Makalah Kehamilan Normal
Makalah Kehamilan Normal
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Kehamilan merupakan suatu proses yang dialami oleh seluruh wanita di dunia. Dalam
melewati proses kehamilan seorang wanita harus mendapat penatalaksanaan yang benar.Ini
terbukti dengan angka kematian yang tinggi di negara Indonesia. Dengan keadaan tersebut
memberi support dan memacu untuk memberikan penatalaksanaan yang benar saat
kehamilan.
Dengan demikian penulis ingin mempelajari lebih lanjut dalam management
kebidanan pada ibu hamil normal sehingga dapat:
1. Menjaga kesehatan ibu dan bayi
2. Melaksanakan asuhan yang komprehensif, mendeteksi masalah, mengobat dan merujuk bila
terjadi komplikasi.
3. Memberi pendidikan kesehatan pada ibu tentang perawatan kesehatan diri dan nutrisi selama
hamil.
Berbagai macam kesulitan dalam proses kehamilan dapat dialami para wanita yang
telah menikah. Namun, dengan proses pengobatan yang dilakukan oleh dokter saat ini bisa
meminimalisir berbagai macam penyakit tersebut. Kehamilan ektopik diartikan sebagai
kehamilan di luar rongga rahim atau kehamilan di dalam rahim yang bukan pada tempat
seharusnya
Ibu yang melahirkan bayi kembar akan lebih banyak membutuhkan dukungan, baik itu
secara lahiriah maupun jasmaniah. Kehamilan kembar memang beresiko terhadap persalinan
yang lebih besar dibanding kehamilan tunggal.Meskipun dengan kemajuan terkini pelayanan
obstetrik, mortalitas perinatal pada kehamilan kembar mencapai 4-6 kali lebih tinggi dan
morbiditas neonatal dua kali lebih tinggi dibandingkan dengan kehamilan tunggal.
1.2 TUJUAN
1.3 MANFAAT
BAB II
KEHAMILAN NORMAL
Kehamilan adalah suatu masa yang dimulai dari bersatunya sel sperma dengan sel
telur(konsepsi) sampai lahirnya janin tersebut. Lama kehamilan itu sendiri adalah : 280 hari
atau 40 minggu.
Kehamilan dibagi tri wulan atau trimester
1. kehamilan tri wulan 1 antara 0 – 12 minngu
2. kehamilan tri wulan II antara 12 – 28 minng
3. kehamilan tri wulan III antara 28 – 40 minggu
Intra uteri adalah kehamilan secara umum yaitu kehamilan yang pertembuhan embrio / janin
berada di dalam uteri(rahim).
Extra uteri adalah kehamilah yang perkembanganny janinnya berada diluar uteri atau rahim,
disaluran tuba falopii.kehamilan ini biasa kita kenal dengan” hamil diluar
kandungan”.Kehamilan ini tidak mungkin berkembang dan berlanjut.karena akan
membahayakan ibu serta janinnnya.Dan janin tidak mungkin hidup lebih lama lagi sebab
ruang hidupnya seharusnya berada dirahim,bukan disaluran tuba falopii,sehingga kehamilan
ini menyebabkan kematian janin.
BAB I
PENDAHULUAN
Kehamilan adalah peristiwa alamiah, yang akan dialami oleh seluruh ibu
yang mengharapkan anak. Namun demikian setiap kehamilan perlu perhatian
khusus, untuk mencegah dan mengetahui penyakit-penyakit yang dijumpai pada
persalinan, baik penyakit komplikasi dan lain-lain.
Pada umumnya kehamilan berkembang dengan normal dan menghasilkan
kehamilan sesuai dengan yang diharapkan. Oleh karena itu pelayanan antenatal
care merupakan cara penting untuk memonitor dan mendukung kesehatan ibu
hamil dan mendeteksi adanya kehamilan resiko tinggi. Dengan adanya antenatal
care sebagai deteksi dini adanya kehamilan yang beresiko tinngi sebagai salah
satu penyebab kematian ibu hamil, sehingga antenatal care diharapkan dapat
mengurangi angka kematian ibu.
Ibu hamil tersebut harus sering dikunjungi jika terdapat masalah dan
hendaknya disarankan untuk menemui petugas kesehatan bila merasakan
tanda-tanda kehamilan. Untuk itu ibu hamil terutama trimester ini untuk lebih
sering memeriksakan diri sejak dini dengan tujuan untuk mengurangi penyulit
saat inpartu.
TINJAUAN TEORITIS
2.1 Definisi
Pada masa hamil lah terjadinya banyak perubahan pada tubuh ibu
misalnya, rahim membesar karna pertumbuhan janin yang semakin berkembang.
Dinding perut semakin melebah mengikuti pertumbuhan janin, payudara
membesar dan tenggang karena produksi ASI.
Kehamilan yang sehat akan menghasilkan bayi yang sehat, dan ibu
melahirkan selamat.
b) Payudara tegang
e) Hipersalivasi
f) Konstipasi
g) Pigmentasi kulit
− Tanda hegar
− Tanda chadwik
− Tanda discasek
− Teraba ballotement
0-4 Minggu
Pada minggu-minggu awal ini, janin memiliki panjang tubuh kurang lebih
2 mm. Perkembangannya juga ditandai dengan munculnya cikal bakal otak, sum
sum tulanh belakang yang masih sederhana, dan tanda- tanda wajah yang akan
terbentuk.
4-8 Minggu
8-12 Minggu
12-16 Minggu
16-20 Minggu
Janin mulai bereaksi terhadap suara ibunya. Akar-akar gigi tetap telah
muncul dibelakang gigi susu. Tubuhnya ditumbuhi rambut halus yang disebut
lanugo. Janin bisa menghisap jempol dan bereaksi terhadap suara ibunya. Ujung-
ujung indra pengecap mulai berkembang dan bisa membedakan rasa manis dan
pahit dan sidik jari mulai tampak.
20-24 Minggu
Pada sat ini ternyata besar tubuh janin mulai sebanding dengan badanya.
Alat kelaminnya mulai terbentuk, cuping hidungnya muli terbuka, dan mulai
melakukan gerakan pernafassan. Pusat-pusat tulangntya pun mulai mengeras.
