Anda di halaman 1dari 4

P-2

Penentuan Titik Leleh Senyawa Organik

Nama : Neta Destiana F. Kelas : 1B ANAFARMA


NIM : P17120193054 Hari tanggal : Rabu, 12 Februari 2020

1. Tujuan : mahasiswa dapat menentukan titik leleh senyawa organik


2. Dasar teori
Pelelehan adalah konversi dari keadaan padat ke cair. Titik leleh normal suatu padatan
ialah suhu pada saat padatan dan cairan berada dalam kesetimbangan di bawah tekanan 1
atm (Oxtoby, David W.2001).
Kesetimbangan disini berarti kecendrungan zat padat berubah menjadi wujud cair sama
dengan kecenderungan dengan proses sebaliknnya, karena cairan dan padatan keduanya
mempunyai kecenderungan melepaskan diri yang sama.
Jarak lebur zat adalah jarak antara suhu awal dan suhu akhir peleburan zat. Suhu awal
dicatat pada saatt zat mulai menciut atau membentuk tetesan pada dinding pipa kapiler,
suhu akhir dicatat pada saat hilangnya fas padat. (Dirjen POM,1979)
Dalam menentukan titik leleh suatu zat, adapun faktor-faktor yang mempengaruhi cepat
atau lambatnya zat tersebut meleleh adalah :
- Ukuran Kristal
Ukuran Kristal sangat berpengaruh dalam menentukan titik leleh suatu zat. Apabila
semakin besar ukuran partikel yang digunakan, maka semakin sulit terjadinya
pelelehan.
- Banyaknya sampel
Banyaknya sampel suatu zat dapat mempengaruhi cepat lambatnya proses pelelehan.
Hal ini dikarenakan, apabila semakin sedikit sampel yang digunakan maka semakin
cepat proses pelelehannya, begitu pula sebaliknya jika semakin banyak sampel yang
digunakan maka semakin lama proses pelelehannya.
- Pengemasan dalam kapiler
Pemanasan dalam suatu pemanas harus menggunakan panas yang betahan. Adanya
senyawa lain yang dapat mempengaruhi range titik leleh.
Acetanilide (C8H9NO) adalah zat kimia padat yang tidak berbau dari daun atau
penampilan seperti serpihan. Ia juga dikenal sebagai N-phenylacetamide, acetanil,
atau acetanilid, dan sebelumnya dikenal dengan nama dagang Antifebri. Yang
memiliki titik leleh 114,3°C
Vanillin adalah senyawa organik dengan rumus molekul C₈H₈O₃.titik lelehnya 81-
83°C . Naftalena merupakan senyawa organik dengan rumus molekul C₁₀H₈.
berbentuk kristal padat berwarna putih dengan bau yang khas titik lelehnya 80,26 ˚C
3. Dasar Perhitungan
T1+T2
T1 : temperatur ketika padatan mulai
Melting point : meleleh
2
T2 : temperature ketika padatan
meleleh seluruhn

4. Metode kerja
 Alat :
- Thermometer - Kaki tiga
- Tabung reaksi - Bunzen
- Pipet tetes - Korek
- Pipa kapiler - Spatula
- Batang pengaduk - Mortar dan alu
- Beaker glass 100 mL - Statif dan klem
 Bahan :
- Vanillin
- Naftalena
- Astanilida
- Paraffin cair

 Diagram alir :

vanilin₍ₛ₎

- Diambil padatan vanillin


- Dihaluskan menggunakan mortar dan alu
- Dituang ke kaca arloji
- Dimasukkan ke dalam pipa kapiler
- Mengikat pipa kapiler dengan thermometer
- Dicelupkan kedalam beaker glass yang telah diisi paraffin cair
- Dipanaskan hingga sampel meleleh

vanilin₍ₗ₎ pada suhu 104˚C


Naftalena₍ₛ₎

- Diambil padatan naftalena


- Dihaluskan menggunakan mortar dan alu
- Dituang ke kaca arloji
- Dimasukkan ke dalam pipa kapiler
- Mengikat pipa kapiler dengan thermometer
- Dicelupkan kedalam beaker glass yang telah diisi paraffin cair
- Dipanaskan hingga sampel meleleh

Naftalena ₍ₗ₎ pada suhu 86˚C

Asetanilida₍ₛ₎

- Diambil padatan asetanilida


- Dihaluskan menggunakan mortar dan alu
- Dituang ke kaca arloji
- Dimasukkan ke dalam pipa kapiler
- Mengikat pipa kapiler dengan thermometer
- Dicelupkan kedalam beaker glass yang telah diisi paraffin cair
- Dipanaskan hingga sampel meleleh
Asetanilida₍ₗ₎ pada suhu 119˚C

 Data Pengamatan
No. Nama Bahan T₁˚C T₂˚C Melting point
1. Vanillin 91 ˚C 117 ˚C 104 ˚C
2. Naftalena 84 ˚C 88 ˚C 86 ˚C
3. Asetanilida 118 ˚C 120 ˚C 119˚C

5. Hasil dan Pembahasan


 Analisis Prosedur
Pada percobaan penentuan titik leleh senyawa organik dengan menggunakan
sampel vanillin, naftalena, dan asetanilida. Sampel tersebut diletakkan di
masing –masing kaca arloji agar memudahkan praktikan ketika akan
memasukkan sampel kedalam pipa kapiler sampai ⅟₄ bagian bawah pipa
kapiler yang tertutup. Memastikan sampel tersebut termampatkan pada ujung
bawah pipa kapiler. Pipa kapiler digunakan pada pemanasan tersebut karena
pipa kapiler tidak akan ikut meleleh ketika dipanaskan. Kemudian pipa kapiler
diikat dengan thermometer, dan dicelupkan kedalam beaker glass yang telah
diisi dengan paraffin cair, kemudian dipanaskan. Paraffin cair digunakan pada
proses pemanasan karena memiliki titik didih serta sebagai penghantar panas.

 Analisis Hasil
Berdasarkan teori, titik leleh vanillin yaitu 81-83 ˚C, sedangkan dalam
percobaan ini didapat titik leleh vanillin 104 ˚C. Pada sampel naftalena teori
menyebutkan titik lelehnya adalah 80,26 ˚C, sedangkan hasil percobaan
menunjukkan hasil yang berbeda yaitu 86 ˚C. Untuk sampel terakhir
menggunakan asetanilida, berdasarkan teori titik leleh asetanilida yaitu 114,3
˚C, sedangkan pada percobaan didapatkan 119˚C. Perbedaan ini terjadi karena
ketidakstabilan panas yang didapatkan ketika proses pemanasan. Dan saat
lelehnya sampel yang sangat kecil sulit terlihat langsung oleh mata telanjang,
sehingga terjadi ketidak tepatan pengamatan suhu pada termomter.

6. Kesimpulan
Praktikan dapat menentukan titik leleh senyawa organik vanillin yaitu 104 ˚C,
naftalena86 ˚C, asetanilida 119˚C.
7. Daftar Pustaka
Oxtoby, David W.2001. Prinsip-prinsip Kimia Modern. Jakarta : Erlangga
Kosman,R.2005.Kimia Fisika. Universitas Muslim Indonesia: Makassar
Dirjen POM.1979.”Farmakope Indonsia disi III”.Depkes RI : Jakarta
8. Lampiran

Anda mungkin juga menyukai