Anda di halaman 1dari 42

SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN &

KESEHATAN KERJA KONTRAKTOR


(CSMS)
BAGI PERUSAHAAN PEMBERI KERJA
(OWNER COMPANY)

23 DESEMBER 2021
LINDA S. ISKANDAR, ST, MM
• Perwakilan Indonesia di International Organization for Standarization, Member of
TC 283 Occupational Health & Safety (WG2 - ISO 45002 & WG4 – ISO 45004)
• S1 Teknik Kimia & S2 Magister Manajemen SDM.
• Berpengalaman 15 Tahun sebagai konsultan dan auditor untuk Sistem
Manajemen Terintegrasi di Berbagai Industri
• Memiliki Pengalaman dalam Pengembangan berbagai Sistem Manajemen di 70
Organisasi untuk ISO 45001, ISO 9001, ISO 14001, 22000, SMK3 PP50/2012,
SMKP, ISO 31000, ISO 26000, ISO 17025, ISO 17020 API Spec Q1, ISO 37001
& ISO 50001 di Beberapa Industri
• Ahli K3 Kimia & Umum Sertifikasi Kemnaker RI
• Pengawas K3 Migas
• ToT Level 4 Sertifikasi BNSP
• IRCA Auditor Registered ISO 45001, 9001, 14001, 22000, Auditor SMK3
• Sekretaris Umum Indonesia ISO Expert Association (IIEA)
• Pembina HSE Regional Bogor
LATAR BELAKANG

ISO 45001:2018
8.1.4.1 Procurement -General
8.1.4.2 Contractors
8.1.4.3 Outsourcing
Definisi
Contractor Safety Management
System (CSMS
Sistem keselamatan yang dikelola untuk
memastikan bahwa kontraktor yang bermitra
dengan Perusahaan Pemberi Kerja (client) telah
memiliki sistem manajemen HSE dan telah
memenuhi persyaratan HSE yang berlaku serta
mampu menerapkan persyaratan HSE dalam
pekerjaan kontrak yang akan dilaksanakan.
DASAR HUKUM SMK3
Undang-Undang Ketenagakeraan
No 13 Tahun 2003 Pasal 86
Ayat 1 Setiap pekerja/buruh mempunyai hak untuk
memperoleh perlindungan atas : a. keselamatan dan
kesehatan kerja;

Pasal 87
Setiap perusahaan wajib menerapkan sistem manajemen
keselamatan dan kesehatan kerja yang terintegrasi
dengan sistem manajemen perusahaan

Pasal 190 SANSKI ADMINISTRASI


a. teguran;
b. peringatan tertulis;
c. pembatasan kegiatan usaha;
d. pembekuan kegiatan usaha;
e. pembatalan persetujuan;
f. pembatalan pendaftaran;
g. penghentian sementara sebagian /seluruh alat
produksi;h. pencabutan ijin.
5
DASAR HUKUM CSMS
Undang-Undang Ketenagakeraan
No 13 Tahun 2003 Pasal 86
Pemberi kerja harus bertanggung jawab
terhadap keselamatan pekerjanya.

Pasal 65
(3) Perlindungan kerja dan syarat-syarat kerja bagi
pekerja/buruh pada perusahaan lain sebagaimana
dimaksud dalam ayat (2) sekurang-kurangnya sama
dengan perlindungan kerja dan syarat-syarat kerja
pada perusahaan pemberi pekerjaan atau sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku. sebagaimana dimaksud dalam ayat (2)

6
DASAR HUKUM CSMS
Undang-Undang Ketenagakeraan
No 13 Tahun 2003 Pasal 35
(2) Pelaksana penempatan tenaga kerja sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1) wajib memberikan perlindu ngan sejak
rekrutmen sampai penempatan tenaga kerja
(3) Pemberi kerja sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dalam
mempekerjakan tenaga kerja wajib memberi kan perlindungan
yang mencakup kesejahteraan, keselamatan, dan kesehatan
baik mental maupun fisik tenaga kerja.

Pasal 165
Pasal 186
(1) Barang siapa melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 35 ayat (2) dikenakan sanksi pidana penjara paling
singkat 1 (satu) bulan dan paling lama 4 (empat) tahun dan/atau
denda paling sedikit Rp 10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah) dan
paling banyak Rp 400.000.000,00 (empat ratus juta rupiah).
(2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) merupakan
tindak pidana pelanggaran.
7
LATAR BELAKANG
Dasar Hukum
Pemberi Kontraktor
Kerja
1. Menginformasikan potensi
1. Menginformasikan potensi
bahaya : kebakaran, ledakan,
bahaya : kebakaran, ledakan,
2. paparan zat beracun,
2. paparan zat beracun,
peraturan keselamatan yang
peraturan keselamatan yang
dimiliki.
dimiliki.
3. Mengembangkan /
3. Mengembangkan /
mengimplementasikan
mengimplementasikan
petunjuk kerja aman
petunjuk kerja aman
4. Mengawasi serta
4. Mengawasi serta
Mengevaluasi kinerja &
Mengevaluasi kinerja &
program HSE kontraktor
program HSE kontraktor
Risk Assessment
1. RESIKO TINGGI
Tahap awal untuk mengkaji sejauh mana risiko (HIGH RISK)
pekerjaan yang akan dikontrakkan yang 2. RESIKO MENENGAH
berdampak terhadap keselamatan manusia, (MEDIUM RISK)
peralatan / aset, lingkungan hidup dan citra 3. RESIKO RENDAH
(LOW RISK)
perusahaan.

