Mohammad Nazri - Kel5 - ME2 - SHIFTB - MODUL3 PDF
Mohammad Nazri - Kel5 - ME2 - SHIFTB - MODUL3 PDF
MODUL 3
KARAKTERISTIK POMPA SERI DAN PARAREL
KELOMPOK 5
Nama : Mohammad Nazri
Nim : 102216016
Kelas : ME-2
Abstrak : Pompa sentrifungal adalah suatu alat yang memiliki mekanisme mengantarkan suatu
fluida kearah atas. Dalam mengoperasikan pompa terdapat berbagai macam variasi yang dapat di
lakukan seperti seri,pararel,dan seri pararel kombinasi.Tujuan pelaksaan pratikum kali ini adalah
mengetahui karakteristik laju aliran dari pompa sentrifungal jika dirangkai secara seri dengan cara
inlet dari apartus seri di hubungkan dengan outlet pada hydraulic bench, dan apabila di rangkai
secara pararel inlet dari apartus seri dihubungkan dengan katup saluran pembuangan pada apartus
hydraulic bench. Dari hasil pengujian tersebut dapat disimpulkan bahwa pengoperasian pompa
secara pararel mendapatkan nilai fluida yang sangat tinggi namun heat total rendah sedangkan
pompa secara seri mendapatkan nilai heat total tinggi namun kapasitas fluidanya sangat rendah.
Kata kunci : pompa sentrifungal, fluida,aliran,heat total,seri dan pararel.
Abstract : Centrifugal pump is a device that has a mechanism to deliver a fluid upward. In
operating the pump there are various variations that can be done such as series, parallel, and
parallel combination series. The purpose of this practice is to know the flow rate characteristics of
centrifugal pumps if arranged in series by the inlet of apartment series connected to outlets on the
hydraulic bench, and when arranged in parallel the inlet of the series apartment is connected to
the drain valve on the apartus hydraulic bench. From the results of these tests it can be concluded
that the operation of the pump in parallel gets a very high fluid value but the total heat is low
while the pump in series gets a high total heat value but the fluid capacity is very low.
Keywords: centrifugal pumps, fluid, flow, total heat, series and parallel.
1. PENDAHULUAN
Pompa mempunyai peranan penting dan dapat dijumpai hampir di setiap
industri, baik industri kecil maupun industri besar. Pompa merupakan mesin
konversi energi yang mengubah bentuk energi mekanik poros menjadi energi
spesifik (head) fluida yang memiliki wujud air. Energi mekanik pompa yang
menunjukkan kemampuan dari suatu pompa mengangkat fluida untuk mencapai
ketinggian tertentu adalah berupa head pompa, ditunjukkan oleh besarnya
perbedaan antara energi fluida di sisi isap dengan energi fluida di sisi tekan. Energi
fluida merupakan jumlah dari energi tekanan,energi kinetik dan energi karena
elevasi (ketinggian).
• Pengaruh head inlet terhadap performa pompa (tekanan dan debit) pada
pompa paralel.
𝒑 𝒗𝟐𝒐 𝒑 𝒗𝟐𝒊
𝑾𝑺 = ( 𝝆𝑶 + + 𝒈𝒛𝒐 ) − ( 𝝆𝒊 + + 𝒈𝒛𝒊 ) + 𝒍𝒐𝒔𝒔 (1.1)
𝟐 𝟐
Dimana WS (J/kg) adalah energy kerja pompa per kg fluida, po (Pa) adalah tekanan
pada sisi outlet, pi (Pa) adalah tekanan pada sisi inlet, vo (m/s) adalah kecepatan
rata-rata fluida pada sisi outlet, vi (m/s) adalah kecepatan rata-rata fluida pada sisi
inlet, 𝜌 (kg/m3) adalah massa jenis dari fluida, 𝑔 (m/s2) adalah percepatan gravitasi
dengan nilai 9,81 m/s2, z0 (m) adalah tinggi pada sisi outlet terhadap referensi, zi
(m) adalah tinggi pada sisi inlet terhadap referensi, dan loss adalah energy gesekan
yang berubah menjadi panas pada lingkungan atau menaikkan suhu fluida itu
sendiri selama proses perubahan energy kinetic ke energy tekanan.
Jika persamaan tersebut dibagi dengan 𝑔 (percepatan gravitasi), maka akan menjadi
seperti berikut.
