Modul 1 PDF
Modul 1 PDF
BUKU PERTAMA
EVALUASI DAN PENUNJUKKAN CALON AHLI K3
MATERI:
UU No.1/Tahun 1970
Dasar-Dasar Keselamatan & Kesehatan Kerja
Kelembagaan
Halaman 1 dari 8
BAB I
PENDAHULUAN
Halaman 2 dari 8
C. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup pembahasan modul ini me-
liputi dasar hukum yang digunakan pegawai
pengawas dalam melakukan identifikasi
sumber bahaya, pemeriksaan umum per-
syaratan K3, pemeriksaan perizinan, proses
pemeriksaan pelaksanaan pengamanan
yang diwajibkan di tempat kerja.
Halaman 3 dari 8
BAB II
POKOK BAHASAN
Halaman 4 dari 8
tenagakerjaan tidak mungkin mampu meng-
adakan dan membentuk pegawai pengawas Test formatif:
dalam jumlah yang cukup maupun memiliki
Jelaskan perbedaan antara tujuan K3
kemampuan dalam berbagai bidang ke-
dengan tujuan UU No.01/1970 tentang
ahlian sesuai dengan perkembangan tekno-
Keselamatan Kerja dan hubungannya
logi. Dengan demikian walaupun pelaksana-
dengan tujuan nasional sesuai UUD
an pengawasan telah didesentralisasikan,
1945.
namun kebijakan nasional K3 tetap berada
di tangan Menteri Ketenagakerjaan.
Halaman 5 dari 8
d. Sesuai dengan peranan dan ke-
dudukan tenaga kerja, diperlukan DASAR HUKUM
pembangunan ketenagakerjaan
untuk meningkatkan kualitas tena-
• Pasal 5,
ga kerja dan peransertanya dalam UUD 1945 20 & 27
pembangunan serta peningkatan ayat (2)
perlindungan tenaga kerja dan
keluarganya sesuai dengan harkat
dan martabat kemanusiaan. UU 13/ • Pasal
e. Perlindungan terhadap tenaga kerja 2003 86 & 87
Halaman 6 dari 8
sepanjang tidak mengganggu perkem- 4. UU Petasan (Stbl. No.143 Tahun
bangan dan kesehatan fisik, mental dan 1932 jo. Stbl. No.9 Tahun 1930)
sosial (ayat 1). Mengatur tentang petasan Buatan yang
Ada beberapa persyaratan ditetapkan diperuntukkan untuk kegembiraan/ ke-
dan harus dipenuhi bilamana Pengusaha ramaian kecuali untuk keperluan peme-
mempekerjakan anak pada pekerjaan rintah. Yang diatur dalam UU ini adalah
ringan (ayat 2). termasuk ketentuan tentang:
Anak dipekerjaan juga karena bagian - Pemasukan dari luar negeri
dari kurikulum pendidikan atau pelatihan - Pembuatan dari perdagangan
yang disahkan oleh pejabat yang ver-
- Petasan berbahaya
wenang (Pasal 70).
- Mempunyai persediaan/menyimpan
Anak dipekerjakan dalam rangka pe-
dan memasang petasan berbahaya.
ngembangan bakat & minat (Pasal 71).
5. UU Rel Industri (Industrie Baan
Tempat kerja anak harus dipisahkan dari
Ordonantie Stbl. No.593 Tahun 1938
pekerja dewasa (Pasal 72).
UU ini mengatur tentang pemasangan,
Mengenai pekerja wanita, pada dasar-
penggunaan jalan rel guna keperluan
nya wanita boleh melakukan pekerja
perusahaan Pertanian, kehutanan, per-
yang sama seperti pekerja pria (tidak
tambangan, kerajinan dan perdagang-
ada diskriminasi jenis pekerjaan), namun
an. Materi yang diatur termasuk ganti
dengan pertimbangan tertentu (fisiologi
rugi guna pemakaian bidang tanah dan
tubuh wanita, kesehatan dan kesusilaan,
jalan-jalan raya, pemakaian jalan rel
dll.) UU mengatur beberapa hal, seperti
industri untuk pihak lain, Pengangkutan
jam kerja shift malam hari dan kewajiban
lewat jalan rel industri, persilangan dan
menyediakan transportasi bagi pekerja
persinggungan, perubahan pada jalan
wanita yang bekerja di malam hari (Pasal
raya dan pengawasan.
76), cuti haid (Pasal 81), cuti melahirkan/
keguguran (Pasal 82), kesempatan 6. UU No.3/ Tahun 1969 tentang
melaksanakan pemberian ASI bagi pe- Persetujuan Konvensi ILO Nomor
kerja wanita yang memiliki bayi (Pasal 120 Mengenai Higiene Dalam
83). Perniagaan dan Kantor-Kantor
2. UU Uap (Stoom Ordonantie Stbl. Konvensi ini berlaku bagi
No.225 Tahun 1930
UU No.01/1970 tentang Keselamatan 7.
kerja merupakan UU pokok yang meng-
atur keselamatan kerja secara umum
dan bersifat nasional, Disamping UU
Keselamatan Kerja yang mengatur
secara umum, masih terdapat peraturan
keselamatan kerja yang mengatur
secara khusus atau dikenal dengan azas
Lex Specialist. Antara lain adalah UU
Uap 1930.
Peraturan yang bersifat khusus tersebut
dikeluarkan lebih dahulu dari UU Kese-
lamatan Kerja, hal tersebut dimungkin-
kan apabila kita melihat penjelasan UU
Keselamatan Kerja dan historis peratur-
an tersebut.
3. UU Timah Putih Kering (Loodwit
Ordonantie Stbl. No.509 Tahun 1931
Mengatur tentang Larangan membuat,
memasukkan, menyimpan atau menjual
timah putih kering kecuali untuk keperlu-
an ilmiah dan pengolahan atau dengan
izin dari pemerintah.
Halaman 7 dari 8
BAB III
BAB IV
Halaman 8 dari 8