Anda di halaman 1dari 10

EFEK ROKOK BAGI KESEHATAN di KALANGAN PELAJAR

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.LATAR BELAKANG
Sangat ironis memang bahwa manusia sangat memperhatikan keseimbangan alam akibat
proses pembakaran bahan bakar oleh industri yang mengeluarkan polusi tetapi dilain pihak
orang-orang dengan sengaja mengalirkan gas produksi pembakaran rokok ke paru-paru mereka.
Terutama remaja masa kini, masa remaja merupakan masa dimana seorang individu
mengalami peralihan dari satu tahap ke tahap berikutnya dan mengalami perubahan baik emosi,
tubuh, minat pola perilaku, dan juga panuh dengan masala-masala ( Hurlock 1998 ). Oleh
karenanya, remaja sangat rentah sekali mengalami psikososial, yakni masalah psikis atau
kejiwaan yang timbul sebagai akibat terjadinya perubahan social.
Sebenarnya seorang pelajar belum boleh merokok di kalangan sekolah, masyarakat atau
kalangan yang lainnya. Karena hal ini dapat berdampak buruk pada kesehatannya, sekolahnya
dan lain-lain. Biasanya hal ini di lakukan oleh para pelajar karena kondisi emosi mereka yang
tidak stabil memebuat mereka melakukan segalah hal untuk melampiaskan esmosinya. Populasi
merokok pada usia dini sangatlah tinggi. Hal ini di sebabakan karena kurangnya penyuluhan
tentang bahaya rokok di kalangan sekolah atau masyarkat, atau mungkin juga kurangnya
kesadaran pada diri mereka sehingga mereka tidak memperhatikan bahayanya dan juga nanti
kedepanya.
Kebiasaan merokok di Indonesia sangat memprihatinkan.Padahal, berbagai penelitian dan
kajian yang telah di lakukan menunjukan bahwa rokok sangat membahayakan kesehatan. Bukan
hanya membahayakan para perokok, asap rokok juga sangat berbahaya apabila di hirup oleh
orang-orang yang berada di sekitarnya ( perokok pasif ). Bahkan sebagian penelitian
menunjukkan bahwa para perokok pasif memiliki resiko kesehatan lebih tinggi dari pada para
prokok itu sendiri. Penyakit-penyakit mulai dari menderita batuk hingga kanker paru-paru
mengancam para perokok aktif maupun pasif.
Kami menyadari bahwa informasi tentang bahya rokok bagi kesehatan sangat penting untuk
di ketahui oleh masyarakat luas, khususnya para pelajar. Hal ini yang mendorong kami untuk
menyusun Karya Tulis Ilmiah ini tentang Bahaya Merokok. kami berharap, dengan mengetahui
informasi ini para pelajar dapat mengurungkan niatnya untuk mengonsumsi rokok, atau bahkan
berhenti merokok.

1.2.RUMUSAN MASALAH
1. Apa dampak merokok bagi kesehatan remaja ?
2. Apa faktor penyebab perilaku merokok di kalangan remaja ?
3. Apa ciri-ciri fisik yang menunjukkan seorang remaja merokok ?

1.3.TUJUAN PENELITIAN
1. Untuk mengetahui dampak merokok bagi kesehatan remaja.
2. Untuk mengetahui factor penyebab seorang remaja merokok.
3. Untuk mengetahui ciri-ciri fisik remaja yang merokok.