Selain itu, Kini ia mulai memiliki waktu-waktu tertentu untuk tidur.
24-28 Minngu
28-36 Minggu
38 Minggu
Fundus berada di pertengahan antara pusat dan PX, hemoroid mungkin terjadi,
pernapasan dada berganti menjadi npenapasan perut, mungkin ibu lelah
menjalani kehamilannya dan ingin sekali menjadi ibu, ibu juga sulit tidur. Bulan
kesembilan, penurunan kepala ke panggul ibu/kepala masuk PAP, sakit punggung
dan sering kencing, barxton Hik meningkat karna serviks dan segmen bawah
rahim disiapkan.
1. Trimester Pertama
Segera setelah, konsepsi kadar hormon progesteron dan ertrogrn dalam tubuh
akan meningkat dan ini menyebabkan timbulkan mual muntah pada pagi hari,
lemah, lelah dan besarnya payudara, bu merasa tiak sehat dan sering kali
membenci kehamilannya, pada trimester pertama seorang ibu akan selau
mencari tanda-tanda untuk lebh meyakinkan bahwa dirinya memang hamil.
2. Trimester Kedua
Pada trimester kedua biasanya adalah saat ibu merasa sehat, ibu sudah terbiasa
dengan kadar hormon yang lebih tinng dan rasa tidak nyaman karena hamil
sudah berkurang, perut ibu belum teralu besar sehingga belum dirasakan
sebagai beban, ibu sudah menerima kehamilannya dan mulai dapat merasakan
gerakan bayinya, dan ibu mulai merasakan kehadiran bayinya, banyak ibu
terlepas dari rasa kecemasan dan rasa tidak nyaman seperti yang dirasakannya
pada trimester pertama.
3. Trimester ketiga
Trimester ketiga sering kali disebut periode menggu atau waspada sebab pada
saat itu ibu merasa tidak sabar menunggu kelahiran bayinya. Gerakan bayi dan
membesarnya perut merupakan 2 hal yang mengingatkan ibu akan bayinya.
Kadang-kadang ibu merasa khawatir bahwa bayinya akan lahir sewaktu-waktu,
ini menyebabkan ibu meninggkatkankewaspadaan akan timbulnya tanda dan
gejala akan terjadi persalinan, ibu sering kali mersa khawatir atau kalau bayi
yang akan dilahirkannya tidak normal.
2.5. Nasihat-nasihat Untuk Ibu Hamil
Merokok
Merokok adalah kebiasaan yang dilarang keras, baik pada saat hamil maupun
tidak hamil dan baik merokok secara katif maupun pasif. Adalah kenyataan
bahwa wanita-wanita yang terlalu banyak merokok melahirkan anak yang lebih
kecil, atau mudah mengalami abortus dan partus prematurus. Maka dari itu,
sbeiknya wanita hamil dilarang merokok.
Obat-obatan
Jangan memberikan obat yang tidak perku benar, terutama pada trimesdter
pertama dan kedua kehamilan. Ada obat yang teratogenik sehingga dapat
meenimbulkan kelainan teratogenig pada janin, misalnya thalidomid, yang
sekarang telah dicabut dalam peredaran.
Koitus
Bila dalam anamnesa ada abortus sebelum kehamilan yang sekarang, sebaiknya
koitus ditunda sampai kehamilan 16 minggu. Pada waktu itu plasenta sudah
terbentuk, serta kemungkinan abortus menjadi lebih kecil. Pada umumnya koitus
memang diperbolehkan pada kehamilan jika dilakukan dengan hati-hati. Pada
akhir kehamilan, jika kepala sudah masuk PAP, koitus sebaiknya dihentikan
karena dapat menimbulkan perasaan sakit dan perdarahan.
Perawatan Gigi
Pada trimester pertama wanita hamil mengalami enek dan muntah (morning
sickness). Keadaan ini menyebabkan perawwatan gigi tidak diperhatikan dengan
baik, sehingga tumbuh karies, ginggivitis, dan sebagainya. Bila kerusakan gigi ini
tidak diperhatikan dengan baik, hal itu dapat mengakibatkan komplikasi, seperti
nefritis oleh karena rongga mulut. Misalnya, pulpitis, yang telah menahun, dapat
menjadi sarang infeksi yang dapat menyebar kemana-mana. Maka dari itu bila
keadaan memungkinkan, tiap hamil harus memeriksakan gignya secara teratur
sewaktu hamil.
Imunisasi
Tiap wanita hamil yang akan berpergian keluar negri dan di dalam negri
dibolehkan mengambil bvaksinasi ulangan terhadap cacar, colera dan tifus.
Dahulu di indonesia pencacaran merupakan suatu keharusan, maka untuk
wanita hamil opencacaran merupakan pencacaran ulang yang tidak
membahayakan. Tapi bila ada wabah, maka pencacaran walaupun untuk
pertama kali tetap dilkukan untuk melindungi ibu dan janin. Virus vaksin dapat
melewati plasenta dan dapat menyebabkan kerusakan-kerusakan pada macam-
macam alat dan plasenta. Biasanya infeksi transplasenta hanya terjadi pada
wanita hamil yang baru pertama kali dicacar. Maka dari itu dianjurkan untuk
pencacaran pertama sebaiknya dilakukan sebelum tua kehamilan melewati 20
minggu. Untuk melindungi janin yang akan dilahirkan terhadap tetanus
neonatorium dewas ini dianjurkan untuk diberikan toxoid tetanus pada ibu hamil.
Perawatan Payudara
Per4awatan payudara merupakan sumber air susu yang akan menjadi makanan
utama bagi bayi, karena itu, jauh sebelumnya harus sudah dirawat. Kutang yang
dipakai harus sesuai dengan besarnya payudara, yang sifatnya harus
menyokong payudara dari bawah, bukan menekan dari depan. Dua bulan sekali
dilakukan massage, kolostrum dikeluarkan untuk mencegah putingg susu kering
dan mudah pecah, maka putting susu dab aerola payudara dirawat baik-baik
dengan cara dibersihkan menggunakan air sabun atau biocream bila putingg sus
masuk kedalam perbaiki dengan cara menarik-narik keluar.
