R DENGAN
CANCER MAMMAE DI RUANG MAWAR RSUP
Dr. MOHAMMAD HOESIN PALEMBANG
TAHUN 2014
NIM : PO.71.20.1.11.023
Tanda Tangan :
iii
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
LAPORAN TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINNGAN AKADEMIS
Dibuat di : Palembang
Tanggal : Juli 2014
Yang menyatakan
vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
“Do everything that you want, and you’ll get the result”
“ Never lose hope to get and do the right thing”
PERSEMBAHAN
Dengan penuh rasa syukur kepada Allah SWT serta salawat yang selalu teriring atas
Nabi Muhammad SAW, dengan ketulusan hati, Laporan Tugas Akhir ini kupersembahkan untuk :
• For my close friends, Novi, Icha, Uum, Emmi, Lisa, Etak, Nyak (Nia), dan Prili, thanks for
heve listened my stories. Every laugh, cry, and eat together. All of your words will always
remembered by me.
• Buat Adek Nanda, Adek Yuni, Dek Ben, dan Adek Putri Sari, Adek Erha makasih buat
support dan nasehatnya. Maaf sudah jadi kakak yang cuek.
• Angkatan 44 terkhusus tingkat 3A, terima kasih atas semua kenangan yang pernah kita lalui
selama tiga tahun ini.
• Adik-adik angkatan 45 dan 46, tetap semangat dan harumkan nama almamater kita,
• Almamaterku tercinta, semoga ilmu yang saya dapat selama ini berguna bagi orang dan
kehidupanku kelak,, Amin.
vii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
IDENTITAS DIRI
Agama : Islam
Ibu : Rosyidah
RIWAYAT PENDIDIKAN
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan nikmat serta karunia-Nya, sehingga Laporan Tugas Akhir yang
berjudul “ Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Cancer Mammae di Ruang
Mawar RSUP. Dr. Mohammad Hoesin Palembang Tahun 2014 “ ini dapat
diselesaikan tepat waktu. Penyusunan Laporan Tugas Akhir ini dilakukan dalam
rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Ahli Madya
Keperawatan pada Poltekkes Kemenkes Jurusan Keperawatan Palembang
Tahun 2014.
Penyusunan Laporan Tugas Akhir ini tidak terlepas dari bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini izinkan penulis
mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada :
1. Drg. Nur Adiba Hanun, M.Kes selaku Direktur Politeknik Kesehatan
Kemenkes Palembang
2. Pihak RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang yang telah banyak
membantu dalam usaha memperoleh data yang penulis butuhkan untuk
menyusun Laporan Tugas Akhir ini.
3. H. Ridwan Ikob, S.Pd, SKM., M. Kes selaku Ketua Jurusan Keperawatan
Politeknik Kesehatan Kemenkes Palembang.
4. Hj. Prahardian Putri, S.Kp, M.Kes selaku pembimbing utama yang telah
meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk membimbing, mendidik dan
mengarahkan, serta memotivasi, semangat dan dorongan kepada penulis
selama penyusunan Laporan Tugas Akhir ini.
5. Hj. Ismar Agustin, S.Kp, M.Kep selaku pembimbing pendamping yang
penuh kesabaran, keikhlasan, dan ketulusan hati dalam membimbing,
memotivasi, dan memberikan masukan selama proses penyusunan Laporan
Tugas Akhir ini.
6. Rosnani, M.Kep, Sp.Mat selaku penguji pertama yang dengan tulusnya
membimbing serta memberi masukan dan saran selama revisi Laporan
Tugas Akhir ini.
ix
7. Hj.Maliha Amin, SKM, M.Kes selaku penguji kedua yang dengan sabarnya
telah memberi masukan selama revisi Laporan Tugas Akhir ini.
8. Dosen Pembimbing Akademikku Hj. Devi Mediarti, S.Pd terima kasih
banyak bu atas bimbingan selama 3 tahun ini.
9. Semua staf dosen jurusan keperawatan Politeknik Kesehatan Kemenkes
Palembang.
10. Kedua orang tua, kakak, dan adik yang selalu memberikan doa dan
dorongan serta semangat tanpa hentinya.
