Anda di halaman 1dari 74

PERAN BEHAVIORAL ACCOUNTING DAN ETIKA QUR’ANI DALAM

MEMBENTUK PERILAKU ETIS


(Studi pada Mahasiswa Akuntansi Perguruan Tinggi Makassar)

Hasil Penelitian

Oleh:

Jamaluddin M.SE.,M.Si
Nip.197206112008011013
Iga Mawarni
NiM 90400114126
St. Fatimah
NiM 90400114156

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2018
KATA PENGANTAR

Assalamu’ alaikumWarahmatullahi Wabarakatuh

Tiada kata terindah yang peneliti patut ucapkan selain puji syukur yang sebesar-
besarnya hanya kepada Allah SubhanahuWata’aala yang telah melimpahkan nikmat
kesehatan, kesabaran, kekuatan serta ilmu pengetahuan kepada hambaNya. Atas perkenan-
Nya jualah sehingga peneliti dapat menyelesaikan dan mempersembahkan hasil penelitian
ini, bukti dari perjuangan yang panjang dan jawaban atas do’a yang senantiasa mengalir dari
orang-orang terkasih. Sholawat serta salam“AllahummaSholliAlaSayyidina Muhammad”juga
peneliti sampaikan kepada junjungan kitaNabi Muhammad SAW. Sang pejuang sejati yang
telah membawa obor kebenaran.
Penelitian dengan judul “PERAN BEHAVIORAL ACCOUNTING DAN ETIKA QUR’ANI
DALAM MEMBENTUK PERILAKU ETIS MAHASISWA AKUNTANSI”, penulis menyadari bahwa

memulai penelitin hingga mengakhiri proses penelitian ini bukanlah hal yang mudah. Ada
banyak hambatan dan waktu yang selalu bersamaan dengan kegiatan lain. Hanya dengan
ketekunan dan kerja keraslah yang menjadi penggerak penulis dalam menyelesaikan
penelitian ini dengan segala proses tersebut. Juga karena adanya berbagai bantuan baik
berupa moril dan materiil dari berbagai pihak yang telah membantu memudahkan langkah
penulis.
Wassalamu’ alaikumWarahmatullah Wabarakatuh

Penulis

iii
DAFTAR ISI

SAMPUL ..................................................................................................................i
KATA PENGANTAR ...................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii
ABSTRAK ...........................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..................................................................................................................1
B. Fokus Penelitian...............................................................................................................6
C. Rumusan Masalah............................................................................................................6
D. Penelitian Terdahulu........................................................................................................6
E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian.................................................................................8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Attribution Theory...........................................................................................................10
B. Persepsi Perilaku Etis......................................................................................................11
C. Behavioral Accounting...................................................................................................13
D. Etika Qur’ani.....................................................................................................................15
E. Disiplin Ilmu Behavioral accounting dan Persepsi Perilaku Etis......................18
F. Etika Qurani dan Persepsi Perilaku Etis....................................................................19
G. Rerangka Pikir..................................................................................................................20

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Lokasi Penelitian...........................................................................................23


B. Pendekatan Penelitian.....................................................................................................23
C. Jenis dan Sumber Data Penelitian...............................................................................24
D. Teknik Pengumpulan Data............................................................................................24
E. Instrumen Penelitian........................................................................................................26
F. Pengelolaan dan Analisis Data.....................................................................................27

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Tingkat Pemahaman Mahasiswa Akuntansi Perguruan Tinggi Makassar... 29
B. Peran Behavioral Accounting dalam Membentuk Perilaku Etis
Mahasiswa Akuntansi Perguruan Tinggi Makassar..............................................33

iv
C. Peran Etika Qur'ani dalam Membentuk Perilaku Etis Mahasiswa
Akuntansi Perguruan Tinggi Makassar...................................................
36
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan......................................................................................
.
39
B. Saran................................................................................................
40
.
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................41
LAMPIRAN......................................................................................................................43

v
ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pemahaman mahasiswa akuntansi


perguruan tinggi Makassar tentang perilaku etis serta peran behavioral accounting dan etika
Qur’ani dalam membentuk perilaku etis mahasiswa akuntansi perguruan tinggi Makassar
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan
pendekatan analisis deskriptif. Adapun informan dalam penelitian ini terdiri dari delapan
informan yang berasal dari beberapa perguruan tinggi makassar, diantaranya Universitas
Hasanuddin (Unhas), Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin, Universitas Negeri Makassar
(UNM), Universitas Muslim Indonesia (UMI) dan Universitas Muhammadiah (Unismuh).
Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data primer yang diperoleh melalui
wawancara langsung dengan informan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Tingkat pemahaman mahasiswa akuntansi
perguruan tinggi Makassar mengenai perilaku etis cukup baik. Hal ini tercermin dari
bagaimana mereka memberikan statement mengenai perilaku etis baik dilingkungan kampus
maupun dimasyarakat luas; Adanya pemahaman mengenai behavioral accounting
memberikan gambaran kepada mahasiswa perguruan tinggi Makassar tentang bagaimana
seharusnya seorang calon akuntan maupun akuntan itu sendiri bertindak. Behavioral
accounting memberikan kematangan berfikir bagi mahasiswa mengenai apa yang harus
dilakukan agar menjadi seorang akuntan yang professional; serta mahasiswa yang memiliki
etika Qur’ani akan selalu bertindak sesuai dengan prinsip islam yang terkandung dalam al-
Qur’an dan akan menciptakan ahlak yang baik. Mahasiswa yang memiliki etika Qur’ani akan
selalu berperilaku etis. Mahasiswa yang berperilaku etis akan selalu bertanggungjawab dan
menjadi seorang akuntan yang berintegritas dan professional kelak.
Kata Kunci: Behavioral accounting, etika qurani, dan perilaku etis

vi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada akhir-akhir ini, penelitian terhadap perilaku etis dalam akuntansi

mulai banyak mendapat perhatian. Masalah etika dalam akuntansi menyangkut

masalah kepercayaan masyarakat terhadap profesi akuntan dalam

melaksanakan tugasnya sebagai akuntan. Masalah ini berkaitan dengan praktik

pelanggaran moral yang dilakukan oleh akuntan baik akuntan publik, akuntan

manajemen maupun akuntan pemerintahan. Perilaku etis akuntan sangat

menentukan posisinya di masyarakat sebagai pemakai jasa profesi akuntan.

Krisis kepercayaan dialami oleh para akuntan sejak merebaknya kasus Enron

yang melibatkan kantor akuntan publik besar Arthur Anderson, serta kasus-

kasus lainnya yang terjadi di Indonesia (Lucyanda dan Enro, 2012).

Terdapat, berbagai macam faktor yang mendasari individu melakukan

tindakan yang tidak etis. Sumiyantini, dkk., (2017) menyatakan bahwa

terdapat dua alasan mengapa orang berperilaku tidak etis, yaitu standar etika

seseorang berbeda dengan masyarakat umum dan seseorang memilih untuk

bertindak mementingkan diri sendiri. Jika seseorang beranggapan bahwa

perilaku tersebut adalah etis dan dapat diterima padahal tidak bagi orang lain

maka akan muncul konflik atas nilai etis yang tidak mungkin terselesaikan.

Kedua hal tersebut merupakan penyebab seseorang berperilaku tidak etis saat

menghadapi dilema etika. Dilema etika merupakan situasi dimana seseorang

harus membuat sebuah keputusan tentang tindakan atau perilaku yang tepat.

Untuk mempelajari perilaku dari para pemimpin di masa depan dapat

dilihat dari perilaku mahasiswa sekarang. Menurut Sagoro (2013)

1
mahasiswa(colleger) merupakan generasi yang dapat mengubah suatu bangsa

ke arah yang lebih baik. Tuntutan akan perubahan kualitas generasi bangsa

tentunya menjadi pekerjaan bagi berbagai pihak yang terlibat dalam bidang

pendidikan. Banyaknya tindakan kekurangan akademik yang dilakukan di

berbagai ranah akademik yang ada di Indonesia menunjukkan sedikit atau

bahkan belum adanya pendidikan di Indonesia yang mampu mencetak sumber

daya manusia yang berkualitas, khususnya dari sisi pembentukan karakter

individu mahasiswa.

Semakin banyaknya perilaku tidak etis yang dilakukan oleh mahasiswa

akuntansi selama proses perkuliahan menunjukkan betapa pentingnya etika.

Oleh karena itu pendidikan etika telah diakui mempunyai peranan penting

dalam perkembangan profesi di bidang akuntansi. Hal ini menunjukkan

urgensi dari perilaku etis, terutama bagi perkembangan ilmu akuntansi dalam

kaitannya dengan aspek perilaku yang terlibat didalamnya. Aspek perilaku

dalam akuntansi telah dibahas secara spesifik dalam mata kuliah auditing,

etika bisnis Islam, dan akuntansi keberlakuan.

American Accounting Association melalui The Bed Ford Committee

menyatakan bahwa penelitian tentang perilaku etis terhadap mahasiswa

akuntansi menjadi penting untuk meningkatkan sensitivitas mahasiswa

akuntansi terhadap masalah etis dan tanggung jawab sosial (American

Accounting Association, 1986; dalam Ustadi dan Utami, 2005). Masalah etika

menjadi suatu isu yang penting dalam bidang akuntansi di perguruan tinggi,

karena lingkungan pendidikan memiliki andil dalam membentuk perilaku

mahasiswa untuk menjadi seorang yang professional.

2
Perguruan tinggi merupakan penghasil sumber daya manusia yang

professional, yang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan pasar yang ada,

oleh karena itu dituntut dapat menghasilkan tenaga professional yang

memiliki kualifikasi keahlian sesuai bidang ilmunya, dan juga memiliki

perilaku etis yang tinggi. Oleh karena itu, perilaku mahasiswa perlu diteliti

untuk mengetahui sejauh mana mereka akan berperilaku etis atau tidak di

masa yang akan datang. Selain itu ditekankan pula perlunya memasukkan

studi mengenai persoalan-persoalan etis (Ethical Issues) dalam pendidikan

akuntansi. Pendidikan etika telah diakui mempunyai peranan penting dalam

perkembangan profesi di bidang akuntansi.

Menurut Sapariyah, dkk (2016) lembaga pendidikan akuntansi, sebagai

lembaga yang menyiapkan calon-calon akuntan professional,

bertanggungjawab menyiapkan para mahasiswanya tidak saja dari sisi

kemampuan teknis dan analitis tetapi juga mempersiapkan kemampuan

menghadapi masalah etika yang akan mereka hadapi di dunia kerja. Proses

ketika menjadi mahasiswa sangat berpengaruh besar. Apabila selama di

perguruan tinggi mereka sudah berperilaku etis maka kemungkinan besar

perilaku etis tersebut akan terbawa sampai nanti mereka menjadi professional

di dunia kerja dan begitu pula sebaliknya.

Hal ini menunjukkan urgensi dari perilaku etis, terutama bagi

perkembangan ilmu akuntansi dalam kaitannya dengan aspek perilaku yang

terlibat didalamnya. Aspek perilaku dalam akuntansi tidak terlepas dari

disiplin ilmu Akuntansi Keperilakuan. Akuntansi keperilakuan (behavioral

accounting)merupakan bagian dari disiplin ilmu akuntansi yang mengkaji

hubungan antara perilaku manusia dan sistem akuntansi, serta dimensi

3
keperilakuan dari organisasi dimana manusia dan sistem akuntansi itu berada

dan diakui keberadaanya (Rombe, dkk., 2016). Akuntansi keperilakuan

menyajikan informasi yang bersifat non keuangan. Informasi yang diberikan

dapat berupa motivasi, tingkat turnover, absensi, gaya kepemimpinan, budaya

organisasi, dan Iain-lain, yang seringkali bersifat kualitatif (Kuang dan Tin

2010).

Behavioral accounting membahas tentang perilaku manusia dan

hubungannya dengan data akuntansi dan keputusan bisnis, dan sebaliknya

bagaimana informasi akuntansi mempengaruhi keputusan bisnis dan perilaku

manusia. Dengan kata lain, pendidikan akuntansi tidak hanya mengedepankan

kecerdasan intelektual saja, tetapi juga harus dapat mengembangkan

kecerdasan emosional, religiusitas, dan sensitivitas etis agar peserta didik

dapat menjadi insan yang tidak hanya berilmu namun juga dapat bersikap.

Sebagai seorang peserta didik yang nantinya akan menjadi akuntan,

mahasiswa akuntansi juga perlu menjunjung tinggi nilai-nilai etis.

Makna etika dalam perilaku seseorang merupakan konsekuensi kesadaran

individu terhadap nilai-nilai moral yang memuat kebenaran secara teori dan

aplikasinya. Nilai-nilai ini biasanya terlahir dari kepercayaan dan keyakinan

individu yang pada umumnya berasal dari dogma dan atau agama. Yang pada

tataran aplikasinya mempengaruhi perilaku dan tabiat individu di dalam aktifitas

kesehariannya dan aktifitas inilah yang dinilai benar atau salah, baik atau buruk,

dan seterusnya. Dalam sistem ekonomi Islam, al-Qur'an adalah pedoman

yangdijadikan rujukan para pelaku ekonomi di setiap kegiatan bisnisnya, Hal ini

dikarenakan, ekonomi Islam adalah ekonomi Ilahiyah yaitu ekonomi produk

Tuhan, dimana pedoman dasarnya termaktub di dalam

4
al-Qur'an (Iswandi, 2014).

Begitupun dengan mahasiswa akuntansi di beberapa perguruan tinggi

Makassar seperti Universitas Hasanuddin (Unhas), Universitas Islam Negeri

(UIN) Alauddin, Universitas Negeri Makassar (UNM), Universitas Muslim

Indonesia (UMI) dan Universitas Muhammadiah (Unismuh) yang nantinya

akan menjadi calon akuntan profesional. Para mahasiswa akuntansi tersebut

yang notabenenya beragama Islam harus berlandaskan pada Alqur'an dalam

bersikap atau berperilaku. Di dalam Islam, rangkaian keimanan seseorang

teramu dari kepercayaan, keyakinan dan keimanan yang teguh terhadap ajaran-

ajaran yang dikemukakan oleh agama. Jika the spirit of trust memiliki

keterkaitan aksi dan perilaku seseorang, maka agama (dalam hal ini Islam)

juga memiliki keterkaitan aksi dan perilaku terhadap setiap tindakan seseorang

(Iswandi, 2014). Tolak ukurnya adalah, bahwa di dalam al-Qur'an banyak

sekali ayat yang menguraikan the spirit of trust terhadap kegiatan ekonomi

diantaranya adalah, tentang akad, kepercayaan, keadilan, dan tentu saja etika.

Mulawarman dan Ludigdo (2010) berpendapat bahwa proses

pembelajaran di ranah pendidikan akuntansi sudah saatnya mengandung nilai-

nilai etika holistik, yaitu nilai-nilai akuntabilitas-moralitas akuntansi yang

dilakukan melalui proses sinergi rasio dan intuisi menuju nilai spiritual.

Akuntansi profesional seutuhnya diharapkan mampu mengembangkan

gagasan, teori, konsep maupun aplikasi akuntansi relatif baru serta kontekstual

sesuai realitas dengan tetap berorientasi "empati" akuntabilitas baik

stockholders, shareholders, creditors, sosial, lingkungan, berujung pada

ketundukan Ilahi.

