W DENGAN DIABETES
MELITUS TIPE II POST DEBRIDEMENT DI RUANG
PERAWATAN DAHLIA RSUD. TARAKAN
Disusun Oleh :
Kusmanto
NIM: PO 7220118124
Latar Belakang
• Laporan International Diabetes Federation, Indonesia masuk 10 negara terbesar
penderita diabetes melitus di Indonesia. Indonesia ada di peringkat ke-6 dengan
jumlah penderita usia 20-79 tahun sekitar 10,3 juta orang
IDF
• Dari data Medical Record Rumah Sakit Umum Daerah Tarakan, Angka kejadian
Diabetes Mellitus Tipe II pada tahun 2017 sebanyak 2275 orang, dan pada
RSUD tahun 2018 sebanyak 2860 orang
TARAKAN
Tujuan
Tujuan penulisan Laporan Tugas Akhir
• Nama klien Ny. “W”, umur 47 tahun, jenis kelamin perempuan, sudah menikah,
pendidikan SMA, pekerjaan ibu rumah tangga (IRT), agama islam, suku jawa, alamat
Jl Rawa sari indah juata permai RT 02, masuk rumah sakit tanggal 04 Mei 2019,
pengkajian pada tanggal 13 Mei 2019, diagnosa medic diabetes mellitus tipe II post
Keluhan Utama
• Klien mengatakan datang ke rumah sakit pada tanggal 4 Mei 2019 dengan keluhan adanya bisul
dan nyeri dipunggung sebelah kiri. Pada saat dilakukan pengkajian pada tanggal 13 Mei 2019
klien mengatakan ada luka post operasi dipunggung sebelah kiri, klien mengatakan sudah
dirawat selama 9 hari, klien mengatakan perbannya diganti oleh perawat 1x sehari, klien
mengatakan tidak nafsu makan, klien mengatakan porsi makan tidak dihabiskan, klien
mengatakan mual, klien mengatakan sudah mengalami sakit gula sudah 3 tahun.
• Terdapat jaringan nekrotik di tepi luka di belakang punggung sebelah kiri warna luka berwarna
• Klien mengatakan sudah tahu memiliki penyakit gula sejak 3 tahun yang lalu, klien mengatakan
hanya berobat ke puskesmas bila ada keluhan dan tidak minum obat secara teratur
Data Subjektif Data Objektif
- Klien mengatakan terdapat luka pada - Terdapat luka pada punggung kiri
punggung kiri bawah bawah klien derajat 3
- Klien mengatakan sudah dirwat - Tampak luka klien berwarna merah
selama 10 hari - Tampak jaringan nekrosis ditepi luka
- Klien mengatakan perbannya diganti - Terdapat sedikit pus
oleh perawat 1 kali sehari - Panjang luka ± 20 cm
- Klien mengatakan sudah tahu - Lebar luka ± 8 cm
memiliki penyakit gula sejak 3 tahun - Punggung klien dibalut perban
GDS
200
- Klien mengatakan tidak tahu tentang 151
penyakitnya 100 88 90
- Klien mengatakan tidak tahu 0
penyebab penyakit DM 04 Mei 11 Mei 12 Mei 13 Mei
- Klien mengatakan tidak tahu tanda - Porsi makan klien tidak dihabiskan
dan gejala penyakit DM - Klien mual saat makan
- Klien mengatakan tidak tahu cara - Rambut klien berminyak
pencegahan penyakit DM - Klien dan keluarga selalu bertanya
- Klien mengatakan tidak bisa mandi tentang penyakit klien
karena ada luka di punggung kiri - Klien sudah menjalani perawatan hari
bawah ke 10 di rumah sakit
- TTV TD : 135/80 mmHg
N : 75x/m
RR : 24 x/m
S : 36,6 0C
Diagnosa Keperawatan
1.Kerusakan integritas kulit dan jaringan berhubungan dengan gangguan
metabolisme.(D.0129)
(D.0027)
(D.0111)
Diagnosa :
Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan gangguan metabolisme
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan pada Ny. “W” selama 3 x 24 jam, diharapkan luka
terminimalisir dengan kriteria hasil
- PUS berkurang
- Terdapat kemerahan pada luka
- Jaringan nekrotik berkurang
- Luka tidak bau
- Tidak terdapat tanda – tanda infeksi Dolor, Kalor, Tumor, Rubor
Perencanaan :
1.1 Kaji karakteristik luka (warna, ukuran, bau dan kondisi luka)
1.2 Lakukan perawatan luka secara aseptik
1.3 Melanjutkan dalam pemberian antibiotik
- Ampiciln sulbaktam 3x1500 mg IV
- Metrodinazole 3 x 500 mg IV
Pelaksanaan :
1.1 Mengkaji karakteristik luka (warna, ukuran, bau dan kondisi luka)
1.2 Melakukan perawatan luka secara aseptik
1.3 Melanjutkan dalam pemberian antibiotik
- Ampiciln sulbaktam 3x1500 mg IV
- Metrodinazole 3 x 500 mg IV
Evaluasi
Jam : 09.00 Wita
S :
Klien mengatakan luka tidak nyeri dan agak terasa gatal
O:
Tampak luka timbul atau tumbuh jaringan granulasi baru, pus sudah
tidak ada, luka tampak mulai mengecil
A:
Luka mengalami perbaikan sebagian
P:
Intervensi dilanjutkan
- Anjurkan klien rajin kontrol di poli bedah atau puskesmas
• Anjurkan klien untuk selalu menjaga luka tetap kering dan bersih
Pembahasan
Kerusakan integritas kulit merupakan kerusakan yang terjadi pada jaringan kulit
dan dapat meningkat dari epidermis sampai jaringan subkutan jika tidak dilakukan
luka, perawatan luka dengan menggunakan larutan Nacl 0,9 % dan salep dan tutup
Evaluasi hasil tindakan perawatan luka 1 kali sehari selama 3 hari adalah masalah
kerusakan integritas jaringan kulit teratasi sebagian karena pada luka sudah tampak
kemerahan dan jaringan granulasi sudah mulai tumbuh, namun belum sembuh total.
