Anda di halaman 1dari 18

Makalah Clostridium sp

( Morfologi Dan Patogenitas Bakteri Clostridium sp)

Disusun Oleh :
RIMA DAMAYANTI

NIM :
P0713421046

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN BANJARMASIN
JURUSAN ANALIS KESEHATAN
PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNOLOGI
LABORATORIUM MEDIS
2019
Kata Pengantar

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada tuhan YME. Karena berkat rahmat
dan karunianya lah penulis dapat menyelesaikan makalah ini, tak lupa pula saya
panjatkan puji dan syukur pada nabi besar Muhammad SAW, serta rasa
terimakasih yang sebesar besarnya kepada pihak pihak terkait yang turut
membantu dalam menyelesaikan makalah berjudul “Morfologi Dan Patogenitas
Bakteri Clostridium Sp” dalam rangka memenuhi tugas latihan dasar
kempemimpinan (LDK) pada jurusan Ahli Laboratorium Medik Poltekkes
Kemenkes Banjarmasin.

Kami menyadari bahwa setiap manusia memiliki keterbatasan, begitu pun dengan
kami yang masih seorang siswa. Dalam pembuatan makalah ini mungkin masih banyak
sekali kekurangan yang ditemukan, oleh karena itu kami mengucapkan mohon maaf
yang sebesar-besarnya. Kami juga mangharapkan adanya kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca sekalian, agar kami dapat memperbaikinya diwaktu
mendatang, dan semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi para pembacanya.

Banjarbaru, 11 November 2019

Penulis

ii
Daftar Isi

Kata Pengantar ........................................................................................................ ii


Daftar Isi................................................................................................................. iii
Daftar Gambar ........................................................................................................ iv
BAB I ...................................................................................................................... 1
Pendahuluan ............................................................................................................ 1
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 1
C. Tujuan .......................................................................................................... 2
BAB II ..................................................................................................................... 3
Pembahasan ............................................................................................................. 3
A. Pengertian Clostridium sp ............................................................................ 3
B. Klasifikasi dan Ciri-Ciri Clostridium sp ...................................................... 4
C. Patogenesis Clostridium sp .......................................................................... 5
D. Morfologi Bakteri Clostridium sp ................................................................ 8
BAB III ................................................................................................................. 13
Penutup.................................................................................................................. 13
A. Kesimpulan ................................................................................................ 13
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 14

iii
Daftar Gambar

Gambar 2. 1 Clostridium sp .................................................................................... 3


Gambar 2. 2 Clostridium perfringens .................................................................... 8
Gambar 2. 3 Clostridium titani ............................................................................... 9
Gambar 2. 4 Clostridium botulinum ..................................................................... 11

iv
BAB I
Pendahuluan

A. Latar Belakang
Bakteri merupakan kelompok organisme yang tidak memiliki membran inti
sel atau disebut dengan prokariot. Bakteri termasuk ke dalam domain prokariota
serta memiliki ukuran yang sangat kecil atau mikroskopik. Bakteri juga memiliki
peran besar dalam kehidupan. Beberapa kelompok bakteri lebih dikenal sebagai
penyebab infeksi dan penyakit, sedangkan kelompok bakteri yang lainnya dapat
memberikan berbagai manfaat dibidang pangan, pengobatan, serta industri.

Struktur sel bakteri relatif sederhana: tanpa nukleus (inti sel), kerangka sel,
serta organel-organel lainnya seperti mitokondria dan kloroplas. Hal tersebut yang
menjadi sebuah dasar perbedaan antara sel prokariot dengan sel eukariot yang
umumnya lebih kompleks.

Clostridium sp adalah genus dari bakteri Gram-positif, yang meliputi


beberapa patogen manusia yang signifikan, terutama agen penyebab botulisme.
Mereka anaerob obligat yang mampu menghasilkan endospora. Sel-sel reproduksi
normal dari Clostridium, disebut bentuk vegetatif, berbentuk batang, yang
memberi mereka nama mereka, dari bahasa Yunani κλωστήρ atau spindle.
Endospora Clostridium memiliki bowling pin atau bentuk botol yang berbeda,
membedakan mereka dari endospora bakteri lainnya, yang biasanya berbentuk
bulat telur. Spesies Clostridium menghuni tanah dan saluran usus hewan,
termasuk manusia.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan bakteri Clostridium sp ?
2. Klasifikasi dan ciri-ciri bakteri Clostridium sp ?
3. Apa saja patogenesis bakteri Clostridium sp ?
4. Apa morfologi bakteri Clostridium sp ?

