Anda di halaman 1dari 4

Ditulis oleh Jim Clark pada 07-11-2007 diakses tagal 12 0ktober 2011

http://www.chem-is-
try.org/materi_kimia/kimia_fisika1/kesetimbangan_asam_basa/indikator_asam_basa/

Pengertian ester

Ester diturunkan dari asam karboksilat. Sebuah asam karboksilat mengandung gugus -COOH,
dan pada sebuah ester hidrogen di gugus ini digantikan oleh sebuah gugus hidrokarbon dari
beberapa jenis. Disini kita hanya akan melihat kasus-kasus dimana hidrogen pada gugus -COOH
digantikan oleh sebuah gugus alkil, meskipun tidak jauh beda jika diganti dengan sebuah gugus
aril (yang berdasarkan pada sebuah cincin benzen).

Contoh ester umum – etil etanoat

Ester yang paling umum dibahas adalah etil etanoat. Dalam hal ini, hidrogen pada gugus -COOH
telah digantikan oleh sebuah gugus etil. Rumus struktur etil etanoat adalah sebagai berikut:

Perhatikan bahwa ester diberi nama tidak sesuai dengan urutan penulisan rumus strukturnya, tapi
kebalikannya. Kata "etanoat" berasal dari asam etanoat. Kata "etil" berasal dari gugus etil pada
bagian ujung.

Contoh ester yang lain

Pada setiap contoh berikut, pastikan bahwa anda bisa mengerti bagaimana hubungan antara nama
dan rumus strukturnya.

Perhatikan bahwa asam diberi nama dengan cara menghitung jumlah total atom karbon dalam
rantai – termasuk yang terdapat pada gugus -COOH. Misalnya, CH3CH2COOH disebut asam
propanoat, dan CH3CH2COO disebut gugus propanoat.

Pembuatan ester dari asam karboksilat dan alkohol

Sifat kimiawi reaksi

Ester dihasilkan apabila asam karboksilat dipanaskan bersama alkohol dengan bantuan katalis
asam. Katalis ini biasanya adalah asam sulfat pekat. Terkadang juga digunakan gas hidrogen
klorida kering, tetapi katalis-katalis ini cenderung melibatkan ester-ester aromatik (yakni ester
yang mengandung sebuah cincin benzen).

Reaksi esterifikasi berlangsung lambat dan dapat balik (reversibel). Persamaan untuk reaksi
antara sebuah asam RCOOH dengan sebuah alkohol R’OH (dimana R dan R’ bisa sama atau
berbeda) adalah sebagai berikut:

Jadi, misalnya, jika kita membuat etil etanoat dari asam etanoat dan etanol, maka persamaan
reaksinya adalah:
Melangsungkan reaksi

Dalam skala tabung uji

Asam karboksilat dan alkohol sering dipanaskan bersama dengan adanya beberapa tetes asam
sulfat pekat untuk mengamati bau ester yang terbentuk.

Untuk melangsungkan reaksi dalam skala tabung uji, semua zat (asam karboksilat, alkohol dan
asam sulfat pekat) yang dalam jumlah kecil dipanaskan di sebuah tabung uji yang berada di atas
sebuah penangas air panas selama beberapa menit.

Karena reaksi berlangsung lambat dan dapat balik (reversibel), ester yang terbentuk tidak
banyak. Bau khas ester seringkali tertutupi atau terganggu oleh bau asam karboksilat. Sebuah
cara sederhana untuk mendeteksi bau ester adalah dengan menaburkan campuran reaksi ke dalam
sejumlah air di sebuah gelas kimia kecil.

Terkecuali ester-ester yang sangat kecil, semua ester cukup tidak larut dalam air dan cenderung
membentuk sebuah lapisan tipis pada permukaan. Asam dan alkohol yang berlebih akan larut
dan terpisah di bawah lapisan ester.

Ester-ester kecil seperti pelarut-pelarut organik sederhana memiliki bau yang mirip dengan
pelarut-pelarut organik (etil etanoat merupakan sebuah pelarut yang umum misalnya pada lem).

Semakin besar ester, maka aromanya cenderung lebih ke arah perasa buah buatan – misalnya
"buah pir".

Dalam skala yang lebih besar

Jika anda ingin membuat sampel sebuah ester yang cukup besar, maka metode yang digunakan
tergantung pada (sampai tingkatan tertentu) besarnya ester. Ester-ester kecil terbentuk lebih cepat
dibanding ester yang lebih besar.

Untuk membuat sebuah ester kecil seperti etil etanoat, anda bisa memanaskan secara perlahan
sebuah campuran antara asam metanoat dan etanol dengan bantuan katalis asam sulfat pekat, dan
memisahkan ester melalui distilasi sesaat setelah terbentuk.

Ini dapat mencegah terjadinya reaksi balik. Pemisahan dengan distilasi ini dapat dilakukan
dengan baik karena ester memiliki titik didih yang paling rendah diantara semua zat yang ada.
Ester merupakan satu-satunya zat dalam campuran yang tidak membentuk ikatan hidrogen,
sehingga memiliki gaya antar-molekul yang paling lemah.

