Anda di halaman 1dari 27

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny.

W DENGAN DIABETES
MELITUS TIPE II POST DEBRIDEMENT DI RUANG
PERAWATAN DAHLIA RSUD. TARAKAN
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

 
Disusun Oleh :
 
Kusmanto
NIM: PO 7220118124
Latar Belakang
• Laporan International Diabetes Federation, Indonesia masuk 10 negara terbesar
penderita diabetes melitus di Indonesia. Indonesia ada di peringkat ke-6 dengan
jumlah penderita usia 20-79 tahun sekitar 10,3 juta orang
IDF

• Sejalan dengan hal tersebut, Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas 2018)


memperlihatkan peningkatan angka prevalensi Diabetes yang cukup signifikan,
yaitu dari 6,9% ditahun 2013 menjadi 8,5% di tahun 2018, sehingga estimasi
RISKESDAS jumlah penderita di indonesia mencapai lebih dari 16 juta orang

• Dari data Medical Record Rumah Sakit Umum Daerah Tarakan, Angka kejadian
Diabetes Mellitus Tipe II pada tahun 2017 sebanyak 2275 orang, dan pada
RSUD tahun 2018 sebanyak 2860 orang
TARAKAN
Tujuan
Tujuan penulisan Laporan Tugas Akhir

Untuk memperoleh gambaran nyata mengenai


pelaksanaan dan pendokumentasian Asuhan
Keperawatan pada Ny. “W” dengan “Diabetes
Melitus Tipe II Post Debridement” di Ruang
Dahlia Rumah Sakit Umum Daerah Tarakan
melalui pendekatan proses keperawatan
Tinjauan Teori
Definisi

• Diabetes melitus merupakan sekelompok

kelainan heterogen yang ditandai oleh

kenaikan kadar glukosa dalam darah atau

hiperglikemia (Padila, 2012: 1)


Eti ologi
Menurut Padila (2012: 1), penyebab diabetes
melitus tipe II yaitu: disebabkan oleh
kegagalan relative sel beta dan resistensi
insulin. Faktor resiko yang berhubungan
dengan proses terjadinya diabetes: usia,
obesitas, riwayat dan keluarga.
Tinjauan Kasus
Biodata
Identitas Klien

• Nama klien Ny. “W”, umur 47 tahun, jenis kelamin perempuan, sudah menikah,

pendidikan SMA, pekerjaan ibu rumah tangga (IRT), agama islam, suku jawa, alamat

Jl Rawa sari indah juata permai RT 02, masuk rumah sakit tanggal 04 Mei 2019,

pengkajian pada tanggal 13 Mei 2019, diagnosa medic diabetes mellitus tipe II post

debridement, golongan darah B, nomor registrasi 32-52-52, nomor kamar 3B4

Keluhan Utama

• Klien mengatakan ada bisul dan nyeri di punggung sebelah kiri


1. Riwayat kesehatan sekarang

• Klien mengatakan datang ke rumah sakit pada tanggal 4 Mei 2019 dengan keluhan adanya bisul

dan nyeri dipunggung sebelah kiri. Pada saat dilakukan pengkajian pada tanggal 13 Mei 2019

klien mengatakan ada luka post operasi dipunggung sebelah kiri, klien mengatakan sudah

dirawat selama 9 hari, klien mengatakan perbannya diganti oleh perawat 1x sehari, klien

mengatakan tidak nafsu makan, klien mengatakan porsi makan tidak dihabiskan, klien

mengatakan mual, klien mengatakan sudah mengalami sakit gula sudah 3 tahun.

• Terdapat jaringan nekrotik di tepi luka di belakang punggung sebelah kiri warna luka berwarna

merah, terdapat sedikit pus, terdapat kemerahan,

2. Riwayat kesehatan masa lalu

• Klien mengatakan sudah tahu memiliki penyakit gula sejak 3 tahun yang lalu, klien mengatakan

hanya berobat ke puskesmas bila ada keluhan dan tidak minum obat secara teratur
Data Subjektif Data Objektif

- Klien mengatakan terdapat luka pada - Terdapat luka pada punggung kiri
punggung kiri bawah bawah klien derajat 3
- Klien mengatakan sudah dirwat - Tampak luka klien berwarna merah
selama 10 hari - Tampak jaringan nekrosis ditepi luka
- Klien mengatakan perbannya diganti - Terdapat sedikit pus
oleh perawat 1 kali sehari - Panjang luka ± 20 cm
- Klien mengatakan sudah tahu - Lebar luka ± 8 cm
memiliki penyakit gula sejak 3 tahun - Punggung klien dibalut perban