1
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud bakteri Clostridium sp
2. Untuk mengetahui klasifikasi dan ciri-ciri bakteri Clostridium sp
3. Untuk mengetahui apa saja patogenesis Clostridium sp
4. Untuk mengetahui morfologi bakteri Clostridium sp

2
BAB II
Pembahasan

A. Pengertian Clostridium sp

Bakteri anaerob adalah bakteri yang tidak membutuhkan oksigen


dalamhidupnya, salah satunya Clostridium. Clostridium sp adalah bakteri gram
positif berbentuk batang anaerobik atau mikroaerofilik yang menghasilkan
endospora. Kebanyakan spesies menguraikan protein dan karbohidrat, banyak
pula yang menghasilkan eksotoksin. Beberapa spesies bersifat patogenik dan
beberapa bersifat saprofit di dalam tanah dan saluran pencernaan manusia dan
hewan.

Gambar 2. 1 Clostridium sp
Clostridium dapat menyebabkan penyakit infeksi menular melalui luka,
seperti penyakit tetanus yang disebabkan oleh Clostridium tetani. Penyakit lain
yang disebabkan oleh Clostridium adalah Clostridium botulinum penyebab
penyakit botulisme dan penyakit Black leg yang disebabkan oleh Clostridium
chauvoei. Bakteri Clostridium memiliki ciri dengan bentuk basil, bersifat anaerob,
Gram positif, dan terdapat spora. Bakteri ini mampu hidup di tanah dan di dalam
saluran pencernaan hewan. Clostridium yang menginfeksi tubuh akan
mengeluarkan toksin dan menunjukkan gejala penyakit berupa keracunan.
Clostridium mempunyai spesies seperti Clostridium perfringens,
Clostridium chauvoei, Clostridium tetani, Clostridium difficile, dan Clostridium
botulinum. Clostridium chauvoei dapat menyebabkan penyakit radang paha
(Black leg) yang menyerang sapi berumur antara 6 sampai 18 bulan atau lebih.

3
Clostridium perfringens yang bersifat toksik merupakan bakteri patogen dan
sebagai indikator pencemaran pada makanan. Clostridium difficile menyebabkan
penyakit diare dan bersifat toksin. Clostridium tetani menimbulkan penyakit
tetanus yang dapat menyebabkan kejang otot pada kuda Clostridium botulinum
mampu memroduksi jenis toksin. Toksin dari Clostridium botulinum dapat
dirusak atau hilang oleh pemanasan suhu tinggi.

B. Klasifikasi dan Ciri-Ciri Clostridium sp

 Domain : Bacteria
 Filum : firmicutes
 Kelas : clostridia
 Ordo : clostridiales
 Family : clostridiacea
 Genus : Clostridium

Ciri – ciri Clostridium sp

Spora clostridia biasanya lebih besar daripada diameter batang tempat spora
dibentuk.berbagai spesies, spora terletak sentral, subterminal atau terminal.
Kebanyakan spesies klostridia dapat bergerak dan mempunyai flagel peritrikus.
Clostridia hanya tumbuh pada keadaan anaerob yang dibuat dengan salah satu
cara berikut ini :
a. Lempeng agar atau tabung biakan diletakkan dalam botol kedap udara ; udara
dibuang dan diganti dengan nitrogen dan CO2 10 % atau oksigen dapat dibuang
dengan cara lain (gaspack)

b. Kultur cair diletakkan dalam tabung panjang yang mengandung jaringan hewan
segar ( misalnya cincangan daging rebus) atau agar agar 0,1 % dan suatu zat
pereduksi seperti tioglikolat. Tabung ini dapat digunakan sebagai pembenihan

4
aerob dan pertumbuhan akan terjadi dari dasar ke atas sampai 15 mm dari
permukaan udara.

C. Patogenesis Clostridium sp

Patogenesis adalah mekanisme infeksi dan mekanisme perkembangan


penyakit. Infeksi adalah invasi inang oleh mikroba yang memperbanyak dan
berasosiasi dengan jaringan inang. Infeksi berbeda dengan penyakit. Kapasitas
bakteri menyebabkan penyakit tergantung pada patogenitasnya. Dengan kriteria
ini, bakteri dikelompokan menjadi 3, yaitu agen penyebab penyakit, patogen
oportunistik, nonpatogen. Agen penyebab penyakit adalah bakteri patogen yang
menyebabkan suatu penyakit.