5
B. Fokus Penelitian

Fokus penelitian yaitu pada persepsi mahasiswa mengenai perilaku etis

akuntansi pada beberapa perguruan tinggi Makassar seperti Universitas

Hasanuddin (Unhas), Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin, Universitas

Negeri Makassar (UNM), Universitas Muslim Indonesia (UMI) dan

Universitas Muhammadiah (Unismuh). Penelitian ini dilakukan dengan

melakukan observasi dan wawancara kepada informan secara mendalam yang

dianggap memiliki kapasitas dan dapat memberikan informasi tentang

perilaku etis mahasiswa akuntansi. Tujuan dari fokus penelitian ini adalah agar

ruang lingkup peneliti tidak luas dan lebih fokus untuk mencapai tujuan yang

telah ditetapkan.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang penulis paparkan, maka adapun

rumusan masalah dari penelitian ini adalah :

1. Bagaimana tingkat pemahaman mahasiswa akuntansi perguruan

tinggi Makassar tentang perilaku etis?

2. Bagaimana peran behavioral accounting dalam membentuk perilaku

etis mahasiswa akuntansi perguruan tinggi Makassar?

3. Bagaimana peran etika qur'ani dalam membentuk perilaku etis

mahasiswa perguruan tinggi Makassar?

D. Kajian Pustaka

Lucyanda dan Enro (2012) melakukan penelitian tentang faktor-faktor

yang mempengaruhi perilaku etis mahasiswa akuntansi di Universitas Bakrie.

Penelitian yang dilakukan menggunakan variabel kecerdasan emosional,

6
kecerdasan intelektual, kecerdasan spiritual, gender, locus of control, dan

sensitivity equity. Hasil penelitian tersebut menyimpulkan bahwa factor

kecerdasan emosional secara statistik signifikanmempengaruhi perilaku

etismendukung argument etika Aristotelian yang menekankan pentingnya

pembentukan karakter yang berkeutamaan untuk mengembangkan individu-

individu yang mempunyai kecenderungan berperilaku etis. Sementara variabel

yang lain tidak berpengaruh terhadap perilaku etis mahasiswa akuntansi.

Penelitian tentang persepsi etis mahasiswa akuntansi juga dilakukan oleh

Mulyani (2015) dengan menganalisis pengaruh dari jenis kelamin dan status

pekerjaan dengan menggunakan love of money sebagai variable intervening. Hasil

dari penelitian ini menunjukkan bawa jenis kelamin memiliki pengaruh negatif

terhadap persepsi etis mahasiswa akuntansi, sedangkan suatu pekerjaan memiliki

pengaruh positif. Sementara itu, terdapat pengaruh negatif antara jenis kelamin

dan status pekerjaan terhadap love of money, serta adanya pengaruh love of

money terhadap persepsi etis mahasiswa akuntansi.

Sebagai calon akuntan, mahasiswa tentunya harus mengetahui perilaku

etis dan tidak etis seorang akuntan. Mardawati dan Aisyah (2016) melakukan

penelitian tentang pengaruh orientasi etis, gender, dan pengetahuan etika

terhadap persepsi mahasiswa akuntansi atas perilaku tidak etis akuntan. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa idealisme dan pemahaman etika berpengaruh

negatif terhadap persepsi mahasiswa atas perilaku tidak etis akuntan,

sedangkan relativisme berpengegaruh positif. Hasil penelitian ini juga

menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan antara laki-laki dan perempuan

dalam menilai perilaku tidak etis yang terjadi.

7
Penelitian serupa juga dilakukan oleh Sumiyantini, dkk (2017) dalam

menilai persepsi mahasiswa terhadap perilaku tidak etis akuntan.

Berdasarkanhasil penelitian tersebut menyimpulkan bahwa seseorang yang

memiliki idealisme tinggi cenderung memberikan tanggapan ketidaksetujuan

atas perilaku tidak etis yang terjadi. Di sisi lain, seseorang dengan relativisme

yang tinggi cenderung setuju atau mentolerir pada perilaku tidak etis yang

terjadi. Sementara itu, semakin tinggi tingkat pengetahuan yang dimiliki

seseorang maka akan cenderung menilai perilaku tidak etis akuntan secara

lebih tegas.

Kartika (2013) dalam penelitiannya tentang sensitivitas etis mahasiswa

akuntansi pria dan wanita serta mahasiswa akuntansi dan manajemen

menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan perilaku tidak etis antara

mahasiswa pria dan wanita serta mahasiswa manajemen. Mahasiswa yang

lebih toleran terhadap perilaku tidak etis akan lebih sinikal. Hal ini

menunjukkan bahwa perilaku tidak etis bisa dilakukan oleh siapa saja.

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui tingkat pemahaman mahasiswa tentang

perilaku etis

b. Untuk mengetahui bagaimana peran behavioral accounting

dalam membentuk perilaku etis mahasiswa akuntansi.

c. Untuk mengetahui peran etika qur'ani dalam membentuk

perilaku etis mahasiswa akuntansi.

8
2. Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Kegunaan Teoretis: Penelitian ini dapat memberikan pemahaman

kepada mahasiswa tentang pentingnya peran behavioral accounting

dan etika qur'ani dalam persepsi mahasiswa menilai perilaku etis

akuntan. Bagi kalangan akademisi atau peneliti, hasil penelitian ini

dapat dijadikan tambahan referensi dan dasar untuk melakukan

penelitian yang sejenis pada masa yang akan datang.

b. Kegunaan Praktis: Penelitian ini diharapkan dapat memberikan

manfaat kepada praktisi atau mahasiswa. Behavioral accountingdan

etika qur'ani dapat dijadikan landasan dalam berperilaku oleh seorang

mahasiswa akuntansi. Bagi kalangan praktisi, penelitian ini diharapkan

dapat bermanfaat dalam pengembangan pemahaman tentang perilaku

etis di kalangan mahasiswa.

9
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Attribution Theory

Atribusi merupakan proses yang dilakukan untuk mencari sebuah

jawaban atau pertanyaan mengapa atau apa sebabnya atas perilaku orang lain

ataupun diri sendiri. Proses atribusi ini sangat berguna untuk membantu

pemahaman kita akan penyebab perilaku dan merupakan mediator penting

bagi reaksi kita terhadap dunia sosial. Atribusi merupakan analisis kasual,

yaitu penafsiran terhadap sebab-sebab dari mengapa sebuah fenomena

menampilkan gejala-gejala tertentu. Atribusi berarti upaya kita untuk

memahami penyebab di balik perilaku orang lain, dan dalam beberapa kasus,

juga penyebab dibalik perilaku kita sendiri.

Attribution Theory mempelajari proses bagaimana seseorang

menginterpretasikan suatu peristiwa, mempelajari bagaimana seseorang

menginterpretasikan alasan atau sebab perilakunya. Teori ini dikembangkan oleh

Fritz Heider yang mengargumentasikan bahwa perilaku seseorang itu ditentukan

oleh kombinasi antara kekuatan internal (internal forces) yaitu faktor-faktor yang

berasal dari dalam diri seseorang misalnya kemampuan atau usaha dan eksternal

forces yaitu faktor-faktor yang berasal dari luar misalnya task difficulty atau

keberuntungan. Heider dikenal sebagai bapak teori atribusi. Heider percaya,

bahwa orang itu seperti ilmuwan amatir, berusaha untuk mengerti tingkah laku

orang lain dengan mengumpulkan dan memadukan potongan-potongan informasi

sampai mereka tiba-tiba pada sebuah penjelasan masuk akal tentang sebab-sebab

orang lain bertingkah laku tertentu (Darwati,

10
2015).

Penyebab perilaku dalam persepsi sosial dikenal sebagai dispositional

attribution dan situational attribution atau penyebab internal dan eksternal.

Disposition attribution atau penyebab internal mengacu pada aspek perilaku

individu, sesuatu yang ada dalam diri seseorang seperti sifat pribadi, persepsi

diri, kemampuan motivasi. Situational attribution atau penyebab eksternal

mengacu pada lingkungan yang mempengaruhi perilaku, seperti kondisi sosial,

nilai sosial, pandangan masyarakat. Teori Atribusi mengembangkan konsep

cara-cara penilaian manusia yang berbeda, bergantung pada makna yang

dihubungkan dengan perilaku tertentu.

B. Persepsi Perilaku Etis

Persepsi adalah tanggapan (penerimaan) langsung dari sesuatu atau

prosesseseorang mengetahui beberapa hal melalui panca inderanya. Menurut

Rakhmat (2011), persepsi adalah pengalaman tentang obyek peristiwa, atau

hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan

menafsirkan pesan. Jadi, persepsi dapat diartikan sebagai proses kegiatan yang

dialami setiap orang dalam memahami setiap informasi tentang lingkungannya

melalui panca indera dan persepsi mencakup penerimaan, pengorganisasian,

dan penafsiran stimulus yang telah diorganisasi dengan cara yang dapat

mempengaruhi perilaku dan membentuk sikap, karena persepsi melibatkan

penafsiran individu pada objek tertentu maka masing-masing individu akan

memiliki persepsi yang berbeda walaupun melihat objek yang sama (Kartika,

2013).

11
Perilaku etis adalah perilaku yang sesuai dengan norma-norma sosial

yang diterima secara umum yang berkaitan dengan tindakan-tindakan yang

benar dan baik. Perilaku etis juga sering disebut sebagai komponen dari

kepemimpinan,yang mana pengembangan etika merupakan hal penting bagi

kesuksesan individu sebagai pemimpin suatu organisasi (Nugrahaningsih,

2005). Perilaku etis merupakan perilaku yang sesuai dengan norma-norma

sosial yang diterima secara umum berhubungan dengan tindakan-tindakan

yang bermanfaat dan tidak membahayakan.

Jika berbicara tentang perilaku dan keinginan untuk mengubah

perilaku atau menciptakan perilaku yang diinginkan, pertama-tama yang perlu

diketahui adalah hal-hal apa saja yang mempengaruhi perilaku tersebut dan

seberapa kuat pengaruh itu. Faktor-faktor individual terbukti merupakan faktor

yang signifikan untuk memprediksi perilaku etis seseorang. Faktor individual

merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap perilaku etis seseorang.

Forsyth (1992) dalam Sumiyantini, dkk (2017) menegaskan bahwa

faktor penentu dari perilaku etis adalah filosofi moral pribadi mereka masing-

masing yang membuktikan bahwa orientasi etika dikendalikan oleh dua

karakteristik, yaitu idealisme dan relativisme. Ideal isme adalah suatu sikap

yang menganggap bahwa tindakan yang tepat atau benar akan menimbulkan

konsekuensi sesuai hasil yang diinginkan. Relativisme moral adalah

pandangan bahwa tidak ada standar etis yang secara absolut benar. Dalam

penalaran moral individu, ia harus selalu mengikuti standar moral yang

berlaku di masyarakat, sehingga mereka akan mempertimbangkan situasi dan

kondisi individu dibandingkan prinsip etika yang telah dilanggar.

12
Dari pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa persepsi perilaku etis

adalah bagaimana seseorang menanggapi, memahami, atau mengetahui

perilaku-perilaku yang dianggap benar oleh individu tersebut sesuai dengan

norma-norma yang berlaku atas dirinya. Melalui pemahaman persepsi

individu, seseorang dapat meramalkan bagaimana perilaku individu itu

didasarkan pada persepsi mereka mengenai apa realita itu. Dan bagi kalangan

mahasiswa akuntansi persepsi perilaku etis mengacu kepada bagaimana

mahasiswa memandang tentang perilaku yang baik atau benar tentang

akuntansi itu sendiri dan perilaku sebagai calon akuntan professional.

C. Behavioral Accounting

Akuntansi, biasanya hanya terpusat pada pelaporan informasi

keuangan.Pada beberapa dekade terakhir, para manajer dan akuntan

profesional mulai mengetahui kebutuhan akan tambahan informasi ekonomi

yang dihasilkan oleh sistem akuntansi. Oleh karena itu, informasi ekonomi

dapat ditambah dengan tidak hanya melaporkan data-data keuangan saja, tetapi

juga data-data nonkeuangan yang terkait dengan proses pengambilan

keputusan. Berdasarkan kondisi ini, adalah wajar jika akuntansi sebaiknya

memasukkan dimensi-dimensi keperilakuan dari berbagai pihak yang terkait

dengan informasi yang dihasilkan oleh sistem akuntansi (Ardiansyah, 2009).

Akuntan ilmu keperilakuan memfokuskan pada hubungan antara perilaku

manusia dan sistem akuntansi. Mereka menyadari bahwa proses akuntansi

termasuk di dalamnya meringkas sejumlah kejadian ekonomi di mana hal-hal

tersebut merupakan akibat dari perilaku manusia dan bahwa pengukuran

akuntansi yang mereka lakukan termasuk di antara faktor-faktor yang

13
mempengaruhi perilaku, yang menentukan sukses tidaknya kejadian ekonomi.

Ardiansyah (2009) lebih lanjut menyatakan bahwa akuntansi keperilakuan

juga berkepentingan pada bagaimana pengaruh tersebut dapat dirubah oleh

perubahan era atau gaya yang dibawa dan bagaimana laporan akuntansi dan

prosedur dapat digunakan paling efektif untuk membantu individu dan

organisasi mencapai tujuan mereka.Akuntansi keperilakuan merupakan bagian

dari disiplin ilmu akuntansi yang mengkaji hubungan antara perilaku manusia

dan sistem akuntansi, serta dimensi keperilakuan dari organisasi dimana

manusia dan sistem akuntansi itu berada dan diakui keberadaanya. Dengan

demikian, definisi dari akuntansi keperilakuan adalah suatu studi tentang

perilaku akuntan atau non akuntan yang dipengaruhi oleh fungsi-fungsi

akuntansi dan pelaporan. Heridiansyah dan Wiranti (2010) mengungkapan

bahwa secara umum, lingkup dari akuntansi keperilakuan dapat dibagi menjadi

tiga bidang besar:

1. Pengaruh perilaku manusia berdasarkan desain, konstruksi, dan

penggunaan sistem akuntansi.

Bidang ini mempunyai kaitan dengan sikap dan filosofi manajemen

yang mempengaruhi sifat dasar pengendalian akuntansi yang berfungsi

dalam organisasi. Pihak-pihak yang bertanggungjawab dengan akuntansi

sudah seharusnya secara berkala melakukan evaluasi, apakah kebijakan-

kebijakan maupun sikap dari pihak manajemen sudah mendukung proses

akuntansi atau bahkan menjadi hambatan, baik secara teknis

maupunpsikologis.

2. Pengaruh sistem akuntansi terhadap perilaku manusia.

14
Bidang dari akuntansi keperilakuan ini berkaitan tentang bagaimana

sistem akuntansi mempengaruhi motivasi, produktivitas, pengambilan

keputusan, kepuasan kerja, serta kerja sama. Salah satu contoh adalah

adanya masalah sistem akuntansi dalam organisasi yang sering

diremehkan jika terjadi stagnasi alur informasi atau dokumen. Hal ini akan

sangat mengganggu kelancaran proses akuntansi, yang pada akhirnya akan

mengganggu proses pengambilan keputusan karena sulitnya mendapatkan

informasi.

