Anda di halaman 1dari 15

Sembilan Kunci Sukses Keberhasilan

dalam Manajemen Jasa pada BPR Sari Wiratama

Membangun sebuah bisnis jasa membutuhkan faktor-faktor pendukung yang mampu


membawa bisnis menuju keberhasilan. Faktor-faktor pendukung yang dimaksud terdiri atas
sumber daya manusia yang unggul, pengorganisasian tugas yang tepat, dan pengelolaan
keuangan yang terstruktur. Tumbuhnya perkembangan bisnis di masa sekarang ini membuat
perusahaan untuk lebih berfikir kritis, dimana keberlangsungan hidup usaha harus menjadi
hal yang harus dipertimbangkan agar mampu meraih kesuksesan. Berbagai jenis bisnis yang
bermunculan timbul dari banyaknya permasalahan yang dialami masyarakat dan dilihat
sebagai sebuah peluang usaha yang menjanjikan. Teori permintaan dan penawaran seolah
menjadi sebuah landasan bagi segelintir orang maupun perusahaan yang kreatif dan inovatif
untuk menciptakan sebuah bisnis. Namun, agar sebuah bisnis dapat berkembang dan
mencapai keberhasilan serta bertahan di dalam keberhasilan tersebut, perlu memperhatikan
faktor-faktor sebagai berikut :