Patogenesis berarti proses tahapan perkembangan penyakit dan rantai


peristiwa yang mengarah pada penyakit yang disebabkan oleh serangkaian
perubahan dalam struktur dan / atau fungsi sel / jaringan / organ yang disebabkan
oleh mikroba, fisik, kimia atau agen . Patogenesis penyakit adalah mekanisme
yang menyebabkan suatu faktor etiologi penyakit. Istilah ini juga dapat digunakan
untuk menggambarkan perkembangan penyakit, seperti akut, kronis dan berulang.
Kata berasal dari bahasa Yunani pathos, “penyakit”, dan asal-usul, “penciptaan”.

Jenis-jenis mikroba termasuk patogenesis infeksi, radang, keganasan dan


kerusakan jaringan.Kebanyakan penyakit disebabkan oleh beberapa proses
patogenikal bersama-sama. Sebagai contoh, kanker tertentu timbul dari disfungsi
sistem kekebalan tubuh (kulit tumor dan limfoma setelah transplantasi ginjal,
yang memerlukan imunosupresi).Seringkali, etiologi potensial diidentifikasi
dengan pengamatan epidemiologi sebelum patologis dapat ditarik antara penyebab
dan penyakit.

Patogenesis Clostridium sp.

Clostridium adalah genus dari bakteri Gram-positif, filum Firmicutes.


Merupakan organisme anaerob obligat, mampu menghasilkan endospora. Masing-

5
masing sel berbentuk batang, yang mendasari pemberian nama mereka, dari
bahasa Yunani Kloster atau gelendong. Karakteristik ini didefinisikan sebagai
genus, namun banyak spesies Clostridium awalnya diklasifikasikan sebagai
genera lain.Clostridium terdiri dari sekitar 100 spesies yang mencakup bakteri
pada umumnya yang hidup bebas serta patogen penting.

1. Penyebaran

Kadang-kadang madu mengandung spora Clostridium botulinum, yang dapat


menyebabkan botulisme pada bayi manusia umur satu tahun atau lebih muda.
Bakteri menghasilkan toksin botulinum, yang pada akhirnya melumpuhkan otot
pernafasan bayi. Orang dewasa dan anak yang lebih besar dapat makan madu
dengan aman, karena Clostridia tidak dapat bersaing dengan baik dengan bakteri
yang tumbuh cepat lainnya pada saluran gastrointestinal.

Clostridium sordellii telah dikaitkan dengan kematian lebih dari selusin


perempuan setelah melahirkan. Clostridium kadang-kadang ditemukan pada
sarang burung walet mentah, makanan lezat Cina. Sarang dicuci dalam larutan
sulfit untuk membunuh bakteri sebelum diimpor ke Amerika Serikat.

Neurotoxin yang diproduksi jenis racun saraf yang dimiliki dari spesies
Clostridium botulinum. Tujuh jenis racun telah diidentifikasi. Kebanyakan strain
memproduksi satu jenis racun saraf tetapi ada strain memproduksi berbagai racun
telah dideskripsikan. Clostridium botulinum yang memproduksi B dan F racun
jenis telah diisolasi dari kasus botulisme manusia di New Mexico dan California.
Jenis racun Bf telah ditunjuk sebagai tipe B toksin ditemukan lebih banyak
daripada tipe F. Demikian pula, strain yang menghasilkan racun Af dan Ab telah
dilaporkan.

Secara genetik organisme diidentifikasi sebagai spesies Clostridium lain telah


menyebabkan botulisme manusia; Clostridium butyricum memproduksi jenis
racun tioe E dan Clostridium tipe F bararti menghasilkan racun. Kemampuan
untuk secara alamiah neurotoxin Clostridium botulinum mentransfer gen
Clostridia lain, terutama di industri makanan di mana sistem pelestarian dirancang

6
untuk menghancurkan atau hanya menghambat Clostridium botulinum tetapi tidak
lain spesies Clostridium.

2. Penggunaan Komersial

Limbah Clostridium thermocellum dapat memanfaatkan dan menghasilkan


lignocellulosic etanol, sehingga sebagai dasar untuk digunakan dalam produksi
etanol. Ini juga tidak membutuhkan oksigen dan termofilik, mengurangi biaya
pendinginan.
Clostridium acetobutylicum, juga dikenal sebagai organisme Weizmann, pertama
kali digunakan oleh Chaim Weizmann untuk menghasilkan aseton dan biobutanol
dari pati pada tahun 1916 untuk produksi mesiu dan TNT.