3. Metode untuk memprediksi dan strategi untuk mengubah perilaku

manusia Bidang ketiga ini mempunyai hubungan tentang bagaimana

cara sistem

akuntansi dapat digunakan sehingga mempengaruhi perilaku. Pada saat

dibuatnya sistem akuntansi yang ideal yang disesuaikan dengan kebutuhan

sekarang, maka akan mengarahkan orang-orang untuk memiliki sikap

disiplin dan tanggungjawab untuk menyampaikan informasi yang ada

padanya dikarenakan kemudahan sistem dan feedback informasi yang baik

dan bermanfaat untuk unit atau bagiannya.

D. Etika Qurani

Perilaku etis berhubungan erat dengan etika seseorang. Kamus

BesarBahasa Indonesia mendefinisikan etika sebagai ilmu tentang apa yang

baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral (akhlak).

Menurut Keraf (1998) dalam Risa (2011), etika berasal dari bahasa Yunani

ethos, yang dalam bentuk jamaknya (taetha) berarti "adat istiadat atau

kebiasaan". Etika dalam pengertian ini berkaitan dengan kebiasaan hidup

yang baik, baik pada diri seseorang maupun pada suatu masyarakat atau

15
kelompok masyarakat.

Etika merupakan suatu prinsip moral dan perbuatan yang menjadi

landasan bertindak seseorang sehingga apa yang dilakukannya dipandang

masyarakat sebagai perbuatan terpuji dan meningkatkan martabat dan

kehormatan seseorang. Etika merupakan seperangkat peraturan/norma

yang mengatur dan panutan bagi manusia dalam berperilaku sehingga

dapat ditentukan mana perilaku yang etis dan tidak etis, dimana etis atau

tidak etisnya seseorang dalam berperilaku ditentukan oleh karakter

biografis, kemampuan kepribadian, dan pembelajaran.

Dalam Islam, istilah etika di dalam Al Qur'an adalah khuluq, dari kata

dasar khaiuqa-khuluqan, yang berarti tabi'at, budi pekerti, kebiasaan,

kesatriaan. Dalam Islam kata khuluq lebih dikenal sebagai akhlak, atau al-

falsafah aladabiyyah. Etika dalam al-Qur'an belum memperlibatkan sebagai

suatu struktur yang berdiri sendiri dan terpisah dari struktur lainnya.

Sebagaimana ilmu akhlak, struktur etika dalam al-Qur'an lebih banyak

menjelaskan tentang nilai-nilai kebaikan dan kebenaran baik pada tataran niat

atau ide hingga perilaku dan sikap (Mawaddah dan Wijaya. 2016).

Sudarsono dalam bukunya yang berjudul Etika Islam tentang

Kenakalan Remaja, mengatakan bahwa etika Islam adalah doktrin etis

yang berdasarkan ajaran-ajaran agama Islam yang terdapat di dalam Al-

Qur'an dan Sunnah Nabi Muhammad Saw., yang di dalamnya terdapat

nilai-nilai luhur dan sifat-sifat yang terpuji (Mardatillah, 2013). Dalam

agama Islam, etika ataupun perilaku serta tindak tanduk dari manusia telah

diatur sedemikian rupa sehingga jelas mana perbuatan atau tindakan yang

16
dikatakan dengan perbuatan atau tindakan asusiladan mana tindakan atau

perbuatan yang disebut bermoral atau sesuai denganarturan agama.

Etika seseorang dapat berpengaruh terhadap persepsi yang dimiliki

setiapindividu. Mahasiswa yang memiliki etika yang tinggi dianggap

memiliki persepsietis yang juga tinggi.Sehingga diharapkan mahasiswa

tersebut tidak akanmelakukan kecurangan dalam menjalankan tugas

profesinya di masa depan.

Sebagai seorang mahasiswa akuntansi yang memiliki pengetahuan,

mahasiswadiharapkandapatberperilakuetisdalamsetiaptindakannya.AlQura

nmemberikan pedoman kepada para mahasiswa dalam berperilaku yaitu

dalamsurat An Nissa' ayat 135:

Terjemahnya : "Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang


yang benarbenar penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah biarpun
terhadap dirimu sendiri atau ibu bapa dan kaum kerabatmu. jika ia kaya
ataupun miskin, Maka Allah lebih tahu kemaslahatannya. Maka janganlah
kamu mengikuti hawa nafsu karena ingin menyimpang dari kebenaran. dan
jika kamu memutar balikkan (kata-kata) atau enggan menjadi saksi, Maka
Sesungguhnya Allah adalah Maha mengetahui segala apa yang kamu
kerjakan"

Isi dan seluruh kandungan Al Quran merupakan landasan etika

Islam.Perilaku pelaku-pelaku bisnis menurut Islam harus mencerminkan

nilai-nilaiQur'ani begitu pula dengan orientasi bisnis yang diusahakannya

harus pulamengedepankan kemaslahatan dan kemakmuran bagi setiap

makhluk sebagaibentuk pengimplementasian maqasid syariah,

terpenuhinya tujuan penerapanhukum syariah (Ardi, 2015). Tindakan

manusia terikat oleh etika Islam. EtikaIslam membingkai perilaku manusia

dalam berkehidupan.

17
E. Disiplin Ilmu Behavioral accounting dan Persepsi Perilaku Etis

Perkembangan akuntansi tak lepas dari perilaku, Mendesaknya

kebutuhan akuntansi dan pentingnya peranan manusia dalam bidang akuntansi

maka dengan mengadopsi bidang-bidang ilmu lainnya, seperti ilmu psikologi

dan sosial, lahirlah akuntansi keperilakuan. Akuntansi keperilakuan akhirnya

diakui keberadaannya dan banyak bukti empiris yang dihasilkan oleh para

peneliti yang ikut memperkuat bidang akuntansi keperilakuan. Akuntansi

keperilakuan (behavioral accounting) merupakan bidang yang sangat luas.

Sebagai suatu bidang ilmu, akuntansi keperilakuan merupakan aplikasi

ilmu-ilmu keperilakuan dalam konteks akuntansi. Perspesi perilaku etis

seorang mahasiswa tidak terlepas dari disiplin ilmu akuntansi keperilakuan.

Hal ini dikarenakan akuntansi keperilakuan (behavioral accounting)

merupakan bagian dari disiplin ilmu akuntansi yang mengkaji hubungan antara

perilaku manusia dan sistem akuntansi, serta dimensi keperilakuan dari

organisasi dimana manusia dan sistem akuntansi itu berada dan diakui

keberadaanya (Rombe, dkk., 2016).

Pendidikan mengenai perilaku etis harus dilakukan dengan benar kepada

mahasiswa akuntansi sebelum mereka memasuki dunia kerja. Salah satu tujuan

dari pendidikan akuntansi adalah untuk mengenalkan mahasiswa kepada nilai-

nilai dan standar-standar etik dalam profesi akuntan. Kepedulian terhadap etika

harus diawali dari kurikulum akuntansi, jauh sebelum mahasiswa akuntansi

masuk di dunia profesi akuntansi. Mahasiswa akuntansi sekarang adalah para

profesional di masa depan dan dengan pendidikan etika yang baik dapat

menguntungkanprofesinya dalam jangka panjang. Pentingnya etika

18
dalam suatu profesi membuat profesi akuntansi memfokuskan perhatiannya

pada persepsi etis mahasiswa.

F. Etika Qurani dan Persepsi Perilaku Etis

Etika merupakan suatu prinsip moral dan perbuatan yang menjadi

landasan bertindak seseorang sehingga apa yang dilakukannya dipandang

masyarakat sebagai perbuatan terpuji dan meningkatkan martabat dan

kehormatan seseorang. Etika merupakan seperangkat peraturan/norma yang

mengatur dan panutan bagi manusia dalam berperilaku sehingga dapat

ditentukan mana perilaku yang etis dan tidak etis, dimana etis atau tidak

etisnya seseorang dalam berperilaku ditentukan oleh karakter biografis,

kemampuan kepribadian, dan pembelajaran.

Dalam agama Islam, etika ataupun perilaku serta tindak tanduk dari

manusia telah diatur sedemikian rupa sehingga jelas mana perbuatan yang

dikatakan dengan perbuatan asusila dan mana perbuatan yang disebut

bermoral atau sesuai dengan arturan agama. Dalam etika Islam, ukuran

kebaikan dan ketidakbaikan bersifat mutlak, yang berpedoman kepada Al-

Qur'an dan Hadist Nabi Muhammad Saw. Dipandang dari segi ajaran yang

mendasar, etika Islam tergolong Etika Theologis. Menurut Hamzah Ya'qub

dalam Mardatillah (2013), bahwa yang menjadi ukuran etika theologis adalah

baik buruknya perbuatan manusia didasarkan atas ajaran Tuhan. Segala

perbuatan yang diperintahkan Tuhan itulah yang baik dan segala perbuatan

yang dilarang oleh Tuhan itulah perbuatan yang buruk, yang sudah dijelaskan

dalam kitab suci. EtikaIslam mengajarkan manusia untuk menjalani

kerjasama, tolong menolong, danmenjauhkan sikap iri, dengki dan dendam.

19
Salah satu etika qur'ani yang dijadikan pedoman pelaku ekonomi

termasuk akuntan, diantaranya adalah tuntutan keadilan dan penafsiran

perbuatancurang yang diberlakukan bagi calon maupun pelaku bisnis adalah

surah Al-Muthaffifin Ayat 1-3:

Terjemahnya: Kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang curang. (yaitu)


orang-orang yang apabila menerima takaran dari orang lain mereka minta
dipenuhi. dan apabila mereka menukar atau menimbang untuk orang lain,
mereka mengurangi."(Q.s. [83]: 1-3).

Etika qur'ani mempunyai ciri-ciri tersendiri yang membedakannya

dengan etikalain. Etika qur'ani sekurang-kurangnya mempunyai lima ciri

utama, yaitu:

1. Rabbani, dimana etika qur'ani adalah etika yang membimbing

kepada baik danbenar

2. Manusiawi, hal ini memperhatikan dan memenuhi fitrah manusia

sertamenuntun agar memperoleh kebahagiaan dunia akhirat

3. Universal,yaitumembawa misi rahmatan lil alamin di seluruh penjuru

4. Keseimbangan, ciri iniadalah menjaga hubungan baik kepada Allah

dan manusia; dan

5. Realistik, halini memperhatikan kenyataan yang ada.

G. Rerangka Pikir

Persepsi etis dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor tersebut

dapatberasal dari luar {eksternal) maupun dari dalam diriseseorang itu

sendiri(internal). Faktor eksternal yang ikut mempengaruhi persepsi etis

seorang

akuntansalahsatunyayaitufaktorlingkungan.Lingkunganberpengaruhterhadapp

20
embentukan karakter seseorang sehingga berdampak pula pada

perilakunya.Sedangkan faktor internal yang mempengaruhi salah satunya

adalah religiusitas.

Dimana hal ini merupakan tingkat kepercayaan seseorang terhadap

penciptanya yang akan mempengaruhi pada bagaimana individu itu

berperilaku.

21
Gambar 2.1 Rerangka Pikir

Mahasiswa yang
Berperilaku Etis

22
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Lokasi Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian kualitatif, yaitu;

mendeskripsikan aspek-aspek yang berkaitan dengan objek penelitian secara

mendalam. Sugiyono (2009) dalam Simamora dan Abdul (2013) mengatakan

metoda penelitian kualitatif akan cocok digunakan untuk penelitian seperti hal-

hal berikut yaitu: masalah penelitian belum jelas (masih remang-remang atau

mungkin masih gelap), untuk memahami makna dibalik data yang tampak,

untuk memahami interaksi sosial, untuk memahami perasaan orang lain, untuk

mengembangkan teori, untuk memasttkan kebenaran data dan untuk meneliti

sejarah perkembangan. Lokasi penelitian ini dilakukan di beberapa perguruan

tinggi Makassar, diantaranya Universitas Hasanuddin (Unhas), Universitas

Islam Negeri (UIN) Alauddin, Universitas Negeri Makassar (UNM),

Universitas Muslim Indonesia (UMI) dan Universitas Muhammadiah

(Unismuh), dengan mahasiswa akuntansi angkatan 2014 dan 2015 sebagai

objek penelitian.

B. Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif-

kualitatif. Menggunakan deskriptif-kualitatif dikarenakan dalam penelitian ini

berusaha untuk mengungkapkan keadaan sebagaimana adanya. Hasil

penelitian ini ditekankan pada pemberian gambaran secara obyektif

23
tentang keadaan yang sebenarnya dari obyek yang diteliti. Menggunakan

deskriptif-kualitiatif juga karena data yang peneliti kumpulkan adalah data

dalam bentuk kata-kata, kalimat, pencatatan dokumen, maupun arsip.

C. Jenis dan Sumber Data Penelitian

Jenis data yang digunakan pada penelitian ini adalah data subyek. Data

subyek merupakan data penelitian yang dilaporkan sendiri oleh responden

secara individual atau secara kelompok yang sumbernya diklasifikasikan

berdasarkan tanggapan (respon) yang diberikan oleh responden.

Sumber data dalam penelitian ini yaitu data primer dan data sekunder.

Data primer yang dimaksud dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh

langsung dari mahasiswa akuntansi di beberapa perguruan tinggi Makassar,

diantaranya Universitas Hasanuddin (Unhas), Universitas Islam Negeri (UIN)

Alauddin, Universitas Negeri Makassar (UNM), Universitas Muslim Indonesia

(UMI) dan Universitas Muhammadiah (Unismuh) angkatan 2015, seperti data

hasil wawancara sesuai daftar pertanyaan dan data sekunder adalah data yang

diperoleh dari berbagai literature terutama materi tentang persepsi perilaku etis

mahasiswa akuntansi, behavioral accounting, dan etika qurani.

D. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data yang lengkap, peneliti menggunakan teknik

triangulation (triangulasi) sebagai salah satu bentuk pengumpulan data

kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

24
1. Observasi

Observasi atau yang disebut pengamatan meliputi kegiatan pemuatan

perhatian terhadap sesuatu objek dan lebih banyak menggunakan salah

satu dari panca indra yaitu indra penglihatan. Observasi akan lebih efektif

jika informasi yang hendak diambil berupa kondisi atau fakta alami,

tingkah laku dan hasil kerja responden dalam situasi alami. Dalam hal ini

peneliti melakukan pengamatan langsung pada lokasi penelitian

dengantujuan menilai persepsi perilaku etis mahasiswa akuntansi di

beberapa perguruan tinggi Makassar, diantaranya Universitas Hasanuddin

(Unhas), Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin, Universitas Negeri

Makassar (UNM), Universitas Muslim Indonesia (UMI) dan Universitas

Muhammadiah (Unismuh) angkatan 2014 dan 2015 melalui peran disiplin

ilmu behavioral accounting dan etika qurani.