11. Teman-teman Sakura dan Dahlia, “ Imah, Nia, Puri, Yuyun, Rini, Meta,
Riska, dan Tina, Imas, Emmi, April, Fatimah, Afrida, Tika, Rani,
Kimeng, Ovina, Damai, Melia, Intan, Yunita, dan Elgha “, thanks for every
moment we have.
12. Teman-teman dinas di Prabumulih, Afif, Jun, Kak Aldino, Kak Zaedi,
Fatimah, Afrida, Putri, Ferawati, Melvi, Novika, Septisa, Imas, Karoline,
dan Asselole.
13. Teman-teman PKL, Tandri, Fatimah, Afrida, April, Selvia, Winda, Puteri,
kelompok 1 dan 2.
14. Rekan-rekan satu bimbingan Yerista Indah Wardani dan Debi Putra,
akhirnya LTA kita selesai.
15. Kepada teman-teman angkatan 44 dan adik-adik angkatan 45-46 yang telah
memberikan dukungan, semangat dan doa.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Laporan tugas akhir ini masih
banyak terdapat kekurangan baik isi maupun cara penyusunannya. Oleh karena itu
penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna
perbaikan di masa yang akan datang.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu melimpahkan rahmat serta karunianya
kepada kita semua. Semoga Laporan Tugas Akhir ini berguna bagi penulis dan
pengembangan ilmu keperawatan.
Penulis
x
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .......................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................... 2
1.3 Tujuan ....................................................................................... 3
1.3.1 Tujuan Umum ............................................................... 3
1.3.2 Tujuan Khusus .............................................................. 3
1.4 Manfaat Penulisan ..................................................................... 3
1.4.1 Bagi Penulis .................................................................. 3
1.4.2 Bagi Institusi Penidikan ................................................ 3
1.5 Metode Penulisan ..................................................................... 4
1.5.1 Teknik Pengumpulan Data ........................................... 4
1.5.2 Sistematika Penulisan ................................................... 4
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Tujuan umum penulisan laporan tugas akhir (LTA) ini adalah
untuk menerapkan asuhan keperawatan pada pasien dengan
cancer mammae dengan menggunakan proses keperawatan.
1.3.2 Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus penyusunan laporan tugas akhir (LTA) ini
adalah :
1. Dapat melakukan pengkajian pada klien dengan cancer mammae.
2. Dapat merumuskan diagnose keperawatan pada klien dengan
cancer mammae.
3. Dapat membuat rencana keperawatan pada klien dengan cancer
mammae.
4. Dapat melaksanakan tindakan keperawatan pada klien dengan
cancer mammae.
5. Dapat mengevaluasi tindakan keperawatan yang telah dilakukan
pada klien dengan cancer mammae.
6. Dapat mengetahui kesulitan dan hambatan yang dihadapi dalam
melaksanakan asuhan keperawatan dan mengupayakan pemecahan
masalah.
7. Dapat membandingkan asuhan keperawatan yang diberikan kepada
klien dengan asuhan keperawatan secara teori yang ada.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.4 Etiologi
Penyebab cancer mammae masih belum diketahui secara pasti,
faktor genetik dan faktor hormonal dapat berperan pada
cancer mammae. (Black & Matassarin, 1997).
2. Pemakaian hormon
Laporan dari Harvard School of Public Health menyatakan
bahwa terdapat peningkatan bermakna pada pengguna terapi
Estrogen Replacement.
Suatu metaanalisis menyatakan bahwa walaupun tidak terdapat
risiko cancer mammae pada pengguna kontrasepsi oral, perempuan
yang menggunakan obat ini untuk mengalami kanker ini sebelum
menopause. Oleh sebab itu jika kita bisa menghindari adanya
penggunaan hormon ini secara berlebihan maka akan lebih aman.
3. Kegemukan (obesitas) setelah menopause
Seorang perempuan yang mengalami obesitas setelah
menopause akan beresiko 1,5 kali lebih besar untuk terkena
cancer mammae dibandingkan dengan perempuan yang berat
badannya normal.
4. Radiasi payudara yang lebih dini
Sebelum usia 30 tahun, seorang perempuan yang harus
menjalani terapi radiasi di dada (termasuk payudara) akan memiliki
kenaikan risiko terkena cancer mammae. Semakin muda ketika
menerima pengobatan radiasi, semakin tinggi risiko untuk terkena
cancer mammae di kemudian hari.
