Tear Meniscus
Tear Meniscus
OLEH:
NURHIDAYAH
PO.71.3.241.17.1.036
Laporan Praktek Klinik ini, atas nama NURHIDAYAH ,NIM : PO.71.3.241.17.1.036 dengan
2019.
Makassar,
Mengetahui
Alhamdulillah segala puji bagi Allah swt. Karena atas berkat limpahan rahmat
Meniscus Tear”.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan klinik ini jauh masih dari
kata sempurna , maka dari itu penulis menerima segala saran dan kritik yang
membangun, agar dalam penyusunan laporan selanjutnya dapat lebih baik dan mudah-
mudahan laporan klinik ini dapat berguna bagi penulis dan pembaca.
Penulis.
BAB I
PENDAHULUAN
masyarakat. Hal ini tentunya dapat dicapai apabila terjadi keseimbangan dari faktor-
faktor yang mempengaruhui kesehatan mulai dari lingkungan, gizi, sosial, budaya serta
ekonomi yang berperan dalam mekanisme pertahanan diri manusia. Namun, pada
untuk lebih produktif dalam memenuhi segala keperluannya tanpa batasan ruang dan
waktu hingga memasuki usia senja, akibatnya bukan sehat yang diperoleh tetapi sakit.
penyakit. Terkait dengan masalah produktifitas dan usia, penyakit degeneratif seperti
osteoarthritis merupakan salah satu jenis penyakit yang paling sering ditemukan. Pada
peningkatan pada usia diatas 65 tahun sekitar 63-85%. Bahkan ada yang menyebutkan
bahwa hampir semua orang yang berusia 60 tahun keatas memperlihatkan tanda-tanda
kualitas hidup seseorang akibat nyeri yang ditimbulkan serta gangguan gerak sendi
yang di alami. Bila tidak dilakukan tindakan pengobatan maka penderita dengan
Meniscus tear lanjut dapat menyebabkan terjadinya penurunan kemampuan fungsional
penderita.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Cedera meniscus adalah salah satu cedera lutut yang paling umum.
Cedera ini yang sering terjadi pada olahraga yang melibatkan gerakan
berputar, squat/fleksi sendi lutut yang berlebihan seperti pada bola basket,
daripada meniscus lateralis, dan hal ini disebabkan oleh perleketan yang erat
geraknya.
2. Anatomi
a. Os Femoris
bawah dengan tulang tibia. Tulang femur terdiri dari epiphysis proksimal,
diaphysis dan epiphysis distalis. Pada tulang femur ini yang berfungsi dalam
disebut epicondilus lateralis dan medialis. Bila dilihat dari depan, terdapat
dataran sendi yang melebar ke lateral yang disebut facies patelaris yang
nantinya bersendi dengan tulang patella. Dan bila dilihat dari belakang, diantara
condylus lateralis dan medialis terdapat cekungan yang disebut fossa
intercondyloideal.
b. Os Patella
segitiga dan gepeng dengan apex menghadap kearah distal. Pada permukaan
depan atau anterior tulang patella kasar sedangkan permukaan dalam atau
dorsal memiliki permukaan sendi yang lebih besar dan facies medial yang lebih
kecil.
c. Os Tibia
Merupakan salah satu tulang tungkai bawah selain tulang fibula, tibia
kaki. Seperti halnya tulang femur, tulang tibia dibagi tiga bagian, bagian ujung
proksimal, corpus dan ujung distal bagian dari tulang tibia yang membentuk
sendi lutut adalah bagian proksimal, dimana pada bagian ujung proksimal
d. Os Fibula
Tulang fibula berbentuk kecil dan panjang yang terletak di sisi lateral os
tibia. Terdiri dari tiga bagian, yaitu; epiphysis proximal, diaphysis, dan
ephypisis distalis.
Selain itu, sendi lutut juga disusun oleh beberapa jaringan lunak sebagai
pelindung dan sebagai salah satu unusr penting penyusun sendi, diantaranya,
e. Meniscus
1) Penyebaran pembebanan
f. Bursa
membrane synovial. Ada beberapa bursa yang terdapat pada sendi lutut
antara lain :
1) bursa popliteus
g. Ligamen
kuat yang berfungsi sebagai pembatas gerakan dan stabilitas sendi. Ada
arahbelakang.
