Anda di halaman 1dari 12

0

KEWIRAUSAHAAN

Modul 3

Merintis usaha

baru

Disusun oleh

Drs Wawan Purwanto SE MM

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MERCU BUANA
JAKARTA

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Drs Wawan Purwanto SE MM


KEWIRAUSAHAAN LANJUTAN
1

MENUMBUHKAN KEBERANIAN UNTUK BERWIRAUSAHA

Ada anggapan bahwa kewirausahaan itu bakat dari lahir dan karenanya tidak dapat
diajarkan. Benarkah demikian ? Ternyata tidak demikian. Anggapan tersebut di atas tidak
benar, sebab pengertian kewirausahaan bukan berpijak pada bakat sejak lahir, melainkan
berkaitan erat dengan tindakan atau aksi. Jadi tindakan atau aksi itulah yang menentukan
seseorang sukses menjadi wirausahawan atau tidak.

Pengertian kewirausahaan.
Sebelum istilah wirausaha sepopuler seperti sekarang ini, dulu sering kita dengar
istilah wiraswasta. Kata "wiraswasta" berasal dari Wira yang berarti utama, gagah, berani,
luhur, teladan atau pejuang. Swa berarti sendiri dan Sta berarti berdiri. Jadi wiraswasta
(entrepreneur) berarti pejuang yang utama, gagah, luhur, berani dan layak menjadi teladan
dalam bidang usaha dengan landasan berdiri diatas kaki sendiri (http://www.pembelajar.com
).
Definisi kewirausahaan memang banyak dibuat oleh para ahli, tetapi mereka melihat
dari perspektifnya masing-masing. Agar penegertian kewirausahaan dapat diterapkan sesuai
dengan lingkungan negara kita, maka telah disepakati definisi sebagai berikut ini.
Kewirausahaan adalah kesatuan terpadu dari semangat, nilai-nilai, dan prinsip serta
sikap, kuat, seni, dan tindakan nyata yang sangat perlu, tepat dan unggul dalam menangani
dan mengembangkan perusahaan atau kegiatan lain yang mengarah pada pelayanan
terbaik kepada langganan dan piahak-pihak lain yang berkepentingan termasuk masyarakat,
bangsa dan negara.

Fenomena wirausaha
Saya percaya, bahwa setiap tahun telah cukup banyak orang yang masuk dunia
bisnis. Mereka umumnya melakukan tiga cara. Yakni, membeli bisnis yang sudah ada,
menjadi partner dalam sebuah waralaba, atau dengan memulai bisnis baru.
Jika kita akan memulai bisnis baru, tentu kita harus bisa menjawab empat pertanyaan
ini. Pertama, produk atau layanan apakah yang akan kita buat, dan itu untuk siapa? Kedua,
mengapa harus usaha itu? Mengapa calon customer harus membeli dari kita? Apa yang
* Disampaikan pada ceramah Kewirausahaan KKN UII dusun Manukan Condongcatur Depok
Sleman DIY, 18 Desember 2005.
** Staf Pengajar pada jurusan Pendidikan Dunia Usaha Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri
Yogyakarta.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Drs Wawan Purwanto SE MM


KEWIRAUSAHAAN LANJUTAN
2

akan kita berikan jika ternyata produk itu belum ada? Bagaimana kompetisinya? Apa
keuntungan yang akan kita peroleh dari kompetisi itu?
Ketiga, Apakah kita mempunyai sumbernya? Apakah kita akan mendapat order? Apakah
order itu datang segera? Keempat, siapa pasar kita? Lantas dari manakah ide untuk mulai
bisnis baru itu berasal?
Menurut suatu penelitian, sebagian besar pengusaha itu dapat ide dari pengalaman
yang diperoleh ketika bekerja di industri yang sama. Namun hal itu menunjukkan bahwa
pengusaha seperti itu hanya berani memulai bisnis baru karena semata-mata melihat sisi
terangnya saja. Menurut Purdi E Chandra, jika kita memang benar-benar ingin memulai
bisnis baru, semestinya peluang pasarlah yang lebih kita jadikan pijakan.
Oleh karena itulah, sudah saatnya kita berani memulai bisnis baru. Hal itu memang
bukan hal mudah, karena membutuhkan analisa dan perencanaan yang serius. Namun, kita
harus yakin bahwa ide memulai bisnis baru tak terlalu sulit. Ide itu bisa berasal dari mana
saja dalam berbagai cara. Sekali ide bisnis itu dikembangkan dengan jelas, maka bisnis baru
itu niscaya akan berkembang. Apalagi, setelah terlebih dahulu kita adakan evaluasi dengan
teliti, baik itu berkaitan dengan customer dan pesaingnya.

