Anda di halaman 1dari 44

MAKALAH KEHAMILAN NORMAL

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG

Kehamilan merupakan suatu proses yang dialami oleh seluruh wanita di dunia. Dalam
melewati proses kehamilan seorang wanita harus mendapat penatalaksanaan yang benar.Ini
terbukti dengan angka kematian yang tinggi di negara Indonesia. Dengan keadaan tersebut
memberi support dan memacu untuk memberikan penatalaksanaan yang benar saat
kehamilan.
Dengan demikian penulis ingin mempelajari lebih lanjut dalam management
kebidanan pada ibu hamil normal sehingga dapat:
1. Menjaga kesehatan ibu dan bayi
2. Melaksanakan asuhan yang komprehensif, mendeteksi masalah, mengobat dan merujuk bila
terjadi komplikasi.
3. Memberi pendidikan kesehatan pada ibu tentang perawatan kesehatan diri dan nutrisi selama
hamil.
Berbagai macam kesulitan dalam proses kehamilan dapat dialami para wanita yang
telah menikah. Namun, dengan proses pengobatan yang dilakukan oleh dokter saat ini bisa
meminimalisir berbagai macam penyakit tersebut. Kehamilan ektopik diartikan sebagai
kehamilan di luar rongga rahim atau kehamilan di dalam rahim yang bukan pada tempat
seharusnya
Ibu yang melahirkan bayi kembar akan lebih banyak membutuhkan dukungan, baik itu
secara lahiriah maupun jasmaniah. Kehamilan kembar memang beresiko terhadap persalinan
yang lebih besar dibanding kehamilan tunggal.Meskipun dengan kemajuan terkini pelayanan
obstetrik, mortalitas perinatal pada kehamilan kembar mencapai 4-6 kali lebih tinggi dan
morbiditas neonatal dua kali lebih tinggi dibandingkan dengan kehamilan tunggal.

1.2 TUJUAN

Tujuan penulisan makalah ini adalah:


 Agar mahasiswi dapat mengetahui dan memahami tanda dan gejala kehamilan ektopik
 Dapat mengetahui cara-cara penanganan kehamilan ektopik
 Untuk mengatahui sebab dan faktor pencetusnya.
 Untuk menambah wawasan pengetahuan mengenai kehamilan
 Mampu mengidentifikasi masalah & diagnose mengenai kehamilan

1.3 MANFAAT

1. Bagi tenaga kesehatan


Menambah pengetahuan tenaga kesehatan tentang asuhan kebidanan ibu
hamil.
2. Bagi institusi pendidikan .
Sebagai dokumen dan bahan dalam penelitian selanjutnya
3. Bagi penulis.
Menambah wawasan dan pengetahuan yang lebih luas tentang asuhan
kebidanan ibu hamil serta sebagai penerapan ilmu yang didapat selama
perkuliahan.

BAB II
KEHAMILAN NORMAL

2.1 DEFENISI KEHAMILAN

Kehamilan adalah suatu masa yang dimulai dari bersatunya sel sperma dengan sel
telur(konsepsi) sampai lahirnya janin tersebut. Lama kehamilan itu sendiri adalah : 280 hari
atau 40 minggu.
Kehamilan dibagi tri wulan atau trimester
1. kehamilan tri wulan 1 antara 0 – 12 minngu
2. kehamilan tri wulan II antara 12 – 28 minng
3. kehamilan tri wulan III antara 28 – 40 minggu

2.2 MACAM-MACAM KEHAMILAN

 Intra uteri adalah kehamilan secara umum yaitu kehamilan yang pertembuhan embrio / janin
berada di dalam uteri(rahim).
 Extra uteri adalah kehamilah yang perkembanganny janinnya berada diluar uteri atau rahim,
disaluran tuba falopii.kehamilan ini biasa kita kenal dengan” hamil diluar
kandungan”.Kehamilan ini tidak mungkin berkembang dan berlanjut.karena akan
membahayakan ibu serta janinnnya.Dan janin tidak mungkin hidup lebih lama lagi sebab
ruang hidupnya seharusnya berada dirahim,bukan disaluran tuba falopii,sehingga kehamilan
ini menyebabkan kematian janin.

2.3 JUMLAH KEHAMILAN


1. kehamilan tunggal dengan jumlah janin dalam uteri adalah hanya satu atau tunggal,
kehamilan ini berawal dari konsepsi satu ovum dan satu sel sperma saja
2. Kehamilan gemeli adalah kehamilan ganda ataukembar yaitu hamil dengan dua janin tunggal
atau lebih dua uteri
2.4 FREKUENSI KEHAMILAN
1. Primigravida adalah seorang wanita yang pernah melahirkan bayi hidup untuk pertama kali
atau seorang wanita yang hamil untuk pertama kali
2. Multigravida adalah wanita yang pernah melahirkan bayi viable beberapa kali (sampai 5 kali)
3. Grandegravida adalah wanita yang telah melahirkan bayi sebanyak 6 kali atau lebih, hidup
atau mati

2.5 DIAGNOSIS KEHAMILAN


Kategori Gambaran Kehamilan normal Ibu sehat. Tidak ada riwayat obstetri buruk ukuran
uterus sama/sesuai usia kehamilan. Pemeriksaan fisik dan laboratorium normal.
Kehamilan dengan masalah khusus Seperti masalah keluarga atau psikososial,kekerasan dalam
rumah tangga dasn kebutuhan finalsial.
Kehamilan dengan masalah kesehatan yang membutuhkan rujukan untuk konsultasi dan atau
kerja sama penangannya. Seperti : hipertensi,animia berat,preeklamsia,pertumbuhan janin
terhambat,infeksi saluran kemih,penyakit kelamin,dan kondisi lain lain yang dapat memburuk selama
kehamilan.
Kehamilan dengan kondisi kegawatdaruratan yang membutuhkan rujukan segera Seperti:
perdarahan,eklamsia,ketuban pecah dini,atau kondisi kondisi kegawat daruratan lain pada ibu dan
bayi. Lama kehamilan berlangsung sampai persalinan aterm sekitar 280 hari sampai 300
hari, dengan perhitungan sebagai berikut :
1. Kehamilan sampai 28 minggu dengan berat janin 1000 gram bila berakhir disebut keguguran.
2. Kehamilan sampai 29 minggu sampai 36 minggu bila terjadi persalinan disebutprematuritas
3. Kehamilan berumur 37 minggu sampai 42 minggu disebut aterm
4. Kehamilan melebihi 42 minggu disebut kehamilan lewat waktu atau post datism
(serotinus)
Kehamilan dibagi menjadi 3 triwulan yaitu :
a. Triwulan pertama 0 sampai 12 minggu
b. Triwulan kedua 13 sampai 28 minggu.
c. Triwulan ketiga 29 sampai 42 minggu
Untuk dapat menegakkan kehamilan ditetapkan dengan melakukan penilaian terhadap
beerapa tanda dan gejala hamil.Tanda-tanda dugaan hamil
1. Amenorea (tidak dapat bulan)
2. Mual (narseao dan muntah lemesis)
3. Ngidam
4. Sinkope atau pingsan
5. Payudara tegang
6. Sering miksi
7. Konstipasi kulit
8. Pigmentasi kulit
Sekitar pipi disebut cloasma gravidarum.Dinding perut : strie livid, linea alba semakin
hitam, strie nigra. Sekitar payudara : hyperpigmentasi areola mamae, putting susu makin menonjol,
kelenjar montgomeri menonjol, pembuluh darah manifes sekitar
paudara. Darah manifes sekitar payudara. Epulis : hipertropi gusi yang dapat terjadi bila hamil.
Varices / penampakan pembuluh darah vena
2.6 PERAWATAN PADA KEHAMILAN NORMAL
Setiap wanita hamil menghadapi resiko komplikasi yang dapat mengancam
jiwanya, oleh karena itu setiap wanita hamil memerlukan sedikitnya empat kali
kunjungan selama periode antenatal yaitu :
a. 1 kali kunjungan antenatal selama trismester pertama (sebelum 14 minggu)
b. 1 kali kunjungan selama trismester kedua (antara 14 – 28 minggu)
c. 2 kali kunjungan selama trismester ketiga (antaa 28 – 36 minggu dan sesudah minggu ke 36
pada setip kali kunjungan antenatal tersebut perlu didapatkan informasi yang sangat penting,
uraian dibawah ini menekankan garis-garis besarnya.
Kunjungan :Trimester pertama Waktu :Sebelum minggu ke 14
Informasi penting :
 Membangun hubungan saling percaya antara petugas kesehatan dan ibu
hamil
 Mendeteksi masalah dan menanganinya
 Melakukan tindakan pencegahan seperti tetanus neonatorum, anemia zat
besi, epnggunaan praktek tradisional yang merugikan.
 Memulai persiapan kelahiran bayi dan kesiapan untuk menghadapi
komplikasi
 Mendorong perilaku yang sehat (gusi, latihan dan kebersihan, istirahat dan
lain sebagainya).
Kunjungan :Trimester kedua Waktu sebelum minggu ke-28. Informasi penting. Sama
seperti diatas, ditambah kewaspadaan khusus mengenai preeklampsi. Hanya ibu tentang
gejala preeklampsi, pantau tekanan darah, evaluasi edemapemeriksa untuk mengetahui
proteinuria).
Kunjungan : Trimester ketiga Waktu : sebelum 36 minggu. Informasi penting Sama
seperti di atas, ditambah abdomen untuk mengetahui apakah ada
kehamilan ganda.
Kunjungan : trimester ketiga Waktu : setelah 36 minggu. Informasi penting Sama
seperti di atas ditambah deteksi bayi yang tidak normal, atau kondisi lain yang memerlukan
kelahiran di rumah sakit.
makalah asuhan kebidana pada ibu hamil

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kehamilan adalah peristiwa alamiah, yang akan dialami oleh seluruh ibu
yang mengharapkan anak. Namun demikian setiap kehamilan perlu perhatian
khusus, untuk mencegah dan mengetahui penyakit-penyakit yang dijumpai pada
persalinan, baik penyakit komplikasi dan lain-lain.
Pada umumnya kehamilan berkembang dengan normal dan menghasilkan
kehamilan sesuai dengan yang diharapkan. Oleh karena itu pelayanan antenatal
care merupakan cara penting untuk memonitor dan mendukung kesehatan ibu
hamil dan mendeteksi adanya kehamilan resiko tinggi. Dengan adanya antenatal
care sebagai deteksi dini adanya kehamilan yang beresiko tinngi sebagai salah
satu penyebab kematian ibu hamil, sehingga antenatal care diharapkan dapat
mengurangi angka kematian ibu.

Ibu hamil tersebut harus sering dikunjungi jika terdapat masalah dan
hendaknya disarankan untuk menemui petugas kesehatan bila merasakan
tanda-tanda kehamilan. Untuk itu ibu hamil terutama trimester ini untuk lebih
sering memeriksakan diri sejak dini dengan tujuan untuk mengurangi penyulit
saat inpartu.

Untuk itulah tenaga kesehatan dituntut untuk memberikan pelayanan


obstetrik dan neonatal, khususnya bidan harus mampu dan teerampil
memeberikan pelayanan sesuai dengan standart yang diterapkan.

1.2. Tujuan Penulisan

1.2.1. Tujuan Umum

Untuk menyelesaikan tugas makalah yang diberikan dan untuk


melaksanakan asuhan kebidanan langsung kepada pasien secara optimal dan
mental ibu dan anak selama dalam kehamilan, persalinan, sehingga didapat ibu
dan anak yang sehat.

1.2.2. Tujuan Khusus

Menetapkan dan mengembangkan pola pikir secara ilmiah kedalam


proses asuhan kebidanan serta mendapatkan pengalaman dalam melaksanakan
asuhan kebidanan penulis diharapkan mampu :

1. Melaksanakan pengkajian data.

2. Mengidentifikasi diagnosa, masalah dan kebutuhan.

3. Menentukan antisispasi masalah potensial.

4. Mengidentifikasi kebutuhan segera

5. Menyusun rencana asuhan kebidanan sesuai dengan prioritas masalah.

6. Melaksanakan rencana asuhan dengan masalah.


7. Mengevaluasi keefektifan asuhan kebidanan yang telah dilaksanakan.

1.3. Manfaat Penulisan

1.3.1. Bagi Penulis

Dapat menerapkan ilmu yang telah diperoleh serta mendapatkan


pengalaman dalam melaksanakan asuhan kebidanan secara langsung pada ibu
sehingga dapat digunakan sebagai berkas penulis didalam melaksanakan tugas
sebagai bidan.

