Anda di halaman 1dari 2

ANNALISIS TENTANG HUKUM BERWUDHU

MENGGUNAKAN AIR HANGAT

Ahmad Muhajir
Jurusan Tarbiyah, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, IAIN Palangkaraya
Jl. G. Obos Kompleks Islamic Centre, Palangka Raya, Indonesia
E-mail: hajir5225@gmail.com

Latar Belakang
Thaharah menduduki masalah penting dalam Islam. Boleh dikatakan bahwa
tanpa adanya thaharah, ibadah kita kepada Allah SWT tidak akan diterima. Sebab
beberapa ibadah utama mensyaratkan thaharah secara mutlak. Tanpa thaharah,
ibadah tidak sah. Bila ibadah tidak sah, maka tidak akan diterima Allah. Kalau
tidak diterima Allah, maka konsekuensinya adalah kesia-siaan. Wudhu merupakan
salah satu bentuk ibadah mahdhah yang ketentuan umumnya telah dijelaskan
dalam syariat Islam. Sebagaimana kita ketahui bahwa wudhu ( ُ‫) ْال ُوض ُْو ُء‬
merupakan salah satu syarat untuk melakukan ibadah kepada Allah Swt. wudhu
merupakan bagian dari cara bersuci guna menghilangkan hadas ataupun najis pada
tubuh kita sehingga menyebabkan sahnya seorang mukmin dalam melakukan
ibadah. Maksudnya wudhu dalam peneletian ini adalah wudhu yang telah
disyariatkan kepada umat Islam sebelum memulai sebuah ibadah seperti: shalat
dan membaca Al-Quran.
Sebagian besar rumah di perkotaan saat ini sudah memiliki pemanas air.
Begitu pula penginapan dan hotel, terutama yang berada di wilayah cuaca dingin.
Sudah hal yang lumrah ketika kita menginap di sebuah hotel, biasanya di kamar
mandi terdapat shower untuk mandi dan lainnya, di mana di situ ada pilihan air
dingin dan panas atau hangat yang bisa diatur sesuai selera kita. Kemudian
masalah yang muncul bagi peneliti adalah bagaimana hukum wudhu dengan
menggunakan air yang berasal dari pemanas air tersebut?
Metode
Metode penelitian ini termasuk dalam pendekatan penelitian kualitatif
yaitu menggunakan metode library riset, dalam penelitian ini penulis sedikit
mengungkap tentang literatur review mengenai hukum orang yang berwudhu
menggunakan air hangat.
Literatur Review

Anda mungkin juga menyukai