yang dicapai oleh
suatu organisasi, dan juga media online telah berkembang pesat sekarang
ini. Hal itu dapat mengarah pada upaya untuk mempublikasikan sebuah
informasi atau pesan dari humas agar publik yang menjadi stakeholder dari
sebuah organisasi khususnya instansi pemerintah mendapatkan cukup

15
pengetahuan tentang semua kegiatan yang sudah tercapai oleh organisasi
tersebut. Hubungan baik tersebut tidak hanya dengan media cetak saja,
melainkan juga dengan semua media massa lainnya. Hal itu penting karena
akan mempengaruhi keberhasilan suatu program dan cukup efisien
sehingga tidak memerlukan banyak dana dan daya untuk mempublikasikan
suatu informasi.
Media relations bisa diartikan,”merupakan bagian dari public
relations eksternal yang membina dan mengembangkan hubungan baik
dengan media massa sebagai sarana komunikasi antar organisasi dan
publik-publiknya untuk mencapai tujuan organisasi”. Dari sisi organisasi,
membina dan mengembangkan hubungan baik dengan media massa itu
paling tidak berarti memenuhi dan menanggapi kebutuhan dan
kepentingan media massa terhadap organisasi tersebut. Hubungan media
dan pers merupakan sebagai alat, pendukung atau media kerja sama untuk
kepentingan proses publikasi dan publisitas berbagai kegiatan program
kerja untuk kelancaran aktifitas komunikasi humas dengan publik(dalam
Ruslan, 2016:167).Sifat komunikasi dalampublic relations adalah dua
arah, maka praktik media relations bukan hanya mengkomunikasikan ke
luar organisasi melainkan juga menjadi komunikan yang baik dari apa
yang dikomunikasikan dari luar organisasi.
Dalam hal upaya untuk membina hubungan media, public relations
akan melakukan berbagai kegiatan yang memiliki hubungan dengan
media, yaitu: a. press release atau siaran pers b. konferensi pers atau jumpa
pers c. pers briefing, kunjungan pers, d.resepsi pers, e. peliputan kegiatan
dan, f. wawancara pers (Abdullah, 2001: 80-100). Sedangkan enurut
Jefkins dalam Triyono (2013) menjelaskan beberapa bentuk hubungan
pers, antara lain :
1. Kontak pribadi (personal contact) Yang menjadi dasar keberhasilan
press relations tergantung ”apa dan bagaimana” kontak pribadi antara
kedua belah pihak terjalin secara informal, seperti adanya kejujuran, saling