Memulai bisnis tidak harus punya uang dulu.


Mungkinkah kita mulai bisnis tanpa memiliki uang tunai? Mengapa tidak! Jika kita
mampu mengoptimalkan pemikiran kita, maka akan banyak jalan yang bisa ditempuh dalam
menghadapi masalah permodalan untuk kita bisa memulai bisnis. Hanya masalahnya,
darimana uang itu berasal ? Logikanya, semua bisnis itu membutuhkan modal uang.
Memang, kebanyakan kita selalu mengeluh ketiadaan modal uang sebagai alasan
mengapa kita malas berwirausaha. Padahal, modal yang paling vital sebenarnya bukanlah
uang, tetapi modal non fisik, yakni berupa motivasi dan keberanian memulai yang mengebu-
gebu.
Saya yakin, jika hal itu sudah bisa dipenuhi, maka mencari modal uang bukanlah
persoalan yang tidak mungkin, meski secara pribadi kita tidak memiliki uang. Sementara kita
telah tahu, bahwa peluang bisnis telah ada di depan mata. Tentu, alangkah baiknya jika kita
tidak menundanya untuk memulai berbisnis.
Toh kita tahu, bahwa sebenarnya banyak sumber permodalan. Seperti uang tabungan,
uang pesangon, pinjam di bank dan di koperasi atau dari lembaga keuangan atau dari pihak
lainnya. Namun, jika kita ternyata tidak memiliki uang tabungan, uang pesangon atau
katakanlah belum ada keberanian untuk meminjam uang di bank atau koperasi, saya kira
kita juga tidak perlu risau. Karena ada cara untuk memulai bisnis, meski kita tidak memiliki
uang tunai sekalipun.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Drs Wawan Purwanto SE MM


KEWIRAUSAHAAN LANJUTAN
3

Contohnya, kita bisa menjadi seorang perantara. Misalnya, menjadi perantara jual beli
rumah, jual beli motor dan lain-lain. Keuntungan yang kita dapat bisa dari komisi penjualan
atau cara lain atas kesepakatan kita dengan pemilik produk. Saya yakin, kita pasti bisa
melakukannya.
Kita bisa juga membuat usaha dengan cara konsumen melakukan pembayaran di
muka. Dalam hal ini, kita bisa mencari bisnis dimana konsumen yang jadi sasaran bisnis kita
itu mau membayar atau mengeluarkan uang dulu sebelum proses bisnis, baik jasa maupun
produk, itu terjadi. Misalnya bisa dilakukan pada bisnis jasa, seperti industri jasa pendidikan.
Dimana, siswa diwajibkan membayar dulu didepan sebelum proses pendidikan itu terjadi.
Bisa juga misalnya, ada orang yang memesan barang pada kita, namun sebelum
barang yang dipesan itu jadi, pihak konsumen sudah memberikan uang muka dulu. Artinya,
itu sama saja kita telah diberi modal oleh konsumen.
Masih ada cara lain memulai bisnis tanpa kita memiliki uang tunai. Contohnya,
menggunakan sistem bagi hasil. Kita bekerjasama dan keuntungan yang didapat pun dibagi
sesuai kesepakatan bersama. Atau kita mungkin ingin cara lain? Tentu masih ada.
Contohnya, kita bisa melakukannya dengan sistem barter dengan pemasok, dan kita pun jika
memiliki keahlian tertentu, mengapa tidak saja menjadi seorang konsultan. Selain itu, bisa
saja dengan cara kita mengambil dulu produk yang akan diperdagangkan, hanya untuk
pembayarannya bisa kita lakukan setelah produk tersebut terjual pada konsumen. Tentu,
masih banyak cara lain untuk kita memulai bisnis tanpa uang tunai.
Oleh karena itu, menurut saya, sebaiknya kita tidak perlu berkecil hati atau takut
dipandang rendah, bila ternyata kita memang tidak memiliki uang tunai namun berhasrat
untuk memulai bisnis. Saya yakin, dengan kita memiliki kemauan besar menjadi seorang
wirausahawan, maka setidaknya akan selalu ada jalan untuk memulai bisnis. Nyatanya, tidak
sedikit pengusaha yang telah meraih keberhasilan meski saat memulai bisnisnya dulu tanpa
memiliki uang tunai.
Itu menunjukkan bahwa tidak benar kalau ada yang mengatakan "Tak mungkin kita
memulai bisnis tanpa memiliki uang tunai." Kuncinya sebetulnya terletak pada motivasi dan
keberanian kita memulai bisnis yang menggebu-gebu. Hanya saja, untuk cepat meraih
sukses, apalagi tanpa memiliki uang tunai itu tidak semudah seperti kita membalikkan
telapak tangan.
Jeli Membaca Peluang.
Ada sebuah komentar menarik: "Saya begitu banyak sekali ide bisnis, tapi nyatanya
tak ada satu pun ide bisnis itu terealisir. Akibatnya, saya hanya sekadar kaya ide, tapi bisnis
tak ada?".