Posisi Meneran
Posisi merangkak
Cara Mengedan
Mengedan baru boleh dilakukan setelah pembukaan lengkap, yaitu mulut rahim
sudah membuka kira-kira 10 cm. Jika para calon ibu mengedan sebelum
pembukaan lengkap, bisa-bisa mulut rahim pembengkakan dan bisa
menghambat proses pembukaan dan berujung pada lamanya proses persalinan.
Juga agar ibu tidak tidak kehabisan tenaga karena tidak kelelahan pada waktu
tiba sebenarnya untuk waktu para ibu harus menarik nafas panjang untuk
menghindari rasa ingin mengedan dan mengurangi rasa nyeri kontraksi.
2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik dan mental dan sosial ibu
5. Mempersiapkan ibu agar semasa nifas berjalan normal dan pemberian ASI
eksklusif.
6. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima, kelahiran bayi agar
dapat tumbuh kembang secara optimal.
1. Tekanan darah
3. TT lengkap imunisasi
5. Tengok / periksa ibu hamil dari ujung rambut sampai ujung kaki
Standar 2: Pengkajian
Bidan memberipat kepadakan saran yang tepat pada ibu hamil, suami serta
keluarganya pada trimester ke tiga, untuk memastikan bahwa persiapan
persalinan yang bersih dan aman suasana yang menyengkan akan direncanakan
dengan baik, disamping persiapan transportasi dan biaya untuk merujuk, bila
tiba-tiba terjadi keadaan gawat darurat, Bidan hendaknya melakukan kunjungan
rumah untuk hal ini.
2.6.2 Penatalaksanaa Ante Natal Care (ANC)
Pemeriksaan pertama kali yng ideal sedini mungkin ketika haid nya terlambat
satu bulan
3. kelaianan fisik yang terjadi pada saat persalaman tidak dapat dideteksi secara
dini.
Makalah Asuhan Kebidanan Ibu Nifas
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.LATAR BELAKANG
Kehamilan dan kelahiran dianggap sebagai suatu kejadian fisiologis yang pada sebagian
besar wanita berakhir dengan normal dan tanpa komplikasi (Departmen of Health, 1993).
Pada akhir masa puerperium, pemulihan persalinan secara umum dianggap telah lengkap.
Pandangan ini mungkin terlalu optimisis Bagi banyak wanita, pemulihan adalah sesuatu yang
berlangsung terjadi menjadi seorang ibu adalah proses fisiologis yang normal.Namun
beberapa studi terbaru mengungkapkan bahwa masalah-masalah kesehatan jangka panjang
yang terjadi setelah melahirkan adalah masalah yang banyak ditemui (Hillan, 1992b; glazener
et al. 1993; bick dan MacArthur,1995a), dapat berlangsung dalam waktu lama
(macArthuretal.1991). Pengetahuan menyeluruh tentang perubahan fisiologis dan psikologis
pada masa puerperium adalah sangat penting jika bidan menilai status kesehatan ibu secara
akurat dan memastikan bahwa pemulihan sesuai dengan standar yang diharapkan. Hal
yang sama pentingnya adalah menyadari potensi morbiditas pascapartum dalam jangka
panjang dan factor-faktor yang berhubungan dengannnya seperti obstetric, anestesi dan faktor
social.
1.2 TUJUAN
a. Tujuan Umum
Untuk mengetahui fisiologis pada masa nifas
Untuk mengetahui tahapan-tahapan masa nifas prubahan serta adaptasi ibu masa nifas
b. Tujuan Khusus
Untuk memenuhi tugas ASKEB III ( Nifas )
Agar mahasiswa lebih terampil memberikan asuhan kebidanan tentang fisiologis masa nifas
Menjadikan mahasiswa sebagai calon petugas kesehatan yang terampil dan kompeten dalam
bekerja
BAB II
PEMBAHASAAN
2.1 PENGERTIAN
Masa nifas (postpartum/ puerperium) berasal dari bahasa Latin,yaitu dari kata “puer”yang
artinya bayi dan” parious” yang berakti melahirkan .
Masa nifas (puerperium) adalah masa pulih kembali,mulai dari persalinan selesai sampai
alat-alat kandungan kembali sebelum hamil.lama nifas yaitu 6-8 minggu
Periode masa nifas (puerperium) adalah perode waktu selama 6-8 minggu setelah
persalinan.proses ini di mulai setelah selesainnya persalinan dan berakhir setelah alat-alat
reproduksi kembali keadaan sebelum hamil/ tidak hamil sebagai akibat dari adannya
perubahan fisiologis dan fsikologi karna proses persalinan
Periode masa nifas di bagi menjadi tiga, yaitu sebagai berikut:
1. Periode immediate postpartum
Masa segera setelah plasenta lahir sampai dengan 24 jam.pada masa ini sering terdapat
banyak masalah seperti pendarahan
2. Periode Early postpartum (24 jam-1 minggu)
Masa dimana involsi uterus harus dipastikan dalam keadaan normal,tidak ada
pendarahan,lokea tidak berbau busuk,tidak demam,ibu cukup mendapatkan makanan dan
cairan,serta ibu dapat menyusui dengan baik
3. Periode Latei Postpartum (1-5 minggu)
Masa di mana perawatan dan pemeriksaan kondisi sehari-hari,serta konseling KB
c. Subinvolusi ligament adalah kegagalan ligamen dan diafragma pelvis fasia kembali seperti
sedia kala
Tanda dan gejala
1. Ligamentum rotundum masih kendor
2. Ligamen fasia dan jaringan penunjang serta alat genitalia masih kendor
Penyebab
1. Terlalu sering melahirkan
2. Faktor umur
3. Ligamen fasia dan jaringan penunjang serta alat genitalia sudah berkurang elastisitasnya.
d. Subinvolusi Serviks adalah kegagalan serviks berubah kebentuk semula seperti sebelum
hamil
Tanda dan gejala
1. Konsistensi serviks lembek
2. Perdarahan
Penyebab
1. Multi paritas
2. Terjadi ruptur saat persalinan
3. Lemahnya elastisitas serviks
e. Subinvolusi Lochea adalah tidak ada perubahan pada konsistensi lochea.Seharusnya lochea
berubah secara normal sesuai dengan fase dan lamanya postpartum,
Tanda dan gejala
1. Perdarahan tidak sesuai dengan fase
2. Darah berbau menyengat
3. Perdarahan
4. Demam, menggigil
Penyebab
1. Bekuan darah pada serviks
2. Uterus tidak berkontraksi
3. Posisi ibu telentang sehingga menghambat darah nifas untuk keluar
4. Tidak mobilisasi
5. Robekan jalan lahir
6. Infeksi
f. Subinvolusi Vulva dan Vagina adalah tidak kembalinya bentuk dan konsistensi vulva dan
vagina seperti semula setelah beberapa hari postpartus.
