Oleh :
Tabina Dea Anindya (1805551081)
K.Panji Dharmawan (1805551098)
Made Srinitha Milinia Utami (1805551099)
Ni Kadek Kristina Yanti (1805551103)
Luh Ayu Anggie Iswari Dewi (1805551109)
Ni Luh Putu Diah Putri Maheswari (1805551110)
Ida Ayu Gde Widya Savitri (1805551113)
Teknologi Informasi
Fakultas Teknik
Universitas Udayana
2019
Drone merupakan pesawat tanpa pilot. Pesawat ini dikendalikan secara
otomatis melalui program komputer yang dirancang, atau melalui kendali jarak jauh
dari pilot yang terdapat di dataran atau di kendaraan lainnya. Drone adalah wahana
yang dilengkapi sistem pengendali terbang melalui gelombang, navigasi presisi
(Ground Positioning System (GPS)), dan elektronik kontrol penerbangan sehingga
mampu terbang sesuai perencanaan terbang (autopilot).
Drone ini memungkinkan untuk melakukan pelacakan posisi dan orientasi dari
sensor yang diimplementasikan dalam sistem lokal atau koordinat global (Eisenbeiss,
2009). Dengan drone sendiri mengefisienkan waktu karena dapat memiliki citra suatu
wilayah kapan pun kita mau tidak terganung waktu seperti citra satelit waktu
perekamannya yang sudah diatur. Drone biasanya juga dilengkapi dengan peralatan
kamera resolusi tinggi dapat melakukan pemotretan foto udara. Penggunaan drone
menghasilkan gambar/citra dengan resosuli spasial yang besar, tidak terkendala awan,
karena pengoperasiaannya pada ketinggian di bawah awan. Melalui drone, skala
kedetailan data menjadi sangat tinggi dan proses pengumpulan datanya menjadi lebih
mudah (Zaco. et al, 2014)
Satelit adalah benda langit yang tidak memiliki sumber cahaya sendiri dan
bergerak mengelilingi planet tertentu sambil mengikuti planet tersebut beredar dengan
periode revolusi dan rotasi tertentu. Ada dua macam satelit, yakni satelit alam dan
satelit buatan. Satelit alam adalah benda-benda luar angkasa bukan buatan manusia
yang mengorbit sebuah planet atau benda lain yang lebih besar daripada dirinya,
contohnya Bulan yang merupakan satelit dari Bumi. Pergerakan satelit dalam
mengelilingi bumi secara umum mengikuti hukum Keppler yang didasarkan pada
beberapa asumsi yaitu pergerakan satelit hanya dipengaruhi oleh medan gaya berat
sentral bumi, satelit bergerak dalam bidang orbit yang tetap dalam ruang, massa satelit
tidak berarti dibandingkan massa bumi, satelit bergerak dalam ruang hampa, dan tidak
ada matahari, bulan, ataupun benda-benda langit lainnya yang mempengaruhi
pergerakan satelit.
Sementara satelit buatan merupakan benda buatan manusia yang diluncurkan
ke luar angkasa untuk keperluan tertentu. Sama seperti satelit alam, satelit buatan
tersebut merupakan sebuah benda diangkasa yang berputar mengikuti rotasi bumi.
Satelit dapat dibedakan berdasarkan bentuk dan keguaananya seperti: satelit cuaca,
satelit komonikasi, satelit iptek dan satelit militer. Untuk dapat beroperasi satelit
diluncurkan ke orbitnya dengan bantuan roket. Negara -negara maju seperti AS, Rusia,
Perancis, Cina, telah memiliki stasiun untuk melontarkan satelit ke orbitnya.
Biaya pemotretan dengan menggunakan drone kecil (<13,6 kg), lengkap
dengan ground station dan peluncur, berkisar dari ratusan ribu rupiah hingga satu jutaan
(Laliberte, 2009) dikutip oleh Shofiyanti (2011). Jika dibandingkan dengan citra satelit
yang biasa dipergunakan untuk aplikasi inderaja di pemetaan bidang tanah, seperti
Geoeye, Ikonos, Quickbird, Pleiades, dan Worldwiew-2, maka citra drone ini relative
lebih murah. Perbandingan harga citra yang dihasilkan drone rata-rata lebih murah
61,16 % (Rp. 20.462.500,-) jika pemesanan citra menggunakan luasan minimum
pemesanan 100 km2 , kecuali citra Pleiades relative lebih murah sekitar 42,87 % (Rp.