5) Ligamentum Patella
tuberositas tibia.
denganM. Popliteum.
3. Biomekanik
bidang sagital sebagai gerak fleksi-ekstensi, rotasi spin pada posisi menekuk
dalam bidang transversal sebagai rotasi internal dan eksternal. Pada ekstensi
terahir terjadi rotasi eksternal tibia yang dikenal dengan closed rotation
phenomenon.
kompresi dengan arah kranial searah sumbu longitudinal tibia. Saat gerak fleksi
terjadi translasi tibia ke dorsal dan saat gerak ekstensi terjadi translasi tibia ke
ventral. Disamping itu terjadi juga gerak translasi tibia kemedial saat fleksi dan
b. Sendi Patellofemoral
cartilago yang tebal. Fungsi dari sendi ini adalah membantu mekanisme kerja
dan mengurangi gesekan quadriceps. Kerja otot quadriceps lebih efisien pada
Gerak geser patella terhadap femur mengikuti pola seperti hurup C, dari
medial ke lateral selama ekstensi lutut. Hal ini kemung- kinan besar terkait
dengan mekanisme rotasi bersamaan tibia dan bentuk dan keselarasan dari
kondilus femoralis. Gerak geser patella ke proksimal dan ke distal sekitar 7-8
cm saat eks- tensi dan fleksi. Saat ekstensi disertai gerak ge- ser patella ke
c. Sendi Patellofemoral
Sendi ini merupakan modified plane joint, permukaan patella tertutup
cartilago yang tebal. Fungsi dari sendi ini adalah membantu mekanisme kerja
dan mengurangi gesekan quadriceps. Kerja otot quadriceps lebih efisien pada
patella terhadap femur mengikuti pola seperti hurup C, dari ekstensi ke fleksi
selama ekstensi lutut. Hal ini kemungkinan besar terkait dengan mekanisme
rotasi bersamaan tibia dan bentuk dan keselarasan dari kondilus femoralis.
Gerak geser patella ke proksimal dan ke distalsekitar 7-8 cm saat ekstensi dan
fleksi. Saat ekstensi disertai gerak geser patella ke medial hingga kembali lurus.
4. Patofisologi
terbatas, meniscus mendapatkan makanannya dari darah dan cairan synovial yang
ada dikapsul sendi. Perlu diketahui juga bahwasanya meniscus dibagi menjadi dua
area berdasarkan cara penyembuhannya, dalam dunia medis disebut RED zone dan
White zone. Pada red zone terdapat aliran darah yang mensuplay makannan
sedangkan white zone tidak ada, jadi meniscus pada white zone tidak bisa sembuh
GRADE
a. Faktor Resiko
berotasi sewaktu kaki sedang berpijak kuat, misalnya gerakan memutar mendadak
ketika bermain sepakbola, futsal, badminton, tenis, atau bermain bola basket.
Robekan meniskus lebih sering terjadi pada orang berusia di atas 30 tahun
yang aktif melakukan aktivitas fisik. Robekan meniskus juga bisa terjadi bersamaan
dengan cedera lutut lain seperti cedera ligamen ACL (anterior cruciate ligament).
seseorang lebih mudah mengalami robekan meniskus, bahkan bisa karena gerakan
berlutut, jongkok dalam atau mengangkat suatu beban yang berat ada orang
dewasa yang lebih tua, dapat disebabkan oleh penuaan atau degeneratif.
1. Tinjauan Assesment
utama yaitu pasien mengeluh nyeri pada pada lutut sebelah kanan.
penyakit dan riwayat pengobatan dari pasien, riwayat ini merupakan gejala
awal dari nyeri yang berlangsung beberapa hari Informasi yang diperoleh dari
lalu pasien mengeluh nyeri pada pinggang hingga tungkai dan adanya rasa
kesemutan pada tungkai dan kaki. Nyeri akan bertambah berat saat pasien
beraktivitas terutama saat pasien bangun dari tempat tidur, duduk ke berdiri,
dan berjalan. Nyeri akan berkurang saat pasien beristiahat. Lalu pasien
hingga sekarang.
penyakit penyerta berisi tentang berbagai macam penyakit yang diderita pasien
pada saat itu. Informasi yang diperoleh yaitu, pasien mempunyai riwayat
diabetes militus.