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Drs Wawan Purwanto SE MM


KEWIRAUSAHAAN LANJUTAN
4

Sebenarnya di sekitar kita ini banyak sekali macam bisnis yang bisa diraih. Hanya
saja, kita harus betul-betul memahami kebutuhan masyarakat konsumen. Sebagai contoh, di
beberapa kota di Amerika Serikat, sudah banyak bisnis yang dikembangkan dari ide-ide
sederhana seperti bisnis membangunkan orang tidur (morning call). Aneh, tapi itu nyata.
Barangkali sekarang ini belum banyak yang kita temukan. Namun, saya yakin jika kita
kreatif, akan mampu melihat peluang bisnis sebanyak-banyaknya dan mampu menangkap
satu atau dua di antaranya. Pendek kata, peluang bisnis tidak akan pernah ada habisnya,
selama minat manusia masih menjalankan hajat hidupnya di dunia ini.
Keterampilan tertentu juga bisa dijadikan peluang bisnis. Terampil dibidang elektronika
misalnya, bisa membuka bisnis perbaikan dan pemeliharaan alat-alat elektronik. Ahli di
bidang komputer bisa membuka bisnis software dan hardware. Terampil di mesin, bisa
memulai bisnis dari servis motor atau mobil. Atau barangkali, punya kreativitas yang berciri
khas dan unik, kita bisa merintis bisnis kreatif, seperti kerajinan tangan.
Tingkat pendidikan kita juga bisa menjadi peluang bisnis dengan pengembangan
profesi. Misal sarjana matematika membuka kursus matematika. Sarjana Sastra lnggris
memulai usaha dengan membuka kursus bahasa lnggris. Peluang bisnis juga ada
dilingkungan keluarga. Bisa dimulai dengan berbisnis makanan atau katering dan keluarga
bisa diajak serta, dan bisnis ini bisa dikelola dari rumah.
Peluang itu juga terdapat di lingkungan pekerjaan, organisasi dan tetangga. Tentu
saja, di lingkungan itu kita banyak teman. Maka, jika punya produk tertentu, bisa saja kita
jual produk tersebut kepada mereka. Bahkan relasi kita pun bisa juga jadi peluang bisnis.
Misalnya, bisa pinjam uang pada relasi untuk modal usaha. Produk yang dihasilkan, selain
bisa dijual pada orang lain, juga pada relasi kita itu. Dengan begitu, kita tak hanya jeli
mencari peluang bisnis, tapi juga mampu menciptakan pasar.
Begitu pula, jika punya hobi. Misalnya melukis, bisa jadi pelukis, dan lukisan itu bisa
dijual digaleri. Bahkan, peluang bisnis itu juga bisa diraih saat kita melakukan perjalanan ke
luar kota. Ide bisnis bisa muncul setelah kita melihat bisnis di kota lain, dan itu bisa
dikembangkan di kota sendiri. Hanya saja, agar bisnis yang akan dijalankan tidak sia-sia,
ada baiknya pastikan dulu pasarnya.
Tapi, tentu, peluang bisnis itu hanya bisa diraih, jika kita jeli dan gigih. Ingat pepatah yang
mengatakan: "Tidak ada usaha, tidak ada hasil". Oleh karena itu, sebaiknya jangan ragu di
dalam setiap meraih peluang bisnis yang ada di sekitar kita. Soal besar kecilnya peluang
jangan jadi masalah. Tangkap dulu peluang yang ada. Dan, jangan khawatir, peluang bisnis
yang berikutnya pasti akan mengikuti. Bisnis itu selalu mengalir, seperti bola salju, dimulai
dari yang kecil lalu menggumpal menjadi besar » (http://www.purdiechandra.com).