1. Kepemimpinan yang Mengutamakan Nilai


Dalam suatu organsiasi, instansi, maupun perusahaan yang bergerak dalam
bidang bisnis baik barang ataupun jasa tentu kepemimpinan yang baik merupakan hal
yang sangat penting agar tujuan perusahaan dapat tercapai sesuai dengan visi dan misi
yang dimiliki dan dibentuknya. Menurut Berry (1999), salah satu ciri kunci
keberhasilan bisnis jasa adalah kepemimpinan yang didasari oleh nilai-nilai yang
berlaku di perusahaan, dimana perusahaan yang berada dibawah kepemimpinan yang
mengutamakan nilai mampu memberikan kewenangan karyawan dengan bebas
terarah. Dari pernyataan tersebut, dapat dijelaskan bahwa pemimpin yang
mengutamakan nilai dalam menjalan segala kegiatan di dalam perusahaan, akan
menciptakan sebuah lingkungan yang menimbulkan kenyamanan bagi karyawan
dalam memutuskan sesuatu untuk pekerjaan atau tanggung jawab yang dibebankan
kepadanya terutama yang berhubungan dengan kepuasan konsumen. Namun,
keputusan yang dibuat oleh karyawan tersebut nantinya masih berada pada koridor
atau arahan dari atasan sebagai acuan dalam mempertimbangkan keputusan yang akan
diambil karyawan (terarah).
Dalam praktiknya, agar pihak manajemen yang dipimpin dapat bekerja dengan
baik, pemimpin juga bertanggung jawab dalam memberikan suasana lingkungan kerja
yang kondusif. Penciptaan suasana pada lingkungan kerja tersebut dapat diwujudkan
dengan menerapkan nilai-nilai inti yang nantinya dapat menjadi sebuah ciri khas dari
perusahaan sehingga kedepannya diharapkan mampu meningkatkan citra perusahaan.
Di dalam BPR Sari Wiratama itu sendiri, sebagai salah satu perusahaan yang
bergerak dalam bidang jasa perbankan, dalam menjalankan usahanya pimpinan bank
memberikan kewenangan secara tidak mutlak kepada karyawan khususnya dalam
mengambil keputusan secara individu oleh masing-masing karyawan. Hal ini
disebabkan segala bentuk persetujuan berasal dari atasan atau direktur utama.
Kewenangan untuk kebebasan dalam mengambil keputusan hanya diberikan pada saat
karyawan berada di lapangan (berhubungan langsung dengan calon konsumen)
sebagai bentuk fleksibilitas dan efisiensi dalam pengambilan keputusan agar sesuai
dengan kondisi di lapangan yang berubah-ubah setiap saat. Dengan demikian, kondisi
tersebut dapat memberikan kemudahan dalam menjalankan pekerjaannya dan tidak
memberatkan karyawan. Sebagai contoh, dalam mencari nasabah, pihak perusahaan
memberikan opsi pangsa pasar yang dituju seperti wilayah pasar. Tentu pemilihan
target tersebut dilandasi oleh beberapa kelebihan atau keunggulan seperti, di dalam
pasar tentu merupakan lokasi yang startegis untuk memasarkan produk yang dimiliki
oleh BPR karena : 1) tempat yang ramai dikunjungi masyarakat, 2) banyaknya
pemilik usaha yang memungkinkan untuk ditawari, 3) akses yang mudah dijangkau.
Selain itu, keuntungan di dalam mencari calon nasabah di wilayah pasar, apabila
karyawan menawarkannya kepada salah satu pemilik toko yang sedang dikunjungi
banyak konsumen, tentu secara tidak langsung konsumen yang sedang berbelanja ikut
tertarik dengan apa yang ditawarkan oleh karyawan dan pada akhirnya bergabung
untuk melakukan transaksi di bank BPR ini, baik sebagai debitur maupun kreditur.
BPR Sari Wira Tama merupakan sebuah Bank Perkreditan Rakyat yang
beralamat di Jalan Raya Kuta, Nomor 99X Kabupaten Badung, Bali. BPR ini sama
seperti kebanyakan bank perkreditan rakyat pada umumnya yang tidak sedikit telah
menjamur di masyarakat. Namun, yang menjadi pembeda BPR satu dengan lainnya
adalah terletak pada kebijakan pemimpin, suku bunga, dan cara pemberian pelayanan
kepada nasabah.
1) Kebijakan Pemimpin
Setiap pemimpin tentu memiliki cara tersendiri dalam mengatur perusahaan
yang dipimpinnya. Selain itu, pemimpin juga harus mampu mempengaruhi
orang-orang yang dipimpinnya. Sesuai dengan peryataan Kartono (2010:18)
yang menyatakan bahwa, pemimpin adalah seorang pribadi yang memiliki
kecakapan dan kelebihan, khususnya kecakapan dan kelebihan di satu bidang
sehigga dia mampu mempengaruhi orang lain untuk bersama-sama melakukan
aktivitas-aktivitas tertentu demi pecapaian satu atau beberapa tujuan.
Dalam melaksanakan segala program ataupun keputusan yang diambil,
pemimpin memiliki kewajiban untuk menentukan kebijakan apa yang harus
dibentuk dalam upaya baik untuk pengambilan keputusan yang terkait
perusahaan, penanganan dampak-dampak yang ditimbulkan dalam
pengambilan keputusan, maupun yang terkait dengan operasional perusahaan.
2) Suku Bunga
Hal yang menjadi daya tarik bagi calon kosumen agar mau menjadi nasabah di
sebuah bank terletak pada tingkat suku bunga yang ditawarkan. Setiap BPR
maupun bank-bank umum lainnya tentu memiliki tingkat suku bunga yang
berbeda sesuai dengan kebijakan maupun peraturan yang berlaku di masing-
masing bank tersebut. Dalam penentuan suku bunga di BPR, tingkat suku
bunga dihitung dari besar kecilnya modal yang dimiliki oleh masing-masing
bank. Oleh karena itu, disetiap BPR memiliki tingkat suku bunga yang
berbeda-beda.
3) Cara Pemberian Pelayanan
Secara umum, setiap bank baik bank umum ataupun BPR memberikan
pelayanan yang prima kepada nasabahnya. Pelayanan prima sudah menjadi
sebuah kewajiban yang harus dilakukan oleh setiap bisnis jasa agar konsumen
merasa nyaman dan loyal kepada perusahaan. Apabila tidak diterapkannya hal
tersebut, bukan menjadi hal yang mustahil apabila konsumen memilih
perusahaan lain yang menawarkan pelayanan yang lebih memuaskan. Yang
menjadi pembeda dalam pemberian pelayanan antar BPR yang ada yaitu dari
