Anda di halaman 1dari 9

SEJARAH PERKEMBANGAN MASYARAKAT

Dalam menganalisis perkembangan masyarakat, Karl Marx menegaskan


bahwa berubah dan berkembangnya masyarakat ditentukan oleh cara mereka
memproduksi barang-barang material. Cara produksi itu ditentukan oleh tenaga
produktif dan perkemangannya. Berubah dan berkembangnya tenaga produktif
akan menentukan hubungan produksi, yang selanjutnya menentukan sistem
ekonomi masyarakat.

Berdasarkan cara dan alat produksinya, sejarah perkembangan masyarakat dapat


dibagi menjadi 4 fase.
A. Masyarakat Agraris/Komunal primitif

Disebut masyarakat komunal primitif karena sistem ekonominya bersifat


komunal dan alat kerjanya masih primitif. Sistem ekonomi komunal primitif ialah
sistem ekonomi yang alat produksinya milik komunal, tujuan produksinya untuk
kepentingan komunal, dan hasil produksinya hanya cukup untuk kebutuhan
bersama. Makin banyaknya anggota kelompok dan berkembangnya teknologi
(dengan ditemukannya logam) maka terjadilah persaingan dalam perebutan
wilayah. Perbaikan alat produksi menyebabkan terjadinya perubahan social.
Pembagian pekerjaan dalam proses produksi mulai terjadi, begitu pula system
barter. Walau masih sangat sederhana sehingga, mulai tercipta hubungan kerja.
Kebutuhan terus bertambah sesuai dengan perkembangannya. Hal ini mendorong
warga kelompok bekerja lebih intensif meningkatkan produksinya untuk
mencukupi kebutuhan. Hasilnya masyarakat dapat memenuhi kebutuhannya
bahkan dapat menyimpannya sebagai persediaan. Disamping itu, timbul pula
pemikiran untuk melakukan perampasan terhadap pihak lain. Perkembangan
tenaga produktif terus berjalan kontradiktif dengan hubungan produksi lama yang
komunal primitif lakukan. Perkembangan itu tidak tercegah hingga hubungan
produksi komunal primitif menjadi goyah.