16
pengertian dan saling menghormati serta kerja sama yang baik demi
terciptanya tujuan atau publikasi yang positif.
2. Pelayanan informasi atau berita (news services) Pelayanan yang sebaik-
baiknya yang diberikan oleh pihak public relations kepada pers dalam
bentuk pemberian informasi baik tertulis maupun dalam bentuk rekaman.
3. Mengantisipasi kemungkinan hal darurat (contingency plan)
Untuk mengantisipasi kemungkinan permintaan yang sifatnya mendadak
dari para wartawan, maka seorang praktisi publicrelations harus siap
melayani dengan sebaik mungkin. Karena media massa mempunyai peran
yang sangat penting bagi public relations, maka menjadi sebuah
keniscayaan bagi seorang praktisi public relations untuk menjalin
hubungan yang baik dengan media massa. Dari berbagai penjelasan
tersebut dapat disimpulkan tujuan dari sebuah pelaksanaan kegiatan media
relations dalam suatu organisasi adalah dapat mengubah sikap pro menjadi
kontra dan kontra menjadi pro terhadap tindakan yang akan dilakukan oleh
sebuah organisasi. Meski publisitas menjadi andalan public relations,
namun bukan berarti public relations terbatas hanya pada aktivitas
publisitas. Publisitas hanyalah alat yang digunakan public relations untuk
mendukung tujuan manajemen (Kriyantono: 2008). Beberapa ahli
mengemukakan definisi publisitas, menurut Lesley dalam Iriantara
(2008:190) publisitas adalah penyebaran pesan yang direncanakan dan
dilakukan untuk mencapai tujuan lewat media untuk kepentingan dari
organisasi dan perorangan tanpa pembayaran tertentu pada media.
Sedangkan menurut Cutlip dan Center mendefinisikan publisitas adalah
penyebaran informasi secara sistematis tentang lembaga atau perorangan.
Ada juga yang menyebutkan publisitas itu sekedar pemberian saran yang
mengarahkan para wartawan untuk memasukkan nama perusahaan atau
produk ke dalam berita di koran, majalah, acara tv atau radio dengan
memberikan ide berita, narasumber, informasi latar, dan bahan-bahan lain.
Disamping itu, ada yang memandang publisitas sebagai mengedepankan
kepentingan organisasi untuk diliput oleh media tertentu sehingga bisa
17
menyampaikan pesan-pesan strategis atau peristiwa-peristiwa organisasi
secara gratis.
Selain itu, definisi publisitas menurut Kriyantono (2008) adalah
sebagai berikut: 1.Segala informasi atau tindakan yang membawa seorang
individu menjadi dikenal publik (any information or action that brings a
person to public notice) 2. Herbert M. Baus mendefinisikan publisitas
sebagai pesan yang direncanakan, dieksekusi & didistribusikan melalui
media tertentu untuk memenuhi kepentingan publik tanpa membayar pada
media (a massage purposefully planned, executed &distributed throught
selected media to further the particular interest of the client individual or
organization, public or private without spesific payment to media). 3.Otis
Baskin, dkk mendefinisikan publisitas sebagai istilah yang merujuk pada
publikasi berita tentang organisasi atau individu dimana untuk itu tidak
perlu membayar waktu atau space (a board term that refersto the
publication of news about an organization or person for which time or
space was not purchased)
Dari kaca media massa, publisitas adalah informasi yang
disediakan oleh sumber luar yang digunakan oleh media karena informasi
itu memiliki nilai berita. Meski publisitas juga merupakan salah satu
teknik dalam Public relations namun hal ini juga bukan pekerjaan teknis
semata, tetapi juga melainkan sebuah karya kreatif. Jadi publisitas
merupakan informasi yang telah disediakan oleh narasumber luar yang
dipakai oleh media, kerena informasi tersebut memiliki nilai untuk
dijadikan berita. Media tidak akan menarik harga untuk memuat informasi
tersebut dalam surat kabar ataupun dalam slot waktu di media elektronik.
Dengan mengirimkan informasi melalui press release, press conference,
press tours, dll kepada media, public relations berharap informasi tersebut
disebarkan media kepada khalayak. Ketika release dari public relations
dimuat sebagai berita maka situasinya berubah menjadi “media bercerita
tentang organisasi tempat public relations bekerja”, bukan seorang PR
sendiri yang bercerita.
18
Kriyantono (2008:45) juga mendefinisikan keuntungan dari
publisitas yaitu publisitas mengandung kredibilitas tinggi di mata khalayak
media, khalayak dianggap lebih mempercayai informasi publisitas yang
dikemas dalam sajian berita. Di mata khalayak, informasi atau berita
tersebut adalah fakta yang tidak direkayasa, penulis berita (yang
menceritakan) bukan perusahaan, tetapi media. Media di mata khalayak
dianggap sebagai sumber informasi yang dapat dipercaya serta informasi
atau berita yang disajikan tidak mengesankan berisi pesanpesan menjual.
san menjual. Hal tersebut cukup beralasan karena keuntungan dari
publisitas adalah publisitas mengandung kredibilitas tinggi di mata
khalayak media, publisitas tidak membayar, publisitas memungkinkan
cerita lebih detail tentang produk dan perusahaan, serta dapat menjelaskan
“cacat produk”. Sedangkan kekurangan dari publisitas adalah tidak dapat
dikontrol karena sifatnya tidak membayar atas pemberitaan, tidak dapat
mengontrol jenis pemberitaan yang dimuat, serta nonpersonal
communication (dalam Kriyantono:2008).
Jadi publisitas akan lebih dipercaya masyarakat dibandingkan
dengan iklan. Fakta tersebut dapat kita lihat respon yang ada dari
masyarakat pada saat sebuah surat kabar ataupun televisi yang
mempublisitaskan sebuah informasi yang mereka kemas ke dalam bentuk
berita.pembaca akan menganggap informasi tersebut sebagi berita yang
akurat dan dapat dipercaya. Selain itu, keuntungan dari publisitas terletak
pada buget yang jelas lebih murah karena dilaksanakan secara bebas dan
tanpa dipungut biaya.