9.754.500,-). Dengan demikian penggunaan drone sebahai wahana pemetaan bidang
tanah sangat efisien biaya pemotretan. Peralatan yang relatif murah dan mudah
digunakan sangat diperlukan untuk percepatan pemetaan bidang tanah. Penggunaan
drone untuk percepatan pemetaan tanah adalah pilihan yang tepat karena hasil
pemotretan drone punya resolusi spasial yang tinggi sehingga sesuai dengan aturan
pemetaan bidang tanah dan harganya murah.
1. Kerangka (Frame)
Sebuah drone memerlukan kerangka atau dalam bahasa Inggris disebut sebagai
frame ataupun rig. Kerangka drone 4-motor, biasanya menyerupai huruf "x" ataupun
tanda "+". Keempat motor terpasang pada ujung-ujung kerangka tersebut.
Perbedaan utama antara keduanya adalah ke arah ke mana "muka" dari
pengendali utama atau flight controller menghadap. Gambar berikut dapat memberikan
ilustrasi perbedaan antara keduanya.
Sementara itu, gambar berikut di bawah menunjukkan empat buah ESC yang
terhubung dengan sebuah Power Distribution Board (PDB).
PDB ini memiliki tugas tidak lebih hanya untuk mendistribusikan daya listrik dari
baterai kepada keempat ESC yang terhubung langsung dengannya.
5. Radio Controller (RC), Transmitter dan Receiver
Pengendali jarak jauh dengan menggunakan frekuensi radio, atau lebih dikenal
dengan nama radio controller (RC)saja, mutlak diperlukan untuk mengendalikan
drone 4-motor.
Pengendali ini memerlukan alat pemancar atau transmitter dan penerima atau
receiver. Pemancar selalu ada di tangan Anda, sang pengendali drone, sementara
penerima dipasang pada drone dan terhubung langsung dengan Pengendali Utama,
flight controller.
Radio controller yang diperlukan untuk mengendalikan drone membutuhkan
minimal 4 kanal atau channels untuk berkomunikasi dengan drone. Masing-masing
channel dipakai untuk mengendalikan: throttle atau lift, yaw atau rudder, pitch atau
elevator dan roll atau aileron.
Sebuah drone, tidak lengkap tanpa adanya baterai. Baterai yang paling umum
dipakai sekarang ini adalah baterai Lithium-ion Polymer, atau lebih sering disingkat
sebagai Li-Po atau Lipo saja. Umumnya, setiap sel baterai Lipo memiliki daya nominal
sebesar 3.7 Volt. Jika sebuah drone membutuhkan daya yang besar, karena motor-
motornya yang berdaya besar atau karena berat total drone besar, maka diperlukan
baterai dengan daya yang besar pula. Dengan demikian diperlukanlah baterai dengan
jumlah sel 2 sampai dengan 6 sel. Total daya listrik yang dibawa berkisar dari 7.4
sampai 22.2 Volt. Indikator jumlah sel dalam sebuah baterai Lipo ditampilkan dalam
satuan "S". Misalnya baterai dengan 2 sel, berindikasi "2S", 3 sel dengan "3S", 4 sel
dengan "4S" dan seterusnya.
Baterai-baterai tersebut juga memiliki kapasitas berbeda dan kemampuan
mengalirkan arus dalam satu waktu, yang berbeda pula. Kapasitas baterai umumnya
dinyatakan dalam skala milli-ampere per-hour (mAh), seperti 1000 mAh atau 5500
mAh. Sementara kemampuan mengeluarkan arus dalam satu waktu dinyatakan dalam
skala C (C rating), misalnya 30C, 45C ataupun 50C.
Sebuah baterai yang memiliki kapasitas 1000 mAh akan habis dipakai selama
satu jam dengan mengalirkan arus sebesar 1000 mA (1 Ampere = 1 A) secara konstan.
Jika baterai yang sama memiliki skala C sebesar 30C, artinya baterai tersebut mampu
mengalirkan arus sampai dengan 30 kali 1000 mA (= 30 A) dalam satu saat. Biasanya
arus akan maksimal dialirkan pada saat joystick di radio controller ditekan secara
penuh. Pada kasus ini, baterai tersebut akan total habis digunakan selama 2 menit jika
terus menerus mengalirkan arus sebesar 30 A.
2. Antena (high gain antena) berbentuk piringan parabola dengan 3,7 meter
diameter berfungsi untuk berkomonikasi dengan bumi.
3. Low gain antena berguna untuk berkomunikasi dengan bumi saat voyager dekat
ke bumi
DJI Phantom 4
Credit: © DJI technology
DJI Inspire 1, memiliki desain dan motor yang dipatenkan. Drone multifungsi
dengan gimbal untuk film udara profesional, fotografi, fotogrametri,
multispectral dan thermal imaging.