1.3.2. Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai tambahan sumber kepustakaan dan perbandingan pada aasuhan


kebidanan pada ibu hamil fisiologis.

1.3.3. Bagi Klien dan Keluarga

Agar klien mengetahui dan memahami perubahan fisiologis yang terjadi


pada kehamilan secara fisiologis maupun psikologis serta masalah pada
kehamilan sehingga timbul kesadaran bagi klien untuk memperhatikan
kehamilannya.

1.3.4. Bagi lahan Praktek

Hasil penulisan dapat memberikan masukan terhadap tenaga kesehatan


untuk lebih meningkatkan pelayanan kesehatan bagi masyarakat dan selalu
menjaga mutu pelayanan.

1.3.5. Bagi Masyarakat

Merupakan informasi kepada masyarakat tentang perubahan fisiologi


yang terjadi pada kehamilan baik secara biologis dan psikologis serta masalah
pada kehamilan.
BAB II

TINJAUAN TEORITIS

2.1 Definisi

Pada umumnya kehamilan berkembang secara normal dan


mengshasilkan kelahiran bayi sehat cukup bulan melalui jalan lahir, namun ini
tidak sesuai dengan yang diinginkan. Sulit sekali diketahui sebelumnya bahwa
kehamilan akan menjadi masalah, oleh karena itu asuhan antenatal merupakan
cara penting untuk memperhatikan ibu dan kehamilannya.

Kehamilan dan persalinan merupakan proses alamiah (normal) dan bukan


patologis. Tetapi kondisi normal dapat menjadi patologis/abnormal. Masa hamil
berlangsung 280 hari atau 40 minggu. Setiap perempuan berkepribadian unik
dan kehamilan unik pula, dimana terdiri atas Bio, Psikologis, Social, yang
berbeda pula, sehingga dalam memperlakukan pasien satu dengan yang lainnya
juga berbeda dan tidak boleh disamakan.

Ditinjau dari tuanya kehamilan, kehamilan dibagi menjadi 3 bagian yaitu:

1. Kehamilan triwulan pertama (antara 0 sampai 12 minggu).

2. Kehamilan triwulan kedua (antara 12 sampai 28 minggu).

3. Kehamilan triwulan ketiga/terakhir (antara 28 sampai 40 minggu).

Dimana setiap trimester memiliki ciri khas tertentu. Dikatakan masa


kehamilan dimulai dari masa konsepsi, pertemuan sel sperma dan sel telur,
pembuahan, nidasi, sampai membentuk janin dan terbentuknya seluruh tubuh
janin sehingga saatnya melahirkan.

Pada masa hamil lah terjadinya banyak perubahan pada tubuh ibu
misalnya, rahim membesar karna pertumbuhan janin yang semakin berkembang.
Dinding perut semakin melebah mengikuti pertumbuhan janin, payudara
membesar dan tenggang karena produksi ASI.

Kehamilan yang sehat akan menghasilkan bayi yang sehat, dan ibu
melahirkan selamat.

2.2. Diagnosa Kehamilan

Kehamilan ditegakkan berdasarkan : gejala dan tanda tertentu yang


diperoleh melalui riwayat dan ditemukan pada pemeriksaan serta hasil
laboratorium.

2.2.1. Tanda Dugaan Hamil

a) Amenorea (tidak datng haid).

b) Payudara tegang

c) Mengidam (ingin makanan khusus)

d) Mual muntah pagi hari (morning sickness)

e) Hipersalivasi

f) Konstipasi

g) Pigmentasi kulit

2.2.2. Tanda Kemungkinan Hamil

a) Pembesaran rahim dan perut

b) Pada pemeriksaan dijumpai

− Tanda hegar

− Tanda chadwik

− Tanda discasek

− Teraba ballotement

c) Reaksi pemeriksaan kehamilan positif

2.2.3. Tanda Pasti Hamil

a) Gerakan janin dalam rahim terasa, dan teraba bagian janin.


b) Pemeriksaan USG

c) Terdenagr denyut jantung janin.

2.3. Tahap Perubahan dan Perkembangan Janin, Serta Perubahan


Terhadap Maternal

2.3.1. Perubahan dan Perkembangan Janin

0-4 Minggu

Pada minggu-minggu awal ini, janin memiliki panjang tubuh kurang lebih
2 mm. Perkembangannya juga ditandai dengan munculnya cikal bakal otak, sum
sum tulanh belakang yang masih sederhana, dan tanda- tanda wajah yang akan
terbentuk.

4-8 Minggu

Ketika usia kehamilan mulai mencapai usia 4 minggu, jantung janin


mulai berdetak, dan semua organ tubuh lainnya mulai terbentuk. Muncul
tulangh-tulang belakang wajah, mata, kaki dan tangan.

8-12 Minggu

Saat memasuki minggu-minggu ini, organ-organ tubuh utama janin telah


terbentuk. Kepalanya berukuran lebih besar daripada badannya, sehingga dapat
menampung otak yang terus berkembang dengan pesat. Dan memilliki dagu,
hidung, dan kelopak mata yang jelas. Di dalam rahim, janin mulai diliputi cairan
ketuban dan dapt melakukan aktifitas seperti menendang dengan lembut.
Organ-organ utama janin kini telah terbentuk.

12-16 Minggu

Paru-paru janin mulai berkembang dan detak jantungnya apat


didengarkan melalui ultrasonografi (USG). Wajahnya mulai dapat menunjukan
ekspresi tertentu dan mulai tumbuh alis dan bulu mata. Kemudia janin sudah
mulai dapat memutar kepalanya dan membuka mulut. Rambutnay muali tumbuh
kasar dan berwarna.

16-20 Minggu

Janin mulai bereaksi terhadap suara ibunya. Akar-akar gigi tetap telah
muncul dibelakang gigi susu. Tubuhnya ditumbuhi rambut halus yang disebut
lanugo. Janin bisa menghisap jempol dan bereaksi terhadap suara ibunya. Ujung-
ujung indra pengecap mulai berkembang dan bisa membedakan rasa manis dan
pahit dan sidik jari mulai tampak.
20-24 Minggu

Pada sat ini ternyata besar tubuh janin mulai sebanding dengan badanya.
Alat kelaminnya mulai terbentuk, cuping hidungnya muli terbuka, dan mulai
melakukan gerakan pernafassan. Pusat-pusat tulangntya pun mulai mengeras.
Selain itu, Kini ia mulai memiliki waktu-waktu tertentu untuk tidur.

24-28 Minngu

Di bawah kulit, lemak sudah mulai menumpuk, sedangkan dikulit


kepalanya rambut mulai bertumbuhan, kelompok matanya membuka, dan
otaknya mulai aktif. Janin dapat mendengar, baik suara dari dalam maupun dari
luar (lingkungan). Janin dapat menegnali suara ibunya dan detak jantungnya
bertambah cepat jika ibunya berbicara. Atau boleh dikatakan pada masa ini
merupakan masa-mas bagi sang janin mempersiapkan dirinmenghadapi hari
kelahirannya.

28-36 Minggu

Walaupun gerakannya sudah mulai terbatas karna beratnya yang


semakin bertambah, namun matanya sudah mulai bisa berkedip bila melihat
cahaya melalui dinding perut ibunya, kepalanya sudah mulai mengarah ke
bawah. Paru-parunya belum sempurna.

38 Minggu

Kepalanya sudah berada pada rongga panggul, seolah-olah


mempersiapkan diri bagi kelahirannya kedunia. Ia kerap berlatih bernapas,
menghisap dan menelan. Rambut-rambut halus di sekujur tubuhnya mulai
menghilang. Ususnya terisi mekonium (tinja pada bayi baru lahir) yang biasanya
akan dikeluarkan dua hari setelah lahir. Sat ini persalinan sudah amat dekat dan
bisa terjaid kapan saja.

2.3.3. Perubahan Terhadap Maternal

Suatu kehamilan normal biasanya berlangsung 280 hari, selama ini


terjadi perubahan yang menakjubkan baik pada ibu maupun janin. Janin
berkembang dari 2 sel ke satu bentuk yang akan mampu hidup di luar uterus.

Adapun perubahan yang terjaid ada 3 bagian, yaitu :

a. Trimester pertama minggu ke 1-14/ bulan 1-3

Ibu terlambat menstruasi, payudara menbjadi nyeri dan membesar, kelelahan,


dan ibu akan mengalami dua gejala terakhir selama 3 bulan berikutnya yaitu
morning sickness atau mual muntah yang biasanya dimulai sekitar 8 minggu dan
mungkin berkhir sampai 12 minggu.

b. Trimester kedua minggu 16-24/ bulan 4-6


Fundus berada ditengah antara simpisis dan pusat, sekris vagina meningkat
tetapi tetap normal juka tidak gatal, iritasi dan berbau, bulan ke 5 TFU 3 jari
dibawah pusat, payudara melai sekresi kolostrum, kantungketuban menampung
400 ml cairan. Bulan ke 6 fundus sudah diatas pusat, sakit punggung dan kram
pada kaki mungkin melai terjadi, mengalami gatal-gatal pada abdomen karrena
uterus dan kulit merenggang.

c. Trimester keiga minngu ke 28-36/ bulan 7-9

Fundus berada di pertengahan antara pusat dan PX, hemoroid mungkin terjadi,
pernapasan dada berganti menjadi npenapasan perut, mungkin ibu lelah
menjalani kehamilannya dan ingin sekali menjadi ibu, ibu juga sulit tidur. Bulan
kesembilan, penurunan kepala ke panggul ibu/kepala masuk PAP, sakit punggung
dan sering kencing, barxton Hik meningkat karna serviks dan segmen bawah
rahim disiapkan.

2.4. Perubahan Psikologis Pada ibu hamil

1. Trimester Pertama

Segera setelah, konsepsi kadar hormon progesteron dan ertrogrn dalam tubuh
akan meningkat dan ini menyebabkan timbulkan mual muntah pada pagi hari,
lemah, lelah dan besarnya payudara, bu merasa tiak sehat dan sering kali
membenci kehamilannya, pada trimester pertama seorang ibu akan selau
mencari tanda-tanda untuk lebh meyakinkan bahwa dirinya memang hamil.

2. Trimester Kedua

Pada trimester kedua biasanya adalah saat ibu merasa sehat, ibu sudah terbiasa
dengan kadar hormon yang lebih tinng dan rasa tidak nyaman karena hamil
sudah berkurang, perut ibu belum teralu besar sehingga belum dirasakan
sebagai beban, ibu sudah menerima kehamilannya dan mulai dapat merasakan
gerakan bayinya, dan ibu mulai merasakan kehadiran bayinya, banyak ibu
terlepas dari rasa kecemasan dan rasa tidak nyaman seperti yang dirasakannya
pada trimester pertama.