2.3 Tugas Pokok Seksi Kehumasan dan Layanan Informasi


1. Seksi Kehumasan dan Layanan Informasi mempunyai tugas penyiapan
bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar,
prosedur dan kriteria, dan pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta
pemantauan, evaluasi, dan pelaporan terkait fungsi layanan hubungan
media;

19
2. Rincian tugas Seksi Kehumasan dan Layanan Informasi adalah sebagai
berikut :
a) Menyelenggarakan layanan pengelolaan hubungan dengan media
(media relations);
b) Menyediakan bahan komunikasi untuk kepentingan daerah
(briefing notes, press release, backgrounders);
c) Mengevaluasi program kerja/tugas yang telah dilaksanakan serta
membuat laporan sebagai bahan pertanggungjawaban dan masukan
kepada atasan;
d) Membagikan tugas kegiatan kepada bawahan dan memberikan
arahan baik secara tertulis maupun secara lisan sesuai dengan
permasalahan dan tugas bidang masing-masing agar dalam
melaksanakan tugas sesuai dengan petunjuk dan ketentuan
Peraturan Perundang-undangan sehingga tercapai efektifitas
pelaksanaan kerja;
e) Memberi petunjuk kepada bawahan agar dalam melaksanakan
tugas sesuai dengan petunjuk dan ketentuan Peraturan Perundang-
undangan sehingga tercapai efektifitas pelaksanaan kerja;
f) Menilai hasil kerja bawahan berdasarkan hasil kerja yang telah
dicapai untuk dipergunakan sebagai bahan dalam peningkatan
karier dan penilaian SKP (Sasaran Kinerja Pegawai Negeri Sipil)
g) Melaksanakan tugas kedinasan lain sesuai perintah atasan untuk
kelancaran pelaksanaan tugas

20
2.4 Profil Dinas Komunikasi dan Informasi Kabupaten Lampung Tengah

Gambar 2.1 Profil Dinas Komunikasi dan Informasi Kabupaten Lampung Tengah

21
2.5Media Massa
Media Massa (Mass Media) –sering disingkat jadi “media” saja– adalah
channel, media (medium), saluran, sarana, atau alat yang digunakan dalam
proses komunikasi massa, yakni komunikasi yang diarahkan kepada orang
banyak (channel of mass communication).
Komunikasi massa sendiri merupakan kependekan dari komunikasi
melalui media massa (communicate with media).
Secara bahasa, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), media adalah
alat; sarana komunikasi seperti koran, majalah, radio, televisi, film, poster, dan
spanduk; yang terletak di antara dua pihak (orang, golongan, dan sebagainya);
perantara; penghubung.
Massa adalah jumlah yang banyak sekali; sekumpulan orang yang banyak
sekali.Masih menurut KBBI, media massa adalah “sarana dan saluran resmi
sebagai alat komunikasi untuk menyebarkan berita dan pesan kepada
masyarakat luas”.

2.6 Media Cetak

2.6.1 Pengertian Media Cetak


Pengertian media cetak bagi masyarakat masih dipahami secara
sempit. Banyak orang beranggapan bahwa media cetak sama dengan
pengertian surat kabar atau majalah. Padahal, jika diurai maknanya secara
mendalam, media cetak tidak terbatas pada dua jenis media itu saja.
Secara harfiah pengertian media cetak bisa diartikan sebagai sebuah
media penyampai informasi yang memiliki manfaat dan terkait dengan
kepentingan rakyat banyak, yang disampaikan secara tertulis. Dari
pengertian ini, kita bisa melihat bahwa media cetak adalah sebuah media
yang di dalamnya berisi informasi yang didalamnya terkait dengan

22
kepentingan masyarakat umum dan bukan terbatas pada kelompok tertentu
saja.
Media cetak ini merupakan bagian dari saluran informasi
masyarakat di samping media eletronik dan juga media digital. Dan di
tengah dinamika masyarakat yang demikian pesat, media cetak dianggap
sudah tertinggal dibandingkan dengan dua pesaingnya yakni media
elektronik dan media digital. Meski demikian, bukan berarti media cetak
sudah tidak mampu meraih konsumen yang menantikan informasi yang
dibawanya.
Dari pengertian media cetak tersebut, nampak ada keunggulan
media ini dibandingkan dua pesaingnya tersebut. Media cetak bisa
menyampaikan sebuah informasi secara detail dan terperinci. Sementara
untuk media elektronik dan digital, mereka lebih mengutamakan kecepatan
informasi. Sehingga tak jarang informasi yang disampaikan lebih bersifat
sepotong dan berulang-ulang.