𝒑 𝒗𝟐 𝒑 𝒗𝟐
𝒉𝒊 = (𝝆𝒈𝑶 + 𝟐𝒈𝒐 + 𝒈𝒛𝒐 ) − (𝝆𝒈𝒊 + 𝟐𝒈𝒊 + 𝒈𝒛𝒊 ) + 𝒉𝒍 (1.2)
𝒑 𝒗𝟐 𝒑 𝒗𝟐
𝒉𝒂 = 𝑯𝒐 − 𝑯𝒊 = (𝝆𝒈𝑶 + 𝟐𝒈𝒐 + 𝒈𝒛𝒐 ) − (𝝆𝒈𝒊 + 𝟐𝒈𝒊 + 𝒈𝒛𝒊 ) (1.3)
𝒉𝒊 = 𝒉𝒂 + 𝒉𝒍 (1.4)
Dimana ℎ𝑖 = WS/𝑔 (m) adalah head ideal, ℎ𝑎 (m) adalah head actual, 𝐻𝑜 (m) adalah
head outlet pompa, 𝐻𝑖 (m) adalah head inlet pompa, dan ℎ𝑙 (m) adalah head loss
pompa. Untuk apparatus ini, diameter pipa yang digunakan sama, sehingga kita
𝑣𝑜2 𝑣2
dapat asumsikan sebagai = 2𝑔𝑖 , sehingga untuk actual head dirumuskan sebagai
2𝑔
berikut.
𝒑 𝒑
𝒉𝒂 = 𝑯𝒐 − 𝑯𝒊 = (𝝆𝒐 + 𝒛𝒐 ) − (𝝆 𝒊 + 𝒛𝒊 ) (1.5)
𝒈 𝒈
Jika alat ukur tekanan pada inlet dan outlet mengukur besar head (h), dimana
𝑝
ℎ= , maka
𝜌𝑔
Posisi vertical relatif dari inlet dan outlet direpresentasikan oleh (𝑧𝑜 − 𝑧𝑖 ). Tiap
pengukuran head berada pada posisi vertical relatif yang berbeda-beda. Oleh karena
itu, posisi-posisi tersebut diambil relatif terhadap titik acuan, yaitu garis horizontal
tengah dari impeller pompa. Dan posisi tersebut memiliki factor koreksi
referensi/datum (ℎ𝑑 ) seperti berikut.
Gambar 1.2 Diagram contoh posisi datum head pompa
Sehingga posisi relatif vertical antara inlet dan outlet pompa dapat dihitung
sebagai berikut, yaitu :
Sehingga head actual yang dihasilkan oleh pompa dapat dihitung dengan rumus
sebagai berikut.
𝒉𝒂 = 𝑯𝒅 + (𝒉𝒐 − 𝒉𝒊 ) (1.8)
Berikut adalah koreksi head jika garis tengah impeller digunakan sebagai
acuan/referensi, yaitu :
Istilah umum yang dipakai untuk mengukur performa pompa antara lain adalah
debit (discharge/kapasitas) pompa, yaitu adalah jumlah volume fluida yang
dipompakan per unit waktu. Dengan rumus sebagai berikut.
𝑽 (𝒗𝒐𝒍𝒖𝒎𝒆)
𝑸= (1.9)
𝒕 (𝒘𝒂𝒌𝒕𝒖)
A.Pompa Tunggal
Gambar 1.3 Kurva karakteristik head terhadap debit untuk pompa tunggal
B. Pompa Seri
C. Pompa Paralel
Gambar 1.5 Kurva karakteristik head terhadap debit untuk pompa paralel
2. METODE PENELITIAN
2.1 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam Praktikum Mekanika Fluida II Modul III: Karakteristik
Pompa Serin dan Paralel adalah Hydraulic Bench, Seri/Parallel Pump, dan
Stopwatch. Sedangkan bahan yang digunakan adalah Air.
