Anda di halaman 1dari 63

Teguh Redy Senjaya

Fishbone ANALISIS
Diagram PERMASALAHAN INACBG
KODER DOKTER
Belum ada pedoman
Koding yang Lengkap
Kurang Pemahaman ttg INACBG
Kurang udate Aturan Koding

Penulisan Dx dan Px Tidak Spesifik


Penulisan Singkatan
Tidak Standar
Beban Kerja

Tulisan sulit dibaca

resume medIS tidak lengkap


Kurang Koord dng DPJP PERMASA
LAHAN
INACBG
Ketidak sesuaian Billing
dengan Resume Medis inefisiensi
Resume Medis Kertas
Belum EMR PPK
Clinical Patways Tinggiya ALOS
Link Ehr & INACBG
Strategic Purchasing

IT/EHR MANAJEMEN
3
4
SE Direktur Pelayanan BPJS Kesehatan
Nomor 51 Tahun 2016
Tentang Penatalaksanaan Penyelesaian Dispute Klaim Dalam Penyelenggaraan
JKN

Klaim atas pelayanan


kesehatan yang belum
dapat disetujui
pembayarannya oleh
BPJS Kesehatan
Dispute dikarenakan adanya
ketidaksepakatan antara
Klaim BPJS Kesehatan dengan
fasilitas kesehatan atas
klaim tersebut
berdasarkan berita
acara pengajuan klaim.
JENIS DISPUTE KLAIM

Dispute atas klaim pelayanan kesehatan karena


adanya ketidaksepakatan antara BPJS
Dispute Koding Kesehatan dengan Fasilitas Kesehatan Tingkat
Lanjut (FKRTL) terkait tata koding INA-CBG.

Dispute atas klaim pelayanan kesehatan karena


adanya ketidaksepakatan antara BPJS
Dispute Medis Kesehatan dengan FKRTL terkait masalah medis
(medical advice) yang tidak sesuai dengan
Panduan Praktik Klinik (PPK) atau belum adanya
PPK
Dispute atas klaim pelayanan kesehatan karena
Dispute adanya ketidaksepakatan antara BPJS
Administrasi Kesehatan dengan Fasilitas Kesehatan Tingkat
Lanjut (FKRTL) terkait administrasi klaim.

SE Diryan BPJS Kesehatan No. 51/2016


SE Direktur Pelayanan BPJS Kesehatan
Nomor 51 Tahun 2016
Tentang Penatalaksanaan Penyelesaian Dispute Klaim Dalam Penyelenggaraan JKN

Jenis Dispute Kantor Cabang Divisi Regional Kantor Pusat

Waktu (hari kerja)

Dispute Koding 5 hari 5 hari 14 hari

Dispute Medis 14 hari 14 hari 21 hari

SLA BPJS
Kesehatan
Proses DISPUTE/Pending
DISPUTE Klaim

BPJS
Dokumen Pending
Klaim

UNIT KLAIM

Administrasi Koding Medis

Revisi : Revisi : Revisi :


# Unit Klaim # Koder Unit RM # Tim Casemix
# Tim Casemix # Tim Casemix # Unit Pelayanan
# Dep. Medik

UNIT KLAIM

BPJS
KAJIAN
Pending Klaim
Admin
Dokter Resume ruangan
tidak Tidak
lengkap Biling melampirkan
Belum tidak berkas klaim
Tulisan
memahami sesuai yang dalam
kurang
koding sesuai
terbaca Tagihan
pending
Salah Alasan Penghapusan diagnosis
Prosedur
koding pending yang tidak dilakukan
tidak
kurang jelas prosedur
dikoding
Down code
Kombinasi Kurang pemahaman mengenai
diagnosis yang diagnosis dan pengobatan
Koder
tidak sesuai
Verifikator Perlu dicantumkan
identitas verifikator
SOLUSI

10
Petugas Administrasi Klaim RS
Memastikan berkas klaim lengkap

Menterjemahkan Menterjemahkan kode


Melengkapi
Diagnosis & Prosedur ICD menjadi Grup
Rumah Resume Medis
menjadi kode ICD INACBG
Sakit