4) Riwayat pribadi dan keluarga Riwayat pribadi dan keluarga berisi tentang
aktivitas sehari-hari pasien, hobi, keluarga dan lain- lain. Informasi yang
darah, denyut nadi, suhu tubuh, pernafasan per menit. Pada kasus ini, tekanan
Visual analog Scale atau VAS adalah sebuah pengukuran intensitas nyeri
klinis.
Vas digunakan untuk mengukur kwantitas dan kwalitas nyeri yang pasien
saat ini.
b. Pengukuran ROM
adalah ROM dari setiap gerakan pada regio hip, knee, dan ankle.
1. Ultrasound (US)
Ultrasound adalah modalitas terapeutik yang biasa digunakan
pada tendinopati. Terdapat bukti yang jelas dari beberapa penelitian terhadap
penyembuhan.
zirkonat titanata) yang di pasang pada pada aplikator atau transduser yang
intensitas.
c. Intensitas : Watts/Cm2
c) Luka terbuka
menggunakan tahanan baik dari luar atau alat maupun dari beban tubuh
kekuatan otot.
Latihan Theraband adalah latihan isotonic dengan menggunakan
adalah suatu bentuk latihan melawan tahanan atau beban yang konstan
berasal dari external force (Fleck S.J. and William J.K, 2004). Menurut
power otot bertambah. apabila power otot bertambah, maka endurance dan
utama, yaitu :
dan
3) Isokinetik
yang dilatih tidak mengalami perubahan panjang dan tanpa ada pergerakan
4. Terapi latihan
BAB III
PROSES FISIOTERAPI
B. Anammesis umum
Nama : Tn.A
Umur : 21 tahun
Agama : Kristen
Pekerjaan : TNI AD
C. Anamnesis Khusus
a. Statis :
pasien tak mampu berdiri dengan lama
b. Dinamis :
fleksi yang
1. Pemeriksaan Fisik
a. Vital sign
Suhu : 36,5 ° C
2. Pemeriksaan Spesifik
a. Palpasi
gastrocnemius
b. Apley Test 1
seterusnya. Jika rasa nyen timbul, cedera meniscus terjadi. Tercatat bahwa
terdapat robekan meniscus sebelah medial sewaktu dengan rotasi eksternal
Tujuan :
tes ini ditujukan untuk memprovokasi nyeri akibat tear meniscus . tes
Positif tes :
Interpretasi : Positf Test Karena terdapat Nyeri pada Bagian medial Knee
c. Apley Test 2 :
Pada posisi yang sama dengan tes kompresi cpley (Arnheim, 1993: 548),
kolateral dari robeknya kapsul dan meniscus. Jika kapsul atau ligamen
terpengaruh, rasa nyeri akan terjadi. Jika meniscus robek, udak ada rasa
Tujuan :
tes ini ditujukan untuk memprovokasi nyeri akibat tear meniscus
positif test :
d. Mcmurry’s Test : ( + )
tubuh yang lepas atau longgar pada lutut. Cara kerjanya adalah
(Arnheim, DD, 1993: 547; Brukner P, dan Khan, K., 1993: 343)
satu tangan pada kaki (telapak kaki) dengan tangan yang satunya di
saat hal ini terjadi atau dilakukan, tangan pada lutut merasa ada
Tujuan :
Positif tes :
Nyeri disertai bunyi clicking /popping selama pergerakan
Parameter VAS :
2. Mengurangi nyeri
3. Meningkatkan ROM
1. Diagnosa Fisioterapi
2. Problematic Fisioterapi
1) Impairment
b) Mengalamiketidakstabilanpada patella
2) Activity Limitationan
3) Participation restriction
dan beribadah
1. TENS
sirkulasi darah.
e. Dosis
F : 3 kali/minggu
I : 25 mA
T : 2 pad
T : 10 menit
2. Static Kontraksi
dengan itu kaki didorso fleksikan kemudian pasien disuruh menekan tangan
fisioterapi.
lutut
Waktu : 10 menit
3. Latihan Stabilisasi
untuk fleksi .aplikasi kan Gerak luncur medial atau lateral bebas nyeri
Waktu : 10 menit
menggunakan
theraband
Spasme otot
2 Spasme otot
2. Static
berkurang
Kontraksi