NO Perlakuan Volume (L) Waktu (s) Ho (m) Hi (m) Hd (m) Debit (m³/s) Heat Total
1 1 10 13,63 18 -1 0,15 0,000734 19,15
2 1,5 10 7 13 -3 0,15 0,001429 16,15
3 2 10 6,24 10 -4,5 0,15 0,001603 14,65
4 2,5 15 7,71 7 -5,5 0,15 0,001946 12,65
5 3 15 7,47 6 -6,5 0,15 0,002008 12,65
6 3,5 15 7,38 5 -7 0,15 0,002033 12,15
Tabel 1.1 Pompa Tunggal
No Perlakuan Volume (L) Waktu (s) Hm(m) Hi (m) Hd (m) Debit (m³/s) Heat Total
1 1 10 13,38 14 -2 0,94 0,000747 16,94
2 1,5 10 8,12 10 -3 0,94 0,001232 13,94
3 2 10 6,5 7 -4 0,94 0,001538 11,94
4 2,5 10 5,46 4 -4,5 0,94 0,001832 9,44
5 3 10 5,24 2 -4,8 0,94 0,001908 7,74
6 3,5 10 4,86 1 -5 0,94 0,002058 6,94
Tabel 1.2 Pompa Pararel
No Perlakuan Volume (L) Waktu (s) Ho (m) Hi (m) Hd (m) Debit (m³/s) Heat Total
1 1 10 10,18 34 -1,587 0,17 0,000982 35,757
2 1,5 10 5,4 22 -5,481 0,17 0,001852 27,651
3 2 10 4,28 14 -8,875 0,17 0,002336 23,045
4 2,5 20 8,81 10 -8,359 0,17 0,002270 18,529
5 3 20 8,673 8 -8,636 0,17 0,002306 16,806
6 3,5 20 8,8467 10 -8,287 0,17 0,002261 18,457
Tabel 1.3 Pompa Seri Mod
19,15
20
16,15
HEAT TOTAL (H)
14,65
15 12,65
12,65
12,15
10
0
0,000000 0,000500 0,001000 0,001500 0,002000 0,002500
DEBIT (Q)
Grafik 1.1 hubungan antara heat total dengan debit pada pompa tunggal
40
POMPA TUNGGAL DAN SERI
35,757
35
30 27,651
25 23,045
HEAT TOTAL (H)
19,15 Pompa
20 18,529
18,457 Tunggal
16,15 16,806
14,65
15 12,65
12,65
12,15 Pompa Seri
10
0
0,000000 0,000500 0,001000 0,001500 0,002000 0,002500
DEBIT (Q)
Grafik 1.2 Hubungan antara heat total dengan debit pada pompa tunggal dan seri
25
POMPA TUNGGAL DAN PARAREL
20 19,15
16,94
16,15
14,65 Pompa
15 13,94
HEAT TOTAL
12,65
12,65 Tunggal
11,94 12,15
9,44 Pompa
10 Paralel
7,74
6,94
0
0,000000 0,000500 0,001000 0,001500 0,002000 0,002500
DEBIT
Grafik 1.3 Hubungan antara heat total dengan debit pada pompa tunggal dan
pararel
Pada instalasi pompa paralel semakin besar bukaan pada katup kontrol
manifold mengakibatkan semakin kecilnya head inlet yang terjadi pada laju
aliran. Hal ini dibuktikan melalui pengaruh head inlet terhadap 6 perlakuan yang
berbeda dengan volume dan nilai Hkonstan. Sehingga, head total (Ha) yang
dihasilkan oleh instalasi pompa yang disusun secara paralel semakin kecil, akan
tetapi debit (Q) aliran yang dihasilkan oleh pompa tersebut semakin besar.
Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan terhadap nilai head total pada
instalasi pompa tunggal dan pompa paralel,diperoleh nilai perbandingan nilai
(Ha) yang semakin membesar seiring dengan besarnya nilai debit (Q) yang
dihasilkan. Akan tetapi pada perlakuan 1 besar bukaan pada katup manifold pada
intalasi pompa tunggal maupun pompa paralel, seharusnya memiliki nilai head
total (Ha) yang sama besar Hal ini, dapat disebabkan oleh kurangnya ketelitian
dalam melakukan kalibrasi instalasi pompa dan ketidak stabilan laju aliran pada
saat katup manifold pertama kali dibuka.
4. KESIMPULAN
Dalam memilih instalasi pompa sentrifugal adalah harus sesuai dengan apa yang
dibutuhkan. Karena, setiap instalasi pompa sentrifugal memiliki keunggulan dan
kekurangan masing-masing.Instalasi pompa yang disusun secara paralel
berkarakeristik untuk memperoleh fluida dengan kapasitas yang tinggi namun
head total yang diperoleh rendah. Sedangkan instalasi pompa yang disusun
secara seri memiliki karakteristik untuk memperoleh fluida dengan nilai head
total yang sangat tinggi dengan kapasitas fluida yang rendah. pada instalasi
pompa paralel semakin besar bukaan pada katup kontrol manifold
mengakibatkan semakin kecilnya head inlet yang terjadi pada laju aliran.
Sehingga, head total (Ha) yang dihasilkan oleh instalasi pompa yang disusun
secara paralel semakin kecil, akan tetapi debit (Q) aliran yang dihasilkan oleh
pompa tersebut semakin besar. Nilai head total pada instalasi pompa tunggal dan
pompa paralel, memiliki perbandingan nilai (Ha) yang semakin membesar
seiring dengan besarnya nilai debit (Q) yang dihasilkan.
DAFTAR PUSTAKA