Anda di halaman 1dari 42

LAPORAN PENDAHULUAN

“THIBBUN NABAWI DAN HIJAMAH”

Laporan pendahuluan ini disusun untuk memenuhi tugas Pra-Klinik Keperawatan


Komplementer Semester VII

Di susun oleh:

CINDY KARMILA 11151040000105

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2018
THIBBUN NABAWI DAN HIJAMAH

A. KONSEP DAN PRAKTEK PENGOBATAN DALAM ISLAM

1. Pengertian Pengobatan Islam

a. Pengertian Thibbun Nabawi

Menurut Aiman bin Abdul Fattah (Keajaiban Thibbun Nabawi, 2011), thibb
secara bahasa bisa bermakna perbaikan, kelembutan dan pengaturan, kecerdasan,
kebiasaan dan sihir. Sedangkan thibb secara istilah adalah ilmu untuk mengetahui
kondisi-kondisi badan manusia dari aspek kesehatannya maupun apa yang hilang
darinya, untuk memelihara kesehatan yang ada dan mengembalikan yang hilang.

b. Definisi Penyakit

Ibnul Qoyyim (Praktek Kedokteran Nabi, 2008) menyatakan ada dua jenis
penyakit pada manusia, yaitu :

 Penyakit Hati

Penyakit yang bersemayam di hati ada dua macam; yaitu penyakit syubhat
yang disertai keraguan dan penyakit syahwat yang disertai kesesatan. Al-
qur’an menyebut kedua penyakit tersebut di dalam firman Allah SWT sebagai
berikut :

o Penyakit Syubhat

“Dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya; dan
bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta. (Q.S Al-
Baqoroh : 10)

“dan apabila mereka dipanggil kepada Allah[1044] dan Rasul-Nya, agar


Rasul menghukum (mengadili) di antara mereka, tiba-tiba sebagian dari
mereka menolak untuk datang. tetapi jika keputusan itu untuk
(kemaslahatan) mereka, mereka datang kepada Rasul dengan patuh.
Apakah (ketidak datangan mereka itu karena) dalam hati mereka ada
penyakit, atau (karena) mereka ragu-ragu ataukah (karena) takut kalau-

2
kalau Allah dan Rasul-Nya Berlaku zalim kepada mereka? sebenarnya,
mereka Itulah orang-orang yang zalim. (Q.S An-Nur :48-50)

o Penyakit Syahwat

“Hai isteri-isteri Nabi, kamu sekalian tidaklah seperti wanita yang lain,
jika kamu bertakwa. Maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara
sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya dan
ucapkanlah Perkataan yang baik (Q.S Al Ahzab : 32)

 Penyakit Jasmani

Penyakit yang berkaitan kondisi fisik. Baik yang disebabkan unsur-unsur


materi dan bisa juga tanpa masuknya unsur materi. Adapun yang terkait
dengan unsur materi, ada yang disebabkan oleh unsur panas, panas, basah,
kering dan kombinasi dari dua atau lebih unsur tersebut.

c. Pengelompokkan Thibbun Nabawi

Pengelompokan thibbun nabawi dapat berubah dari kondisi ilmu pengetahuan


yang semakin membuka pengetahuan terhadap banyak penyakit yang kita anggap
baru. Namun secara garis besarnya, Jalaluddin al Suyuti mengatakan dalam
sebuah bukunya tentang pengobatan thibbun nabawi, membagi pengobatan
thibbun nabawi menjadi tiga kelompok yaitu Pencegahan, Spiritual, dan
Pengobatan. Thibbun nabawi lebih banyak menguraikan tentang pencegahan,
namun tetap mengutamakan spiritual dan penyembuhan.

 Thibbun Nabawi Pencegahan

Al Suyuti (1994) menerangkan langkah medis pencegahan atau preventif


dengan hal yang alami seperti makanan dan olahraga. Dalam hadits juga ada
yang menguraikan tentang pencegahan seperti karantina untuk penderita
wabah, hijr, sihhi, melarang buang air kecil di air yang tenang atau tidak
mengalir, penggunaan sikat gigi, miswak, perlindungan rumah terutama pada
malam hari dari bahaya kebakaran dan pes, meninggalkan suatu wilayah

3
karena keadaan iklim dan airnya, pernikahan, kesehatan mental, kesehatan
seksual, diet yang sehat untuk mencegah kegemukan, menjaga kebersihan,
menghindari najis.

 Thibbun Nabawi Spiritual

Penelitain tentang thibbun nabawi menjelaskan bahwa ada banyak aspek


spiritual dari penyembuhan dan pemulihan kesehatan. Hal spiritual yang
terutama adalah Do'a, membaca dan mendalami AlQur'an, selalu mengingat
Allah sebagai satu satunya sesembahan. Penyakit seperti psikosomatik dapat
di sembuhkan dengan spiritual karena penderita psikosomatik dapat merespon
dengan pendekatan spiritual. Ruqyah merupakan pengobatan dengan proses
penyembuhan spiritual dan fisik, ruqyah (alfatihah dan almuawidzatain)
merupakan penyembuhan yang di di fahami oleh istilah modern bahwa jiwa
mampu untuk mengontrol atau mengendalikan mekanisme kekebalan tubuh
yang berfungsi untuk mencegah penyakit.

 Thibbun Nabawi Penyembuhan

Dalam bukunya, Ibnu Qayim al Jauziyah menyebutkan banyak penyakit yang


penyembuhannya atau tindakan medisnya direkomendasikan dari thibbun
nabawi. Penyakit penyakit dapat diobati dengan thibbun nabawi dengan
beberapa istilah dari thibbun nabawi, radang tenggorokan = adhrat, sakit
kepala = sidau, tekanan darah tinggi = tabau, pergeseran bowl = istitlaq al
batan, sciatica = irq al nisa, epilepsi = sar'a, demam = humma, luka = jarh,
iritasi kulit = hakk al jism, pengaruh sihir = sihr, dropsy = istisqa, hemikraina
= shaqiiqat, calalepsy = khudran al kulli, keracunan makanan = sum,
ophthalmia = al ramad, pembesaran jantung = al maf'uud, iritasi = bathrat,
erupsi kulit = awraam, pleurisy/ radang selaput dara = dhaat al janb.

Ibnu Qayim al Jauziyah juga menyebutkan penyakit penyakit lain sperti kutu
kepala, pes, penyakit mata, leprosy, demem, penyakit lambung, gigitan ular,
diare, tenggorokan dan tonsil, sakit kepala, hidung berdarah, gigitan
kalajengking, keracunan makanan, pening, dropsy, batuk, gigi, keseleo, mata
merah, rabies, patah tulang.

4
Perawatan atau pengobatan yang di jelaskan antara lain adalah madu = al'asal,
susu unta, jintan hitam = Habbatussauda, susu = al laban, air dingin untuk
demam = al ma'u al barid, diet = ghadha,

Untuk perawatan bedah di jelaskan seperti veneseksi dengan kauterisasi =


qatiu al uruuq wa al kayy. bekam = al hijam, kauterisasi = al kayy.

2. Hukum Berobat

“Setiap penyakit itu ada obatnya, jika tepat obatnya maka penyakit akan
sembuh dengan izin Allah ‘Azza wa Jalla”.(HR.Muslim).

“Allah tidak akan menurunkan suatu penyakit melainkan Allah juga


menurunkan obatnya”.(HR.Abu Hurairah).

Dari Ibnu ‘Abbas ra bahwa seseorang berdiri di hadapan Rasulullah saw lantas
bertanya, “wahai Rasulullah! Apakah obat itu berguna terhadap takdir?” Maka
Rasulullah saw bersabda ; “Obat termasuk bagian dari takdir. Obat bermanfaat bagi
siapa yang Alloh swt kehendaki berupa apa yang Alloh swt kehendaki” (Shohihul
Jami’)

Aiman bin Abdul Fattah ((Keajaiban Thibbun Nabawi, 2011) menyebutkan


Rasulullah saw biasa berobat, memberikan resep pengobatan dan kadang juga diberi
resep-resep yang kemudian beliau gunakan. Jadi, obat dan penyakit, masing-masing
merupakan bagian dari takdir. Sunnah Nabi Muhammad saw adalah hendaklah kita
berobat, karena ketika sakit Rasulullah saw berobat.

Kadang-kadang, berobat hukumnya menjadi wajib, sunnah, makruh atau


haram. Berobat hukumnya wajib apabila penyakit yang diderita menyebabkan tidak
ditunaikannya hak-hak orang lain, sunnah apabila pengobatan itu dari hal-hal yang
sunnah, makruh apabila dengan kay, dan haram apabila pengobatan tersebut
melanggar prinsip-prinsip pengobatan yang diatur didalam Islam.

Walaupun demikian kesabaran ketika dilanda sakit adalah keutamaan.


Keberadaan berbagai penyakit termasuk sunnah kauniyah yang diciptakan oleh Allah

5
SWT. Penyakit-penyakit itu merupakan musibah dan ujian yang di tetapkan Allah
SWT atas hamba-hamba-Nya. Dan sesungguhnya pada musibah itu terdapat
kemanfaatan bagi kaum mukminin. Shuhaib Ar-Rumi RA berkata : Rasulullah SAW
bersabda : ”Sungguh mengagumkan perkara seorang muslim, sehingga seluruh
perkaranya adalah kebaikan. Yang demikian itu tidaklah dimiliki oleh seorangpun
kecuali seorang mukmin. Jika ia mendapat kelapangan, ia bersyukur maka yang
demikian itu baik baginya, dan jika ia ditimpa kesusahan, ia bersabar. Maka yang
demikian itu baik baginya”. (HR.Muslim no.2999). Termasuk keutamaan Allah SWT
yang diberikan kepada kaum mukminin. Dia menjadikan sakit yang menimpa seorang
mukmin sebagai penghapus dosa dan kesalahan mereka. Sebagaimana tersebut dalam
hadist : Abdullah bin Masud RA berkata : Rasulullah SAW bersabda : “Tidaklah
seorang muslim ditimpa gangguan berupa sakit atau lainnya, melainkan Allah
menggugurkan kesalahan-kesalahannya sebagaimana pohon menggugurkan daun-
daunnya”.(HR.Bukhari no.5661 dan Muslim no.5678).