Data yang lalu


- Klien mengatakan tidak nafsu
makan
- Klien mengatakan mual
- Klien tampak kesakitan saat diganti
perban
- Tampak klien meringis

Fokus - Klien mengatakan belum pernah


mandi selama dirawat di rumah sakit
dan hanya diseka- seka
400
300
351

GDS
200
- Klien mengatakan tidak tahu tentang 151
penyakitnya 100 88 90
- Klien mengatakan tidak tahu 0
penyebab penyakit DM 04 Mei 11 Mei 12 Mei 13 Mei
- Klien mengatakan tidak tahu tanda - Porsi makan klien tidak dihabiskan
dan gejala penyakit DM - Klien mual saat makan
- Klien mengatakan tidak tahu cara - Rambut klien berminyak
pencegahan penyakit DM - Klien dan keluarga selalu bertanya
- Klien mengatakan tidak bisa mandi tentang penyakit klien
karena ada luka di punggung kiri - Klien sudah menjalani perawatan hari
bawah ke 10 di rumah sakit
- TTV TD : 135/80 mmHg
N : 75x/m
RR : 24 x/m
S : 36,6 0C
Diagnosa Keperawatan
1.Kerusakan integritas kulit dan jaringan berhubungan dengan gangguan

metabolisme.(D.0129)

2.Ketidakstabilan kadar glukosa darah berhubungan dengan disfungsi pankreas.

(D.0027)

3.Defisit nutrisi berhubungan dengan Faktor psikologis.(D,0019)

4.Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik,(D.0027)

5.Defisit pengetahuan tentang pengertian, tanda dan gejala, penyebab dan

pengobatan serta pencegahab DM berhubungan dengan kurangnya informasi.

(D.0111)
Diagnosa :
Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan gangguan metabolisme
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan pada Ny. “W” selama 3 x 24 jam, diharapkan luka
terminimalisir dengan kriteria hasil
- PUS berkurang
- Terdapat kemerahan pada luka
- Jaringan nekrotik berkurang
- Luka tidak bau
- Tidak terdapat tanda – tanda infeksi Dolor, Kalor, Tumor, Rubor
Perencanaan :
1.1 Kaji karakteristik luka (warna, ukuran, bau dan kondisi luka)
1.2 Lakukan perawatan luka secara aseptik
1.3 Melanjutkan dalam pemberian antibiotik
- Ampiciln sulbaktam 3x1500 mg IV
- Metrodinazole 3 x 500 mg IV
Pelaksanaan :
1.1 Mengkaji karakteristik luka (warna, ukuran, bau dan kondisi luka)
1.2 Melakukan perawatan luka secara aseptik
1.3 Melanjutkan dalam pemberian antibiotik
- Ampiciln sulbaktam 3x1500 mg IV
- Metrodinazole 3 x 500 mg IV
Evaluasi
Jam : 09.00 Wita
S :
Klien mengatakan luka tidak nyeri dan agak terasa gatal
O:
Tampak luka timbul atau tumbuh jaringan granulasi baru, pus sudah
tidak ada, luka tampak mulai mengecil
A:
Luka mengalami perbaikan sebagian
P:
Intervensi dilanjutkan
- Anjurkan klien rajin kontrol di poli bedah atau puskesmas
• Anjurkan klien untuk selalu menjaga luka tetap kering dan bersih
Pembahasan
Kerusakan integritas kulit merupakan kerusakan yang terjadi pada jaringan kulit

dan dapat meningkat dari epidermis sampai jaringan subkutan jika tidak dilakukan

perawatan secara multidisiplin (Sunaryo, 2011)

Tindakan keperawatan yang telah dilakukan adalah mengobservasi keadaan

luka, perawatan luka dengan menggunakan larutan Nacl 0,9 % dan salep dan tutup

luka dengan Modres alginate dressing lalu perban luka.

