Anda di halaman 1dari 27

IMPLEMENTAS

PERAWAT
PRAKTEK
MANDIRI
Beprofessional nurse
Knowledge, skill, & attitude
Ns. SIM SAYUTI, S.Kep
NIRA : 35240258861
Hasil Evaluasi Peran dan Fungsi Perawat
Puskesmas Daerah Terpencil (Depkes & UI, 2005)

TERKAIT DENGAN TINDAKAN MEDIK


1. Menetapkan diagnosis penyakit (92.6%)
2. Membuat resep obat (93.1%)
3. Melakukan tindakan pengobatan di dalam
maupun di luar gedung puskesmas (97.1%)
4. Melakukan pemeriksaan kehamilan (70.1%)
5. Melakukan pertolongan persalinan (57.7%)
Direkomendasikan:

Perlu peningkatan kordinasi dalam


mewujudkan perlindungan hukum
bagi perawat khususnya untuk tugas
tugas limpah dalam hal pengobatan.
Tata Hukum di Indonesia
UUD ,45 : Indonesia adalah negara yang
berdasarkan Hukum (Rechstaat) dan tidak
berdasarkan pada kekuasaan belaka
(Machstaat)
Sumber Hukum : UUD 45, Tap MPR, Peraturan
Pengganti UU, PP, Kepres, Permenkes/
kepmenkes, pergub, perda, perbup dan aturan-
aturan lainnya.
Fungsi Hukum dlm Praktik
Perawat
1. Memberikan kerangka untuk menentukan tindakan
keperawatan mana yang sesuai dengan hukum.
2. Membedakan tanggung jawab perawat dengan profesi
lain
3. Membantu menentukan batas-batas kewenangan
tindakan keperawatan mandiri
4. Membantu mempertahankan standard praktik
keperawatan dengan meletakkan posisi perawat
memiliki akuntabilitas dibawah hukum.
LANDASAN HUKUM PRAKTIK
KEPERAWATAN MANDIRI
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun
2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional;
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun
2009 tentang Kesehatan;
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun
2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Kesehatan;
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun
2014 tentang Pemerintah Daerah;
5. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun
2014 tentang Keperawatan;
6. PERDA PPM KAB LAMONGAN 2018 ???
7. PMK RI Nomor 741...
7. PMK RI Nomor 741/Menkes/Per/VII/2008 tentang
Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di
Kabupaten/Kota;
8. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor HK. 02.02/
Menkes/148/I/2010 tentang Izin Dan Penyelenggaraan
Praktik Perawat beserta perubahannya dalam Peraturan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 17 Tahun
2013;
9. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 1 Tahun 2012
tentang Sistem Rujukan Pelayanan Kesehatan
Perorangan;
10. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 46 Tahun 2013
tentang Registrasi Tenaga Kesehatan;
11. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 908/Menkes/SK/
VII/ 2010 tentang Penyelenggaraan Pelayanan
Keperawatan Keluarga;
ASPEK LEGAL DAN ETIK KEPERAWATAN
ADALAH :
Autonomy (penentu pilihan)
Perawat menghargai hak klien mengambil keputusan sendiri. 

Non Maleficence (do no harm).


Tugas yang dilakukan perawat tidak menyebabkan bahaya bagi
Kliennya. Bahaya dapat berarti dengan sengaja membahayakan,
resiko membahayakan, dan bahaya yang tidak disengaja.

Beneficence (do good)
Perawat memiliki kewajiban untuk melakukan tugas dan
kewajibannya dengan baik.
INFORMED CONSENT
Persetujuan Tindakan Medis (PTM) merupakan persetujuan
seseorang untuk memperbolehkan sesuatu tindakan akan terjadi.
JUSTICE (PERLAKUAN ADIL)
Perawat mengambil keputusan dengan rasa keadilan sesuai
dengan kebutuhan tiap klien.
KEJUJURAN, KERAHASIAAN, DAN KESETIAAN.
Prinsip mengatakan yang sebenarnya (kejujuran) mengarahkan
praktisi untuk menghindari melakukan kebohongan atau menipu
klien. Sikap positif dalam memberikan informasi yang
berhubungan dengan situasi klien.
Kerahasiaan adalah prinsip etika dasar yang menjamin
kemandirian klien.
Prinsip kesetiaan menyatakan bahwa perawat harus memegang
janji yang dibuatnya pada klien.
MEKANISME PENGURUSAN SIPP
PERBUP 48 2017
Wewenang Praktik Keperawatan Mandiri