3. Trimester ketiga

Trimester ketiga sering kali disebut periode menggu atau waspada sebab pada
saat itu ibu merasa tidak sabar menunggu kelahiran bayinya. Gerakan bayi dan
membesarnya perut merupakan 2 hal yang mengingatkan ibu akan bayinya.
Kadang-kadang ibu merasa khawatir bahwa bayinya akan lahir sewaktu-waktu,
ini menyebabkan ibu meninggkatkankewaspadaan akan timbulnya tanda dan
gejala akan terjadi persalinan, ibu sering kali mersa khawatir atau kalau bayi
yang akan dilahirkannya tidak normal.
2.5. Nasihat-nasihat Untuk Ibu Hamil

Diet dan Pengawasab Berat Badan

Wanita hamil dan menyusui harus betul-betul mendapat perhatian susunan


dietnya, terutama mengenai jumlah kalori, ptotein yang berguna untuk
pertumbuhan janin dan kesehatan ibu. Kekurangan nutrisi dapat menyebabkan
anemia, abortus, perdarahan pasca persalinan dan sebagainya. Sedangkan
makanan berlebihan karna dianggap untuk 2 orang (ibu dan janin), dapat
mengakibatkan komplikasi-komplikasi seperti gemuk, pre-eklamsi, janin besar
dan sebagainya. Anjurkan wanita tersebut makan seccukupnya saja. Bahan
makanan tak perlu mahal, akan tetapi cupup mengandung protein baik hewani
maupun nabati. Seperti diketahui, kebutuhan akan gizi selama kehaminan
meningkat. Adapun kebutuhan ini dipergunakan untuk pertumbuhan plasenta,
perumbuhan voluma darah, mamae membesar dan metabolisme basal yang
meningkat. Sebagi pengawasan akan keculupan gizi ini dapat dipai kenaikan
berat badan wanita himil tersebut. Kenaiksn berat badan wanita hamil rata-rata
6.5 kg sampai b16 kg.

Merokok

Merokok adalah kebiasaan yang dilarang keras, baik pada saat hamil maupun
tidak hamil dan baik merokok secara katif maupun pasif. Adalah kenyataan
bahwa wanita-wanita yang terlalu banyak merokok melahirkan anak yang lebih
kecil, atau mudah mengalami abortus dan partus prematurus. Maka dari itu,
sbeiknya wanita hamil dilarang merokok.

Obat-obatan

Jangan memberikan obat yang tidak perku benar, terutama pada trimesdter
pertama dan kedua kehamilan. Ada obat yang teratogenik sehingga dapat
meenimbulkan kelainan teratogenig pada janin, misalnya thalidomid, yang
sekarang telah dicabut dalam peredaran.

Kebersihan dan Pakaian


Kebersihan harus selalu dijaga pada masa kehamilan. Mandi diperlukan untuk
kebersihan atau hygiene terutama perawwatan kulit, karena fungsi ekskresi dan
keringat bertambah. Dianjurkan menggunakan sabun yang lembut/ringan. Mandi
berendam tidak dianjurkan. Baju hendaknya yang longgar dan mudah dipakai.
Sepatu atau alas kaki lain dengan tumit tinggi hendaknya jangan dipakai, oleh
karena itu tempat titik berat wanita hamil berubah, sehingga mudah tergelincir
dan terjatuh.

Koitus

Bila dalam anamnesa ada abortus sebelum kehamilan yang sekarang, sebaiknya
koitus ditunda sampai kehamilan 16 minggu. Pada waktu itu plasenta sudah
terbentuk, serta kemungkinan abortus menjadi lebih kecil. Pada umumnya koitus
memang diperbolehkan pada kehamilan jika dilakukan dengan hati-hati. Pada
akhir kehamilan, jika kepala sudah masuk PAP, koitus sebaiknya dihentikan
karena dapat menimbulkan perasaan sakit dan perdarahan.

Perawatan Gigi

Pada trimester pertama wanita hamil mengalami enek dan muntah (morning
sickness). Keadaan ini menyebabkan perawwatan gigi tidak diperhatikan dengan
baik, sehingga tumbuh karies, ginggivitis, dan sebagainya. Bila kerusakan gigi ini
tidak diperhatikan dengan baik, hal itu dapat mengakibatkan komplikasi, seperti
nefritis oleh karena rongga mulut. Misalnya, pulpitis, yang telah menahun, dapat
menjadi sarang infeksi yang dapat menyebar kemana-mana. Maka dari itu bila
keadaan memungkinkan, tiap hamil harus memeriksakan gignya secara teratur
sewaktu hamil.

Imunisasi

Tiap wanita hamil yang akan berpergian keluar negri dan di dalam negri
dibolehkan mengambil bvaksinasi ulangan terhadap cacar, colera dan tifus.
Dahulu di indonesia pencacaran merupakan suatu keharusan, maka untuk
wanita hamil opencacaran merupakan pencacaran ulang yang tidak
membahayakan. Tapi bila ada wabah, maka pencacaran walaupun untuk
pertama kali tetap dilkukan untuk melindungi ibu dan janin. Virus vaksin dapat
melewati plasenta dan dapat menyebabkan kerusakan-kerusakan pada macam-
macam alat dan plasenta. Biasanya infeksi transplasenta hanya terjadi pada
wanita hamil yang baru pertama kali dicacar. Maka dari itu dianjurkan untuk
pencacaran pertama sebaiknya dilakukan sebelum tua kehamilan melewati 20
minggu. Untuk melindungi janin yang akan dilahirkan terhadap tetanus
neonatorium dewas ini dianjurkan untuk diberikan toxoid tetanus pada ibu hamil.

Perawatan Payudara

Per4awatan payudara merupakan sumber air susu yang akan menjadi makanan
utama bagi bayi, karena itu, jauh sebelumnya harus sudah dirawat. Kutang yang
dipakai harus sesuai dengan besarnya payudara, yang sifatnya harus
menyokong payudara dari bawah, bukan menekan dari depan. Dua bulan sekali
dilakukan massage, kolostrum dikeluarkan untuk mencegah putingg susu kering
dan mudah pecah, maka putting susu dab aerola payudara dirawat baik-baik
dengan cara dibersihkan menggunakan air sabun atau biocream bila putingg sus
masuk kedalam perbaiki dengan cara menarik-narik keluar.

Posisi Meneran

Seorang bidan hendaknya membiarkan ibu bersalin atau melahitkan memilih


posisi melahirkan yang diinginkan dan bukan berdasarkan keinginkan bidanya
sendiri. Dengan kebebasan untuk menentukan posisi yang dipilihnya, ibu akan
merasa aman.

Berdasarkan penelitian pilihan posisi berdasarkan keinginan ibu :

 Memberi banyak manfaat

 Sedikit rasa sakit dan ketidaknyamanan

 Kala II persalinan dapat menjadi lebih sedikit

 Lebih membantu dalam meneran

 Nilai APGAR lebih baik.

Posisi untuk meneran :

 Posisi berjongkok, berlutut, merangkak

 Posisi jongkok/ setengah jongkok

 Posisi merangkak

 Posisi mereng ke samping


 Posisi berdiri

Cara Mengedan

Mengedan baru boleh dilakukan setelah pembukaan lengkap, yaitu mulut rahim
sudah membuka kira-kira 10 cm. Jika para calon ibu mengedan sebelum
pembukaan lengkap, bisa-bisa mulut rahim pembengkakan dan bisa
menghambat proses pembukaan dan berujung pada lamanya proses persalinan.
Juga agar ibu tidak tidak kehabisan tenaga karena tidak kelelahan pada waktu
tiba sebenarnya untuk waktu para ibu harus menarik nafas panjang untuk
menghindari rasa ingin mengedan dan mengurangi rasa nyeri kontraksi.

2.6. Pemeriksaan Kehamilan (ANC)

ANC adalah pemeriksaan / pengawasan antenatal adalah periksaan


kehamilan untuk mengoptimalisasi kesehatan mental dan fisik ibu hamil,
sehingga, mampu menghadapi persalinan, nifas, persiapkan pemberian ASI, dan
kehamilan kesehatan reproduksi secara wajar.

Tujuan utama ANC adalah menurunkan/ mencegahan kesakitan dan


kematian maternal dan perinatal.

Sedang tujuan Khusus ANC adalah:

1. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tubuh


kembang bayi

2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik dan mental dan sosial ibu

3. Mengenal secara dini adanya, ketidak normalan, komplikasi yang mungkin


terjadi selama hamil termasuk riwayat penyakit secara, umum, kebidanan, dan
pembedahan.

4. Mempersiapkan kehamilan cukup bulan, melahirkan dengan selamat ibu dan


bayinya dengan trauma semenimal mungkin

5. Mempersiapkan ibu agar semasa nifas berjalan normal dan pemberian ASI
eksklusif.

6. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima, kelahiran bayi agar
dapat tumbuh kembang secara optimal.

Kunjungan ANC sebaiknya dilakukan paling sedikit 4 kali selama kehamilan


yaitu :
Satu kali pada trimester 1

Satu kali pada trimester II

Dua kali pada trimester III

Pemeriksaan pertama, dilakukan segera setelah ketahui terlambat haid,


Kunjungan ANC yang saint adalah:

- setiap bulan sampai kehamilan 28 munggu

- setiap 2 minggu sampai umur kehamilan 32 minggu

- setiap 1 minggu sejak kehamiilan 32 minggu sampai terjadi kehamilan.

- pemeriksaan khusus jika ada keluhan tertentu

Pelayanan Asuhan Standar Minimal “7T”

Timbang berat badan

1. Tekanan darah

2. Tinggu fundus uteri (TFU)

3. TT lengkap imunisasi

4. Tablet Fe minimal 90 paper selama kehamilan

5. Tengok / periksa ibu hamil dari ujung rambut sampai ujung kaki

6. Tanya (temu wicara) dalam rangka persiapan rujukan

2.6.1 Standar Pelayanan Ante Natal Care (ANC)

Standar 1 : Metode Asuahan,

Asuahan kebidanan dilakukan dengan metode manajamen, kebidanan


dengan langkah : Pengumpulan data dan analisis data, penentuan diagnosa
perencananevaluasi dan dokumentasi.

Standar 2: Pengkajian

Pengumpulan data tentang status kesehatan klien di lakukan sacara


sistematis berkisinambungan. Data yang dioeroleh dicatat dan dianalisis.
Standar 3 : Identifikasi ibu hamil

Bidan memlakukan kunjungan rumah dan berintraksi dengan masyarakat


secara berkala untuk memberikan penyuluhan dan memotipasi ibu , suami dan
anggota keluarganya agar mendorong ibu untuk memeriksakan kehamilannya
sejak dini dan teratur.

Standar 4 : Pemeriksaan dan Pemantauan Antenatal

Bidan memeberi sedikitnya 4x pelayanan antenatal. Pemeriksaan meliputi


anamnesis dan pemantauan ibu dan janin dengan seksama untuk menilai
apakah pembengkakan berlangsung normal. Bidan juga harus mengenal
kehamilan risti/ kelainan, khususnya anemia, kurang gizi, hipertensi, PMS,
(Penyakit Menular Seksual) / infeksi HIV (Human Imumuno Deficiency Virus) ;
memberikan pelayanan imunisasi , nasehat dan penyuluhan kesehatan serta
tugas terkait lainnya yang diberikan oleh puskesmas, mereka harus mencatat
data yang tepat pada setiap kunjungan. Bila ditemukan kelainan, mereka harus
mampu megambil tindakan yang diperlikan dan merujuknya untuk tindakan
selanjutnya.

Standar 5 : Palpasi Abdomenal

Bidan melakukan pemeriksaan abdomenal secara seksama dan melakukan


abdominal secara seksama dan melakukan palpasi untuk pemeriksaan usia
kehamilan; serta bila umur kehamilan bertambah memeriksa posisi, bagian
terendah janin kedalam rongga panggul, untuk mencari kelainan, serta
melakukan rujukan tetap waktu.

Standar 6 : Pengelolaan Anemia pada Kehamilan

Bidan melakukan tindakan pencegahan, penemuan, penanganan dan / atau


rujukan semua khasus anemia pada kehamilan sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.

Standar 7 : Pengelolaan Dini Hipertensi pada Kehamilan

Bidana menemukan secara dini setiap kenaikan tekanan darah pada


kehamilan dan mengenali tanda serta gejala preeklamsi lainnya, serta
mengambil tindakan yang tepat dan merujuknya.

Standar 8 : Pemeriksaan Persalinan

Bidan memberipat kepadakan saran yang tepat pada ibu hamil, suami serta
keluarganya pada trimester ke tiga, untuk memastikan bahwa persiapan
persalinan yang bersih dan aman suasana yang menyengkan akan direncanakan
dengan baik, disamping persiapan transportasi dan biaya untuk merujuk, bila
tiba-tiba terjadi keadaan gawat darurat, Bidan hendaknya melakukan kunjungan
rumah untuk hal ini.
2.6.2 Penatalaksanaa Ante Natal Care (ANC)

Timbang berat badan

Ukuran berat badan kg tanpa sepatu dan memakai yang seringan-ringannya.


