Anda di halaman 1dari 2

Nama Siswa :Irene Wijaya Pengkhotbah : Pak Seswot

Kelas :11-7 Bahan Alkitab: Mazmur 127:3-5


1 Timotius 4:12
Di timur tengah ada sebuah adat dimana laki-laki memiliki kehormatan lebih.
Jaman dahulu, tidak ada anak dan keturunan seperti Abraham & Sara dianggap tidak
diberikan berkat. Tetapi pada Perjanjian Baru dikatakan (1 Kor 7:7-8) punya anak dan
tidak merupakan sebuah berkat dan karunia. Ketika manusia dikaruniai seorang anak Ia
pasti dikaruniai hal-hal lain. Ketika kita memahami bahwa anak adalah karunia, kita harus
menjaga dengan baik.
Pengalaman adalah bekal untuk membangun cara hidup. Cara hidup merupakan
cara seseorang menjalani hidup yang menjadi pola hidup. Mengubah cara pandang akan
mengubah gaya hidup kita. Cara pandang kita dibentuk dari pendidikan dan pengalaman.
Live in merupakan salah satu bentuk pengalaman yang akan menjadi bekal untuk kita di
masa depan. Bekal kita akan semakin cukup melalui pengalaman karena keluarga saja
tidak cukup.
Selayaknya anak panah lancip yang akan menjadi mudah untuk dibidik dan
disasarkan, ketika anak panah tersebut tumpul hal itu dapat disamakan ketika kita kurang
pengalaman dan akan membuat kita menjadi tidak mandiri dan tidak dewasa. Amsal 22:6
mengatakan bahwa ketika kita memberikan yang lebih untuk anak kita, maka orang tua
akan mencapai kesejahteraan yang maksimal.
Kita harus berbahagia karena live in sudah selesai. Apa yang diperoleh ditengah
keluarga harus di pahami dan dijadikan bekal untuk masa depan. Live in merupakan
bagian dari pengalaman yang akan mempertajam cara pikir kita dan akan mengubah cara
hidup kita.
Banyak sekali pelajaran yang saya dapat ketika Cultural Immersion Trip. Pada
awalnya saya sangat skeptis dan malas untuk mengikuti tetapi setibanya saya di desa
Pujiharjo saya merasakan keindahan alam yang tak ternilai harganya. Seminggu berlalu,
saya belajar bahwa kita tidak perlu hidup mewah untuk bahagia. Ketika melihat secara
langsung dimana orang-orang di desa krajan dan sipelot dapat bahagia dengan cara
mereka sendiri tanpa barang-barang mewah, hal ini sangat menegur saya secara pribadi.
Terlahir di keluarga yang dapat dikatakan berkecukupan membuat saya seringkali
menggantungkan kebahagiaan saya pada benda-benda materialis. Live in ini mengajarkan
saya untuk menjadi lebih rendah hati lagi dan membuka wawasan saya mengenai apa arti
sesungguhnya kebahagiaan dalam kesederhanaan. Live in mengajarkan saya untuk
Nama Siswa :Irene Wijaya Pengkhotbah : Pak Seswot
Kelas :11-7 Bahan Alkitab: Mazmur 127:3-5
1 Timotius 4:12
menjadi sederhana dimana kebahagiaan dan ketenangan itu ada didalam setiap diri kita
dan kita tidak boleh membiarkan hal-hal eksternal menentukan kebahagiaan kita.

Anda mungkin juga menyukai