sisi pemberi pelayanan (karyawan) yang berhubungan langsung dengan
nasabah. Tentu semakin dekat hubungan yang terjalin di antara keduanya,
semakin erat dan nyaman pula kenyaman yang dirasakan oleh pihak nasabah.
Dari hal tersebut, tiap karyawan memiliki trik nya tersendiri dalam mengambil
hati nasabah.
Dalam BPR Sari Wira Tama, terdapat nilai-nilai inti yang digunakan sebagai
pedoman dalam menjalankan tanggung jawab kepada perusahaan yaitu
Integritas dan Profesional. Nilai-nilai tersebut harus dimiliki dan diterapkan
oleh seluruh komponen yang ada di dalam BPR, mulai dari pimpinan bank
hingga seluruh karyawannya. Integritas yang dimaksud yaitu konsisten dalam
menjalankan atau menerapkan segala peraturan yang ditetapkan perusahaan,
bertanggung jawab terhadap segala tugas yang diberikan. Sedangkan nilai
professional, yaitu menjalan tugas atau tanggung jawab yang dibebankan
sesuai dengan standar yang ditetapkan di perusahaan perbankan yang
dinaungi, misalnya dalam memberikan dan menetapkan pengajuan kredit yang
diminta nasabah, karyawan harus melakukan analisis terlebih dahulu untuk
menentukan layak atau tidaknya debitur untuk diberikan pinjaman, mulai dari
analisis 5C + 7P, pengecekan SLIK (Sistem Layanan Informasi Keuangan),
serta pengecekan terhadap persyaratan kredit yang disetorkan nasabah agar
sesuai dengan syarat yang ditetapkan BPR.
2. Fokus Pada Strategi
Dalam memenangkan persaingan yang semakin ketat di pasar, tentu masing-
masing perusahaan memiliki strategi agar tercapainya target dan tujuan perusahaan
bisnis. Oleh sebab itu, BPR Sari Wira Tama memiliki beberapa strategi yang
digunakan seperti :
1) Menganalisis Pangsa Pasar yang Dituju
Menetapkan pangsa pasar sebelum terjun ke lapangan merupakan salah
satu hal yang perlu diperhitungkan oleh karyawan agar dalam mencari calon
nasabah dapat dengan cepat bergerak ke sasaran yang diinginkan. Agar
penetapan pangsa pasar yang dipilih dapat memenuhi target, tentunya
dilakukan analisis terkait bagaimana situasi dan kondisi terkini dan riil sasaran
yang diinginkan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan salah satunya seperti
faktor ekonomi, dan faktor bencana alam.
Menurut pemaparan narasumber selaku karyawan di BPR Sari Wira
Tama, dari sisi ekonomi, hal yang dapat mempengaruhi besar kecilnya sasaran
akan dapat dicapai yaitu dari sisi pendapatan masyarakat, kenaikan harga
barang. Sedangkan, faktor bencana alam seperti merebaknya virus corona
yang sedang menjadi masalah kesetahan dunia belakangan ini, juga turut
mempengaruhi pencapaian bank. Hal tersebut, disebabkan kebanyakan dari
nasabah bank berasal dari orang-orang yang bekerja di bidang pariwisata
seperti tour guide, penjual aksesoris, supir freelance yang mengantar jemput
wisatawan, maupun yang bekerja di salah satu hotel maupun restoran di
sekitar wilayah Badung. Dengan adanya bencana alam, mengakibatkan
berkurangnya jumlah wisatawan lokal maupun mancanegara yang berkunjung
ke Bali sehingga secara langsung akan ikut menurunkan pendapatan mereka.
Sebagai pihak bank, tentu peristiwa seperti itu merupakan faktor alam yang
tidak dapat direncanakan sehingga untuk mengatasi permasalahan yang timbul
seperti berkurangnya setoran kredit dari pihak debitur hingga kredit macet
beberapa langkah yang dapat diambil yaitu :
a. Rescheduling atau perpanjangan jangka waktu pembayaran kredit
b. Reconditioning atau mengubah persyaratan bank, khususnya terkait
suku bunga yang dibebankan kepada debitur.
c. Restructuring atau penambahan jumlah kredit.
d. Penyitaan jaminan apabila dalam jangka waktu tertentu yang sudah
disepakati pihak debitur belum mampu melakukan kewajibannya dan
sebelumnya telah diberikan keringan seperti diatas.
2) Literasi Edukasi atau Kunjungan Grebek Pasar
Strategi ini meliputi sebuah kegiatan yang diadakan di pasar-pasar
seperti yang telah dilakukan sebelumnya oleh pihak BPR yaitu berkunjung ke
pasar Bringkit, pasar Batukandik, dan pasar Raya Kuta. Kegiatan yang
diadakan ini bertujuan untuk memperkenalkan BPR kepada masyarakat
sebagai calon nasabah agar lebih dekat mengetahui BPR Sari Wira Tama.
Adapun berbagai kegiatan yang dilakukan seperti sosialisasi, penyebaran
brosur, pemasangan spanduk dan dilaksanakan setiap 3 atau 6 bulan sekali.
3) KTT (Keluarga, Teman, Tetangga)
KTT ini sendiri merupakan sebuah strategi untuk ikut mengajak
keluarga, kerabat dekat dan tetangga disekitar rumah masing-masing karyawan
untuk bergabung menjadi nasabah di BPR. Pengikut sertaan orang-orang
terdekat ini tentu merupakan hal yang paling sederhana yang dapat dilakukan
sekaligus meminimalkan risiko yang kemungkinan terjadi kedepannya karena
sebagai orang yang paling dekat dengan mereka pastinya telah mengenal
dengan baik bagaimana karakter, dan kehidupan sosialnya yang tentu sangat
diperhitungkan dalam pengajuan kredit apabila ingin meminjam sejumlah
dana di bank.
4) Mengubah Arus Investasi
Selain menargetkan pasar sebagai sasaran untuk pemasaran produk
BPR, property juga menjadi sebuah senjata lain untuk dapat memenuhi
kebutuhan dan permintaan konsumen. Pada periode sebelumnya, property
seperti rumah, tanah menjadi produk yang banyak dicari konsumen di BPR
ini. Namun, seiring berkembangnya zaman, permintaan property tersebut
semakin menurun dan bergeser ke arah kendaraan bermotor seperti mobil dan
sepeda motor. Karena permintaan yang semakin turun secara signifikan, maka
pihak bank merubah produk investasi property tersebut menjadi sebuah