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Drs Wawan Purwanto SE MM


KEWIRAUSAHAAN LANJUTAN
5

Bagaimana mencari modal


Salah satu alternatif mendapatkan modal adalah mencari pinjaman ke bank.
Sebetulnya, mendapat kredit dari bank tak serumit yang dikira. Buktinya, banyak orang
mendapatkannya. Prinsipnya, bank hanya akan memberi kredit pada orang yang dipercaya.
Oleh sebab itu, hal yang perlu kita lakukan adalah meyakinkan pihak bank agar percaya
pada kita. Caranya? Penuhi semua persyaratan yang diminta!

Debitur
Bank membagi penerima kredit dalam dua golongan, yakni debitur perorangan dan
debitur perusahaan. Tentu saja, persyaratan untuk kedua jenis debitur itu berbeda. Bila kita
mengajukan kredit atas nama pribadi, maka kita termasuk debitur perorangan. Debitur
perorangan itu terdiri bisa berprofesi sebagai dokter, artis, pegawai negeri, perancang
busana, arsitek, karyawan swasta, pedagang, dan lain-lain. Bila kita mengajukan kredit atas
nama kelompok atau perusahaan, maka kita disebut debitur perusahaan atau badan usaha.
Semua bentuk usaha yang sah secara hukum (seperti PT, CV, Firma, dll), bisa mengajukan
kredit.

Debitur Perorangan
Bank selanjutnya akan membedakan debitur perorangan ini dalam tiga golongan,
yakni wirausahawan, karyawan, dan profesional, sesuai profesi masing-masing debitur.
Persyaratan yang diminta umumnya sama, yakni:
1. Foto kopi identitas diri (KTP, SIM, atau paspor).
2. Foto kopi akte nikah (bagi yang sudah menikah).
3. Foto kopi kartu keluarga.
4. Foto kopi rekekening koran/ giro atau tabungan 6-3 bulan terakhir.
5. Foto kopi slip gaji dan surat keterangan bekerja dari perusahaan (bagi karyawan).

Debitur Perusahaan
Persyaratan yang diminta untuk kelompok debitur ini, antara lain:
1. Bukti legalitas perusahaan
o Foto kopi identitas diri dari para pengurus perusahaan (direktur & komisaris).
o Foto kopi NPWP (Nomor Pokok wajib pajak).
o Foto kopi SIUP (Surat Ijin Usaha Perdagangan).
o Foto kopi Akte Pendirian Perusahaan dari Notaris.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Drs Wawan Purwanto SE MM


KEWIRAUSAHAAN LANJUTAN
6

o Foto kopi TDP (Tanda Daftar Perusahaan).


2. Performa Keuangan
o Kopi rekening koran/giro atau buku tabungan di bank manapun selama 6 s/d 3 bulan
terakhir.
o Data keuangan lain, seperti neraca keuangan, laporan rugi laba, catatan penjualan &
pembelian harian, dan data pembukuan lainnya.