3. Metode Pengobatan Rasulullah SAW

Banyak ayat Al-Qur’an yang mengisyaratkan tentang pengobatan karena Al-


Qur’an itu sendiri diturunkan sebagai penawar dan rahmat bagi orang-orang mukmin.
“Dan kami menurunkan Al-Qur’an sebagai penawar dan rahmat bagi orang-orang
yang mukmin”.(QS Al-Isra’: 82). Menurut para ahli tafsir bahwa nama lain dari Al-
Qur’an yaitu “Asysyifa” yang artinya secara terminologi adalah obat penyembuh.
“Hai manusia, telah datang kepadamu kitab yang berisi pelajaran dari Tuhan mu
dan sebagai obat penyembuh jiwa, sebagai petunjuk dan rahmat bagi orang-orang
yang beriman”.(QS Yunus:57)

Disamping Al-Qur’an mengisyaratkan tentang pengobatan juga menceritakan


tentang keindahan alam semesta yang dapat kita jadikan sumber dari pembuat obat-
obatan. “Dengan (air hujan) itu Dia menumbuhkan tanaman-tanaman untukmu,
seperti zaitun, kurma, anggur dan segala macam buah-buahan. Sungguh, pada yang
demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah)bagi orang-orang
yang berfikir.(QS An-Nahl:11). “Kemudian makanlah dari segala(macam)buah-
buahan dan tempuhlah jalan Tuhan-muyang telah (dimudahkan bagimu). Dari perut

6
lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, didalamnya
terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sungguh pada yang demikian itu
terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang-orang yang berfikir”.(QS An-
Nahl:69)

Nabi Muhammad sebagai Rasul yang diprinyahkan Allah untuk


menyampaikan wahyu kepada umat-nya tidak lepas tingkah lakunya dari Al-Qur’an
karena beliau dijadikan suri tauladan yang baik untuk semua manusia. Firman Allah :
“Sesungguhnya pada diri Rasul itu terdapat suri tauladan yang baik untuk kamu,
bagi orang-orang yang mengharapkan rahmat (Allah) dan (kedatangan) hari kiamat
dan yang banyak mengingat Allah”.(QS Al-Ahzab: 21). Imam Ali berkata :
“Sesungguhnya semua tingkah laku Nabi Muhammad SAW adalah Al-Qur’an”.

Pengobatan suatu penyakit pada dasarnya menggunakan terapi Al-Qur'an dan


do'a-do'a yang warid dari Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, di tembah dengan
pengobatan secara medis, yang dibarengi dengan suatu keyakinan bahwa kesembuhan
datangnya dari Allah, maka apabila Allah menurunkan kesembuhan bagi seseorang
maka obat tersebut akan bermanfaat bukan sebaliknya.

Allah SWT berfirman:

‫ضتُ فَ ُه َو يَ ْش ِف ْينِي‬ ِ ‫َو ِإذَا‬


ْ ‫َمر‬

" Apabila aku sakit maka Dialah yang menyembuhkan aku".( QS. Al-Syu'ara': 80)

Oleh karenanya, menggunakan obat medis adalah salah satu bentuk terapi, dan
Nabi shallallahu alaihi wa sallam dalam sebagian haditsnya telah mengisyaratkan
pada tuntunan ini, seperti apa yang disebutkan dalam sebuah hadits:

َّ ‫ئ ِبإِذْ ِن هللاِ َع‬


‫ـز َو َج َّل‬ َ ‫اب الد ََّوا ُء الدَّا َء بَ ِر‬
َ ‫ص‬َ َ ‫ِل ُك ِل دَاءٍ دَ َوا ٌء فَإِذَا أ‬

"Setiap penyakit mempunyai obat, maka apabila suatu obat sesuai dengan
penyakitnya maka dia akan sembuh dengan izin Allah Azza Wa Jalla" ( HR. Muslim
14/191.)

Dalam sabda yang lain beliau menegaskan:

‫س ٍل‬
َ ‫ـربَ ِة َع‬
ْ ‫ش‬ُ ‫ط ِة ِمحْ َج ٍم أ َ ْو‬ ْ ‫ش ْي ٍئ ِم ْن أَدْ ِويَتِك ْم َخي ٌْر فَ ِفي‬
َ ‫شر‬ َ ‫إِ ْن َكانَ فِي‬

7
"Jika pada obat-oabatan ada manfaat yang baik maka hal itu ada pada belahan untuk
berbekam atau minum madu". (HR Bukhori) Maka ucapa Rasulullah shallallahu alaihi
wa sallam:

‫ْئ ِم ْن أَدْ ِويَتِك ْم َخي ٌْر‬ َ ‫إِ ْن َكانَ فِي‬


ٍ ‫شي‬

(Jika pada obat-oabtanmu ada manfaat yang baik) maka pengertiannya adalah
terkadang suatu obat tidak bermanfaat, sebab dia adalah terapi semata, dan pada
dasarnya pengobatan tersebut dilakukan dengan menggunakan ruqyah syar'iyah.

Dari Usamah bin Syarik berkata: Aku berada di sisi Nabi shallallahu alaihi wa
sallam, lalu orang-orang badui datang kepadanya dan berakta: Wahai Rasulullah!
Apakah kita harus berobat? Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam menjawab:

َ َ‫اح ٍد َوه َُو اْل‬


‫هر ِم‬ َ ‫ض ْع دَا ًء ِإالَّ َو‬
ِ ‫ض َع لَهُ ِشفَا ًء َغي َْر دَاءٍ َو‬ َ َ‫نَعَ ْم ِعبَادَ هللاِ تَدَ َاو ْوا فَإ ِ َّن هللاَ لَ ْم ي‬

"Ya kalian harus berobat, sebab sesungguhnya Allah tidak menurunkan suatu
penyakit kecuali Dia telah mennurunkan baginya obat, kecuali satu yaitu penyakit
tua". (Shahih sunan Turmudzi, Al-Bani 2/202). Maka ucapan Rasulullah: ‫ تَدَ َاو ْوا‬berarti
berobatlah atau pakailah obat-obatan, tetapi obat-obatan ini pada dasarnya tidak
menyembuhkan hanya sebagai sebab semata

Rasulullah Saw merupakan tauladan seorang perawat yang terbaik bagi kita.
Beliau mengobati penyakit dengan 3 pendekatan:
 Dengan menggunakan obat herbal (unsur fisikal)
 Dengan menggunakan pendekatan ilahiyah
 Dengan menggunakan keduanya

Berikut ini akan dipaparkan beberapa bentuk pengobatan yang dilakukan


Rasulullah :

 Ruqyah

Ruqyah merupakan salah satu cara pengobatan yang pernah diajarkan malaikat
jibril kepada Nabi Muhammad SAW. Ketika Rasulullah sakit maka datang
malaikat jibril mendekati tubuh beliau,kemudian jibril membacakan salah satu doa
sambil ditiupkan ketubuh Nabi, seketika itu beliau sembuh. Inilah doanya :

8
”Bismillahi arqiika minkulli syai-in yu’dziika minsyarri kulli nafsin au-ainiasadin
Alloohu yasyfiika bismillahi arqiika”. Ada 3 cara ruqyah yang dilakukan oleh
Nabi :

o Nafats

Yaitu membacakan ayat Al-Qur’an atau doa kemudian di tiupkan pada kedua
telapak tangan kemudian di uasapkan keseluruh badan pasien yang sakit.
Dalam suatu riwayat bahwasanya Nabi Muhammad SAW apabila beliau sakit
maka membaca “Al-muawwidzat” yaitu tiga surat Al-Qur’an yang diawali
dengan “A’udzu” yaitu surat An Naas, Al Falaq, dan Al ikhlas kemudian di
tiupkan pada kedua telapak tangannya lalu diusapkan keseluruh badan.

o Air liur yang ditempelkan pada tangan kanannya

Diriwayatkan oleh Bukhari-Muslim : bahwasanya Nabi Muhammad SAW


apabila ada manusia yang tergores kemudian luka, maka kemudian beliau
membaca doa kemudian air liurnya ditempelkan pada tangan kanannya, lalu di
usapkan pada luka orang tersebut. Inilah doa nya: ”Allahumma robbinnas
adzhabilbas isyfi antasy-syafii laa syifa-a illa syifa-uka laa yughodiru
saqoman”.

o Meletakkan tangan pada salah satu anggota badan

Nabi Muhammad SAW pernah memerintahkan Utsman bin Abil Ash yang
sedang sakit dengan sabdanya : “letakkanlah tanganmu pada anggota badan
yang sakit kemudian bacalah “Basmalah 3x” dan “A’udzu bi-izzatillah
waqudrotihi minsyarrima ajidu wa uhajiru 7x”.

 Bekam

Bekam [atau kadang juga disebut hijamah] adalah teknik terapi atau
penyembuhan dengan jalan membuang darah kotor (toksin/racun yang berbahaya)
dari dalam tubuh melalui permukaan kulit. Kata Al Hijamah berasal dari
istilah bahasa arab : Hijama (‫ )حجامة‬yang berarti pelepasan darah kotor.
Sedangkan dalam bahasa Inggris disebut dengan cupping, dan dalam bahasa

9
melayu dikenal dengan istilah Bekam. Di Indonesia dikenal pula dengan istilah
lain, yaitu kop atau cantuk.

Bekam itu adalah salah satu pengobatan yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad
SAW, sebagaimana dijelaskan dalam hadist Bukhari:

Dari Ibnu Abbas r.a. Rasulullah bersabda : “Kesembuhan (obat) itu ada pada tiga
hal: dengan minum madu, pisau hijamah (bekam), dan dengan besi panas. Dan
aku melarang ummatku dengan besi panas.” (Hadist Bukhari)

Rasulullah Saw sangat menganjurkan ummatnya untuk menjaga kesehatannya


dengan cara berbekam. Imam At Tirmidzi dalam hadistnya mangatakan: dari
Humaid Ath Thawil ra, dari Anas bin MAlik ra, dari Nabi Saw, beliau bersabda:
“Sesungguhnya sebaik-baik pengobatan yang kalian lakukan adalah berbekam”,
dan sabdanya lagi: “Tidak ada obat yang dapat disetarakan dengan berbekam
dan mengeluarkan darah (fashd)”, juga sabdanya lagi ” Sesungguhnya syaitan itu
berjalan dalam diri anak adam melalui saluran darah“.

Terapi bekam adalah suatu metode pengobatan dengan cara mengeluarkan darah
kotor yang mengandung racun dengan menggunakan alat tertentu. Berbekam
sangat sesuai untuk melegakan atau menghilangkan rasa sakit, memulihkan daya
tahan tubuh dengn cara mengaktifkan kembali sel-sel darah putih. Berbekam
sangat sesuai dengan tujuan pengobatan secara Islam yaitu perawatan dan
pencegahan.

Berbekam merupakan metode pengobatan klasik yang telah digunakan dalam


mengobati berbagai kelainan penyakit seperti hemophilia, hipertensi, gout,
reumatik arthritis, sciatica, back pain (sakit punggung), migraine, vertigo, anxietas
(kecemasan) serta penyakit umum lainnya baik bersifat fisik maupun mental
*bahkan batuk dan sakit gigi pun juga termasuk

Dalam beberapa buku yang membahas tentang bekam, disebutkan bahwa bekam
bekerja dengan cara merangsang atau mengaktifkan :

o Sistem kekebalan tubuh,


o Pengeluaran Enkefalin,
o Pelepasan neurotransmiter,

10
o Penyempitan dan pelebaran pembuluh darah, serta
o “the gates for pain” pada Sistim Syaraf Pusat (CNS) yang berfungsi
mengartikan sensasi rasa nyeri.

 Shaum

Hadis Nabi shalallahu’alaihiwasalam menyebutkan, ْ‫َص ُّحوا‬


ِ ‫ص ْو ُم ْوا ت‬
ُ “Puasalah, kamu
akan sehat”.

