Tugas Sosiolinguistik
Tugas Sosiolinguistik
OLEH:
PEMBAHASAN
A. Pengertian Diglosia
Menurut Ferguson (1959), Diglosia adalah suatu situasi kebahasaan yang relative
stabil, dimana selain terdapat sejumlah dialek-dialek utama (lebih tepat ragam-ragam
utama) dari satu bahasa, terdapat juga sebuah ragam lain. Dialek-dialek utama
diantaranya bisa berupa sebuah dialek standar atau sebuah standar regional. Ragam lain
yang bukan dialek-dialek utama memiliki ciri-ciri yaitu :
Siswi 1 : Ujud-ujud pada sore hari ini yang pertama untuk kedua orang tua kita,
semoga orang tua kita selalu diberi kesehatan, rezeki yang cukup untuk
membiayai kita yang ada di asrama.
Siswi 2 : Amin.
Siswi 1 : Untuk keempat suster kita semoga selalu diberi kesabaran untuk
mendidik kita yang ada di asrama.
Siswa 2 : Amin.
Siswa 1 : Untuk unit satu, dua, dan tiga, semoga kami selalu rukun da damai
serta diberi kelancaran dalam belajar sehingga kami dapat mengerjakan TES
dengan baik dan jujur dan dapat hasil yang memuaskan.
Siswa 2 : Amin.
Siswa 1 : untuk orang yang sedang sakit semoga cepat sembuh dan bisa
melakukan aktivitas sepertia biasa.
Siswa 2 : Amin.
Siswa 1 : Untuk istri Pak Paena. Valentina Sri Handayani. Semoga arwah beliau
dapat diterima di sisi Tuhan dan segala dosanya diampuni dan keluarga yang
ditinggalkan sapat diberi ketabahan.
Siswa 2 : Amin.
Percakapan diatas dituturkan oleh 18 siswi kelas XII IPA dan IPS ( identitas diri
dan status social siswi yang menjadi pertisipan). Topik pembicaraan yaitu perihal
ujud doa, situasi yang tergambar dalam peristiwa percakapan tersebut
menunjukkan situasi khidmat untuk tujuan dan maksud doa bersama.
Analisis ini dinyatakan bahwa tuturan para siswi saat menyampaikan ujud-ujud doa
sebagai pengantar sebelum dimulainyan doa, terbukti menggunakan bahasa Indonesia ragam
formal dimana ciri atau penandanya tersebut menunjukkan adanya suatu fenomena diglosia.