Berat badan kurang dari 45 kg pada trimester III dinyatakan ibu kurus
kemungkinan melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah. Ukur tekanan
darah.

Ukur (Tinggi) Fundus Uteri

Pemeriksaan abdominal secara seksama dan melakukan palpasi untuk


memperkirakan usia kehamilan; serta bila umur kehamilan bertambah,
memeriksa posisi, bagian terendah janin dan masuknya kepala janin kedalam
rongga panggul, untuk mencari kelainan serta melakukan rujukan tepat waktu.

Pemberian imunisasi TT lengkap

Untuk mencegah tetanus neonatorum,

2.6.3 Kunjungan Antenatal Care

Kunjungan antenatal sebauknya di lakukan 4 kali selama kehamilan


(Saifuddin,2006) yaitu:

1. Satu kali trimester pertama

2. Satu kali trimester kedua

3. Dua kali trimester ke tiga

2.6.4 Kriteria Keteraturan ANC

a. Pemeriksaan kehamilan dilakukan berulang-ulang dengan ketentuan sebagai


berikut:

 Pemeriksaan pertama kali yng ideal sedini mungkin ketika haid nya terlambat
satu bulan

 Periksa ulang 1 x sebelum sampai kehamilan 7 bulan

 Periksa ulang 2 x sebulan sampai kehamilan 9 bulan

 Pemeriksa ulang setiap minggu sesudah kehamilan 9 bulan

 Periksa khusus bila ada keluhan-keluhan


b. Berdasarkan keterangan di atas dapat di simpulkan bahwa, ibu hamil secara
ideal melaksanakan perawatan kehamilan maksimal 13-15 kali. Dan minimal 4
kali, yaitu 1 kali pada trimester 1, 1 kali pada trimester II dan dua kali pada
trimester III, Namun jika terdapatt kelainana dalam kehamilannya, maka
frekuensi pemeriksaan di sesuaikan menurut kebutuhan masing-masing
sehingga dapat di simpulkan bahwa dikatakan teratur juka ibu hamil melakukan
pemeriksaan kehamilan >4 kali kunjungan, kurang teratur : pemeriksaan
kehamilan 2-3 kali kunjungan dan tidak teratur jika ibu hamil hanya melakukan
pemeriksaan kehamilan < 2 kali kinjungan.

2.6.5 Dampak Ibu Hamil Tidak ANC

2. Tidak terdeteksinya kelainan-kelainan kehamilan

1. Meningkatkan angka mortalitas dan mortabilitas ibu

3. kelaianan fisik yang terjadi pada saat persalaman tidak dapat dideteksi secara
dini.
Makalah Asuhan Kebidanan Ibu Nifas

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.LATAR BELAKANG
Kehamilan dan kelahiran dianggap sebagai suatu kejadian fisiologis yang pada sebagian
besar wanita berakhir dengan normal dan tanpa komplikasi (Departmen of Health, 1993).
Pada akhir masa puerperium, pemulihan persalinan secara umum dianggap telah lengkap.
Pandangan ini mungkin terlalu optimisis Bagi banyak wanita, pemulihan adalah sesuatu yang
berlangsung terjadi menjadi seorang ibu adalah proses fisiologis yang normal.Namun
beberapa studi terbaru mengungkapkan bahwa masalah-masalah kesehatan jangka panjang
yang terjadi setelah melahirkan adalah masalah yang banyak ditemui (Hillan, 1992b; glazener
et al. 1993; bick dan MacArthur,1995a), dapat berlangsung dalam waktu lama
(macArthuretal.1991). Pengetahuan menyeluruh tentang perubahan fisiologis dan psikologis
pada masa puerperium adalah sangat penting jika bidan menilai status kesehatan ibu secara
akurat dan memastikan bahwa pemulihan sesuai dengan standar yang diharapkan. Hal
yang sama pentingnya adalah menyadari potensi morbiditas pascapartum dalam jangka
panjang dan factor-faktor yang berhubungan dengannnya seperti obstetric, anestesi dan faktor
social.

1.2 TUJUAN
a. Tujuan Umum
 Untuk mengetahui fisiologis pada masa nifas
 Untuk mengetahui tahapan-tahapan masa nifas prubahan serta adaptasi ibu masa nifas

b. Tujuan Khusus
 Untuk memenuhi tugas ASKEB III ( Nifas )
 Agar mahasiswa lebih terampil memberikan asuhan kebidanan tentang fisiologis masa nifas
 Menjadikan mahasiswa sebagai calon petugas kesehatan yang terampil dan kompeten dalam
bekerja
BAB II
PEMBAHASAAN
2.1 PENGERTIAN
Masa nifas (postpartum/ puerperium) berasal dari bahasa Latin,yaitu dari kata “puer”yang
artinya bayi dan” parious” yang berakti melahirkan .
Masa nifas (puerperium) adalah masa pulih kembali,mulai dari persalinan selesai sampai
alat-alat kandungan kembali sebelum hamil.lama nifas yaitu 6-8 minggu
Periode masa nifas (puerperium) adalah perode waktu selama 6-8 minggu setelah
persalinan.proses ini di mulai setelah selesainnya persalinan dan berakhir setelah alat-alat
reproduksi kembali keadaan sebelum hamil/ tidak hamil sebagai akibat dari adannya
perubahan fisiologis dan fsikologi karna proses persalinan
Periode masa nifas di bagi menjadi tiga, yaitu sebagai berikut:
1. Periode immediate postpartum
Masa segera setelah plasenta lahir sampai dengan 24 jam.pada masa ini sering terdapat
banyak masalah seperti pendarahan
2. Periode Early postpartum (24 jam-1 minggu)
Masa dimana involsi uterus harus dipastikan dalam keadaan normal,tidak ada
pendarahan,lokea tidak berbau busuk,tidak demam,ibu cukup mendapatkan makanan dan
cairan,serta ibu dapat menyusui dengan baik
3. Periode Latei Postpartum (1-5 minggu)
Masa di mana perawatan dan pemeriksaan kondisi sehari-hari,serta konseling KB

Pembagian masa nifas di bagi dalam tiga periode


1. Peurperium Dini
Yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan
2. Peurperium intermedial
Yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genitalis yang lamanya 6-8 minggu
3. Remote peurperium
Yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama bila selama hamil atau
waktu persalinan mempunyai komplikasi

2.2. INVOULSI DAN SUBINVOULSI


Involusi adalah berhasilnya proses perubahan fisiologis pada sisitem reproduksi pada masa
nifas yang terjadi pada setiap organ dan saluran yang reproduktif ke bentuk normal atau
sebelum hamil.
Subinvolusi adalah kegagalan perubahan fisiologis pada sisitem reproduksi pada masa
nifas yang terjadi pada setiap organ dan saluran yang reproduktif.Subinvoulsi dapat terjadi
pada
1. Uterus
2. Tempat plasenta
3. Ligmen
4. Serviks
5. Lochia
6. Vulva
7. Vagina
8. Perineum
a. Subinvolusi uterus adalah kegagalan uterus untuk mengikuti pola normal involusi/ proses
involusi rahim tidak berjalan sebagai semestinya sehingga proses pengecilan uterus
terhambat.
Subinvolusi merupakan istilah yang dipergunakan untuk menunjukan kemunduran yang
terjadi pada setiap organ dan saluran reproduktif kadang lebih banyak mengarah secara
spesifik pada kemunduran uterus yang mengarah keukurannya (varney’s midwifery)
 Tanda dan gejala
Fundus uteri letaknya tetap tinggi di dalam abdomen/pelvis dari yang seharusnya atau
penurunan fundus uteri lambat
1. Konsistensi utererus lembek
2. Pengeluaran lochea seringkali gagal berubah
3. Terdapat bekuan darah
4. Lochea berbau menyengat
5. Uterus tidak berkontraksi
6. Pucat, pusing dan tekanan darah rendah serta suhu tubuh tinggi
 Penyebab
1. Terjadi infeksi pada miometrium
2. Terdapat sisa plasenta dan selaput plasenta di dalam uterus
3. Lochea rubra lebih dari 2 minggu postpartum dan pengeluarannya lebih banyak dari yang
diperkirakan.
 Terapi
1. Pemberian antibiotika
2. Pemberian uterotonika
3. Pemberian tablet Fe

Selain itu uterus juga mengalaimi involusi uteri


Invoulsi uteri atau penggerutan uterus merupakan suatu proses dimana uterus kembali ke
kondisi sebelum hamil dengan berat sekitar 60 gram. Proses ini dimulai segera setelah
plasenta lahir akibat kontraksi otot otot polos uterus. Proses involusi uteri pada akhir kala III
persalinan, uterus berada digaris tengah kira kira 2cm dibawah umbilikus dengan fundus
bersandar pada promontorium sakralis. Pada saat ini uterus besarnya kira kira sama dengn
besar uterus sewaktu usia kehamilan 16 minggu dengan berat 1000 gram.
Proses involusi uterus
1. Autolysis merupakan proses penghancuran diri sendiri yang terjadi didalam otot uterin.
Enzim proteulitik akan mendekatkan jaringan otot yang telah sempat mengendur hingga 10
kali panjangnya dari semula dan 5 kali lebar dari semula selama kehamilan. Sitoplasma sel
yang berlebih akan tercerna sendiri hingga tertinggal jaringan fibro elastis dalam jumlah renik
sebagai bukti kehamilan.
2. Atrofi jaringan merupakan jaringan yang berploriferasi dengan adanya estrogen dalam
jumlah besar kemudian mengalami atrofi sebagai reaksi terhadap penghentian produksi
estrogen yang menyertai pelepasan plasenta. Selain perubahan atrofi pada otot otot uterus,
lapisan desidua akan mengalami atrofi akan terlepas dan meninggalkan lapisan basal yang
akan beregenerasi menjadi endometrium yang baru
3. Efek oksitosin membuat itensitas kontraksi uterus meningkat secara bermakna segera setelah
lahir, diduga terjadi sebagai respon penurunan volume intra uerin yang sangat besar. Hormon
oksitosin yang dilepas dari kelenjar hipofisis memperkuat dan mengatur kontraksi uterus,
menggopresi embuluh darah dan membantu proses homostaksis. Kontraksi dan retraksi otot
uteri akan mengurangi suplai darah ke uterus.
b. Subinvolusi tempat plasenta adalah kegagalan bekas tempat implantasi untuk berubah
 Tanda dan Gejala
1. Tempat implantasi masih meninggalkan parut dan menonjol
2. Perdarahan
 Penyebab
1. Tali pusat putus akibat dari traksi yang berlebihan
2. Inversio uteri sebagai akibat tarikan
3. Tidak ada regenerasi endometrium ditempat implantasi plasenta
4. Tidak ada pertumbuhan kelenjar endometrium

c. Subinvolusi ligament adalah kegagalan ligamen dan diafragma pelvis fasia kembali seperti
sedia kala
 Tanda dan gejala
1. Ligamentum rotundum masih kendor
2. Ligamen fasia dan jaringan penunjang serta alat genitalia masih kendor
 Penyebab
1. Terlalu sering melahirkan
2. Faktor umur
3. Ligamen fasia dan jaringan penunjang serta alat genitalia sudah berkurang elastisitasnya.

d. Subinvolusi Serviks adalah kegagalan serviks berubah kebentuk semula seperti sebelum
hamil
 Tanda dan gejala
1. Konsistensi serviks lembek
2. Perdarahan
 Penyebab
1. Multi paritas
2. Terjadi ruptur saat persalinan
3. Lemahnya elastisitas serviks
e. Subinvolusi Lochea adalah tidak ada perubahan pada konsistensi lochea.Seharusnya lochea
berubah secara normal sesuai dengan fase dan lamanya postpartum,
 Tanda dan gejala
1. Perdarahan tidak sesuai dengan fase
2. Darah berbau menyengat
3. Perdarahan
4. Demam, menggigil
 Penyebab
1. Bekuan darah pada serviks
2. Uterus tidak berkontraksi
3. Posisi ibu telentang sehingga menghambat darah nifas untuk keluar
4. Tidak mobilisasi
5. Robekan jalan lahir
6. Infeksi

f. Subinvolusi Vulva dan Vagina adalah tidak kembalinya bentuk dan konsistensi vulva dan
vagina seperti semula setelah beberapa hari postpartus.
 Tanda dan gejala
1. Vulva dan vagina kemerahan
2. Terlihat oedem
3. Konsistensi lembek
 Penyebab
1. Elastisitas vulva dan vagina lemah
2. Infeksi
3. Terjadi robekan vulva dan vagina saat partus
4. Ekstrasi kuman

g. Subinvolusi Perineum adalah tidak ada perubahan perineum setelah beberapa hari persalinan
 Tanda dan gejala
1. Perineum terlihat kemerahan
2. Konsistensi lembek
3. Oedem
 Penyebab
1. Tonus otot perineum sudah lemah
2. kurangnya elastisitas perineum
3. infeksi
4. pemotongan benang catgut terlalu pendek pada saat laseralisasi sehingga jahitan perineum
putus.