Jika mesin mesin mekanis seperti sepeda motor hingga pesawat pun perlu jeda
relaksasi, maka demikian pula saluran pencernaan kita butuh istirahat sejenak.

Ditahun 1975, Allan Cott dalam artikelnya ”Puasa sebagai suatu jalan
hidup.Mencatat puasa memberikan waktu istirahat fisiologis menyeluruh bagi
sistem pencernaan, sistem saraf pusat dan menormalisasi metabolisme tubuh.

Tubuh manusia selalu merehalibitasi dirinya samapai, unit terkecil yakni sel-sel
reguler mengalami proses daur ulang regenerasi, misalnya kulit manusia
berregenerasi sekitar 10 miliyar per harinya, 5 juta sel darah merah per mm3-nya
(eritrosit) harus diganti setiap 120 hari, bahkan komponen tulang yang terlihat
padat sekali pun selalu ada proses regenerasi setiap detiknya. Regenerasi di
tingkat seluler tersebut merupakan proses rutin yang bertujuan menggati sel-sel
yang aus atau rusak karena faktor usia, penyakit, trauma kimiawi atau trauma
mekanis, aktivitas yang berlebihan, dll

 Sedekah

ِ ‫صدَّقُ ْوا ت‬
Hadis Nabi shalallahu’alaihiwasalam menyebutkan, ‫َص ُّح ْوا‬ َ َ ‫“ ت‬Bersedekahlah,
kamu akan sehat”. Bersedekah dapat menekan hormon yang yang merugikan
Dalam Tubuh manusia sehingga mendatangkan kebahagiaan dan kesehatan dalam
tubuh

11
4. Makanan dan Obat dalam Pengobatan Islam

 Madu

Madu merupakan sumber makanan penting yang disediakan Allah untuk manusia
melalui serangga kecil ini. Madu tersusun atas beberapa senyawa gula seperti
glukosa dan fruktosa serta sejumlah mineral seperti magnesium, kalium, kalsium,
natrium, klor, belerang, besi, dan fosfat. Madu juga mengandung vitamin B1, B2,
C, B6 dan B3 yang komposisinya berubah-ubah sesuai dengan kualitas nektar dan
serbuk sari. Di samping itu, dalam Madu terdapat pula sejumlah kecil tembaga,
yodium, dan seng, serta beberapa jenis hormon.

o Keutamaan Madu

“Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah, “Buatlah sarang-sarang di bukit-


bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia,”
kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan
Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu). Dari perut lebah itu keluar
minuman (Madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat
obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian
itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang
memikirkan.” (QS. An-Nahl: 68-69)

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman tentang madu yang keluar dari perut
lebah:

“Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam


warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia.”
(An-Nahl: 69)

Dan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.

“Kesembuhan itu ada pada tiga hal, yaitu : Dalam pisau pembekam,
meminumkan madu, atau pengobatan dengan besi panas (kayy). Dan aku
melarang ummatku melakukan pengobatan dengan besi panas (kayy)”.

12
“Ada seseorang menghadap Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam ia berkata:
‘Saudaraku mengeluhkan sakit pada perutnya.’ Nabi berkata: ‘Minumkan ia
madu.’ Kemudian orang itu datang utk kedua kali Nabi berkata: ‘Minumkan ia
madu.’ Orang itu datang lagi pada kali yg ketiga Nabi tetap berkata:
‘Minumkan ia madu.’Setelah itu orang itu datang lagi dan menyatakan: ‘Aku
telah melakukan .’ Nabi bersabda: ‘Allah Mahabenar dan perut saudaramu itu
dusta8. Minumkan lagi madu.’ Orang itu meminumkan lagi maka saudara pun
sembuh.”

Madu ternyata dapat menumpas spesies microbial yang resistance terhadap


antibiotic buatan manusia. Penggunaan Madu sebagai antibiotic juga memiliki
beberapa keunggulan antara lain :

 Pengobatan dengan Madu tidak menimbulkan inflamasi


 Madu menyebabkan rasa sakit berkurang
 Madu membersihkan infeksi
 Madu menghilangkan bau pada luka
 Penyembuhan berjalan cepat tanpa menimbulkan bekas luka
 Madu bersifat antimicrobial yang dapat mencegah microba tumbuh
 Tidak menimbulkan rasa sakit pada saat penggantian pembalut karena
tidak lengket
 Mempunyai stimulatory effect yang mempercepat tumbuhnya jaringan
tubuh kembali

 Habbatussauda

o Pengertian

Jintan hitam (Nigella sativa Linn.) atau Habbatussauda adalah rempah-rempah


yang dapat pula digunakan sebagai tanaman obat. Rempah ini berbentuk
butiran biji berwarna hitam yang telah dikenal ribuan tahun yang lalu dan
digunakan secara luas oleh masyarakat India, Pakistan, dan Timur Tengah
untuk mengobati berbagai macam penyakit. Jenis tanaman ini telah disebut-
sebut sebagai tanaman obat dalam perkembangan awal agama Islam.

o Habbatussauda dalam sejarah pengobatan

13
Habbatussauda banyak dikenal dengan berbagai nama, diantaranya black seed,
black caraway, natura seed, jintan hitam, black cumin, nigella sativa, kaluduru,
dll. Digunakan sebagai herbal pengobatan sejak 2000-3000 tahun sebelum
Masehi dan tercatat dalam banyak literatur kuno mengenai ahli pengobatan
terdahulu seperti Ibnu Sina (980 – 1037 M), dan Al-Biruni (973-1048 M), Al-
Antiki, Ibnu Qayyim dan Al-Baghdadi. Ibnu Sina adalah peneliti jenius dari
Timur Tengah di bidang pengobatan yang namanya tercatat di semua buku
sejarah pengobatan timur maupun barat, hidup antara 980 – 1037 M, telah
meneliti berbagai manfaat Habbatussauda untuk kesehatan dan pengobatan.
Ahli pengobatan Yunani kuno, Dioscoredes, pada abad pertama Masehi juga
telah mencatat manfaat habbatussauda untuk mengobati sakit kepala dan
saluran pernafasan.

o Herbal yang dianjurkan dalam agama Islam

Dari Abu Hurairah rodhiyallahu `anhu, Rasululloh Shallallahu `alaihi wa


sallam bersabda : ” Dalam Habbatus Sauda’ ada obat dari segala penyakit,
kecuali as-Saam“. Ibnu Syihab (seorang rawi hadits ini) mengatakan : “as-
Saam adalah kematian, [HR. Bukhori, dalam Kitab at-Thibb, bab al-Habbatus
Sauda', Hadits no. 5688]

Dari `Aisyah radhiyallahu `anha, Rasululloh Shallallahu `alaihi wa sallam


bersabda : ” Sesungguhnya Habbatus Sauda’ ini adalah obat dari segala
penyakit, kecuali as-Saam”. Aku berkata (Perawi hadits ini, yakni Kholid
bin Sa’ad): “apa itu as-Saam?” dijawab (yakni oleh Ibnu Abi Atiq):
“Kematian”. [HR. Bukhori, dalam Kitab at-Thibb, bab al-Habbatus Sauda',
Hadits no. 5687]

Dari Abu Hurairah rodhiyallahu `anhu, Rasululloh Shallallahu `alaihi wa


sallam bersabda : “Tidaklah ada suatu penyakit, kecuali dalam Habbatus
Sauda’ terdapat kesembuhan baginya, kecuali as-Saam (kematian)” [HR.
Muslim, dalam Kitab as-Salaam, bab at-Tadawi bil Habbatis Sauda'. Hadits
no. 2215]

14
Nama lain dari Habbatus Sauda` adalah Nigella Sativa, al-Karawiyyah as-
Sauda’, al-Kamoun al-Aswad, asy-Syuniz, black cumin, kerosene, coal oil,
carazna.

Menurut beberapa hasil penelitian, Habbatus Sauda` memiliki khasiat –dengan


izin Allah :

 Menguatkan immunity system pada diri manusia.


 Melawan & menghancurkan sel-sel kanker/tumor.
 Mengobati reumatik, peradangan serta infeksi.
 Menghentikan dan menyembuhkan penyakit pilek.
 Jika digoreng & dibakar kemudian dicium terus-menerus dapat
mengeliminasi gas (dalam) perut.
 Membunuh cacing-cacing parasit jika dimakan sebelum makan pagi dan
jika diletakkan di atas perut dari bagian luar sebagai aromaspa atau
luluran.
 Minyaknya bermanfaat untuk menyembuhkan gigitan ular, juga bengkak
di dubur dan tahi lalat.
 Menghilangkan sesak nafas & sejenis kesulitan nafas, melonggarkan
penyumbatan akibat dahak.
 Melancarkan haidh yang tersendat.
 Jika dibalutkan, bermanfaat untuk menyembuhkan pusing yang parah.
 Apabila dimasak dengan cuka bersama kayu pinus dan kemudian dibuat
untuk berkumur, maka hal itu akan menghilangkan sakit gigi yang
disebabkan sensitifitas terhadap dingin.
 Jika diminum, biji ini akan melancarkan kencing, haidh dan ASI.
 Menghilangkan sendawa asam yang berasal dari dahak dan melancholia
(gangguan yang
 dsb

Aiman bin `Abdil Fattah (Keajaiban Thibbun Nabawi, 2011) mengatakan


:”Karena itulah kami dapat menetapkan bahwa dalam Habbatus Sauda’
terdapat kesembuhan untuk segala macam penyakit, karena peranannya yang
menguatkan dan memperbaiki sistem immunity, suatu sistem yang di
dalamnya ada kesembuhan dari segala macam penyakit, yang bereaksi

15
terhadap segala sebab yang menimbulkan penyakit, yang memiliki
kemampuan awal untuk memberikan kesembuhan secara sempurna atau
sebagian diantaranya untuk menyembuhkan segala penyakit”.

 Zaitun

Zaitun (Olea europaea) adalah pohon kecil tahunan dan hijau abadi, yang buah
mudanya dapat dimakan mentah ataupun sesudah diawetkan sebagai penyegar.
Buahnya yang tua diperas dan minyaknya diekstrak menjadi minyak zaitun yang
dapat dipergunakan untuk berbagai macam keperluan. Zaitun dikelompokkan ke
dalam suku Oleaceae.

Banyak manfaat dari pohon zaitun ini. Selain buahnya yang enak, kayu dari pohon
zaitun juga sangat bagus, keras dan indah. Selain untuk dimakan buah zaitun juga
digunakan sebagai penyedap makanan. Apabila diperas buahnya, kita dapat
memperoleh minyaknya. Minyak ini dapat digunakan sebagai bumbu salad dan
belakangan banyak digunakan untuk bahan kosmetik yang dapat menjaga
kelembaban dan kekencangan kulit sehingga diyakini dapat menjadikan kulit awet
muda

Dalam surat Al Mukmin ayat 20, Alloh Azza wa Jalla berfirman, Dan pohon yang
(tumbuh) keluar dari Tursina, yang (pohon zaitun) itu menghasilkan minyak dan
menjadi kuat bagi orang-orang yang makan.