produk untuk kredit kendaraan yang bernama KBM (Kredit Bundling Motor).
Dengan adanya produk ini, diharapkan baik nasabah lama maupun baru akan
tertarik dan dimudahkan dalam mendapatkan apa yang mereka inginkan.
3. Penerapan Rencana yang Istimewa
Selain membentuk strategi secara umum untuk menarik calon konsumen,
pembentukan strategi khusus juga merupakan sebuah senjata lain untuk
mengantisipasi adanya kondisi yang tidak terduga dan diharapkan dapat
memenangkan persaingan yang ketat. Persaingan di bidang jasa perbankan saat ini
tidak hanya berasal dari sesama perbankan lainnya baik itu bank umum, BPR saja,
tetapi juga dari perusahaan pembiayaan kredit lainnya seperti PT. FIF, Adira Finance,
PT. BAF , MPM, Home Credit, dan juga Koperasi. Sehingga beberapa strategi yang
dibentuk oleh BPR Sari Wira Tama adalah sebagai berikut :
1) Pemberian perhatian khusus kepada nasabah BPR
Dalam hal ini, pihak bank akan memberikan sebuah perhatian khusus kepada
nasabah lama maupun baru dengan cara seperti pemberian parsel pada even-
even tertentu seperti Galungan dan Kuningan, Hari Raya Idul Fitri dan
disesuaikan dengan keyakinan tiap nasabah.
2) Membantu dalam menangani urusan nasabah
Sebagai salah satu penyedia jasa, BPR juga tidak lupa untuk selalu berupaya
dalam memberikan kepuasan yang optimal kepada para nasabahnya. Berbagai
bentuk pelayanan dibuat dengan harapan semakin nasabah merasa terbantu
dan puas terhadap layanan yang diberikan, maka tingkat loyalitas nasabah
akan semakin tinggi pula terhadap BPR. Maka, wujud produk layanan yang
diberikan tersebut salah satunya seperti layanan dalam mengurusi
perpanjangan samsat kendaraan bermotor nasabah.
3) Hubungan Timbal Balik
Hubungan timbal balik yang dimaksudkan dapat dilakukan pada nasabah yang
membuka usaha seperti rumah makan, bengkel, ataupun pedagang kecil
seperti penjual perlengkapan sembahyang layaknya canang, dupa dan lain-
lain. Dalam usaha rumah makan, pihak karyawan berkunjung untuk makan
siang disana baik saat jam kerja maupun diluar jam kerja, serta melakukan
pemesanan catering apabila BPR melaksanakan kegiatan yang membutuhkan
konsumsi. Untuk menangani masalah pemeliharaan fasilitas operasional
kantor seperti motor ataupun mobil, BPR menggunakan jasa perbaikan servis
kendaraan ke nasabah yang memiliki bengkel. Dengan adanya jalinan yang
saling menguntungkan seperti itu, akan menimbulkan rasa percaya dan
kekerabatan yang akan terjalin antara pihak nasabah dengan BPR. Perihal
kecil inilah yang nantinya akan membangun sebuah pondasi yang kuat untuk
keberlangsung BPR.
4) Pemasaran di luar jam kerja
Untuk mencapai target yang ditetapkan oleh bank, tentu bukan perkara yang
mudah untuk dilakukan. Dibutuhkan waktu, kegigihan, kesabaran dan kerja
keras agar dapat memenuhi permintaan tersebut. Bagi sebagian karyawan yang
memiliki basic komunikasi dan pemasaran yang kuat, tentu bukan jadi
persoalan yang rumit, namun bagi sebagian kalangan yang baru meniti karir di
dunia perbankan merupakan tuntutan yang berat. Untuk mengatasi
permasalahan tidak tercapainya target, strategi yang dapat dilakukan yaitu
dengan melakukan pemasaran diluar jam kerja seperti saat weekend, ataupun
saat sepulang kantor para karyawan membawa serta kartu nama perusahaan
untuk dapat diberikan kepada calon nasabah apabila bertemu di lapangan baik
itu dengan para pedagang saat melakukan transaksi, ataupun para pembelinya,
ketika sedang berada dikendaraan umum, dan di tempat-tempat yang terduga
lainnya.
5) Pembelian kendaraan tanpa DP
Maraknya kredit di masyarakat yang memudahkan setiap orang untuk
mendapatkan barang yang diinginkan menjadi suatu tantangan sendiri bagi
perusahaan. Setiap perusahaan pelayanan jasa selalu berlomba-lomba dalam
menyediakan kredit agar masyarakat yang mendambakan barang yang
diinginkan dapat terpenuhi. Keinginan yang tak terbatas dari konsumen
membuat inovasi dalam bidang pelayanan ini terus berkembang dari masa ke
masa. Semakin berkembangannnya pengetahuan dan tren menyebabkan
masyarakat semakin kritis terhadap apa yang ditawarkan oleh masing-masing
perusahaan. Apabila perusahaan tidak memiliki sebuah produk baru yang
ditawarkan dan mampu bersaing dengan produk lain, masyarakat akan lebih
memilih produk lain yang lebih menarik dan memberikan kepuasan yang lebih
optimal. Oleh karenanya, BPR juga ikut berkembang dalam memberikan
pelayanan yaitu menyediakan layanan kredit motor tanpa DP. Lahirnya
program ini ditengarai oleh membludaknya permintaan masyarakat terhadap
kendaraan motor. Berbagai macam model keluaran perusahaan-perusahaan
ternama seperti Yamaha, Honda, Suzuki menyebabkan pola perilaku
konsumtif masyarakat di negara berkembang ini meningkat secara drastis.
4. Pengendalian Diri yang Tinggi
Faktor lainnya untuk bisa mempertahankan keberhasilan adalah mampu
mengontrol diri dengan betindak secara independen. Langkah pertama adalah selalu
mengusahakan agar perusahaan lebih dikenal oleh konsumen, baik karena
keunikannya maupun karena penawaran-penawaran lain yang diberikan. Semua faktor
kunci dalam mempertahankan keberhasilan, seperti nilai (values), kepemimpinan
(leadership), dan fokus pada strategi yang kuat, berperan dalam keberhasilan
pengendalian diri (control of destiny).
Pada BPR Wira Sari Tama, mengendepankan bertindak tanpa adanya konflik
kepentingan antar pribadi, artinya keputusan diambil adalah murni dari tugas yang
akan dijalankan. Dalam menjalankan independensi BPR Wira Sari Tama hanya
