TENTANG
RANGKUMAN KEYAKINAN YANG BENAR MENURUT AGAMA BUDDHA
OLEH:
Saddha adalah keyakinan. Keyakinan yang dimaksud adalah keyakinan yang berdasarkan
kebenaran atau fakta.kebenaran yang dimaksud disini adalah kesunyataan(Paramatha
Sacca).Terdapat 6 keyakinan yang benar menurut Agama Buddha:
Ajaran agama tentang keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa berbeda-beda.
Sekalipun tampaknya ada hal-hal yang bertentangann, terdapat hal-hal yang sama
yaitu Dia yang Mutlak. Sang Buddha mengungkapkan sebagai berikut:
Yang Artinya “Para Bhikkhhu, ada yang tidak dilahirkan (Ajata), yang tidak
menjelma (Abhuta), yang tidak dicciptakan (Akata), yang mutlak (Asankhata). Para
Bhikkhu, apabila tiada yang dilahirkan, yang tidak menjelma, yang tidak diciptakan,
yang mutlak, maka tidak akan ada kemungkinan untuk bebas dari hal-halberikut ini,
yaitu kelahiran, penjelmaan,penciptaanpembentukan dari sebab yang lalu. Tetapi para
Bhikkhu, karena ada yang tidak dilahirkan yang tidak menjelma, yang tidak
diciptakan, yang mutlak, maka ada kemungkinan untuk bebas dari hal-hal berikut ini,
kelahiran, penjelmaan,penciptaan pembentukan dari sebab yang lalu”. (Udana VII:3)
Dewa adalah makhluk yang hidup di alam Dewa/Surga , yang hidup dari hasil
ciptaanya sendiri berkat kekuatan karma baik atau kusala- kamma yang
dilakukan pada kehidupannya lampau maupun semasa di alam Dewa.
a. Hukum Empat Kesunyataan Mulia (Cattari Ariya Saccani) yang memuat tentang:
Kesunyataan Mulia tentang Dukkha atau penderitaan; Sebab dukkha (Dukkha
Samudaya) yaitu Tanha; Lenyapnya dukkha (Dukkha Nirodha) yaitu Nibbana atau
Nirvana; dan Jalan untuk melenyapkan Dukkha (Dukkha Nirodha Gaminipatipada)
yaitu delapan Jalan Utama beruas delapan yang terdiri dari:
1. Pandangan Benar (Sammaditthi),
2. Pikiran Benar (Samma Sankapa),
3. Ucapan Benar (Samma Vacca),
4. Perbuatan Benar (Samma Kammanta),
5. Matapencaharian Benar (Samma Ajiva),
6. Daya Upaya Benar (Samma Vayama),
7. Perhatian Benar (Samma Sati) dan
8. Konsentrasi Benar (Samma Samadhi).
Hukum Karma berlaku pada siapa saja,di mana saja,kapan saja.Hukum karma
tidak mengenal waktu,usia,manusia,dewa,hewan,setan atau makhluk apa
pun.Apa yang kita peroleh maka apa yang akan didapat.Seperti kita menanam
bibit mangga maka akan tumbuh pohon manga.
Tumimbal Lahir / Kelahiran Kembali (Punabhava)
c. Hukum Tilakkhana
Tilakkhana atau Tiga Corak Umum atau kadang disebut Tiga Corak Kehidupan
yaitu anicca, dukkha dan anatta, merupakan tiga corak umum yang ada di setiap
segala sesuatu atau fenomena yang terbentuk dari perpaduan unsur (berkondisi) yang
ada di alam semesta ini, termasuk makhluk hidup. Ciri ini merupakan salah satu
bentuk dari Hukum Kebenaran Mutlak(Paramatha-sacca) karena berlaku dimana saja
dan kapan saja. Oleh karena itu, Tilakkhana merupakan corak yang universal.
Parivara
Kitab Parivara memuat ringkasan dan pengelompokan peraturan-peraturan
Vinaya, yang disusun dalam bentuk tanya jawab untuk dipergunakan dalam
pengajaran dan ujian.
Keyakinan umat Buddha terhadap adanya Nibbana didasarkan pada khotbah Sang
Buddha yang pertama yaitu Dhammacakkha-pavatthana-Sutta. Khotbah tersebut
dinyatakan bahwa untuk mengatasi penderitaan akibat roda samsara adalah dengan
pencapaian Nibbana. Selain itu Sang Buddha menjelaskan tentang Nirvana atau
Nibbana kepada Ananda demikian: Ini adalah aman tentram, ini adalah suci, luhur,
dimana semua bentuk kamma telah berhenti, gugurnya semua lapisan kehidupan,
padamnya keinginan nafsu (tanha) disanalah Nirvana atau Nibbana.
Dalam Kitab Udana VIII:3, Nibbana dijelaskan oleh Buddha sebagai berikut:
Nibbana dapat dicapai ketika masih hidup (Sa-upadisesa Nibbana) dan ketika
meninggal dunia (An-upadisesa Nibbana). Ketika Pangeran Siddhartha mencapai
Penerangan Sempurna dan menjadi Samma Sambuddha, maka pada saat itu Dia
mengalami Sa-upadisesa Nibbana. Ketika Buddha Gotama meninggal dunia pada usia
80 tahun di Kusinara, maka Dia mencapai An-upadisesa Nibbana atau Parinibbana.
Cara untuk mencapai Nibbana adalah dengan mempraktikkan sendiri Jalan Mulia
Berunsur Delapan, yaitu:
1. Pengertian Benar (Samma ditthi)
2. Pikiran Benar (Samma sankappa)
3. Ucapan Benar (Samma vaca)
4. Perbuatan Benar (Samma kammanta)
5. Penghidupan/Mata Pencaharian Benar (Samma ajiva)
6. Usaha/Daya Upaya Benar (Samma vayama)
7. Perhatian Benar (Samma sati)
8. Konsentrasi/Meditasi Benar (Samma samadhi)