Dalam hadits Rosululloh Sholallahu Alaihi Wassalam , beliau bersabda,


Hendaklah kalian menggunakan minyak zaitun sebagai lauk dan buatlah ia
sebagai minyak oles, karena ia (minyak zaitun) berasal dari pohon yang
diberkahi. (HR Abu Daud, disebutkan dalam Shahihul-Jami no.4921 dan
menurut Syaikh Al Albani ini merupakan hadits shahih).

Demikian pula dengan kedokteran modern sudah mengakui keunggulan minyak


zaitun untuk pengobatan, diantaranya :

o DR Scoot Grandy dari Universitas Texas dan DR Satsoon dari Universitas


California, keduanya mengadakan penelitian tentang menurunnya jumlah

16
penderita penyakit liver pada sebuah daerah yang masyarakatnya menjadikan
minyak zaitun sebagai campuran makanan.

o Tanggal 21 April 1997 diselenggarakan pertemuan ilmiyah di Roma yang


dihadiri pakar medis, mereka mengupas dan mengeluarkan keputusan penting
ttg minyak zaitun, dalam siaran persnya mereka menegaskan bahwa minyak
zaitun dapat melindungi serangan penyakit arteriole (salurah darah kecil di
hepar/liver dan menghambat naiknya kolesterol darah), tekanan darah dan
diabetes sebagaimana ia melindungi dari serangan sebagian penyakit kanker.

o Minyak zaitun dapat menurunkan tingkat kolesterol LDL dan meningkatkan


kolesterol HDL, tanpa menimbulkan dampak negatif thd kolesterol yang
bermanfaat, sehingg organ hati dan jantung akan terjaga serta rusaknya urat
dalam tubuh.

o Prof. Asman dari Universitas Monster Jerman, memaparkan bahwa kebiasaan


menggunakan minyak zaitun memberikan peluang cukup besar untuk dapat
melindungi diri dari sejumlah serangan kanker; kangker usus
besar,rahim,indung telur.

o Archieves of Internal Medicine edisi Agustus 1998 menegaskan bahwa


kebiasaan mengkomsumsi satu sendok makan zaitun setiap hari,
memungkinkan untuk dapat mengurangi terkena kanker payudara hingga
45%.

 Air Zam Zam

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda mengenai air zamzam


ini.

“Air zamzam itu penuh berkah. Ia merupakan makanan yang mengenyangkan


(dan obat bagi penyakit)”. (HR Muslim)

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda.

“Air zamzam tergantung kepada tujuan di minumnya” (HR. Ahmad)

17
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah membawa air zamzam (di dalam
tempat-tempat air) dan girbah (tempat air dari kulit binatang), beliau
menyiramkan dan meminumkannya kepada orang-orang yang sakit” (HR Tirmidzi
dan Al Baihaqi)

Ibnul Qayyim rahimahullah berkata : “Aku sendiri dan juga yang lainnya pernah
mempraktekkan upaya penyembuhan dengan air zamzam terhadap beberapa
penyakit, dan hasilnya sangat menakjubkan, aku berhasil mengobati berbagai
macam penyakit dan aku pun sembuh atas izin Allah”

5. Syarat Kesembuhan

Mungkin ada di antara kita yang pernah mencoba melakukan pengobatan


dengan thibbun nabawi dengan minum madu misalnya atau habbah sauda`. Atau
dengan ruqyah membaca ayat-ayat Al-Qur`an dan doa-doa yang diajarkan Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam, namun tidak merasakan pengaruh apa-apa. Penyakitnya
tak kunjung hilang. Ujung-ujungnya, kita meninggalkan thibbun nabawi karena
kurang percaya akan khasiatnya, lalu beralih ke yang lain.. Mengapa demikian?
Mengapa kita tidak mendapatkan khasiat sebagaimana yang didapatkan Al-Imam
Ibnu Qayyim rahimahullahu ketika meruqyah dirinya dengan Al-Fatihah? Atau
seperti yang dilakukan oleh seorang shahabat ketika meruqyah kepala suku yang
tersengat binatang berbisa di mana usai pengobatan si kepala suku (pemimpin
kampung) sembuh seakan-akan tidak pernah merasakan sakit?

Di antara jawabannya, sebagaimana ucapan Al-Hafizh Ibnu Hajar


rahimahullahu yang telah lewat, bahwasanya manjurnya ruqyah (pengobatan dengan
membaca doa-doa dan ayat-ayat Al-Qur`an) hanyalah diperoleh bila terpenuhi dua
hal:

 Dari sisi si penderita, harus lurus dan benar niat/ tujuannya


 Dari sisi yang mengobati, harus memiliki kekuatan dalam memberi
bimbingan/arahan dan kekuatan hati dengan takwa dan tawakkal.

Al-Imam Ibnu Qayyim rahimahullahu (Praktek Kedokteran Nabi, 2008)


berkata: “Ada hal yang semestinya dipahami, yakni zikir, ayat, dan doa-doa yang

18
dibacakan sebagai obat dan yang dibaca ketika meruqyah, memang merupakan obat
yang bermanfaat. Namun dibutuhkan respon pada tempat, kuatnya semangat dan
pengaruh orang yang meruqyah. Bila obat itu tidak memberi pengaruh, hal itu
dikarenakan lemahnya pengaruh peruqyah, tidak adanya respon pada tempat terhadap
orang yang diruqyah, atau adanya penghalang yang kuat yang mencegah khasiat obat
tersebut, sebagaimana hal itu terdapat pada obat dan penyakit hissi.

Tidak adanya pengaruh obat itu bisa jadi karena tidak adanya penerimaan
thabi’ah terhadap obat tersebut. Terkadang pula karena adanya penghalang yang kuat
yang mencegah bekerjanya obat tersebut. Karena bila thabi’ah mengambil obat
dengan penerimaan yang sempurna, niscaya manfaat yang diperoleh tubuh dari obat
itu sesuai dengan penerimaan tersebut.

6. Pola Makan dan Minum Rasulullah SAW

Salah satu sisi dari pola hidup sehat rasulullah adalah dalam hal kebiasaan
beliau makan dan minum. Prof. Dr . Abdul Basith Muhammad as-Sayyid, seorang
pakar kedokteran dan biofisika, telah menulis kitab yang sangat bagus mengenai hal
ini berjudul “Pola Makan Rasulullah, Makanan Sehat Berkualitas menurut al-Qur’an
dan as-Sunnah”. Buku ini memuat petunjuk cukup lengkap mengenai bagaimana Nabi
mengatur program diet sehat sehingga kesehatan tubuh terjaga. 20 prinsip penting dari
pola makan Rasulullah yang dapat kita terapkan dalam pola makan kita sehari-hari
seperti bagaimana mengatur menu makanan dengan pola makan teratur sehingga hal
ini berguna bagi kita yang selama ini makan apa saja hingga menyebabkan obesitas
dapat dijadikan sebagai tips diet agar langsing kembali.

Berikut ini adalah adab makan dan minum yang dicontohkan oleh Nabi:

 Membaca basmalah ketika hendak makan, dan mengakhiri dengan


membaca hamdalah

Barangkali hikmah membaca basmalah dan hamdalah adalah seorang muslim


selalu mengingat bahwa makanan yang disantap tidak lain adalah nikmat dan
anugerah dari Allah yang Maha Lembut dan Maha Tahu. Dia akan terhindar dari

19
sikap berlebih-lebihan dan mubadzir. Seorang muslim juga akan selalu sadar
bahwa makanan bukan tujuan akhir, tapi sarana menambah kekuatan untuk
menuju ketaatan kepada Allah, memakmurkan bumi dan menaburinya dengan
kebaikan.

 Mencuci tangan sebelum dan sesudah makan

Nabi bersabda:

”Barangsiapa tertidur sedang di kedua tangannya terdapat bekas gajih, lalu ketika
bangun pagi dia menderita suatu penyakit, maka hendaklah dia tidak mencela
melainkan dirinya sendiri”.

Nabi sendiri jika hendak makan selalu mencuci tangan terlebih dahulu,
sebagaimana yang dijelaskan dalam hadits yang diriwayatkan Nasa’i dari Aisyah
ra.

 Menjauhi sikap berlebihan dan rakus

Dengan makan seorang muslim memperoleh kekuatan untuk beribadah. Dalam


hadist yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dari Abdullah ibn Umar:
”Sesungguhnya tubuhmu mempunyai hak yang harus kamu penuhi”.
Namun demikian kita harus ingat batasan dalam mengkonsumsi makanan, yaitu
menjauhi sikap berlebihan dan rakus.

Banyak sekali dalil yang menekankan hal ini. Allah dalam surat al-A’raf ayat 31
berfirman:
”Makan dan minumlah, tapi janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah
tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan”.

Dan juga di surat Thaha ayat 81:

”Makanlah diantara rezeki yang baik yang telah Kami berikan pada kalian, dan
janganlah melampaui batas padanya”.

Sementara Rasulullah saw sendiri telah memerintahkan untuk mengatur waktu


makan dan berpegang teguh pada etika, sebagaimana sabda Beliau:

20
”Kami adalah orang-orang yang tidak makan kecuali setelah lapar, dan bila makan
kami tidak sampai kenyang”.

Beliau juga bersabda:

”Tidaklah anak cucu Adam mengisi wadah yang lebih buruk dari perutnya.
Sebenarnya beberapa suap saja sudah cukup untuk menegakkan tulang rusuknya.
Kalau dia harus mengisinya, maka sepertiga untuk makanan, sepertiga untuk
minuman, dan sepertiga lagi untuk bernafas”. (HR. Turmudzi, Ibnu Majah, dan
Muslim)

Maksudnya sebenarnya makanan dalam porsi minimal pun sudah cukup baginya
untuk memenuhi kebutuhan pokoknya. Di dalam hadits yang diriwayatkan oleh
Bukhari, Muslim, Ibnu Majah, Imam Ahmad dan Darimi, Rasulullah saw juga
bersabda:
”Makanan satu orang cukup untuk dua orang, makanan dua orang cukup untuk
empat orang, dan makanan empat orang sebenarnya cukup untuk delapan orang”.

Dalam hadits lain disebutkan:

”Sesungguhnya termasuk sikap berlebih-lebihan bila kamu memakan segala


sesuatu yang kamu inginkan”. (HR Ibnu Majah)

Beliau pun bersabda:

”Seorang mukmin makan dengan satu usus, sementara orang kafir makan dengan
tujuh usus”. (HR. Muslim, Turmudzi, Ahmad, dan Ibnu Majah)

 Makan dengan tiga jari

Dengan tiga jari berarti kita telah bersikap seimbang. Sebagaimana dikatakan
bahwa makan dengan lima jari menunjukkan kerakusan, sedangkan makan dengan
satu atau dua jari menunjukkan kesombongan dan keangkuhan.

 Duduk tegak lurus saat makan dan tidak bersandar

Rasulullah melarang seseorang makan sambil bersandar karena membahayakan


kesehatan dan mengganggu pencernaan lambung.

