Anda di halaman 1dari 11

9

Tujuan Instruksional

Setelah mengikuti kuliah ini, mahasiswa dapat :

1. Mengetahui pengertian dari sifat fisik dan sifat mekanik


2. Menyebutkan contoh-contoh sifat fisik dan sifat mekanik
3. Menjelaskan pengertian densitas, muai, karakteristik lebur, dan konduktivitas
thermal
4. Menjelaskan pengertian kekuatan, kekakuan, elastisitas, plastisitas, keuletan,
kegetasan, ketangguhan, dan kekerasan
5. Menjelaskan pengertian mampu tempa, mampu cor, dan mampu las
6. Memahami diagram tegangan-regangan
7. Menjelaskan pengaruh temperatur terhadap sifat-sifat material

Ringkasan Materi :

Pada materi ini dipaparkan mengenai sifat-sifat logam terutama yang dibutuhkan dan
mempengaruhi proses dalam manufaktur, diantaranya sifat fisik dan sifat mekanik.
Sifat fisik meliputi densitas, muai, karakteristik lebur, dan konduktivitas thermal.
Sifat mekanik meliputi kekuatan, kekakuan, elastisitas, plastisitas, keuletan,
kegetasan, ketangguhan, dan kekerasan. Selain ke dua sifat tersebut dijelaskan pula
sifat mampu tempa, cor dan las serta pengaruh temperatur. Guna melengkapi
pemahaman tentang sifat-sifat logam ditambahkan materi tentang pengujian tarik
dan diagram tegangan-regangan.

Metode Pembelajaran :

Kuliah (60 mnt). Mahasiswa mendapat penjelasan tentang sifat-sifat logam


Tanya jawab (10 mnt). Mahasiswa bertanya dosen menjawab atau sebaliknya
Tugas (30 mnt). Mahasiswa mengerjakan/menjawab soal-soal
10

2
BAB

Sifat-Sifat
Logam
Sifat-sifat logam yang akan dibahas dalam bab
ini adalah sifat fisik dan sifat mekanik logam. Keduanya
sangat penting dalam dunia engineering yang kita
geluti sekarang. Sebagai contoh pada operasi
manufaktur atau permesinan, sifat fisik logam sangat
Gambar 2.1 : Logam Osmium mempengaruhi prestasi suatu proses. Sifat termal
benda kerja menentukan temperatur pemotongan dan
menentukan seberapa lama pahat potong dapat
Tahukah anda...? digunakan sebelum rusak atau gagal. Demikian pula
Osmium dan Iridium adalah elemen dengan sifat mekanik. Sifat mekanik penting dalam
logam yang paling tinggi perancangan karena fungsi dan prestasi suatu produk
densitasnya. bergantung pada kemampuan logam menahan
Osmium (Os, nomor atom 76) deformasi di bawah tegangan yang ditemui selama
adalah logam yang keras, getas, beroperasi. Sifat fisik logam antara lain adalah
berwarna abu-abu-biru atau hitam- densitas, muai, karakteristik lebur, konduktivitas termal,
biru, logam transisi dari keluarga
dan panas spesifik.
platinum memiliki nilai densitas
22,61 gr/cm3 Densitas
Iridium (Ir, nomor atom 77) adalah
logam yang sangat keras, getas
Densitas suatu material adalah berat per satuan
berwarna putih keperakan, juga volume. Simbolnya ρ, dibaca rho, satuannya gr/cm3.
logam transisi dari keluarga Lebih jauh, densitas suatu unsur ditentukan oleh
platinum memiliki nilai densitas bilangan, radius dan susunan atomnya. Istilah densitas
22,56 gr/cm3. biasa diekspresikan sebagai gravitasi spesifik (specific
Namun demikian dalam gravity) tiada lain adalah densitas suatu material relatif
percakapan informal bahasa terhadap densitas air, karena itu gravitasi spesifik tidak
Inggris, dense disifatkan kepada bersatuan. Densitas menjadi suatu pertimbangan
orang yang sulit memahami suatu
penting dalam pemilihan material, terutama bila
pelajaran......!
dikaitkan dengan kekuatan atau dikenal dengan rasio
kekuatan terhadap berat (strength to weight ratio).
Rasio kekuatan terhadap berat diperoleh dengan
11

membagi tegangan tarik dengan densitasnya. Struktur


maupun produk yang mempertimbangkan hal ini adalah
pesawat terbang dan automobil karena berkaitan
dengan konsumsi energi/bahan bakar.

Muai

Densitas suatu material adalah fungsi dari temperatur.