Jaminan
Bank biasanya akan meminta jaminan untuk lebih meyakinkan diri, bahwa kita layak
mendapat kredit. Bentuknya bermacam-macam, bisa berupa serifikat atau surat-surat
berharga, bisa juga dalam bentuk wujud tanah, bangunan, kendaraan bermotor, dan lain-
lain. Yang penting, nilainya lebih besar atau (minimal) sama dengan jumlah kredit diterima
(http://www.danamon.co.id ).

Sembilan langkah memulai berwirausaha


1. Mulailah dengan mimpi
Mulailah dengan sebuah mimpi. Semua bermula dari sebuah mimpi dan yakinkan akan
produk yang akan kita tawarkan. Pemimpilah yang selalu menciptakan dan membuat
sebuah terobosa dalam produk,
2. Mencintai produk atau pelayanan
Cintailah produk anda. Kecintaan akan produk kita akan memberikan sebuah keyakinan
pada pelanggan kita dan membuat kerja keras terasa ringan. Membuat kita mampu
melewati masa masa sulit.
3. Pelajari konsep dasar bisnis
Tidak akan ada sukses tanpa ada sebuah pengetahuaan dasar untuk bisnis yang baik,
belajar sambil bekerja, turut kerja dahulu selama1-2 tahun untuk dapat mempelajari dasar
– dasar usaha akan membantu kita untuk maju dengan lebih baik.
4. Berani mengambil resiko
Ambillah resiko. Berani mengambil resiko yang diperhitungkan merupakan kunci awal
dalam dunia usaha, karena hasil yang akan dicapai akan proporsional terhadap resiko
yang akan diambil. Sebuah resiko yang diperhitungkan dengan baik – baik akan lebih
banyak memberikan kemungkinan berhasil.
5. Konsultasi dengan ahlinya
Carilah nasehat dari pakarnya, tapi ikuti kata – kata kita. Wirausahawan selalu mencari
nasehat dari berbagai pihak tapi keputusan akhir selalu ada ditangannya dan dapat

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Drs Wawan Purwanto SE MM


KEWIRAUSAHAAN LANJUTAN
7

diputuskan dengan indera ke enamnya. Pada tahap awal sebuah usaha, kepiawaian
menjual merupakan kunci suksesnya.
6. Kerja keras
Ethos kerja yang keras sering dianggap sebagai mimpi kuno dan seharusnya diganti, tapi
hard work and smart work tidaklah dapat dipisahkan lagi sekarang. Seorang pengusaha
sejati tidak pernah lepas dari kerjanya, pada saat tidurpun otaknya bekerja dan berpikir
akan bussinessnya. Melamunkan dan memimpikan kerjanya.
7. Carilah teman sebanyak mungkin
Bertemanlah sebanyak banyaknya. Pada harga dan kualitas yang sama orang membeli
dari temannya, pada harga yang sedikit mahal, orang akan tetap membeli dari teman.
Teman akan membantu mengembangkan usaha kita, memberi nasehat, membantu
menolong pada masa sulit.
8. Hadapi kegagalan
Kegagalan merupakan sebuah vitamin untuk menguatkan dan mempertajam intuisi dan
kemampuan kita berwirausaha, selama kegagalan itu tidak mematikan. Setiap usaha
selalu akan mempunyai resiko kegagalan dan bila mana itu sampai terjadi, bersiaplah dan
hadapilah.
9. Mulailah sekarang juga
Lakukanlah sekarang juga. Bila anda telah siap, lakukanlah sekarang juga. Putuskan dan
kerjakan sekarang, karena besok bukanlah milik kita (www.kebunku@yahogroups.com).
Wirausahawan Andal.
Wirausahawan andal memiliki ciri-ciri dan cara-cara kerja sebagai berikut :
Pertama, percaya diri dan mandiri yang tinggi untuk mencari penghasilan dan keuntungan
melalui usaha yang dilaksanakannya.
Kedua, mau dan mampu mencari dan menangkap peluang yang menguntungkan dan
memanfaatkannya peluang tersebut.
Ketiga, mau dan mampu bekerja keras dan tekun untuk menghasilkan barang dan jasa yang
lebih tepat dan effisien.
Keempat, mau dan mampu berkomunikasi, tawar menawar dan musyawarah dengan
berbagai pihak, terutama kepada pembeli.
Kelima, menghadapi hidup dan menangani usaha dengan terencana, jujur, hemat, dan
disiplin.
Keenam, mencintai kegiatan usahanya dan perusahaannya secara lugas dan tangguh tetapi
cukup luwes dalam melindunginnya.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Drs Wawan Purwanto SE MM