21
 Minum dengan tiga kali tegukan. Dilakukan sambil duduk dan tidak
bernafas dalam gelas

Nabi mengajarkan minum dengan menyesap (minum air dengan menempelkan


bibir ke air), bernafas di luar gelas serta tidak minum dengan cara menenggak.
Maksudnya adalah mencegah masuknya udara ke dalam lambung.

Ubay bin Ka’ab berkata:

”Nabi saw tidak pernah meniup makanan dan minuman, tidak bernafas di dalam
wadah. Bahkan

beliau melarang meniup makanan dan minuman.”

Nabi saw biasa minum dengan tiga kali teguk, sambil bernafas di antara tiga kali
tegukan di luar gelas dan bukan di dalamnya.

Diriwayatkan dari Anas ra bahwa Rasulullah saw bernafas tiga kali saat minum.
Beliau bersabda:

”Sungguh, ini lebih mengenyangkan, menyembuhkan, dan menyegarkan”. (HR


Bukhari dan Muslim)

Anas juga berkata:

”Rasulullah saw telah melarang minum sambil berdiri”. (HR Muslim)

Ibnu Abbas menambahkan:

”Rasulullah saw telah melarang minum dari mulut poci”. (HR Bukhori dan Ibnu
Majah)

 Mendahulukan makan buah-buahan sebelum makan daging (makanan


utama)

Hal ini sebagai upaya untuk mengikuti apa yang dilakukan para penghuni surga.
Dalilnya adalah Qur’an surat al-Waqi’ah ayat 20-21:

22
”Dan buah-buahan dari apa yang mereka pilih, dan daging burung dari apa yang
mereka inginkan”.

 Menutup makanan dan minuman di atas meja

Nabi mewajibkan menutup makanan untuk melindunginya dari pencemaran,


sebagaimana dinyatakan dalam hadits Nabi saw.:

”Tutuplah bejana”. (HR. Muslim, Ahmad, dan Ibnu Majah)

Dalam riwayat Bukhari disebutkan:

”Tutuplah makanan dan minuman”.

Rasulullah saw bersabda:

”Tutuplah wadah tempat makanan dan minuman, karena dalam satu tahun ada
satu malam yang di malam itu turun wabah dari langit. Wabah itu tidak
menjumpai wadah yang terbuka melainkan akan ada sebagian dari wabah itu yang
mengenai wadah itu”.

 Mencuci mulut (berkumur) sebelum dan setelah makan

Hal ini dimaksudkan untuk membersihkan gigi dari sisa makanan dan bakteri.
Secara khusus beliau menekankan pentingnya berkumur setelah minum susu:

”Berkumurlah kalian setelah minum susu, karena di dalamnya mengandung


lemak”. (HR. Ibnu Majah)

 Suplemen makanan terbaik adalah madu

Rumah Nabi tidak pernah kehabisan madu. Nabi juga menganjurkan untuk
meminum madu secara teratur. Nabi bersabda:

”Hendaklah kalian meminum madu”.

Adapun Nabi mengajarkan bahwa cara terbaik meminum madu adalah dengan
melarutkan satu sendok madu dengan air yang tidak dingin dan diaduk dengan
baik.

23
 Tidak memasukkan makanan pada makanan

Ada dua pendapat mengenai maksud dari memasukkan makanan pada makanan.
Pendapat pertama adalah kita dilarang makan kecuali setelah dua jam dari waktu
makan berat. Pendapat kedua adalah kita dilarang menyuap makanan ke dalam
mulut pada saat masih ada makanan di dalamnya. Dunia kedokteran modern
membuktikan bahwa kedua hal tersebut memang berdampak negatif pada
kesehatan.

 Menjilati jari dan tempat makan.

Menjilati tempat bekas makan akan sangat membantu pencernaan. Rasulullah saw
sendiri menjilati jemari beliau setelah makan. Beliau bersabda:

”Apabila salah seorang di antara kalian selesai makan, hendaklah dia tidak
membersihkan tangannya sehingga menjilatinya”. (HR. Bukhori, Muslim, Ahmad,
Tabrani)

Hal itu menunjukkan adanya perintah untuk tidak meninggalkan sisa makanan di
tempat makan. Juga diriwayatkan Turmudzi dengan lafaz:

”Barangsiapa makan di piring, lalu ia menjilatinya, maka piring itu akan


memohonkan ampun untuknya”. (HR. Turmudzi, Ibnu Majah, Ahmad)

 Nabi melarang menggabungkan antara susu dan ikan, cuka dan susu, cuka dan
ikan, buah dan susu, cuka dan nasi, delima dengan tepung, kubis (kol) dengan
ikan, bawang putih dengan bawang merah, makanan lama dengan makanan baru,
makanan asam dengan makanan pedas, makanan panas dengan makanan dingin.

 Tidak tidur setelah makan

Nabi menganjurkan seseorang berjalan-jalan setelah makan malam. Tapi bisa juga
digantikan oleh shalat. Hal ini dimaksudkan agar makanan yang dikonsumsi
masuk lambung dengan tepat sehingga bisa dicerna dengan baik.

 Makan bersama-sama dan tidak sendiri-sendiri

24
Hal ini menyebarkan sekaligus menciptakan nuansa penuh kasih sayang dan rasa
saling mencintai yang tentunya akan memberi nilai positif bagi selera makan.

 Makan sambil berbincang dan tidak diam.

Hal ini dimaksudkan untuk menciptakan suasana rileks dan menyenangkan saat
makan.

 Menghormati budaya dan tradisi makan yang ada di tempat kita makan

Dilarang menghina atau membenci makanan, sekalipun makanan itu di luar


kebiasaan kita.

 Bersikap lembut terhadap orang sakit dengan tidak memaksakan makanan


tertentu.

 Menjaga perasaan orang lain dengan tidak membelakangi posisi mereka. Hal ini
bisa menyebabkan terganggunya selera makan orang tersebut.

 Tidak mengkonsumsi makanan yang terlalu panas dan minuman yang terlalu
dingin.

B. PENGOBATAN HIJAMAH

1. Sejarah Bekam

Hijamah/bekam/cupping/kop/chantuk dan banyak istilah lainnya sudah dikenal


sejakzaman dulu, yaitu kerajaan Sumeria, kemudian terus berkembang sampai
Babilonia, Mesir,Saba, dan Persia. Pada zaman Rasulullah, beliau menggunakan kaca
berupa cawan ataumangkuk tinggi. Pada zaman China kuno mereka menyebut
hijamah sebagai “perawatantanduk” karena tanduk menggantikan kaca. Pada kurun
abad ke-18 (abad ke-13 Hijriyah),orang-orang di Eropa menggunakan lintah sebagai
alat untuk hijamah.Pada satu masa, 40juta lintah diimpor ke negara Perancis untuk
tujuan itu. Lintah-lintah itu dilaparkan tanpadiberi makan. Jadi bila disangkutkan pada
tubuh manusia, dia akan terus menghisapdarah tadi dengan efektif. Setelah kenyang,

25
ia tidak berupaya lagi untuk bergerak danterus jatuh lantas mengakhiri upacara
hijamahnya .

Kini pengobatan ini dimodifikasi dengan sempurna dan mudah pemakaiannya


sesuaidengan kaidah-kaidah ilmiah dengan menggunakan suatu alat yang praktis dan
efektif .

Dari Jabir RA, bahwa ada seorang wanita Yahudi dari penduduk Khaibar
memasukkan racun ke dalam daging domba yang dipanggang, lalu
menghadiahkannya kepada Rasulullah SAW. Beliau mengambil bagian kaki dan
memakan sebagian darinya. Beberapa orang shahabat yang bersamanya juga ikut
memakannya. Tiba-tiba beliau bersabda, “Lepaskan tangan kalian!”. Beliau mengirim
utusan untuk memanggil wanita Yahudi itu, lalu beliau bersabda, “Rupanya engkau
telah meracun domba ini”. “Siapa yang memberitahumu? Tanya wanita Yahudi.
Beliau menjawab, “Bagian kaki domba inilah yang memberitahukannya kepadaku”.
“Memang aku telah meracunnya. Dalam hati aku berkata, “Kalau memang dia benar-
benar seorang Nabi, maka racun itu tidak akan membahayakannya dirinya. Tapi kalau
memang dia bukan seorang Nabi, maka kami dapat merasa tenang,” jawab wanita
Yahudi. Rasulullah SAW memaafkan wanita Yahudi itu dan tidak menjatuhkan
hukuman kepadanya. Sebagian shahabat yang terlanjur memakannya ada yang
meninggal. Lalu Rasulullah SAW melakukan pengobatan dengan hijamah di bagian
pundaknya karena daging yang terlanjur beliau makan. Yang mengobatinya adalah
Abu Hindun, dengan menggunakan tulang tanduk dan mata pisau. Orang itu budak
milik bani Bayadhah dari kalangan Anshar.

2. Pengertian Bekam (Al Hijamah)

Bekam merupakan metode pengobatan dengan cara mengeluarkan darah kotor


dari dalamtubuh melalui permukaan kulit. Hijamah adalah pengobatan yang sudah
dikenal sejak ribuan tahun sebelum masehi. Nama lainnya adalah bekam, canduk,
canthuk, kop mambakan, di Eropa dikenal dengan istilah “Cupping Therapeutic
Method”. Dalam Bahasa Mandarin disebut Pa Hou Kuan .Kata “Hijamah” berasal
dari bahasa Arab, dari kata Al Hijmu yang berarti pekerjaan membekam. Al Hajjam
berarti ahli bekam. Al Hijmu berarti menghisap atau menyedot. Al Hajjam sama

26
dengan Al Mashshah, yaitu tukang menghisap atau tukang menyedot. Sedangkan Al
Mihjam atau Al Mihjamah merupakan alat untuk bekam yang berupa tabung gelas
untuk menampung darah yang dikeluarkan dari kulit.

Kata al hijmu berarti pekerjaan al hajjam, tukang bekam. Al Hijmu berarti


mengisap ataumenyedot. Al Hajjam sama dengan al mashshash, tukang mengisap,
tukang bekam. Al Mihjam atau al mihjamah merupakan gelas yang digunakan untuk
menampung darah yang dikeluarkan dari kulit pasien, atau gelas untuk menghimpun
darah hijamah.

Kesimpulan definisi hijamah menurut bahasa adalah ungkapan tentang


mengisap darahdan mengeluarkannya dari permukaan kulit, yang kemudian
ditampung di dalam gelas mihjamah, yang menyebabkan pemusatan dan penarikan
darah di sana, lalu dilakukan penyayatan permukaan kulit dengan pisau bedah, guna
untuk mengeluarkan darah.

Hijamah berbeda dengan qath’ul-irqi (memotong urat). Qath’ul-irqi adalah


memasukkanjarum suntik untuk mengambil darah dari urat nadi seperti halnya aksi
menyumbang darah, yang disebut al fashdu.

Dalam ilmu kedokteran Islam, bekam tidak boleh sembarang dilakukan.


Bekam hanyaboleh dilakukan pada pembekuan/penyumbatan dalam pembuluh darah,
karena fungsi bekam yang sesungguhnya adalah untuk mengeluarkan darah kotor dari
dalam tubuh.