2.3. TAHAPAN LOKEA MASA NIFAS


Dengan adannya involsi uterus, maka lapisan luar dari desidua yang mengelilingi
situs plasenta akan menjadi nekrotik (layu/ mati). Desidua yang mati akan keluar bersama
dengan sisa cairan.campuran antara darah dan desidua tersebut dinamakan lokea, yang
biasannya berwarna merah muda atau putih pucat.
Lochea merupakan ekskresi cairan rahim selama masa nifas. Lochea mengandung darah
dan sisa jaringan desidua yang nekrotik dari dalam uterus.Lokia mempunyai bau yang amis
(anyir) meskipun tidak terlalu menyengat dan volumenya berbeda-beda pada setiap wanita.
Lokia mengalami perubahan karena proses involusi. Pengeluaran lokia dapat dibagi menjadi
lokia rubra, sanguilenta, serosa dan alba.

Perbedaan masing-masing lokia dapat dilihat sebagai berikut:


Lokia Waktu Warna Ciri-ciri
Merah kehitaman Terdiri dari sel desidua, verniks
Rubra 1-3 hari caseosa, rambut lanugo, sisa
mekoneum dan sisa darah
Sanguilenta 3-7 hari Putih bercampurmerah Sisa darah bercampur lender
Kekuningan/ Lebih sedikit darah dan lebih
kecoklatan banyak serum, juga terdiri dari
Serosa 7-14 hari
leukosit dan robekan laserasi
plasenta
Putih Mengandung leukosit, selaput
Alba >14 hari lendir serviks dan serabut
jaringan yang mati.
Umumnya jumlah lochia lebih sedikit bila wanita postpartum dalam posisi berbaring daripada
berdiri. Hal ini terjadi akibat pembuangan bersatu di vagina bagian atas saat wanita dalam posisi
berbaring dan kemudian akan mengalir keluar saat berdiri. Total jumlah rata-rata pengeluaran lokia
sekitar 240 hingga 270 ml.

2.4. PERUBAHAN FISIOLOGI MASA NIFAS


1. Serviks
Serviks mengalami involusi bersama-sama uterus. Setelah persalinan, astium eksterna dapat
dimasuki oleh 2 hingga 3 jari tangan, setelah 6 minggu serviks menutup.
2. Vulva dan Vagina
Vulva dan vagina mengalami penekanan serta perenggangan yang sangat besar selama proses
melahirkan bayi, dan dalam beberapa hari pertama sesudah proses tersebut kedua organ ini tetap
berada dalam keadaan kendur. Setelah 3 minggu vulva dan vagina kembali kepada keadaan tidak
hamil dan tugae dalam vagina secara berangsur-angsur akan muncul kembali sementara labia
menjadi lebih menonjol.
3. Perenium
Segera setelah melahirkan, perenium menjadi kendur karena sebelumnya teregang oleh tekanan
kepala bayi yang bergerak maju. Pada post natal hari ke-5, perenium sudah mendapatkan kembali
sebagaian besar tonusnya sekalipun tetap lebih kendur pada keadaan sebelum melahirkan.
4. Payudara
a. Penurunan kadar progesteron secara cepat dengan peningkatan hormon piolaktin setelah
persalinan.
b. Kolostrum sudah ada saat persalinan produksi ASI terjadi pada hari ke-2 atau hari ke-3 setelah
persalinan.
c. Payudara menjadi besar dan keras sebagai tanda mulanya proses laktasi.

5. Laktasi
Laktasi dapat diartikan dengan pembentukan dan pengeluaran air susu ibu (ASI), yang
merupakan makanan pokok terbaik bagi bayi yang bersifat alamiah. Bagi setiap ibu yang melahirkan
akan tersedia makanan bagi dirinya, dan bagi si anak akan merasa puas dalam pelukan ibunya,
merasa aman, tentram, hangat akan kasih sayang ibunya. Hal ini merupakan faktor penting bagi
perkembangan anak selanjutnya.
6. Sistem Pencernaan
Biasanya ibu mengalami obstipasi setelah persalinan. Hal ini disebabkan karena pada waktu
melahirkan alat pencernaan mendapat tekanan yang menyebabkan kolon menjadi kosong,
pengeluaran cairan yang berlebihan pada waktu persalinan (dehidrasi), kurang makan, hemoroid,
laserasi jalan lahir. Rasa sakit di daerah perenium juga dapat menghalangi keinginan ke belakang.
Supaya buang air besar kembali teratur dapat diberikan diet/makanan yang mengandung serat dan
pemberian cairan yang cukup.
7. Sistem Perkemihan
Buang air kecil sering sulit selama 24 jam pertama. Kemungkinan terdapat spasine sfingter dan
edema leher buli - buli sesudah bagian ini mengalami kompresi antara kepala janin dan tulang pubis
selama persalinan.Urin dalam jumlah yang besar akan dihasilkan dalam waktu 12-36 jam sesudah
melahirkan. Setelah plasenta dilahirkan, kadar hormon estrogen yang bersifat menahan air akan
mengalami penurunan yang mencolok, keadaan ini menyebabkan cliviesis. Ureter yang berdilatasi
akan kembali normal dalam tempo 6 minggu.
8. Sistem Musculoskeletal
Ligamen, fasia, dan diafragma pelvis yang meregang pada waktu persalinan, setelah bayi lahir,
secara berangsur-angsur menjadi ciut dan pulih kembali sehingga tidak jarang uterus jatuh
kebelakang dan menjadi retrofleksi, karena ligamen rotundum menjadi kendor. Stabilisasi secara
sempurna terjadi pada 6-8 minggu setelah persalinan.
9. Sistem Endokrin
Hormon plasenta menurun dengan cepat setelah persalinan. Human Chorionic Gonodotiopin
(HCG) menurun dengan cepat dan menetap sampai 10% dalam 3 jam hingga hari ke-7 post partum
dan sebagai onset pemenuhan mammae pada hari ke-3 PP
10. Sistem kordiovaskuler
Selama kehamilan volume darah normal digunakan untuk menampung aliran darah yang
meningkat,yang diperlukan oleh plasenta dan pembuluh darah uterin. Penarikan kembali estrogen
menyebabkan aturesis terjadi yang secara cepat mengurangi volume plasma kembali pada porposi
normal. Aliran ini terjadi dalam 2-4 jam pertama setelah kelahiran bayi. Selama masa nifas ini ibu
mengeluarkan banyak sekali jumlah urine. Hilangnya progesteron membantu mengurangi retensi
cairan yang melekat dengan meningkatnya volume pada jaringan tersebut selama kehamilan. Pada
persalinan pervaginam kehilangan darah sekitar (200-400 cc). Bila kelahiran melalui seksio cesaria,
maka kehilangan darah dapat dua kali lipat.Perubahan terdiri dari volume darah (blood volume) dan
hemotokrit (hoemoconcentration). Bila persalinan pervaginam, hemotrokit akan naik dan pada
seksio cesaria, hemotokrit cenderung stabil dan kembali normal setelah 4-6minggu.
11. Sistem Hematologi
Selama minggu-minggu terakhir kehamilan,kadar fibrinogen dan plasma serta faktor-faktor
pembekuan darah meningkat.Pada hari pertama PP, kadar fibrinogen dan plasma akan sedikit
menurun tetapi darah lebih mengental dengan peningkatan viskositas sehingga meningkatkan faktor
pembekuan darah.Leukositosis yang meningkat dimana jumlah sel darah putih mencapai 15.000
selama persalinan akan tetap tinggi dalam beberapa hari pertama dan masa PP.Jumlah sel darah
putih tersebut masih bisa naik lagi sampai 25.000/30.000 tanpa adanya kondisi patologis jika wanita
tersebut mengalami persalinan lama.Jumlah hemoglobine,hemorokit,dan eritrosyt akan sangat
bervariasi pada awal-awal masa PP sebagai akibat volume darah, volume plasenta dan tingkat
volume darah yang berubah ubah.Semua tingkatan ini akan dipengaruhi oleh status gizi dan hidrasi
wanita tersebut. Kira-kira selama kelahiran dan masa PP terjadi kehilangan darah sekitar 200-250
ml. penurunan volume dan peningkatan sel darah pada kehamilan diasosiasikan dengan peningkatan
hematokrit dan hemoglobine pada hari ke 3-7 PP dan akan kembali normal dalam 4-5 minggu PP
12. Perubahan Tanda-Tanda Vital
a. Suhu Badan satu hari (24 jam) PP suhu badan akan naik sedikit (37,5oC – 38oC) sebagai akibat kerja
keras waktu melahirkan, kehilangan cairan yang berlebihan dan kelelahan. Apabila keadaan normal
suhu badan menjadi biasa. Biasanya pada hari ketiga suhu badan naik lagi karena adanya
pembentukan ASI, buah dada menjadi bengkok, berwarna merah karena kebanyakan ASI. Bila suhu
tidak menurun kemungkinan adanya infeksi pada endometrium, mastitis, tractus genitalis atau
sistem lain.
b. Nadi
Denyut nadi normal pada orang dewasa 60-80x/menit. Sehabis melahirkan biasanya denyut nadi
akan lebih cepat.
c. Tekanan,Darah
Biasanya tidak berubah, kemungkinan tekanan darah akan rendah setelah ibu melahirkan karena
perdarahan. Tekanan darah tinggi pada PP dapat menandakan terjadinya preeklamsia post partum.
d. Pernafasan
Keadaan pernafasan selalu berhubungan dengan keadaan suhu dan dnyut nadi. Bila suhu nadi tidak
normal, pernafasan juga akan mengikutinya, kecuali apabila ada gangguan khusus pada saluran
nafas.
2.5. ADAPTASI FISIOLOGI MASA NIFAS
Setelah melahirkan ibu mengalami perubahan fisik dan fisiologis yang juga
mengakibatkan adanya beberapa perubahan dari fisiknya.Ia mengalami stimulasi kegembiraan yang
luar biasa, menjalani peruses esprorasi dan asmilasi terhadap bayinya, berada di bawah tekanan
untuk dapat menyerap pembelajaran yang diperlukan tentang apa yang harus diketahuinya dan
perawatan untuk bayinya dan merasa tanggung jawab yang luar biasa biasa sekarang untuk menjadi
seorang ibu
Tidak mengherankan bila ibu mengalami sedikit perubahan perilaku dan se4sekali
merasa kerepotan. Masa ini adalah masab rentan dan terbuka untuk bimbingan dan pembelajaran.