Dokter Koder Grouper

Verifikator Internal Rumah Sakit


Melakukan verifikasi sesuai ketentan sebelum diajukan ke BPJS

Verifikator BPJS
26/11/2019 11
Permasalahan
verifikasi internal
No Permasalahan
1 Prosedur tidak diinput
2 Pemeriksaan penunjang tidak diinput
3 Terapi tidak diinput
4 Pemeriksaan fisik tidak diinput
5 Diagnosa Sekunder tidak diinput
6 Diagnosa suspek
7 Diagnosa Utama tidak tepat
8 Diagnosa Utama >1
9 Konsul tidak diinput
10 Diagnosa Utama tidak lengkap
11 Diagnosa Utama tidak ada
12 Anamnesa tidak lengkap
13 Jumlah jam pemasangan ventilator tidak ada
1. Memahami Sistem
INACBG
2. Memahami Koding ICD-
10 & ICD-9CM
3. Lebih baik berlatar
belakang Medis
(Perawat & Dokter)
Perekam Medis
4. Menguasai Regulasi
terkait Implementasi
JKN

26/11/2019 13
TUGAS POKOK VERIFIKATOR
INTERNAL RS

Memverifikasi data kelengkapan Resume Medis


pasien dan pemeriksaan penunjang 14
Memverifikasi kesesuaian
diagnosis dan tindakan dengan
koding-koding penyakit dan
prosedur.

15
Memverifika
si kesesuaian
data tagihan
(Billing)
dengan
penyakit dan
tindakan 16
Melakukan
penyesuaian
atau koreksi
klaim yang
tidak sesuai
pelayanan yang
didapatkan
pasien dengan
bukti pelayanan
yang di
klaimkan ke
BPJS.
26/11/2019 17
26/11/2019 18
SE : HK.02.01/MENKES/125/2017
Tentang Tenaga Verifikator Internal di FKRTL

26/11/2019 19
ALUR KLAIM JKN di RS
Koding dan grouping
dilkerjakan di unit
pelayanan (Rawat Jalan &
# KMKB Inap)
# Kualitas Pengisian
Resume Medis Online (emr)

Pelayanan Penyiapan berkas Koding Penyakit & Data entry & Grouping
Prosedur oleh INA-CBG online EHR oleh
RI dan RJ pendukung klaim oleh
Koder Unit RM Petugas RM
Pengadministrasian Umum

Verifikator Internal Koder Koder


PU RM RM
Di Ruang Rawat
Kelengkapan
Dokumen Klaim /
Check list Dispute/
Dispute/ Unit
Pending Klaim Klaim

Pengajuan Klaim Berkas Klaim +


Monitoring pasien Hasil Grouping
JKN yg sdh atau
BPJS Verifikator Internal belum di klaim
dikirim ke
Adm Klaim
Office [2]1

1 2 3
UNIT ADMISI UNIT RAWAT INAP BPJS

Verifikator
Admission DPJP PU Internal Koder Akuntansi KC BPJS

# SEP # Kelengkapan # Kelengkapan # Verifikasi # Koding & # Verifikasi & # Verifikasi BPJS
Resume Medis dokumen klaim dokumen Klaim Gruping Rekapitulasi
# Laporan Tindakan # Check list # Kirim Klaim
# Entry Diagnosis ke BPJS
Prosedur
# Entry R/
# Entry Lab
# Entry Radiologi
Slide 21

Office [2]1 Microsoft Office User; 24/09/2018


Office1

1 2 3 4
UNIT ADMISI UNIT RAWAT JALAN KEUANGAN BPJS

Adm
Admission DPJP Koder Keuangan KC BPJS
RJ

# SEP # Entry Diagnosis # Kelengkapan # Koding & # Verifikasi & # Verifikasi BPJS
Prosedur dokumen klaim Gruping Rekaitulasi
# Entry R/ # Kirim Klaim
# Entry Lab ke BPJS
# Entry Radiologi
Slide 22

Office1 Microsoft Office User; 24/09/2018


PENINGKATAN KUALITAS KLAIM INA-CBG
KODING GROUPING DI UNIT RAWAT INAP
Supervisi Verifikator Internal
Di Ruang Perawatan :
Review Kelengkapan RM Masih
Dirawat dan H-1 Pasien Pulang
FORM2 FAVORIT YANG TIDAK
LENGKAP :
1. Resume Medis (dx sekunder)
• Ruang KA. Lt. 1  1 2. Bukti tegak dx
3. Pengkajian Awal RI Terintegrasi