1.4.MANFAAT PENELITIAN
- Sebagai wacana bagi pelajar agar mereka lebih mengetahui dampak dan bahaya merokok
bagi kesehatan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA ( LANDASAN TEORI)
2.1 Pengertian Rokok
Rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara 70 hingga 120 mm
(bervariasi tergantung negara) dengan diameter sekitar 10 mm yang berisi daun-daun tembakau
yang telah dicacah. Rokok dibakar pada salah satu ujungnya dan dibiarkan membara agar
asapnya dapat dihirup lewat mulut pada ujung lain. Ada dua jenis rokok, rokok yang berfilter dan
tidak berfilter. Filter pada rokok terbuat dari bahan busa serabut sintetis yang berfungsi
menyaring nikotin.
Rokok biasanya dijual dalam bungkusan berbentuk kotak atau kemasan kertas yang dapat
dimasukkan dengan mudah ke dalam kantong. Sejak beberapa tahun terakhir, bungkusan-
bungkusan tersebut juga umumnya disertai pesan kesehatan yang memperingatkan perokok akan
bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan dari merokok, misalnya kanker paru-paru atau
serangan jantung(walapun pada kenyataanya itu hanya tinggal hiasan, jarang sekali dipatuhi).
Manusia di dunia yang merokok untuk pertama kalinya adalah suku bangsa Indian di
Amerika, untuk keperluan ritual seperti memuja dewa atau roh. Pada abad 16, Ketika bangsa
Eropa menemukan benua Amerika, sebagian dari para penjelajah Eropa itu ikut mencoba-coba
menghisap rokok dan kemudian membawa tembakau ke Eropa. Kemudian kebiasaan merokok
mulai muncul di kalangan bangsawan Eropa. Tapi berbeda dengan bangsa Indian yang merokok
untuk keperluan ritual, di Eropa orang merokok hanya untuk kesenangan semata-mata.
Abad 17 para pedagang Spanyol masuk ke Turki dan saat itu kebiasaan merokok mulai
masuk negara-negara Islam. Rokok adalah benda beracun yang memberi efek santai dan sugesti
merasa lebih jantan. Di balik kegunaan atau manfaat rokok yang secuil itu terkandung bahaya
yang sangat besar bagi orang yang merokok maupun orang di sekitar perokok yang bukan
perokok.

2.2. Dampak dari merokok


Sebagaimana kita ketahui di dalam asap sebatang rokok yang dihisap oleh perokok, tidak
kurang dari 4000 zat kimia beracun. Zat kimia yang dikeluarkan ini terdiri dari komponen gas
(85 persen) dan partikel. Nikotin, gas karbonmonoksida, nitrogen oksida, hidrogen sianida,
amoniak, akrolein, asetilen, benzaldehid, urethan, benzen, methanol, kumarin, 4-
etilkatekol,ortokresoldan perylene adalah sebaian dari beribu – ribu zat di dalam rokok.
Jumlah kematian dan klaim perokok Menurut penelitian Organisasi Kesehatan dunia
(WHO), setiap satu jam, tembakau rokok membunuh 560 orang diseluruh dunia. Kalau dihitung
satu tahun terdapat 4,9 juta kematian didunia yang disebabkan oleh tembakau rokok. Kematian
tersebut tidak terlepas dari 3800 zat kimia, yang sebagian besar merupakan racun dan karsinogen
(zat pemicu kanker), selain itu juga asap dari rokok memiliki benzopyrene yaitu partikel-partikel
karbon yang halus yang dihasilkan akibat pembakaran tidak sempurna arang, minyak, kayu atau
bahan bakar lainnya yang merupakan penyebab langsung mutasi gen.
Hal ini berbanding terbalik dengan sifat output rokok sendiri terhadap manusia yang
bersifat abstrak serta berbeda dengan makanan dan minuman yang bersifat nyata dalam tubuh
dan dapat diukur secara kuantitatif. Selain mengklaim mendapatkan kenikmatan dari output
rokok, perokok juga mengklaim bahwa rokok dapat meningkatan ketekunan bekerja,
meningkatkan produktivitas dan lain-lain. Tetapi klaim ini sulit untuk dibuktikan karena adanya
nilai abstrak yang terlibat dalam output merokok. Para ahli malah memperkirakan bahwa rokok
tidak ada hubunganya dengan klaim-klaim di atas. Malah terjadi sebaliknya, menurunnya
produktiviats seseorang karena merokok akibat terbaginya waktu bekerja dan merokok. Selain
itu berdasarkan penelitian terbaru menyatakan bahwa merokok dapat menurunkan IQ (dari
berbagai sumber). Bahaya bagi tubuh yaitu bisa mengakibatkan kanker, paru-paru, impotensi dan
gangguan pada janin, sedangkan bahaya bagi lingkungan dapat menimbulkan polusi udara yang
ditimbulkan dari asap rokok yang dihisap.
Sebenarnya yang paling berbahaya diantara perokok pasif dan perokok aktif, perokok
pasif lah yang berbahaya sebab perokok pasif menghisap asap rokok yang paling banyak. Rokok
juga selain berbahaya juga bisa mematikan dan akan menimbulkan kecanduan kepada
pemakainya. Merokok bagi orang dewasa bisa berbahaya apalagi bagi anak-anak yang masih
duduk di bangku sekolah. Oleh Karena itu, merokok dilarang di sekolah maupun di luar sekolah.
Akibat negatif dari rokok, sesungguhnya sudah mulai terasa pada waktu orang baru mulai
menghisap rokok. Dalam asap rokok yang membara karena diisap, tembakau terbakar kurang
sempurna sehingga menghasilkan CO (karbon mono oksida), yang disamping asapnya sendiri,
tar dan nikotine (yang terjadi juga dari pembakaran tembakau tersebut) dihirup masuk ke dalam
jalan napas. CO, Tar, dan Nikotin tersebut berpengaruh terhadap syaraf yang menyebabkan :
Gelisah, tangan gemetar (tremor) Cita rasa / selera makan berkurang. Ibu-ibu hamil yang suka
merokok dapat kemungkinan keguguran kandungannya.