Tanda dan gejala
1. Vulva dan vagina kemerahan
2. Terlihat oedem
3. Konsistensi lembek
Penyebab
1. Elastisitas vulva dan vagina lemah
2. Infeksi
3. Terjadi robekan vulva dan vagina saat partus
4. Ekstrasi kuman
g. Subinvolusi Perineum adalah tidak ada perubahan perineum setelah beberapa hari persalinan
Tanda dan gejala
1. Perineum terlihat kemerahan
2. Konsistensi lembek
3. Oedem
Penyebab
1. Tonus otot perineum sudah lemah
2. kurangnya elastisitas perineum
3. infeksi
4. pemotongan benang catgut terlalu pendek pada saat laseralisasi sehingga jahitan perineum
putus.
5. Laktasi
Laktasi dapat diartikan dengan pembentukan dan pengeluaran air susu ibu (ASI), yang
merupakan makanan pokok terbaik bagi bayi yang bersifat alamiah. Bagi setiap ibu yang melahirkan
akan tersedia makanan bagi dirinya, dan bagi si anak akan merasa puas dalam pelukan ibunya,
merasa aman, tentram, hangat akan kasih sayang ibunya. Hal ini merupakan faktor penting bagi
perkembangan anak selanjutnya.
6. Sistem Pencernaan
Biasanya ibu mengalami obstipasi setelah persalinan. Hal ini disebabkan karena pada waktu
melahirkan alat pencernaan mendapat tekanan yang menyebabkan kolon menjadi kosong,
pengeluaran cairan yang berlebihan pada waktu persalinan (dehidrasi), kurang makan, hemoroid,
laserasi jalan lahir. Rasa sakit di daerah perenium juga dapat menghalangi keinginan ke belakang.
Supaya buang air besar kembali teratur dapat diberikan diet/makanan yang mengandung serat dan
pemberian cairan yang cukup.
7. Sistem Perkemihan
Buang air kecil sering sulit selama 24 jam pertama. Kemungkinan terdapat spasine sfingter dan
edema leher buli - buli sesudah bagian ini mengalami kompresi antara kepala janin dan tulang pubis
selama persalinan.Urin dalam jumlah yang besar akan dihasilkan dalam waktu 12-36 jam sesudah
melahirkan. Setelah plasenta dilahirkan, kadar hormon estrogen yang bersifat menahan air akan
mengalami penurunan yang mencolok, keadaan ini menyebabkan cliviesis. Ureter yang berdilatasi
akan kembali normal dalam tempo 6 minggu.
8. Sistem Musculoskeletal
Ligamen, fasia, dan diafragma pelvis yang meregang pada waktu persalinan, setelah bayi lahir,
secara berangsur-angsur menjadi ciut dan pulih kembali sehingga tidak jarang uterus jatuh
kebelakang dan menjadi retrofleksi, karena ligamen rotundum menjadi kendor. Stabilisasi secara
sempurna terjadi pada 6-8 minggu setelah persalinan.
9. Sistem Endokrin
Hormon plasenta menurun dengan cepat setelah persalinan. Human Chorionic Gonodotiopin
(HCG) menurun dengan cepat dan menetap sampai 10% dalam 3 jam hingga hari ke-7 post partum
dan sebagai onset pemenuhan mammae pada hari ke-3 PP
10. Sistem kordiovaskuler
Selama kehamilan volume darah normal digunakan untuk menampung aliran darah yang
meningkat,yang diperlukan oleh plasenta dan pembuluh darah uterin. Penarikan kembali estrogen
menyebabkan aturesis terjadi yang secara cepat mengurangi volume plasma kembali pada porposi
normal. Aliran ini terjadi dalam 2-4 jam pertama setelah kelahiran bayi. Selama masa nifas ini ibu
mengeluarkan banyak sekali jumlah urine. Hilangnya progesteron membantu mengurangi retensi
cairan yang melekat dengan meningkatnya volume pada jaringan tersebut selama kehamilan. Pada
persalinan pervaginam kehilangan darah sekitar (200-400 cc). Bila kelahiran melalui seksio cesaria,
maka kehilangan darah dapat dua kali lipat.Perubahan terdiri dari volume darah (blood volume) dan
hemotokrit (hoemoconcentration). Bila persalinan pervaginam, hemotrokit akan naik dan pada
seksio cesaria, hemotokrit cenderung stabil dan kembali normal setelah 4-6minggu.
11. Sistem Hematologi
Selama minggu-minggu terakhir kehamilan,kadar fibrinogen dan plasma serta faktor-faktor
pembekuan darah meningkat.Pada hari pertama PP, kadar fibrinogen dan plasma akan sedikit
menurun tetapi darah lebih mengental dengan peningkatan viskositas sehingga meningkatkan faktor
pembekuan darah.Leukositosis yang meningkat dimana jumlah sel darah putih mencapai 15.000
selama persalinan akan tetap tinggi dalam beberapa hari pertama dan masa PP.Jumlah sel darah
putih tersebut masih bisa naik lagi sampai 25.000/30.000 tanpa adanya kondisi patologis jika wanita
tersebut mengalami persalinan lama.Jumlah hemoglobine,hemorokit,dan eritrosyt akan sangat
bervariasi pada awal-awal masa PP sebagai akibat volume darah, volume plasenta dan tingkat
volume darah yang berubah ubah.Semua tingkatan ini akan dipengaruhi oleh status gizi dan hidrasi
wanita tersebut. Kira-kira selama kelahiran dan masa PP terjadi kehilangan darah sekitar 200-250
ml. penurunan volume dan peningkatan sel darah pada kehamilan diasosiasikan dengan peningkatan
hematokrit dan hemoglobine pada hari ke 3-7 PP dan akan kembali normal dalam 4-5 minggu PP
12. Perubahan Tanda-Tanda Vital
a. Suhu Badan satu hari (24 jam) PP suhu badan akan naik sedikit (37,5oC – 38oC) sebagai akibat kerja
keras waktu melahirkan, kehilangan cairan yang berlebihan dan kelelahan. Apabila keadaan normal
suhu badan menjadi biasa. Biasanya pada hari ketiga suhu badan naik lagi karena adanya
pembentukan ASI, buah dada menjadi bengkok, berwarna merah karena kebanyakan ASI. Bila suhu
tidak menurun kemungkinan adanya infeksi pada endometrium, mastitis, tractus genitalis atau
sistem lain.