2. Wawancara

Wawancara digunakan sebagai tehnik pengumpulan data apabila peneliti

ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang

hams diteliti dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari

responden yang lebih mendalam. Teknik pengumpulan data ini mendasarkan

diri pada laporan tentang diri sendiri atau self-report atau setidak-tidaknya

pada pengetahuan dan atau keyakinan pribadi. Metode wawancara yang

digunakan adalah wawancara terpirapin sehingga peneliti menggunakan

daftar pertanyaan yang diajukan kepada mahasiswa akuntansi angkatan 2014

dan 2015 di beberapa perguruan tinggi Makassar

25
diantaranya Universitas Hasanuddin (Unhas), Universitas Islam Negeri

(UIN) Alauddin, Universitas Negeri Makassar (UNM), Universitas Muslim

Indonesia (UMI) dan Universitas Muhammadiah (Unismuh)

3. Studi Pustaka

Teknik pengumpulan data dengan melakukan penelusuran dengan

menggunakan referensi dari buku, jurnal, makalah dan perundang-

undangan terkait dengan objek penelitian untuk mendapatkan konsep dan

data-data yang relevan dengan permasalahan yang dikaji sebagai

penunjang penelitian.

4. Dokumentasi

Pada teknik ini, peneliti dimungkinkan memperoleh informasi dari

bermacam-macam sumber tertulis atau dokumen yang ada pada responden

atau tempat penelitian.

5. Internet Searching

Internet Searching merupakan penelitian yang dilakukan dengan

mengumpulkan berbagai tambahan referensi yang bersumber dari internet

guna melengkapi referensi peneliti serta digunakan untuk menemukan

fakta atau teori berkaitan masalah yang diteliti.

E. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrumen penelitian

terpentingadalah peneliti itu sendiri. Peneliti mungkin menggunakan alat-alat

bantu untukmengumpulkan data seperti:

1. Alattulis

26
2. Alat perekam

3. Daftar pertanyaan wawancara.

4. Buku, jurnal, dan referensi lainnya.

Validasi terhadap peneliti meliputi pemahaman metode penelitian

kualitatif, penguasaan wawasan terhadap bidang yang diteliti, kesiapan peneliti

untuk memasuki objek penelitian baik secara akademik maupun logiknya.

Untuk memperoleh data dan informasi yang valid dan akurat, dilakukan

wawancara secara mendalam, terhadap informan-informan yang dijadikan

sumber informasi. Sedangkan informan yang dipilih adalah informan yang

terlibat langsung serta memahami dan dapat memberikan infonnasi

(gambaran) tentang peran dari behavioral accounting dan etika qurani bagi

perilaku etis mahasiswa akuntansi.

F. Pengelolaan dan Analisis Data

Pengolaan data dilakukan setelah data diperoleh dari hasil wawancara,

dokumentasi, dan obsevasi. Langkah-langkah yang dilakukan, yaitu:

1. Peneliti memulai mengorganisasikan semua data yang telah


dikumpulkan.

2. Membaca data secara keseluruhan dan membuat catatan pinggir

mengenai data yang dianggap penting kemudian melakukan pengkodean

data.

3. Menemukan dan mengelompokkan pernyataan yang dirasakan oleh

responden dengan melakukan horizonaliting yaitu setiap pernyataan yang

tidak relevan dengan topik dan pertanyaan maupun pernyataan yang

bersifat repetitive atau tumpang tindih dihilangkan.

4. Reduksi data (Data Reduction), memilah, memusatkan, dan


27
menyederhanakan data yang baru diperoreh dari penelitian yang masih

mentah yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan.

5. Penyajian data, yaitu dengan merangkai dan menyusun informasi

dalam bentuk satu kesatuan, selektif dan dipahami.

6. Perumusan dalam simpulan, yakni dengan melakukan tinjauan

ulang di lapangan untuk menguji kebenaran dan validitas makna yang

muncul disana. Hasil yang diperoleh diinterpresentasikan, kemudian

disajikan dalam bentuk naratif.

28
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Tingkat Pemahaman Mahasiswa Akuntansi Perguruan Tinggi

Makassar Mahasiswa yang pada dasarnya adalah pelaku dalam

pergerakan

pembaharuan yang akan menjadi generasi penerus bangsa dituntut untuk memiliki

perilaku yang baik atau biasa disebut perilaku etis. Terkhusus kepada mahasiswa

akuntansi sebagai calon akuntan dituntut untuk memiliki perilaku etis agar dapat

bekerja secara professional dan independen ketika terjun ke dunia kerja.

Perilaku etis berkaitan dengan moral perception, moral judgement,

moralintention, dan moral action. Moral perception dan moral judgement, dari

kedua hal ini dapat dilakukan bagi seseorang dalam memikirkan isu-isu etika dan

bagaimana kedua hal tersebut dapat menilai pengaruh eksternal dan internal

terhadap pengambilan keputusan etis. Sedangkan dua hal yang terakhir yaitumoral

intention dan moral action merupakanunsur psikologis dari diri manusia

untukberkehendak berperilaku etis.Perilaku etis yang pada dasarnya berbicara

tentang etika, dari hasil wawancara dengan Eka Srinurhayati yang merupakan

mahasiswi jurusan akuntansi angkatan 2014 UIN Alauddin Makassar, mengatakan

bahwa:

“Etika adalah adab dari tingkahlaku atau perilaku kita terhadap semua hal
yang baik.”

Dari hasil wawancara di atas perilaku etis sangat berkenaan pada keempat proses

tersebut yang dimana seseorang dapat mengambil keputusan yang baik sehingga

tidak merugikan orang lain.

29
Hasil wawancara dengan Tri Sutriani angkatan 2015 Universitas

Muhammadiah Makassar mengenai pengertian etika, mengatakan bahwa:

“Etika adalah sesuatu yang berhubungan dengan tingkahlaku seseorang


yang timbul saat seseorang melakukan sesuatu.”
Dari hasil wawancara diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam setiap

tindakan yang dilakukan bagi seseorang perlu dipikirkan dengan baik sehingga

tindakan tersebut tidak terjadinya perilaku yang tidak etis yang sesuai dengan tata

krama. Hasil wawancara dengan Anisa Magfirah angkatan 2015 Universitas

Negeri Makassar (UNM) yang mengatakan bahwa:

“Etika adalah sebuah aturan, norma atau kebiasaan seseorang mengenai


mana yang benar dan mana yanag buruk yang tentunya akan
mempengaruhi hal-hal lain ataupun pihak lain.”

Dengan demikian setiap perilaku yang dilakukan agar di pertimbangkan dan

dipikir dengan baik dan sejalan dengan aturan dan norma yang ada agar tindakan

yang dilakukan tidak merugikan orang lain, yang dimana sesuai dengan hasil

wawancara dengan Muhammad Akbar angkatan 2015 Universitas Hasanuddin

yang mengatakan bahwa:

“Sikap yang baik, melakukan perilaku-perilaku yg dianggap etis pada


lingkungan sekitarnya.”

Sikap dan perilaku tercermin dari kepribadian setiap orang sehingga sikap dan

perilaku yang ada semuanya berbeda-beda sehingga dapat dilihat dari beberapa aspek,

yaitu proses, pribadi, lingkungan, dan produk. Dilihat dari proses mahasiswa

diharapkan mampu melaksanakan tugas-tugas yang sifatnya divergen, yang ditandai

dengan adanya ketertarikan untuk berdiskusi, mampu menyelesaikan masalah,

mampu menyelesaikan tugas, mampu bekerjasama, dan mampu menyelesaikan

persoalan yang bersifat menantang yang diberikan oleh dosen. Hasil

30
wawancara dengan Musyarrafah mahasiswi akuntansi angkatan 2014 Universitas

Muslim Indonesia mengatakan bahwa:

“Seorang mahasiswa harus menghormati dan menghargai dosen. Karena,


dosen adalah orang tua dikampus. Seorang mahasiswa harus
mendengarkan jika dosen memberikan masukan yang baik.”

Dari wawancara di atas seorang mahasiswa harus mampu mengidentifikasi

dan memecahkan masalah serta ada kebaruan dalam solusi yang ditawarkan oleh

dosen, selain itu mahasiswa diharapkan memiliki komitmen yang tinggi terhadap

tugas yang menjadi tanggung jawabnya yang ditandai dengan disiplin dan daya

juang yang tinggi. Selain itu seorang mahasiswa juga dapat pandai dalam

berbicara santun terhadap dosen, hasil wawancara dengan Andi Nurul Hafsah

angkatan 2014 UIN Alauddin Makassar mengatakan bahwa:

“Seharusnya sebagai mahasiswa, sikap atau perilaku terhadap dosen yaitu


nebegur sapa dosen ketika bertemu, memperhatikan dosen yang sedang
menjelaskan, dan sopan santun dalam berbicara.”

Pandangan mahasiswa akuntansi UIN Alauddin Makassar tentang perilaku

etis, ketika kita melihat apa yang dilakukan oleh orang lain, tak jarang kita akan

mencoba untuk mengetahui atau memahami alasan mengapa mereka melakukan

perbuatan tertentu. Begitu juga dengan perilaku yang kita tampilkan di hadapan

orang lain. Dalam psikologi sosial, hal ini dinamakan dengan atribusi. Yang

dimaksud dengan atribusi adalah proses dimana individu menjelaskan penyebab

dari berbagai kejadian dan perilaku orang lain. Proses atribusi sangat berguna

untuk membantu pemahaman kita akan penyebab perilaku dan merupakan

mediator penting bagi reaksi kita terhadap dunia sosial.

Pada teori atribusi ini mengembangkan konsep penilaian manusia yang

31
berbeda sehingga mahasiswa dalam memandang perilaku memiliki berbagai

pemikiran tetapi tidak lepas dari yang namanya perilaku etis yang dimana dalam

dunia kampus seorang mahasiswa mampu menjunjung tinggi sikap moral dan etika

yang baik pada lingkungan sekitarnya. Hasil wawancara dengan Eka Srinurhayati,

mahasiswa mengatakan bahwa:

“Berperilaku etis sebenarnya tidak memiliki kriteria apa-apa karena


sebagai hamba Allah ta’ala perilaku etis itu diharuskan salah satunya
kepada dosen. Ucapan terima kasih kita tidak akan mampu membayar
sabarnya, maka jangan pojokkan diri kita sendiri dengan tidak berperilaku
etis kepada dosen. Alasan suka tidak suka kita hanyalah perlindungan dari
kebodohan kita karena itu bukan alasan.”

Sehingga pada teori atribusi menyuguhkan sebuah kerangka kerja untuk

memahami bagaimana setiap individu menafsirkan perilaku mereka sendiri dan

perilaku orang lain. Teori atribusi menekankan pada bagaimana individu

menafsirkan berbagai kejadian dan bagaimana hal ini berkaitan dengan pemikiran

dan perilaku mereka.Moral dan etika bukan hanya dijunjung tinggi sebagai seorang

mahasiswa namun, harus menjadi bagian dari diri orang itu sendiri. Seseorang

mahasiswa berperilaku terhadap dosen, harus layaknya seorang anak berperilaku

terhadap orang tuanya. Berkaitan dengan etika seorang mahasiswa perlu

membangun character building yang dikenal sebagai pembentukan karakter dan

watak seseorang menjadi lebih baik, lebih sopan dalam tataran Etika. Hal tersebut

dapat dilakukan dengan bersikap, berperilaku dan bertutur kata yang sopan saat

berbicara pada dosen, menggunakan pakaian yang rapi dan sopan, mengemukakan

pendapat dengan baik, menghormati dosen.

32
B. Peran Behavioral Accounting dalam Membentuk Perilaku Etis
Mahasiswa Akuntansi Perguruan Tinggi Makassar

Akuntansi keperilakuan merupakan aplikasi ilmu keperilakuan dalam

konteks akuntansi. Perspesi perilaku etis seorang mahasiswa akuntansi tidak

terlepas dari disiplin ilmu akuntansi keperilakuan. Hal ini dikarenakan akuntansi

keperilakuan (behavioral accounting) merupakan bagian dari disiplin ilmu

akuntansi yang mengkaji hubungan antara perilaku manusia dengan sistem

akuntansi, serta dimensi sosial dari organisasi dimana manusia dan sistem

akuntansi tersebut berada. Dengan demikian, terdapat tiga pilar utama behavioral

accounting, yaitu perilaku manusia, akuntansi, dan organisasi. Salah satu tujuan

dari pendidikan akuntansi keperilakuan adalah untuk mengenalkan mahasiswa

kepada nilai-nilai dan standar-standar etik dalam profesi akuntan. Mahasiswa

sebagai calon akuntan dituntut untuk memiliki perilaku etis, sehingga mampu

menjaga kredibilitasnya ketika menjadi seorang akuntan.

Dalam upaya membentuk mahasiswa akuntansi yang berperilaku etis,

behavioral accounting memiliki peran yang sangat penting. Adanya pembelajaran

Behavioral accounting pada mahasiswa akuntansi memberikan dampak pada cara

berfikir mahasiswa. Mahasiswa akan berfikir secara kritis dan bijak dalam hal

menentukan pilihan atau pengambilan keputusan. Sebagaimana hasil wawancara

dengan mahasiswi Eka Srinurhayati bahwa:

“Dengan mempelajari behavioral accounting kita mengetahui bagaimana


hendaknya kita dalam melakukan segala hal penuh dengan perhitungan dan
pertimbangan, agar tetap seimbang dengan apa yang dilakukan dengan yang
diperoleh”.

Isu yang paling banyak disoroti dalam ruang lingkup akuntansi yaitu

33
banyaknya skandal kecurangan yang dilakukan oleh seorang akuntan yang

menyebabkan terjadinya krisis kepercayaan bagi masyarakat terhadap profesi

akuntan. Hal ini disebabkan adanya kesenjangan etika dan moral bagi para

akuntan sehingga tidak mampu menjaga kredibilitasnya. Sebagaimana hasil

wawancara dengan mahasiswa Suwandi dari Universitas Hasanuddin (UNHAS)

angkatan 2015 bahwa:

“Skandal-skandal Kecurangan yang banyak terjadi saat ini adalah salah satu
faktor kurangnya kesadaran yang dimiliki oleh seorang akuntan, sehingga
perlu adanya kesadaran dari diri pribadidan perlu adanya pendidikan etika
sejak dini sebagai benteng”.

Pendidikan etika bagi calon akuntan sendiri tidak lepas dari peran lembaga

pendidikan, khususnya perguruan tinggi. Perguruan tinggi yang notabenenya

selaku pencetak akuntan dituntuk untuk tidak hanya mencetak akuntan yang

professional, akan tetapi juga memiliki integritas dan idealism yang kuat terhadap

etika profesinya. Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi Universitas Negeri

Makassar (UNM) untuk mencetak generasi calon akuntan yang beretika dan

professional. Pendidikan mengenai Behavioral accounting sangat dibutuhkan

untuk membentuk mahasiswa yang berperilaku etis. Mahasiswa yang berperilaku

etis akan mampu menjaga kredibilitasnya. Dengan demikian mahasiswa yang

mamiliki perilaku etis tidak akan melakukan tindakan kecurangan yang merugikan

dirinya dan nama baik profesinya.