Ester-ester yang lebih besar cenderung terbentuk lebih lambat. Dalam hal ini, mungkin
diperlukan untuk memanaskan campuran reaksi di bawah refluks selama beberapa waktu untuk
menghasilkan sebuah campuran kesetimbangan. Ester bisa dipisahkan dari asam karboksilat,
alkohol, air dan asam sulfat dalam campuran dengan metode distilasi fraksional.
Cara-cara lain untuk membuat ester

Ester juga bisa dibuat dari reaksi-reaksi antara alkohol dengan asil klorida atau anhidrida asam.

Pembuatan ester dari alkohol dan asil klorida (klorida asam)

Jika kita menambahkan sebuah asil klorida kedalam sebuah alkohol, maka reaksi yang terjadi
cukup progresif (bahkan berlangsung hebat) pada suhu kamar menghasilkan sebuah ester dan
awan-awan dari asap hidrogen klorida yang asam dan beruap.

Sebagai contoh, jika kita menambahkan etanol krlorida kedalam etanol, maka akan terbentuk
banyak hidrogen klorida bersama dengan ester cair etil etanoat.

Pembuatan ester dari alkohol dan anhidrida asam

Reaksi-reaksi dengan anhidrida asam berlangsung lebih lambat dibanding reaksi-reaksi yang
serupa dengan asil klorida, dan biasanya campuran reaksi yang terbentuk perlu dipanaskan.

Mari kita ambil contoh etanol yang bereaksi dengan anhidrida etanoat sebagai sebuah reaksi
sederhana yang melibatkan sebuah alkohol:

Reaksi berlangsung lambat pada suhu kamar (atau lebih cepat pada pemanasan). Tidak ada
perubahan yang bisa diamati pada cairan yang tidak berwarna, tetapi sebuah campuran etil
etanoat dan asam etanoat terbentuk.

http://miftahur.com/menunjukkan-larutan-asam-basa-dan-netral-dengan-indikator-kertas-lakmus-
merah-dan-biru

Untuk mengidentifikasi larutan asam, basa, dan netral kita dapat mengujinya dengan
menggunakan lakmus biru dan merah.

Kertas lakmus adalah kertas yang diberi suatu senyawa kimia sehingga akan menunjukkan warna
yang berbeda setelah dimasukkan pada larutan asam maupun basa. Warna kertas lakmus akan
berubah sesuai dengan larutannya.

Perubahan warna yang mampu dihasilkan oleh kertas lakmus sebenarnya disebabkan karena
adanya orchein (ekstrak lichenes) yang berwarna biru di dalam kertas lakmus.
Lakmus biru dibuat dengan menambahkan ektrak lamus yang berwarna biru ke dalam kertas
putih. Kertas akan menyerap ekstrak lakmus yang selanjutnya dikeringkan dalam udara terbuka,
sehingga dihasilkan kertas lakmus biru.

Kertas lakmus biru pada larutan yang bersifat basa akan tetap biru, karena orchein merupakan
anion, sehingga tidak akan bereaksi dengan anion (OH-).

Kertas lakmus merah dibuat dengan proses yang sama dengan pembuatan kertas lakmus biru,
tetapi ditambahkan sedikit asam sulfat atau asam klorida agar warnanya menjadi merah.

Kesimpulan

Jadi, apabila kedua lakmus (biru dan merah) berubah warna menjadi merah, maka larutan itu
bersifat asam. Bila kedua lakmus (biru dan merah) berubah warna menjadi biru, berarti larutan
tersebut bersifat basa. kedua lakmus (biru dan merah) warnanya tetap, maka larutan yang diuji
tersebut bersifat netral.

Ada dua jenis kertas lakmus yang kita kenal, yaitu kertas lakmus merah dan kertas lakmus biru.
Beberapa identikasi yang menandakan jika suatu larutan bersifat asam atau basa, yaitu

 Jika kertas lakmus merah dicelupkan ke dalam larutan dan tidak mengalami perubahan
warna, maka larutan tersebut bersifat asam.
 Jika kertas lakmus merah dicelupkan ke dalam suatu larutan dan mengalami perubahan
warna, yaitu berwarna biru, maka larutan tersebut berifat basa.
 Jika kertas lakmus biru dicelupkan ke dalam larutan dan tidak mengalami perubahan
warna, maka larutan tersebut bersifat basa.
 Jika kertas lakmus biru dicelupkan ke dalam suatu larutan dan mengalami perubahan
warna, yaitu berwarna merah, maka larutan tersebut berifat asam.
 Jika kertas lakmus merah ataupun biru dicelupkan pada larutan netral, maka kartas
lakmus tidak akan mengalami perubahan warna, tapi tidak bersifat asam ataupun basa.

Anda mungkin juga menyukai