1
B. Perbudakan

Negara tidak selamanya ada. Negara baru muncul karena munculnya


pertentangan yang tajam antar masyarakat, dan dimulai pada zaman perbudakan.
Zaman perbudakan merupakan awal dari menajamnya pertentangan dalam
masyarakat yang sebelumnya tidak mengenal kelas, yaitu masyarakat komunal
primitif komunitas tradisonal), sebuah masyareakat dimana setiap orang
dipandang sejajar baik dalam hak maupun kewajiban.Proses perkembangan
perdagangan dan capital di zaman kuno serta adanya hubungan antara pemilik
alat-alat produksi dan kaum pekerja melahirkan perbudakan.Tuan budak memiliki
sepenuhnya budak,bukan hanya tenaganya tetapi juga manusianya,karena itu
budak boleh dijual bahkan dibunuh. Budak juga digunakan sebagai ukuran
kekayaan oleh kaum-kaum tuan budak.Tuan budak merampas semua produksi dan
hasil kerja budaknya. Budak yang bekerja diberi upah yang minim untuk
mempertahankan tingkat kerjanya dan supaya tidak mati. Tidak ada batas waktu
jam kerja. Mereka bekerja dibawah ancaman cambuk dan pukulan mandor dan
tukang pukul yang mengawasi pekerjaannya. Sedikit saja budak-budak itu
dianggap teledor, tidak cepat, tidak cekatan, malas dsb, mereka terus saja
dicambuk dan dipukul oleh mandor atau tukang pukul itu. Ekonomi dalam
masyarakat pemilikan budak mengalami perkembangan maju sejalan dengan
perkembangan tenaga kerja produktif. Juga kebudayaan, seni dan teknik
mengalami perkembangan yang pesat dan menonjol. Ini terjadi dan dimungkinkan
karena sudah lahir klas yang berkesempatan untuk memikirkan dan
berkepentingan akan hasil perkembangan kebudayaan, seni, dan teknik, yaitu klas
tuan budak. Tuan-tuan budak dan raja-raja budak sebagai klas penindas dan
penghisap sudah sama sekali lepas dari proses produksi. Karena itu mereka
mempunyai banyak waktu dan sangat berkesempatan untuk memikirkan
perkembangan kebudayaan, seni dan teknik. Mereka sangat berkepentingan akan
hal itu untuk bisa lebih meningkatkan eksploitasi ekonomi dan menikmati hasil
penghisapannya dalam kehidupannya. Perkembangan maju teknik juga membawa
maju perkembangan ekonomi. Hasil eksploitasi ekonomi tuan-tuan budak dan
raja-raja budak tambah meningkat. Pertukaran barang-barang keperluan hidup
yang mereka hasilkan menjadi ramai diantara mereka dan didalam kehidupan
masyarakat. Setelah adanya uang sebagai alat tukar, maka jumlah barang yang
dipertukarkan semakin banyak. Kebutuhan masyarakat terus bertambah dan
berkembang. Berhubung dengan itu pertukaran juga berkembang dan meluas,
yang membuat tuan-tuan budak tertarik dan berkepentingan pula untuk bisa
melayani dan mengimbangi dengan menghasilkan barang-barang lebih banyak.
Ini berarti bahwa tuan-tuan budak juga memerlukan kerja yang lebih keras dari
budak budaknya. Maka lalu terjadi pemerasan yang lebih hebat terhadap budak-
budak oleh tuan-tuan budak. Tuan-tuan budak memeras budak-budaknya lebih
hebat lebih hebat untuk kepentingannya sendiri. Budak-budaknya dipaksa untuk
kerja lebih keras lagi dari sebelumnya tanpa mengingat batas kekuatan kerja
budak-budaknya dengan tujuan untuk bisa menghasilkan barang-barang lebih
banyak lagi sesuai dengan kehendak tuan-tuan budak. Budak-budak tidak bisa
berbuat lain kecuali hanya harus menuruti keinginan tuan-tuan budaknya dengan
terpaksa bekerja lebih keras. Budak-budak bekerja lebih kerasnya. Budak-budak
bekerja begitu kerasnya sampai akhirnya melampaui batas kekuatannya.Tuan
budak melengkapi dirinya dengan mengangkat tukang pukul untuk menghadapi
perlawanan para budak. Walau begitu perlawanan budak-budak bukan mereda dan
padam, tetapi terus berjalan disana-sini tidak terkendalikan. Bahkan akhirnya
sampai menjadi dan terjadi pemberontakan-pemberontakan budak yang sama-
sama menentang dan menolak kerja serta merusak dan menghancurkan alat-alat
kerja. Sedang yang tidak sampai berontak, kerjanya menjadi bermalas-malasan
karena sudah kehabisan tenaga sehingga tidak bisa mencapai target yang
ditentukan oleh tuan budak. Bahkan kerja budak menjadi merosost jauh dibawah
target yang akibatnya perkembangan ekonomi masyarakat pemilkian budak
menjadi terhalang dan rusak. Budak-budak sudah tidak sanggup dan sudah tidak
bisa dipaksa lagi untuk bekerja diluar batas kemampuannya menuruti keinginan
tuan-tuan budak dalam mengejar kekayaan. Mereka bahkan menuntut kebebasan
dan kemerdekaan dirinya untuk menjadi orang-orang merdeka.
Menghadapi keadaan dan tuntutan budak-budaknya itu, tuan-tuan budak berusaha
untuk mengatasinya dengan melakukan penindasan yanglebih keras, kejam dan
sewenang-wenang. Tetapi juga tetap tidak berhasil dan sia-sia. Soalnya juga
menjadi tetap dan tidak terpecahkan. Perkembangan ekonomi masyarakat
pemilikan budak terus memburuk dan bertambah rusak. Keadaan ini menunjukkan
bahwa hubungan produksi pemilikan budak tidak sesuai lagi dengan
perkembangan tenaga produktif. Itu berarti bahwa hubungan produksi pemilikan
budak sudah tidak bisa dipertahankan. Bingkainya sudah sempit bagi gerak dan
perkembangan tenaga produktif. Maka harus di diganti dengan bentuk hubungan
produksi baru yang sesuai dengan perkembangan tenaga produktif.