2.3. Faktor Penyebab Merokok


Merokok di kalangan pelajar khususnya pelajar di MAN Nganjuk sepertinya sudah
menjadi sebuah hal biasa. Karena terdapat beberapa faktor yang menyebabkan siswa
terpelajar membiasakan kebiasan buruk ini, faktor-faktor ini diantaranya adalah:
1. Depresi
2. Iseng,ingin coba-coba
3. Tidak ingin diejek teman
4. Merasa ingin maco
5. Pengaruh lingkungan
6. Kurangnya didikan atau pengawasan dari orang tua

2.4. Upaya Mengatasi Kebiasaan Merokok


Kebiasaan merokok dapat diatasi dengan memberikan pengarahan dan pengetahuan
kepada para pecandu rokok tentang dampak buruk merokok bagi kesehatan yang dirasakan
sekarang atau yang akan datang. Sebenarnya dibutuhkan sebuah kesadaran dari masing-masing
orang yang merokok bahawa merokok adalah sebuah hal yang sangat merugikan bagi diri sendiri
dan orang lain.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Penyebaran Angket
Karena metode yang digunakan adalah angket maka tidak ada batasan waktu dan tempat.
Objek sasarannya adalah siswa kelas XI BCA dan BCS MAN Nganjuk. Prosedur yang
digunakan yaitu siswa wajib mengisi kuesioner dengan jawaban pertanyaan tertutup, sesuai
dengan kenyataan yang sebenarnya.

3.2.Kajian Pustaka di Lakukan Menggunakan Internet


Beberapa sumber informasi tentang bahaya dari merokok kita dapatkan dari beberapa Blogger.

3.3.Observasi (Hasil Pengamatan )


Waktu yang digunakan untuk pengamatan yaitu pada saat jam-jam pulang sekolah.
Bertempat disebuah warung dekat sekolah. Objek sasarannya adalah siswa MAN Nganjuk.
Karena menggunakan metode pengamatan jadi tidak ada prosedur khusus yang harus dipatuhi
dalam melakukan pengamatan.

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Berdasarkan Hasil Pengamatan (Observasi)


Adapun hubungan kesehatan siswa dengan kebiasaan merokok yang selama ini menjadi
sebuah ritual yang harus dilaksanakan. Berdasarkan hasil observasi penulis ditemukan bahwa
beberapa siswa memiliki berbagai macam sebab mereka menanamkan kebiasaan buruk ini yaitu
merokok. Penulis mengamati bahwa sebagian besar siswa merokok dikarenakan mereka terlalu
diberi kebebasan dalam bergaul oleh orang tuannya, orang tua mereka tidak begitu faham dengan
bahaya merokok bagi kesehatan, si anak tidak peduli dengan efek yang akan terjadi di masa
mendatang dengan kebiasaan buruk ini, yang dia tau hanya mengikuti gaya hidup saat ini.
Dampak buruk merokok bagi kesehatan bisa dilihat dari ciri-ciri fisiknya. Diantaranya
adalah :
  Bibir dan gusi menjadi hitam
  Kulit jadi hitam
  Mata merah
  Kuku membiru
  Pipi perokok terlihat kempok
  Mudah terserang penyakit batuk
  Nafas bau
  Perokok terlihat tenang dengan asiknya mengisap rokok
Jadi beradasarkan pengamatan diatas kebiasaan merokok dapat timbul dari adanya salah
dalam peragulan, dan kurangnya perhatian dari orang tua.
4.2. Berdasarkan Hasil Penyebaran Angket
Adapun hubungan antara rokok dengan kesehatan siswa berdasarkan hasil penyebaran
angket penulis menemukan ada 4 dari 6 orang siswa mengaku bahwa dirinya seorang pecandu
rokok dan mereka mengaku sering mengalami gangguan-gangguan kesehatan akibat dari rokok
tersebut. Dan 2 diantaranya tidak merokok. Karena mereka sudah mengetahui dampak buruk
rokok bagi kesehatan.
a) Tabel 1 ( Pertanyaan 1 )