Hadist yangdiriwayatkan oleh Tarmidzi menyatakan, bahwa Rasul SAW


mengarahkan pengikutpengikutnya menggunakan bekam sebagai kaedah pengobatan
penyakit. Beliau memuji orang yang berbekam, “Dia membuang darah yang kotor,
meringankan tubuh serta menajamkan penglihatan.“ Dalam kaitan untuk
membersihkan diri ini, Allah mengkhususkan satu bulan dalam satu tahun untuk
berpuasa (pada bulan Ramadhan) sebagai salah satu jalan untuk menyucikan rohani
.Dan berbekam merupakan salah satu cara untuk menyucikan atau membersihkan
jasmani

27
3. Jenis Bekam

a. Bekam kering atau bekam angin (Hijamah Jaaffah)

Yaitu menghisap permukaan kulit dan memijat tempat sekitarnya tanpa


mengeluarkandarah kotor. Bekam kering baik bagi orang yang tidak tahan
suntikan jarum dan takutmelihat darah. Kulit yang dibekam akan tampak merah
kehitam-hitaman selama 3 hariatau akan kelihatan memar selama 1 atau 2 pekan.
Insya Allah sangat baik diolesi minyakhabbah sauda’ atau minak zaitun untuk
menghilangkan tanda lebam pada kulit yangselesai dibekam. Bekam ini
sedotannya hanya sekali dan dibiarkan selama 5-10 menit .

Bekam kering ini berkhasiat untuk melegakan sakit secara darurat atau digunakan
untukmeringankan kenyerian urat-urat punggung karena sakit rheumatik, juga
penyakitpenyakitpenyebab kenyerian punggung. Bekam kering bermanfaat juga
untuk terapi penyakit paru-paru, radang ginjal, pembengkakan liver/radang selaput
jantung, radangurat syaraf, radang sumsum tulang belakang, nyeri punggung,
rematik, masuk angin,wasir, dan lain-lain .Terdapat dua teknik bekam kering yang
dapat dipraktekkan untuktempat tertentu yaitu bekam luncur dan bekam tarik.

 Bekam luncur

Caranya dengan meng-kop pada bagian tubuh tertentu dan meluncurkan ke


arah bagiantubuh yang lain. Teknik bekam ini biasa digunakan untuk
pemanasan pasien, berfungsiuntuk melancarkan peredaran darah, pelemasan
otot, dan menyehatkan kulit .

 Bekam tarik

Dilakukan seperti ditarik-tarik. Dibekam hanya beberapa detik kemudian


ditarik dan ditempelkan lagi hingga kulit yang dibekam menjadi merah.

b. Bekam basah (Hijamah Rothbah)

Yaitu pertama kita melakukan bekam kering, kemudian kita melukai permukaan
kulitdengan jarum tajam (lancet) atau sayatan pisau steril (surgical blade ) lalu di
sekitarnya dihisap dengan alat cupping set dan hand pump untuk mengeluarkan

28
darah kotor dari dalam tubuh. Lamanya setiap hisapan 3 sampai 5 menit, dan
maksimal 9 menit, laludibuang darah kotornya.

Penghisapan tidak lebih dari 7 kali hisapan. Darah kotor berupadarah merah pekat
dan berbuih. Insya Allah bekasnya (kulit yang lebam) akan hilang 3hari kemudian
setelah diolesi minyak habbah sauda’ atau minyak zaitun. Dan selama 3jam
setelah dibekam ,kulit yang lebam itu tidak boleh disiram air. Jarak
waktupengulangan bekam pada tempat yang sama adalah 4 minggu.Bekam basah
berkhasiatuntuk berbagai penyakit, terutama penyakit yang terkait dengan
terganggunya system peredaran darah di tubuh. Kalau bekam kering dapat
menyembuhkan penyakit-penyakitringan, maka bekam basah dapat
menyembuhkan penyakit-penyakti yang lebih berat,akut, kronis ataupun yang
degeneratif, seperti darah tinggi, kanker, asam urat ,diabetesmellitus (kencing
manis), kolesterol, dan osteoporosis.

4. Hukum Bekam

Imam Ghazali berpendapat, yang dinukilkan dalam kitab Tasyirul Fiqih lil
Muslimil Mu’ashir oleh Dr. Yusuf Qardhawi: “Al Hijamah adalah termasuk fardhu
kifayah. Jika di suatuwilayah tidak ada seorang yang mempelajarinya, maka semua
penduduknya akan berdosa. Namun jika ada salah seorang yang melaksanakannya
serta memadai, maka gugurlah kewajiban dari yanglain. Menurut saya, sebuah
wilayah kadang membutuhkan lebih dari seorang. Tapi yang terpentingadalah adanya
jumlah yang mencukupi dan memenuhi seukuran kebutuhan yang diperlukan. Jikadi
sebuah wilayah tidak ada orang yang Muhtajib (ahli bekam), suatu kehancuran siap
menghadang dan mereka akan sengsara karena menempatkan diri di ambang
kehancuran. Sebab Dzat yang menurunkan penyakit juga menurunkan obatnya, dan
memerintahkan untuk menggunakannnya serta menyediakan sarana untuk
melaksanakannya, maka dengan meremehkannya berarti sebuah kehancuran telah
menghadang.”

29
5. Hadits Yang Berkaitan Dengan Hijamah (Bekam)

Dialah Allah yang berhak memberi manfaat dan mudharat kepada makhluk-
Nya. Manusia yang membutuhkan manfaat dan perlindungan dari mudharat harus
meminta kepada-Nya. Di antara rahmat Allah Ta’ala atas hamba-hamba-Nya, Dia
tidaklah menurunkan penyakit di muka bumi ini melainkan Dia turunkan pula obat
penawarnya. Al-Bukhari meriwayatkan dari Abu Hurairah radhiallahu anhu, dari Nabi
shallallahu alaihi wasallam bahwa beliau bersabda, “Tidaklah Allah turunkan
penyakit melainkan Allah turunkan pula penawarnya.”(HR. al-Bukhari No.5678)

Rasulullah Shallallahu ‘alayhi wa Salam bersabda :

ْ َ‫ِإ َّن أ َ ْمث َ َل َما تَدَ َاو ْيت ُ ْم ِب ِه ْال ِح َجا َمةُ َو ْالف‬
ُ ‫صد‬

“Sesungguhnya metode pengobatan yang paling ideal bagi kalian adalah hijamah
(bekam) dan fashdu (venesection).”

Dari Jabir Almuqni berkata : "Aku tidak akan merasa sehat sehingga
berbekam, karena sesungguhnya aku pernah mendengar rosulullah Sholollohu Alaihi
Wasalam bersabda :

Artinya : Sesungguhnya pada bekam itu terkandung kesembuhan.

Dart Ibnu Umar, Rosulullah Sholollohu Alaihi Wasalam bersabda :

”Tidaklah aku melalui satu dari langit-langit yang ada, melainkan para malaikat
mengatakan :” Hai Muhammad,perintahkan umatmu untuk berbekam,karena sebaik-
baik sarana yang kalian pergunakan untuk berobat adalah bekam, al-kits, dan syuniz
semacam tumbuh-tumbuhan.

Dari Annas bin Malik Rosulullah Sholollohu Alaihi Wasalam bersabda :

“Sesungguhnya pengobatan yang paling ideal yang kalian pergunakan adalah hijamah
( Bekam )”.

Ada suatu pertanyaan ‘asing’ yang mesti kita jawab dan renungkan: “Apakah
Anda pernah mendengar istilah bekam (hijamah)? Apakah Anda pernah dibekam?
Berbahagialah apabila Anda menjawab, “pernah”. Sayangnya, menurut sebuah survei,

30
sebagian besar kaum muslimin belum pernah mendengar istilah bekam apalagi yang
pernah dibekam. Kenyataan ini sungguh memprihatinkan. Sebab bekam sudah dikenal
ribuan tahun yang lalu, bahkan sejak zaman Nabi Musa AS, dan dikukuhkan
syariatnya pada zaman Rasulullah SAW, akhirnya berkembang ke seluruh dunia
hingga saat ini.

Kaum muslimin jarang sekali yang mau mendalami ilmu kedokteran warisan
Rasulullah SAW yang sangat lengkap. Di antara sebagian kedokteran Nabi SAW
yang dilupakan itu adalah bekam. Sebaliknya dunia barat terus melakukan penelitian
tentang bekam, yang akhirnya mereka terapkan dalam kehidupan sehari-hari,
walaupun mereka tidak mengakuinya sebagai warisan Rasulullah SAW.

Orang-orang beriman baik laki-laki maupun perempuan pasti sangat rindu


ingin mendengar Sunnah Nabi SAW, khususnya yang telah dilupakan (sunnah
matrukah). Sekarang mulai tampak banyak orang menyaksikan langsung mukjizat
kesembuhan dengan mengikuti salah satu Sunnah Nabi SAW, yaitu pengobatan
dengan bekam dalam mengatasi penyakit yang sulit disembuhkan oleh para dokter.

Setiap muslim tahu bahwa hadits-hadits Nabi SAW tidak pernah berubah atau
berganti, karena ia merupakan wahyu dari Allah SWT, sedangkan wahyu telah
berhenti turun sejak Nabi SAW wafat dan agama telah sempurna. Maka hadits-hadits
Nabi SAW yang menyangkut metode pengobatan dengan bekam, keutamaannya, hari-
hari pelaksanaannya, dan sebagainya adalah bersifat tetap tidak berubah.

Dengan maksud dakwah dan tabligh agar kaum muslimin mengetahui seluk
beluk thibbun nabawi, maka perlu disampaikan di sini hadits-hadits yang berkaitan
dengan bekam.

6. Cara Kerja Bekam Menurut Medis

Kalangan tenaga medis dan masyarakat awam masih bertanya-tanya tentang


bagaimana sih cara kerja pengobatan Bekam sehingga mampu menjadi sarana
kesembuhan bagi penyakit yang dideritanya. Bagaimana suatu teknik yang demikian
‘sederhana’, ‘praktis’, dan relative ‘sepele’ kog bisa mengatasi berbagai penyakit
yang bahkan oleh para dokter dikatakan sudah tidak dapat disembuhkan.

31
Di tengah rasa ketakjuban bagi yang sudah merasakan manfaatnya dan rasa
‘permusuhan’ atau antipati mereka-mereka yang ‘menolak’ pengobatan sunnah nabi
ini, kami ketengahkan cara kerja bekam menurut modern medicine yang bersumber
dari buku Sembuh Dengan Satu Titik karya dr. Wadda` Amani Umar.

Dr Wadda menjelaskan bahwa menurut kedokteran tradisional, di bawah kulit,


otot, maupun fascia terdapat suatu poin atau titik yang mempunyai sifat istimewa.
Antara poin satu dengan poin lainnya saling berhubungan membujur dan melintang
membentuk jarring-jaring atau jala. Jala ini dapat disamakan dengan meridian atau
habl. Dengan adanya jala ini, maka terdapat hubungan yang erat antara bagian dalam
dengan bagian luar, antara bagian kiri tubuh dan bagian kanan tubuh, antara organ-
organ tubuh dengan jaringan bawah kulit, antara organ yang satu dengan organ
lainnya, antara organ dengan tangan dan kaki, antara organ padat dengan organ
berongga, dan lain sebagainya, sehingga membentuk suatu kesatuan yang tak
terpisahkan dan dapat bereaksi secara serentak.