Evaluasi hasil tindakan perawatan luka 1 kali sehari selama 3 hari adalah masalah

kerusakan integritas jaringan kulit teratasi sebagian karena pada luka sudah tampak

kemerahan dan jaringan granulasi sudah mulai tumbuh, namun belum sembuh total.
Diagnosa :
Ketidakstabilan kadar glukosa darah berhubungan dengan disfungsi pankreas
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan pada Ny. “W” selama 3 x 24 jam, diharapkan
gula darah klien normal dengan kriteria hasil :
- GDS normal (100- 140 mg/ dL)
- Klien tidak lemah
Perencanaan :
2.1 Periksa Gula Darah sewaktu
2.2 Anjurkan klien untuk mengurangi makanan yang dapat meningkatkan gula
darah
2.3 Melanjutkan dalam pemberian insulin-
- Lovermit 1x14 ui
- Novarapid 3x12 ui
Pelaksanaan :
2.1 Memeriksa Gula Darah sewaktu
2.2 Menganjurkan klien untuk mengurangi makanan yang dapat
meningkatkan gula darah
2.3 Melanjutkan dalam pemberian insulin-
- Lovermit 1x14 ui
- Novarapid 3x12 ui
Evaluasi
Hari ke III
S : Klien merasa lebih segar
O : Tampak hasil gula darah stabil <200 mg/dl
Tgl 13 – 05 – 2019 GDS = 151 mg/dl
14 – 05 – 2019 GDS = 153 mg/dl
15 – 05 – 2019 GDS = 113 mg/dl
A : Kestabilan gula darah sudah teratasi
P : Intervensi dihentikan
- Persiapan pasien pulang
-Mengajarkan cara penggunaan insulin untuk dirumah
Pembahasan
Ketidakstabilan kadar glukosa darah adalah Variasi kadar glukosa dalam darah

naik/turun dari rentang normal (SDKI, 2017)

Pada pengkajian di temukan kadar gula darah klien yang tidak stabil yaitu yang

tertinggi 351mm/DL dan paling rendah 88mm/DL, dengan kadar gula yang

fluktuatif setiap harinya.

Dilakukan rencana keperawatan yaitu memonitor kadar gula darah setiap hari,

memonitor pola makan, memberikan insulin sesuai jadwal dan petunjuk dokter

Setelah 3x24 jam Masalah dapat teratasi semuanya karena selama 3 hari berturut –

turut gula darah stabil dan dalam batas normal ( GDS < 200 mg/dl )
Diagnosa : Resiko defisit nutrisi berhubungan dengan Faktor psikologis

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan pada Ny. “W” selama 3 x 24 jam, diharapkan tidak
terjadi defisit nutrisi dengan kriteria hasil :
- Nafsu makn membaik
- Porsi makan dapat dihabiskan
- Tidak terdapat penurunan berat badan
- Tidak mual
- GDS normal <200 ml/DL

Perencanaan :
3.1 Kaji faktor yang menyebabkan klien malas makan
3.2 Anjurkan makanan yang disukai yang tidak meningkatkan gula darah
3.3 Jelaskan asupan nutrisi yang adekuat
3.4 Melanjutkan pemberian obat anti mual
- Omeprazole 2x40 mg
- Tomit 2x10 mg

Pelaksanaan :
3.1 Mengkaji faktor yang menyebabkan klien malas makan
3.2 Menganjurkan makanan yang disukai yang tidak meningkatkan gula darah
3.3 Menjelaskan asupan nutrisi yang adekuat
3.4 Melanjutkan pemberian obat anti mual
- Omeprazole 2x40 mg
- Tomit 2x10 mg
Evaluasi
Hari ke III
• S : Klien mengatakan nafsu makan mulai
membaik
• O :Nampak klien dapat menghabiskan porsi
yang disediakan
•A : Defisit nutrisi belum teratasi
•P : Intervensi dihentikan
Pembahasan
• Defisit nutrisi merupakan suatu kondisi dimana
asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi
kebutuhan metabolisme (SDKI,2016).
• Adapun merencanakan tindakan berupa : kaji faktor
yang menyebabkan malas makan, anjurkan makan
yang disukai yang tidak meningkatkan kadar gula
darah, jelaskan pentingnya nutrisi yang adekuat,
pemberian obat anti mual.
• Setelah dievaluasi 3x24 jam menunjukkan bahwa
masalah teratasi berdasarkan data yang diperoleh
yaitu klien menghabiskan makanan yang diberikan dan
tidak terjadi penurunan berat badan.
Diagnosa : Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan pada Ny. “W” selama 3 x24 jam, diharapkan nyeri akut
berkurang dengan kriteria hasil :
- Klien mengatakan tidak nyeri lagi
- Klien tampak tenang
- Skala nyeri 0
- TD : 90/60 mmHg sampai dengan 120/80 mmHg
- RR : 12 sampai dengan 20x/m
- N : 60x/m sampai dengan 100x/m
Perencanaan :
4.1 Kaji nyeri secara komperhensif ( P,Q,R,S,T)
4.2 Jelaskan penyebab dan strategi meredakan nyeri
4.3 Ajarkan teknik non farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri teknik relaksasi nafas
dalam
4.4 Kolaborasi pemberian analgesik
Antrain 500 mg IV 3x1
Pelaksanaan :
4.1 Mengkaji nyeri secara komperhensif ( P,Q,R,S,T)
4.2 Menjelaskan penyebab dan strategi meredakan nyeri
4.3 Mengajarkan teknik non farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri teknik relaksasi nafas
dalam
4.4 Melakukan Kolaborasi pemberian analgesik
- Antrain 500 mg IV 3x1
Evaluasi
Hari ke III
S : Klien mengatakan luka tidak terasa nyeri
lagi
O : Tampak klien tenang pada saat diganti
verban dan tidak meringis
A : Nyeri akut teratasi
P : Intervensi dihentikan
Pembahasan
Diagnosa keperawatan gangguan rasa nyaman nyeri diangkat berdasarkan data