DJI Inspire 1
Credit: © DJI technology
3DR Solo, Drone multifungsi dan dapat digunakan untuk film udara profesional,
fotografi, fotogrametri, multispectral dan thermal imaging.
3DR Solo
Credit: © 3DR technology
Semua drone tersebut memiliki pengendali penerbangan yang cerdas, seperti
Follow Me, Active Tracking, Return To Home, Waypoints dan sebagainya.
Pengindraan jauh dengan proses satelit seperti tampak pada gambar di samping,
melalui berbagai proses berikut.
1. Spektrum Elektromagnetik : Sinar matahari sebagai spektrum elektromagnetik
mengenai sasaran (objek) yang diinginkan.
2. Penyinaran : Matahari sebagai sumber energi alami digunakan dalam proses
satelit sebagai sistem pasif (searah). Sinar yang masuk dihambat oleh atmosfir
melalui serapan, pantulan,dan kemudian diteruskan.
3. Pemantulan dan Penangkapan : Hasil penyinaran dari sasaran (objek) yang
berupa pantulan kemudian ditangkap oleh alat perekam data (citra satelit).
4. Perekaman : Hasil perekaman dari citra satelit diterima oleh piringan penerima
data, dalam hal ini data secara digital, baru kemudian diolah (dicetak, disimpan,
dan sebagainya) dan digunakan oleh pengguna data.
Pengambilan data spasial sendiri dilapangan dapat menggunakan metode
trestrial survey atau metode graound base dan juga metode penginderaan jauh. Kedua
metode itu dapat dijelaskan sebagai berikut:
Metode ground based, merupakan metode pengambilan data secara langsung
dilapangan. Pengukuran dilakukan secara in-situ melalui kegiatan survey lapangan.
Gambar 1. Bagan alur pengambilan data dengan metode ground based
• Metode penginderaan jauh (Remote Sensing), merupakan pengukuran dan
pengambilan data spasial berdasarkan perekaman sensor pada perangkat kamera udara,
scanner, atau radar. Contoh hasil perekaman yang dimaksud adalah citra.
Citra menggambarkan objek, daerah, dan gejala di permukaan bumi dengan wujud dan
letak objek yang mirip ujud dan letak di permukaan bumi, relatif lengkap, meliputi daerah
yang luas, serta bersifat permanen.
Dari jenis citra tertentu dapat ditimbulkan gambaran tiga dimensional apabila
pengamatannya dilakukan dengan alat yang disebut stereoskop.
Karaktersitik objek yang tidak tampak dapat diwujudkan dalam bentuk citra sehingga
dimungkinkan pengenalan objeknya.
Citra dapat dibuat secara cepat meskipun untuk daerah yang sulit dijelajahi secara
terestrial.
Merupakan satu-satunya cara untuk pemetaan daerah bencana.
Citra sering dibuat dengan periode ulang yang pendek.
Berupa ketersediaan citra SLAR yang belum sebanyak ketersediaan citra lainnya. Dari citra
yang ada juga belum banyak diketahui serta dimanfaatkan (Lillesand dan Kiefer, 1979) Di
samping itu juga harganya yang relative mahal dari pengadaan citra lainnya (Curran, 1985)
1. Bentuknya yang kecil dan mudah dibuat juga membuatnya lebih ekonomis atau
biayanya lebih murah.
2. Kegunaan pesawat tanpa awak di kalangan militer misalnya, sebagai pesawat
penyerang, pengintai atau mata-mata, dapat digunakan sebagai patroli
perbatasan.
3. Pesawat ini juga memiliki banyak manfaat untuk melihat luas lahan dan kontur,
ini memudahkan perencanaan pembangunan lahan. Tentunya pemerintah
mampu membuat tata kota sesuai kondisi lahannya. Pesawat ini juga bisa
dimanfaatkan untuk memantau luas lahan dan kebakaran hutan, membuat peta
tambang bidang pertambangan.
4. Dalam pengembangan bidang iptek pesawat Drone ini sebagai media untuk
mempelajari aerodinamika dan penerapannya, pemetaan kota, bidang pertanian
untuk daerah pemetaan lahan bahkan pemantauan dan pengawasan lalu lintas.
5. Sistem navigasi yang canggih.
6. Bersifat portable sehingga bias digunakan dimanapun berada.
7. Tidak memerlukan pilot untuk menerbangkan pesawat tersebut.
http://remotesensing1a.blogspot.com/2009/12/citra-satelit-landsat.html
https://www.fulldronesolutions.com/tutorial-pemetaan-drone-cara-mudah-dan-
cepat-untuk-hasil-resolusi-tinggi/
https://jaditeknologi.blogspot.com/2016/08/cara-kerja-dan-teknologi-drone.html
https://foresteract.com/penginderaan-jauh/