KEWIRAUSAHAAN LANJUTAN
8

Ketujuh, mau dan mampu meningkatkan kapasitas diri sendiri dan kapasitas perusahaan
dengan memanfaatkan dan memotivasi orang lain (leadership/managerialship) serta
melakukan perluasan dan pengembangan usaha dgn resiko yang moderat.
Kedelapan, berusaha mengenal dan mengendalikan lingkungan serta menggalang kerja
sama yang saling menguntungkan dengan berbagai pihak yang berkepentingan dengan
perusahaan.
Selain ciri-ciri di atas, setidaknya ada empat paradigma yang dapat membuat
seorang wirausaha menjadi sukses atau superior di tingkat persaingan usaha yang semakin
ketat.
Pertama, seorang wirausaha harus mampu memprediksi kemungkinan di masa
mendatang. Sebab, entrepreneur itu harus sarat ide-ide, seolah hanya melihat peluang dan
kepuasan pelanggan. Sedangkan eksekutif, adalah seorang yang senantiasa menyelesaikan
masalah yang timbul di perusahaan.
Paradigma kedua, fleksibilitas dari sang wirausaha. Seorang entrepreneur harus
bisa cepat menyesuaikan diri dengan lingkungan kerja maupun lingkungan usaha. Hal ini
diyakini akan membawa perusahaan untuk terus bisa bertahan.
Ketiga, rule of the game, harus dinamis dalam mengantisipasi berbagai macam
kemungkinan sebagai kemampuan mengendalikan permainan. Hal ini berkaitan erat dengan
inovasi atau penciptaan hal-hal baru dalam berbisnis. Perubahan sistim pembayaran tarif
telepon selular dari pascabayar ke prabayar merupakan contoh nyata perubahan aturan
main (rule of the games) yang sangat antisipatif.
Paradigma keempat adalah kemampuan melanjutkan perubahan dari aturan atau
bentuk yang telah ada sebelumnya. Inovasi yang kita buat dalam beberapa masa ke depan
akan selalu tertinggal. Kemampuan memperbaharui produk dan aturan main inilah yang
dapat membuat seorang wirausaha menjadi
pemenang.
Paradigma bahwa bisnis kadang berakhir dengan kegagalan adalah sesuatu yang
lumrah. Bukankah kita hidup sekarang saja selalu dihadapi oleh dua pilihan? Ada hitam ada
putih, ada kanan ada kiri, ada amal ada dosa, ada surga ada neraka, dan ada sukses tentu
ada juga gagal. Jadi, sikap dalam diri kita bahwa dua hal ini selalu beriringan dan kadang
kita mendapatkan satu di antaranya adalah ''hal yang memang kita hadapi,'' sehingga kita
nanti lebih tenang menghadapi dan dapat menerimanya dengan ikhlas..
Percaya diri juga dapat timbul kalau kita selalu berpikiran positif. Satu lagi yang harus
ditanamkankan dalam hati adalah jika usaha atau bisnis yang sedang kita jalankan berujung

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Drs Wawan Purwanto SE MM


KEWIRAUSAHAAN LANJUTAN
9

dengan kegagalan, maka yang gagal adalah bisnisnya, bukan kita ! Kita sendiri tidak gagal
karena kita dalam proses mencari sesuatu yang lebih baik.
Oleh karena itu mulai sekarang juga, mulai dari hal yang kecil, mulai dari diri kita
sendiri segeralah tanamkan keberanian untuk membangun masa depan kita demi anak-anak
kita dengan berwirausaha.