5. Riwayat cancer mammae
Seorang perempuan yang mengalami cancer mammae pada satu
payudaranya mempunyai kesempatan yang lebih besar untuk
menderita kanker baru pada payudara lainnya atau pada bagian lain
dari payudara yang sama. Tingkat risikonyo bisa tiga sampai empat
kali lipat.
6. Riwayat keluarga
Risiko dapat berlipat ganda jika ada lebih dari satu anggota
keluarga inti yang terkena cancer mammae dan semakin mudah ada
anggota keluarga yang terkena kanker maka akan semakin besar
penyakit tersebut menurun.
7. Periode menstruasi
Perempuan yang mulai mempunyai periode awal (sebelum usia
12 tahun) atau yang telah melalui perubahan kehidupan (fase
menopause) setelah usia 55 tahun mempunyai risiko terkena
cancer mammae yang sedikit lebih tinggi. Mereka yang mempunyai
periode menstruasi yang lebih sehingga lebih banyak hormon
estrogen dan progesteron.
8. Umur atau usia
Sebagian besar perempuan penderita cancer mammae berusia 50
tahun ke atas. Resiko terkena cancer mammae meningkat seiring
bertambahnya usia.
9. Ras
Cancer mammae lebih umum terjadi pada perempuan berkulit
putih. Kemungkinan terbesar karena makanan yangmereka makan
banyak mengandung lemak. Ras seperti Asia mempunyai bahan
pokok yang tidak banyak mengandung lemak yang berlebih.
10. Perubahan payudara
Jika seorang perempuan memiliki perubahan jaringan payudara
yang dikenal sebagai hiperplasia atipikal (sesuai hasil biopsi), maka
seorang perempuan memiliki peningkatan risiko cancer mammae.
11. Aktivitas fisik
Penelitian terbaru dari Women’s Health Initiative menemukan
bahwa aktivitas fisik pada perempuan menopause yang berjalan
sekitar 30 menit per hari dikaitkan dengan penurunan 20 persen
resiko cancer mammae. Namun, pengurangan risiko terbesar adalah
pada perempuan dengan berat badan normal. Dampak aktivitas
fisikk tidak ditemukan pada perempuan dengan obesitas. Jika
aktivitas fisik dikombinasikan dengan diet dapat menurunkan berat
badan sehingga menurunkan risiko cancer mammae dan berbagai
macam penyakit.
2.1.7 Pathway
Pathway Cancer Mammae
Menekan jaringan
Interupsi sel syaraf Aliran darah terhambat
pada mammae
Nekrosis jaringan
Mammae Ukuran mammae
membengkak abnormal
Bakteri patogen
Massa tumor
Resiko infeksi
mendesak ke jaringan
luar
Mammae asimetrik Defisiensi
Perfusi jaringan
terganggu anxietas
Infiltrasi pleura
Ulkus
Mensuplai nutrisi ke
Ekspansi paru menurun
Kerusakan integritas jaringan Ca
kulit/ jaringan
Ketidakefektifan pola Hipermetabolisme ke
nafas jaringan
Hipermetabolisme
jaringan lain menurun
Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari
Berat badan turun
kebutuhan tubuh
c. Tubular Carcinoma
Tubular carcinoma adalah tipe khusus dari cancer mammae
invasif.
d. Inflammatory Breast Cancer (IBC)
Inflammatory breast cancer ialah kondisi payudara yang
terlihat meradang (merah dan hangat) dengan cekungan dan
pinggiran tebal yang disebabkan oleh sel kanker yang
menyumbat pembuluh limfe kulit pembungkus payudara.
Pertumbuhannya cepat.
e. Paget’s Disease of The Nipple
Paget’s disease of the nipple ialah jenis cancer mammae
yang berawal dari saluran susu, lalu menyebar ke areola dan
puting payudara. Gejala yang tampak seperti kulit payudara
akan pecah-pecah, memerah, timbul borok, dan mengeluarkan
cairan.
f. Phylloides Tumor
Phylloides tumor ialah jenis kanker yang dapat bersifat
jinak ataupun ganas dan berkembang di dalam jaringan konektif
payudara yang dapat ditangani dengan operasi pengangkatan.