klien mengeluh nyeri pada punggung sebelah kiri, gelisah, tampak adanya luka

pada punggung kiri dengan panjang ± 20 cm dan lebar ± 8 cm , merah, dan

bernanah, dan skala nyeri 4 (0-10). Nyeri merupakan suatu perasaan atau pengalam

sensori dan emosional yang tidak menyenangkan, yang bersumber dari kerusakan

aktual atau potensial dari jaringan (Nur A. & Amin H. 2013).

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam, meliputi: mengkaji

skala dan karakteristik nyeri, mengukur tanda-tanda vital, mengajarkan latihan

nafas dalam, dan kolaborasi pemberian Atrain 3x1 gr, masalah teratasi semuanya

dan didapatkan data skala nyeri berkurang dari skala 4 menjadi 2 dari pernyataan

verbal klien dan tanda-tanda vital dalam batas normal. Masalah dapat teratasi
Diagnosa : Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi
Tujuan : Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan pada Ny. “W” selama 3 x 24 jam,
diharapkan pengetahuan meningkat dengan kriteria hasil:
- Keluarga dan klien mengerti tentang penyakit DM (pengertian, tanda dan gejala,
penyebab dan pencegahan)
- Keluarga dan klien dapat menyebutkan kembali apa yang telah dijelaskan.
Perencanaan :
5.1 Kaji pengetahuan klien dan keluarga tentang penyakit klien
5.2 Jelaskan kepada klien tentang pengertian, tanda dan gejala, penyebab,
pencegahan dan perawatan di rumah penyakit DM
5.3 Berikan kesempatan kepada keluarga dan klien untuk bertanya
5.4 Anjurkan klien dan keluarga menyebutkan kembali apa yang telah dijelaskan
Pelaksanaan :
5.1 Mengkaji pengetahuan klien dan keluarga tentang penyakit klien
5.2 Menjelaskan kepada klien tentang pengertian, tanda dan gejala, penyebab,
pencegahan dan perawatan di rumah penyakit DM
5.3 Memberikan kesempatan kepada keluarga dan klien untuk bertanya
5.4 Menganjurkan klien dan keluarga menyebutkan kembali apa yang telah
dijelaskan
Evaluasi
Hari ke III
S : Klien mengatakan sudah mengerti tanda
dan gejala penyakit DM, penyebab dan
pencegahannya
O : Klien mampu menjelaskan ulang sebagian
yang telah disampaikan
A : Pengetahuan klien meningkat masalah
teratasi
P : Intervensi dihentikan
Pembahasan
• Defisit pengetahuan adalah ketiadaan atau kurangnya
informasi kognitif yang berkaitan dengan topik tertentu
(SDKI, 2017).
• penulis menjelaskan kepada klien tentang pengertian,
tanda dan gejala, penyebab, pencegahan dan perawatan
di rumah penyakit DM.
• Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24
jam, Masalah dapat teratasi semuanya, terlihat dari
klien dan keluarganya telah mengetahui tentang
pengertian, tanda dan gejala, penyebab, pencegahan
dan perawatan penyakit DM.
Saran
• Bagi klien dan keluarga

Sebaiknya klien menjaga pola kesehatan yang


baik, diet yang benar serta mengikuti saran
dokter. Dan mengikutsertakan keluarga dalam
memberikan dukungan akan sangat membantu
dalam mengatasi masalah klien

Anda mungkin juga menyukai