Reva rubin membagi periode ini menjadi 3 bagian antara lain :


1. Periode “Taking in”
a. Periode ini terjadi 1-2 hari sesudah melahirkan. Ibu baru pada umumnya pasif dan tergantung,
perhatiannya tertuju pada kekawatiran akan tubuhnya
b. Ia mungkin mengulang-ulang menceritakan pengalaman waktu melahirkanya
c. Tidur tampa gangguan sangat penting untuk mengurangi gangguan kesehatan akibat kurang
istirahat.
d. Peningkatan nutrisi dibutuhkan untuk mempercepat pemulihan dan penyembuhan luka, serta
persiapan proses laktasi aktiv
e. Dalam memmberi asuahan bidan, harus dapat memfasilitasi kebutuhan fisikologis ibu, pada tahap
ini bidan harus menjadi pendengar yang baik ketika ibu menceritakan pengalamanya. Berikan juga
dukungan mental dan aspirasi atas hasil perjuangan ibu sehingga dapat berhasil melahirkan
anaknya. Bidan harus dapat menciptakan suasana yang nyaman bagi ibu sehingga dapat leluasa dan
terbuka mengemukan permasalahan dapat dihadapi bidan. Dalam hal ini, sering terjadi kesalahan
dalam pelaksanaan perawatan yang dilakukan oleh pasien terhadap dirinnya dan bayinya karna
kurangnya jalinan komunikasi yang baik antara pasien dan bidan
2. Periode “taking hold”
a. Periode ini berlangsung pada hari ke 2-4 post partum
b. Ini menjadi perhatian pada kemampuan menjadi orang tua yang sukses dan meningkatkan tanggung
jawabterhadap bayi
c. Ibu berkonsentrasi pada pengotrolan fungsi tubuhnya,BAA dan BAK,serta kekuatan dan ketahanan
tubuhnya
d. Ibu berusaha keras untuk menguasai keterampilan perawatan bayi, misalnya mengendong,
memandikan dan memasang popok dan sebagainya.
e. Pada masa ini, ibu biasanya sangat sensitive dan merasa tidak mahir dalam melakukan hal-hal
tersebut
f. Pada tahap ini, bidan harus tanggap terhadap kemungkinan perubahan yang terjadi.
g. Tahap ini merupakan waktu yang tepat bagi bidan untuk memberiken bimbingan cara perawatan
bayi, namun harus selalu di perhatikan teknik bimbinganya jangan sampai menyingung perasaan
atau membuat perasaan ibu tidak nyaman karena ia sangat sensitive. Hidari kata “jangan begitu”
atau “kalau kayak gitu salah” pada ibu karna hal itu akan sangat menyakiti perasaanya dan
akibatnya ibu akan putus asa untuk mengikuti bimbingan yang bidan berikan.
3. Periode “Letting Go
a. Periode ini biasanya terjadi setelah ibu pulang ke rumah periode ini pun sangat berpengaruh
terhadap dan perhatian yang diberikan oleh keluarga
b. Ibu mengambil tanggung jawab terhadap perawatan bayi dan ia harus beradaptasi dengan segala
kebutuhan bayi yang sangat tergantung padanya. Hal ini menyebabkan berkurangnya hak
ibu,kebebasan, dan hubungan social.
c. Depresi post partum umumnya terjadi pada periode ini.

Factor-faktor yang mempengaruhi suksesnya masa transisi ke masa menjadi orang tua pada saat
post partum, antara lain:
1. Respon dan dukungan keluarga dan teman. Bagi ibu post partum, apalagi pada ibu yang baru
pertama kali melahirkan akan sangat membutuhkan dukungan orang-orang terdekatnya karana ia
belum sepenuhnya berada pada kondisi stabil, baik fisik maupun psikologinya. Ia masih sangat asing
dengan perubahan peran barunya yang begitu fantastis terjadi dalam waktu yang begitu
cepat, yaitu peran sebagai seorang ibu. Dengan respon positif dari lingkungan, akan mempercepat
proses adaptasi peran ini sehingga akan memudahkan bagi bidan untuk memberikan asuhan yang
sehat
2. Hubungan dari pengalaman melahirkan terhadap harapan dan aspirasi. Hal yang dialami oleh ibu
ketika melahirkan akan sangat mewarnai alam perasaan terhadap perannya sebagai ibu. Ia menjadi
tahu bahwa begitu beratnya ia harus berjuang untuk melahirkan bayinya dan hal tersebut akan
memperkaya pengalaman hidupnya untuk lebih dewasa. Banyak kasus terjadi setelah seorang ibu
melahirkan anakanya yang pertama, ia akan bertekad untuk meningkatkan kualitas hubungan
dengan ibunya.
3. Pengalaman melahirkan dan membesarkan anak yang lalu. Walapun kali ini adalah bukan
pengalaman yang pertama melahirkan bayinya, namun kebutuhan untuk mendpatkan dukungan
yang positif dari lingkunganya tidak berbeda dengan ibu yang baru melahirkan anak pertama. Hanya
yang membedakan teknik penyampaian dukungan yang diberikan lebih kepada support dan aspirasi
dan keberhasialn dalam melewati saat-saat sulit pada persalinan yang lalu.
4. Pengaruh budaya adanya adat istiadat yang dianut oleh lingkungan dan keluarga akan sedikit
banyak akan mempengaruhi keberhasilan ibu akan melewati saat transisi ini. Apalagi ada yang
tidak singkron antara arahan dari tenaga kesehatan dengan budaya yang dianut. Dalam hal ini bidan
harus bijaksana menyikapi, namun tidak mengurangi kuliatas asuhan yang diberikan. Keterlibtan
kelurga dari awal dalam menentukan bentuk asuhan dan perawatan yang harus diberikan kepada
ibu dan bayi yang akan memudahkan bidan dalam memberi asuhan.
2.6. POST PARTUM BLUES
Fenomena pasca partum awal atau baby blues merupakan seksual umum melahirkan bayia
biasanya terjadi pada 70% wanita . penyebabnya adalah beberapa hal,antara lain lingkungan
tempat melahirkan yang kurang mendukung, perubahan hormone yang cepat,dan keraguan
terhadap peran yang baru. Pada dasarnya, tidak satu pun dari ketiga hal tersebut termasuk
penyebab konsisten . factor penyebab biasanya merupakan kombinasi dari berbagai factor,
termasuk adanya ganguan tidur yang tidak dapat dihindari oleh ibu selama masa-masa awal menjadi
seorang ibu.
Post partum blus biasannya dimulai pada beberapa hari setelah kelahiran dan berakhir setelah
10-14 hari.
Karatistik post partum blus meliputi:
a. Menangis
b. Merasa letih karena melahirkan
c. Gelisah
d. Perubahan alam perasaan
e. Menarik diri
f. Serta reaksi negatif terhadap bayi dan keluarga
Karena pengalaman melahirkan digambarkan sebagai puncak ibu baru mungkin merasa
perawatan dirinya tidak kuat atau ia tidak mendapatkan perawatan yang tepat, jika pengalaman
melahirkan tidak sesuai dengan apa yang ia alami. Ia mungkin juga merasa diabaikan jika perhatian
keluaranya tiba-tiba berfokus pada bayi dilahirkannya
Kunci untuk mendukung wanita dalam melalui periode ini adalah berikan perhatian dan
dukungan yang baik baginya, serta yakinkan padanya bahwa ia adalah orang yang berarti bagi
keluarga dan suami. Hal yang terpenting berikan kesempatan untuk beristirahat yang cukup. Selain
itu, dukungan positif atas keberhasilan menjadi orang tua dari bayi yang baru lahir dapat
membantu memulihkan kepercayaan diri terhadap kemampuannya.
2.7. Depresi pos partum
Ada kalanya ibu merasakan kesedihan karena kebebasan, otonomi interaksi sosial,
kemandiriannnya berkurang. Hal ini akan mengakibatkan depresi paska persalinan ( depresi pos
partum ). Berikut ini gejala – gejala depresi paska persalinan
1. Sulit tidur, bahkan ketika bayi sudah tidur.
2. Nafsu makan hilang,
3. Perasaan tidak berdaya atau kehilangan kontrol
4. Terlalu cemas atau tidak perhatian sama sekali sama bayi
5. Tidak menyukai atau takut menyentuh bayi
6. Pikiran yang menakutkan mengenai bayi
7. Sedikit atau tidak ada perhatian terhadap penampilan pribadi
8. Gejala fisik seperti banyak wanita sulit bernafas atau perasaan berdebar- debar

Penyakit ini dapat disembuhkan dengan obat- obatan dan konsultasi dengan psikater. Jika
depresi berkepanjangan ibu perlu mendapatkan perawatan dirumah sakit. Seorang ibu
nulipara mudah mengalami depresi masa nifas. Hal ini disebabkan oleh kesibukannya yang
mengurusi anak-anak sebelum kelahiran anaknya ini. Ibu yang tidak mengurus dirinya sendiri,
seorang ibu cepat murung, mudah marah-marah. Hal ini menandakan ibu menderita depresi masa
nifas. Dibutuhkan juga dukungan keluarga dengan cara selalu mengunjungi dan menawarkan
bantuan dan dorongan kepada ibu.

BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
Masa nifas ( masa post partum / puerperium ) adalah massa atau waktu sejak bayi lahir dan
plasenta keluar lepas dari rahim sampai enam minggu berikutnya, disertai dengan pulihnya kembali
organ – organ yang berkaitan dengan kandungan , yang mengalami perubahan . pada masa ini
sangatlah rentan dengan kondisi pendarahan maka masa nifas merupakan masa yang sangat penting
dan masa dimana ibu memerlukan pemantauan yang baik.
3.2. SARAN
Saran saya kita sebagai bidan harus lebih ekstra dalam memantau masa nifas sebab kita tahu
pada masa ini dapat mengakibatkan kematian pada ibu.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada masa sekarang ini Indonesia masih menghadapi berbagai kendala
dalam pembangunan sumber daya manusia (SDM) khususnya dalam bidang
kesehatan. Kendala tersebut tampak antara lain dari masih tingginya kelahiran dan
kematian neonatal. Setiap tahun diperkirakan ada sejumlah 4.608.000 bayi
dilahirkan dan 100.454 diantanya ternyata meninggal dunia pada masa neonatal
atau sebelum usia 1 bulan. Dengan kata lain setiap 5 menit satu bayi meninggal di
Indonesia oleh bebagai sebab. ( Buku Panduan Manajemen Masalah Bayi Baru
Lahir,2003:41)
Periode neonatal merupakan suatu periode yang krisis nantinya akan
memperngaruhi pertumbuhan dan perkembangan bayi bahkan sampai dewasa.
Kurang baiknya penanganan bayi baru lahir yang sehat akan menyebabkan
kematian. (Mochtar Rustam, 1998:119)
Perugas kesehatan khususnya bagi penolong persalinan harus lebih
memperhatikan bahwa bati baru lahir adalah suatu individu yang utuh. Menolong
kelahiran bayi terampil memberikan Asuhan yang seksama akan membantu bayi
melalui proses adaptasi dengan baik sehingga akan menjadi bayi yang sehat sebagi
curahan harapan orang tua, bangsa dan Negara.
B. Rumusan Masalah
Dalam makalah ini penulis akan membahas mengenai :
1. Apa itu bayi baru lahir ?
2. Apa ciri-ciri bayi baru lahir ?
3. Bagaimana tahapan bayi baru lahir ?
4. Apa tujuan perawatan bayi baru lahir ?
5. Bagiamna adaptasi / perubahan fisiologi pada bayi baru lahir ?
6. Bagaimana tindakan pencegahan infeksi pada bayi baru lahir ?
7. Apa itu bounding attachment ?
8. Apa itu penilain APGAR ?
9. Apa itu inisiasi menyusu dini ?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makala i ini adalah :
1. Untuk mengetahui pengertian bayi baru lahir
2. Untuk menegtahui cirri-ciri bayi baru lahir
3. Untuk mngetahui tahapan bayi baru lahir
4. Untuk mengetahui tujuan perawatan bayi baru lahir
5. Untuk mengetahiu cara adaptasi / perubahan fisiologi pada bayi baru lahir
6. Untuk mengetahui tindakan pencegahan infeksi pada bayi baru lahir
7. Untuk mengetahui tindakan bounding attachment
8. Untuk mengetahui penilaian APGAR
9. Untuk menegetahui tindakan inisiasi menyusu dini
D. Metode penulisan
Dalam penyusunan makala ini I penulis menggunkan metode studi
kepustakaan dengan membaca dan mempelajati literature-literatur yang
berhubungan dengan bayi baru lahir.

BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Bayi Baru Lahir
Bayi baru lahir (neonatus) adalah suatu keadaan dimana bayi baru lahir
dengan umur kehamilan 37-42 minggu,lahir melalui jalan lahir dengan presentasi
kepala secara spontan tanpa gangguan, menangis kuat, nafas secara spontan dan
teratur,berat badan antara 2500-4000 gram serta harus dapat melakukan
penyesuaian diri dari kehidupan ekstrauteri.
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dengan umur kehamilan 37
minggu sampai 42 minggu dan berat lahir 2500 gram sampai 4000 gram (Depkes RI,
2005). Bayi baru lahir adalah bayi dari lahir sampai usia 4 minggu. Lahirrnya
biasanya dengan usia gestasi 38 – 42 minggu (Dona L. Wong, 2003).
2. Ciri-ciri bayi baru lahir
1) Berat badan 2500 – 4000 gram
2) Panjang lahir 48 – 52 cm
3) Lingkar dada 30 – 38 cm
4) Lingkar kepala 33 – 35 cm
5) Lingkar lengan 11-12
6) Frekuensi denyut jantung 120-160x/menit
7) Kulit kemerah- merahan dan licin karena jaringan subkutan yang cukup.
8) Rambut lanugo tidak terlihat dan rambut kepala biasanya telah sempurna
9) Kuku agak panjang dan lemas
10) Nilai APGAR >7
11) Gerakan aktif
12) Bayi lahir langsung menangis kuat
13) Genetalia :
14) Pada laki-laki kematangan ditandai dengan testis yang berada pada skrotum dan
penis yang berlubang.
15) Pada perempuan kematangan ditandai dengan vagina dan uterus yang berlubang
,serta labia mayora menutupi labia minora.
16) Refleks rooting ( mencari putting susu dengan rangsangan taktil pada pipi dan
daerah mulut)sudah terbentuk dengan baik.
17) Refleks sucking sudah terbentuk dengan baik.
18) Refleks grasping sudah baik
19) Refleks morro
20) Eliminasi baik, urine dan mekonium keluar dalam 24 jam pertama
3. Tahapan Bayi Baru Lahir
1) Tahap I terjadi segera setelah lahir ,selama menit –menit pertama kelahiran. Pada
tahap ini digunakan system scoring apgar untuk fisik dan scoring gray untuk interaksi
bayi dan ibu.
2) Tahap II disebut tahap transisional reaktivitas .Pada tahan II dilakukan pengkajian
selama 24 jam pertama terhadap adannya perubahan perilaku.
3) Tahap III disebut tahap periodik, pengkajian dilakukan setelah 24 jam pertama yang
meliputi pemeriksaan seluruh tubuh.
4. Tujuan Perawatan Pada Bayi Baru Lahir
Periode pascapartum awal
1) Mencapai dan mempertahankan jalan nafas dan mendukung pernafasan.
2) Mempertahankan kehangatan dan mecegah hipotermi
3) Memastikan keamanan dan mencegah cedera atau infeksi
4) Megidentifikasi masalah-masalah actual atau potensial yang memerlukan perhatian
segera.
Perawatan Lanjutan
1) Melanjutkan perlindungan dan cedera atau infeksi dan mngidentifikasi masalah-
masalah actual dan potensial yang memerlukan perhatian.
2) Memfasilitasi terbinanya hubungan dekat orang tua-bayi
3) Memberikan informasi kepada orang tua tentang perawatan bayi baru lahir
4) Membantu orang tua dalam mengembangkan sikap sehat tentng praktik
membesarkan anak
5. Adaptasi / Perubahan Fisiologi Pada BBL
Faktor yang mempengaruhi adaptasi bayi baru lahir :
1) Pengalaman antepartum ibu dan bayi baru lahir ( misalnya, terpajan zat toksik dan
sikap orang tua)
2) Pengalaman intrapartum ibu dan bayi baru lahir (misalnya, lama persalinan, tipe
analgetic, atau anastesia intrapartum)
3) Kapasitas fisiologis bayi baru lahir untuk melakukan transisi ke kehidupan
ekstrauterin
4) Kemampuan petugas kesehatan untuk mengkaji dan merespon masalah dengan
tepat pada saat terjadi.
Menurut pusdiknas (2003) perubahan fisiologis pada bayi baru lahir adalah :
1) Perubahan system pernafasan / respirasi
Selama dalam uterus, janin mendapatkan oksigen dari pertukaran gas melalui
plasenta. Setelah bayi lahir, pertukaran gas harus melalui paru-paru.
a. Perkembangan paru-paru
Paru –paru berasal dari titik tumbuh yang muncul dari pharynx yang
bercabang dan kemudian bercabang kembali membentuk stuktrur percabngan
bronkus proses ini terus berlanjut sampai sekitar 8 tahun, sampai jumlah bronkus
dan alveolus akan sepenuhnya berkembang, walaupun janin memperlihatkan
adanya gerakan nafas panjang trimester II dan III. Paru-paru yang tidak matang
akan megurangi kelangsungan hidup BBL sebelum usia 24 minggu. Hal ini
disebabkan karean keterbatasan permukaan alveolus, ketidakmatangan system
kapiler paru-paru dan tidak tercukupinya jumlah surfaktan.
b. Awal adanya nafas
Factor-faktor yang berperan pada rangsangan nafas pertama bayi adalah :
Hipoksia pada akhir peralinan dan rangsangan fisik lingkungan luar rahim yang

merangsang pusat pernafasan di otak


Tekanan terhadap rongga dada, yang terjadi karena kompresi paru-paru selama

persalinan, yang merangsang masuknya udara ke dalam paru-paru secara mekanis.


Intraksi antara system pernafasan, kardiovaskuler dan susunan saraf pusat
menimbukan pernafsan yang teratur dan berkesinambungan serta denyut yang
diperlukan untuk kehidupan.
Penimbunan karbondioksida (CO2), setelah bayi lahir, kadar CO 2 meningkat

dalam darah dan akan merangsang pernafasan. Berkurangnya O 2 akan mengurangi


gerakan pernafasan janin, tetapi sebaliknya kenaikan CO 2 akan menambah
frekuensi dan tingkat gerakan pernafasan janin.
Perubahan suhu, keadaan dingin akan merangsang pernafasaan.

c. Upaya pernafasan pertama seorang bayi berfungsi untuk :


Mengeluarkan cairan dalam paru-paru
Mengembangkan jaringan alveolus paru-paru untuk pertama kalinya.

2) Perubahan pada system peredaran darah


Setelah lahir darah BBL harus melewati paru untuk mengambil oksigen dan
mengadakan sirkulasi melalui tubuh guna mengantarkan oksigen ke jaringan. Untuk
membuat sirkulasi yang baik, kehidupan diluar rahim harus terjadi 2 perubahan
besar :
a. Penutupan feramen ovale pada atrium jantung
b. Perubahan duktus arteriousus antara paru-paru dan aorta.
Perubahan sirkulasi ini terjadi akibat perubahan tekanan pada seluruh
system pembuluh. Oksigen menyebabkan system pembuluh mengubah tekanan
dengan cara mengurangi/ meningkatkan resistensinya, sehingga mengubah aliran
darah.
Dua peristiwa yang merubah tekanan dalam system pembuluh darah
a. Pada saat tali pusat dipotong resitensi pembuluh sistemik meningkat dan tekanan
atrium kanan menurun, tekanan atrium menurun karena berkurangnya aliran darah
ke atrium kanan tersebut. Hal ini menyebabkan penurunan volume dan tekanan
atrium kanan itu sendiri. Kedua kejadian ini membantu darah dengan kandungan
oksigen sedikit mengalir ke paru-paru untuk menjalani proses oksigenasi ulang.
b. Pernafasan pertama menurunkan resistensi pada pembuluh darah paru-paru dan
meningkatkan tekanan pada atrium kanan oksigen pada pernafasan ini
menimbulkan relaksasi dan terbukanya system pembuluh darah paru. Peningkatan
volume darah dan tekanan atrium kanan dengan peningkatan tekanan atrium kanan
ini dan penurunan pada atrium kiri, toramen kanan ini dan penusuran pada atrium
kiri, foramen ovali secara fungsional akan menutup.
Vana umbilicus, duktus venosus dan arteri hipogastrika dari tali pusat
menutup secara fungsional dalam beberapa menit setelah lahir dan setelah tali
pusat diklem. Penutupan anatomi jaringan fibrosa berlangsung 2-3 bulan.
3) Pengaturan suhu
Bayi baru lahir belm dapat mengatur suhu tubuhnya, sehingga akan
mengalami stress dengan adanya perubahan lingkungan dari dalam rahim ibu ke
lingkungan luar yang suhunya lebih tinggi. Suhu dingin ini menybabkan air ketuban
menguap lewat kulit, pada lingkungan yang dingin, pembentukan suhu tanpa
mekanisme menggigil merupakan usaha utama seorang bayi untuk mendapatkan
kembali panas tubuhnya. Pembentukan suhu tanpa menggigil ini merupakan hasil
penggunaan lemak coklat untuk produksi panas. Timbunan lemak coklat terdapat di
seluruh tubuh dan mampu meningkatkan panas tubuh sampai 100%. Untuk
membakar lemak coklat, sering bayi harus menggunakan glukosa guna
mendapatkan energy yang akan mengunah lemak menjadi panas. Lemak coklat ini
akan habis dalam waktu singkat dengan adany stress dingin. Semakin lam usia
kehamilan semakin banyak persediaan lemak coklat bayi.
Jika seorang bayi kedinginan, dia akan mulai megalami hipoglikemia,
hipoksia, dan asidosis. Sehingga upaya pencegahan kehilangan panas merupakan
prioritas utama dan bidan berkewajiban untuk meminimalkan kehilangan panas pada
BBL.
4) Metabolisme Glukosa
Untuk memfungsikan otak memerlukan glukosa dalam jumlah tertentu.
Dengan tindakan penjepitan tali pusat dengan klem pada saat lahir seorang bayi
harus mulai mempertahankan kadar glukosa darahnya sendiri. Pada saat bayi baru
lahir, glukosa darah akan tutun dalam waktu cepat (1 – 2 jam).
Koreksi penurunan kadar gula darah dapat dilakukan dengan 3 cara :
a. Melalui penggunaan ASI
b. Melalui penggunaan adangan glikogen
c. Melalui pembuatan glukosa dari sumber lain terutama lemak.
5) Perubahan system gastrointestinal
Sebelum lahir, janin cukup bulan akan mulai mengisap dan menelan. Reflek
gumoh dan reflek betuk yang matang sudah terbentuk baik pada saat lahir.
Kemampuan bayi baru lahir cukup bulan untuk menelan dan mencerna
maknan (selain susu) masih terbatas. Hubungan antara esophagus bawah dan
lambung masih belum sempurna yang mengakibatkan “gumoh” pada bayi baru lahir
dan neonates, kapasitas lambung masih terbatas kurang darih 30 cc untuk bayi baru
lahir cukup buan. Kapasitas lambung ini akan bertambah secara lambat bersamaan
dengan tumbuhnya bayi baru lahir. Pengaturan makanan yang sering oleh bayi
sendiri penting contohnya member ASI on demand.
6) System kekebalan tubuh/imun
System imunitas bayi baru lahir masih belum matang, sehingga
menyebabkan neonates rentan terhadap berbagai infeksi dan alergi. System
imunitas yang matang akan memberikan kekebalan alami maupun yang di dapat.
Kekebalan alami terdiri dari struktur pertahanan tubuh yang mencegah atau
meminimalkan infeksi. Berikut beberapa contoh kekebalan alami :
a. Perlindungan oleh kulit membrane mukosa
b. Fungsi saringan saluran nafas
c. Pembentukan koloni mikroba oleh kulit dan usus
d. Perlindungan kimia oleh lingkungan asam lambung
Kekebalan alami juga disediakan pada tingkat sel yaitu oleh sel darah yang
membantu BBL membuhun mikroorganisme asing. Tetapi pada BBL sel-sel darah ini
masih belum matang, artinya BBL tersebut belum mampu melokalisasi dan
memerangi infeksi secara efisien.
Kekebalan yang didapatkan akan muncul kemudian. BBL dengan kekebalan
pasif mengandung banyak virus dalam tubuh ibunya. Reaksi antibodi keseluruhan
terhadap antigen asing masih belum dapat dilakukan sampai awal kehidupan anak.
Salah satu tugas utama selama masa bayi dan balita adalah pembentukna system
kekebalan tubuh.
Defisiensi kekebalan alami bayi menyebabkan bayi rentan sekali terjadi
infeksi dan reaksi bayi terhadap infeksi masih lemah. Oleh karena itu, pencegahan
terhadap mikroba ( seperti pada praktek persalinan yang aman dan menyusui ASI
dini terutama kolostrum) dan deteksi dini serta pengobatan dini infeksi menjadi
sangat penting.
6. Tindakan pencegahan infeksi pada bayi baru lahir
Bayi baru lahir sangat rentan terhadap infeksi yang disebabkan oleh paparan
atau kontaminasi mikroorganisme selama proses persalinan berlangsung maupun
beberapa saat setelah lahir. Sebelum mnangani bayi baru lahir, pastikan penolong
persalinan telah melakukan upaya pencegahan infeksi berikut :
 Cuci tangan dengan seksama sebelum dan setelah bersentuhan dengan bayi
 Pakai sarung tangan bersih pada saat menangani bayu yang belum dimandikan
 Pastikan semua peralatan dan bahan yang digunakan, terutama klem, gunting,
pengisap lender DeLee dan benang tali pusat telah didisimfeksi tingkat tinggi atu
steril. Gunakan bola karet yang baru dan bersih juka akan melakukan pengisapan
lender dengan alat tersebut (jangan bola karet yang sama untuk lebih dari satu bayi)
 Pastikan semua pakaian, handuk, selimut, dan kain yang digunakan untuk bayi,
sudah dalam keadaan bersih. Demikian pula halnya timbangan, pita
pengukur,thermometer, stetoskop, dan benda-benda lain yang akan bersentuhan
dengan bayi, juga bersih. Dekontaminasi dan cuci setiap kali setelah digunakan.
1) Perlindungan Termal (Termoregulasi)
Mekanisme pengaturan temperature tubuh pada bayi baru lahir belum
berfungsi sempurna, untuk itu perlu dilakukan pencegahan kehilangan panas pada
tubuh bayi karena bayi dapat mengalami hipotermia. Bayi dengan hipotermia sangat
berisiko tinggi mengalami kesakitan berat bahkan kematian. Hipotermia mudan
terjadi pada bayi yang tubuhnya dalam keadaan basah atau tidak segera
dikeringkan dan diselimuti walaupun didalam ruangan yang relative hangat. Cegah
kehilangan panas pada bayi dengan upaya antara lain :
Keringkan bayi denga seksama
Selimuti bayi dengan selimut atau kain bersih daan hangat
Selimuti bagian kepala bayi
Anjurkan ibu untuk memeluk dan menyusui bayinya
Tempatkan bayi dilingkungan yang hangat