Kelainan yang terjadi pada satu poin ini dapat ditularkan dan mempengaruhi
poin lainnya. Juga sebaliknya, pengobatan pada satu poin akan menyembuhkan poin
lainnya. Teori ini dapat menjelaskan bahwa seseorang yang sakit matanya tidak perlu
dibekam pada matanya, namun dapat dibekam didaerah kepala atau sekitar
tengkuknya. Atau seseorang yang mengalami gangguan pada pencernaannya dapat
terlihat gambaran penyakit di lidahnya. Sehingga untuk mengobati pencernaannya
dapat dibekam pada titik poin pencernaan atau lidahnya, dan sebaliknya untuk
mengobati penyakit pada lidah dapat dibekam di poin saluran pencernaannya

Penelitian terbaru di dunia kedokteran modern ternyata menemukan bahwa


poin-poin itu adalah merupakan poin istimewa ‘motor points’ pada perlekatan
neuromuskular yang mengandung banyak mitokondria, kaya pembuluh darah,
mengandung tinggi mioglobin, sebagian besar selnya menggunakan metabolisme
oksidatif, dan lebih banyak mengandung cell mast, kelenjar limfe, kapiler, venula,
bundle dan pleksus saraf, serta ujung saraf akhir, dibanding dengan daerah yang
bukan poin istimewa.

32
Para peneliti membuktikan bahwa apabila dilakukan pembekaman pada satu
pon, maka kulit(kutis), jaringan bawah kulit(sub kutis) fascia dan otonya akan terjadi
kerusakan dari mas cell dan lain-lain. Akibat kerusakan ini akan dilepaskan beberapa
zat seperti serotonin, histamin, bradikinin, slow reacting substance (SRS), serta zat-zat
lain yang belum diketahui. Zat-zat inilah yang menyebabkan terjadinya dilatasi
kapiler dan arteriol, serta flare reaction pada daerah yang dibekam.dilatasi kapiler
juga dapat terjadi ditempat yang jauh dari tempat pembekaman.

Reaksi-reaksi itu menyebabkan terjadi perbaikan mikrosirkulasi pembuluh


darah yang memicu timbulnya efek relaksasi (pelemasan) otot-otot yang kaku serta
akibat vasodilatasi umum akan menurunkan tekanan darah secara stabil. Fakta
terpenting dari proses pembekaman pada poin istimewa – poin istimewa adalah
dilepaskannya corticotrophin releasing factor (CRF), serta releasing factors lainnya
oleh adenohipofise. CRF selanjutnya akan menyebabkan terbentuknya ACTH,
corticotrophin, dan corticosteroid. Corticosteroid ini mempunyai efek menyembuhkan
peradangan serta menstabilkan permeabilitas sel.

Pada proses pembekaman pada poin istimewa pun didapati munculnya


golongan histamine. Golongan histamine mempunyai manfaat dalam proses reparasi
(perbaikan) sel dan jaringan yang rusak, serta memacu pembentukan reticulo
endothelial cell, yang akan meninggikan daya resistensi (daya tahan) dan imunitas
(kekebalan) tubuh.

7. Keadaan Ketika Melakukan Bekam Dan Titik-Titik Bekamnya


a. Dari Ibnu Abbas RA, berkata: "Rasulullah SAW berobat dengan hijamah ketika
beliau sedang ihram." (HR. Bukhari)
b. Dari Anas bin Malik RA, dia bercerita: “Nabi SAW pernah berbekam ketika
beliau tengah berihram karena rasa sakit yang beliau rasakan di kepalanya.”
(Shahih Ibnu Khuzaimah, karya al-A’zhami (IV/187).
c. Dari Anas RA, berkata: “Bahwa Nabi SAW pernah berbekam ketika beliau
tengah berihram dibagian punggung kaki beliau karena rasa sakit yang ada
padanya.” (Shahih Ibnu Khuzaimah)karya al-A’zhami (IV/187))
d. Dari Ibnu Abbas RA, berkata: "Rasulullah SAW berobat dengan hijamah ketika
beliau sedangpuasa." (HR. Bukhari)

33
e. Dari Abdullah bin Buhainah RA, dia bercerita: “Rasulullah SAW berbekam di
bagian tengahkepalanya sedang beliau tengah berihram karena pusing yang
beliau rasakan.” (HR. Bukhari)
f. Dari Ibnu Umar RA, dia bercerita: “Nabi SAW pernah berbekam di kepalanya
danmenyebutnya dengan Ummu Mughits.” (Kitab al-Fawaaid, dinilai hasan oleh
al-Albani)
g. Dari seseorang, dia bercerita, “Rasulullah SAW bersabda: ‘Tidak batal puasa
orang yangmuntah atau orang yang bermimpi (basah) dan tidak juga orang yang
berbekam’.” (HR. Abu Dawud, Ibnu Khuzaimah, sanad hasan oleh al-Albani)
h. Dari Jabir RA, dia bercerita: “Sesungguhnya Nabi SAW jatuh dari kuda beliau
dan menimpabatang pohon, sehingga kaki beliau patah. Waki’ RA berkata:
’Sesungguhnya Nabi SAW berbekam di bagian kaki yang terkilir’.” (Shahih
Sunan Ibnu Majah, karya al-Albani )
i. Dari Jabir RA: “Nabi SAW pernah berbekam karena kakinya
tersandung/terkilir.” (Shahih Ibnu Khuzaimah)
j. Dari Anas bin Malik RA: “Bahwa Nabi SAW pernah berbekam di kedua urat
merih (vena jugularis/jugular vein) dan punggung bagian atas.” (HR. Abu
Dawus, dishahihkan oleh al- Albani)
k. Dari Abu Kabsyah al-‘Anmari RA: “Rasulullah SAW pernah dibekam bagian
tengah kepalanya dan diantara kedua pundaknya. Dan Beliau bersabda:
‘Barangsiapa mengalirkan darah ini, maka tidak akan mudharat baginya untuk
mengobati sesuatu dengan sesuatu’.” (Shahih Sunan Abu Dawud (no. 3268), lihat
juga kitab Jaami’ul Ushuul (VII/541))
l. Disebutkan oleh Abu Nu’aim di dalam kitab ath-Thibbun Nabawi, sebuah hadits
marfu’: “Kalian harus berbekam di jauzatil qamahduwah, karena sesungguhnya
ia dapat menyembuhkan dari 5 penyakit.” Beliau menyebutkan diantaranya
adalah kusta.

8. Tanggal Pelaksanaan Bekam


a. Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa berbekam pada
hari ke-17, 19 dan 21 (tahun Hijriyah), maka ia akan sembuh dari segala macam
penyakit.” (Shahih Sunan Abu Dawud, II/732, karya Imam al-Albani)

34
b. Dari Abdullah bin Mas’ud RA, Rasulullah SAW bersabda: “ Sesungguhnya
sebaik-baik bekam yang kalian lakukan adalah hari ke-17, ke-19, dan pada hari
ke-21.” (Shahih Sunan at-Tirmidzi Syaikh al-Albani (II/204))
c. Dari Anas bin Malik RA, dia bercerita: “ Rasulullah SAW biasa berbekam di
bagian urat merih (jugular vein) dan punggung. Beliau biasa berbekam pada hari
ke-17, ke-19, dan ke-21.” (HR, Tirmidzi, Abu Dawud, Ibnu Majah, Ahmad,
sanad shahih)
d. Dari Ibnu Abbas RA, ia berkata: “Rasulullah SAW bersabda: ‘Berbekamlah pada
hari ke-17 dan ke-21, sehingga darah tidak akan mengalami hipertensi yang dapat
membunuh kalian’.” (Kitab Kasyful Astaar ‘an Zawaa-idil Bazar, karya al-
Haitsami (III/388))

9. Hari Pelaksanaan Bekam


a. Dari Abu Hurairah RA, dia bercerita: “Rasulullah SAW bersabda: ‘Barangsiapa
berbekam pada hari Rabu atau hari Sabtu, lalu tertimpa wadhah (cahaya dan
warna putih, lepra), maka hendaklah dia tidak menyalahkan, melainkan dirinya
sendiri’.” (Kitab Kasyful Astaar ‘anZawaa-idil Bazar, karya al-Haitsami
(III/388))
b. Dari Ibnu Umar RA, Rasulullah SAW bersabda: “Berbekam dilakukan dalam
keadaan perut kosong adalah yang paling ideal, dimana ia akan menambah
kecerdasan otak dan menambah ketajaman menghafal. Ia akan menambah
seorang penghafal lebih mudah menghafal. Oleh karena itu, barangsiapa hendak
berbekam, maka sebaiknya dia melakukannya pada hari Kamis dengan menyebut
nama Allah SWT. Hindarilah berbekam pada hari Jumat dan hari Sabtu serta hari
Ahad. Berbekamlah pada hari Senin dan Selasa. Hindarilah berbekam pada hari
Rabu,
c. karena Rabu merupakan hari dimana nabi Ayyub tertimpa malapetaka. Tidaklah
timbul penyakit kusta dan lepra, kecuali pada hari Rabu atau malam hari Rabu.”
(Shahih Sunan Ibnu Majah,II/261, karya Imam al-Albani)

35
10. Halalnya Upah Bagi Pembekam (Hajjam)
a. Ibnu Abbas RA: “Bahwa Nabi SAW pernah berbekam di kedua urat merih dan di
bagianantara kedua pundak yang merupakan pangkal punggung. Lalu beliau
memberikan upah kepada pembekam. Seandainya upah bekam itu haram,
pastilah Beliau SAW tidak memberinya.” (Kitab Mukhtashar asy Syamaa-ilil
Muhammadiyah, tahqiq dan ikhtishar oleh Imam al-Albani)
b. Dari Rafi’ bin Khadij RA, Rasulullah SAW bersabda: “Apa yang didapatkan oleh
seorangpembekam, maka sebaiknya upah itu diberikan rangsum makanan untuk
binatang ternak.” (HR. Ahmad, ath-Thabrani, Abu Dawud, at-Tirmidzi)
c. Dari Ibnu Umar RA: “Bahwa Nabi SAW pernah mengundang seorang tukang
bekam lalu diamembekam beliau SAW. Setelah selesai, beliau SAW bertanya
kepadanya: ‘Berapa pajakmu?’Dia menjawab: ‘Tiga sha’.’ Lalu beliau SAW
membatalkan satu sha’ dari pajaknya, kemudian beliau memberikan upahnya.”
(Kitab Mukhtashar asy Syamaa-ilil Muhammadiyah, tahqiq dan ikhtishar oleh
Imam al-Albani)
d. Dari Ali RA: “Bahwa Nabi SAW pernah berbekam dan menyuruhku untuk
memberi tukangpembekam upahnya.” (Kitab Mukhtashar asy Syamaa-ilil
Muhammadiyah, tahqiq dan ikhtishar oleh Imam al-Albani)
e. Dari Abdullah bin Mas’ud RA, dia bercerita: “Rasulullah SAW melarang
mencari rizqi melalui tukang bekam.” (HR. Ibnu Majah)
f. Dari Anas bin Malik RA, dia bercerita: “Rasulullah SAW pernah berbekam,
beliau dibekam oleh Abu Thayyibah RA. Lalu beliau menyuruh seseorang untuk
memberikan dua sha’ bahan makanan kepadanya. Beliau memberitahu
keluarganya, lalu mereka menghapuskan pajaknya.”(Kitab Mukhtashar asy
Syamaa-ilil Muhammadiyah, tahqiq dan ikhtisar oleh Imam al-Albani)
Catatan
Tirmidzi meriwayatkan dalam Sunan-nya dari ‘Ikrimah RA: “Ibnu Abbas RA
memiliki tiga orang budak yang ahli bekam. Dua orang diantaranya dikaryakan
untuk sumber penghasilan dirinya dan keluarganya, sedangkan yang satu orang
lagi khusus membekam dirinya dan keluarganya.” (Ath- Thibb, 1978, hasan
ghorib)