1. Melakukan pengkajian Keperawatan secara


holistik;
2. Menetapkan diagnosis Keperawatan sesuai
Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
(SDKI);
3. Merencanakan tindakan Keperawatan;
4. Melaksanakan tindakan Keperawatan;
Melakukan rujukan...
5. Mengevaluasi hasil tindakan Keperawatan;
6. Melakukan rujukan;
7. Memberikan tindakan pada keadaan
kegawatdaruratan sesuai dengan kompetensi;
dapat memberikan obat-obatan yang dibutuhkan
untuk menyelamatkan nyawa dan mencegah
kecacatan Klien pada kondisi Emergensi.
8. Melakukan penatalaksanaan keperawatan
komplementer dan alternatif;
9. Melakukan penatalaksanaan pemberian obat
kepada klien sesuai dengan resep tenaga medis
atau obat bebas dan obat bebas terbatas;
10. Pelaksanakan....
10. Pelaksanakan tind. medis atas pelimp.
wewenang secara tertulis;
11. Melakukan tind. medis yg sesuai dg
kompetensinya atas pelimpahan
wewenang delegatif tenaga medis.
12. Melakukan tind. medis dibawah
pengawasan atas pelimpahan
wewenang mandat tenaga medis.
13. Memberikan Yankes sesuai dengan
program pemerintah
Hak Perawat Praktik Mandiri

1. Memperoleh pelindungan hukum sepanjang melaksanakan tugas


sesuai dengan standar pelayanan, standar profesi, standar prosedur
operasional, dan ketentuan Peraturan Perundang-undangan;
2. Memperoleh informasi yang benar, jelas, dan jujur dari Klien dan/
atau keluarganya.
3. Menerima imbalan jasa atas Pelayanan Keperawatan yang telah
diberikan;
4. Menolak keinginan Klien atau pihak lain yang bertentangan dengan
kode etik, standar pelayanan, standar profesi, standar prosedur
operasional, atau ketentuan Peraturan Perundang-undangan; dan
5. Mengelola penyelenggaraan dan fasilitas Praktik Keperawatan
Mandiri sesuai dengan level kompetensi masing-masing
Kewajiban Perawat Praktik Mandiri
1. Melengkapi sarana dan prasarana pelayanan
keperawatan sesuai dg standar pelayanan keperawatan
dan ketentuan PP;
2. Memberikan Pelayanan Keperawatan sesuai dengan
kode etik, standar Pelayanan Keperawatan, standar
profesi, standar prosedur operasional, dan ketentuan PP;
3. Merujuk Klien yang tidak dapat ditangani kepada
Perawat atau tenaga kesehatan lain yang lebih tepat
sesuai dengan lingkup dan tingkat kompetensinya;
4. Mendokumentasikan asuhan keperawatan sesuai
dengan standar;
5. Memberikan...
5. Memberikan informasi yang lengkap, jujur, benar,
jelas, dan mudah dimengerti mengenai tindakan
keperawatan kepada Klien dan/atau keluarga
sesuai dengan batas kewenangannya;
6. Melaksanakan tindakan pelimpahan wewenang
dari tenaga kesehatan lain yang sesuai dengan
kompetensi Perawat
7. Melaksanakan penugasan khusus yang ditetapkan
oleh Pemerintah.
8. Perawat yang menjalankan Praktik Keperawatan
Mandiri harus memasang papan nama Praktik
Keperawatan Mandiri
Prinsip Praktik Keperawatan
Mandiri

1. Praktik keperawatan Mandiri sesuai


dengan Kompetensi yang dimiliki oleh
perawat yang melaksanakan Praktik.
2. Praktik Keperawatan Mandiri harus
didasarkan pada Kode etik, standar
Pelayanan, Standar Profesi dan Standar
Prosedur Operasional.
PERAWAT YANG DAPAT PRAKTIK
KEPERAWATAN MANDIRI
A. Perawat Indonesia dan Perawat Indonesia Lulusan
Luar Negeri terdiri dari:
1) Perawat vokasi: mulai dari lulusan Program
Pendidikan Diploma III (D III) Keperawatan, dengan
pengalaman praktik sekurang-kurangnya 2 (dua)
tahun.
2) Perawat Profesi: Lulusan Pendidikan Profesi Ners
dengan pengalaman praktik sekurang-kurangnya 2
(dua) tahun dan lulusan Program Pendidikan Profesi
Ners Spesialis.
Tempat dan Jenis Praktik
Keperawatan Mandiri
Praktik Keperawatan Mandiri PRAKTIK KEPERAWATAN MANDIRI
Perorangan BERKELOMPOK.