Diagnosa :
Ketidakstabilan kadar glukosa darah berhubungan dengan disfungsi pankreas
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan pada Ny. “W” selama 3 x 24 jam, diharapkan
gula darah klien normal dengan kriteria hasil :
- GDS normal (100- 140 mg/ dL)
- Klien tidak lemah
Perencanaan :
2.1 Periksa Gula Darah sewaktu
2.2 Anjurkan klien untuk mengurangi makanan yang dapat meningkatkan gula
darah
2.3 Melanjutkan dalam pemberian insulin-
- Lovermit 1x14 ui
- Novarapid 3x12 ui
Pelaksanaan :
2.1 Memeriksa Gula Darah sewaktu
2.2 Menganjurkan klien untuk mengurangi makanan yang dapat
meningkatkan gula darah
2.3 Melanjutkan dalam pemberian insulin-
- Lovermit 1x14 ui
- Novarapid 3x12 ui
Evaluasi
Hari ke III
S : Klien merasa lebih segar
O : Tampak hasil gula darah stabil <200 mg/dl
Tgl 13 – 05 – 2019 GDS = 151 mg/dl
14 – 05 – 2019 GDS = 153 mg/dl
15 – 05 – 2019 GDS = 113 mg/dl
A : Kestabilan gula darah sudah teratasi
P : Intervensi dihentikan
- Persiapan pasien pulang
-Mengajarkan cara penggunaan insulin untuk dirumah
Pembahasan
Ketidakstabilan kadar glukosa darah adalah Variasi kadar glukosa dalam darah
Pada pengkajian di temukan kadar gula darah klien yang tidak stabil yaitu yang
tertinggi 351mm/DL dan paling rendah 88mm/DL, dengan kadar gula yang
Dilakukan rencana keperawatan yaitu memonitor kadar gula darah setiap hari,
memonitor pola makan, memberikan insulin sesuai jadwal dan petunjuk dokter
Setelah 3x24 jam Masalah dapat teratasi semuanya karena selama 3 hari berturut –
turut gula darah stabil dan dalam batas normal ( GDS < 200 mg/dl )
Diagnosa : Resiko defisit nutrisi berhubungan dengan Faktor psikologis
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan pada Ny. “W” selama 3 x 24 jam, diharapkan tidak
terjadi defisit nutrisi dengan kriteria hasil :
- Nafsu makn membaik
- Porsi makan dapat dihabiskan
- Tidak terdapat penurunan berat badan
- Tidak mual
- GDS normal <200 ml/DL
Perencanaan :
3.1 Kaji faktor yang menyebabkan klien malas makan
3.2 Anjurkan makanan yang disukai yang tidak meningkatkan gula darah
3.3 Jelaskan asupan nutrisi yang adekuat
3.4 Melanjutkan pemberian obat anti mual
- Omeprazole 2x40 mg
- Tomit 2x10 mg
Pelaksanaan :
3.1 Mengkaji faktor yang menyebabkan klien malas makan
3.2 Menganjurkan makanan yang disukai yang tidak meningkatkan gula darah
3.3 Menjelaskan asupan nutrisi yang adekuat
3.4 Melanjutkan pemberian obat anti mual
- Omeprazole 2x40 mg
- Tomit 2x10 mg
Evaluasi
Hari ke III
• S : Klien mengatakan nafsu makan mulai
membaik
• O :Nampak klien dapat menghabiskan porsi
yang disediakan
•A : Defisit nutrisi belum teratasi
•P : Intervensi dihentikan
Pembahasan
• Defisit nutrisi merupakan suatu kondisi dimana
asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi
kebutuhan metabolisme (SDKI,2016).
• Adapun merencanakan tindakan berupa : kaji faktor
yang menyebabkan malas makan, anjurkan makan
yang disukai yang tidak meningkatkan kadar gula
darah, jelaskan pentingnya nutrisi yang adekuat,
pemberian obat anti mual.
• Setelah dievaluasi 3x24 jam menunjukkan bahwa
masalah teratasi berdasarkan data yang diperoleh
yaitu klien menghabiskan makanan yang diberikan dan
tidak terjadi penurunan berat badan.
Diagnosa : Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan pada Ny. “W” selama 3 x24 jam, diharapkan nyeri akut
berkurang dengan kriteria hasil :
- Klien mengatakan tidak nyeri lagi
- Klien tampak tenang
- Skala nyeri 0
- TD : 90/60 mmHg sampai dengan 120/80 mmHg
- RR : 12 sampai dengan 20x/m
- N : 60x/m sampai dengan 100x/m
Perencanaan :
4.1 Kaji nyeri secara komperhensif ( P,Q,R,S,T)
4.2 Jelaskan penyebab dan strategi meredakan nyeri
4.3 Ajarkan teknik non farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri teknik relaksasi nafas
dalam
4.4 Kolaborasi pemberian analgesik
Antrain 500 mg IV 3x1
Pelaksanaan :
4.1 Mengkaji nyeri secara komperhensif ( P,Q,R,S,T)
4.2 Menjelaskan penyebab dan strategi meredakan nyeri
4.3 Mengajarkan teknik non farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri teknik relaksasi nafas
dalam
4.4 Melakukan Kolaborasi pemberian analgesik
- Antrain 500 mg IV 3x1
Evaluasi
Hari ke III
S : Klien mengatakan luka tidak terasa nyeri
lagi
O : Tampak klien tenang pada saat diganti
verban dan tidak meringis
A : Nyeri akut teratasi
P : Intervensi dihentikan
Pembahasan
Diagnosa keperawatan gangguan rasa nyaman nyeri diangkat berdasarkan data
klien mengeluh nyeri pada punggung sebelah kiri, gelisah, tampak adanya luka
bernanah, dan skala nyeri 4 (0-10). Nyeri merupakan suatu perasaan atau pengalam
sensori dan emosional yang tidak menyenangkan, yang bersumber dari kerusakan
nafas dalam, dan kolaborasi pemberian Atrain 3x1 gr, masalah teratasi semuanya
dan didapatkan data skala nyeri berkurang dari skala 4 menjadi 2 dari pernyataan
verbal klien dan tanda-tanda vital dalam batas normal. Masalah dapat teratasi
Diagnosa : Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi
Tujuan : Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan pada Ny. “W” selama 3 x 24 jam,
diharapkan pengetahuan meningkat dengan kriteria hasil:
- Keluarga dan klien mengerti tentang penyakit DM (pengertian, tanda dan gejala,
penyebab dan pencegahan)
- Keluarga dan klien dapat menyebutkan kembali apa yang telah dijelaskan.
Perencanaan :
5.1 Kaji pengetahuan klien dan keluarga tentang penyakit klien
5.2 Jelaskan kepada klien tentang pengertian, tanda dan gejala, penyebab,
pencegahan dan perawatan di rumah penyakit DM
5.3 Berikan kesempatan kepada keluarga dan klien untuk bertanya
5.4 Anjurkan klien dan keluarga menyebutkan kembali apa yang telah dijelaskan
Pelaksanaan :
5.1 Mengkaji pengetahuan klien dan keluarga tentang penyakit klien
5.2 Menjelaskan kepada klien tentang pengertian, tanda dan gejala, penyebab,
pencegahan dan perawatan di rumah penyakit DM
5.3 Memberikan kesempatan kepada keluarga dan klien untuk bertanya
5.4 Menganjurkan klien dan keluarga menyebutkan kembali apa yang telah
dijelaskan
Evaluasi
Hari ke III
S : Klien mengatakan sudah mengerti tanda
dan gejala penyakit DM, penyebab dan
pencegahannya
O : Klien mampu menjelaskan ulang sebagian
yang telah disampaikan
A : Pengetahuan klien meningkat masalah
teratasi
P : Intervensi dihentikan
Pembahasan
• Defisit pengetahuan adalah ketiadaan atau kurangnya
informasi kognitif yang berkaitan dengan topik tertentu
(SDKI, 2017).
• penulis menjelaskan kepada klien tentang pengertian,
tanda dan gejala, penyebab, pencegahan dan perawatan
di rumah penyakit DM.
• Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24
jam, Masalah dapat teratasi semuanya, terlihat dari
klien dan keluarganya telah mengetahui tentang
pengertian, tanda dan gejala, penyebab, pencegahan
dan perawatan penyakit DM.
Saran
• Bagi klien dan keluarga