Hasil Penelitian Frekuensi Persentase


a. Ya 4 66,7 %
b. Tidak 2 33,3 %

Pembahasan :
Dari tabel diatas diketahui bahwa 66,7 % atau 4 dari 6 orang siswa menyatakan bahwa
mereka menjadi pecandu rokok dan 2 lainya atau 33,3 % memilih untuk tidak merokok. Dari
pengakuan tersebut sangat menyayangkan bahwa kebiasaan buruk ini telah merajalela khususnya
di kalangan pelajar.
b) Tabel 2 ( Pertanyaan 2 )
Jika jawaban “Ya”
Hasil Penelitian Frekuensi Persentase
A 2 33,3 %
B 1 16,67 %
C 0 0%
D 1 16,67 %
E 0 0%

Jika jawaban “Tidak”


Hasil Penelitian Frekuensi Persentase
A 0 0%
B 0 0%
C 1 16,67 %
D 1 16,67 %
Pembahasan :
Dari tabel diatas diketahui bahwa para siswa memilih beberapa alasan yang sesuai
mengapa mereka memilih tidak merokok atau justru alasan-alasan yang membuat mereka
terjerumus pada perilaku tidak baik ini. Diantaranya dari 6 orang siswa, 2 orang siswa atau 33,3
% menjawab mereka merokok karena “ikut-ikutan teman”. Pernyataan ini sangat menunjukkan
bahwa pergaulan teman sangat berpengaruh terhadap pola hidup yang buruk. Khususnya pola
hidup merokok yang sangat tidak baik untuk kesehatan. Pergaulan yang salah tidak akan
membuat tubuh kita semakin sehat justru akan membuat tubuh kita tempat bersarangnya
penyakit. Dan alasan lain mengapa mereka meroko adalah, 1 orang menjawab “agar terlihat
maco”. Dilandasi karena sifat gengsi antara sesama teman yang mana sifat ini tidak
memperdulikan lagi kesehatan dan dampak buruk dari merokok yang sangat buruk bagi
kesehatan. 1 siswa lain menjawab “iseng“ berawal dari iseng atau ingin coba-coba akhirnya
menjadi kebiasaan yang harus dilakukan tiap saat atau tiap hari.
Dari hasil angket yang telah diberikan sangat sedikit siswa yang dapat mengetahui
bahaya merokok untuk sekarang dan yang akan datang bagi kesehatan tubuh. 2 orang siswa
menjawab dia sudah menegerti efek rokok bagi kesehatan. Ini berarti sudah terdapat kesadaran
dari masyarakat khususnya pelajar tanpa perlu di himbau lagi tentang efek buruk yang akan
dirasakan jika mengonsumsi bahan bernikotin ini. Ini menandakan bahwa pengetahuan mereka
sudah cukup mumpuni untuk menjaga kesehatan tubuh mereka dari bahaya penyakit yang selalu
mengincar.
c). Tabel 3 ( Pertanyaan 3 )
Hasil Penelitian Frekuensi Persentase
A 1 16.67 %
B 1 16,67 %
C 2 33,3 %
Pembahasan :
Dari tabel diatas diketahui bahwa siswa mulai merokok 33,3% di masa SMA dan 16,67
% di masa SD dan 16,67 % di masa SMP. Memang benar pergaulan di masa SMA adalah
pergaulan yang sangat rawan terhadap masuknya perbuatan-perbuatan yang berakibat negatif
salah satunya adalah merokok . Namun, tidak ada lasan seorang orang tua tidak memperhatikan
anak-anaknya di masa SD atau SMP karena terbukti dari pengakuan mereka yang mulai merokok
di usia SD dan SMP, yang tentunya sangat tidak baik untuk kesehatan. Karena semakin muda
usia seorang perokok maka tingkat resiko kerusakan terhadap paru-parunya juga semakin besar.
Karena, di usia yang muda paru-paru manusia sedang mengalami pertumbuhan. Dan seharusnya
hal ini memerlukan nutrisi dan hal-hal yang mendukung pertumbuh kembangan itu, bukan justru
di serang oleh nikoti-nikoti yang berbahaya, yang semakin menggerogoti oaru-paru.
d) Tabel 4 ( Pertanyaan 4 )
Hasil Penelitian Frekuensi Persentase
A 1 16,67 %
B 2 33,3 %
C 1 16,67 %
D 0 0 %

