Studi Pustaka
Studi Pustaka
Oleh
NAMA : Reny Sartika
NPM : 19.13101.11.24
Gambar 2.1
Penyebab kematian ibu yang paling banyak ditemukan di DIY adalah lain-lain, yaitu
karena masalah jantung, Emboli, syok, Tb, HIV, Pneumoni, DBD, MODS, Anemia
hemolitik autoimun, Hiperemesis gravidarum, belum diketahui.
Gambar 2.3
Berdasarkan Gambar 2.3 Jakarta Barat memiliki jumlah kematian bayi terbanyak pada
tahun 2016, yaitu sejumlah 219 bayi dan di tempat ke dua terbanyak adalah Jakarta Barat
sebanyak 214 bayi mati. Wilayah dengan jumlah kasus kematian bayi terendah adalah
Kabupaten Kepulauan Seribu dengan jumlah kematian bayi sebanyak 3 bayi mati. Dari tabel
tersebut menunjukkan bahwa pelayanan persalinan pada ibu hamil belum maksimal, terlihat
masih cukup tingginya angka kematian bayi di DKI Jakarta, hal ini menjadi perhatian dari
petugas kesehatan dan posyandu di masyarakat.
Gambar 2.4
Gambar 2.5
2.1.3.4 Angka Harapan Hidup
Angka Harapan Hidup (AHH) penduduk DKI Jakarta juga mengalami peruban.
Angka Harapan Hidup meningkat disebabkan karena meningkatnya status kesehatan
masyarakat. Menurut data yang dikeluarkan BPS Provinsi DKI Jakarta, angka harapan hidup
penduduk DKI Jakarta setiap tahunnya terus meningkat. Pada tahun 2000 Angka Harapan
Hidup (AHH) penduduk DKI Jakarta tercatat 71,9 tahun, dalam kurun waktu sepuluh tahun
angka ini terus merangkak naik menjadi 73,5 pada tahun 2011. Data terakhir pada tahun 2016
memperlihatkan AHH 74,0. Kepadatan penduduk Provinsi DKI Jakarta meningkat setiap
tahunnya. Pada tahun 2015 diketahui jumlah penduduk Provinsi DKI Jakarta sebanyak
10,277,628 juta jiwa.
2.3.2 Gizi/Nutrisi
Anak balita dan anak pra sekolah juga merupakan kelompok umur yang rawan gizi
dan rawan penyakit. Kelompok ini yang merupakan kelompok umur yang paling menderita
akibat gizi, dan jumlahnya dalam populasi besar. Beberapa kondisi atau anggapan yang
menyebabkan anak balita ini rawan gizi dan rawan kesehatan antara lain sebagai berikut :
1.Anak balita atau prasekolah baru berada dalam masa transisi dari makanan bayi kemakanan
orang dewasa.
2.Biasanya anak balita ini sudah mempunyai adik, atau ibunya sudah bekerja penuh, sehingga
ibu sudah berkurang.
3.Anak balita sudah mulai main ditanah, dan sudah dapat main diluar rumahnya sendiri,
sehingga lebih terpapar dengan lingkungan yang kotor dan kondisi yang memungkinkan
untuk terinfeksi dengan bebagai macam penyakit.
2.3.4 Interaksi
Pada periode usia ini balita mulai belajar berinteraksi dengan lingkungan sosial diluar
keluarga, pada awal masa balita, bermain bersama berarti bersama-sama berada pada suatu
tempat dengan sebaya, namun tidak bersama-sama dalam satu permainan interaktif.
2.3.5 Sosialisasi
Anak prasekolah senang berteman dan bersosialisasi. Hanya saja, tak semua anak
nyaman dan mudah memulainya. Ada yang butuh dukungan dan stimulasi terlebih dahulu.
Disinilah peran orang tua sangat dibutuhkan untuk memberi dukungan
1. Bimbing di awal
Sebagai awal, tak ada salahnya Anda melibatkan diri saat anak bermain bersama
temannya.
