P3 Neta Destiana
P3 Neta Destiana
4. Metode kerja
Alat :
- Thermometer - Kaki tiga
- Tabung reaksi - Bunzen
- Pipet tetes - Korek
- Pipa kapiler - Spatula
- Batang pengaduk - Mortar dan alu
- Beaker glass 100 mL - Statif dan klem
Bahan :
- Vanillin
- Naftalena
- Astanilida
- Paraffin cair
Diagram alir :
vanilin₍ₛ₎
Asetanilida₍ₛ₎
Data Pengamatan
No. Nama Bahan T₁˚C T₂˚C Melting point
1. Vanillin 91 ˚C 117 ˚C 104 ˚C
2. Naftalena 84 ˚C 88 ˚C 86 ˚C
3. Asetanilida 118 ˚C 120 ˚C 119˚C
Analisis Hasil
Berdasarkan teori, titik leleh vanillin yaitu 81-83 ˚C, sedangkan dalam
percobaan ini didapat titik leleh vanillin 104 ˚C. Pada sampel naftalena teori
menyebutkan titik lelehnya adalah 80,26 ˚C, sedangkan hasil percobaan
menunjukkan hasil yang berbeda yaitu 86 ˚C. Untuk sampel terakhir
menggunakan asetanilida, berdasarkan teori titik leleh asetanilida yaitu 114,3
˚C, sedangkan pada percobaan didapatkan 119˚C. Perbedaan ini terjadi karena
ketidakstabilan panas yang didapatkan ketika proses pemanasan. Dan saat
lelehnya sampel yang sangat kecil sulit terlihat langsung oleh mata telanjang,
sehingga terjadi ketidak tepatan pengamatan suhu pada termomter.
6. Kesimpulan
Praktikan dapat menentukan titik leleh senyawa organik vanillin yaitu 104 ˚C,
naftalena86 ˚C, asetanilida 119˚C.
7. Daftar Pustaka
Oxtoby, David W.2001. Prinsip-prinsip Kimia Modern. Jakarta : Erlangga
Kosman,R.2005.Kimia Fisika. Universitas Muslim Indonesia: Makassar
Dirjen POM.1979.”Farmakope Indonsia disi III”.Depkes RI : Jakarta
8. Lampiran