Hubungan tersebut dapat diketahui bila material
dipanaskan maka volumenya akan mengembang tetapi
beratnya tetap, sedangkan densitas akan menurun.
Peristiwa ini dikenal dengan nama pemuaian dan
dinyatakan dalam koefisien muai. Koefisien muai
Gambar 2.2 : akibat pemuaian, rel diperoleh dengan mengukur perubahan panjang setiap
kereta api ini menjadi bengkok kenaikan temperatur, satuan muai adalah mm/mm/0C.
Hubungan matematisnya adalah :

L2 – L1 = αL1 (T2 – T1)

α = koefisien muai [0C-1], L1 dan L2 adalah panjang


[mm] pada temperatur T1 dan T2 [0C].

Rel kereta api, terutama pada sambungan rel, sangat


memperhitungkan pemuaian materialnya untuk
mencegah pembengkokan rel atau rel terangkat dari
pasaknya.

Karakteristik lebur

Untuk unsur murni, titik lebur, Tm adalah temperatur


dimana material bertransformasi dari padat ke keadaan
cair. Transformasi balik, dari cair ke keadaan padat
yang terjadi pada temperatur yang sama disebut
dengan titik beku. Unsur-unsur kristalin seperti logam,
temperatur beku dan temperatur leburnya sama. Untuk
unsur yang tidak murni lagi atau berupa logam paduan,
titik beku dan titik leburnya tidak sama. Terdapat suatu
fasa dimana keadaan padat dan cair bercampur pada
Gambar 2.3 : Industri pengecoran
memanfaatkan karakteristik lebur unsur/logam paduan.
logam untuk operasinya
Pengetahuan tentang karakteristik lebur material
sangat diperlukan dalam pengecoran logam terutama
logam-logam paduan dikarenakan adanya fasa
campuran padat dan cair. Begitu pula pada aplikasi
metalurgi serbuk dan keramik, dimana karakteristik
lebur diperlukan untuk kebutuhan proses sintering.
12

Konduktivitas Termal dan Panas Spesifik

Panas spesifik, C dari suatu material didefinisikan


sebagai banyaknya energi panas yang dibutuhkan
untuk meningkatkan temperatur dari satu satuan massa
material sebesar satu derajat. Hubungannya adalah :

H = C W (T2 – T1)

Gambar 2.4 : Ilustrasi pengujian


Dimana H = jumlah energi panas [J], C = panas spesifik
konduktivitas suatu bahan material [J/Kg 0C], W = berat material [kg] dan (T2 –
T1)= perubahan temperatur [0C].

Tembaga (Cu), dia disukai lantaran Konduksi merupakan proses perpindahan panas yang
sifat hantaran listriknya yang mendasar. Konduksi melibatkan perpindahan energi
sangat bagus, tetapi dia bisa termal di dalam material dari molekul ke molekul
menjadi merepotkan bagi tukang dengan hanya gerakan termal saja, tanpa perpindahan
las bila harus menyambung dua massa. Oleh karena itu, konduktifitas termal suatu
tembaga. Panas yang diberikan
material adalah kemampuan untuk memindahkan
seharusnya meleburkan ujung
tembaga dan membentuk panas melalui dirinya sendiri dengan jalan mekanisme
sambungan dengan tembaga fisik tadi. Hal ini diukur dengan koefisien konduktifitas
lainnya, malah dihantarkan lebih termal, k. Satuan koefisien konduktifitas termal adalah
cepat dan menghalangi J/s mm 0C. Pada umumnya logam memiliki nilai k yang
peleburannya.
tinggi. Plastik dan keramik adalah material dengan nilai
k yang rendah.

Banyak proses permesinan yang dilakukan pada


temperatur lingkungan. Energi mekanik yang
dibutuhkan untuk menjalankan proses ini diubah ke
dalam bentuk panas sehingga meningkatkan
temperatur benda kerja. Hal ini banyak ditemui dalam
proses membubut, mengetam, membor, dll.
Penggunaan coolant dibutuhkan dalam permesinan ini
untuk mengurangi temperatur.

Sifat mekanik suatu material menentukan


perilakunya manakala mendapat tegangan-tegangan
mekanik. Sifat-sifat mekanik antara lain adalah
kekuatan, kekakuan, elastisitas, plastisitas, keuletan,
mampu tempa, mampu bentuk, ketangguhan,
Gambar 2.5 :Ilustrasi sifat
kekuatan material kegetasan, kekerasan, mampu cor dan mampu las.
Sifat-sifat ini dapat dimengerti dengan mudah dengan
bantuan pengujian tarik dan diagram tegangan-
regangan. Beberapa sifat-sifat tersebut dijelaskan
sebagai berikut :
13

Kekuatan

Kekuatan didefinisikan sebagai kemampuan suatu


material menahan gaya dari luar hingga mengalami
patah atau luluh. Tegangan (stress) adalah ketahanan
dalam diri logam terhadap gaya dari luar. Kekuatan
(strength) adalah kemampuan logam membawa beban
dan menahan kerusakan akibat pengaruh dari luar.