2.6.2 Jenis Media Cetak


Secara umum, jenis media cetak yang ada di Indonesia
diklasifikasikan menjadi delapan bagian. Pengklasifikasian tersebut,
didasarkan pada waktu terbit media tersebut. Hal ini sesuai dengan apa
yang dikeluarkan oleh Dirjen Pembinaan Pers dan Grafika, tentang
pembagian media cetak dan pengklasifikasiannya.

Kedelapan jenis media cetak tersebut di antaranya adalah :

a) Koran
Dapat dikatakan apabila koran merupakan sebuah sarana
penting dari komunikasi massa dimana media ini dapat meraih setiap
sudut daerah dimana media elektronik tidak dapat mencapainya. Koran
memainkan peranan penting sebagai penyedia informasi pertama,

23
membangun opini, memperbarui pengetahuan para pembaca, dan
menyediakan sarana promosi bagi para penyedia produk.
Sebuah koran dapat menjadi sarana komunikasi untuk berbagai
topik seperti politik, sosial, hiburan, keuangan, saham, dan sebagainya.
Selain topik-topik yang “berat”, koran juga dapat menyajikan sarana
pengisi waktu senggang seperti TTS, Sudoku, puzzle, kartun, review
film, review buku, musik, dan lain-lain. Tentu hal ini dapat meraih
perhatian tidak hanya bagi orang usia dewasa saja namun semua usia.

b) Brosur

Brosur terkadang disertai profil perusahaan dengan gambar-


gambar dan format yang menarik. Informasi yang digaris bawahi adalah
tentang perusahaan, kapasitas dan kemampuannya, layanan dan solusi
yang ditawarkan, prestasi yang pernah dicapai, keberlangsungan,
inovasi, penghargaan, dsb.

c) Majalah

Beberapa organisasi kini menerbitkan beragam sarana seperti


majalah internal, majalah ilmiah, atau nawala untuk menjaga para
pemangku kepentingan mempublikasikan berita-berita yang
berhubungan dengan perusahaan. Biasanya majalah internal berisi data
tentang pencapaian perusahaan, kegiatan para pegawai, dan informasi
tentang penawaran.

Sebuah majalah ilmiah atau nawala lebih kurang didesain


dengan tujuan yang sama namun ukurannya dibatasi hanya beberapa
halaman saja sehingga informasi yang dimuat dalam bentuk format
yang lebih kecil. Media-media ini dipublikasikan mulai dari setiap
minggu hingga setiap tahun.
24
Media cetak jenis ini memiliki dampak “perasaan baik” bagi
para pemangku kepentingan. Mereka yakin bahwa perusahaan peduli
untuk berkomunikasi dengan mereka, dan hal ini dapat meningkatkan
kepercayaan diri mereka terhadap prospek perusahaan.

d) Edaran
Sebaran atau edaran merupakan sebuah bentuk komunikasi yang
dicetak pada kertas berukuran kecil. Media cetak jenis ini memiliki ciri
mudah dibawa, berwarna-warni, atraktif, dan mudah dibaca. Biasanya
disebar pada orang-orang yang lalu lalang di jalanan.
Surat edaran ini biasanya digunakan oleh restoran, hotel, klub
malam, kampanye politik, toko makanan, konser, reli, dan lain-lain.
Namun, biasanya orang-orang yang diberi edaran ini tidak terlalu
membacanya dan lebih memilih membuangnya sehingga promosi lewat
jenis ini tidak begitu efektif.

e) Billboard/Banner/Spanduk
Billboard merupakan iklan yang sangat besar yang diletakan di
lokasi strategis dengan ketinggian yang dapat menarik perhatian. Biasanya
para pembaca tertarik dengan warnanya yang tajam dan tebal, kata-kata
yang menarik perhatian, kreatifitas, desain, efek special, dsb. Awalnya
billboard merupakan lukisan tangan di atas papan yang sangat besar,
namun kini sudah dicetak di atas kertas yang sangat besar. Belakangan
billboard dilengkapi dengan lampu neon, berupa video dan grafis.
Beberapa billboard disebut bulletin.
Komunikasi lewat jenis ini harus menggunakan kata-kata yang
sedikit. Gambarnya harus “berkata” lebih keras daripada kata-katanya
sendiri. Jenis ini merupakan media komunikasi yang bagus untuk
menangkap dan menahan perhatian pelanggan

25
f) Bulletin
Media cetak ini biasanya dibuat untuk kalangan tertentu atau intern
saja. Dan media ini biasanya hanya terdiri dari beberapa halaman, serta
dibuat dengan konsep sederhana. Buletin juga tidak dibuat untuk
kepentingan komersial.