Mahasiswa akuntansi Makassar menyadari pentingnya mempelajari

behavioral accounting sebagai batu loncatan yang dapat menjadikan mereka

akuntan professional dan bereintegritas tinggi. Berdasarkan hasil wawancara

bahwa behavioral accounting memberikan memberikan gambaran bahwa untuk

34
menjadi seorang akuntan haruslah memiliki sifat etis atau perilaku baik dalam

menjalankan tugas. Baik dalam dunia kerja maupun lingkup luas atau masyarakat.

Dan lebih spesifik lagi dijelaskan oleh Anisa Maghfira bahwa:

“Dengan mempelajari akuntansi keperilakuan kita mampu mengatahui


pengaruh antara perilaku manusia terhadap aset perusahaan dan pemakai
sistem informasi dalam sebuah perusahaan. Dapat mengetahui pengaruh
sistem informasi akuntansi kepada tindakan manusia baik itu kinerja,
motivasi, produktivitas, pengambilan keputusan seseorang. Serta dengan
mempelajari akuntansi keperilakuan kita dapat mengetahui cara memproses
informasi untuk keperluan pengambilan keputusan, mengembangkan
strategi perusahaan untuk memotivasi dan mempengaruhi perilaku,
aspirasim dan tujuan orang-orang yang menjalankan perusahaan”

Adanya pemahaman mengenai behavioral accounting memberikan

gambaran kepada mahasiswa Makassar tentang bagaimana seharusnya seorang

calon akuntan maupun akuntan itu sendiri bertindak. Behavioral accounting

memberikan kematangan berfikir bagi mahasiswa mengenai apa yang harus

dilakukan agar menjadi seorang akuntan yang professional. Sebagaimana yang

disampaikan oleh Tri Sutriani bahwa:

“saya akan berusaha menjaga sikap kredibilitas atau mempunyai sikap


professional dalam bekerja sehingga saya tidak mudah tertekan atau goyah
terhadap sesuatu yang kurang baik sebagai seorang calon akuntan”.

Behavioral accounting akan membentuk pola pikir mahasiswa akuntansi

menjadi lebih baik. Mahasiswa yang memiliki pola pikir yang baik tercermin dari

sikap dan perilaku mahasiswa dalam kesehariannya. Untuk itu pemahaman atau

pembelajaran mengenai behavioral accounting memiliki pengaruh yang sangat

besar dalam membentuk perilaku etis mahasiswa akuntansi.

35
C. Peran Etika Qur'ani dalam Membentuk Perilaku Etis Mahasiswa
Akuntansi Perguruan Tinggi Makassar

Al-Qur’an merupakan sumber ajaran yang mengandung nilai-nilai universal

bagi segala aspek kehidupan umat manusia. hal ini berarti bahwa al-Qur’an

diturunkan untuk menjadi pedoman baik bagi kehidupan dunia maupun akhirat.

Dalam kehidupan sosial, termasuk dalam hal interaksi dalam sebuah isntitusi, nilai-

nilai yang terkandung dalam al-Qur’an adalah petunjuk yang sempurna untuk

menyelesaikan seluruh problem dalam kehidupan manusia, termasuk masalah etika

yang dihadapinya di lingkup ekonomi, sosial, budaya, maupun politik.

Berbicara mengenai etika tidak lepas dari tindakan yang dilakukan oleh

seseorang. Banyak tindakan-tindakan yang menyimpang yang dilakukan oleh

seseorang akibat rendahnya etika pada diri seseorang. Seseorang yang etikanya

rendah cenderung tidak berperilaku etis yang mengakibatkan orang tersebut

melakukan tindakan pelanggaran etika. Dari banyaknya kasus pelanggaran etika,

profesi yang kerap menjadi sorotan adalah profesi akuntan yang kerap kali

melakuakan tindakan kecurangan dalam pembuatan laporan keuangan. Banyaknya

skandal kecurangan akuntansi yang dilakukan oleh seorang akuntan memberikan

penilaian buruk terhadap etika seorang akuntan. Untuk itu diperlukan pendidikan

etika sejak awal bagi para calon akuntan atau dalam hal ini adalah mahasiswa

sebagai calon akuntan.

Pendidikan adalah sarana penting untuk mendidik mahasiswa sebagai calon

akuntan agar berperilaku etis dilingkungannya. Dalam kaitannya proses individu

membuat keputusan etis, nilai-nilai agama yang terbentuk dari adanya pendidikan

yang berbasis syariah akan menjadi hal yang sedikit banyak mempengaruhi

36
individu tersebut dalam bertindak. Pendidikan berbasis syariah didasarkan atas

al-Qur’an dan sunnah. Hal ini akan melahirkan seorang akuntan yang memiliki

etika Qur’ani. Seorang mahasiswa yang memiliki etika Qur’ani cenderung

berperilaku etis lantaran nilai-nilai yang terkandung dalam al-Qur’an

menganjurkan untuk berperilaku etis. Ajaran agama yang ditaati dari seorang

mahasiswa yang diperoleh dari nilai-nilai yang terkandung dalam al-Qur’an

memiliki hubungan terhadap perilaku mahasiswa. Sebagaimana hasil wawancara

dengan Tri Sutriani bahwa:

“Dengan mengedepankan dan menjadaikan syariat islam sebagai landasan


dalam berperilaku maka kita akan selalu sadar bahwa kita selalu diawasi
oleh Allah SWT.”

Berdasarkan hasil wawancara tersebut, maka nilai-nilai islam dapat memberikan

control bagi seseorang dalam bertindak. Al-Quran mempunyai peran yang paling

utama bagi umat muslim, karena al-Quran merupakan pedoman hidup umat

muslim. Barang siapa yang berpegang teguh dengan al-Quran dan hadis maka

mereka sebagai seorang akuntan tidak akan mudah terpengaruh dengan keadaan

sekitar yang memungkinkan mereka melakukan perbuatan yang curang.

Sebagaimana hasil wawancara dengan Anisa Maghfira dan Andi Nurul Hafsah

bahwa:

“Al-Qur’an memberikan nilai dasar dan prinsip-prinsip umum dalam


melakukan bisnis, karena di-dalamnya menjunjung tinggi prinsip kejujuran,
keadilan, kehalalan dan tanggungjawab yang bertumpu pada nilai-nilai tauhid
(meng Esa kan Allah SWT) serta aqidah akhlak. Al-Quran berfungsi
mengembangkan daya pikir manusia serta mengatur tingkah laku dan
emosinya sesuai dengan jati diri, kepentingan pribadi dan masyarakatnya.
Secara umum dapat dikatakan bahwa akhlak yang baik pada dasarnya adalah
akumulasi dari aqidah dan syari’at yang bersatu secara utuh dalam diri
seseorang. Apabila aqidah telah mendorong pelaksanaan syari’at akan lahir
akhlak yang baik, atau dengan kata lain akhlak merupakan perilaku yang

37
tampak apabila syari’at Islam telah dilaksanakan berdasarkan aqidah”.

“Dalam Al-Quran sendiri kita diajarkan untuk jujur dalam bertindak. Nah
dengan demikian seorang akuntan yang menerpakan nilai qurani akan
melaksanakan tanggung jawabnya dengan baik.”

Etika Qur’ani memberikan peran yang sangat penting dalam membentuk

perilaku etis mahasiswa. Dengan demikian mahasiswa yang memiliki etika Qur’ani

akan selalu bertindak sesuai dengan prinsip islam yang terkandung dalam al-Qur’an

dan akan melahirkan ahlak yang baik. Mahasiswa yang memiliki etika Qur’ani

akan selalu berperilaku etis. Mahasiswa yang berperilaku etis akan selalu

bertanggungjawab dan menjadi seorang akuntan yang berintegritas dan

professional kelak.

38
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

Beradasarkan pembahasan pada bab sebelumnya, maka diperoleh

kesimpulan sebagai berikut:

1. Tingkat pemahaman mahasiswa akuntansi perguruan tinggi

Makassar mengenai perilaku etis cukup baik. Hal ini tercermin dari

bagaimana mereka memberikan statement mengenai perilaku etis baik

dilingkungan kampus maupun dimasyarakat luas.

2. Behavioral accounting memiliki peran yang sangat penting dalam

membentuk perilaku etis mahasiswa perguruan tinggi Makassar. Adanya

pemehaman mengenai behavioral accounting memberikan gambaran

kepada mahasiswa akuntansi perguruan tinggi Makassar tentang

bagaimana seharusnya seorang calon akuntan maupun akuntan itu sendiri

bertindak. Behavioral accounting memberikan kematangan berfikir bagi

mahasiswa mengenai apa yang harus dilakukan agar menjadi seorang

akuntan yang professional.

3. Etika Qur’ani memberikan peran yang sangat penting dalam

membentuk perilaku etis mahasiswa. Mahasiswa yang memiliki etika Qur’ani

akan selalu bertindak sesuai dengan prinsip islam yang terkandung dalam al-

Qur’an dan akan melahirkan ahlak yang baik. Mahasiswa yang memiliki etika

Qur’ani akan selalu berperilaku etis. Mahasiswa yang berperilaku etis

39
akan selalu bertanggungjawab dan menjadi seorang akuntan yang

berintegritas dan professional kelak.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan kesimpulan yang telah

dikemukakan di atas, maka dapat diberikan saran sebagai berikut:

1. Penelitian ini memiliki keterbatasan pada objek penelitian yang hanya terbatas

pada satu jurusan saja, sehingga penelitian ini tidak dapat digeneralisasikan.

Untuk penelitian selanjutnya sebaiknya dilakukan dengan memperluas

responden atau informan tidak hanya pada beberapa perguruan tinggi Makassar

saja, tetapi dapat memperluas sampel pada universitas-universitas selain dari

yang diteliti sehingga daya generalisasi hasil penelitian dapat diperbesar.

2. Penelitian ini hanya mengambil persepsi dari mahasiswa saja mengenai peran

behavioral accounting dan etika qur’ani. Untuk penelitian selanjutnya sebaiknya

informan tidak hanya terbatas pada mahasiswa saja. Akan tetapi, juga mengambil

dosen sebagai informan yang bertindak sebagai tenaga pendidik.

40
DAFTARPUSTAKA

Al-quran

Ardi, Mulia. 2013. Diskursus Etika Bisnis Islam Dalam Dinamika Bisnis
Kontemporer. An-Niisbah, 1(2): 47-68.

Ardiansyah, Misnen. 2009. Perkembangan Penelitian Akuntansi Keperilakuan.


Sosio-Religia, 8(3): 749-771.

Darwati, Yuli. 2015. Keterlambatan Mahasiswa Dalam Studi Ditinjau dari Teori
Atribusi dari Weiner (Upaya Mencari Solusi atas Keterlambatan
Mahasiswa dalam Studi di Prodi Psikologi Islam STAIN Kediri),
Universum, 9(1): 57-65.

Heridiansyah, Jefri dan Sri Wiranti. 2010. Akuntansi Keperilakuan: Konsep Dasar
dan Dampaknya. Jurnal ST1E Semarang, 2(2): 16-26

Iswandi, Andi. 2014. Peran Etika Qura'ani Terhadap Sistem Ekonomi Islam.
Jurnal Al-Iqtishad, 6(1): 143-154

Kamus Besar Bahasa Indonesia

Kartika, Andi. 2013. Perbandingan Sensitivitas Etis Antara Mahasiswa Akuntansi


Pria dan Wanita serta Mahasiswa Akuntansi dan Manajemen (Studi
Empirik pada Pergruan Tinggi di Semarang). Dinamika Akuntansi,
Keuangan, dan Perbankan, 2(1): 26-43.

Kuang, Tan Ming dan Se Tin. 2010. Analisis Perkembangan Riset Akuntansi
Keperilakuan (Studi Pada Jurnal Behavioral Research in Accounting).
Jurnal Akuntansi, 2(2): 122-133.

Lucyanda, Jurica dan Gunardi Enro. 2012. Faktor-Faktor yang Memengaruhi


Perilaku Etis Mahasiswa AkuntansiUniversitas Bakrie. Media Riset
Akuntansi, 2(2): 113-142.

Mardatillah, Annisa. 2013. Etika Bisnis Dalam Perspektif Islam. JIS, 6(1): 89-98

Mardawati, Revita dan Mimin Nur Aisyah. 2016. Pengaruh Orientasi Etis,
Gender, dan Pengetahuan Etika Terhadap Persepsi Mahasiswa Akuntansi
atas Perilaku Tidak Etis Akuntan. Jurnal Provita Edisi 6: 1-15.

Mawadah, N., dan I. Wijaya. (2016). Relevansi nilai etika bisnis dalam ruang
lingkup akuntansi syariah. Jurnal Ekonomi dan Kebijakan Publik, 3(1).
ISSN: 2442-7411.

Mulawarman, Aji Dedi dan Unti Ludigdo. 2010. Metamorphosis Kesadaran Etis
Holistik Mahasiswa Akuntansi Implementasi Pembelejaran Etika Bisnis

41
dan Profesi Berbasis Integrasi IESQ. Jurnal Akuntansi Multiparadigma,
1(3): 421-436.

Nugrahaningsih, Putri. 2005. Analisis Perbedaan Perilaku Etis Auditor di KAP


dalam Etika Profesi (Studi pada Peran Faktor-Faktor Individual: Locus of

Control,LamaPengalamanKerja,Gender,dan EquitySensitivity). Simposium


Nasional Akuntansi, halaman 617-630.

Risa, Nurma. 2011. Analisis sensitivitas etis mahasiswa Universitas Islam'45


Bekasi. Jurnal Riset Akuntansi Keuangan (JRAK), 1(2): 1-5.

Rakhmat, Jalaluddin. 2011. Psikologi Komunikasi. Edisi 2. Bandung : PT Remaja


Rosdakarya.

Rombe, A., A.T. Poputra., dan M.Y.B, Kalalo. 2016. Analisis Sistem Kas Berbasis
Akuntansi Keperilakuan dalam Pelaporan Arus Kas pada PT Bank
Sulutgo. Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi, 16(1): 459-469.

Sagoro, Endra Murti. 2013. Pensinergian Mahasiswa, Dosen, dan Lembaga Dalam
Pencegahan Kecurangan Akademik Mahasiswa Akuntansi. Jurnal
Pendidikan Akuntansi Indonesia, 9(2): 54-67.

Sapariyah, A.R., S. Yanti., dan B.D Arief. 2016. Pengaruh muatan etika dalam
pengajaran akuntansi keuangan, kecerdasan intelektual, kecerdasan
emosional, dan Religiusitas terhadap sikap etis mahasiswa akuntansi (studi
pada66 mahasiswa akuntansi di Surakarta). Jurnal Paradigma, 13(2).
ISSN: 1693-0827.

Simamora R. dan A. Halim. 2013. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi


Pengelolaan Aset Pasca Pemekaran Wilayah Dan Pengaruhnya Terhadap
Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Di Kab. Tapanuli Selatan. Jurnal
Ekonsomi dan Bisnis. 10(1).

Sumiyantini, N.K., N.K. Sinarwati. 2017., A. Tunggaatmadja. Persepsi Mahasiswa


Jurusan Akuntansi Mengenai Idealisme, Relativisme dan Tingkat
Pengetahuan pada PerilakuTidak Etis Akuntan. E-Journal SI Ak
Universitas Pendidikan Ganesha, 7(1): 1-10.