4. Terapi hormon
Terapi hormon ini dapat menghambat pertumbuhan tumor
yang peka hormon dan dapat dipakai sebagai terapi
pendamping setelah pembedahan atau pada stadium akhir. Hal
ini dikenal therapy anti-estrogen untuk memblok kemampuan
hormon estrogen yang ada dalam menstimulus perkembangan
cancer mammae. Hormon estrogen merupakan hormon yang
berfungsi membentuk dan mematangkan organ kelamin
perempuan, salah satunya payudara selama waktu pubertas
serta memicu pertumbuhan dan pematangan sel di organ
perempuan yang disebut sel duct, yang akan membelah secara
normal. Dimana saat terjadi pematangan sel duct merupakan
saat yang paling rentan terkena mutasi. Jika ada satu sel yang
mengalami mutasi akibat factor keturunan, radiasi, radikal
bebas, dll. Maka sel tersebut dapat membelah secara berlebihan
yang akan berkembang menjadi kanker. Sehingga tujuan terapi
hormon ini untuk mencegah estrogen dalam mempengaruhi sel
kanker yang berada dalam tubuh.
Contoh terapi hormon adalah tamoxifen, anastrozole
(arimidex), letrozole (femara), dan exemestane (aromasin).
5. Kemoterapi
Kemoterapi merupakan proses pemberian obat-obatan anti
kanker yang dapat diberikan secara oral atau intervenous.
Cara pemberian obat :
a. Secara oral
Diberikan secara berseri (biasanya diminum selama 2
minggu, istirahat 1 minggu).
b. Secara intravenous
Diberikan dalam 6 kali kemo yang berjarak 3 minggu
untuk yang full dosis.
4. Diare
Hindari makanan yang mengiritasi lambung, seperti :
sereal, roti dari tepung, kacang, biji-bijian, coklat, buah segar
atau yang dikeringkan, jus buah (pisang, avocado, apel dan
anggur diperbolehkan), sayur mentah, makanan yang banyak
mengandung gas, makanan dan minuman yang mengandung
kafein.
2.2.3 Perencanaan
Perencanaan merupakan bagian proses keperawatan yang
mengidentifikasi masalah/ kebutuhan pasien, tujuan/ hasil
perawatan, dan intervensi untuk mencapai hasil yang diharapkan
dan menangani masalah/ kebutuhan pasien. (Doenges, Moorhouse,
& Burley, 2000).
Menurut Nurarif & Kusuma (2013); Geissler, Doenges &
Moorhouse (1999); Wijaya & Putri (2013) menjelaskan bahwa
perencanaan yang dapat diberikan pada pasien dengan
cancer mammae adalah :
a. Diagnosa 1 nyeri berhubungan dengan adanya penekanan
massa tumor
Tujuan :
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 3 x 24 jam
diharapkan nyeri berkurang atau dapat mentolerir nyeri.
Kriteria hasil :
1. Klien mampu mengontrol rasa nyeri.
2. Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan
manajemen nyeri.
3. Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi, dan
tanda nyeri).
4. Menyatakan merasa nyaman setelah nyeri berkurang
Rasional
Intervensi
Intervensi Rasional
Intervensi Rasional
1. Kaji balutan/ luka untuk 1. Penggunaan balutan
karakteristik drainase. tergantung luas pembedahan
Monitor jumlah edema, dan penutupan luka.
kemerahan, dan nyeri pada Drainase terjadi ketika
insisi dan lengan, serta trauma prosedur dan
suhu. manipulasi banyak
pembuluh darah dan limfatik
pada area tersebut.
Pengenalan dini terjadi
ketika infeksi dapat
memampukan pengobatan
dengan cepat.
2. Tempatkan pada posisi 2. Membantu drainase cairan
semifowler. melalui gravitasi.
3. Jangan melakuka 3. Meningkatkan potensial
pengukuran TD, injeksi konstriksi , infeksi, dan
obat, atau memasukkan IV limfedema pada posisi yang
pada lengan ynag sakit. sakit.
4. Anjurkan untuk memakai 4. Menurunkan tekanan pada
pakaian yang tidak sempit/ jaringan yang terkena, yang
ketat, perhiasan atau jam dapat memperebaiki
tangan pada tangan yang sirkulasi/ penyembuhan.
sakit.