26
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Metode penelitian yang akan digunakan adalah metode penelitian


kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Metode ini digunakan karena
peneliti ingin menjelaskan lebih dalam 12 hubungan sebab akibat tetapi akan
lebih fokus pada pemaparan situasi yang sedang berlangsung pada saat
penelitian dilakukan.
Objek dalam penelitian ini yaitu para pegawai yang terlibat dalam
kinerja Bagian Humas dan Media Massa dalam sistem pertukaran informasi
dan bentuk kerjasama lain nya. Seperti diketahui bahwa media massa sebagai
jendela opini publik memiliki suatu tanggung jawab dalam penyampaian
berita. Dan kehumasan sebagai penjaga mitra baik dari suatu organisasi
memiliki tanggung jawab dalam menjaga ke akuratan dan otentisitas dari
suatu berita. Media massa yang bekerja sama dengan bidang ini adalah
Lampung Post,Radar Lampung, dan Tribun Lampung. Di pilihnya 3 media ini
di karenakan tingkat kepercayaan masyarakat dengan media massa tersebut,
serta dipertimbangkan pula pengalaman medai masa ini di bidang
penyampaian berita.
Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data dilakukan dengan
wawancara observasi, dan dokumentasi. Peneliti akan melakukan wawancara
secara mendalam dengan model wawancara semi terstruktur. Menurut
Herdiansyah (dalam Kurniawati, 2016) hal tersebut dilakukan dengan cara
tanya jawab mengenai suatu topik yang sudah ditentukan untuk memperoleh
hasil yang diinginkan peneliti. Model wawancara ini digunakan oleh peneliti
karena meskipun peneliti sudah membuat pedoman wawancara, namun masih
cukup memiliki kebebasan dalam merumuskan pertanyaan dan menentukan
urutan pertanyaan. Selain itu peneliti akan melakukan observasi non

27
participant, yaitu peneliti mengamati secara langsung di lapangan yang
berhubungan dengan informasi yang dibutuhkan (Pujileksono: 2015). Data
yang diperoleh juga didukung dari hasil dokumentasi berupa foto serta
dokumen penting sebagai tambahan informasi yang dibutuhkan peneliti.
Dalam penelitian komunikasi kualitatif, analisis data dapat dilakukan
saat pengumpulan data atau setelah proses pengumpulan data berakhir.
Bogdan dan Biklen mengemukakan Analisis data kualitatif adalah upaya yang
dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data,
memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya,
mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting, dan apa 13
yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang
lain. (Moleong, 2008 dalam Pujileksono, 2015:150-151)
Dalam penelitian ini, teknik analisis data yang akan digunakan adalah
mengikuti model Miles dan Huberman melalui 3 tahap, yaitu:
a) Reduksi Data Merupakan proses pemilahan, pemusatan perhatian melalui
penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data “kasar” yang
muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Tahapan reduksi data
meliputi membuat ringkasan, mengkode, menelusur tema, membuat
gugus-gugus, membuat partisi, menulis memo.
b) Penyajian Data Penyajian data berarti mendisplay/menyajikan data dalam
bentuk uraian singkat, bagan, hubungab antar kategori, dsb. Penyajian data
yang sering dipakai dalam penelitian kualitatif adalah bersifat naratif. Ini
dimaksudkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja
selanjutnya berdasarkan apa yang dipahami.
c) Penarikan Kesimpulan Kesimpulan dalam penelitian mungkin dapat
menjawab rumusan masalah, karena rumusan masalah dalam penelitian
kualitatif masih bersifat sementara dan berkembang setelah peneliti berada
di lapangan. Kesimpulan penelitian kualitatif merupakan temuan baru
yang disajikan berupa deskripsi atau gambaran yang awalnya belum jelas
menjadi jelas dan dapat berupa hubungan kausal/interaktif dan

28
hipotesis/teori. Penarikan kesimpulan dan verifikasi dapat dilakukan
setelah dari lapangan (Pujileksono,2015:152).

29

Anda mungkin juga menyukai