Laporan Praktikum 1
Laporan Praktikum 1
MODUL 01
NIM : 15316050
2. Kinanti (15315004)
I. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Membuktikan fenomena aliran seragam suatu saluran pada kemirngan
tertentu dengan pengukuran kedalaman air enam titik (Profil Aliran).
2. Menentukan Koefisien Chezy (C) pada aliran seragam dengan
kemiringan tertentu.
3. Menentukan Koefisien Manning (n) saluran pada aliran seragam dengan
kemiringan tertentu.
4. Menghitung bilangan Reynold (Nre) pada suatu aliran seragam dengan
kemiringan tertentu
5. Menentukan korelasi antara Koefisien Chezy (C) dan Koefisien
Manning (n).
Berikut hasil pengukuran jarak dari hulu dan jarak hilir saluran saat praktikum
sebagai berikut
Berikut hasil pengukuran ketinggian hulu dan hilir saat dibendung sebagai
berikut :
ys1 0,019833(m)
Tabel 1.5 Pengukuran Kedalaman Hilir Pada waktu sesuai dengan Tabel 1.4
Berikut merupakan tabel suhu terhadap densitas air yang didapatkan dari
literatur sebagai berikut :
Tabel 1.5 Suhu Terhadap Densitas Air
Maka didapati Grafik hubungan antara Densitas dan Suhu data literatur(data tabel
1.5), grafik hubungannya sebagai berikut :
1005
1000
995
990
Densitas (kg/m3)
985
980
Series1
975
Poly. (Series1)
970
965
960 y = -0,0036x2 - 0,0675x + 1000,6
R² = 0,9993
955
0 20 40 60 80 100 120
Suhu (◦C)
60 0.000000474
70 0.000000413
80 0.000000364
90 0.000000326
100 0.000000294
Sumber : Fluids Mechanics by Finnemore
0.000002
0.0000018
0.0000016
Viskositas Kinematis
0.0000014
y = 0.0000000002x2 - 0.0000000325x + 0.0000016484
0.0000012 R² = 0.9802674582
0.000001
0.0000008
0.0000006
0.0000004
0.0000002
0
0 20 40 60 80 100 120
Suhu (0C)
= 995,929675 kg/m3
Sehingga didapat nilai viskositas kinematis air adalah 1,01043 x 10-6 m2/s
= 0,007530652 m3
P1 = 0.075 + 2(0,02161667)
= 0,11823334 m
Maka didapatkan nilai keliling basah adalah 0,11823334 m. Begitu pun
dengan variasi lainnya, digunakanlah rumus dan formula yang sama.
Sehingga didapati P lainnya (m):
Dengan menggunakan data variasi 1 pada tabel 1.4, maka didapatkan nilai
luas penampang saluran sebagai berikut
A1 = 0.075 x 0,02161667
A1 = 0,00162125 m2
Sehingga nilai luas penampang saluran adalah 0,00162125 m2. Begitu pun
dengan variasi lainnya, digunakanlah rumus dan formula yang sama.
Sehingga didapati luas penampang lainnya (m2) :
A2 = 0,00263875 ; A3 = 0,0035325
𝑉
Q = 𝑡 𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎
Dengan menggunakan data pada tabel 1.4 variasi 1, maka didapatkan nilai
debit aktual sebesar :
𝟎,𝟎𝟎𝟕𝟓𝟑𝟎𝟔𝟓𝟐
Q1 = 15,39666667
= 0,00048911 m3/s
Jadi nilai debit aktual air adalah 0,00048911 m3/s . Begitu pun dengan
variasi lainnya, digunakanlah rumus dan formula yang sama. Sehingga
didapati debit aktual lainnya(m3/s) :
Q2 = 0,001064152 ; Q3 = 0,001627663
𝐴
R=𝑃
Dengan menggunakan data variasi 1 pada tabel 1.4, maka didapatkan nilai
jari – jari hidrolis saluran :
0,00162125
R1 = 0,11823334
R1 = 0,01371229 m
Dan untuk nilai jari – jari hidrolis dipangkatkan 2/3 adalah :
R12/3 = 0,013712292/3
R12/3 = 0,05728928 m
Jadi nilai jari – jari hidrolis saluran adalah 0,01371229 m dan nilai hasil
dipangkatkan 2/3 adalah 0,05728928 m. Begitu pun dengan variasi lainnya,
digunakanlah rumus dan formula mencari jari-jari hidrolis yang sama.