Orang 4. Care Plan


5. Transfer Pasien
6. Daftar Intruksi Medis
• Gedung KE . Lt. 1  1 7. Verifikasi DPJP di CPPT

Orang
• Gedung KE. Lt. 2-3  1
Orang
• Gedung KE. Lt. 4-5  1
Orang
Klaim INA-CBG
Koding & Grouping RJTL di Unit Rawat Jalan
PU Accounting Koding & BPJS
Grouping RM

1 2 3 4

• Menyiapkan Berkas : • Data Klaim • Koder Perekam Medis • Melakukan verifikasi


• SEP • Melengkapi berkas • Pengabsahan final
• Resume Medis • Validasi Episode Rawat • Pembayaran Klaim
• Nota Biaya Jalan
• Bukti Layanan
Rekam Medis

Pengadaan
RJ IGD RI
IT
Direksi
Fasilitas
Radiologi Lab
SDM R.Operasi ICU
Profesi

Rehab Gizi Farmasi

Rekam Medis
3-4-3
Outline

Hasil pembahasan dispute


klaim
Penyelesaian Dispute Klaim (Berita Acara)

1.Merupakan keputusan bersama yang


disepakati oleh Kementrian Kesehatan,
BPJS Kesehatan dan Perhimpunan Profesi
Dokter Spesialis terkait.
2.Menjadi acuan dalam menyelesaikan
permasalahan klaim INA-CBG yang
pembayarannya masih tertunda (pending)
dan dalam proses verifikasi
3. Penyelesaian terhadap masing – masing jenis
permasalahan tidak dapat diberlakukan ataupun
disetarakan untuk permasalahan klaim yang tidak
sesuai dengan tabel diagnosis dan atau prosedur
pada lampiran berita acara.

4. Apabila terdapat permasalahan klaim diluar yang


tercantum dalam Berita Acara Kesepakatan Bersama
Panduan Penatalaksanaan Solusi Permasalahan Klaim
INA-CBG ini atau permasalahan klaim serupa
dikemudian hari agar ditindaklanjuti sesuai Surat
Edaran Nomor 51 Tahun 2016 tentang
Penatalaksanaan Penyelesaian Dispute Klaim dalam
Penyelenggaraan Jaminan Kesehatan Nasional
CONTOH KASUS DALAM BERITA ACARA
KESEPAKATAN PENYELESAIAN PERMASALAHAN
KLAIM JKN TAHUN 2018
KASUS KODING
Calculus of kidney (N20.0)
N20.0 Calculus of kidney Perhatian Khusus :
termasuk didalamnya:
Nephrolithiasis NOS Kondisi batu saluran kemih dan
Renal calculus or stone batu ginjal yang disertai
Stagghon calculus
hidronefrosis dan infeksi
Stone in kidney
menggunakan kode N13.6
Perhatikan pada kategori N20
Includes : calculus pyelonephiritis Kondisi batu saluran kemih yang
Excludes : with hydronephrosis (N13.2) disertai dengan infeksi salurah
-with infection (N13.6) kemih menggunakan kode
gabungan di N20-N23 (sesuai
Sesuai dengan instruksi excludes pada ICD 10 kriteria eksklusi di sub bab N30-
2008 dan 2010 volume I sub bab other N39)
diseases of urinary system (N30-N39) yang
menyatakan urinary infection (complicating)
with urolithiasis mengarah pada satu kode
(N20-N23). Kondisi infeksi pada urinary
calculus tidak menggunakan kode tersendiri.
Cukup dikode urinary calculus sebagai
diagnosa utama (tanpa diagnosa sekunder).
Cerebral Infarction (I63)
Kriteria inklusi kategori I63:
Perhatian Khusus :
Oklusi dan stenosis arteri cerebral dan
precerebla yang menyebabkan cerebral Hasil imaging (Contoh CT scan)
infarction. diperhatikan untuk penegakan
tambahan jenis Stroke
Kriteria eksklusi kategori I63: hemorrhagic atau non
sequelae of cerebral infarction (I69.3) hemorrhagic.
I63.- jika hasil pemeriksaan CT
Kriteria Inklusi Sub bab I60-I69 : Scan (+) infark.
Jika disertai hipertensi (conditions in I10 and
I15.-) Sequelae adalah suatu gejala
dapat menggunakan kode tambahan (Use "late effect" atau gejala yang
additional code, if desired, to identify presence menyerupai, atau gejala yang
of hypertension.) menetap satu tahun atau lebih
setelah onset serangan.
Kriteria eksklusi Sub Bab I60-I69 :
transient cerebral ischaemic attacks and
related syndromes (G45.-)
traumatic intracranial haemorrhage (S06.)
vascular dementia (F01.-)
Stroke, not specified as haemorrhage or
infarction (I64)
Perhatian Khusus :
Kriteria Inklusi Sub bab I60-I69 :
Kode ini digunakan hanya untuk
Jika disertai hipertensi (conditions in I10 and kasus stroke yang tidak spesifik
I15.-) apakah infark atau perdarahan.
dapat menggunakan kode tambahan (Use Pastikan pemeriksaan penunjang,
additional code, if desired, to identify klinis dan scoring.
presence of hypertension.)
Perhatikan kode sequelae (I69).
Sequelae adalah suatu gejala
Kriteria eksklusi Sub Bab I60-I69 : "late effect" atau gejala yang
transient cerebral ischaemic attacks and menyerupai, atau gejala yang
related syndromes (G45.-) menetap satu tahun atau lebih
setelah onset serangan.
traumatic intracranial haemorrhage (S06.)
vascular dementia (F01.-) Pastikan jika riwayat stroke lama
menggunakan kode I69.-