b. Nadi
Denyut nadi normal pada orang dewasa 60-80x/menit. Sehabis melahirkan biasanya denyut nadi
akan lebih cepat.
c. Tekanan,Darah
Biasanya tidak berubah, kemungkinan tekanan darah akan rendah setelah ibu melahirkan karena
perdarahan. Tekanan darah tinggi pada PP dapat menandakan terjadinya preeklamsia post partum.
d. Pernafasan
Keadaan pernafasan selalu berhubungan dengan keadaan suhu dan dnyut nadi. Bila suhu nadi tidak
normal, pernafasan juga akan mengikutinya, kecuali apabila ada gangguan khusus pada saluran
nafas.
2.5. ADAPTASI FISIOLOGI MASA NIFAS
Setelah melahirkan ibu mengalami perubahan fisik dan fisiologis yang juga
mengakibatkan adanya beberapa perubahan dari fisiknya.Ia mengalami stimulasi kegembiraan yang
luar biasa, menjalani peruses esprorasi dan asmilasi terhadap bayinya, berada di bawah tekanan
untuk dapat menyerap pembelajaran yang diperlukan tentang apa yang harus diketahuinya dan
perawatan untuk bayinya dan merasa tanggung jawab yang luar biasa biasa sekarang untuk menjadi
seorang ibu
Tidak mengherankan bila ibu mengalami sedikit perubahan perilaku dan se4sekali
merasa kerepotan. Masa ini adalah masab rentan dan terbuka untuk bimbingan dan pembelajaran.
Factor-faktor yang mempengaruhi suksesnya masa transisi ke masa menjadi orang tua pada saat
post partum, antara lain:
1. Respon dan dukungan keluarga dan teman. Bagi ibu post partum, apalagi pada ibu yang baru
pertama kali melahirkan akan sangat membutuhkan dukungan orang-orang terdekatnya karana ia
belum sepenuhnya berada pada kondisi stabil, baik fisik maupun psikologinya. Ia masih sangat asing
dengan perubahan peran barunya yang begitu fantastis terjadi dalam waktu yang begitu
cepat, yaitu peran sebagai seorang ibu. Dengan respon positif dari lingkungan, akan mempercepat
proses adaptasi peran ini sehingga akan memudahkan bagi bidan untuk memberikan asuhan yang
sehat
2. Hubungan dari pengalaman melahirkan terhadap harapan dan aspirasi. Hal yang dialami oleh ibu
ketika melahirkan akan sangat mewarnai alam perasaan terhadap perannya sebagai ibu. Ia menjadi
tahu bahwa begitu beratnya ia harus berjuang untuk melahirkan bayinya dan hal tersebut akan
memperkaya pengalaman hidupnya untuk lebih dewasa. Banyak kasus terjadi setelah seorang ibu
melahirkan anakanya yang pertama, ia akan bertekad untuk meningkatkan kualitas hubungan
dengan ibunya.
3. Pengalaman melahirkan dan membesarkan anak yang lalu. Walapun kali ini adalah bukan
pengalaman yang pertama melahirkan bayinya, namun kebutuhan untuk mendpatkan dukungan
yang positif dari lingkunganya tidak berbeda dengan ibu yang baru melahirkan anak pertama. Hanya
yang membedakan teknik penyampaian dukungan yang diberikan lebih kepada support dan aspirasi
dan keberhasialn dalam melewati saat-saat sulit pada persalinan yang lalu.
4. Pengaruh budaya adanya adat istiadat yang dianut oleh lingkungan dan keluarga akan sedikit
banyak akan mempengaruhi keberhasilan ibu akan melewati saat transisi ini. Apalagi ada yang
tidak singkron antara arahan dari tenaga kesehatan dengan budaya yang dianut. Dalam hal ini bidan
harus bijaksana menyikapi, namun tidak mengurangi kuliatas asuhan yang diberikan. Keterlibtan
kelurga dari awal dalam menentukan bentuk asuhan dan perawatan yang harus diberikan kepada
ibu dan bayi yang akan memudahkan bidan dalam memberi asuhan.
2.6. POST PARTUM BLUES
Fenomena pasca partum awal atau baby blues merupakan seksual umum melahirkan bayia
biasanya terjadi pada 70% wanita . penyebabnya adalah beberapa hal,antara lain lingkungan
tempat melahirkan yang kurang mendukung, perubahan hormone yang cepat,dan keraguan
terhadap peran yang baru. Pada dasarnya, tidak satu pun dari ketiga hal tersebut termasuk
penyebab konsisten . factor penyebab biasanya merupakan kombinasi dari berbagai factor,
termasuk adanya ganguan tidur yang tidak dapat dihindari oleh ibu selama masa-masa awal menjadi
seorang ibu.
Post partum blus biasannya dimulai pada beberapa hari setelah kelahiran dan berakhir setelah
10-14 hari.