2.2.4 Implementasi
Implementasi merupakan tahap keempat dari proses
perawatan diamana rencana perawatan dilaksanakan,
melaksanakan intervensi/ aktivitas yang telah ditentukan.
(Doenges, Moorhouse, & Burley, 2000).
2.2.5 Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap akhir dari proses keperawatan,
yakni proses yang dilakukan secara terus-menerus dan penting
untuk menjamin kualitas serta ketepatan perawatan yang diberikan
dan dilakukan dengan meninjau respon untuk menentukan
keefektifan rencana perawatan dalam memenuhi kebutuhan pasien.
(Doenges, Moorhouse, & Burley, 2000).
TINJAUAN KASUS
3.1 Pengkajian
A. Identitas
Nama : Ny. R
Umur : 46 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SLTA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Jalan Mayor Ruslan nomor 1580 RT. 21 RW. 05
Kelurahan 20 Ilir 1Kecamatan Ilir Timur 1
Palembang
Suku/ Bangsa : Madura/ Indonesia
Status Marital : Menikah
Tanggal Masuk RS : 12 Juni 2014
Tanggal Pengkajian : 14 Juni 2014, pukul 10.00 WIB
No. Register : RI 14015940
No. Medrec : 0000755095
B. Riwayat Kesehatan
1. Alasan Masuk Rumah Sakit : Pasien mengatakan terdapat
benjolan pada payudara dekstra,
dan mengeluarkan nanah.
2. Keluhan saat pengkajian : Pasien mengatakan bahwa terdapat
luka yang belum sembuh dan
nodul yang mengeluarkan nanah
pada payudara dekstra, serta nyeri
bila tertekan.
3. Riwayat perjalanan penyakit : 8 tahun yang lalu, pasien
mengalami tumor pada axila
dekstra, namun pasien hanya
berobat ke pengobatan alternatif
dan tumor bermetastase ke
payudara dekstra. 1 bulan yang
lalu, pasien berobat ke YK
Madira, namun tidak mengalami
perkembangan dan dirujuk ke
RSMH Palembang. Setelah
dirawat di RSMH, pasien pernah
menjalani simple mastektomi dan
kemoterapi.
4. Riwayat penyakit dahulu : Pasien mengatakan tidak pernah
menderita penyakit yang parah
sebelumnya.
5. Riwayat Penyakit Keluarga : Pasien mengatakan tidak memiliki
keluarga yang mengalami kanker.
C. Riwayat sosial
1. Hubungan dengan anggota keluarga
Pasien mengatakan hubungan dengan anggota keluarga baik. Suami
dan anaknya sering datang dan membawakan makanan yang sehat,
serta memberikan dukungan untuk Ny. R.
2. Pembawaan secara umum
Pasien tampak tenang dan jarang berinteraksi dengan teman
sekamarnya.
3. Lingkungan rumah
Pasien mengatakan rumahnya berada di pinggir jalan dan terdapat
banyak asap kendaraan.
2. Eliminasi
BAK
• Frekuensi 4-5x/ hari 4-5x/ hari
• Warna Kuning jernih Kuning jernih
• Keluhan Tidak ada Tidak ada
BAB
• Frekuensi 1x/ hari 1x/ hari
• Warna Kuning kecoklatan Kuning kecoklatan
• Keluhan Tidak ada Tidak ada
3. Istirahat
• Lama tidur 8 jam 12 jam
malam
• Lama tidur 3 jam 5 jam
siang
• Kebiasaan Menonton televisi Tidak ada
sebelum tidur
• Keluhan Sering terjaga di Tidak ada
waktu tidur malam hari
4. Kebersihan diri
• Frekuensi 2x/ hari 2x/ hari
mandi
• Frekuensi 2x/ hari 2x/ hari
sikat gigi
• Frekuensi 2x/ hari 2x/ hari
mengganti
pakaian
E. Pemeriksaan Fisik
Tanda-tanda vital
Tekanan darah : 130/80 mmHg TB : 154 cm
Denyut nadi : 80 x/ menit Suhu : 36,3º C
Pernafasan : 20 x/ menit BB sekarang : 60,5 kg
Wajah Hidung
Bentuk : Simetris - Bentuk : Simetris
Oedema : Tidak ada - Perdarahan : Tidak ada
Mata - Polip : Tidak ada
− Bentuk : Simetris - Sinusitis : Tidak ada
− Oedema : Tidak ada Mulut
− Conjungtiva : Anemis - Bentuk : Simetris
− Sclera : Putih - Warna : Merah
- Kelembaban : Lembab
Leher
Pembesaran kelenjar tyroid : Tidak ada
Peningkatan JVP : Tidak ada
Thorak
Payudara
− Bentuk payudara : Asimetris, payudara dekstra telah
dilakukan mastektomi dan terdapat nodul-
nodul yang bernanah. Bentuk payudara
sinistra cembung ke depan.
