Anda di halaman 1dari 2

RINGKASAN

Vicky Hardiansyah. 175040200111015. Neni Yuniandhari. 175040207111031. R.


Rizki Kurnia Fajar. 175040207111198. Megalia Himawarni. 175040207111227.
Pengaruh Inokulan dan Sistem Tanam pada Tanaman Kedelai (Glycine max (L.)
Merril.) Dibawah bimbingan Azizah dan Moch. Taufiq Zulmanarif

Kedelai (Glycine max (L.) Merrill) merupakan salah satu tanaman serealia
yang banyak dikonsumsi dan diminati oleh sebagaian besar masyarakat karena
kandungan nutrisinya yang baik misalnya kandungan protein dan vitamin D. produksi
kedelai harus selalu ditingkatkan mengingat kebutuhan kedelai tiap tahun meningkat
seiring meningkatnya penduduk Indonesia. Berdasarkan data BPS (2017) Dari
kebutuhan sekitar 2,5 juta ton per tahun 1,7 ton diantaranya harus dipenuhi dengan
impor. Rendahnya produksi tersebut berkaitan dengan faktor eksternal maupun faktor
internal dari tanaman itu sendiri, seperti serangan hama, serangan penyakit,
perubahan iklim yang tidak dapat diprediksi, serta varietas yang tidak toleran.
Teknologi produksi akan sangat membantu dalam meningkatkan produksi kedelai
seperti pemupukan, inokulasi, penggunaan varietas unggul, ameliorant, pengendalian
OPT, dan pengolahan tanah yang tepat. sehingga perlu dilakukan praktikum untuk
mengetahui pengaruh inokulan dan sistem tanam dalam hasil pertumbuhan tanaman
kedelai.
Persiapan pertama yang dilakukan untuk memulai praktikum penanaman
kedelai dengan perlakukan inokulasi dan pola tanam single row yaitu dengan
menyiapkan alat dan bahan. Alat yang diperlukan adalah cetok sebagai penggembur
tanah, ember dan botol sebagai wadah air untuk pengairan lahan, meteran untuk
mengukur jarak tanam dan tinggi tanaman, gunting untuk memotong, tali raffia untuk
membentuk pola tanam, serta pasak sebagai alat penanda pada pembuatan pola tanam
dan penanda tanaman sample. Bahan-bahan yang diperlukan seperti benih kacang
kedelai sebagai bahan tanam, inokulan sebagai parameter pembanding, pupuk
kandang sebagai penyedia unusr hara, larutan PGPR sebagai pemacu pertumbuhan
akar, pupuk urea sebagai penyedia unsur N, pupuk SP-36 sebagai penyedia unsur P,
dan pupuk KCl sebagai penyedia unsur K. pengerjaan dimulai dengan persiapan
lahan seluas 3 m x 4 m disertai dengan pengolahan tanah sebelum ditanami,
Penanaman benih kedelai yang telah direndam dalam inokulan selama 10 menit dan
ditanam secara single row dengan tiap lubang berisi 2 benih. Kemudian dilakukan
perawatan pada tanaman berupa pemupukan dengan KCl 75kg/ha dan Urea 75kg/ha,
pengaplikasian PGPR di sekitar perakaran tanaman setelah 1 mst, pengaplikasian
pestisida dengan Diazinon 10% setelah 5 mst di sekitar tanaman, serta penyiangan
gulma setiap minggu baik pada saat fase vegetatif maupun setelah masuk fase
generatif.
Berdasarkan hasil pengamatan dari praktikum Teknologi Produksi Tanaman
dapat disimpulkan bahwa pola tanam dan Inokulasi memberikan pengaruh terhadap
pertumbuhan tanaman. pola tanam secara single row maupun double row akan
memberikan pengaruh nyata bagi pertumbuhan dan perkembangan apabila dilakukan
secara tepat khususnya pada jarak tanamnya. Pola tanam single row menunjukkan
data tinggi tanaman dan jumlah bunga yang paling baik jika dibandingkan perlakuan
double row. Data jumlah polong dan jumlah daun tanaman kedelai menghasilkan
data tertinggi dengan menggunakan perlakuan double row. Pengaruh inokulasi pada
tanaman kedelai memberikan pengaruh terhadap data pertumbuhan dan
perkembangan tanaman kedelai. Namun pada beberapa kondisi lingkungan yang
kurang baik, perlakuan inokulasi tidak menunjukkan pengaruh nyata pada data yang
dihasilkan. Data jumlah polong, jumlah bunga, dan tinggi tanaman yang didapatkan
menunjukkan hasil tertinggi dengan menggunakan perlakuan inokulasi. Perlakuan
non inokulan menujukkan data jumlah daun yang tertinggi jika dibandingkan dengan
perlakuan inokulan. Berdasarkan penjelasan tersebut dapat diartikan bahwa faktor
lingkungan juga memberikan pengaruh terhadap percobaan inokulan maupun non
inokulan

Anda mungkin juga menyukai