Karatistik post partum blus meliputi:
a. Menangis
b. Merasa letih karena melahirkan
c. Gelisah
d. Perubahan alam perasaan
e. Menarik diri
f. Serta reaksi negatif terhadap bayi dan keluarga
Karena pengalaman melahirkan digambarkan sebagai puncak ibu baru mungkin merasa
perawatan dirinya tidak kuat atau ia tidak mendapatkan perawatan yang tepat, jika pengalaman
melahirkan tidak sesuai dengan apa yang ia alami. Ia mungkin juga merasa diabaikan jika perhatian
keluaranya tiba-tiba berfokus pada bayi dilahirkannya
Kunci untuk mendukung wanita dalam melalui periode ini adalah berikan perhatian dan
dukungan yang baik baginya, serta yakinkan padanya bahwa ia adalah orang yang berarti bagi
keluarga dan suami. Hal yang terpenting berikan kesempatan untuk beristirahat yang cukup. Selain
itu, dukungan positif atas keberhasilan menjadi orang tua dari bayi yang baru lahir dapat
membantu memulihkan kepercayaan diri terhadap kemampuannya.
2.7. Depresi pos partum
Ada kalanya ibu merasakan kesedihan karena kebebasan, otonomi interaksi sosial,
kemandiriannnya berkurang. Hal ini akan mengakibatkan depresi paska persalinan ( depresi pos
partum ). Berikut ini gejala – gejala depresi paska persalinan
1. Sulit tidur, bahkan ketika bayi sudah tidur.
2. Nafsu makan hilang,
3. Perasaan tidak berdaya atau kehilangan kontrol
4. Terlalu cemas atau tidak perhatian sama sekali sama bayi
5. Tidak menyukai atau takut menyentuh bayi
6. Pikiran yang menakutkan mengenai bayi
7. Sedikit atau tidak ada perhatian terhadap penampilan pribadi
8. Gejala fisik seperti banyak wanita sulit bernafas atau perasaan berdebar- debar
Penyakit ini dapat disembuhkan dengan obat- obatan dan konsultasi dengan psikater. Jika
depresi berkepanjangan ibu perlu mendapatkan perawatan dirumah sakit. Seorang ibu
nulipara mudah mengalami depresi masa nifas. Hal ini disebabkan oleh kesibukannya yang
mengurusi anak-anak sebelum kelahiran anaknya ini. Ibu yang tidak mengurus dirinya sendiri,
seorang ibu cepat murung, mudah marah-marah. Hal ini menandakan ibu menderita depresi masa
nifas. Dibutuhkan juga dukungan keluarga dengan cara selalu mengunjungi dan menawarkan
bantuan dan dorongan kepada ibu.
BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
Masa nifas ( masa post partum / puerperium ) adalah massa atau waktu sejak bayi lahir dan
plasenta keluar lepas dari rahim sampai enam minggu berikutnya, disertai dengan pulihnya kembali
organ – organ yang berkaitan dengan kandungan , yang mengalami perubahan . pada masa ini
sangatlah rentan dengan kondisi pendarahan maka masa nifas merupakan masa yang sangat penting
dan masa dimana ibu memerlukan pemantauan yang baik.
3.2. SARAN
Saran saya kita sebagai bidan harus lebih ekstra dalam memantau masa nifas sebab kita tahu
pada masa ini dapat mengakibatkan kematian pada ibu.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada masa sekarang ini Indonesia masih menghadapi berbagai kendala
dalam pembangunan sumber daya manusia (SDM) khususnya dalam bidang
kesehatan. Kendala tersebut tampak antara lain dari masih tingginya kelahiran dan
kematian neonatal. Setiap tahun diperkirakan ada sejumlah 4.608.000 bayi
dilahirkan dan 100.454 diantanya ternyata meninggal dunia pada masa neonatal
atau sebelum usia 1 bulan. Dengan kata lain setiap 5 menit satu bayi meninggal di
Indonesia oleh bebagai sebab. ( Buku Panduan Manajemen Masalah Bayi Baru
Lahir,2003:41)
Periode neonatal merupakan suatu periode yang krisis nantinya akan
memperngaruhi pertumbuhan dan perkembangan bayi bahkan sampai dewasa.
Kurang baiknya penanganan bayi baru lahir yang sehat akan menyebabkan
kematian. (Mochtar Rustam, 1998:119)
Perugas kesehatan khususnya bagi penolong persalinan harus lebih
memperhatikan bahwa bati baru lahir adalah suatu individu yang utuh. Menolong
kelahiran bayi terampil memberikan Asuhan yang seksama akan membantu bayi
melalui proses adaptasi dengan baik sehingga akan menjadi bayi yang sehat sebagi
curahan harapan orang tua, bangsa dan Negara.
B. Rumusan Masalah
Dalam makalah ini penulis akan membahas mengenai :
1. Apa itu bayi baru lahir ?
2. Apa ciri-ciri bayi baru lahir ?
3. Bagaimana tahapan bayi baru lahir ?
4. Apa tujuan perawatan bayi baru lahir ?
5. Bagiamna adaptasi / perubahan fisiologi pada bayi baru lahir ?
6. Bagaimana tindakan pencegahan infeksi pada bayi baru lahir ?
7. Apa itu bounding attachment ?
8. Apa itu penilain APGAR ?
9. Apa itu inisiasi menyusu dini ?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makala i ini adalah :
1. Untuk mengetahui pengertian bayi baru lahir
2. Untuk menegtahui cirri-ciri bayi baru lahir
3. Untuk mngetahui tahapan bayi baru lahir
4. Untuk mengetahui tujuan perawatan bayi baru lahir
5. Untuk mengetahiu cara adaptasi / perubahan fisiologi pada bayi baru lahir
6. Untuk mengetahui tindakan pencegahan infeksi pada bayi baru lahir
7. Untuk mengetahui tindakan bounding attachment
8. Untuk mengetahui penilaian APGAR
9. Untuk menegetahui tindakan inisiasi menyusu dini
D. Metode penulisan
Dalam penyusunan makala ini I penulis menggunkan metode studi
kepustakaan dengan membaca dan mempelajati literature-literatur yang
berhubungan dengan bayi baru lahir.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Bayi Baru Lahir
Bayi baru lahir (neonatus) adalah suatu keadaan dimana bayi baru lahir
dengan umur kehamilan 37-42 minggu,lahir melalui jalan lahir dengan presentasi
kepala secara spontan tanpa gangguan, menangis kuat, nafas secara spontan dan
teratur,berat badan antara 2500-4000 gram serta harus dapat melakukan
penyesuaian diri dari kehidupan ekstrauteri.
