“HIDROLOGI”
DOSEN PENGAMPU:
Disusun Oleh:
RISAN B SITOHANG
(3181131006)
B 2018
Mengkritik sebuah jurnal adalah salah satu kegiatan yang harus dikuasai oleh siswa
maupun mahasiswa. Terlebih lagi untuk kita calon pendidikbangsa. Banyak jurnal-jurnal
yang beredar sekarang ini yang bisa dikritik. Baik dari segi penulisan, cocok tidaknya bahan
materi dengan pembaca, maupun dari segi kelengkapan materi.
Adapun tujuan saya menulis kritikal jurnal ini adalah tidak lain untuk meningkatkan
kemampuan kita dalam menilaisebuah jurnal. Juga tidak ada maksud untuk menyudutkan
beberapa pihak tertentu. Karena pada dasarnya tidak ada jurnal yang sempurna.
Dengandemikian, diharapkan tidak ada pihak-pihak yang tersinggung atas penyajian jurnal
ini. Karena jurnal ini saya buat dari sudut pandangpembaca.
Akhir kata saya ucapkan terimakasih kepada Tuhan yang maha esa dan dosen
pembimbing, serta semua pihak yang membantu saya dalam menyelesaikan tugas ini. Tidak
lupa, saya mohon maaf jika masih ada kekurangan dalam penyampaian dalam jurnal ini.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Infiltrasi air hujan ke dalam lereng akan berpengaruh terhadap kondisi hidrologi
lereng misalnya perubahanmuka air tanah, tingkat kejenuhan, tekanan air pori.Perubahan
muka air tanah akan meningkatkan tingkat kejenuhan tanah serta meningkatkan nilai tekanan
air pori positif.Perubahan kondisi hidrologi lereng dari kondisi tidak jenuh menjadi jenuh,
berakibat perubahan nilai tekanan air pori negatife (suction) menjadi tekanan air pori positif.
Perubahan nilai tekanan air pori dalam lereng akan berpengaruh pada kestabilan lereng.
Karena kondisi lereng tingkat kejenuhan, tekanan air pori positif berkurang akibat
pengaliran air ke tempat yang lebih rendah. Akibat hujan dengan intensitas yang berbeda-
beda maka besarnya penurunan kestabilan lereng juga berbeda, sehingga untuk mencapai
kondisi kritis memerlukan durasi yang berbeda. Semakin rendah intensitas hujan maka
penurunan faktor keamanan semakin kecil.
BAB II
RINGKASAN
2.2.1 ABSTRAK
Infiltrasi air hujan ke dalam lereng akan berpengaruh terhadap kondisi hidrologi
lereng misalnya perubahanmuka air tanah, tingkat kejenuhan, tekanan air pori. Perubahan
dari aspek tersebut akan berpengaruh terhadap sifat tanah penutup lereng, misalnya nilai berat
isi tanah, kohesi, sudut gesek dan kuat geser tanah. Perubahan muka air tanah akan
meningkatkan tingkat kejenuhan tanah serta meningkatkan nilai tekanan air pori positif. Nilai
tekanan air pori pada kondisi tanah dalam kondisi kering atau basah disebut dengan nilai
tekanan air pori negatife atau nilai suction. Nilai suction ini akan cenderung menurun dan
pada akhirnya menjadi sama dengan nol atau lebih besar dari 0 (tekanan air pori positif)
apabila terjadi perubahan kadar air dalam tanah dari kondisi tidak jenuh menuju jenuh. Pada
kondisi inilah yang akan berpengaruh terhadap tingkat kestabilan lereng tersebut karena nilai
kohesi dan sudut gesek menurun yang berakibat penurunan kekuatan geser tanah. Perubahan
hidrologi dan kestabilan lereng dipengaruhi oleh intesitas hujan, kuat geser tanah, kondisi
muka air tanah dan tingkat permeabilitas tanah penutup lereng.
2.2.2PENDAHULUAN
Dari hasil-hasil penelitian mengenaiperistiwa longsoran, longsoran sering
terjaditerutama pada musim hujan. Terjadinya longsoran biasanya diawali dengan turunnya
hujan deras. Longsoran terjadi pada saat sedang hujan atau setelah hujan berhenti. Perubahan
kondisi hidrologi lereng saat terjadi infiltrasi air hujan sulit untuk diamati secara langsung di
lapangan, terutama pada saat terjadi longsoran. Perubahan kondisi hidrologi lereng dari
kondisi tidak jenuh menjadi jenuh, berakibat perubahan nilai tekanan air pori negatife
(suction) menjadi tekanan air pori positif. Perubahan nilaitekanan air pori dalam lereng akan
berpengaruh pada kestabilan lereng. Tujuan penulisan ini adalah untuk mengetahui
perubahan hidrologi pada lereng akibat infiltrasi air hujan terhadap kestabilan lereng, serta
untuk mengetahui pola perubahan distribusi tekanan air pori pada beberapa intensitas hujan
dan tingkat permeabilitas tanah penutup lereng.