membebaskan karyawannya dalam menjalankan tugas di lapangan, namun tetap
mengedepankan koordinasi dengan pihak yang membidangi hal tersebut. Seperti
contoh, saat menemukan nasabah yang menanyakan informasi yang sangat detail
yang tidak mampu dijawab oleh karyawan, dari pada menduga-duga, karyawan harus
berkoordinasi dengan pihak terkait dan menunda menjawab pertanyaan tersebut demi
nama baik bank. Begitu pula saat menghadapi menghadapi komplain dari nasabah,
karyawan harus memerhatikan komunikasi yang baik agar masalah yang dihadapi
dapat diselesaikan dengan baik dan nilai perusahaan terjaga. Selama apa yang
dilakukan oleh karyawan tidak merugikan pihak nasabah dan tetap menjaga nama
baik perusahaan maka karyawan dibebaskan untuk melakukan tindakan dilapangan
asalkan menyadari tanggung jawab dan konsekuensi atas apa yang akan dilakukan.
Saat dilapangan karyawan tidak akan tahu apa yang akan dihadapi yang
mampu memengaruhi nilai perusahaan. Karyawan sebagai ujung tombak bank dalam
mencari nasabah harus memengang teguh koordinasi yang baik dan berpikir untuk
menjaga nama baik perusahaan. Sehingga persiapan sebelum terjun kelapangan sangat
perlu dilakukan bagi individu karyawa itu sendiri.
5. Hubungan Berdasarkan Kepercayaan
Kepercayaan adalah sesuatu yang mendasar dalam pemberian kredit. Sebelum
suatu fasilitas kredit diberikan, maka bank harus merasa yakin bahwa kredit yang
diberikan benar-benar akan kembali (terlunasi). Keyakinan tersebut diperoleh dari
hasil penilaian kredit. Dalam melakukan penilaian kriteria-kriteria serta aspek
penilaian tetap sama. Biasanya kriteria penilaian yang harus dilakukan sudah menjadi
standar setiap bank untuk mendapatkan nasabah yang benar-benar menguntungkan
dilakukan dengan prinsip 5C dan 7P serta asas 3R.
Adapun penjelasan untuk analisis dengan 5C kredit adalah sebagai berikut:
1) Character (watak)
Suatu keyakinan bahwa, sifat atau watak dari orang-orang yang akan diberikan
kredit benar-benar dapat dipercaya, hal ini tercermin dari latar belakang si
nasabah baik yang bersifat latar belakang pekerjaan maupun yang bersifat
pribadi. Seperti : gaya hidup, hoby, dan social standingnya. Ini semua
merupakan ukuran “kemauan” membayar.
2) Capacity (kemampuan)
Untuk melihat kemampuan nasabahnya dalam bidang bisnis yang
dihubungkan dengan pendidikannya, kemampuan bisnis juga diukur dengan
kemampuannya dalam memahami tentang ketentuan-ketentuan pemerintah.
Pada akhirnya akan terlihat “kemampuannya” dalam mengembalikan kredit
yang disalurkan.
3) Capital (modal)
Untuk melihat penggunaan modal apakah efektif, dilihat laporan keuangan
(neraca dan laporan rugi laba) degan melakukan pengukuran seperti dari segi
likuiditas, solvabilitas, rentabilitas dan ukuran lainnya. Capital juga harus
dilihat dari sumber mana saja modal yang ada sekarang ini.
4) Collateral (agunan)
Merupakan jaminan yang diberikan calon nasabah baik yang besifat fisik
maupun non fisik. Jaminan hendaknya melebihi jumlah kredit yang diberikan.
Jaminan juga harus diteliti keabsahannya, sehingga jika terjadi suatu masalah,
maka jaminan yang dititipkan akan dapat dipergunakan secepat mungkin.
5) Condition of economy (kondisi perekonomian)
Dalam menilai kredit hendaknya juga dinilai kondisi ekonomi dan politik
sekarang dan dimasa yang akan datang sesuai sektor masing-masing, serta
prospek usaha dari sektor yang dijalankan. Penilaian prospek bidang usaha
yang dibiayai hendaknya benar-benar memiliki prospek yang baik, sehingga
kemungkinan kredit tersebut bermasalah relatif kecil.
Kemudian penilaian kredit dengan metode analisis 7P adalah sebagai berikut:
1) Personality (kepribadian)
Yaitu, menilai nasabah dari segi kepribadiannya atau tingkah lakunya sehari-
hari maupun masa lalunya. Seperti : emosi, tingkah laku, dan sikap dalam
menghadapi suatu masalah.
2) Party (golongan)
Yaitu, mengklasifikasikan nasabah ke dalam klasifikasi tertentu atau
golongan-golongan tertentu berdasarkan modal, loyalitas serta karakternya.
3) Perpose (tujuan)
Yaitu, untuk mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil kredit, termasuk
jenis kredit yang diinginkan nasabah. Contoh : apakah untuk modal kerja atau
investasi, konsumtif atau produktif dan lain sebagainya.
4) Prospect (prospek)
Yaitu, untuk menilai usaha nasabah dimasa yang akan datang menguntungkan
atau tidak, atau dengan kata lain mempunyai prospek atau sebaliknya.
5) Payment (sumber pembayaran)
Merupakan ukuran bagaimana cara nasabah mengembalikan kredit yang telah
diambil atau dari sumber mana saja dana untuk pengembalian kredit. Semakin
banyak sumber penghasilan debitur maka akan semakin baik.
6) Profitability (kemampuan untuk membayar keuntungan)
Untuk menganalisis bagaimana kemampuan nasabah dalam mencari laba.
Diukur dari periode ke periode apakah akan tetap sama atau akan semakin
meningkat.
7) Protection (perlindungan)
Tujuannya adalah bagaimana menjaga agar usaha dan jaminan mendapatkan
perlindungan. Perlindungan dapat berupa jaminan barang atau orang atau
jaminan asuransi.
Kemudian penilaian kredit dengan asas 3R adalah sebagai berikut:
1) Returns
Adalah penilaian atas hasil yang akan dicapai perusahaan calon debitor setelah
memperoleh kredit.
2) Repayment
Adalah memperhitungkan kemampuan, jadwal, dan jangka waktu pembayaran
kredit oleh calon debitor, tetapi perusahaannya tetap berjalan.
3) Risk Bearing Ability
Adalah memperhitungkan besarnya kemampuan perusahaan calon debitor
untuk menghadapi risiko, apakah perusahaan calon debitor risikonya besar
atau kecil.