1. Mengkaji dampak negatif pekerjaan kontrak terhadap


aspek HSE.

2. Tingkatan resiko HSE menjadi dasar persyaratantahapan


CSMS selanjutnya

3. Risk Assessment yang di susun harus disetujui oleh


Team Leader.

4. Tidak ada kontrak yang boleh diproses tanpa dilakukan risk


assessment terlebih dahulu.
Risk Assessment
Risk Assessment

Tahapan
Kegiatan
Pre Qualification
Menjaring kontraktor yang mampu mengelola HSE untuk
melakukan pekerjaan-pekerjaan yang berisiko.

Extreme/Very High / High 1


Risk
2
• Kontraktor Extreme/Very High / High
risk
Medium Risk
• Kontraktor Extreme / Very
High / High risk
• Kontraktor Medium risk

Low Risk 3
• Kontraktor Extreme / Very
High / High risk
• Kontraktor Medium risk
• Kontraktor Low risk

17
Pre Qualification

Tahapan
Kegiatan
Pre Qualification

Tahapan
Kegiatan
Pre Qualification
Pre Qualification
Passing Grade Pra Kualifikasi :
Pre Qualification
CONTOH SERTIFIKAT Pre Qualification
Selection
Tahapan proses pemilihan kontraktor pelaksana melalui proses tender dengan
mempertimbangkan persyaratan Technical, HSE & commercial terhadap
pekerjaan tersebut.

1. Memilih kontraktor terbaik diantara peserta


1 tender (HSE Plan sebagai persyaratan untuk
pekerjaan high / medium risk).

2 2. HSE Plan menjadi salah satu kriteria


evaluasi pemenang tender dengan system
non scoring (Failed/Passed)

3 a. Risk assessment sebagai dasar dalam


persyaratan HSE Plan di dokumen SOW/TOR
b. Pengaturan HSE Plan dalam klausul kontrak.
Selection
Selection

Tahapan
Kegiatan
Pre JobActivity
Tahapan untuk memastikan HSE Plan
kontraktor telah sesuai dengan persyaratan
perusahaan pemebri kerja (client) &
MENGAPA
memastikan kesiapan kontraktor dalam
melaksanakan HSE Plan tersebut sebelum
pekerjaan kontrak dilaksanakan.
Pre JobActivity

RASCI
Pre JobActivity

1. Memastikan aspek HSE, Potensi bahaya dan rencana mitigasinya telah


dikomunikasikan dan dipahami pihak terkait.

2. Memastikan HSE Plan kontraktor telah sesuai dengan persyaratan perusahaan


pemberi kerja (client) & memastikan kesiapan kontraktor dalam melaksanakan
HSE Plan tersebut sebelum pekerjaan kontrak dilaksanakan.

3. Kick-off Meeting.

4. Pekerjaan hanya boleh dimulai bila seluruh dokumen HSE Plan yang
disyaratkanterpenuhi.

5. Interface plan, Analisa Gap & tindak lanjut pemenuhan Gap.


Pre JobActivity

Tahapan
Kegiatan
Work in Progress
Memastikan HSE Plan yang disepakati telah dilaksanakan oleh kontraktor dan memastikan
perubahan yang terjadi selama pelaksanaan pekerjaan telah diakomodir dalam HSE Plan

1 Memastikan HSE Plan yang disepakati telah


dilaksanakan oleh kontraktor dan memastikan
perubahan yang terjadi selama pelaksanaan pekerjaan
telah diakomodir dalam HSE Plan

2 Evaluasi sementara & Feedback

3 Jika diperlukan dapat dilakukan Penundaan


pembayaran ke kontraktor jika masih terjadi
ketidaksesuaian dalam Audit WIP
Work in Progress

RASCI
Work in Progress

Tahapan
Kegiatan
Final Evaluation
Melakukan evaluasi bersama terhadap penerapan HSE Plan selama
pelaksanaan pekerjaan sebagai umpan balik terhadap kontraktor & pertamina
untuk perbaikan pekerjaan yang akan datang.
Final Evaluation 36

1
Mengevaluasikinerja HSE
kontraktor selama 2
pelaksanaan pekerjaan Formulir final evaluasi dilampirkan
kontrak kemudian dikelola pada formulir penutupan kontrak.
dalam database vendor.

3
Pembayaran akhir ke
kontraktor & update data base
vendor tidak boleh dilakukan
tanpa dokumen terseut
Final Evaluation

RASCI
Final Evaluation

Tahapan
Kegiatan
Final Evaluation
HASIL PENILAIAN
HSE PLAN
MITRA KERJA
DALAM PENERAPAN CSMS
21 DESEMBER 2021
Terima Kasih

linda@segorointerkon.co.id
PHONE / WA : 081281869775

Anda mungkin juga menyukai