1. Penyelenggara Praktik 1. Penyelenggaraan Praktik


Keperawatan Mandiri oleh Keperawatan Mandiri oleh 2 (dua)
seorang perawat, baik orang perawat atau lebih secara
berkelompok dalam satu tempat
perawat vokasi maupun atau lingkup pelayanan
profesi (ners atau ners
2. Dapat terdiri dari beberapa perawat
spesialis). dengan kualifikasi dan lingkup
2. Dapat melakukan pelayanan pelayanan yang sama atau
keperawatan generalis atau berbeda, dan/atau terdiri beberapa
pelayanan perawat dengan pelayanan
keperawatan spesialis. keperawatan generalis yang
dipimpin oleh perawat ners atau
3. Pengelolaan pelayanan ners spesialis.
dilakukan secara individu. 3. Membutuhkan pengelolaan
manajemen pelayanan Praktik
Keperawatan Mandiri yang
terorganisir sesuai dengan lingkup
pelayanannya
Mekanisme Praktik Keperawatan
Mandiri
Praktik Perawat memulai Praktik dengan melakukan kontrak
terapeutik dengan Klien
Selanjutnya perawat melakukan Asuhan Keperawatan sesuai dengan
keahlian dan kewenangan.
Apabila membutuhkan Tindakan Medis, perawat melakukan
Kolaborasi dengan tenaga Medis atau tenaga kesehatan lain.
Merujuk Klien kepada Perawat dengan tingkat Kompetensi lebih
tinggi atau kepada tenaga medis atau kepada Fasilitas Pelayanan
kesehatan yang sesuai
Dalam kondisi gawat darurat, untuk menyelamatkan nyawa dan
mencegah kecacatan, perawat dpt melakukan tindakan gawat
darurat sesuai dengan Kompetensi yang dimiliki dan penyediaan
obat-obat emergensi sesuai dengan peraturan perundangan yang
Mekanisme Rujukan Praktik
Keperawatan Mandiri
Rujukan harus mendapatkan persetujuan dari klien dan/
atau keluarganya, dan diberikan setelah klien dan/atau
keluarganya mendapatkan penjelasan.
Penjelasan sebelum melakukan rujukan sekurang-
kurangnya meliputi:
1. Diagnosis dan terapi dan/atau ndakan medis yang
diperlukan;
2. Alasan dan tujuan dilakukan rujukan;
3. Risiko yang dapat timbul apabila rujukan tidak dilakukan;

4. Transportasi...
4. Transportasi Rujukan; Dan
5. Risiko Atau Penyulit Yang Dapat Timbul Selama Dalam
Perjalanan.

Surat pengantar rujukan sekurang-kurangnya memuat;

a. identitas klien;
b. hasil pemeriksaan (anamnesis, pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang) yang telah dilakukan;
c. diagnosis;
d. terapi dan/atau tindakan yang telah diberikan;
e. tujuan rujukan; dan
f. nama dan tanda tangan tenaga kesehatan/perawat yang
Transportasi

Transportasi untuk rujukan dilakukan sesuai


dengan kondisi pasien dan ketersediaan
sarana transportasi. Klien dalam kondisi
khusus memerlukan pendampingan, harus
dirujuk dengan ambulans dan didampingi
oleh perawat yang kompeten. Jika tidak
tersedia ambulans, rujukan dapat dilakukan
dengan menggunakan alat transportasi lain
yang layak.
MONITORING DAN EVALUASI
PRAKTIK KEPERAWATAN MANDIRI

Monitoring dan evaluasi dilakukan pada penyelenggara Praktik


Keperawatan Mandiri baik perorangan maupun berkelompok.
Monitoring dan evaluasi terhadap Praktik Keperawatan Mandiri
dilakukan oleh Organisasi Profesi Perawat (PPNI), dan Pemerintah
sesuai dengan fungsi dan tugas masing-masing dan peraturan dan
perundang-undangan yang berlaku.
Monitoring dan evaluasi dilakukan secara berkala atau sesuai dengan
kebutuhan, kondisi dan situasi tertentu
Monitoring dan evaluasi dilakukan pada Praktik Keperawatan Mandiri
berfokus pada klien sasaran, dan/atau tuntutan kompetensi yang
dibutuhkan.
Monitoring dan evaluasi dilakukan pada Praktik Keperawatan Mandiri
berfokus pada standar pelayanan sesuai dengan peraturan dan
Mekanisme
Monitoring
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan PPNI
bertanggung jawab atas monitoring dan evaluasi
Praktik Keperawatan Mandiri di wilayah kerjanya.
Strategi monitoring dan evaluasi dilakukan melalui
pertemuan atau supervisi berkala, inspeksi, dan self
assessment.
DPD PPNI Kabupaten/Kota bersama Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota dalam melakukan monitoring dan
evaluasi, DPD PPNI Kabupaten/Kota melaporkan hasil
monitoring dan evaluasi ke DPW PPNI Provinsi dengan
tembusan Dinas Kesehatan Kab/kota.
Monitoring dan evaluasi dilakukan menggunakan
instrumen dan indikator sesuai dengan standar
pelayanan Praktik Keperawatan Mandiri yang
berlaku.
Proses monitoring dan evaluasi dilakukan sekurang-
kurangnya 1 (satu) kali per tahun.
Selama pelaksanaan monitoring dan evaluasi,
Pemerintah dan PPNI dapat memberikan tindakan
administratif kepada perawat yang melakukan
pelanggaran terhadap ketentuan penyelenggaraan
Praktik Keperawatan Mandiri sesuai dengan
peraturan dan perundang- undangan yang berlaku.
Tindakan administratif sebagaimana dimaksud
dilakukan melalui: Teguran lisan; Tertulis; atau
TERIMAKASI
H

Anda mungkin juga menyukai