Ustadi,Noor Hamid dan Ratnasari Diah Utami. 2005. Analisis Perbedaan Faktor-
Faktor Individual Terhadap Persepsi Perilaku Mahasiswa: Studi Kasus
pada Mahasiswa Jurusan Akuntansi dan Manajemen di Perguruan Tinggi
Se-Karesidenan Surakarta. Jurnal Akuntansi dan Auditing. 1(2): 162-180.

42
LAMPIRAN-LAMPIRAN

LAMPIRAN 1

MANUSKRIP

Mahasiswa yang paa dasarnya adalah pelaku dalam pergerakan


pembaharuan yang akan menjadi generasi penerus bangsa dituntuk untuk
memiliki perilaku yang baik atau biasa disebut perilaku etis. Terkhusus kepada
mahasiswa akuntansi sebagai calon akuntan dituntut untuk memiliki perilaku etis
agar dapat bekerja secara professional dan independen.

1. Berbicara mngenai perilaku etis, maka tak lepas dari masalah etika.
Menurut anda sebagai mahasiswa akuntansi, apa yang dimaksud dengan
etika?
2. Sebagai mahasiswa akuntansi apa yang anda ketahui tentang perilaku
etis ?
3. Sebagai mahasiswa seharusnya seharusnya mampu menjunjung
tinggi sikap moral dan etika baik dilingkungan kampus maupun
dilingkungan masyarakat. Menurut anda bagaimana seharusnya seorang
mahasiswa perperilakuterhadap dosen?
4. Menurut anda bagaimana seharusnya seorang mahasiswa
perperilakuterhadap sesama mahasiswa?
5. Bagaimana seharusnya seorang mahasiswa perperilaku dalam
lingkungan masyarakat?
6. Terkadang mahasiswa merasa paling berkuasa sehingga tidak
mengontrol diri dan bersikap semaunya. Contohnya berdemo secara
anarkis. Bagaimana menurut anda tentang hal tersebut?
7. Melihat banyaknya kasus dilema etika yang terjadi dikalangan
mahasiswa , seperti menyontek dan menitip absen kehadiran kepada teman.
Bagaimana apabila anda berada di posisi tersebut, apa yang akan anda
lakukan?
43
8. Anda mahasiswa akuntansi sebagai calon akuntan, bagaimana anda
menyikapi skandal-skandal kecurangan yang dilakukan oleh seorang
akuntan?
9. Jika anda kelak menjadi seorang akuntan, mampukah anda menjaga
kredibilitas anda sebagai seorang akuntan?
10. Pengetahuan apa yang dapat anda aplikasikan setelah mengetahui
atau mempelajari behavioral accounting?
11. Sebagai mahasiswa perguruan tinggi Makassar yang latar belakang
pendidikannya berorientasi pada nilai-nilai islam, menurut anda bagaimana
sebaiknya seseorang berperilaku yang sesuai dengan syariat Islam?
12. Menurut anda, bagaimana peran al-qur’an dalam melahirkan
seorang akuntan yang berbudi pekerti yang baik?

LAMPIRAN 2

DAFTAR INFORMAN

Perguruan
NAMA ANGKATAN JURUSAN Tinggi
Eka Srinurhayati 2014 Akuntansi UIN
Tri Sutriani 2015 Akuntansi UNISMUH
Andi Nurul Hafsah 2014 Akuntansi UIN
Sidra Yusra 2014 Akuntansi UNM
Anisa Magfirah 2015 Akuntansi UNM
Muhammad Akbar 2015 Akuntansi UNHAS
Musyarrafah 2014 Akuntansi UMI
Suwandi 2015 Akuntansi UNHAS

44
LAMPIRAN 3

TRANSKRIP WAWANCARA

➢ EKA SRINURHAYATI

1. Berbicara mngenai perilaku etis, maka tak lepas dari masalah etika.
Menurut anda sebagai mahasiswa akuntansi, apa yang dimaksud dengan
etika? Jawaban: Menurut saya etika adalah adab dari tingkahlaku atau
perilaku kita terhadap semua hal yang baik.
2. Sebagai mahasiswa akuntansi apa yang anda ketahui tentang
perilaku etis ? Jawaban: Perilaku etis dalam pemahaman saya adalah baik
buruknya tindakan yang lakukan, singkatnya etis berarti baik dan bgtupun
sebaliknya.
3. Sebagai mahasiswa seharusnya seharusnya mampu menjunjung
tinggi sikap moral dan etika baik dilingkungan kampus maupun dilingkungan
masyarakat. Menurut anda bagaimana seharusnya seorang mahasiswa
perperilakuterhadap dosen?
Jawaban: Berprikaku etis sebenarnya tidak memiliki kriteria apa-apa karena
sebagai hamba Allah ta’ala perilaku etis itu diharuskan salah satunya kepada
dosen. Ucapan terima kasih kita tidak akan mampu membayar sabarnya,
maka jangan pojokkan diri kita sendiri dengan tidak berperilaku etis kepada
dosen. Alas an suka tidak suka kita hanyalah perlindungan dari kebodohan
kita karena itu bukan alas an.
4. Menurut anda bagaimana seharusnya seorang mahasiswa
berperilaku terhadap sesama mahasiswa?
Jawaban: Kita harus pandang teman kita sebagai orang yang lebih diatas
dari diri kita sendiri agar sifat dan merasa diatas itu tak merusak warna
persaudaraan dan perjuangan kita sesama mahasiswa.
5. Bagaimana seharusnya seorang mahasiswa perperilaku dalam
lingkungan masyarakat?
Jawaban: PKL dan KNN telah mengajarkan kita bagaimana cara mengabdi

45
yang baik di masyarakat, jadi jika seandainya desa adalah rumah kita maka
anggap seluruh penghuninya adalah keluarga kita.
6. Terkadang mahasiswa merasa paling berkuasa sehingga tidak
mengontrol diri dan bersikap semaunya. Contohnya berdemo secara anarkis.
Bagaimana menurut anda tentang hal tersebut?
Jawaban: Jika kita menganggap orang-orang disekitar kita harus mendapkan
perlakuan adil dari kita, jika kita tidak suka kekerasan maka kita jangan
lakukan hal yang seperti itu. Jangan kita menghakimi orang lain atas fikiran
kita sebab demo bukn satu-satunya solusi.
7. Melihat banyaknya kasus dilema etika yang terjadi dikalangan
mahasiswa , seperti menyontek dan menitip absen kehadiran kepada teman.
Bagaimana apabila anda berada di posisi tersebut, apa yang akan anda
lakukan?
Jawaban: Jika itu saya maka saya akan merasa malu jika menyontek. Namun
jika tidak hadir lebih baik izin terlambat atau izin tidak masuk.
8. Anda mahasiswa akuntansi sebagai calon akuntan, bagaimana anda
menyikapi skandal-skandal kecurangan yang dilakukan oleh seorang
akuntan? Jawaban: Seperti risetnya DR.Ana Mardiana bahwa kecurangan itu
muncul karena tekanan, keadaan dan kesempatan yang peluang untuk
menghindarinya sangat tipis, maka kita butuh moral yang kuat dan struktur
kelompok yang baik agar tidak melemahkan profesi sendiri.
9. Jika anda kelak menjadi seorang akuntan, mampukah anda menjaga
kredibilitas anda sebagai seorang akuntan?
Jawaban: Setiap muslim tidak ada yang berniat buruk akan dirinya sendiri
dan orang lain, berusaha menghindari yang buruk itu pasti dan menjaga
segala hal yang baik.
10. Pengetahuan apa yang dapat anda aplikasikan setelah mengetahui
atau mempelajari behavioral accounting?
Jawaban: Dengan mempelajari behavioral accounting kita mengetahui
bagaimana hendaknya kita dalam melakukan segala hal penuh dengan
perhitungan dan pertimbangan, agar tetap seimbang dengan apa yang
dilakukan dengan yang diperoleh

46
11. Sebagai mahasiswa UIN Alauddin Makassar yang latar belakang
pendidikannya berorientasi pada nilai-nilai islam, menurut anda bagaimana
sebaiknya seseorang berperilaku yang sesuai dengan syariat Islam?
Jawaban: Salah satunya harus memiliki etika tahu bagaimana bersikap etis
dan menyadari jika apa yang kita lakukan semuanya akan dipertanggung
jawabkan, harus punya batasan dan tahu aturan agama.
12. Menurut anda, bagaimana peran al-qur’an dalam melahirkan
seorang akuntan yang berbudi pekerti yang baik?
Jawaban: Suatu kewajiban atau keharusan bagi seorang hamba yang yakin
kepada Allah untuk berpedoman kepada al’quran dalam menjadi seorang
akuntan yang baik. Allah menurunkan Alquran sebagai petunjuk/penerang
bukan untuk tersesat. Syukron

➢ TRI SUTRIANI:

1. Berbicara mngenai perilaku etis, maka tak lepas dari masalah etika.
Menurut anda sebagai mahasiswa akuntansi, apa yang dimaksud dengan
etika? Jawaban: menurut saya etika adalah sesuatu yang berhubungan
dengan tingkahlaku seseorang yang timbul saat seseorang melakukan sesuatu.
2. Sebagai mahasiswa akuntansi apa yang anda ketahui tentang
perilaku etis ? Jawaban: Perilaku etis adalah tingkah laku pada diri
seseorang yang bersifat positif (perbuatan baik).
3. Sebagai mahasiswa seharusnya seharusnya mampu menjunjung
tinggi sikap moral dan etika baik dilingkungan kampus maupun dilingkungan
masyarakat. Menurut anda bagaimana seharusnya seorang mahasiswa
perperilakuterhadap dosen?
Jawaban: Mahasiswa dalam berperilaku kepada dosen harus mempunyai
sikap sopan santun kepada dosennya, tidak hanya pada saat bertatap muka di
dalam kelas, tetapi juga pada saat di luar kelas.
4. Menurut anda bagaimana seharusnya seorang mahasiswa
perperilakuterhadap sesama mahasiswa?
Jawaban: seriap orang harus memiliki sikap dan tutur kata yang baik agar

47
orang yang menjadi lawan bicaranya tidak tersinggung dengan apa yang
mereka ucapkan. Hal ini sangat perlu dilakukan karena melihat kondisi
sekarang ini, kebanyakan mahasiswa mengenyampingkan masalah etika saat
melakukan komunikasi terhadap sebaya atau dengan kata lain sesama
mahasiswa.
5.Bagaimana seharusnya seorang mahasiswa perperilaku dalam lingkungan
masyarakat?
Jawaban: seorang mahasiswa seharusnya menjaga atau memikirkan terlebih
dahulu apa yang akan mereka lakukan atau ucapkan sebelum bertindak.
6.Terkadang mahasiswa merasa paling berkuasa sehingga tidak mengontrol
diri dan bersikap semaunya. Contohnya berdemo secara anarkis. Bagaimana
menurut anda tentang hal tersebut?
Jawaban: menurut saya dengan hal berdemo secara anarkis bukan merupakan
wujud penyelesaian suatu masalah tapi malah akan menimbulkan masalah baru.
Jika seorang mahasiswa melakukan hal tersebut, maka itu mencerminkan bahwa
mahasiswa itu tidak mempunyai etika yang baik dalam berperilaku.
7.Melihat banyaknya kasus dilema etika yang terjadi dikalangan mahasiswa ,
seperti menyontek dan menitip absen kehadiran kepada teman. Bagaimana
apabila anda berada di posisi tersebut, apa yang akan anda lakukan?
Jawaban: jika saya berada diposisi tersebut saya akan menjawab semapu saya.
Dan apabila saya tidak hadir dalam suatu pertemuan di kelas, maka saya akan
berinisiatif mengonformasikan langsung kepada dosen yang bersangkutann dan
memberitahukan alasan saya mengapa tidak dapat hadir pda kuliahnya.
8.Anda mahasiswa akuntansi sebagai calon akuntan, bagaimana anda menyikapi
skandal-skandal kecurangan yang dilakukan oleh seorang akuntan?
Jawaban: saya tidak akan melakukan sesuatu yang berbau menyimpang
dalam penyusunanlaporan keuangan sekalipun itu dalah perintah dari atasan
kerena hal tersebut sudah jelas melanggar etika seorang akuntan.
9. Jika anda kelak menjadi seorang akuntan, mampukah anda menjaga
kredibilitas anda sebagai seorang akuntan?
Jawaban: saya akan berusaha menjaga sikap kredibilitas atau mempunyai
sikap professional dalam bekerja sehingga saya tidak mudah tertekan atau

48
goyah terhadap sesuatu yang kurang baik sebagai seorang calon akuntan.
10. Pengetahuan apa yang dapat anda aplikasikan setelah mengetahui
atau mempelajari behavioral accounting?
Jawaban: dalam hal akuntansi keperilakuan, saya sebagai seorang calon
akuntan nantinya akan selalu dituntut dalam melakukan pekerjaan dengan
baik karena akuntan mempunyai reaksi terhadap format dan isi laporan
keuangan yang disusunnya dan juga bagaimana informasi diproses untuk
keperluan pengambilan keputusan.
11. Sebagai mahasiswa Universitas Muhammadiyah Makassar yang
latar belakang pendidikannya berorientasi pada nilai-nilai islam, menurut
anda
bagaimana sebaiknya seseorang berperilaku yang sesuai dengan syariat
Islam? Jawaban: dengan mengedepankan dan menjadaikan syariat islam
sebagai landasan dalam berperilaku maka kita akan selalu sadar bahwa kita
selalu diawasi oleh Allah SWT.
12. Menurut anda, bagaimana peran al-qur’an dalam melahirkan
seorang akuntan yang berbudi pekerti yang baik?
Jawaban: Al-Quran mempunyai peran yang paling utama bagi umat muslim,
karena al-Quran merupakan pedoman hidup umat muslim. Barang siapa yang
berpegang teguh dengan al-Quran dan hadis maka beruntunglah mereka. Dan
mereka pastinya sebagai seorang akuntan tidak akan mudah terpengaruh
dengan keadaan sekitar yang sedikit demi sedkit mulai menggoddanya
melakukan perbuatan yang curang.

➢ ANDI NURUL HAFSAH


1. Berbicara mngenai perilaku etis, maka tak lepas dari masalah etika.
Menurut anda sebagai mahasiswa akuntansi, apa yang dimaksud dengan
etika? Jawaban: Etika adalah suatu perilaku baik buruknya seseorang dalam
melakukan tindakan.
2. Sebagai mahasiswa akuntansi apa yang anda ketahui tentang
perilaku etis ? Jawaban: Perilaku etis adalah perilaku yang berkaitan dengan
etika dan moral bagaimana seseorang bersikap atau bertindak.