Maksud penilaian kredit dengan menggunakan prinsip-prinsip diatas adalah


untuk memperoleh kepercayaan dan menghindari hal-hal yang tidak diinginkan
dikemudian hari bila kredit ternyata jadi diberikan, sehingga kredit tersebut aman dan
terkendali.
Selain menciptakan kepercayaan dengan nasabah, menjadi hal penting juga
menjaga kepercayaan antar karyawan dengan pimpinan, ataupun sesama karyawan.
Sebagai karyawan sudah tentu harus memiliki kepercayaan kepada pimpinan, bahwa
pemimpin akan mampu membawa bank ke arah yang lebih baik dan berkompeten
dalam bidang yang dijalankan. Pada BPR Wira Sari Tama bukti bahwa pimpinan bank
dapat dipercaya dari hal kinerja adalah, selama 6th pimpinan bank mampu menaikkan
aset dari 30 Milyar menjadi 50 Milyar, sehingga membuat karyawan semakin yakin
akan keberhasilan pimpinan dalam memimpin bank dan karyawannya. Begitupula
dengan sesama karyawan, kepercayaan merupakan dasar dalam menjalin komunikasi
sehingga terciptanya budaya kerja yang baik. Dalam perkembangan belum pernah
ditemukan kasus korupsi yang dilakukan karyawan di bank ini, atapun pelanggaran
yang fatal sehingga menimbulkan kepercayaan antar karyawana bahwa orang-orang
di dalam bank itu merupakan orang yang apat dipercaya.
6. Investasi Dalam Bidang Sumber Daya Manusia
Investasi dalam bidang SDM tidak terlepas dari karakteristik jasa yang
merupakan suatu proses dengan melibatkan konsumen dan karyawan dalam suatu
hubungan yang sangat erat. Perusahaan harus mampu merekrut karyawan yang
berkompeten dan bertanggung jawab, sebab akan memengaruhi produktivitas kerja,
yang akhirnya akan memengaruhi kepuasan konsumen dan nilai perusahaan.