kejenuhan,
parameter relatif koefisien permeabilitas yaitu parameter a dan b.
b. Kondisi Hidrologi lereng pada lereng kondisi awal dan terjadi longsor
Distribusi tekanan air pori adalah negatif (suction) berkisar 0 sampai -100 kPa dan
faktor aman (F) awal (sebelum hujan) adalah 2,79, hal ini menunjukan bahwa kondisi lereng
tidak jenuh, terutama pada bagian permukaan lereng nilai suction sangat tinggi. Tekanan air
pori pada batas muka air tanah adalah sama dengan nol. Pada lapisan impermeabel tidak ada
tekanan air pori karena lapisan terdiri dari material batuan sehingga air tidak.
c. Pengaruh sifat-sifat tanah dan Muka air tanah
Penurunan kestabilan lereng terhadap variasi nilai kohesi, sudut gesek dalam,
koefisien permeabilitas serta letak muka air tanah dengan hujan yang terjadi adalah hujan 20
mm/hari berlangsung selama 48 jam (2 hari).
2.2.6 KESIMPULAN dan SARAN
a. Kesimpulan
Perubahan kestabilan lereng karena perubahan hidrologi lereng akibat hujan juga
dipengaruhi oleh parameter kuat geser yaitu kohesi dan sudut gesek, koefisien
permeabilitas serta kondisi hidrologi dalam hal ini adalah letak muka air tanah.
Perubahan kondisi hidrologi lereng akibat hujan berpengaruh terhadap penurunan
kestabilan lereng karena terjadi penurunan nilai kan oleh hilangnya suction,
peningkatan kejenuhan lereng serta penurunan kuat geser tanah.
Penurunan kestabilan lereng akibat meningkatnya muka air pori (positif) akibat
naiknya muka air tanah tidak terjadi karena muka air tanah letaknya dalam.
b. Saran
Untuk mengetahui perubahan nilai tekanan air pori dari suatu lereng dapat juga
dilakukan dengan pengamatan dilapangan menggunakan alat piezometer.
BAB III
PEMBAHASAN
Jurnal ini berjudul Analisis Perubahan Hidrologi Lereng Akibat Hujan Terhadap
Kestabilan Lerengyang merupakan hasil penelitian oleh Martini dan Sriyati. Menurut saya
jurnal ini cukup bagus. Pendahuluan yang dimuat dalam jurnal ini menampilkan latar
belakang dari penelitian dan penulisan jurnal, rumusan masalah, tujuan, dan juga memberikan
pembahasan mengenaiAnalisis Perubahan Hidrologi Lereng Akibat Hujan Terhadap
Kestabilan Lereng, yang pastinya akan membantu kita untuk memahami apa tujuan utama
dari judul jurnal yang diberikan dan apa yang menjadi hambatan utama. Dan ini juga
merupakan suatu pertanda bahwa penulis memiliki keinginan terlebih dahulu sebelum terjun
kelapangan untuk melakukan penelitian.
Hasil dan pembahasan yang diberikan oleh penulis itu sangat bagus, jelas dan juga
mampu menjawab pertanyaan judul dari jurnal ini. Sehingga pembaca mampu memahami
jurnal ini melalui pembahasan yang diberikan. Saya katakan pembahasan yang bagus, karena
penulis memberikan penjelasan yang singkat, jelas, dan langsung pada inti hasilnya, tidak
bertele-tele. Dibagian kesimpulan penulis memberikan kesimpulan tentang apa yang telah
diperolehnya selama penelitian dan juga dari hasil analisis data, sehingga secara umum
pembaca tahu isi dari jurnal ini. Jadi menurut saya pembaca yang kurang bisa memahami
rumus secara cepat maka pembaca dapat mengamati kesimpulan yang diberikan. Secara
keseluruhan, jurnal ini bisa memberikan kepuasan tersendiri pada pembaca, karena isi dari
jurnal ini mampu menjawab dari pertanyaan dari judul yang diberikan. Selanjutnya dari
jurusan penulis memang memiliki kerelevanan dengan tema utama dari penelitian.
BAB IV
PENUTUP
4.1. KESIMPULAN
Perubahan kondisi hidrologi lereng dari kondisi tidak jenuh menjadi jenuh,
berakibat perubahan nilai tekanan air pori negatife (suction) menjadi tekanan air pori
positif. Perubahan nilaitekanan air pori dalam lereng akan berpengaruh pada kestabilan
lereng.
4.2. SARAN
Dengan modal memahami jurnal ini saya merasa iniadalah jurnal yang cocok untuk
pembaca guna sebagai salah satu referensi dalam menambah pengetahuan pembaca.
Saya menyarankan agar pembaca laporan ini membaca dan memahami jurnal
ini,karena begitu banyak pengetahuan yang bisa kita peroleh dari jurnal ini.