49
3. Sebagai mahasiswa seharusnya seharusnya mampu menjunjung
tinggi sikap moral dan etika baik dilingkungan kampus maupun dilingkungan
masyarakat. Menurut anda bagaimana seharusnya seorang mahasiswa
perperilakuterhadap dosen?
Jawaban: seharusnya sebagai mahasiswa, sikap atau perilaku terhadap dose
yaitu nebegur sapa dosen ketika bertemu, memperhatikan dosen yang sedang
menjelaskan, dan sopan santun dalam berbicara.
4. Menurut anda bagaimana seharusnya seorang mahasiswa
perperilakuterhadap sesama mahasiswa?
Jawaban: bertegur sapa, sopan, santun, dan bersikap sewajarnya.
5. Bagaimana seharusnya seorang mahasiswa perperilaku dalam
lingkungan masyarakat?
Jawaban: etika dalam lingkungan masyarakat atau kehidupan sehari-hari
diluar kampus sagat diperlukan karena sebagai seorang mahasiswa yang
berpendidikan seharusnya menjadi contoh yang baik di lingkungan kita
berada serta mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang didapat di bangku
perkuliahan sebagai wujud partisipasinya kepada mansyarakat.
6. Terkadang mahasiswa merasa paling berkuasa sehingga tidak
mengontrol diri dan bersikap semaunya. Contohnya berdemo secara anarkis.
Bagaimana menurut anda tentang hal tersebut?
Jawaban: saya tidak setuju dengan tindakan atau perilaku mahasiswa yang
mengutarakan pendapatnya seperti demo secara anarkis karena sebagai
mahasiswa yang terpelajar seharusnya menggunakan pengetahuannya atau
intelegensinya dalam menyelesaikan masalah khususnya ketidaksukaan
mereka terhadap keputusan yang dibuat oleh pihak kampus.
7. Melihat banyaknya kasus dilema etika yang terjadi dikalangan
mahasiswa , seperti menyontek dan menitip absen kehadiran kepada teman.
Bagaimana apabila anda berada di posisi tersebut, apa yang akan anda
lakukan?
Jawaban: sikap saya apabila ada teman yang menitip absen kepada saya,
maka yang saya lakukan yaitu menanyakan alasan mengapa dia tida bisa
hadir, jika alasan yang dia berikan bisa diterima tidak masalah menitip absen
tetapi jika sebaliknya maka saya tidak bisa membentunya.

50
8.Anda mahasiswa akuntansi sebagai calon akuntan, bagaimana anda menyikapi
skandal-skandal kecurangan yang dilakukan oleh seorang akuntan?
Jawaban: sikap saya sebagai calon akuntan dalam menyikapi tindakan
kecurangan yaitu dengan menghindari kecurangan dalam membuat laporan
keuangandan harus sesuai dengan standar akuntan atau aturan yang berlaku.
9. Jika anda kelak menjadi seorang akuntan, mampukah anda menjaga
kredibilitas anda sebagai seorang akuntan?
Jawaban: iya. Karena dalam bangku perkuliahan khususnya jurusan
akuntansi kita dituntut untuk menjunjung tinggi kredibilitas dan independensi
dalam melaksanakan tanggung jawab.
10. Pengetahuan apa yang dapat anda aplikasikan setelah mengetahui
atau mempelajari behavioral accounting?
Jawaban: manfaat akuntansi tentunya sangat banyak. Salah satunya yang
berkaitan dengan ekonomi dalam pengembilan keputusan.
11. Sebagai mahasiswa UIN Alauddin Makassar yang latar belakang
pendidikannya berorientasi pada nilai-nilai islam, menurut anda bagaimana
sebaiknya seseorang berperilaku yang sesuai dengan syariat Islam?
Jawaban: UIN Alauddin merupaka universitas yang berorientasi pada islam.
Nah karena di kampus UIN ini kita diajarkan nilai-nilai islam yang berbeda
dengan kampus lainnya. Maka sikap atau perilaku yang sesuai dengan syariat
islam yang harus dilakukan adalah menggunakan hijab bagi kaum wanita
serta berpakaian yang sopan.
12. Menurut anda, bagaimana peran al-qur’an dalam melahirkan
seorang akuntan yang berbudi pekerti yang baik?
Jawaban: dalam Al-Quran sendiri kita diajarkan untuk jujur dalam bertindak.
Nah dengan demikian seorang akuntan yang menerpakan nilai qurani akan
melaksanakan tanggung jawabnya dengan baik.

➢ SIDRA YUSRA
1. Berbicara mngenai perilaku etis, maka tak lepas dari masalah etika.
Menurut anda sebagai mahasiswa akuntansi, apa yang dimaksud dengan
etika? Jawaban: Etika adalah tata karma.

51
2. Sebagai mahasiswa akuntansi apa yang anda ketahui tentang
perilaku etis ? Jawaban: Perilaku etis menuntun saya sebagai mahasiswa
harus dapat menempatkan diri sebagaimana mestinya, tanpa melakukan
tindakan-tindakan yang dapat menyinggung orang disekitar saya.
3. Sebagai mahasiswa seharusnya seharusnya mampu menjunjung
tinggi sikap moral dan etika baik dilingkungan kampus maupun dilingkungan
masyarakat. Menurut anda bagaimana seharusnya seorang mahasiswa
perperilakuterhadap dosen?
Jawaban: Mahasiswa harus menunjukkan sikap menghargai dan
menghormati mereka, mengingat mereka adalah orang memberikan
pengetahuan kepada kita.
4. Menurut anda bagaimana seharusnya seorang mahasiswa
perperilakuterhadap sesama mahasiswa?
Jawaban: Berikaplah sebagai teman yang menghargai dan menghormati hak
masing-masing.
5. Bagaimana seharusnya seorang mahasiswa perperilaku dalam
lingkungan masyarakat?
Jawaban: Mampu menjadi seorang yang menjadi penengah jika ada hal
mungkin harus diselesaikan bersama.
6. Terkadang mahasiswa merasa paling berkuasa sehingga tidak
mengontrol diri dan bersikap semaunya. Contohnya berdemo secara anarkis.
Bagaimana menurut anda tentang hal tersebut?
Jawaban: Berdemo itu boleh, karena hal tersebut merupakan salah satu cara
untuk menyampaikan aspirasi namun jika dilakukan dengan anarkis itu sudah
menyeleweng dari fungsi demo yang sebenarnya sebagai wadah aspirasi
mahasiswa.
7. Melihat banyaknya kasus dilema etika yang terjadi dikalangan
mahasiswa, seperti menyontek dan menitip absen kehadiran kepada teman.
Bagaimana apabila anda berada di posisi tersebut, apa yang akan anda
lakukan?
Jawaban: Saya mungkin melakukannya jika ada peluang, seperti dosen yang
tidak terlalu memperhatikan absennya.

52
8. Anda mahasiswa akuntansi sebagai calon akuntan, bagaimana anda
menyikapi skandal-skandal kecurangan yang dilakukan oleh seorang akuntan?
Jawaban: Saya hanya menyikapi lewat kalimat saya yang mengatakan mereka
melanggar etika yang seharusnya mereka junjung sebagai seorang akuntan,
namun itu saat ini ketika saya hanya menjadi penonton yang melihat dari
persepsi saya berdasarkan pengetahuan yang saya tahu.
9. Jika anda kelak menjadi seorang akuntan, mampukah anda menjaga
kredibilitas anda sebagai seorang akuntan?
Jawaban: Insya Allah, saya akan berusaha menjaga kredibilitas saya sebagai
akuntan karena itu merupakan hal utama yang menaikkan karir saya dalam
menjalankan pekerjaan saya kelak.
10. Pengetahuan apa yang dapat anda aplikasikan setelah mengetahui
atau mempelajari behavioral accounting?
Jawaban: Seseorang memiliki perilaku mereka masing-masing, dan hal
tersebut dapat dijelaskan dengan beberapa teori keprilakuan. Dan dalam
membuat keputusan perilaku berperan di dalamnya.
11. Sebagai mahasiswa Universitas Negeri Makassar yang latar
belakang pendidikannya berorientasi pada nilai-nilai islam, menurut anda
bagaimana sebaiknya seseorang berperilaku yang sesuai dengan syariat
Islam?
Jawaban: Tentu saja, mereka harus berperilaku etis degan moral Islam yang
senantiasa mengajarkan untuk menghargai hak sesame muslim bahkan non
muslim dan tidak saling menyakiti.
12. Menurut anda, bagaimana peran al-qur’an dalam melahirkan
seorang akuntan yang berbudi pekerti yang baik?
Jawaban: Al-qur’an merupakan landasan utama yang paling dapat
mendorong seseorang untuk memiliki akhlak terpuji, sebab di dalamnya telah
terdapat perintah dan reward yang akan di dapatkan oleh sesorang yang
berakhlak mulia.

➢ ANISA MAGFIRAH

1. Berbicara mngenai perilaku etis, maka tak lepas dari masalah etika.
Menurut anda sebagai mahasiswa akuntansi, apa yang dimaksud dengan
etika?
53
Jawaban: Etika adalah sebuah aturan, norma atau kebiasaan seseorang
mengenai mana yang benar dan mana yanag buruk yang tentunya akan
mempengaruhi hal-hal lain ataupun pihak lain.
2. Sebagai mahasiswa akuntansi apa yang anda ketahui tentang
perilaku etis ? Jawaban: Perilaku etis adalah perilaku yang sesuai dengan
norma-norma yang berlaku di masyarakat atau diterima secara umum.
3. Sebagai mahasiswa seharusnya seharusnya mampu menjunjung
tinggi sikap moral dan etika baik dilingkungan kampus maupun dilingkungan
masyarakat. Menurut anda bagaimana seharusnya seorang mahasiswa
perperilaku terhadap dosen?
Jawaban: Moral dan etika bukan hanya dijunjung tinggi sebagai seorang
mahasiswa namun, harus menjadi bagian dari diri orang itu sendiri. Seseorang
mahasiswa berperilaku terhadap dosen, harus layaknya seorang anak berperilaku
terhadap orang tuanya. Berkaitan dengan etika seorang mahasiswa perlu
membangun character building yang dikenal sebagai pembentukan karakter dan
watak seseorang menjadi lebih baik, lebih sopan dalam tataran Etika. Hal
tersebut dapat dilakukan dengan bersikap, berperilaku dan bertutur kata yang
sopan saat berbicara pada dosen, menggunakan pakaian yang rapi dan sopan,
mengemukakan pendapat dengan baik, menghormati dosen.
4. Menurut anda bagaimana seharusnya seorang mahasiswa
perperilaku terhadap sesama mahasiswa?
Jawaban: Tidak merendahkan orang lain karena setiap orang memiliki
kekurangan dan kelebihan masing-masing. Membangun hubungan saling
percaya, bersikap terbuka mau menerima pendapat teman, saling berbagi, dan
memberi dukungan. Jika ada mahasiswa yang tidak bertindak sesuai dengan
etika tidak ada salahnya memberikan nasihat. Dan menganggap teman
sebagai mitra belajar bukan saingan yang nantinya akan berdampak pada
sikap iri dan dendam.
5. Bagaimana seharusnya seorang mahasiswa perperilaku dalam
lingkungan masyarakat?
Jawaban: Menjadi contoh yang baik dalam lingkungan masyarakat dengan
berperilaku dan bertutur kata yang mencerminkan mahasiswa berintelektual,

54
berusaha mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang telah dipelajari sebagai
wujud pengabdian,.
6.Terkadang mahasiswa merasa paling berkuasa sehingga tidak mengontrol
diri dan bersikap semaunya. Contohnya berdemo secara anarkis. Bagaimana
menurut anda tentang hal tersebut?
Jawaban: Demo atau demonstrasi bertujuan untuk menyalurkan aspirasi-
aspirasi mahasiswa, namun jika sudah anarkis hal tersebut bukan lagi sesuatu
yang sesuai dengan seorang mahasiswa yang memiliki intelektual yang
tinggi, merusak fasilitas-fasilitas publik, melukai pihak keamanan, hal itu
tidak pantas dilakukan oleh seseorang yang berpendidikan tinggi yang
seharusnya mampu untuk menilai mana hal yang baik dan mana hal yang
buruk. Aspirasi mahasiswa itu akan sangat dihargai kalau tidak anarkis dan
tetap mengedepankan intelektual, pemikiran dan gagasan yang lebih baik.
Menjadi mahasiswa yang kritis bukanlah sesuatu hal yang salah, namun
jangan pernah mengesampingkan inovasi dan kreativitas untuk kemajuan
bangsa dan negara. bersikap kritis dalam bentuk positif dan membangun.
7.Melihat banyaknya kasus dilema etika yang terjadi dikalangan mahasiswa,
seperti menyontek dan menitip absen kehadiran kepada teman. Bagaimana
apabila anda berada di posisi tersebut, apa yang akan anda lakukan?
Jawaban: Kedua hal tersebut merupakan tindakan yang tidak jujur, didalam
agamapun tindakan tersebut tidak dibenarkan,tidak ada alasan yang
membenarkan sebuah tindakan ketidak jujuran. Dengan bersikap jujur kita
tidak akan merasa terbebani karena kebohongan yang kita buat, karena jika
kita berbohong satu kali, maka selamnya akan diikuti dengan kebohingan
yang lainnya.
8.Anda mahasiswa akuntansi sebagai calon akuntan, bagaimana anda menyikapi
skandal-skandal kecurangan yang dilakukan oleh seorang akuntan? Jawaban:
Kecurangan dipicu oleh beberapa faktor, tekanan, adanya kesempatan, dan
rasionalisasi. Faktor-faktor ini lah yang menjadikan kecurangan dapat merajalela
di segala aspek, tidak menutup kemungkinan di dalam bidang akuntansi.
kecurangan terjadi akibat terjadinya krisis prilaku etis yang dimiliki oleh
akuntan. Faktor penyebab kecurangan tersebut diantaranya

55
dilatarbelakangi oleh sikap tidak etis, tidak jujur, karakter moral yang rendah,
dominasi kepercayaan, dan lemahnya pengendalian. Hal tersebut akan dapat
dihindari melalui meningkatkan moral, akhlak, etika, perilaku, dan lain
sebagainya, karena tindakan yang bermoral akan memberikan implikasi
terhadap kepercayaan publik.
9. Jika anda kelak menjadi seorang akuntan, mampukah anda menjaga
kredibilitas anda sebagai seorang akuntan?
Jawaban: Kredibilitas adalah kualitas, kapabilitas, atau kekuatan untuk
menimbulkan kepercayaan. Kredibilitas akuntan tergantung pada
independensi fakta, dan persepsi. Indepedensi adalah sikap yang diharapkan
dari seorang akuntan untuk tidak mempunyai kepentingan pribadi dalam
pelaksanaan tugasnya yang bertentangan dengan prinsip integritas dan
objektivitas. Menjaga kredibilitas merupakan hal yang tidak mudah melihat
beberapa kasus kecurangan akuntan yang banyak terjadi, namun dengan tetap
menjunjung kode etik dalam keadaan apapun serta tetap berpegangan
terhadap prinsip profesi seseorang akuntan dapat menjaga kredibilitasnya.
10. Pengetahuan apa yang dapat anda aplikasikan setelah mengetahui
atau mempelajari behavioral accounting?
Jawaban: Dengan mempelajari akuntansi keperilakuan kita mampu
mengatahui pengaruh antara perilaku manusia terhadap aset perusahaan dan
pemakai sistem informasi dalam sebuah perusahaan. Dapat mengetahui
pengaruh sistem informasi akuntansi kepada tindakan manusia baik itu
kinerja, motivasi, produktivitas, pengambilan keputusan seseorang. Serta
dengan mempelajari akuntansi keperilakuan kita dapat mengetahui cara
memproses informasi untuk keperluan pengambilan keputusan,
mengembangkan strategi perusahaan untuk memotivasi dan mempengaruhi
perilaku, aspirasim dan tujuan orang-orang yang menjalankan perusahaan.
11. Sebagai mahasiswa Universitas Negeri Makassar yang latar
belakang pendidikannya berorientasi pada nilai-nilai islam, menurut anda
bagaimana
sebaiknya seseorang berperilaku yang sesuai dengan syariat Islam?
Jawaban: Yaitu berperilaku dengan berlandaskan Al-Qur’an dan Hadist.
Beribadah kepada Allah SWT, melakukan sesuatu dengan berusaha

56
sungguh-sungguh niat beribadah kepada Allah, menghindarkan diri dari hal-
hal yang dilarang oleh Allah SWT, berbuat baik kepada sesama manusia.
12. Menurut anda, bagaimana peran al-qur’an dalam melahirkan
seorang akuntan yang berbudi pekerti yang baik?
Jawaban: Al-Qur’an memberikan nilai dasar dan prinsip-prinsip umum
dalam melakukan bisnis, karena di-dalamnya menjunjung tinggi prinsip
kejujuran, keadilan, kehalalan dan tanggungjawab yang bertumpu pada nilai-
nilai tauhid (meng Esa kan Allah SWT) serta aqidah akhlak. Al-Quran
berfungsi mengembangkan daya pikir manusia serta mengatur tingkah laku
dan emosinya sesuai dengan jati diri, kepentingan pribadi dan masyarakatnya.
Secara umum dapat dikatakan bahwa akhlak yang baik pada dasarnya adalah
akumulasi dari aqidah dan syari’at yang bersatu secara utuh dalam diri
seseorang. Apabila aqidah telah mendorong pelaksanaan syari’at akan lahir
akhlak yang baik, atau dengan kata lain akhlak merupakan perilaku yang
tampak apabila syari’at Islam telah dilaksanakan berdasarkan aqidah.