Hubungan produksi dan masyarakat pemilikan budak merupakan


hubungan produksi dan masyarakt penindasan dan penghisapan yang paling kasar,
kejam dan sewenang-wenang dalam sejarah perkembangan masyarakat. Tetapi
walau begitu, masyarakat pemilikan budak merupakan awal dari berkembangnya
kebudayaan, seni, “teknik”, dan politik. Filsafat, ilmu, sastra, pembangunan,
negara, dan sebagainya, Lahir dan mulai berkembang pada zaman masyarakat
pemilikan budak. Hal itu telah membawa kemajuan dan perkembangan lebih
lanjut bagi ilmu dan sosial. Masyarakat pemilikan budak juga merupakan
masyarakat pertama yang berklas dan bernegara. Dalam masyarakat pemilikan
budak lahir berbagai ilmu dan pandangan tentang duniayang mendasari
perkembangan ilmu-ilmu dan pandangan-pandangan tentang dunia itu. Begitulah
masyarakat pemilikan budak merupakan masyarakat yang paling negatif, tetapi
juga mempinyai peranan yang sangat positif bagi kehidupan manusia dalam
perkembangan masyarakat

Klas-klas social pemilikan budak terdiri dari: klas pemilik budak, klas penjaga
pemilik budak, klas rohaniawan, klas pedagang, klas buruh dan klas petani.