Dengan demikian, perusahaan jasa yang mampu bertahan dalam


kesuksesannya akan melakukan investasi yang cukup besar dalam bidang SDM-nya,
melalui seleksi sumber daya manusia yang ketat, program pelatihan
berkesinambungan, serta penanaman sikap dan perilaku rasa memiliki.

Investasi dalam bidang SDM juga dilakukan oleh BPR Wira Sari Tama,
dengan berbagai cara untuk menunjang pengetahuan dari karyawan itu sendiri.
Pemberdayan dalam bidang SDM yang dilakukan pada bank ini antara lain dengan
mengikuti seminar dan pelatihan yang dilakukan oleh Bank Indonesia, Otoritas Jasa
Keuangan (OJK), dan Pebarindo yang biasanya mengadakan seminar 2 kali dalam
sebulan dengan tema yang berbeda.

Selain dalam bidang pemberdayaan sumber daya manusia, rekrutmen juga


merupakan hal yang akan memengaruhi karyawan yang akan diterima pada
perusahaan ini. cara-cara yang biasa digunakan untuk rekrutment karyawan seperti;
(1) KTT (Keluarga, Teman, Tetangga) karyawan yang sudah ada diperusahaan akan
merekomendasikan orang-orang terdekatnya yang sekiranya pantas untuk menempati
kualifikasi yang dibutuhkan; (2) bertanya ke debitur yang sudah dikenal baik dan
bertanggung jawab. (3) proses rekrutmen dengan menyebarkan informasi-informasi
tentang lowongan pekerjaanyang ada di perusahaan tersebut. Selanjutnya akan ada
masa percobaan selama 3 bulan untuk menilai karyawan tersebut.

Tidak sampai disitu saja, karyawan yang telah masuk sebagai bagian dari
perusahaan ini juga selalu diawasi oleh pimpinan-pimpinan yang ada. Seperti
contohnya, sebelum terjun ke lapangan direksi selalu melakukan breefing selama 15-
30 menit, membicarakan tentang keadaan BPR pada saat itu, target dan pangsa pasar,
dan hal lain yang terkait untuk memberikan kejelasan dan satu komando pada tim
yang akan bekerja.
7. Bertindak sebagai Perusahaan Kecil
Sebuah perusahaan walaupun sudah sangat berkembang harus perlu
memposisikan dirinya dalam memberikan perhatian dan pelayanan yang istimewa
kepada para pelanggan karena umumnya pelanggan ingin diperhatikan, dilayani serta
diperlakukan dengan istimewa dan dihormati sehingga perushaan perlu menyesuaikan
pelayanan dengan kebutuhan konsumen. Perusahaan harus mengenal konsumen
dengan baik dan bertindak sebagai perusahaan kecil sehingga pelanggan merasa
nyaman dan perusahaan dapat melakukan pendekatan secara personal. Bertindak
sebagai perusahaan kecil ini bertujuan agar dapat melayani konsumen dengan baik,
cepat, fleksibel dengan cara yang sangat pribadi. Hal tersebut juga dilakukan oleh
BPR Sari Wiratama dengan memanfaatkan teknologi untuk memberikan pelayanan
atau perhatian serta membangun hubungan dengan pelanggan secara personal
sehingga pelanggan merasa dekat dan mudah dalam mendapat pelayanan. Misalnya
memberikan komen pada kegiatan pelangga atau ucapan ketika peringatan hari
tertentu seperti ulang tahun dengan menghubungi melalui nomer telepon (WA) yang
didapat dari pelanggan langsung atau melalui pegawai BPR. Selain itu, untuk
menjalin kedekatan dengan pelanggan, perusahaan juga biasanya berkunjung ke
rumah pelanggan ketika ada upacara sehingga dari hal tersebut pelanggan merasa
lebih diperhatikan dan diperlakukan istimewa. Teknologi tersebut juga dimanfaatkan
untuk memberikan pelayanan yang lebih mudah misalnya kelengkapan dokumen
pelanggan (KTP) bisa dikirim melalui foto dan sebagainya sehingga pelanggan
merasa dipermudah dan mempengaruhi loyalitasnya untuk menggunakan kembali jasa
pada perusahaan tersebut. Perusahaan juga memberikan pelayanan door to door agar
memudahkan pelanggan dalam mendapatkan jasa sambil membangun kedekatan
dengan perusahaan melalui pegawai BPR.