2.‘Pemanasan’dulu
Anak nyaman berinteraksi dengan orang-orang di lingkungan baru, misalnya
prasekolah, ia butuh kesempatan mengenal lingkungannya terlebih dahulu.
3. Kenalan dulu
Apabila anak akan masuk kelompok bermain atau TK di tahun ajaran baru, tak ada
salahnya Anda mencari tahu siapa saja calon teman-teman sekelasnya.
4. Support dan reward
Tentu saja keberhasilan anak menghalau hambatan berinteraksi dengan teman perlu
diberi imbalan berupa penghargaan dan pujian.
1.Perubahan fisik
a. Ditandai dengan perkembangan payudara, bisa dimulai paling muda umur 8-10 th.
b. Meningkatnya kadar estrogen mempengaruhi genitalia, antara lain: uterus membesar,
vagina memanjang, mulai tumbuhnya rambut pubis dan aksila, dan lubrikasi vagina baik
spontan maupun akibat rangsangan.
c. Menarke sangat bervariasi, dapat terjadi pada usia 8 tahun dan tidak sampai usia 16
tahun. Siklus menstruasi pada awalnya tidak teratur dan ovulasi mungkin tidak terjadi saat
menstruasi pertama.
a. Periode ini ditandai oleh mulainya tanggung jawab dan asimilasi pengharapan
masyarakat.
d. Masa ini juga merupakan usia dalam mengidentifikasi orientasi seksual, banyak dari
mereka yang mengalami setidaknya satu pengalaman homoseksual. Remaja mungkin takut
jika pengalaman itu merupakan gambaran seksualitas total mereka, walaupun sebenarnya
anggapan ini tidak benar karena banyak individu terus berorientasi heteroseksual secara ketat
setelah pengalaman demikian.
e. Remaja yang kemudian mengenali preferensi mereka sebagai homoseksual yang jelas akan
merasa dan kebingungan sehingga membutuhkan banyak dukungan dari berbagai sumber
(Bimbingan Konselor, penasihet spiritual, keluarga, maupun profesional kesehatan mental).
Sebelum bakat ini tumbuh ,anak muda mempunyai kesulitan untuk mengaplikasikan
prinsip umum untuk membedakan situasi dan menilai kenyataan dan rencana untuk masa
depan. Ini kontras, pemikiran operasional formal termasuk kapasitas untuk berfikir abstrak
,misalnya ide dan pemikiran. Tugas perkembangan ini adalah masa transisi dari pemikiran
yang konkrit.
1. Masalah jerawat 85% dialami remaja dan diketahui merupakan masalah kesehatan yang
serius yang menyertai remaja.
2. Rokok
3. Penggunaan obat dan kekerasan (penggunaan obat-obat medis, perangsang, obat tidur, dan
penenang)
4. Penggunaan psikotropika
5. Nutrisi (kekurangan nutrisi atau kegemukan)
6. Gangguan makan (anoreksia nervosa,bulimia nervosa,fitnes dan latihan fisik)
7. Stress (gejala fisik yang dapat mempengaruhi pada keadaan kronik atau stress yang
extrem. Gejala psikologik misalnya cemas,sedih,gangguan makan,depresi,insomnia,)
8. Pelaksanaan aktivitas seksual.
2.5 Promosi Kesehatan dan Pencegahan Penyakit Pada Anak dan Remaja Perempuan
Anak dan remaja membutuhkan edukasi akurat dan komprehensif tentang seksualitas
untuk praktik perilaku seksual sebagai orang dewasa. Kini, eksploitasi atau risiko aktivitas
seksual mungkin menjadi masalah kesehatan dan social seperti kehamilan yang tidak
diinginkan dan penyakit menular seksual meliputi HIV/AIDS.
Strategi untuk promosi kesehatan dan pencegahan penyakit pada anak dan remaja perempuan.
1. Letakkan pendidikan seksual dalam tatanan kehidupannya
2. Menganjurkan untuk menawarkan pendidikan seksualitas dan topik tentang seks yang
berhubungan issue saat ini.