Kekakuan

Balok baja dan aluminium, masing-masing diberikan


beban pada salah satu ujungnya, ujung lain dijepit.
Keduanya mampu menahan beban tetapi balok
aluminium akan meregang lebih besar daripada baja.
Ini berarti baja lebih kaku daripada aluminium.
Kekakuan didefinisikan sebagai kemampuan material
menahan deformasi akibat tegangan. Suatu material
yang mengalami deformasi atau defleksi yang sangat
kecil di bawah beban memiliki kekakuan yang tinggi.
Gambar 2.5 : Ilustrasi kelenturan,
lawan dari kekakuan
Elastisitas

Elastisitas didefinisikan sebagai sifat material untuk


kembali ke bentuk semula setelah mengalami
perubahan bentuk atau deformasi saat gaya dari luar
dihilangkan. Sifat elastisitas sangat diperlukan terutama
untuk material konstruksi. Beban yang bekerja pada
material konstruksi tidak boleh melebihi elastisitas
material. Safety factor atau faktor keamanan
Gambar 2.6 : Karet gelang,
dimaksudkan untuk memastikan rancangan mendapat
material yang sangat elastis beban tidak melebihi kekuatan elastis bahan.

Plastisitas

Plastisitas merupakan kecenderungan suatu material


untuk mengalami deformasi permanen tanpa patah
atau retak. Deformasi permanen atau dikenal juga
dengan deformasi plastis terjadi setelah beban/gaya
melewati rentang beban/gaya elastis dari material
tetapi tidak melampaui beban/gaya patah atau retak.
Sifat plastisitas sangat diperlukan untuk proses
pembentukan logam, ekstrusi, pengerjaan panas dan
dingin. Pada umumnya plastisitas meningkat bila
temperatur meningkat.
14

Keuletan

Material dikatakan ulet (ductile) jika memiliki tegangan


tarik dan plastisitas tinggi. Keuletan diukur dari
Material yang jika ditarik hingga persentase elongasi dan persentase pengurangan luas
menjadi seperti sekecil kawat , penampang. Material yang memiliki lebih dari 5%
tanpa patah atau putus itulah elongasi disebut material ulet. Contoh material ulet
material ulet.
adalah baja karbon rendah, aluminium, tembaga, dll.

Kegetasan

Kegetasan adalah sifat yang berlawanan dengan


keuletan. Material yang memiliki elongasi kurang dari
5% adalah material getas. Material yang getas bila
mendapat beban tarik akan patah tiba-tiba tanpa
menunjukkan pengecilan penampang. Contohnya
adalah gelas, besi tuang, keramik, dll.

Ketangguhan

Ketangguhan merupakan ukuran energi yang diperlukan


untuk mematahkan bahan. Sifat ini ada hubungannya
dengan luas daerah di bawah kurva tegangan-
regangan. Suatu bahan ulet dengan kekuatan yang
sama dengan bahan rapuh akan memerlukan energi
perpatahan yang lebih besar dan mempunyai sifat
tangguh yang baik. Ketanggguhan dinyatakan dalam
Gambar 2.7 : Ilustasi ketangguhan Joule/mm2.

Kekerasan
Bilangan kekerasan Brinell adalah
indeks kekerasan yang dihitung Kekerasan didefinisikan kemampuan suatu material
dengan mengukur bekas jejakan menahan penetrasi pada permukaannya. Material yang
bola baja karbida tungsten yang keras dapat menggores atau menyisakan jejak bila
ditekan di atas material uji ditekan pada material lebih lunak. Sifat kekerasan sering
Bilangan kekerasan Rockwell dihubungkan dengan ketahanan aus atau gesekan.
adalah indeks kekerasan yang Material yang dipilih sebagai komponen bantalan
dihitung berdasarkan ukuran (bearings) adalah material yang kekerasannya tinggi.
kedalam penetrasi bola baja atau
Kekerasan dinyatakan dalam skala Brinell, Rockwell,
kerucut intan di atas permukaan
benda uji.
dan Vicker

Mampu Tempa

Kemampuan material untuk menjadi plat atau lembaran


tipis dengan jalan ditekan dengan gaya yang sangat
besar tanpa retak apakah disertai pemanasan atau
tanpa pemanasan / pengerjaan dingin. Ini adalah kasus
15

khusus dari keuletan material. Material mampu tempa


memiliki plastisitas yang baik tetapi tidak mesti kuat.
Contoh material dengan tingkat mampu tempa tinggi
adalah aluminium, tembaga, timah, baja, dll.

