(Modul 07) PENGUAT DAYA
(Modul 07) PENGUAT DAYA
2 PERSIAPAN
▪ Mempelajari prinsip kerja transistor
▪ Mempelajari penguat daya kelas B dan AB
( Malvino, Albert. 2016. Elctronics Principles 8th Edition. McGraw-Hill. USA. Hlm 366.)
▪ Mempelajari rangakaian Troubleshooting.
(Floyd, Thomas L.2012. Elctronics Device 9th Edition. Prentice Hall, 1 Lake Street, Upper
Saddle River, New Jersey. Hlm 356.)
▪ Mempelajari datasheet transistor NPN BD139
▪ Mempelajari datasheet transistor PNP BD140
3 PERALATAN PRAKTIKUM
▪ Transistor BD139 dan BD140 1 buah
▪ Resistor secukupnya
▪ Dioda 1N4005 2 Buah 1 buah
▪ Breadboard 1 buah
▪ Multimeter secukupnya
▪ Signal generator 1 buah
▪ Catu daya 1 buah
▪ Osiloskop 1 buah
4 DASAR TEORI
Power Amplifier atau dalam bahasa Indonesia disebut dengan Penguat Daya adalah sebuah
rangkaian elektronika yang berfungsi untuk memperkuat atau memperbesar sinyal masukan. Di dalam
bidang Audio, Power Amplifier akan menguatkan sinyal suara yang berbentuk analog dari sumber suara
(input ) menjadi sinyal suara yang lebih besar (output). Sumber sinyal suara yang dimaksud tersebut dapat
berasal dari alat-alat Tranduser seperti mikrofon yang dapat mengkonversikan energi suara menjadi sinyal
listrik ataupun Optical Pickup CD yang mengkonversikan getaran mekanik menjadi sinyal listrik. Sinyal
listrik yang berbentuk sinyal AC tersebut kemudian diperkuat arus (I) dan tegangannya (V) sehingga
menjadi output yang lebih besar. Besaran penguatannya ini sering disebut dengan istilah gain.
Dalam dunia elektronika sendiri, penguatan merupakan salah satu aspek penting untuk
mendapatkan keluaran yang diinginkan. Hal ini disebabkan sinyal masukan yang biasanya diperoleh
kurang tinggi, sehingga dibutuhkan suatu rangkaian penguat yang akan menguatkan sinyal. Penguatan ini
bisa berupa penguatan tegangan, penguatan arus atau penguatan daya. Pada modul ini akan dipelajari lebih
lanjut terkait penguat daya atau biasa disebut sebagai power amplifier. Komponen yang berperan dalam
penguatan daya ini adalah transistor. Jenis penguat sendiri bisa dikategorikan berdasarkan kelasnya,
coupling, dan rentang frekuensi yang akan mempengaruhi besar penguatan yang diberikan. Dalam
praktikum ini akan dilakukan percobaan terhadap penguat kelas B dan AB.
Troubleshooting Troubleshooting adalah sebuah istilah dalam bahasa inggris, yang merujuk kepada
sebuah masalah. Troubleshooting merupakan pencarian sumber masalah secara sistematis sehingga
masalah tersebut dapat diselesaikan. Troubleshooting, kadang-kadang merupakan proses penghilangan
masalah, dan juga proses penghilangan penyebab potensial dari sebuah masalah. Troubleshooting, pada
umumnya digunakan dalam berbagai bidang, seperti halnya dalam bidang komputer, administrasi sistem,
dan juga bidang elektronika dan kelistrikan. Dalam modul ini akan dianalisa kasus troubleshooting untuk
rangkaian penguat amplifier.
Penguat kelas A
Penguat kelas A merupakan kelas Penguat yang desainnya paling sederhana dan paling umum
digunakan. Seperti namanya yaitu Kelas A yang artinya adalah kelas terbaik, penguat Kelas A ini memiliki
tingkat distorsi sinyal yang rendah dan memiliki liniearitas yang tertinggi dari semua kelas penguat
lainnya.
Umumnya, penguat kelas A menggunakan transistor single (transistor bipolar, FET, IGBT) yang
terhubung secara konfigurasi Common Emitter Letak titik kerja (titik Q) berada di pusat kurva
karakteristik atau berada pada setengah Vcc (Vcc/2) dengan tujuan untuk mengurangi distori pada saat
penguatan sinyal.
Pada penguat kelas ini, transistor akan terus beroperasi sepanjang waktu. Ini artinya aliran arus
dari kolektor sebesar 3600, seperti terlihat pada gambar keluaran sinyal. Dengan menggunakan penguat
kelas A, sinyal dapat “diayunkan” melewati batas range maksimum tanpa khawatir terjadi saturasi atau
cut-off pada transistor, yang akan menyebabkan distorsi pada sinyal.
Penguat kelas B
Penguat daya kelas B atau biasa disebut dengan push-pull amplifier menggunakan 2 transistor
(NPN dan PNP) dengan konfigurasi pemasangan yang saling bertolak belakang. Hal ini untuk menandakan
bagian positive half cycle dan negative half cycle yang akan meloloskan sinyal dalam kondisi bolak-balik.
Karena masih berpotensi terdapat cacat maka dibutuhkan keadaan forward bias pada tiap emitternya.
Untuk menghindari kenaikan temperatur yang akan mengarah pada terjadinya crossover distortion,
maka pada penguat daya kelas AB ini digunakan dioda yaitu membuat tegangan bias pada dioda emitter.
Sedangkan efisiensi dari penguat daya dapat dihitung dengan cara membandingkan daya keluaran
yang dihasilkan terhadap daya dc yang diberikan pada penguat oleh sumber dc.
5 TUGAS PENDAHULUAN
a. Buatlah rangkaian seperti untuk penguat B menggunakan BD139, BD140, dan Resistor
beban100ohm. Kemudian Berikan tegangan menggunakan catu daya. Atur amplitudo
tegangan input (𝑉𝑟𝑚𝑠) dari signal generator dengan variasi dari 2Vsampai 5V.
Hitunglah nilai penguatan dan efisisensi berdasarkan rangkaian yang anda buat!
Apa yang terjadi saat tegangan yang diberikan kurang dari tegangan cut-off
transistor? Mengapa hal tersebut dapat terjadi? Jelaskan!
7 ANALISIS
1. Bandingkan hasil percobaan penguatan daya kelas B dan AB! Apa kesimpulan yang bisas
diperoleh?
2. Apakah terdapat pengaruh frekuensi sinyal masukan terhadap penguat daya?
3. kesimpulan apa yang bisa didapat untuk percobaan 2.a dan 2b? (Bandingkan gambar sinyal
dengan percobaan 2)
8
REFERENSI
[1] Malvino, Albert. 2016. Elctronics Principles 8th Edition. McGraw-Hill. USA. Hlm 366.
[2] Floyd, Thomas L.2012. Elctronics Device 9th Edition. Prentice Hall, 1 Lake Street, Upper
Saddle River, New Jersey. Hlm 356
LOG AKTIVITAS
Nama :
NIM :
Shift :
Penguat Kelas B
Tabel 1. Data tegangan dan arus keluaran terhadap masukan yang diberikan
Penguat Kelas AB
Tabel 3. Data tegangan dan arus keluaran terhadap masukan yang diberikan
Catatan : sertakan gambar sinyal untuk penguat b dan ab dari osiloskop dibawah tabel data pada laporan!
Gambar 7. Gambar sinyal masukan dan keluaran
Catatan :