Minat Mahasiswa pada Dunia Bisnis

KIAN sulitnya perekonomian di Indonesia yang ditandai kenaikan harga BBM dan diikuti
kenaikan kebutuhan bahan pokok lainnya, memperkuat alasan mahasiswa untuk terjun ke
dunia bisnis. Minat ini memang sudah ada sejak dulu, di antaranya berawal dari hobi bahkan
mayoritas karena kebutuhan finansial. Tujuan lain, memperbanyak pengalaman kerja sejak
kuliah agar pada saat lulus nanti, tidak menambah tingkat pengangguran di negeri ini.
Karena sudah dibekali pengalaman berbisnis, dan kesiapan membuka lapangan kerja baru.

Mahasiswa, kaum terpelajar yang memiliki idealisme tinggi pada keyakinan yang
dipegangnya, mereka identik dengan dunia kampus yang selalu bergulat dengan makna.
Menurut Kamus Bahasa Indonesia terbitan Balai Pustaka Departemen Pendidikan, bisnis
berarti usaha dagang; usaha komersial dalam dunia perdagangan. Bisnis berarti suatu
bentuk independensi seseorang, yang mempunyai sesuatu yang dikerjakan dan
menghasilkan.

Adapun risiko kegagalan dalam berbisnis, yakni tidak mendapatkan penghasilan tetap (gaji
rutin), mendapat tantangan dari keluarga, modal yang tertanam dalam bisnis dan lainnya.
Solusi yang ditawarkan di antaranya saat memulai usaha kita harus menguasai product
knowledge dan stakeholder-nya. Yang tidak kalah penting, dalam berbisnis kita harus fokus
dan jangan takut gagal. Sebab, untuk jadi pebisnis sukses yang penting adalah belajar dari
kegagalan.

Jadi, usaha ini bisa masuk dalam kategori kerja dan bisa dikerjakan oleh siapa saja mulai
dari anak-anak sampai nenek dan kakek tak terkecuali mahasiswa. Meski ada persepsi
umum di masyarakat, antara dunia kemahasiswaan dan dunia bisnis terbentang jarak sosial,
politik, ekonomi dan ideologis yang luar biasa lebar. Menurut persepsi itu, dunia
kemahasiswaan merupakan dunia yang idealis, sedangkan dunia bisnis merupakan dunia
realis.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Drs Wawan Purwanto SE MM


KEWIRAUSAHAAN LANJUTAN
10

Nyatanya, dunia kemahasiswaan tidak lagi asing dengan dunia bisnis. Itu bisa dibuktikan
dengan makin banyak produk kampus menjadi penopang yang andal untuk kemajuan
perusahaan. Banyak pula sekolah tinggi bisnis didirikan oleh kalangan pelaku bisnis, dalam
rangka menyiapkan software intelektual dan profesional bagi kelangsungan dunia usaha.

Khusus untuk mahasiswa fakultas ekonomi, sebagian besar mahasiswa mencoba


menginterpretasikan ilmu yang telah didapatkan melalui dunia bisnis yang riil. Sebab,
mereka memang mendapatkan mata kuliah yang lebih menekankan untuk menjadi seorang
entrepreneur sejati dibandingkan menjadi seorang pegawai kantoran.

Faktor yang mempengaruhi seorang mahasiswa menjadi pebisnis tipe kepribadian, terdiri
atas ekstrovert (terbuka) dan introvert (tertutup). Orang dengan tipe ekstrovert biasanya lebih
berminat pada lingkungan sekitar di luar dirinya, mereka memiliki optimisme yang tinggi
dalam menghadapi kehidupan. Tipe ini sangat diperlukan pada seorang pebisnis.

Sedangkan tipe introvert sebaliknya, mereka lebih menarik diri dari lingkungan sekitar di luar
dirinya, sehingga mereka sulit beradaptasi dengan orang lain dan kurang diterima
lingkungan. Sifat pesimis dan cemas menyebabkan mereka memiliki perasaan rendah diri,
sedangkan dalam hal ini, rasa percaya diri sangatlah diperlukan.