C. Masyarakat Feodalisme

Hubungan produksi feodal terbentuk dan berlangsung sesuai dengan


tuntutan perkembangan tenaga produktif sesuai bagi kelonggaran geraknya.
Sebagaiman budak yang merupakan tenaga kerja sebagai unsur tenaga produktif
telah mendapat kebebasan dan kemerdekaan sesuai dengan tuntutannya. Budak
yang kemudian menjadi tani hamba dalam hubungan produksi feodal, pada
hakekatnya juga budak. Tapi bukan lagi budak yang boleh dibunuh dan dijual
belikan seperti pada jaman pemilikan budak. Tani hamba bukan budak yang diikat
dengan rantai dikakinya pada waktu sedang bekerja seperti pada jaman pemilikan
budak. Dalam masyarakat feodal ditentukan oleh kepemilikan tanah. Hukum
ekonomi pokok feodalisme ialah pemilikan tanah oleh tuan feodal dan kerja tani
hamba dalam ikatan tanah garapan milik tuan feodal dibawah syarat ketentuan dan
kepentingan tuan feodal. Tanah-tanah dikuasai dan merupakan milik tuan feodal.
Diatas tanah itulah tani hamba bekerja, hidup diikat dengan tanah garapannya oleh
tuan feodal atas dasar ketentuan dan kepentingan tuan feodal. Tuan feodal kecuali
pemilik dan penguasa tanah, juga penguasa dan pengendali pemerintahan negara.
Dengan kekuasaannya itu tuan feodal menindas dan menghisap tani hamba serta
menjaga keselamatan pemilikannya atas tanah dan kelangsungan penguasannya
aras tanahnya itu sebagai sumber pokok dan utama bagi pangan, kekayaan, dan
biaya pemerintahan. Dengan begitu tani hamba tani hamba benar-benar sangat
sulit bisa hidup lepas dari ikatan penindasan dan penghisapan dalam hubungan
produksi feodalisme. Tani hamba mengalami berbagai macam bentuk penindasan
dan penghisapan feodalisme. Mereka bekerja menggarap tanah dengan hasilnya
sebagian besar untuk tuan feodal, dan hanya sebagian sangat kecil untuk dirinya
sendiri. Mereka bekerja di dua tempat atau di dua bagian tanah, yaitu diatas tanah
tuan feodal dan diatas tanah garapannya sendiri. Untuk itu, waktu kerja mereka di
bagi. Berapa hari dalam satu minggu atau berapa minggu dalam satu bulan, dan
sebagainya. Mereka bekerja penuh diatas tanah tuan feodal. Kemudian sisa hari
atau minggu sesudah bekerja diatas tanah tuan feodalnya, mereka bekerja diatas
tanah garapannya sendiri dengan hasilnya semua untuk dirinya sendiri. Dengan
kedudukannya yang demikian itu maka pada hakekatnya tani hamba adalah
manusia setengah budak, yaitu manusia yang sudah tidak boleh dibunuh, tetapi
masih bisa di jual belikan bersama tanah garapannya. Pertukaran yang terus
berkembang, tambah luas jangkauannya. Bahan atau barang yang diperlukan
tambah banyak macam dan jenisnya. Hal itu mendorong timbulnya perantara,
yaitu orang yang khusus melayani pertukaran sebagai penghuibung antara
pemakai bahan atau barang yang diperlukan oleh masing-masing. Mereka
diperlukan dalam pertukaran yang semakin ramai dan meluas. Dengan adanya
perantara, pertukaran berlangsung secara sederhana dan praktis. Tidak perlu
semua orang yang berkepentingan mesti langsung melakukannya. Dengan begitu
mereka bisa mempunyai dan menggunakan waktu lebih banyak untuk melakukan
produksi. Karena itu kegiatan ekonomipun bertambah.
Tahap demi tahap produksi kecil-kecilan rumah tangga bukan hanya dilakukan
produsen tapi juga oleh kaum tani hamba sebagai kerja sambilan.Hal itu
melahirkan masyarakat pedagang keliling dan kelompok masyarakat magang
kerja,dimana mereka akhirnya mereka membentuk suatu masyarakat kota yang
mempunyai struktur menyerupai negara yang akhirnya menjadi .kerajaan.Karena
alat produksi berkembang,produksi barang perusahaan rumah tangga pun
berkembang.Perkembangan-perkembangan itu menarik tuan feudal untuk juga
mendapatkan keuntungan dengan menarik pajak yang tinggi dan meminta upeti
dari kaum tani hamba.Tindakan raja feodal itu menimbulkan ketidakpuasan dan
tentangan-tentangan dari kaum produsen dan perantara atau pedagang.
Selanjutnya mendorong mereka untuk bersatu dalam satu wadah sesuai dengan
lapangan kegiatannya dan kepentingannya masing-masing. Maka timbullah
perkumpulan-perkumpulan mereka untuk melindungi diri dari tindakan-tindakan
raja feodal yang memeberatkan dan untuk mencapai kepentingan bersama.
Perkumpulan-perkumpulan itu disebut gilde. Kaum produsen sebagai tukang,
bersatu dalam satu perkumpulan tukang yang disebut gilde tukang. Sedang kaum
perantara atau kaum pedagang, bersatu dalam satu perkumpulan tersendiri yang
disebut gilde dagang.Namun kenyataan yang ada banyak para pekerja yang
kehilangan alat kerjanya untuk membayar utang kepada kepala gilde.Sehingga
harus menjadi upahan kepala gilde. Sejalan dengan proses perkembangan
kehidupan intern gilde yang demikian itu, dan untuk mengintensipkan serta
menyatukan kwalitas produksi, timbullah perubahan sistem kerjasama dalam
gilde. Produksi barang tidak lagi dikerjakan oleh seseorang dari awal samapi akhir
jadinya, tetapi dikerjakan bersama atas dasar pembagian kerja khusus yang hanya
mengerjakan satu jenis atau satu tinggkat pekerjaan dari seluruh pekerjaan
pembuatan satu jenis barang. Membuat sepatu tidak seluruh pekerjaan dikerjakan
hanya oleh seseorang,tetapi dibagi-bagi.Melihat .Pada masa itu uang yang dulu
berfungsi sebagai alat tukar berkembang fungsinya sebagai capital dan sebagai
alat menyimpan dan menimbun kekayaan.Hal ini membuat kaum feodal
melakukan penindasan,perampasan,serta pungutan pajak yang lebih besar
lagi,bahkan melakukan kerja paksa. Ketidakpuasan klas-klas baru dan tani hamba
serta kaum produsen kerajinan tangan dan lain-lain. Akhirnya meledak dan
menimbulkan aksi-aksi serta perlawanan-perlawan yang menentang ketentuan-
ketentuan dan tindakan-tindakan tuan-tuan dan raja-raja feodal memberatkan.
Aksi-aksi dan perlawanan-perlawanan klas-klas baru yang didukung oleh tani
hamba dan kaum produsen kerajinan tangan dan lain-lain, mengalami penindasan-
penindasan dari tuan-tuan dan raja-raja feodal. Tetapi aksi-aksi dan perlawanan-
perlawana itu terus berkembang tidak terbendung dan meyulitkan kehidupan
feodalisme lebih lanjut. Maka akhirnya hubungan produksi feodalisme tidak bisa
bertahan, dan hancurlah hubungan produksi feodalisme itu, di ganti dengan
hubungan produksi kapitalisme yang sesuai dengan perkembangan tenaga
produktif. Salah satunya adalah Revolusi Perancis 1781 – 1791. Masyarakat
feodal dinegasikan dan kemudian berubah menjadi masyarakat kapitalis seperti
sekarang.

Klas-klas social yang terdapat dalam masyarakat Feodal yaitu: Klas Raja,
klas Bangsawan, klas Prajurit, klas Rohaniawan, klas Borjuis, klas Buruh, dan
klas tani.