3. Menyediakan pendidikan seksualitas dengan mempercayai dan mengakui pasien sebagai
individu dan isu serta nilai dalam keluarga..
4. Khusus menyediakan,kepercayaan,budaya sensitif dan konseling yang tidak ternilai
tentang isu penting seksualitas (konseling umum,pencegahan kehamilan tidak
diinginkan,strategi pencegahan penyakit menular HIV/AIDS)
5. Menyediakan konseling yang tepat atau pencerahan-pencerahan pada anak dan remaja
dengan isu khusus dan jadi perhatian (Gay, lesbian, biseksual anak muda)
6. Pelayanan ginekolgi rutin disediakan untuk remaja putri yang menjalani perilaku seksual.
Skrining untuk kanker serviks dan PMS akan diberikan pada perempuan yang menjalani
seksual aktif.
7. Menjadikan pengetahuan tentang pentingnya pendidikan seksual disekolah,institusi
keagamaan,dan komunitas lainnya.
8. Bekerja sama dengan perencana masyrakat (LSM) untuk meningkatkan strategi yang
menyeluruh untuk menurunkan kejadian perilaku seksual yang tidak aman dan hasil yang
merugikan.
Remaja putri yang peduli sistem perawatan kesehatan biasanya melakukan skrining
(pap smear dimulai pada usia 18 atau ketika sudah mulai melakukan aktivitas seksual).
Masalah ginekology sering disamakan dengan mens (perdarahan yang tidak teratur atau
dimenore), vaginitis atau leukorea, PMS, kontrasepsi dan kehamilan).
Kehamilan pada remaja : kehamilan pada remaja usia 16 tahun atau remaja sering
diperkenalkan stress tambahan pada periode yang penuh dengan stress. Level pencegahan
penyakit pada anak dan remaja perempuan:
1. NARKOTIKA
Adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun
semi sintetis yang dapat menimbulkan pengaruh-pengaruh tertentu bagi mereka yang
menggunakan dengan memasukkannya ke dalam tubuh manusia. Pengaruh tersebut berupa
pembiusan, hilangnya rasa sakit, rangsangan semangat , halusinasi atau timbulnya khayalan-
khayalan yang menyebabkan efek ketergantungan bagi pemakainya.
2. ABORSI
Aborsi adalah berakhirnya atau gugurnya kehamilan sebelum kandungan mencapai usia 20
minggu, yaitu sebelum janin dapat hidup diluar secara mandiri ( Munajat, N.,2000). Aborsi
adalah terminasi (penghentian) kehamilan yang disengaja ( abortus provokatus ), yakni
kehamilan yang diprovokasi dengan berbagai macam cara sehingga terjadi pengguguran.
Pada dasarnya seorang wanita yang melakukan aborsi akan mengalami hal-hal sebagai
berikut :
a. Kehilangan harga diri (82%)
b. Berteriak-teriak histeris (51 %)
c. Mimpi buruk berkali-kali mengenai bayi (63%)
d. Ingin melakukan bunuh diri (28%)
e. Mulai mencoba menggunakan obat-obat terlarang (41%)
f. Tidak bisa menikmati lagi hubungan seksual (59%)
3. HIV/AIDS
HIV adalah virus penyebab AIDS. HIV terdapat dalam cairan tubuh seseorang seperti
darah, cairan sindrom menurunnya kekebalan tubuh yang disebabkan oleh HIV. Orang yang
mengidap AIDS amat mudah tertular oleh berbagai macam penyakit karena sistem kekebalan
tubuh penderita telah menurun.HIV dapat menular ke orang lain melalui :
a. Hubungan seksual (anal, oral, vaginal) yang tidak terlindungi (tanpa kondom) dengan
orang yang telah terinfeksi HIV.
b. Jarum suntik/tindik/tato yang tidak steril dan dipakai bergantian(seperti pecandu
Narkoba).
c. Mendapatkan transfusi darah yang mengandung virus HIV
d. Ibu penderita HIV Positif kepada bayinya ketika dalam kandungan, saat melahirkan atau
melalui air susu ibu (ASI).