Mampu Cor

Sifat mampu cor menunjukkan kemudahan material


untuk dilebur dan dituang ke dalam cetakan menjadi
bentuk-bentuk dan ukuran-ukuran tertentu. Contohnya
besi tuang, aluminium, kuningan, dll

Mampu Las

Mampu las merupakan sifat material yang menunjukkan


Gambar 2.8 : Universal Testing
kemampuan 2 material yang sama atau tidak sama
Machine. Alat yang digunakan
untuk pengujian tarik, tekuk dan digabung/disambung dengan peleburan dengan atau
tekan. tanpa tekanan dan dengan atau tanpa logam pengisi.

Penjelasan tentang sifat mekanik tersebut akan


menjadi mudah dipahami bila disertai dengan
penjelasan diagram tegangan-regangan yang diperoleh
dari hasil pengujian tarik.

Pengujian Tarik

Material harus diuji untuk mengetahui perilakunya bila


mendapat beban. Beban dapat berupa gaya tarik, tekan,
tekuk maupun gaya impak, beban siklik, maupun beban
berupa temperatur. Dengan begitu seorang engineer
akan dapat memilih material yang tepat pada aplikasi
teknik yang dirancangnya. Pengujian yang paling sering
dilakukan adalah pengujian tarik. Hasil pengujian ini
akan memberikan informasi yang banyak tentang
perilaku material. Pengujian tarik diatur dalam standar
internasional, misalnya dimensi spesimen.
Terdapat banyak standar
International yang mengatur
dimensi spesimen uji tarik,
diantara ASTM (Americal Society
for Testing and Materials) dan JIS
(Japan International Standard).

Gambar II.1 : Spesimen uji tarik


16

Terdapat dua sumber data pada pengujian tarik yaitu :

1. Data diperoleh dari spesimen atau bahan yang


akan diuji, berupa : panjang awal gauge length
L0 [mm], panjang akhir gauge length La [mm],
diameter awal spesimen D0 [mm] dan diameter
akhir spesimen Da [mm]
2. Data yang diperoleh dari mesin uji tarik selama
pengujian berlangsung, berupa : gaya tarik F
[Newton] dan pertambahan panjang, ∆L [mm].

Data tersebut diolah menjadi tegangan σ dan regangan


ε, serta reduksi penampang menggunakan hubungan di
bawah ini :

σ = F / (¼ πD02) [N/mm2] dan ε = ∆L / L0

Hasil perhitungan tersebut diplot ke dalam diagram


tegangan-regangan atau stress-strain diagram berikut :

Keterangan Gambar :

A – batas proporsional

B –batas elastisitas

C – titik luluh

D – titik tegangan maksimum

E – titik patah

Gambar II.2 : Diagram tegangan regangan baja karbon


rendah

Diagram Tegangan-Regangan

Bila spesimen mendapat


gaya tarik maka akan
mengalami tegangan tarik
(stress) dan regangan
(strain). Bila beban tarik
dihentikan sebelum
melampaui titik B yakni
batas elastisitas bahan,
maka spesimen akan
17

kembali ke panjang mula-mula. Rentang tegangan dari


O-B disebut tegangan elastis. Sedikit di bawah titik B
merupakan titik proporsional A. Titik proporsional
digunakan oleh engineer sebagai batas atas tegangan
yang akan membebani rancangannya.

Dari titik O-A hubungan tegangan-regangan berupa


garis lurus atau linear. Dalam rentang inilah nilai
modulus elastisitas E material ditentukan. Modulus
elastisitas mencerminkan kekakuan material. Bila
kemiringan garis besar menunjukkan kekakuan tinggi,
bila semakin kecil menunjukkan semakin elastis.
Silahkan perhatikan gambar II.2.

Bila beban tarik dilanjutkan hingga sedikit di atas titik


B, tegangan akan mencapai titik C yang merupakan
titik luluh material. Titik luluh menjadi pertanda material
telah melampaui batas tegangan elastis dan masuk ke
tegangan plastis. Titik luluh mengindikasikan sifat
Gambar II.3 : Grafik kurva keras atau lunak material tersebut. Bila tegangan luluh
Hubungan tegangan material tinggi maka sifatnya cenderung keras, bila
regangan tegangannya rendah maka sifatnya cenderung lunak.
Namun demikian banyak material yang tidak memiliki
Pada penjelasan sebelumnya
titik luluh. Silahkan perhatikan gambar II.2.
tentang kegetasan (brittle) dan
ketangguhan (tough) disebutkan
terdapat hubungan sifat ini dengan
luas di bawah tegangan regangan.
Nah, dengan bantuan kurva di atas,
cobalah menjelaskannya...!