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dengan umur kehamilan 37
minggu sampai 42 minggu dan berat lahir 2500 gram sampai 4000 gram (Depkes RI,
2005). Bayi baru lahir adalah bayi dari lahir sampai usia 4 minggu. Lahirrnya
biasanya dengan usia gestasi 38 – 42 minggu (Dona L. Wong, 2003).
2. Ciri-ciri bayi baru lahir
1) Berat badan 2500 – 4000 gram
2) Panjang lahir 48 – 52 cm
3) Lingkar dada 30 – 38 cm
4) Lingkar kepala 33 – 35 cm
5) Lingkar lengan 11-12
6) Frekuensi denyut jantung 120-160x/menit
7) Kulit kemerah- merahan dan licin karena jaringan subkutan yang cukup.
8) Rambut lanugo tidak terlihat dan rambut kepala biasanya telah sempurna
9) Kuku agak panjang dan lemas
10) Nilai APGAR >7
11) Gerakan aktif
12) Bayi lahir langsung menangis kuat
13) Genetalia :
14) Pada laki-laki kematangan ditandai dengan testis yang berada pada skrotum dan
penis yang berlubang.
15) Pada perempuan kematangan ditandai dengan vagina dan uterus yang berlubang
,serta labia mayora menutupi labia minora.
16) Refleks rooting ( mencari putting susu dengan rangsangan taktil pada pipi dan
daerah mulut)sudah terbentuk dengan baik.
17) Refleks sucking sudah terbentuk dengan baik.
18) Refleks grasping sudah baik
19) Refleks morro
20) Eliminasi baik, urine dan mekonium keluar dalam 24 jam pertama
3. Tahapan Bayi Baru Lahir
1) Tahap I terjadi segera setelah lahir ,selama menit –menit pertama kelahiran. Pada
tahap ini digunakan system scoring apgar untuk fisik dan scoring gray untuk interaksi
bayi dan ibu.
2) Tahap II disebut tahap transisional reaktivitas .Pada tahan II dilakukan pengkajian
selama 24 jam pertama terhadap adannya perubahan perilaku.
3) Tahap III disebut tahap periodik, pengkajian dilakukan setelah 24 jam pertama yang
meliputi pemeriksaan seluruh tubuh.
4. Tujuan Perawatan Pada Bayi Baru Lahir
Periode pascapartum awal
1) Mencapai dan mempertahankan jalan nafas dan mendukung pernafasan.
2) Mempertahankan kehangatan dan mecegah hipotermi
3) Memastikan keamanan dan mencegah cedera atau infeksi
4) Megidentifikasi masalah-masalah actual atau potensial yang memerlukan perhatian
segera.
Perawatan Lanjutan
1) Melanjutkan perlindungan dan cedera atau infeksi dan mngidentifikasi masalah-
masalah actual dan potensial yang memerlukan perhatian.
2) Memfasilitasi terbinanya hubungan dekat orang tua-bayi
3) Memberikan informasi kepada orang tua tentang perawatan bayi baru lahir
4) Membantu orang tua dalam mengembangkan sikap sehat tentng praktik
membesarkan anak
5. Adaptasi / Perubahan Fisiologi Pada BBL
Faktor yang mempengaruhi adaptasi bayi baru lahir :
1) Pengalaman antepartum ibu dan bayi baru lahir ( misalnya, terpajan zat toksik dan
sikap orang tua)
2) Pengalaman intrapartum ibu dan bayi baru lahir (misalnya, lama persalinan, tipe
analgetic, atau anastesia intrapartum)
3) Kapasitas fisiologis bayi baru lahir untuk melakukan transisi ke kehidupan
ekstrauterin
4) Kemampuan petugas kesehatan untuk mengkaji dan merespon masalah dengan
tepat pada saat terjadi.
Menurut pusdiknas (2003) perubahan fisiologis pada bayi baru lahir adalah :
1) Perubahan system pernafasan / respirasi
Selama dalam uterus, janin mendapatkan oksigen dari pertukaran gas melalui
plasenta. Setelah bayi lahir, pertukaran gas harus melalui paru-paru.
a. Perkembangan paru-paru
Paru –paru berasal dari titik tumbuh yang muncul dari pharynx yang
bercabang dan kemudian bercabang kembali membentuk stuktrur percabngan
bronkus proses ini terus berlanjut sampai sekitar 8 tahun, sampai jumlah bronkus
dan alveolus akan sepenuhnya berkembang, walaupun janin memperlihatkan
adanya gerakan nafas panjang trimester II dan III. Paru-paru yang tidak matang
akan megurangi kelangsungan hidup BBL sebelum usia 24 minggu. Hal ini
disebabkan karean keterbatasan permukaan alveolus, ketidakmatangan system
kapiler paru-paru dan tidak tercukupinya jumlah surfaktan.
b. Awal adanya nafas
Factor-faktor yang berperan pada rangsangan nafas pertama bayi adalah :
Hipoksia pada akhir peralinan dan rangsangan fisik lingkungan luar rahim yang
2) Pemeliharaan pernafasan
Semua petugas yang bekerja di kamar bersalin hendaknya terlatih mengenai
teknik penilaian dan resusitasi. Kalau factor resiko meningkatkan kemungkinan
kalahiran bayi yang depresi. Dokter anak yang terlatih mengenai resusitasi neonatal
harus dipanggil. Setelah kelahiran neonatus yang normal, perhatian harus
ditunjukkan pada langkah-langkah penting berikut untuk memastikan adaptasi
neonatal yang optimal. Hal-hal yang perlu mendapat perhatian :
a. Membersihkan saluran nafas
Proses penurunan melalui jalan lahir menyebabkan kompresi dinding dada,
mengakibatkan pembuangan cairan dari mulut dan hidung. Bila kepala keluar dari
vagina, dokter harus menggunakan handuk atau kain kassa untuk membuang
sekresi dari muka. Selain itu suatu penyedot lender dapat digunakan untuk
menyedot secret dari faring lewat mulut. Penyedot lendir tidak boleh digunakan
untuk penyedotan hidung karena perangasangan hidung dapat menginisiasikan
hembusan nafas dan dapat menyebabkan terjadinya aspirasi mekonium.
b. Memastikan permulaan pernafasan
Pernafasan biasanya dimulai beberapa detik dari kelahiran tetapi mengkin
tertunda selama sampai 60 detik. Bia tidak ada data klinik untuk menunjukkan suatu
kelainan biokimia (hipoksiaasidosis) yang terbaik biasanya mengambil
kebijaksanaan untuk menunggu dan member kesempatan kepada bayi untuk
bernafas secara spontan.