Pembahasan :
Dari tabel diatas diketahui bahwa efek yang dirasakan tiap pecandu rokok berbeda-beda.
Sebagai pecandu rokok belia mereka lebih cepat juga untuk merasakan berbagai gejala-gejala
yang seharusnya tidak perlu dirasakan di usia yang masih belia ini. Kebanyakan dari mereka
merasakan ganguan pada pernafasan. Pecandu rokok mempunyai kemungkinan yang sangat
besar kerusakan pada paru-paru. Efek paling ringan mereka rasakan adalah nafas mereka tidak
terlalu kuat jika melakukan aktivitas yang berat. Seperti lari marathon,sepak bola dan lain-lain.
e) Tabel 5 ( Pertanyaan 5 )
Hasil Penelitian Frekuensi Persentase
A 3 50 %
B 0 0%

Pembahasan :
Dari tabel diatas diketahui bahwa 50 % siswa yang menjadi pecandu rokok ingin
menghentikan kebiasaan ini. Karena mereka sebenarnya sudah mengerti dan merasakan efek
buruk dari merokok bagi kesehatan yang sudah mereka rasakan di usia yang masih dini. Dari
angket yang sudah di sebarkan diketahui 1 orang tidak mau menghentikan kebiasaan ini. Hal ini
mungkin kerena pengaruh pergaulan yang menjadikan sebuah tuntutan untuk merokok, atau
memang sudah sangat sulit untuk menghentikan kebiasaan ini.

f) Tabel 6 ( Pertanyaan 6 )
Hasil Penelitian Frekuensi Persentase
A 2 33,3 %
B 0 0 %
C 0 0%
D 1 16,67 %
Pembahasan :
Dari tabel diatas diketahui bahwa upaya para siswa untuk menghentikan kebiasaan
merokok ini sudah dilakukan dari hal yang terkecil seperti hanya menahan saat ingin merokok
sampai mereka mencoba mnegalihkan perhatian mereka terhadap rokok dengan mengisi waktu
luang yang biasaanya digunakan untuk merokok dengan kegiatan-kegiatan yang positif.
Sebenarnya cara-cara seperti itu tidak begitu menjamin seorang pecandu rokok mau
menghentikan kebiasaan nya itu. Kemungkinan besar dengan melakukan terapi seorang pecandu
rokok akan menghentikan kebiasaannya itu.

g) Tabel 7 ( Pertanyaan 7 )
Hasil Penelitian Frekuensi Persentase
A 1 16,67 %
B 0 0%
C 0 0%

Pembahasan :
Dari tabel diatas diketahui bahwa 1dari 4 pecandu rokok menyatakan tidak mau berhenti
untuk merokok. Dia tidak pernah memikirkan efek buruk yang akan terjadi pada dirinya atau
tubuh nya sekarang atau yang akan datang bila ia melanjutkan kebiasaan ini. Yang dia tau
hanyalah “merasa tidak gaul” dikala bersama teman-itemannya. Karena kemungkinan besar dia
dibesarkan dan tumbuh di lingkungan yang kebanyakan pecandu rokok.
Seharusnya sebagai seorang remaja terpelajar dia lebih mengerti tentang dampak yang
sangat akut yang akan menyerang paru-parunya yang disebut dengan penyakit kanker. Dalam
asap rokok yang membara karena diisap, tembakau terbakar kurang sempurna sehingga
menghasilkan CO (karbon monooksida), yang disamping asapnya sendiri, tar dan nikotine (yang
terjadi juga dari pembakaran tembakau tersebut) dihirup masuk ke dalam jalan napas. . CO, Tar,
dan Nikotin tersebut berpengaruh terhadap syaraf yang menyebabkan : Gelisah, tangan gemetar
(tremor) Cita rasa / selera makan berkurang. Ibu-ibu hamil yang suka merokok dapat
kemungkinan keguguran kandungannya.