36
11. Prosedur Melakukan Pembekaman

a. Persiapan
 Menyiapkan Alat, Sarana Dan Ruangan
Alat yang dipersiapkan: set kop/tabung penghisap, skapel, jarum, lancet pen,
pisau bedah, handuk kain, sarung tangan, masker, mangkok/cawan, tempat
sampah, meja dan kursi.
Bahan yang disiapkan: kassa, kapas/tissue, betadin, detol, sabun, zalf,
alkohol, spiritus,minyak zaitun, minyak habbatussauda, al qusthul hindi,
minyak urut hangat (missal gandapura), minuman hangat, baik kalau
disediakan madu dan susu.
Mensterilkan alat agar bebas kuman dan tidak menyebarkan penyakit, dengan
cara: merebustabung kop paling sedikit selama 30 menit setelah air mendidih
terus menerus (karet dilepas dulu). Sarung tangan, karet dan duk kain
disterilkan dengan tablet formalin.
Jarum, pinset, pisau, silet, hanya boleh sekali pakai saja. Selesai satu pasien,
langsung buang. Ruangan harus bersih, terang dan cukup aliran udara dan
tidak pengap
 Menyiapkan Pasien
 Pasien dijelaskan tentang bekam, efek yang terjadi, proses kesembuhan
dll.
 Pasien disiapkan mentalnya agar tidak gelisah dan takut, bimbinglah
berdoa dan berwudlu.
 Bagi pasien yang belum pernah dibekam cukup dibekam 1-2 gelas.
 Pasien dipersiapkan makanan, minuman, kebersihan tubuh dan
kebersihan tempat yang akan dibekam
 Menyiapkan diri sendiri (Juru Bekam)
 Juru bekam dalam keadaan sehat, tidak sakit, sudah berwudlu dan
berdoa.
 Juru bekam telah menguasai ilmu bekam (professional).
 Juru bekam sudah sering dibekam dan membekam.
 Juru bekam meningkatkan iman dan taqwa
 Identifikasi Pasien
 Mencatat Identitas Umum: Nama, alamat, usia, jenis kelamin, status.

37
 Mencatat Identitas Keluarga: Kedudukan dan status dalam keluarga
 Mewawancarai Pasien
 Keluhan pasien, keluhan utama, keluhan tambahan/lain, riwayat
penyakit.
 Keluhan dari masing-masing organ tubuh
 Memeriksa Fisik Pasien
 Pemeriksaan Umum: tekanan darah, nadi, suhu, pernafasan, lidah, iris,
telapak tangan, dll.
 Pengamatan, pendengaran, dan penciuman dari daerah keluhan, dan dari
masing-masing organ.
 Perabaan sekitar keluhan dan perabaan pada sekitar organ lain.
 Pengetukan daerah sekitar keluhan dan pada organ lain
 Pemeriksaan Penunjang Lain
 Pemeriksaan khusus: iris mata (iridologi), lidah, telinga, telapak tangan
dll.
 Pemeriksaan penunjang: laboratorium, radiologi, CT-Scan, MRI dll
 Penyimpulan Dan Penentuan Diagnosa Penyakit
 Menentukan jenis keluhan
 Menentukan jenis penyakit
 Menentukan letak penyakit
 Menentukan penyebab penyakit
 Menentukan jenis pengobatan
 Menentukan Daerah Dan Titik Yang Dibekam
 Titik yang sesuai dengan yang dikeluhkan
 Titik lain yang satu jurusan/meridian dengan titik yang dikeluhkan
 Titik lain yang berlawanan dengan titik yang dikeluhkan
 Titik lain yang berpasangan dengan titik yang dikeluhkan
 Titik-titik istimewa
 Titik-titik khusus
 Melakukan Pembekaman
 Bekam tanpa mengeluarkan darah (hijamah jaffah = bekam kering).
 Bekam dengan mengeluarkan darah (hijamah damamiyah = bekam
basah)

38
 Memberikan Terapi Lain
 Memberikan terapi tindakan, operasi dll.
 Memberikan "food suplement" obat-obatan dan bahan berkhasiat
 Memberikan nasehat, tausiyah dan doa.

12. Beberapa Hal Yang Harus Diperhatikan Dalam Proses Pembekaman

a. Bekam tidak dianjurkan terhadap:


 Penderita diabetes (kencing manis) atau pendarahan, kecuali juru bekam yang
benar-benar ahli.
 Pasien yang fisiknya sangat lemah.
 Penderita infeksi kulit yang merata.
 Orang tua, jika mereka tidak sangat membutuhkannya, karena lemahnya fisik
mereka.
 Anak-anak penderita dehidrasi (kekurangan cairan) (bekam basah).
 Penderita penyakit kanker darah.
 Penderita yang sering mengalami keguguran kandungan.
 Penderita penyakit gila dan ketidakstabilan emosi.
 Penderita Hepatitis A dan B apabila sedang dalam kondisi parah. Adapun bila
kondisi sudah tidak parah atau penyakit tersebut merupakan penyakit
menahun, maka tidak mengapa untuk diobati dengan bekam.
 Pengidap penyakit kuning karena hepatitis.
 Pasien yang melakukan cuci darah
 Pasien yang mengalami kelainan klep jantng, kecuali di bawah pengawasan
dokter dan orang yang benar-benar ahli bekam.
 Penderita kedinginan, sementara suhu badannya sangat tinggi atau penderta
flu dan semisalnya, kecuali setelah ia tidak lagi merasa kedinginan.
 Wanita hamil pada 3 bulan pertama
 Terhadap orang yang kesurupan, terkena sihir, guna-guna, dan sebagainya,
kecuali juru bekam yang telah mampu menghadapi kasus-kasus semacam ini.
 Pada orang yang baru pertama kali melakukannya, kecuali setelah dilakukan
persiapan mental baginya. Yang paling baik adalah hendaknya ia melihat
orang lain yang berbekam di hadapannya. Selain itu, ia perlu mendengar
tentang keutamaan-keutamaan dan manfaat bekam.

39
 Pasien yang masih mengkonsumsi obat pelancar darah, kecuali dengan sangat
hati-hati. Demikian pula terhadap orang yang kelelahan, sehingga ia
beristirahat.
 Pasien penyakit jantung, tidak boleh dilakukan terhadap pasien yang
menggunakanperalatan bantu untuk mengatur detak jantung.
 Terhadap orang yang baru memberikan donor darah kecuali setelah berlalu
beberapa hari, tergantung kondisi kesehatannya. Demikian pula terhadap
penderita vertigo, sampai keadaan dirinya rileks.
 Pengguna obat-obat perangsang tidak dianjurkan untuk dibekam, kecuali
setelah meninggalkannya.
 Penderita ketakutan juga sebaiknya menunggu sampai kondisi kejiwaannya
tenang.
 Seyogyanya dihindari pembekaman langsung sesudah mandi
 Seyogyanya dihindari pembekaman setelah pasien mengalami muntah
 Dianjurkan tidak langsung makan sesudah berbekam, tetapi boleh minum
madu atau minumanyang memulihkan kebugaran.
 Pada penderita dengan kelainan cairan lutut, dalam pembekaman jangan
sampai gelas bekamdipasang pada daerah yang sakit, melainkan di
sekitarnya.
 Varises yang terjadi di betis, maka pembekaman dilakukan di kanan kiri
varises secara hati-hati.
 Pembekaman terhadap pasien yang mengidap penyakit liver (hati) harus
dilakukan secara sangathati-hati.
 Penderita penyakit perdarahan atau diabetes (kencing manis) jika dilakukan
pembekaman, maka tidak dengan sayatan, melainkan dengan tusukan ringan
dengan jarum akupuntur.
 Untuk penderita tekanan darah rendah hendaklah daerah punggung bagian
bawah tidak dibekam. Pembekaman hendaknya juga dilakukan satu demi
satu, jangan dilakukan pembekaman sekaligus di dua tempat atau lebih secara
bersamaan.
 Untuk penderita anemia, pembekaman dilakukan satu demi satu, sesuai
dengan kesiapan kondisi tubuhnya. Jika pasien mengalami pingsan, maka
gelas bekam harus segera dicabut dan pasien diberi minuman yang
mengandung gula (air manis).
40
 Jangan melakukan bekam kecuali setelah bertanya kepada pasien, apakah
aliran darahnya deras, apakah ia mengidap diabetes, penyakit-penyakit hati
(hepatitis), kanker, urat yang robek, dan ada cairan di lututnya.
 Bekam terhadap wanita harus dilakukan oleh sesama wanita atau laki-laki
yang menjadi mahramnya.
 Tidak boleh dilakukan bekam di atas simpul otot, tapi bisa dilakukan
penyedotan dengan gelas, tanpa penyayatan (bekam kering).
 Bagi orang tua dan anak-anak, hanya dilakukan penyedotan ringan.
 Tidak dianjurkan melakukan bekam dalam keadaan sangat kenyang atau
sangat lapar.

41
DAFTAR PUSTAKA

Aiman, Abdul Fatah. 2011. Keajaiban Thibbun Nabawi. Solo: Al-Qowwam.

Al-Jauziyah, Ibnu Qoyyim. 2008. Praktek Kedokteran Nabi. Yogyakarta: Hikam Pustaka.

Al-Sadhan, Abdullah. 2009. Cara Pengobatan Dengan Al-Quran; Cetakan Empat. Jakarta:
IslamHouse.com.

Fajar. 2009. Hidup Sehat Pilihan Tepat. Bandung: CV. Mughni Sejahtera.

Hawin, Murtadlo. 2005. Bekam: Sunnah Nabi dan Mukzizat Dalam Medis. Solo: Medis.

Salamah, Ummu. 2011. Imunisasi Dampak dan Konspirasi; Solusi Sehat ala Rasulullah
SAW. Jakarta: Nabawiyah Press.

Yamani, Jafar Khadem. 2005. Ilmu Kedokteran Islam, Sejarah dan Perkembangannya.
Bandung: Dzikra.

42

Anda mungkin juga menyukai