I60.- jika perdarahan


subarachnoid, I61,- jika
perdarahan intracerebral, I62.-
Diagnosa kombinasi untuk D14.3 dan J90 adalah
C78.2

C78.2 bukan kode gabungan antara kode Perhatian Khusus :


benign neoplasm of bronchus lung (D14.3)
dan pleural effusion, not elsewhere classified -
(J90).
C78.2 dikoding jika efusi pleura menunjukkan
keganasan yang tegak secara medis.
Perhatikan juga diagnosis utama atau
sekunder lain apakah sudah pernah
ditegakkan primary cancer.
Jika tidak ada riwayat primary cancer, namun
ditemukan keganasan pada cairan pleura
maka dikoding C38 (konfirmasi DPJP).
Diagnosis : Soft Tissue Tumor
Prosedur : Eksisi (83.39)
Indikasi tindakan soft tissue tumor yang dilakukan dengan narkose Perhatian Khusus :
umum dengan salah satu kriteria dibawah ini :
1. Deep soft tissue tumor
2. Meluas ke struktur vital
Perhatikan keterangan Excludes
3. Ukuran dimensi salah satu > 4 cm dalam ICD 9CM :
4. Keganasan bursectomy (83.5)
5. Perlu rekonstruksi
6. Lokasi: head & neck excision of lesion of skin and
subcutaneous tissue (86.3)
soft tissue tumor yang dilakukan dengan narkose lokal yaitu
synovectomy (80.70-80.79)
dengan salah satu kriteria :
1. Superficial soft tissue tumor
2. Lokal, tidak meluas ke struktur vital
3. Ukuran dimensi salah satu < 4 cm
4. Tidak perlu rekonstruksi

Kriteria STT yang memerlukan rawat inap :


1. Perlu tindakan dengan narkose umum
2. Meluas ke struktur vital ( pembuluh darah, saraf atau organ vital
)
3. Keganasan

Kriteria soft tissue tumor sesuai lokasi yaitu :


- Superficial : tumor terletak di atas dari fascia tanpa ada infiltrasi
- Deep : tumor di bawah fascia /tumor menginfiltrasi dan disertai
dengan pemeriksaan imaging bila tersedia di fasilitas kesehatan.
Diagnosis Koding Perhatian Khusus

Diagnosa N39.0 Urynary Tract Diagnosis ISK dibuat


utama : UTI Infection, site not berdasarkan salah satu dari
specified kriteria dibawa ini :
Diagnosa 1. Gejala klinis yang khas
sekunder : (minimal satu) : sakit
kencing, nyeri perut
bagian bawah, nyeri
tekan suprapubic,
anyang-anyangan, nyeri
pinggang, nyeri ketok
costovertebrai angie
(CVA) dengan atau lebih
dari 10/LPB
2. Kultur urin positif
Diagnosis Koding Perhatian Khusus

