BAB I
PENDAHULUAN
Sejak zaman pra sejarah, penduduk kepulauan Indonesia dikenal sebagai pelayar-
pelayar yang sanggup mengarungi lautan lepas. Sejak awal masehi sudah ada rute-rute
pelayaran dan perdagangan antara kepulauan Indonesia dengan berbagai daerah di daratan
Asia Tenggara. Wilayah Barat Nusantara dan sekitar Malaka sejak masa kuno merupakan
wilayah yang menjadi titik perhatian, terutama karena hasil bumi yang dijual disana menarik
bagi para pedagang, dan menjadi daerah lintasan penting antara Cina dan India. Sementara
itu, pala dan cengkeh yang berasal dari Maluku dipasarkan di Jawa dan Sumatera, untuk
kemudian dijual kepada para pedagang asing. Pelabuhan-pelabuhan penting di Sumatra dan
Jawa antara abad ke-1 dan ke-7 M sering disinggahi para pedagang asing seperti Lamuri
(Aceh), Barus, dan Palembang di Sumatra; Sunda Kelapa dan Gresik di Jawa.
Bersamaan dengan itu, datang pula para pedagang yang berasal dari Timur Tengah.
Mereka tidak hanya membeli dan menjajakan barang dagangan, tetapi ada juga yang
berupaya menyebarkan agama Islam. Dengan demikian, agama Islam telah ada di Indonesia
ini bersamaan dengan kehadiran para pedagang Arab tersebut. Meskipun belum tersebar
secara intensif ke seluruh wilayah Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
Maka setelah 15 tahun sesudah seminar di Medan berlangsung atau tepatnya pada
tanggal 10-16 juni 1978, majelis ulama propinsi daerah istimewa Aceh memprakarsai pula
seminar serupa yaitu tentang sejarah masuk dan berkembangnya Islam di daerah istimewa
aceh yang diadakan di Banda Aceh. Seminar ini dihadiri oleh para sarjana dan cendekiawan
yang berada di Aceh khususnya. Dari hasil seminar tersebut dapat disimpulkan:
1. Pada abad pertama hijrah islam sudah masuk di Aceh
2. Kerajaan-kerajaan Islam yang pertama adalah perlak, lamuri dan pasai
3. Islam berkembang di Aceh melalui cara hikmah kebijaksanaan
Sebenarnya apa yang telah disimpulkan dalam ke-2 seminar tersebut diatas terutama
yang menyangkut dengan proses islamisasi di Indonesia adalah juga seirama dengan
pendapat 2 sarjana barat yaitu Prof. Gabriel Ferrand dan Prof. Paul Wheatly. Bersumber pada
keterangan para musafir dan pedagang Arab tentang Asia Tenggara, maka ke-2 sarjana
tersebut menyebutkan bahwa sudah sejak abad ke-8, pelabuhan-pelabuhan yang terkenal di
Asia Tenggara pada masa itu, telah dikunjungi oleh para pedagang dan musafir-musafir Arab.
Dan bahkan pada kota-kota dagang itu telah terdapat Fondasi-fondasi para pedagang Islam.
Jadi dapat ditafsirkan bahwa agama Islam masuk ke Indonesia sejak awal ke-8 M, langsung
dibawa oleh para pedagang dan musafir Arab.
2. Masa Penjajahan
Ditengah-tengah proses transformasi sosial yang relative damai itu, datanglah
pedagang-pedagang Barat, yaitu portugis, kemudian spanyol, di susul Belanda dan Inggris.
Tujuannya adalah menaklukkan kerajaan-kerajaan Islam Indonesia di sepanjang pesisir
kepulauan Nusantara ini.
Pada mulanya mereka datang ke Indonesia hanya untuk menjalinkan hubungan
dagang karena Indonesia kaya akan rempah-rempah, tetapi kemudian mereka ingin
memonopoli perdagangan tersebut dan menjadi tuan bagi bangsa Indonesia.
Apalagi setelah kedatangan Snouck Hurgronye yang ditugasi menjadi penasehat
urusan pribumi dan Arab, pemerintah Hindia-Belanda lebih berani membuat kebijaksanaan
mengenai masalah Islam di Indonesia karena Snouck mempunyai pengalaman dalam
penelitian lapangan di Negeri Arab, Jawa dan Aceh. Lalu ia mengemukakan gagasannya yang
di kenal dengan politik Islam di Indonesia. Dengan politik itu ia membagi masalah Islam
dalam tiga kategori, yaitu:
a. Bidang agama murni atau ibadah;
b. Bidang sosial kemasyarakatan; dan
c. Politik.
Masuknya kebudayaan Islam dalam kebudayaan nasional, meliputi bahasa, nama, adat
istiadat dan kesenian.
a. Pengaruh Bahasa dan Nama
Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional banyak terpengaruh dari bahasa Arab. Bahasa ini
sudah begitu menyatu dalam lidah bangsa Indonesia. Tidak hanya dalam bahasa komunikasi
sehari-hari, bahakan dipergunakan pula dalam bahasa surat kabar, dan sebagainya.
Pengaruh Islam dalam bidang nama, sungguh banyak sekali. Banyak tokoh dan bukan tokoh
masyarakat menggunakan nama berdasarkanpada bahasa Arab,yang merupakan bahasa
simbol pemersatu Islam. Semua itu bukti adanya pengaruh Islam dalam kehidupan
masyarakat dan bangsa Indonesia.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat kami simpulkan sebagai berikut:
- Islam masuk ke Indonesia pada abad pertama Hijrah atau abad ke tujuh/ke delapan masehi.
Ini mungkin didasarkan pada penemuan batu nisan seorang wanita muslimah yang bernama
Fatimah binti Maimun di Leran dekat Surabaya yang bertahun 475 H atau 1082 M.
- Corak dan Perkembangan Islam di Indonesia
- Masa Kesulthanan
- Masa Penjajahan
- Gerakan dan organisasi Islam
- Pengaruh Islam terhadap Peradaban Bangsa Indonesia dan Perkembangannya
Perkembangan Islam dan pengaruhnya di masyarakat Indonesia sangat luas, adapun
pengaruhnya yaitu:
- Pengaruh Bahasa dan Nama
- Pengaruh Adat Istiadat
- Pengaruh Dalam Kesenian dan Bangunan Ibadah
- Pengaruh Dalam Bidang Politik
B. Saran
Demikian pembahasan dari makalah kami. Kami berharap semoga pembahasan dalam
makalah ini dapat membantu dan bermanfaat bagi pembaca. Dan kami pun berharap pula
kritik dan saran dari pembaca untuk kesempurnaan dalam tugas kami selanjutnya. Sekian dan
terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA
Suminto, Aqid., Politik Islam Hindia Belanda, Jakarta: Pustaka LP3ES.
Thohir, Ajid., Perkembangan Peradaban Di Kawasan Dunia Islam, Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2004.
Hasjmy, A., Sejarah Kebudayaan Islam di Indonesia, cet.1, Jakarta: PT. Bulan Bintang, 1990.
Murodi, Sejarah Kebudayaan Islam, Semarang: PT. Karya Toha Putra, 1994.