Sehingga didapati jari-jari hidrolisnya (m):
R2 = 0,018152373 ; R3 = 0,02087766 dan R22/3 = 0,06906992 ;R32/3 = 0,07582071
𝑦𝑠2−𝑦𝑠1
S= 𝑥𝑠
Dengan menggunakan data pada tabel 1.3, maka dapat dilakukan
perhitungan :
0,0218 − 0,0173
S= 0,034
S= 0,13235294
𝑣𝑥𝑅
NRe =
𝜗
0,301686512 𝑥 0,013712292
NRe1 = 1,01043 x 10−6
NRe1 = 4094,1128
0,000489109
.v1 = 0,00162125
V1 = 0,301686512 m/s
Jadi nilai kecepatan aliran air adalah 0,301686512 m/s. Begitu pun dengan
variasi lainnya, digunakanlah rumus dan formula yang sama. Sehingga
didapati v (m/s) :
V2 = 0,403278997 ; V3 = 0,460767892
1 𝑥 0,057289281 𝑥 0,1323529410.5
n1 = 0,069085082
n1 = 0,069085082
n2 = 0,06230891 ; n3 = 0,05986493
0,301686512
C1 = (0,013712292 𝑥 0,132352941)0.5
C1 = 7,081643628
Sehingga didapatkan nilai koefisien chezy adalah 7,081643628. Begitu pun
dengan variasi lainnya, digunakanlah rumus dan formula yang sama.
Sehingga didapati :
Sumber : Data Perhitungan Hasil Percobaan Praktikum di LAB PSDA Gedung TL Labtek IX C Lantai 5
V. ANALISIS A
Analisis Cara Kerja
Analisis Grafik
a) Grafik X terhadap Yrata2
Jarak Titik terhadap Kedalaman Saluran
0.06
0.05
0.04
Jarak Titik
0.03
0.02
0.01
0
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5
Kedalaman Saluran
0.035
0.03
y rata"
0.025
0.02
0.015
0.01
0.005
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Koefisien Chezy
Dapat dilihat gambar 4.2 Grafik Yrata2 terhadap Koefisien Chezy, plot data
pada grafik tersebut membentuk garis linier meningkat. Berdasarkan gambar 7.3
tersebut juga diperoleh nilai koefisien determinasi R² = 0.9925. Koefisien
determinasi menunjukkan plot variabel dalam grafik tersebut mewakili keadaan
ideal jika mendekati satu. Kedaan ideal yang dimaksud ini adalah menunjukan
bahwa ukuran proporsi keragaman total nilai peubah Y yang dapat dijelaskan oleh
nilai peubah X melalui hubungan pada grafik ini. Dilihat dari nilai R2 =0.9925,
maka pada grafik tersebut plot variabel mewakili keadaan ideal karena hampir
mendekati angka 1.
R = 0,99250,5
= 0,99624
Hubungan antar variabel dilihat dari nilai R = 0,99624, dengan nilai yang
hampir mendekati satu berarti hubungan antar variabel saling berkaitan. Sehingga
C dan Y rata-rata saling berhubungan dalam menentukan terjadinya aliran seragam
pada saluran terbuka. Dengan y = 2E-05x3,5782. Maka didapati galat :
−1+3,5782
%𝐺𝑎𝑙𝑎𝑡 = 𝑥 100%
1
Nre terhadap c
10000
9000
y = 883.79x
8000 R² = 0.4726
Bilangan Reynold
7000
6000
5000
4000
3000
2000
1000
0
0 2 4 6 8 10
koefisien chezy
0.03
y rata"
0.02
0.01
0
0 0.0005 0.001 0.0015 0.002
Q aktual
0.35
0.3
0.25
0.2
0.15
0.1
0.05
0
0 0.01 0.02 0.03 0.04 0.05
y rata rata
Dan untuk mencari nilai galatnya dengan membandingkan nilai pangkat dari
kedalaman saluran rata-rata yaitu -1 dengan nilai pangkat variable x pada
persamaan pada grafik tersebut yaitu y = 2,4926x0,5491, maka nilat galatnya adalah
sebagai berikut :
0,5491 − (−1)
%𝐺𝑎𝑙𝑎𝑡 = 𝑥 100%
1
%𝐺𝑎𝑙𝑎𝑡 = 154.91%
Dengan hasil persen nilai galat adalah 154.91%%, maka faktor kesalahan
sangat besar. Faktor kesalahan ini dapat menyebabkan ketidak presisian
pengukuran percobaan.
f) Grafik NRe terhadap Yrata2
Nre terhadap kedalaman rata2
12000
10000 y = 272981x1.0926
R² = 0.9968
Bilangan Reynold
8000
6000
4000
2000
0
0 0.01 0.02 0.03 0.04 0.05
y rata rata
= 0,99839
Berbeda dengan hubungan antar variabel dilihat dari nilai R = 0,99839, dengan
nilai yang mendekati satu berarti hubungan antar variabel tersebut saling
berakaitan. Dari gambar 4.6 tersebut juga dapat dicari nilai galatnya dengan
menurunkan rumus debit sebagai berikut :
Q=Axv
= (b) x (yrata21) x (v)
𝑄
𝑣 = 𝑏 𝑥 𝑦𝑟𝑎𝑡𝑎2 ..................... (1)
Untuk menurunkan persamaan bilangan Reynold dapat mensubtitusi
persamaan kecepatan diatas (1) sebagai berikut :
𝑣𝑥𝑅
𝑁𝑅𝑒 = 𝜗
𝑄𝑥𝑅
𝑁𝑅𝑒 =
𝜗 𝑥 𝑏 𝑥 𝑦𝑟𝑎𝑡𝑎2
1
𝑁𝑅𝑒 ≈ .............. (2)
𝑦𝑟𝑎𝑡𝑎2
0.001
0.0008
0.0006
0.0004
0.0002
0
0 2 4 6 8 10
koefisien c
R = 0,35610,5
= 0,59674
Berbeda dengan hubungan antar variabel dilihat dari nilai R = 0,59674, dengan
nilai yang kurang mendekati satu berarti hubungan antar variabel tersebut juga
kurang berkaitan.
h) Grafik Kecepatan terhadap R2/3
v terhadap R^2/3
0.5
y = 5.8018x
0.45
R² = 0.8933
0.4
0.35
kecepatan aliran (m/s)
0.3
0.25
0.2
0.15
0.1
0.05
0
0 0.01 0.02 0.03 0.04 0.05 0.06 0.07 0.08
R^2/3
R = 0,89330,5
= 0,94514
Berbeda dengan hubungan antar variabel dilihat dari nilai R = 0,94514, dengan
nilai yang mendekati satu berarti hubungan antar variabel tersebut saling berkaitan.
Untuk mencari nilai galatnya dengan membandingkan antara nilai koefisien
manning literatur dengan nilai koefisien manning yang didapatkan saat praktikum
dengan langkah - langkah sebagai berikut
1
𝑣 = 𝑛 𝑥 𝑅 2/3 𝑥 𝑆 1/2
0.008 −0.00627
=| 𝑥 100%|
0.028
= |21,625%| = 21,625 %
Jadi nilai galatnya adalah 𝟐𝟏, 𝟔𝟐𝟓 % yang menunjukkan besarnya
kesalahan saat praktikum. Ini menunjukan bahwan koefisien manning yang didapat
hampir mendekati literatur. Kurang presisinya data ini bisa disebabkan oleh
berbagai faktor kesalahan yang mungkin saja terjadi selama praktikum
berlangsung.
Analisis Kesalahan
Dalam praktikum dan perhitungan kali ini, adanya kemungkinan kesalahan
yang dilakukan oleh praktikan contohnya seperti memulai dan mengakhiri
stopwatch. Adanya kesalahan dalam memulai dan mengakhiri Stopwatch seperti
tidak sigapnya seseorang yang menggunakan stopwatchnya, sehingga dapat
mengubah hasil perhitungan Qaktual . Hal ini tentu jelas memberi dampak pada
perhitungan dan perbandingan lainnya. Selanjutnya terdapat juga kesalahan saat
peletakan beban. Peletakan beban harus dilakukan tepat pada saat beban mulai
terangkat. Hal inilah yang sering kali menimbulkan ketidakakuratan, sebab
kesigapan dan kecepatan praktikan sangat berpengaruh dalam memperhitungkan
waktu ketika lengan hydraulic bench mulai terangkat.
Faktor jumlah percobaan pada setiap variasi juga dapat mempengaruhi
perbedaan tinggi masing-masing alat ukur semakin banyak data percobaan yang
diperoleh maka semakin akurat juga hasil data yang dapat dihitung.
Kesalahan pembacaan alat sangat mungkin terjadi dan biasanya disebabkan
oleh skala alat yang terlalu kecil untuk dilihat mata atau saat mengalibrasi alat yang
tidak tepat, sehingga menimbulkan kebingungan bagi praktikan saat membaca alat
dan menyebabkan hasil percobaan menjadi kurang akurat. Adanya gelembung
udara pada aliran air pun dapat mengurangi kepresisian pengukuran, karena
pengukuran kedalaman dan keakuratan pengamatan profil aliran akan terganggu,
jika praktikan tidak menepatkan agar gelembung pada aliran tidak terlalu banyak
maka kemungkinan akan terjadi kesalahan pengukuran dan pengmatan dalam
praktikum.
Lalu tidak tepatnya jarum pengukur kedalaman aliran fluida (air) tepat di
permukaan aliran tersebut, sehingga berpengaruh juga dalam pembacaan dan
perhitungan data. Khususnya untuk pengukuran kemiringan aliran terdapat
kesalahan dimana, ketika pengukuran akhir dilakukan alat pengukur kedalaman
yang sudah terlepas tidak dikalibrasi kembali. Hal ini sangat berpengaruh dalam
pengukuran kedalam air, karena kalibrasi sangat penting dalam pegukuran.
Sehingga, seharusnya praktikan selalu memastikan kembali apakah alat pengukur
kedalaman sudah dilakukan pengkalibrasian terlebih dahulu. Dan juga tidak
tepatnya saat menentukan skala antar titik kedalaman aliran yang terbagi – bagi
menjadi 6 titik (3 titik di hulu saluran dan 3 titik di hilir saluran). Salahnya
penandaan titik mungkin saja terjadi, dan faktor ini jelas menentukan adanya
kesalahan dalam melakukan percobaan, sehingga ketelitian, keakuratan, kefokusan
dan kesigapan kinerja praktikan menjadi sangatlah penting.
VI. ANALISIS B
1. Daerah Aliran Sungai
Adalah aliran yang mengalir pada suatu kawasan yang dibatasi oleh
titik-titk tinggi, dimana air tersebut berasal dari air hujan yang jatuh dan
terkumpul dalam sistem tersebut. Air pada DAS merupakan aliran yang
mengalami siklus hidrologi secara alamiah, dalam bidang Teknik
Lingkungan pengamatan DAS menjadi sangatlah penting, dan di sinilah
bisa dilakukan pegamatan aliran seragam di saluran terbuka secara alamiah.
Gambar 5.1 Daerah Aliran Sungai
Sumber : https://Prelo.co.id/blog/4carapengendalianDAS/
2. Drainase
Saluran tahan erosi merupakan saluran buatan yang diberi lapisan
dari bahan tidak mudah tererosi. Karena saluran tahan erosi merupakan
merupakan saluran buatan maka dimensi saluran direncanakan sedemikian
rupa agar mampu mengalirkan air sebesar sebesar mungkin untuk suatu luas
penampang penampang (A) dan kemiringan aliran tertentu.
Drainse atau pengatusan adalah pembuangan massa air secara alami
atau buatan dari permukaan atau bawah permukaan suatu tempat.
Pembuangan ini dapat dilakukan dengan mengalirkan, menguras,
membuang atau mengalihkan air.
Gambar 5.2 Saluran Drainase Berpenampang Persegi
Sumber : http://spiritjawabarat.com/proyek-drainase-gembongan-
diduga-asaljadi/
Karena kemiringan tebing dapat disesuaikan dengan kemiringan
lereng alam tanah yang ditempatinya. Untuk saluran buatan, faktor
ekonomis juga menjadi menjadi salah satu faktor pertimbangan desain
drainase ini.
Kecepatan lairan air akan ditentukan dengan jumlah putaran per detik yang
kemudian dihitung akan disajikan dalam monitor kecepatan rata-rata aliran air
selama selang waktu tetentu.Pengukuran dilakukan dengan membagi kedalaman
sungai menjadi beberapa bagian dengan leber permukaan yang berbeda. Kecepatan
aliran sungai bagiannya diukur sesuai dengan kedalamannya.
0.05
0.04
Jarak Titik
0.03
0.02
0.01
0
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5
Kedalaman Saluran
Gambar 7.1 Grafik Profil Aliran yang Membuktikan tidak terjadinya aliran
seragam secara sempurna atau ideal
2. Koefisien Chezy (C) pada percobaan didapati, sebagai berikut :
Tabel 6.1 Hasil Akhir Nilai Koefisien Chezy
Variasi C
1 7,08164363
2 8,22757972
3 8,7654558
3. Nilai Koefisien Manning (n) saluran pada percobaan ini sebagai berikut :
Tabel 6.2 Hasil Akhir Nilai Koefisien Manning
Variasi n
1 0,06908508
2 0,06230891
3 0,05986493
4. Bilangan Reynold (Nre) pada percobaan kali ini didapati sebagai berikut :
Tabel 6.3 Hasil Akhir Nilai Bilangan Reynold Aliran Fluida
Variasi NRe
1 4094,1128
2 7244,90799
3 9520,45875
Sumber : www.buildsite.com/pdf/aco/AcoPolyester-Fiberglass-Composition-Technical-
Notes-93054.pdf