D. Kapitalisme

Kapitalisme adalah sistem sosio-ekonomi yang dibangun untuk mencari


keuntungan yang didapat dari proses produksi,bukan dari
dagang,riba,memeras,ataupun mencuri secara langsung,tetapi dengan cara
mengorganisasikan mekanisme produksi tertentu sehingga mengurangi biaya
produksi seminimum mungkin.Masyarakat pada masa kapitalis adalah masyarakat
yang menghendaki kebebasan individu.Kelas kapitalis mempekerjakan kaum
buruh yang terpaksa menjual tenaganya karena tidak memiliki pabrik dan alat
produksi lainnya, maka dalam sistem kapitalis terlihat adanya fenomena baru
yaitu, hubungan produksi yang memungkinkan terus-menerus meningkatkan alat
produksi, caranya adalah memperbaharui pabrik-pabrik, modernisasi mesin-mesin
dengan menggunakan tenaga uap dan listrik. Akibat langsung dari sistem macam
ini adalah kerja menjadi terspesialisasi, aktivitas persaingan mencari pasaran hasil
produksi menjadi tugas utama kaum kapitalis, sedang pada saat yang sama upah
dan kesejahteraan yang tidak kunjung datang menjadi dambaan kaum
pekerja.Kapitalisme telah menyebabkan manusia sebagai pekerja,tidak lagi
mempunyai control atas potensi yang terkandung dalam kerja mereka.Potensi
ini,disebut Marx sebagai labour power(tenaga kerja),kepada kapitalis
dipertularkan dengan benda abstrak yang terdapat dalam upah.Untuk mencapai
nilai surplus dari produksinya,maka kapitalis memaksa parah buruh untuk bekerja
lebih lama dari seharunya.Akibat dari tindakan kapitalis tersebut,menyebabkan
para buruh mengalami keterasingan dalam kehidupannyaMasyarakat kapitalis
adalah masyarakat penghisapan kaum kapitalis atas kerja kaum buruh atau
masyarakat kapital yang menghisap darah manusia dan masyarakat uang yang
menimbun kekayaan serta masyarakat barang dagangan yang mengejar
keuntungan. Kapital atau modal dalam masyarakat capital adalah hubungan social
dari suatu dominasi,suatu ungkapan tentang hierarki struktur kelas di masyarakat.
Kapital, uang dan barang dagangan itu bergerak dari nafas penghisapan atas kerja
kaum buruh. Ketiga-tiganya merupakan tiga serangkai yang mempunyai peranan
penting dalam gerak masyarakat dan kehidupan kapitalis yang hidup dari nafas
penghisapan atas kerja kaum buruh. Sebab kapitalis tidak bisa hidup menghisap
tanpa kapital dan tanpa peranan uang serta produksi barang dagangan.
Penghisapan kapitalis atas tenaga kerja dan hasil kerja kaum buruh begitu halus,
melalui jalan yang sangat berliku-liku dengan cara-cara yang rumit, sangat
terselubung dan penuh rahasia. Demikian itu penghisapan kaitalis atas buruh
menjadi sangat tidak kentara. Begitu tidak kentaranya sampai bisa tidak
dimengerti dan tidak terasa oleh kaum buruh bahwa sesungguhnya mereka itu
hidup bekerja didalam cengkeraman dan dibawah penghisapan kapitalis.

Penghisapan kapitalis yang demikian itu menampakkan diri dengan


melantunkan sangat banyak gejala dalam berbagai macam bentuk yang
mengandung sangat banyak persoalan. Persoalannya begitu banyak dan tidak
sederhana hingga tidak mudah bisa dimengerti begitu saja, baik oleh kaum buruh
yang terhisap maupun oleh mereka yang menangkap gejalanya. Tapi walau begitu
dan bagaimanapun, rahasia persoalan penghisapan kapitalis bukan suatu hal yang
tidak bisa diungkap. Satu-per-satu dan semua bisa diangkat ke permukaan serta
bisa diketahui dan dimengerti secara jelas masalah dan
persoalannya.Perkembangan teknologi yang semakin canggih menciptakan
spesialisasi bidang usaha,sehingga semakin memperluas pasar.Persaingan antara
sesama kaum kapitalis pun tak terhindarkan.Akibatnya kaum buruh mengalami
kesengsaraan.Hal ini membuat kaum buruh mengadakan revolusi,merebut
kekuasaan politik dan merebut kekuasaan alat produksi,untuk dijadikan milik
bersama seluruh masyarakat.Menurut Karl Marx kapitalisme akan runtuh,dan
digantikan oleh sosialis-komunis.

Klas-klas social pada masyarakat kapitalis yaitu: klas Pemilik modal, klas
Penguasa Negara, klas Angkatan perang, klas Cendekiawan, klas Feodal, klas
Buruh, klas Petani

Anda mungkin juga menyukai