Mayoritas mahasiswa yang terjun di dunia bisnis berawal dari coba-coba. Mereka
beranggapan, selama tidak mengganggu aktivitas perkuliahan, tidak ada salahnya mencari
pengalaman berbisnis sejak kuliah. Lain halnya dengan mereka yang berada pada posisi
ekonomi yang rentan, atau yang sudah merasakan keberhasilan/kesuksesan dalam dunia
bisnis. Mereka biasanya kurang memperhatikan jalannya perkuliahan, bahkan ada yang
berpendapat jadwal kuliah jangan sampai mengganggu aktivitas bisnis.

Sangat beragam

Bisnis yang dijalani mahasiswa amat beragam, mulai dari yang skala kecil hingga besar.
Saat ini bisnis yang sedang marak bisnis multi level marketing dalam rangka memperluas
network-nya. Dalam bisnis MLM, keuntugan yang dapat diraih sangatlah menggiurkan,
apalagi untuk ukuran seorang mahasiswa.

Berbisnis berarti belajar mengatur sesuatu, kendalanya mahasiswa harus menempatkan


kapan waktu kuliah dan kapan waktu bisnis, seperti pepatah yang mengatakan life will be
beautiful in your live if you can manage. Karena bila tidak, bisa jadi kita jadi mahasiswa abadi

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Drs Wawan Purwanto SE MM


KEWIRAUSAHAAN LANJUTAN
11

atau telat merampungkan kuliah, yang umumnya mahasiswa sudah berhak menyandang
gelar sarjana dalam 4 atau 5 tahun.

Sebagian mahasiswa nyatanya banyak yang menyelesaikannya sampai 6 hingga 8 tahun,


maka pihak kampus sendiri (PTN) sudah mengaturnya sejak tahun 1978. Bahwa usia kuliah
mahasiswa itu paling lama adalah 14 semester. Bahkan, ada yang sampai tidak selesai
sama sekali, alias ditinggalkan begitu saja. Untuk itu, beberapa dari mereka melanjutkan
atau mengalihkan studinya ke program ekstensi.

Kendala lain biasanya berupa modal, hambatan mental yang merasa gengsi, kemauan yang
lemah dan skill yang kurang memadai. Skill atau kemampuan ini dapat dibangun melalui
berbagai cara belajar seperti melalui pelatihan, kursus, diskusi dan bahkan dari pengalaman
itu sendiri.

Akan sangat bermanfaat bila kita membaca riwayat atau otobiografi para pebisnis yang
sukses, sehingga dapat melihat dan mengambil pelajaran dari kerasnya perjuangan serta
ketekunan mereka dalam mencapai cita-citanya. Sebab, tidak sedikit dari para pebisnis yang
terpukau oleh kisah sukses dan keberhasilan seseorang, tanpa mau melihat jalan panjang
yang telah mereka lalui.

Modal pertama berbisnis berani memulai dibarengi niat untuk serius. Kalau sudah berani
mulai berbisnis, kita juga harus berani bersaing, tapi yang perlu ditanamkan dalam-dalam
bersaing secara sehat. Selanjutnya untuk menjadi seorang pebisnis sukses kita harus
pantang mundur saat bisnis kita turun. Jeli terhadap saingan yang bisa menjadi kendali mutu
dari produk kita, jujur karena kunci sukses semua pekerjaan, memperluas link atau jaringan.

Ada tiga keuntungan apabila kita memiliki bisnis karena hobi. Pertama, ada kesungguhan
pada saat menjalankan bisnis karena kita merintis, menekuni, dan menjalankan berdasarkan
kesenangan. Apapun bentuk dan jenis bisnis membutuhkan kesabaran, kecintaan, dan
keseriusan yang luar biasa. Kedua, lebih fokus dan tertantang, kondisi ini karena ada nilai
kepuasan batin yang tidak bisa diukur oleh finansial. Ketiga, sebagai wujud syukur terhadap
potensi yang diberikan Allah kepada kita. Setiap orang memiliki potensi, minat, dan bakat
yang berbeda. Itulah sebabnya, mengembangkan minat bisnis yang sesuai hati nurani,
merupakan aplikasi dari penjabaran potensi yang Allah titipkan kepada kita.***

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Drs Wawan Purwanto SE MM


KEWIRAUSAHAAN LANJUTAN

Anda mungkin juga menyukai