3) Pemotongan tali pusat
Pemotongan dan pengikatan tali pusat menyebabkan pemisahan fisik
terakhir antara ibu dan bayi dan ini sangat tergantung dari pengalaman seorang ahli
kebidanan. Pemotongan sampai denyut nadi tali pusat trehenti dapat dilakukan pada
bayi normal, sedangkan pada bayi gawat perlu dilakukan pemotongan tali pusat
secepat mungkin agar dapat dilakukan resusitasi sebaik-baiknya. Tali pusat dijepit
dengan kocher kira-kira 3 cm dan sekali lagi kira-kira 5 cm dari pusat, pemotongan
dilakukan diantara kedua tali penjepit tersebut. Kemudian bayi diletakkan di atas
kain bersih atau steril dan hangat dan ditempat tidurnya.
7. Bounding Attachment
Bounding adalah proses pembentukan sedangkan attachment adalah
membangun ikatan jadi bounding attachment adalah sebuat peningkatan hubungan
kasih sayang dengan keterikatan hubungan batin antara orangtua dan bayinya.
Tahap-tahap bounding attachment
a. Perkenalan dengan melakukan kontak mata, menyentuh, berbicara, dan
mengeksplorasi segera setelah mengenai bayinya
b. Bouding (keterikatan)
c. Attachment, perasaan kasih saying yang mengikat individu dengan individu lain.
8. Penilain APGAR
Keadaan umum bayi dimulai 1 menit setelah lahir dengan penggunaan nilai
APGAR. Penilaian ini perlu untuk mengetahui apakah bayi menderita asfiksia atau
tidak. Setiap penilaian diberi angka 0,1 dan 2 dari hasil penilaian tersebut apakah
bayi normal (vigorous baby = nilai apgar 7-10), asfiksia sedang-ringan (nilai apgar 4-
6) atau asfiksia berat (nilai apgar 0-3). Bila nilai apgar dalam 2 menit belum mencpai
nilai 7, maka harus dilakukan tindakan resasitasi lebih lanjut. Oleh karena bila bayi
menderita asfiksia lebih dari 5 menit, kemungkinan terjadi gejala-gejala neurologik
lanjutan kemudian hari lebih besar. Berhubungan dengan itu, menurut apgar
dilakukan selain pada umur 1 menit juga pada umur 5 menit.
Nilai APGAR
0 1 2
Ternyata bayi-bayi yang dilakukan inisiasi dini lebih jarang menangis di bandingkan
dengan bayi-bayi yang dipisahkan dari ibunya.
Kualitas perlekatan
Di banding bayi yang dipisahkan dari ibunya, bayi-bayi yng di lakukan inisiasi dini
mempunyai kemampuan perlekatan mulut yang lebih baik dari pada waktu menyusu.
b. Untuk bayi
Pelepasan plasenta yang lebih cepat akan mengurangi resiko terjadinya pendarahan
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Bayi baru lahir (neonatus) adalah suatu keadaan dimana bayi baru lahir dengan
umur kehamilan 37-42 minggu,lahir melalui jalan lahir dengan presentasi kepala
secara spontan tanpa gangguan, menangis kuat, nafas secara spontan dan
teratur,berat badan antara 2500-4000 gram serta harus dapat melakukan
penyesuaian diri dari kehidupan ekstrauteri.
2. Tahapan Bayi Baru Lahir
a. Tahap I terjadi segera setelah lahir ,selama menit –menit pertama kelahiran. Pada
tahap ini digunakan system scoring apgar untuk fisik dan scoring gray untuk interaksi
bayi dan ibu.
b. Tahap II disebut tahap transisional reaktivitas .Pada tahan II dilakukan pengkajian
selama 24 jam pertama terhadap adannya perubahan perilaku.
c. Tahap III disebut tahap periodik, pengkajian dilakukan setelah 24 jam pertama yang
meliputi pemeriksaan seluruh tubuh.
3. Tujuan Perawatan Pada Bayi Baru Lahir
Periode pascapartum awal
a. Mencapai dan mempertahankan jalan nafas dan mendukung pernafasan.
b. Mempertahankan kehangatan dan mecegah hipotermi
c. Memastikan keamanan dan mencegah cedera atau infeksi
d. Megidentifikasi masalah-masalah actual atau potensial yang memerlukan perhatian
segera.
Perawatan Lanjutan
a. Melanjutkan perlindungan dan cedera atau infeksi dan mngidentifikasi masalah-
masalah actual dan potensial yang memerlukan perhatian.
b. Memfasilitasi terbinanya hubungan dekat orang tua-bayi
c. Memberikan informasi kepada orang tua tentang perawatan bayi baru lahir
d. Membantu orang tua dalam mengembangkan sikap sehat tentng praktik
membesarkan anak
4. Adaptasi / Perubahan Fisiologi Pada BBL
a. Perubahan system pernafasan / respirasi
b. Perubahan pada system peredaran darah
c. Pengaturan suhu
d. Metabolisme Glukosa
e. Perubahan system gastrointestinal
f. System kekebalan tubuh/imun
5. Bayi baru lahir sangat rentan terhadap infeksi yang disebabkan oleh paparan atau
kontaminasi mikroorganisme selama proses persalinan berlangsung maupun
beberapa saat setelah lahir
6. Inisiasi Menyusu Dini (IMD) adalah proses membiarkan bayi menyusu sendiri segera
setelah lahiran
B. Saran
Jika dalam penulisan makalah ini terdapat kekurangn dan kesalahan,kami
mohonmaaf. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun agar kami dapat membuat makalah yang lebih baik dikemudian hari.