− Puting susu : Puting susu sinistra keluar dan puting
susu dekstra sudah tidak ada puting.
− Hiperpigmentasi : Areola dan puting payudara sinistra
mengalami hiperpigmentasi, dan payudara
dekstra sudah dilakukan mastektomi.
− Kebersihan : Payudara sinistra tampak bersih, namun
payudara dekstra mengeluarkan nanah
yang keluar dari nodul-nodul.
− Benjolan abnormal : Terdapat nodul-nodul yang mengeluarkan
nanah pada payudara dekstra. Pada
payudara sinistra tidak terdapat benjolan
abnormal.
− Lain-lain : Terdapat nyeri tekan pada payudara
dekstra, dengan skala nyeri 4. Pada
payudara sinistra tidak terdapat gangguan
lainnya.
Paru-paru
− Inspeksi (inspirasi/ ekspirasi) : Pengembangan dinding dada
kiri = kanan
− Palpasi : Fremitus raba normal
− Perkusi : Sonor
− Auskultasi : Vesikuler normal
Jantung
− Inspeksi : Ictus Cordis tidak terlihat
− Palpasi : Tidak terdapat pembesaran jantung
− Perkusi : Redup
− Auskultasi : Bunyi jantung I dan II (regular)
Abdomen
Inspeksi
− Bekas luka operasi : Tidak ada
− Striae : Tidak ada
− Aasites : Tidak ada
Palpasi
− Massa : Massa tidak teraba
− Nyeri Tekan : Tidak terdapat nyeri tekan
Perkusi
− Bunyi Normal Abdomen : Timpani
Auskultasi
− Bising usus : Terdapat bising usus (10 x/ menit)
Hepar
− Palpasi : Tidak terdapat pembesaran hati
− Perkusi : Timpani
Limpha
− Palpasi : Limpha tidak teraba
− Perkusi : Timpani
Genitalia
Vulva dan vagina
− Varises : Tidak ada
− Luka : Tidak ada
− Kemerahan : Tidak ada
− Nyeri : Tidak ada
− Kebersihan : Bersih
Perineum
− Luka parut : Tidak ada
− Lain-lain : Tidak ada
Periksa Dalam (data sekunder)
− Serviks : Tidak terdapat kelainan
− Vagina : Tidak terdapat kelainan
Ekstremitas
Aksila
− Pembesaran Kelenjar : Tidak ada
Ekstremitas Atas
− Oedema tangan/ jari : Tidak ada
Ekstremitas Bawah
− Oedema kaki : Tidak ada
− Varises : Tidak ada
− Pembengkakan kelenjar : Tidak ada
G. Pengkajian Psikososial
1. Konsep Diri
Pasien mengatakan bahwa ia merasa malu dengan keadaannya,
terutama karena payudara telah dilakukan mastektomi. Ia merasa ada
yang hilang dari tubuhnya.
2. Kognitif
Pasien mengatakan belum tahu penyebab cancer mammae dan faktor-
faktor yang dapat memicu cancer mammae.
3. Behavior
Pasien tampak tenang dan malu untuk berinteraksi dengan teman
sekamarnya.
4. Mekanisme koping
Pasien mengatakan bahwa ia berdoa dan bercerita kepada keluarga
setiap mendapat masalah.
5. Peran
Pasien mengatakan bahwa perannya sebagai istri dan orang-tua
berkurang karena ia dirawat di rumah sakit.