2) Pemeliharaan pernafasan
Semua petugas yang bekerja di kamar bersalin hendaknya terlatih mengenai
teknik penilaian dan resusitasi. Kalau factor resiko meningkatkan kemungkinan
kalahiran bayi yang depresi. Dokter anak yang terlatih mengenai resusitasi neonatal
harus dipanggil. Setelah kelahiran neonatus yang normal, perhatian harus
ditunjukkan pada langkah-langkah penting berikut untuk memastikan adaptasi
neonatal yang optimal. Hal-hal yang perlu mendapat perhatian :
a. Membersihkan saluran nafas
Proses penurunan melalui jalan lahir menyebabkan kompresi dinding dada,
mengakibatkan pembuangan cairan dari mulut dan hidung. Bila kepala keluar dari
vagina, dokter harus menggunakan handuk atau kain kassa untuk membuang
sekresi dari muka. Selain itu suatu penyedot lender dapat digunakan untuk
menyedot secret dari faring lewat mulut. Penyedot lendir tidak boleh digunakan
untuk penyedotan hidung karena perangasangan hidung dapat menginisiasikan
hembusan nafas dan dapat menyebabkan terjadinya aspirasi mekonium.
b. Memastikan permulaan pernafasan
Pernafasan biasanya dimulai beberapa detik dari kelahiran tetapi mengkin
tertunda selama sampai 60 detik. Bia tidak ada data klinik untuk menunjukkan suatu
kelainan biokimia (hipoksiaasidosis) yang terbaik biasanya mengambil
kebijaksanaan untuk menunggu dan member kesempatan kepada bayi untuk
bernafas secara spontan.
3) Pemotongan tali pusat
Pemotongan dan pengikatan tali pusat menyebabkan pemisahan fisik
terakhir antara ibu dan bayi dan ini sangat tergantung dari pengalaman seorang ahli
kebidanan. Pemotongan sampai denyut nadi tali pusat trehenti dapat dilakukan pada
bayi normal, sedangkan pada bayi gawat perlu dilakukan pemotongan tali pusat
secepat mungkin agar dapat dilakukan resusitasi sebaik-baiknya. Tali pusat dijepit
dengan kocher kira-kira 3 cm dan sekali lagi kira-kira 5 cm dari pusat, pemotongan
dilakukan diantara kedua tali penjepit tersebut. Kemudian bayi diletakkan di atas
kain bersih atau steril dan hangat dan ditempat tidurnya.
7. Bounding Attachment
Bounding adalah proses pembentukan sedangkan attachment adalah
membangun ikatan jadi bounding attachment adalah sebuat peningkatan hubungan
kasih sayang dengan keterikatan hubungan batin antara orangtua dan bayinya.
Tahap-tahap bounding attachment
a. Perkenalan dengan melakukan kontak mata, menyentuh, berbicara, dan
mengeksplorasi segera setelah mengenai bayinya
b. Bouding (keterikatan)
c. Attachment, perasaan kasih saying yang mengikat individu dengan individu lain.
8. Penilain APGAR
Keadaan umum bayi dimulai 1 menit setelah lahir dengan penggunaan nilai
APGAR. Penilaian ini perlu untuk mengetahui apakah bayi menderita asfiksia atau
tidak. Setiap penilaian diberi angka 0,1 dan 2 dari hasil penilaian tersebut apakah
bayi normal (vigorous baby = nilai apgar 7-10), asfiksia sedang-ringan (nilai apgar 4-
6) atau asfiksia berat (nilai apgar 0-3). Bila nilai apgar dalam 2 menit belum mencpai
nilai 7, maka harus dilakukan tindakan resasitasi lebih lanjut. Oleh karena bila bayi
menderita asfiksia lebih dari 5 menit, kemungkinan terjadi gejala-gejala neurologik
lanjutan kemudian hari lebih besar. Berhubungan dengan itu, menurut apgar
dilakukan selain pada umur 1 menit juga pada umur 5 menit.
Nilai APGAR
0 1 2

Apperance Pucat Badan merah, Seluruh tubuh kemerah-


(Warna Kulit) ekstremitas biru merahan
Pulse Rate Tidak ada Kurang dari 100 Lebih dari 100
(Frek. Nadi)
Tidak ada Sedikit gerakan Batuk/bersih
Grimance mimik
(Reaksi (grimance)
Rangsangan
)
Tidak ada Ekstrimitas Garakan aktif
Activity dalam sedikit
(Tonus Otot) flexi
Tidak ada Lemah/tidak Baik/menangis
Respiration teratur
(Pernafasan)

9. Inisiasi Menyusu Dini (IMD)


Inisasi menyusu dini adalah proses membiarkan bayi menyusu sendiri segera
setelah lahiran. Hal ini merupakan kodrat dan anugrah dari Tuhan yang sudah
disusun untuk kita. Melakukannya juga tidak sulit, hanya membutuhkan waktu
sekitar satu hingga dua jam.
Inisiasi menyusu dini atau disingkat IMD merupakan program yang sedang
gencar dianjurkan pemerintah. Menyusu dan bukan menyusui merupakan gambaran
bahwa IMD bukan program ibu menyusui bayi tetapi bayi yang harus aktif
menemukan sendiri puting susu ibu. Program ini dilakukan dengan cara langsung
meletakkan bayi baru lahir di dada ibunya dan membiarkan bayi ini merayap untuk
menemukan putting susu ibu untuk menyusu. IMD harus dilakukan langsung saat
lahir, tanpa boleh ditunda dengan kegiatan menimbang atau mengukur bayi. Bayi
juga tidak boleh dibersihkan, hanya dikeringkan kecuali tengannya. Proses ini harus
berlangsung skin to skin antara bayi dan ibu.
Manfaat inisiasi menyusu dini :
a. Untuk bayi
Kehangatan
Christensson et al, (1992) melaporkan bahwa dibandingkan bayi-bayi yang
diletakkan dalam boks ternyata bayi-bayi yang kontak kulit dengan kulit ibunya
mempunyai suhu tubuh yang lebih hangat dan stabil.
Kenyamanan

Ternyata bayi-bayi yang dilakukan inisiasi dini lebih jarang menangis di bandingkan
dengan bayi-bayi yang dipisahkan dari ibunya.
Kualitas perlekatan

Di banding bayi yang dipisahkan dari ibunya, bayi-bayi yng di lakukan inisiasi dini
mempunyai kemampuan perlekatan mulut yang lebih baik dari pada waktu menyusu.
b. Untuk bayi
Pelepasan plasenta yang lebih cepat akan mengurangi resiko terjadinya pendarahan
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Bayi baru lahir (neonatus) adalah suatu keadaan dimana bayi baru lahir dengan
umur kehamilan 37-42 minggu,lahir melalui jalan lahir dengan presentasi kepala
secara spontan tanpa gangguan, menangis kuat, nafas secara spontan dan
teratur,berat badan antara 2500-4000 gram serta harus dapat melakukan
penyesuaian diri dari kehidupan ekstrauteri.
2. Tahapan Bayi Baru Lahir
a. Tahap I terjadi segera setelah lahir ,selama menit –menit pertama kelahiran. Pada
tahap ini digunakan system scoring apgar untuk fisik dan scoring gray untuk interaksi
bayi dan ibu.
b. Tahap II disebut tahap transisional reaktivitas .Pada tahan II dilakukan pengkajian
selama 24 jam pertama terhadap adannya perubahan perilaku.
c. Tahap III disebut tahap periodik, pengkajian dilakukan setelah 24 jam pertama yang
meliputi pemeriksaan seluruh tubuh.
3. Tujuan Perawatan Pada Bayi Baru Lahir
Periode pascapartum awal
a. Mencapai dan mempertahankan jalan nafas dan mendukung pernafasan.
b. Mempertahankan kehangatan dan mecegah hipotermi
c. Memastikan keamanan dan mencegah cedera atau infeksi
d. Megidentifikasi masalah-masalah actual atau potensial yang memerlukan perhatian
segera.
Perawatan Lanjutan
a. Melanjutkan perlindungan dan cedera atau infeksi dan mngidentifikasi masalah-
masalah actual dan potensial yang memerlukan perhatian.
b. Memfasilitasi terbinanya hubungan dekat orang tua-bayi
c. Memberikan informasi kepada orang tua tentang perawatan bayi baru lahir
d. Membantu orang tua dalam mengembangkan sikap sehat tentng praktik
membesarkan anak
4. Adaptasi / Perubahan Fisiologi Pada BBL
a. Perubahan system pernafasan / respirasi
b. Perubahan pada system peredaran darah
c. Pengaturan suhu
d. Metabolisme Glukosa
e. Perubahan system gastrointestinal
f. System kekebalan tubuh/imun
5. Bayi baru lahir sangat rentan terhadap infeksi yang disebabkan oleh paparan atau
kontaminasi mikroorganisme selama proses persalinan berlangsung maupun
beberapa saat setelah lahir
6. Inisiasi Menyusu Dini (IMD) adalah proses membiarkan bayi menyusu sendiri segera
setelah lahiran
B. Saran
Jika dalam penulisan makalah ini terdapat kekurangn dan kesalahan,kami
mohonmaaf. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun agar kami dapat membuat makalah yang lebih baik dikemudian hari.

Anda mungkin juga menyukai