Diagnosa I12.0 Hypertensi renal Kriteria Rawat inap untuk


utama : disease Ascites adalah Ascite masif,
Hypertensi R18 Ascites tujuan tindakan Pungsi
renal disease untuk terapetik Bila terjadi
with renal pada kasus CKD, maka
failure diagnoisis ascites dapat
menjadi diagnosis
Diagnosa sekunder dan diagnosis
sekunder : utamanya adalah CKD
Ascites
Diagnosis Koding Perhatian Khusus

Diagnosa J81 Pulmonary oedema I50.1 Left ventricular failure


utama : ALO Acute oedema of Acute oedema of lung
lung } with mention of
Diagnosa Pulmonary heart disease NOS or heart
sekunder : congestion (passive) failure
CHF Excludes: Acute pulmonary
hypostatic oedema
pneumonia (J18.2) Cardiac asthma
pulmonary oedema: Left heart failure
• chemical (acute) With mention of heart
(J68.1) disease NOS or heart
• due to external agents failure
(J60–J70)
• with mention of heart
Diagnosis Koding Perhatian Khusus

Diagnosa utama 54.11 Eksplorasi • Pada diagnaosa


: laparatomy appendicitis dan hernia
Appendicitis dilakukan eksploratory
laparatomy.
perforasi • Appendicitis disertai
dengan perforasi dan
Diagnosa menimbulkan peritonitis
sekunder : harus dilakukan
peritonitis laparatomy eksplorasi.
• Hernia yang disertai
Prosedure : dengan perforasi dan
Eksplorasi menimbulkan peritonitis
laparatomy harus dilakukan laparatomy
Diagnosis Koding Perhatian Khusus

Diagnosa Kode untuk Pastikan jika ada resep


utama : tindakan slit kacamata maka
lamp pada mata menggunakan kode 95.01
Diagnosa yang
sekunder : menggunakan
kode 95.01
Prosedure : adalah untuk
Slit Lamp pemeriksaan
mata terbatas,
sedangkan kode
95.02 untuk
Diagnosis Koding Perhatian Khusus

Diagnosa 95.16 P32 and Kode tindakan OCT


utama : other tracer (Optical Cohence
studies of eye tomography)
Diagnosa menggunakan kode
sekunder : 95.16

Prosedure :
OCT (Optical
Cohence
tomography)
Diagnosis Koding Perhatian Khusus

Diagnosa 88.78 USG USG pada kehamilan


utama : pada dapat dikoding
kehamilan menggunakan kode
Diagnosa 88.78. namun jika USG
sekunder : uterus bukan untuk
kehamilan maka
Prosedure : menggunakan kode
USG pada 88.79 (bila terbukti
kehamilan melakukan tindakan
USG)
Diagnosis Koding Perhatian Khusus

Diagnosa 91.46 Papsmear Jika tindakan yang


utama : dilakukan hanya
pemeriksaan Papsmear
Diagnosa maka hanya dikoding
sekunder : 91.46

Prosedure :
Papsmear
Diagnosis Koding Perhatian Khusus
Diagnosa 75.69 Repair Repair of :
utama : Perineum Pelvic floor
Episioperineorrhap Perineum
Diagnosa hy Vagina
sekunder : Vulva
Secondary repair of
Prosedure : episiotomy
Repair Exclude : repair of routine
perineum episiotomy (73.6)
Repair pada rutin episiotomy
saat persalinan normal
dikoding dengan 73.6 (bukan
kode 75.69)
Diagnosis Koding Perhatian Khusus

Diagnosa 73.6 Episiotomy Cek kesesuaian berkas


utama : Episioproctotomy apakah betul dilakukan
Episiotomy with episiotomy. Tindakan
Diagnosa subseguent episiorrhaphy tidak
sekunder : episiorrhaphy dikoding terpisah
Mohon diperhatikan apabila dilakukan
Prosedure : sesuai kaidah koding ICD setelah episiotomy pada
Episiotomy 9CM episode yang sama
Exclude : that with :
High forceps (72.31)
Low forceps (72.1)
Mild forceps (72.21)
Outlet forceps (72.1)
Vacuum extraction
Diagnosis Koding Perhatian Khusus

Diagnosa 69.09 Other Mohon diperhatikan


utama : dilation and sesuai kaidah koding ICD
curettage 9CM
Diagnosa Exclude : aspiration
sekunder : curettage of uterus
(69.51-69.59)
Prosedure : Cek kesesuaian laporan
Curettage tindakan apakah betul
dilatasi kuret tajam atau kuret
aspirasi. Tujuan kuret
untuk keperluan
Diagnosis Koding Perhatian Khusus