6. Support sistem
Pasien mengatakan bahwa suami dan anak-anaknya mendukung
untuk kesembuhan dirinya.
H. Pemeriksaan Diagnostik
No. Pemeriksaan Hasil Nilai normal
1. Darah Rutin
− Eritrosit 3,8 x 106 ߤܮ 4,0 – 5,0 x 106 ߤ( ܮP)
4,5 – 5,5 x 106 ߤ( ܮL)
PEMBAHASAN
dekstra sudah tidak ada puting. Areola dan puting payudara sinistra
mengalami hiperpigmentasi dan sesuai dengan pendokumentasian
ruangan bahwa telah payudara dekstra telah dilakukan mastektomi,
terdapat nodul dan luka yang terinfeksi, bentuk payudara asimetris
Menurut Romauli dan Vindari (2011), bahwa tanda dan gejala cancer
mammae adalah adanya benjolan di payudara, adanya borok atau luka
yang tidak sembuh, dan nyeri di payudara. Pasien dengan cancer
mammae mengalami nyeri pada payudara yang terkena cancer, terdapat
benjolan/ nodul, serta luka yang tidak sembuh (terinfeksi) sehingga
muncul masalah nyeri, kerusakan integritas kulit, dan infeksi luka post
operasi yang didukung hasil pemeriksaan rontgen. Hal ini menunjukkan
bahwa terdapat kesamaan antara teori dengan kenyataan bahwa pasien
dengan cancer mammae ditemukan adanya benjolan di payudara, adanya
nodul yang bernanah, borok atau luka yang tidak sembuh, dan nyeri.
Pada pengkajian, ditemukan bahwa hepar tidak teraba dan sesuai
dengan dokumentasi ruangan dimana hepar dan limpha tidak teraba.
Cancer mammae dapat bermetastase ke organ lain di sekitarnya,
misalnya hepar, yang ditandai dengan pembesaran hepar. Pada
pemeriksaan fisik thorak pada pasien dengan cancer mammae tidak
ditemukan metastase ke hepar yang didukung dengan pemeriksaan
rontgen dan hasil perkusi serta palpasi. Menurut Mulyani & Nuryani
(2013), cancer mammae yang parah dapat bermetastase ke organ , salah
satunya hepar. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat kesamaan antara
teori dengan kenyataan bahwa pasien dengan cancer mammae yang
tidak terlalu parah tidak mengalami metastase.
Penulis juga melakukan pengkajian faktor predisposisi cancer
mammae dimana pada kenyataannya, faktor predisposisi tidak dikaji.
Pasien mengatakan bahwa 8 tahun yang lalu pasien memiliki tumor
sebesar biji kacang hijau pada bagian aksila. Pasien takut untuk
berkunjung ke rumah sakit dan lebih memilih metode alternatif. pasien
kemudian merasakan nyeri dan adanya benjolan pada payudaranya dan
tidak sesuai dengan dokumentasi ruangan/ data sekunder, dimana tidak
5.1 Kesimpulan
Setelah penulis melaksanakan asuhan keperawatan pada Ny. R dengan
cancer mammae post simple mastektomi, kemoterapi di IRNA G ruang mawar
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang selama 5 hari (dari tanggal 14 juni
2014 - 18 juni 2014), maka penulis berkesimpulan bahwa :
1. Pengkajian
Dari pengkajian, penulis mendapatkan data bahwa pasien dengan cancer
mammae mengalami nyeri pada nodul-nodul dan luka post operasi yang
tidak sembuh-sembuh. Faktor predisposisi juga memiiliki resiko untuk
terkena cancer mammae, yaitu obesitas, penggunaan kontrasepsi hormon,
serta riwayat tumor sebelumnya. Pasien telah menjalani mastektomi dan
kemoterapi. Pada dokumentasi ruangan juga didapatkan hasil yang sama,
namun tidak dilakukan pengkajian faktor predisposisi.
2. Diagnosa keperawatan
Tidak semua diagnosa keperawatan muncul pada kasus ini. Kasus dengan
cancer mammae ini terdiri dari 4 diagnosa aktual, yaitu nyeri, kerusakan
integritas kulit, infeksi luka post operasi, dan gangguan body image,
sedangkan pada dokumentasi ruangan hanya ditemukan 1 diagnosa aktual,
yaitu infeksi luka post operasi. Diagnosa secara teori yang tidak muncul
pada kasus ini ada 4, yaitu ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh, resiko infeksi, cemas, dan kurang pengetahuan tentang
kondisi, prognosis, dan serta pengobatan penyakitnya.