➢ MUHAMMAD AKBAR
1. Berbicara mngenai perilaku etis, maka tak lepas dari masalah etika.
Menurut anda sebagai mahasiswa akuntansi, apa yang dimaksud dengan
etika? Jawaban: Sikap yang baik, melakukan perilaku2 yg dianggap etis
pada lingkungan sekitarnya.
2. Sebagai mahasiswa akuntansi apa yang anda ketahui tentang
perilaku etis ? Jawaban: Perilaku yang dipadang atau dinilai baik pada
umumnya.
3. Sebagai mahasiswa seharusnya seharusnya mampu menjunjung
tinggi sikap moral dan etika baik dilingkungan kampus maupun dilingkungan
masyarakat. Menurut anda bagaimana seharusnya seorang mahasiswa
perperilakuterhadap dosen?
Jawaban: Menghormati dosen
4. Menurut anda bagaimana seharusnya seorang mahasiswa
perperilakuterhadap sesama mahasiswa?
Jawaban: Saling menghargai
5. Bagaimana seharusnya seorang mahasiswa perperilaku dalam
lingkungan masyarakat?

57
Jawaban: Menjaga sopan santun dan tetap rendah hati
6. Terkadang mahasiswa merasa paling berkuasa sehingga tidak
mengontrol diri dan bersikap semaunya. Contohnya berdemo secara anarkis.
Bagaimana menurut anda tentang hal tersebut?
Jawaban: Salah satu perilaku tidak etis. Demo tujuannya untuk
menyampaikan aspirasi, dilakukan secara anarkis tdk akan mencapai tujuan.
7. Melihat banyaknya kasus dilema etika yang terjadi dikalangan
mahasiswa , seperti menyontek dan menitip absen kehadiran kepada teman.
Bagaimana apabila anda berada di posisi tersebut, apa yang akan anda
lakukan?
Jawaban: Tidak mendukung perilaku tersebut, dalam artian mencegah
perbuatan demikian, setiap orang punya kesempatan yang sama, pilihan
menggunakannya yang berbeda-beda. Jadi klo memilih untuk tidak belajr dan
mngmbil cara instan dgn menyontek, hal itu sangat tdk patut untuk dijadikan
contoh.
8. Anda mahasiswa akuntansi sebagai calon akuntan, bagaimana anda
menyikapi skandal-skandal kecurangan yang dilakukan oleh seorang
akuntan? Jawaban: Berusaha terus memperbaiki diri dalam hal spiritual,
kualitas keilmuan dan profesionalisme untuk dijadikan bekal sblm melangkah
ke dunia kerja yg begitu banyak godaan untuk melakukan kecurangan.
9. Jika anda kelak menjadi seorang akuntan, mampukah anda menjaga
kredibilitas anda sebagai seorang akuntan?
Jawaban: insyaAllah. Pertanggungjawaban tidak hanya di dunia, terlebih di
akhirat, semoga dengan keyakinan ini saya mampu menjaga kredibilitas saya
nanti
10. Pengetahuan apa yang dapat anda aplikasikan setelah mengetahui
atau mempelajari behavioral accounting?
Jawaban: Adanya perilaku opportunistik dari pelaku bisnis
11. Sebagai mahasiswa Universitas Hasanuddin Makassar yang latar
belakang pendidikannya berorientasi pada nilai-nilai islam, menurut anda
bagaimana
sebaiknya seseorang berperilaku yang sesuai dengan syariat Islam?
Jawaban: Taat kepada Allah SWT dan menjauhi larangan-Nya
58
12. Menurut anda, bagaimana peran al-qur’an dalam melahirkan
seorang akuntan yang berbudi pekerti yang baik?
Jawaban: Memberikan petunjuk jalan yang benar dan jalan yang salah

➢ MUSYARRAFAH:
1. Berbicara mngenai perilaku etis, maka tak lepas dari masalah etika.
Menurut anda sebagai mahasiswa akuntansi, apa yang dimaksud dengan etika?
Jawaban: Etika yaitu suatu perilaku seseorang yang menunjukan
kepribadiannya.
2. Sebagai mahasiswa akuntansi apa yang anda ketahui tentang perilaku etis ?
Jawaban: Perilaku etis yaitu perilaku yang sesuai dengan norma-norma sosial
agama dan lainnya.
3. Sebagai mahasiswa seharusnya mampu menjunjung tinggi sikap moral dan
etika baik dilingkungan kampus maupun dilingkungan masyarakat. Menurut
anda bagaimana seharusnya seorang mahasiswa perperilakuterhadap dosen?
Jawaban: Menurut saya seorang mahasiswa harus menghormati dan
menghargai dosen. Karena, dosen adalah orang tua dikampus. Seorang
mahasiswa harus mendengarkan jika dosen memberikan masukan yang baik.
4. Menurut anda bagaimana seharusnya seorang mahasiswa
perperilakuterhadap sesama mahasiswa?
Jawaban: Menurut saya sesama mahasiswa kita harus saling tolong menolong
dan tidak mengedepankan ego.
5. Bagaimana seharusnya seorang mahasiswa perperilaku dalam lingkungan
masyarakat?
Jawaban: Harus ada sikap saling menghargai, ramah dan tidak sombong
sebagai mahasiswa.
6. Terkadang mahasiswa merasa paling berkuasa sehingga tidak mengontrol
diri dan bersikap semaunya. Contohnya berdemo secara anarkis. Bagaimana
menurut anda tentang hal tersebut?
Jawaban: Sy juga kurang suka terhadap mahasiswa yang suka seenaknya
demo, apalagi sampai menghalang jalan raya. Sebenarnya demo itu hal yang
wajar asal dengan alas an yang wajar juga dan cara demo tidak harus anarkis
agar tidak merugikan yang lainnya.

59
7. Melihat banyaknya kasus dilema etika yang terjadi dikalangan mahasiswa ,
seperti menyontek dan menitip absen kehadiran kepada teman. Bagaimana
apabila anda berada di posisi tersebut, apa yang akan anda lakukan?
Jawaban: Sebenarnya tidak ada orang yang ingin menyontek hanya saja
sekarang sy melihat bahwa nilai tinggi lebih dihargai daripada kejujuran
mahasiswa, mungkin itu sebabnya kenapa masih banyak mahasiswa yang ingin
menyontek agar memiliki nilai tinggi. Dan menitip absen kehadiran hanya
untuk orang yang malas untuk pergi ke kampus. Jika sy berada diposisi
tersebut sy mungkin akan menyontek (tergantung situasi) dan sy akan menitip
absen kehadiran jika memang mendadak. Misalnya absen sy sudah 2 yang alpa
lalu sy tidak bisa hadir karena ada satu dan lain hal maka sy akan melakukan
itu untuk menghindari 3 alpa yang mengakibatkan tdk bisa ikut ujian.
8. Anda mahasiswa akuntansi sebagai calon akuntan, bagaimana anda
menyikapi skandal-skandal kecurangan yang dilakukan oleh seorang akuntan?
Jawaban: skandal-skandal kecurang yang terjadi dikalangan para akuntan itu
terjadi akibat tidak teguhnya pendirian dan lemahnya iman dari akuntan
tersebut. maka diperlukan adanya nilai-nilai islam dalam diri seorang akuntan
agar tidak berani melakukan penyimpangan tersebut.
9. Jika anda kelak menjadi seorang akuntan, mampukah anda mampu menjaga
kredibilitas anda sebagai seorang akuntan?
Jawaban: Insyaallah saya akan menjaga kredibilitas saya sebagai seorang
akuntan.
10. Pengetahuan apa yang dapat anda aplikasikan setelah mengetahui
atau mempelajari behavioral accounting?
Jawaban: seorang akuntan dalam berperilaku harus mengedepankan
profesionalitas agar tidak mudah terpengaruh oleh pihak lain.
11. Sebagai mahasiswa Universitas Muslim Indonesia yang latar
belakang
pendidikannya berorientasi pada nilai-nilai islam, menurut anda bagaimana
sebaiknya seseorang berperilaku yang sesuai dengan syariat Islam?
Jawaban: Sebaiknya seseorang berperilaku sesuai norma dan sopan santun
yang telah dipelajari dan juga harus tetap saling menghormati terutama
kepada yang lebih tua.

60
12. Menurut anda, bagaimana peran al-qur’an dalam melahirkan
seorang akuntan yang berbudi pekerti yang baik?
Jawaban: Peran Al-quran sangatlah penting, karena setiap akuntan yang
menjalankan berbagai proses akuntansi wajib percaya bahwa harta yang ia
hitung adalah harta Allah, dan Allah menyuruh untuk mencatat perputaran
harta itu, seperti pemasukan dan pengeluaran berdasarkan kaidah-kaidah
hukum, karena Allah juga akan menghisabnya pada hari kiamat, dan seorang
akuntan harus percaya bahwasannya Allah selalu mengawasi perbuatannya.

➢ SUWANDI

1. Berbicara mngenai perilaku etis, maka tak lepas dari masalah etika.
Menurut anda sebagai mahasiswa akuntansi, apa yang dimaksud dengan
etika? Jawaban: Etika adalah perilaku yang dimiliki oleh seorang akuntan
dalam melaksanakan tugasnya, baik itu etika baik ataupun buruk yang
dimiliki oleh seorang akuntan.
2. Sebagai mahasiswa akuntansi apa yang anda ketahui tentang
perilaku etis ? Jawaban: Perilaku etis adalah perilaku yang sesuai dengan
norma-norma dan dapat diterima oleh semua orang.
3. Sebagai mahasiswa seharusnya seharusnya mampu menjunjung
tinggi sikap moral dan etika baik dilingkungan kampus maupun dilingkungan
masyarakat. Menurut anda bagaimana seharusnya seorang mahasiswa
perperilaku terhadap dosen?
Jawaban: Perilaku mahasiswa terhadap dosen haruslah beretika, selain
menghargai sebagai pengajar atau orang tua juga sebagai kewajiban sebagai
pesertadidik
4. Menurut anda bagaimana seharusnya seorang mahasiswa
perperilakuterhadap sesama mahasiswa?
Jawaban: Perilaku mahasiswa dengan mahasiswa lainnya haruslah pula
beretika agar dapat tercipta lingkungan pendidikan yang baik.
5. Bagaimana seharusnya seorang mahasiswa perperilaku dalam
lingkungan masyarakat?
Jawaban: Mahasiswa haruslah beretika baik dengan masyarakat baik, karena

61
Hidup masyarakat adalah suatu keharusan yang akan dihadapi pada masa
yang akan datang.
6. Terkadang mahasiswa merasa paling berkuasa sehingga tidak
mengontrol diri dan bersikap semaunya. Contohnya berdemo secara anarkis.
Bagaimana menurut anda tentang hal tersebut?
Jawaban: Berdemo adalah suatu hal yang wajar karena merupakan salah satu
cara untuk menyampaikan pendapat. Namun, jika bila dilakukan dengan cara
anarkis adalah suatu tundakan yang salah sebagai seorang berintelektual.
7. Melihat banyaknya kasus dilema etika yang terjadi dikalangan
mahasiswa , seperti menyontek dan menitip absen kehadiran kepada teman.
Bagaimana apabila anda berada di posisi tersebut, apa yang akan anda
lakukan?
Jawaban: Seorang mahasiswa haruslah bersikap jujur. Saya belum pernah
berada pada posisi seperti itu.
8. Anda mahasiswa akuntansi sebagai calon akuntan, bagaimana anda
menyikapi skandal-skandal kecurangan yang dilakukan oleh seorang
akuntan? Jawaban: Skandal-skandal Kecurangan yang banyak terjadi saat ini
adalah salah satu faktor kurangnya kesadaran yang dimiliki oleh seorang
akuntan, sehingga perlu adanya kesadaran dari diri pribadidan perlu adanya
pendidikan etika sejak dini sebagai benteng.
9. Jika anda kelak menjadi seorang akuntan, mampukah anda menjaga
kredibilitas anda sebagai seorang akuntan?
Jawaban: Jika saya menjadi seorang akuntan maka saya akan berusaha
menjaga kredibilitas saya agar nama profesi terjaga dengan baik juga pribadi
saya.
10. Pengetahuan apa yang dapat anda aplikasikan setelah mengetahui
atau mempelajari behavioral accounting?
Jawaban: Untuk menjadi seorang akuntan haruslah memiliki sifat etis atau
perilaku baik dalam menjalankan tugas. Baik dalam lingkup pekerjaan
maupun lingkup luas atau masyarakat.
11. Sebagai mahasiswa Universitas Negeri Makassar yang latar
belakang pendidikannya berorientasi pada nilai-nilai islam, menurut anda
bagaimana sebaiknya seseorang berperilaku yang sesuai dengan syariat
Islam?
62
Jawaban: Hidup sesuai dengan syariat islam, perpedoman pada Al-quran dan
hadis dalam menjalani hidup.
12. Menurut anda, bagaimana peran al-qur’an dalam melahirkan
seorang akuntan yang berbudi pekerti yang baik?
Jawaban: Al-Quran mengajarkan kita bahwa segala sesuatunya akan
dipertanggung jawabkan sehingga seseorang dalam berbuat dan berperilaku
haruslah dapat diterima oleh orang banyak atau setidaknya menjauhi hal yang
dapat merugikan orang lain dan diri sendiri.

63

Anda mungkin juga menyukai