Diagnosa utama : I87.2 Venous Dibuktikan dengan USG


Venous insufficiency Doppler
insufficiency 39.79 Other
(CVI) endovascular
procedures on other
Diagnosa vessels
sekunder :

Prosedure :
Endovaskular
radiofrekquency
ablation pada
vena
Diagnosis Koding Perhatian Khusus

Diagnosa 39.27 Jika tujuannya untuk


utama : - Arteriovenostomy dialysis maka kode
for renal dialysis yang digunakan adlah
Diagnosa 39.27
sekunder : (Arteriovenostomy for
renal dialysis)
Prosedure :
Av Shunt
tujuan renal
dialysis
KASUS MEDIS
Pneumonia/ Bronkopneumonia
Perhatian Khusus :
Pneumonia dapat didiagnosis sesuai
dengan KMK RI No. HK. -
02.02/MENKES/514/2015 yaitu jika pada
foto toraks terdapat infiltrat baru atau infiltrat
progresif ditambah dengan 2 atau lebih
gejala dibawah ini :

1. Batuk-batuk bertambah
2. Perubahan karakteristik dahak / purulen
3. Suhu tubuh > 38°C (aksila) / riwayat
demam
4. Pemeriksaan fisik : ditemukan tanda-
tanda konsolidasi, suara napas bronkial dan
ronki
5. Leukosit > 10.000 atau < 4500
Respiratory Arrest (R09.2)

Definisi respiratory arrest adalah


berhentinya proses bernapas yang Perhatian Khusus :
dibuktikan dengan tidak adanya frekuensi
-
napas.
Tatalaksana salah satu dibawah ini :
1. Ventilasi buatan: mouth to mouth
ventilation, bag mask ventilation dengan
atau
tanpa oropharyngeal airway.
2. Ventilasi mekanik invasive
Eksploratory Laparatomy

Pada diagnosis appendicitis dan hernia


dilakukan ekploratory laparotomy. Perhatian Khusus :
Appendicitis disertai dengan perforasi dan
menimbulkan peritonitis harus dilakukan -
laparotomy ekplorasi.
Hernia yang disertai dengan perforasi dan
menimbulkan peritonitis harus dilakukan
laparotomy explorasi.
Diagnosis Aspek medis Perhatian Khusus

Diagnosa utama Kejang demam dapat Kejang dari jenisnya bisa dibagi
: Kejang demam menjadi diagnosis utama kejang umum dan kejang parsial.
pada anak bila : Kejang parsial pasien sadar.
1. Tidak ada diagnosis lain Secondary generalized. Ketika
Diagnosa yang menjadi penyebab terjadi kejang obatnya diazepam.
sekunder : kejang dan/atau Berdasarkan penyebab kejang
2. Diperlukan obat anti simptomatik ada yang idiopatik
kejang intravena contoh kejang simptomatik.
Kejang pada tumor otak, kejang
pada pasien sroke, kejang pada
infeksi, kejang idiopatik
contohnya epilepsi. Untuk
pasien epilepsi kejang berulang
minimal dua kali dengan pola
yang sama dan dibuktikan
dengan hasil EEG yang
abnormal.
Pada penegakan kasus epilepsi
CONTOH KASUS DALAM BERITA ACARA
KESEPAKATAN PENYELESAIAN PERMASALAHAN
KLAIM JKN
TAHUN 2018

ADMINISTRASI :

Perihal Administrasi : Kelas rawat Peserta yang dirawat inap


di ruangan IGD atau ruang non kelas seperti ruang observasi/
peralihan/ ruangan kemoterapi
Solusi Administrasi : Kelas klaim dibayarkan setara dengan
kelas 3
Kesimpulan :
1. Penulisan
diagnosa/prosedur harus
spesifik dan jelas sesuai
ICD
2. Hindari singkatan2 yang
tidak standar
3. Diskusikan dengan klinisi
jika ada istilah2
diagnosa/prosedur yang
tidak jelas
4. Lakukan evaluasi post
klaim secara berkala.
5. Review Pre Klaim.
SARAN DAN SOLUSINYA
Contoh kasus
JAMINAN
KESEHATAN
NASIONAL

Untuk Indonesia yang lebih sehat

Anda mungkin juga menyukai