3. Intervensi
Intervensi yang disusun disesuaikan dengan tinjauan teori dan tinjauan
kasus di lapangan, namun tidak semua intervensi keperawatan secara teori
dapat disusun untuk pasien, karena harus disesuaikan dengan kondisi
pasien serta sarana-prasarana ruangan.
4. Implementasi
Pada saat implementasi, penulis mengikutsertakan pasien, keluarga,
perawat ruangan, dan petugas kesehatan lain. Tidak seluruh rencana
tindakan keperawatan dapat penulis laksanakan karena disesuaikan dengan
kondisi pasien, sarana prasarana ruangan, serta waktu yang dimiliki
penulis hanya pagi dan siang saja.
5. Evaluasi
Evaluasi atas tindakan keperawatan telah penulis lakukan sesuai dengan
tujuan yang ingin dicapai. Hasil evaluasi didapatkan empat masalah
belum teratasi. Pada evaluasi secara operasional, maka dapat disimpulkan
bahwa semua masalah keperawatan belum bisa dicapai sesuai tujuan dan
respon pasien dikarenakan banyaknya rencana kolaborasi seperti obat-
obatan dan pembedahan yang belum bisa dilakukan selama proses
perawatan. Sebelum mengakhiri masa perawatan, penulis memberikan
penyuluhan kesehatan mengenai makanan yang baik untuk keadaan
pasien dan cara merawat luka agar infeksi tidak terulang kembali, serta
manfaat dari berinteraksi dengan teman sekamar.
5.2 Saran
1. Bagi Rumah Sakit
a. Pengkajian
Bagi perawat ruangan, diharapkan agar pengkajian dapat
terdokumentasi dengan baik dan faktor predisposisi pada pasien
dengan cancer mammae dikaji, karena faktor predisposisi dapat
mengindikasikan penyebab dari cancer mammae. Perawat ruangan
dapat melakukan pendekatan kepada pasien, sehingga semua data
dapat diperoleh secara komprehensif.
b. Diagnosa Keperawatan
Pada tahap perumusan diagnosa, diharapkan agar perawat ruangan
lebih teliti dalam menganalisa masalah keperawatan yang akan
ditegakkan sesuai dengan kondisi pasien dan masalah keperawatan
dapat diprioritaskan berdasarkan kebutuhan dasar manusia serta
3. Bagi Penulis
Bagi penulis, hendaknya Laporan Tugas Akhir (LTA) ini dapat
dijadikan sebagai media untuk menerapkan teori-teori keperawatan
mengenai cancer mammae yang telah didapatkan untuk diberikan pada
pasien dengan cancer mammae di lapangan.
Bambang. 2010. Kejadian Cancer mammae Masih Tertinggi. Antara News, A4.
Black, Joyce M. Matassarin & Esther. 1997. Medical Surgical Nursing. USA :
W.B Saunders Company.
Glasier, Anna & Gebbie, Alisa. 2005. Keluarga Berencana dan Kesehatan
Reproduksi. Jakarta:EGC.
Nurarif, Amin Huda & Kusuma, Hardhi. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan
berdasarkan Diagnosis Medis & NANDA. Yogyakarta : Medi Action
Publishing.
Mulyani, Nina Siti & Nuryani. 2013. Kanker Payudara dan PMS pada
Kehamilan. Yogyakarta : Nuha Medika.
Romauli, Suryati & Vindari, Anna Vida. 2011. Kesehatan Reproduksi untuk
Mahasiswi Kebidanan. Yogyakarta : Nugroho Medika.
Santoso, Satmoko Budi. 2009. Buku Pintar Kanker. Yogyakarta : Power Books
Ihdina.
Suryaningsih, Endang Koni & Sukaca, Bertiani Eka. 2009. Kupas Tunytas Kanker
Payudara. Yogyakarta : Paradigma Indonesia.
Siregar, C. 2011.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/27630/4/Chapter%20II.pdf.
Medan : Universitas Sumatera Utara.