h) Tabel 8 ( Pertanyaan 8 )
Hasil Penelitian Frekuensi Persentase
A 3 50 %
B 0 0%
C 0 0%
Pembahasan :
Dari angket yang telah di sebarkan di dapat data seperti tabel diatas diketahui bahwa siswa
yang menjadi pecandu rokok ketika dia mencoba berhenti merokok tentunya mereka mencoba
untuk tidak merokok. Itu artinya ada sistem-sistem tubuh yang mulai berkontraksi karena tidak
lagi melakukan kebiasaan yang biasa dilakukan. Misalnya saat tidak lagi merokok 3 dari 4
pecandu rokok merasakan galau (Gelisah Antara Lnajut Atau Udahan), artinya mereka merasa
bimbang karena kebiasaan merokok yang biasa mereka lakukan tidak lagi mereka lakukan dan
menyebabkan beberapa sitem organ mulai berkontraksi seperti lidah terasa asam saat tidak
merokok, sering merasa pusing karena tidak merokok.

i) Tabel 9 ( Pertanyaan 9 )
Hasil Penelitian Frekuensi Persentase
A 2 33,33 %
B 1 16,67 %
C 0 0%

Pembahasan :
Dari angket yang telah di sebarkan di dapat data seperti tabel diatas, diketahui bahwa siswa
yang dirasakan oleh siswa yang sudah menjadi pecandu rokok ketika sehari tidak merokok
kebanyakan mereka menjawab tentunya meraka “merasa ada hal yang berbeda” dari kegiatan
nya sehari-hari. Yang biasanya mereka mengisi waktu luang atau mengisi kebosanan denga
meroko merokok dan merokok ketika tidak merokok meraka seperti orang yang linglung. Hal ini
disebabkan kerena salah satu dampak dari merokok adalah menurunkan IQ atau daya ingat. Yang
tentunya juga berhubungan dengan kesegaran otak. Pemikiran dari orang yang menjadi pecandu
rokok dengan orang yang tidak merokokpun tentunya berbeda. 1 orang menjawab ketika tidak
merokok “mulutnya terasa asam” hal ini dikarenakan lidah sipecandu rokok sudah akrab
dengan bahan-bahan yang terkandung didalam rokok. Sehingga ketika dia tidak merokok
lidahnya merasa ada suatu yang tidak biasanya. Kebiasaan ini apabila diteruskan akan semakin
membahayakan bagi kesehatan tubuh. Bukan hanya lidah saja yang mulai terserang penyakit tapi
juga paru-paru dan otak.
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Dari berbagai penelitian yang telah dilakukan, kita bisa menarik kesimpulan bahwa efek
dari merokok adalah : gangguan pernafasan, menurunya IQ, bibir hitam membiru, kerusakan
paru-paru, kanker dan lain sebagainya. Kebanyakan pelajar mulai membiasaka kebiasaan buruk
ini pada masa di SMA. Karena di masa ini jaringan pergaulan mereka yang semakin luas.
Penyebab mereka merokok karena beberapa yang hanya iseng hingga menjadi kecanduan,
kurangnya pengawasan orang tua, atau pun pengaruh lingkungan.
5.2. Saran
Setelah melakukan beberapa penelitian dan kita telah mengetahui beberapa dampak
buruk merokok bagi kesehatan, diaharapkan setelah mengetahui informasi ini. Pelajar yang
masih merokok secepatnya menghentikan kebiasaan itu. Dan bagi yang tidak merokok,
diharapkan tidak memulai kebiasaan ini walaupundengan alasan hanya coba-coba.

DAFTAR PUSTAKA
http://pratiwirandukan.blogspot.com/2013/02/karya-tulis-ilmiah-bahaya-merokok.html

Anda mungkin juga menyukai