Tensile strength = kekuatan tarik


Ductility = keuletan
Yield strength = kekuatan luluh
18

Bila beban tarik diteruskan hingga mencapai titik D,


maka ini adalah tegangan maksimum yang dapat
ditahan oleh material akibat beban tarik yang diberikan.
Pada rentang ini, bila beban tarik dihentikan maka
spesimen tidak akan kembali lagi ke panjang awal
karena mendapat tegangan plastis, akibatnya spesimen
mengalami deformasi plastis berupa pertambahan
panjang yang sifatnya permanen. Hubungan tegangan-
regangan tidak lagi linear. Tegangan maksimum
mencerminkan kekuatan material. Bila tegangannya
tinggi maka sifatnya kuat, sebaliknya berarti sifatnya
lunak. Silahkan perhatikan gambar II.3 lagi.

Bila beban tarik masih dilanjutkan, spesimen akan


mengalami patah di titik E. Sebelum patah, terjadi
fenomena necking atau reduksi penampang setempat
Gambar II.4 : Pengaruh pada spesimen. Titik ini dapat mengindikasikan
temperatur terhadap ketangguhan dan kegetasan material.
kekuatandan keuletan Pengaruh Temperatur Terhadap Sifat-Sifat
Dari grafik di atas dapat diketahui Material
bahwa pada temperatur yang
semakin tinggi kekuatan material Temperatur sangat berpengaruh pada hampir semua
akan semakin berkurang tetapi sifat-sifat material. Penting bagi engineer untuk
keuletannya semakin tinggi. Inilah mengetahui sifat material pada temperatur operasi
yang mendasari pada proses produk ketika telah digunakan. Penting juga untuk
pembentukan, logam dipanaskan
mengetahui bagaimana temperatur mempengaruhi sifat
lebih dahulu hingga temperatur
tertentu setelah itu barulah
mekanik material. Perhatikanlah diagram di samping ini.
dibentuk.
Salah satu sifat yang digunakan untuk mengetahui
perilaku mekanik logam pada temperatur tinggi adalah
kekerasan panas (hot hardness). Hubungan ini
ditampilkan dalam bentuk grafik hubungan antara
kekerasan material dengan temperatur operasi.

Material yang memiliki kekerasan panas baik dapat


diaplikasikan sebagai material perkakas atau pahat
potong. Hal ini disebabkan energi mekanik yang
digunakan pada proses permesinan sangat-sangat
besar dimana sebagian besar berubah menjadi panas
akibat gesekan. Perkakas / pahat potong harus dapat
bertahan dan bekerja dengan baik pada keadaan
tersebut.
19

Ini adalah bagian akhir dari materi bab 2

Setelah mendapat penjelasan tentang sifat-sifat material, jawablah pertanyaan di


bawah ini :

Soal-soal

1. Jelaskan pengertian sifat fisik logam


2. Berikan 5 contoh sifat fisik logam
3. Jelaskan pengertian sifat mekanik logam
4. Berikan 5 contoh sifat mekanik logam
5. Mengapa ke dua sifat ini sangat penting dalam proses manufaktur, berikan
contoh
6. Berikan masing-masing 3 contoh material yang ada di sekitarmu yang
memiliki densitas dan muai yang besar dan kecil. Jelaskan mengapa hal
tersebut dapat berbeda.
7. Dengan menggunakan diagram tegangan regangan, jelaskanlah pengertian
kekuatan, kekakuan, elastisitas, plastisitas, keuletan, dan kegetasan
8. Kabel listrik ada yang terbuat dari tembaga dan aluminium, mengapa ke dua
logam tersebut digunakan sebagai penghantar listrik.
9. Dengan menggunakan bantuan kurva tegangan regangan, bandingkan dua
logam yang memiliki kekuatan, kekakuan, ketangguhan yang tinggi dan
rendah
10. Jelaskan pengertian sifat mampu tempa, mampu cor dan mampu las
11. Jelaskan pengaruh temperatur terhadap kekuatan dan keuletan bahan.

Tugas Individu

Salah satu piranti yang menggunakan sifat muai material dalam fungsinya adalah
thermostat bimetalic, carilah prinsip kerja thermostat bimetalic tersebut.

Anda mungkin juga menyukai