Bakteri anaerobik C. ljungdahlii, baru-baru ini ditemukan pada limbah ayam


komersial, dapat menghasilkan etanol dari sumber karbon tunggal termasuk gas
sintesis, campuran karbon monoksida dan hidrogen yang dapat dihasilkan dari
pembakaran parsial bahan bakar baik fosil atau biomassa. Penggunaan bakteri ini
untuk menghasilkan etanol dari gas sintesis telah berkembang ke tahap pabrik
percontohan di fasilitas BRI Energi di Fayetteville, Arkansas. Asam lemak diubah
oleh ragi untuk dikarboksilat asam rantai panjang dan kemudian 1,3-propanediol
menggunakan Clostridium diolis.
Gen dari C. thermocellum telah dimasukkan ke dalam tikus transgenik untuk
memungkinkan produksi endoglucanase. Eksperimen ini dimaksudkan untuk
mempelajari lebih lanjut tentang bagaimana kapasitas monogastric pencernaan
hewan dapat ditingkatkan .

Strain Clostridia Non-patogenik dapat membantu dalam penanganan


penyakit seperti kanker. Penelitian menunjukkan bahwa sasaran Clostridia dapat
selektif menyerang sel-sel kanker. Beberapa strain dapat masuk dan bereplikasi di
dalam tumor. Oleh karena itu, dapat digunakan untuk memberikan protein untuk
terapi tumor. Penggunaan Clostridia ini telah dibuktikan dalam berbagai model
praklinis.

7
D. Morfologi Bakteri Clostridium sp

1. Clostridium perfringens

Gambar 2. 2 Clostridium perfringens

a. Morfologi
Batang gemuk garam positif, berbentuk lurus, sisinya sejajar, ujung-ujungnya
membulat/bercabang & berukuran 4 – 6 μ x 1 μ, sendiri-sendiri / tersusun bentuk
rantai. Bersifat pleomorfik, sering tampak bentuk-bentuk involusi dan & filament.
Bersimpai dan tidak bergerak. Sporanya sentral / subterminal.
b. Sifat-sifat biakan :
Anaerob tumbuh cepat pada 37 oC.
c. Reaksi biokimia :
Meragikan glukosa, maltose, laktosa, dan sukrosa dengan membentuk asam dan
gas. Pada susu lakmus, timbul asam dan gas.
d. Daya tahan
Sporanya dimatikan dengan mematikan memasak di dalam otoklaf pada suhu 121
oC selama 18 menit. Tahan terhadap antiseptic & disinfektans
e. Struktur antigen
Clostridium perfringens dibagi menjadi 6 tipe (A, B, D, E,&F) Toksinnya bersifat
antigenic, membuat lebih dari 12 toksin yang berbeda-beda, 4 jenis toksin
utamanya adalah alfa, beta, epsilon & fota.

8
f. Patogenesis
Hanya tipe A dan F yang pathogen untuk manusia. Tipe A menyebabkan
gangrene gas & keracunan makanan.
1) Gangrene gas :
perfringens tipe A merupakan penyebab utama gangrene gas. Kuman masuk ke
dalam luka bersama benda asing bersama tanah, debu.3 jenis infeksi luka yang
anaerob : Pencernaan luka biasa tanpa invasi ke dalam jaringan di bawahnya
sehingga penyembuhan luka terlambat,Selulitis anaerob, dan miositis anearob
2) Keracunan makanan
Kuman-kuman tipe A membuat tosin alfa & beta, sporanya tahan terhadap
pemanasan, tidak hemolitik. Masa inkubasi berlangsung 10 – 12 jam, timbul
gejala rasa sakit pada perut, muntah.
3) Enteritis Necrotican
Enreritis yang hebat dan fatal akibat infeksi kuman tipe F.

2. Clostridium titani

Gambar 2. 3 Clostridium titani

a. Morfologi
Kuman berbentuk panjang langsing agak membengkok, gram positif, berukuran
4,8 x 0,5 μ, sendiri-sendiri/ tersusun bentuk rantai. Panjang kuman bervariasi.
Sporanya bulat terminal dan membengkak sehingga memberi kesan seperti
pemukul genderang, tidak berkapsul dan bergerak aktif.

9
b. Sifat biakan
Anaerob obligat yang hanya tumbuh tanpa adanya oksigen. Tidak mampu
mempergunakan oksigen sebagai akseptor hydrogen terakhir.
c. Reaksi biokimia
Tidak meragikan gula apapun dan sedikit proteolotik. Membentuk indol.
Pencairan gelatin berlangsung lambat. Terjadinya pelunakan gumpalan serum.
Tidak mengumpulkan susu.

d. Daya tahan

Spora Clostridium tetani tahan dididihkan selama 15 – 90 menit. Dapat dimatikan


dengan iodium dalam beberapa menit saja
e. Struktur antigen
Antigen flagel dapat memisahkan clostridium tetani dalam sepulu tipe tetapi
toksinnya yang dibuat secara farmakologis & antigenic semuanya identik.
Clostridium tetani mempunyai 3 jenis toksin :
1) Hemolisin (tetanolisin)