8. Pengembangan Merk
Pengembangan merek menjadi salah satu kunci penting dalam perusahaan jasa
mengingat respon dan penilaian pelanggan baru akan didapatkan setelah pelanggan
tersebut menggunakan jasa perusahaan sehingga penting bagi perusahaan selalu
memberikan pelayanan yang prima ke setiap pelanggan agar dapat membangun citra
yang baik terhadap kualitas pelayanan yang diberikan. Pengalaman konsumen akan
menentukan apakah akan menggunakan kembali jasa perusahaan tersebut atau beralih
ke perusahaan lain. Perusahaan yang mempunyai kesan merek yang kuat akan
menumbuhkan kepercayaan konsumen terhadap perusahaan sehingga dari
kepercayaan tersebut perusahaan dapat membangun hubungan yang baik dalam
jangka panjang dengan para pelanggannya. Untuk itu, BPR Sari Wiratama
membangun merek dengan tetap menjaga serta meningkatkan reputasi perusahaan
melalui tampilan fisik, karyawan serta pelayanan yang diberikan.

Dalam pengembangan merek ini, perusahaan juga fokus pada sumber daya
manusia yang dimiliki agar memiliki komitmen kuat dalam memberikan pelayanan
yang prima sehingga dapat mendongkrak reputasi perusahaan dalam pengembangan
merek melalui sumber daya manusia yang berkualitas. Selain itu, pengetahuan yang
dimiliki karyawan tentang kebutuhan pelanggan dalam memutuskan memilih jasa
yang disediakan perusahaan juga akan memberikan kepercayaan kepada pelanggan
karena mendapatkan informasi yang bisa dipercaya mengenai keputusan yang akan
diambil dalam menggunakan jasa perusahaan. Dengan memberikan pelayanan yang
prima sesuai kebutuhan pelanggan, tidak berbelit-belit, mudah dan menggunakan
konsep jemput bola dalam memberikan pelayanan akan membangun customer
experience dan brand meaning dalam benak pelanggan. Perusahaan juga penting
membangun kenyamanan karena kenyamanan tidak dapat dibeli sehingga ketika
pelanggan merasa nyaman mereka akan menggunakan kembali jasa-jasa yang
disediakan perusahaan tersebut.

9. Kedermawanan
Suatu perusahaan harus memperhatikan lingkungan sosial di mana perusahaan
itu berada, agar tujuannya memperoleh laba melalui kepuasan konsumen dapat
dipertahankan dalam jangka waktu yang panjang. Apabila konsumen dan perusahaan
puas, sedangkan masyarakat sekitarnya tidak merasakan manfaat sama sekali,
perusahaan tidak akan bisa bertahan lama.
Hal ini erat kaitannya sebagai tanggung jawab sosial perusahaan berupa CSR
(Corporate Social Responsibility), dimana perusahaan memberikan perhatian kepada
lingkungan dan masyarakat. perhatian ini ini tidak hanya memperkerjakan masyarakat
di sekitar perusahaan, tetapi juga memberikan sumbangan dalam bentuk finansial,
keagamaan, pendidikan, dan yang lainnya yang berhubungan dengan masyarakat.
Letak BPR Wira Sari Tama yang dekat dengan kota dan pedagang,
memberikan pengaruh baik tehadap pedagang-pedagang yang ada karena karyawan
sering berkunjung untuk makan siang ataupun sekedar beristrahat. Selain itu BPR ini
juga sering melakukan kegiatan-kegiatan sosial keagamaan seperti; (1) memberikan
sumbangan dan kerja bakti di Pura Besakih (Karangasem), Pura Arjuna (Malang),
Pura Melanting, Pura Uluwatu, Pura Pura Teratai Bang, dan di tempat tempat lain. Hal
ini dilakukan sebagai kesadaran BPR akan kehidupan sosial yang ada di
lingkungannya, serta menunjukan sikap kedermawan untuk peduli terhadap sesama.
Selain itu hal ini akan berpengaruh positif terhadap citra perusahaan dan mengenalkan
perusahaan ke masyarakat luas. Oleh karena itu, selain laba yang menjadi tujuan
utama dari suatu perusahaan tidak bisa dipungkiri juga kekuatan sosial di masyarakat
harus diperhatikan karena akan berpengaruh pada kelangsungan perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai