Anda di halaman 1dari 5

Tindakan pencabutan gigi pada pasien hipertensi.

Bahaya tidak ya?


Tekanan Darah Tinggi (hipertensi) adalah suatu peningkatan tekanan darah di dalam

arteri. (Hiper artinya Berlebihan, Tensi artinya Tekanan/Tegangan; Jadi, Hipertensi adalah

Gangguan sistem peredaran darah yang menyebabkan kenaikan tekanan darah diatas nilai

normal.)

Klasifikasi Hipertensi

PATOFISIOLOGI

Banyak faktor yang mengontrol tekanan darah berkontribusi secara potensial dalam

terbentuknya hipertensi; faktor-faktor tersebut adalah:

- Meningkatnya aktifitas sistem saraf simpatik (tonus simpatis dan/atau variasi diurnal),

mungkin berhubungan dengan meningkatnya respons terhadap stress psikososial dll.

- Produksi berlebihan hormon yang menahan natrium dan vasokonstriktor

- Asupan natrium (garam) berlebihan

- Tidak cukupnya asupan kalium dan kalsium

- Meningkatnya sekresi renin sehingga mengakibatkan meningkatnya produksi angiotensin

II dan aldosteron

- Defisiensi vasodilator seperti prostasiklin, nitrik oxida (NO), dan peptide natriuretik

- Perubahan dalam ekspresi sistem kallikrein-kinin yang mempengaruhi tonus vaskular dan

penanganan garam oleh ginjal


- Abnormalitas tahanan pembuluh darah, termasuk gangguan pada pembuluh darah kecil di

ginjal

- Diabetes mellitus

- Resistensi insulin

- Obesitas

- Meningkatnya aktivitas vascular growth factors

- Perubahan reseptor adrenergik yang mempengaruhi denyut jantung, karakteristik

inotropik dari jantung, dan tonus vaskular

- Berubahnya transpor ion dalam sel

Gambar 1: Mekanisme patofisiologi dari hipertensi.

Pengelolaan pasien dengan hipertensi memerlukan suatu strategi tertentu yang menguntungkan

untuk menjaga kestabilan tekanan darah selam periode perawatan, khususnya apabila saat

perawatan memerlukan intervensi anestesi lokal yang mengandung vasokonstriktor. Oleh karena
itu seleksi vasokonstriktor berdasarkan durasi yang dibutuhkan, keprluan hemostasis dan kondisi

sistemik penyerta pada pasien. Penggunaan vasokonstriktor merupakan kontra indikasi pada

kondisi : angina yang tidak stabil, infark jantung dan stroke (< 6 bulan), operasi by pass arteri

koroner (<3 bulan), hipertensi yang tidak terkontrol, gagal jantung parah, sensitif sulfitem dan

phaechromocytoma. Ada beberapa pasien tertentu meskipun dalam kondisi tekanan darah normal

namun sensitif terhadap vasokonstriktor dan akan memberikan respon yang berkepanjangan

terhadap vasokonstriktor khususnya epineprin, dan hal ini tidak bisa diprediksi sebelumnya.

Ada dua strategi dalam perawatan gigi pada pasien hipertensi yaitu strategi preventif dan

kuratif (Tabel.3) dan perhatian yang sangat besar harus diberikan khususnya ada kemungkinan

komplikasi terjadinya hipertensi akut/crisisis hypertension/emergent hipertensi yang terjadi

selama perawatan gigi. Pada strategi preventif meliputi semua tindakan untuk mengontrol

tekanan darah pasien selama periode perawatan dan semua tindakan preventif dalam bidang

kedokteran gigi sendiri (yang meliputi kontrol plak, flouridasi dll). Tindakan preventif yang

efektif untuk mengontrol tensi pasien meliputi kontrol kecemasan dan stress, pemilihan anestesi ,

bahan anestesi, dan kontrol sakit setelah tindakan selesai.


Tabel 3. Strategi preventif dan kuratif untuk perawatan gigi

pada pasien hipertensi

Prosedur dental yang lama dan stressful sebaiknya dihindarkan. Pemberian sedatif peroral

(Benzodiazepine 5 mg malam sebelum tidur dan 1 jam sebelum tindakan perawatan) cukup
membantu mengurangi stress, Penggunaan sedasi dengan Nitrou Oxide (N20) dapat menurunkan

tekanan darah sistole dan diastole sampai 10-15 mmHg kira-kira 10 menit setelah pemberian dan

selanjutnya dapat dilakukan anestesi lokal dengan atau tanpa vasokonstriktor. Anestesi lokal

merupakan peilihan terbaik untuk pasien dengan hipertensi dibanding anestesi umum, pemberian

anestesi harus pelan dan penyuntikan intravaskuler harus dihindari.

Tabel.4 Diagnosis dan perawatan krisis hipertensi di dalam perawatan gigi

Anda mungkin juga menyukai