2) Neorotoksin (tetanospasmin)

3) Neorotoksin non spasmogenik & bekerja aktif pada saraf perifer.

f. Pathogenesis
Spora yang masuk ke dalam luka hanya akan berkembang biak jika suasanya
menunjang. Toksin yang dibuat diserap oleh ujung saraf motorik. Lalu menjalar
sepanjang sumbu panjang saraf tepi sampai ke susunan saraf pusat.
Ada beberapa jenis tetanus :

1) Tetanus neonatorum
2) Tetanus pasca keguguran dan masa nifas
3) “splanchnic tetanus”
4) “cephalic tetanus”

10
3. Clostridium botulinum

Gambar 2. 4 Clostridium botulinum

a. Morfologi
Bersifat gram positif, berukuran 5 μ x 1 μ, tidak bersimpai, bergerak dengan
flagel peririkh, membuat spora lonjong subterminal dan membengkak
melebihi besar badan kuman. Bersifat pleomorfik & terlihat sendiri-sendiri/
tersusun dalam bentuk rantai.
b. Sifat – sifat biakan
Anaerob obligat dan terdiri dari 6 jenis (A – F). penggolongan berdasarkan
perbedaan imunologi dalam pembuatan toksik.
c. Daya tahan
Spora kuman ini sangat tebal, dapat bertahan beberapa jam pada suhu 100 oC,
pada suhu 120 oC tahan selama 20 menit.
d. Reaksi biokimia
Semua jenis kuman meragikan glukosa dan maltose sambil membentuk asam
dan gas. Ada dua jenis Clostridium botulinum berdasarkan sifat-sifat
biokimiawi :
e. Struktus antigen
Ada 6 jenis berdasarkan pembentukan toksinnya. Setiap jenis toksinnya
berbeda. Kuman ini membuat eksotoksin kuat yang menimbulkan sifat
pathogenitas kuman.

11
f. Patogenisis
Bersifat non invasive & pategenitasnya berdasarkan pembuatan toksin yang
dibuat dalam makanan yang tercemar.

12
BAB III
Penutup

A. Kesimpulan

Clostridium sp adalah bakteri gram positif berbentuk batang anaerobik atau


mikroaerofilik yang menghasilkan endospora. Kebanyakan spesies menguraikan
protein dan karbohidrat, banyak pula yang menghasilkan eksotoksin. Beberapa
spesies bersifat patogenik dan beberapa bersifat saprofit di dalam tanah dan
saluran pencernaan manusia dan hewan.
Clostridium mempunyai spesies seperti Clostridium perfringens,
Clostridium chauvoei, Clostridium tetani, Clostridium difficile, dan Clostridium
botulinum. Clostridium difficile menyebabkan penyakit diare dan bersifat toksin.
Clostridium tetani menimbulkan penyakit tetanus yang dapat menyebabkan
kejang otot pada kuda Clostridium botulinum mampu memroduksi jenis toksin.
Toksin dari Clostridium botulinum dapat dirusak atau hilang oleh pemanasan suhu
tinggi.

13
DAFTAR PUSTAKA
http://woocara.blogspot.com/2015/03/pengertian-bakteri-dan-ciri-ciri-
bakteri.html#ixzz64rPpHv5o Di akses pada tanggal 10 November 2019

https://gedangmatikenekvirus.wordpress.com/2010/09/17/food-microbiology-
patogenesis-clostridium-sp/ Di akses pada tanggal 10 November 2019

https://www.gurupendidikan.co.id/penjelasan-clostridium-botulinum/ Di akses
pada tanggal 10 November 2019

https://www.academia.edu/5449345/MAKALAH_BAKTERI Di akses pada


tanggal 10 November 2019

https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=8&cad=rja&uact
=8&ved=2ahUKEwiDncvJ39_lAhWCfCsKHQhvD4wQFjAHegQIBxAC&url=http%3A%2F%2F
etd.repository.ugm.ac.id%2Fdownloadfile%2F100848%2Fpotongan%2FD3-2016-
344778-introduction.pdf&usg=AOvVaw2hG31IUTJJKkE_zShrKcBy Di akses pada
tanggal 10 November 2019

https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=9&cad=rja&uact
=8&ved=2ahUKEwiDncvJ39_lAhWCfCsKHQhvD4wQFjAIegQIBBAB&url=https%3A%2F%2
Fid.wikipedia.org%2Fwiki%2FClostridium&usg=AOvVaw1S7kH01ZqWbrDGBiJ7aBrw Di
akses pada tanggal 10 November 2019

14

Anda mungkin juga menyukai