DOMINANSI APIKAL
Yang dibina oleh Betty Lukiati, M.S, Dr. dan Mardiana Lelitawati, S.Si., M.S
Disusun oleh :
Kelompok 1 Offering H 2018
JURUSAN BIOLOGI
PRODI BIOLOGI
November 2019
A. TUJUAN
D. HASIL PENGAMATAN
no Tanggal Tunas lateral tumbuhan cabai
A(IAA) B(IAA) C
1 5 November 2019 9 2 13
2 8 November 2019 11 2 13
3 12 November 11 4 15
2019
4 15 November 11 6 17
2019
5 17 November 12 6 17
2019
E. PEMBAHASAN
Dominansi apikal disebabkan oleh auksin yang di difusikan tunas pucuk ke bawah (polar)
dan ditimbun pada tunas lateral. Hal ini akan menghambat pertumbuhan tunas lateral karena
konsentrasinya masih terlalu tinggi. Pucuk apikal merupakan tempat memproduksi auksin
(Dahlia, 2010).
Dominansi apikal dapat dikurangi dengan memotong bagian pucuk tumbuhan sehingga
produksi auksin yang disintesis pada pucuk akan terhambat bahkan terhenti. Hal ini akan
mendorong pertumbuhan tunas lateral atau ketiak daun. Auksin yang terhenti dapat digantikan
dengan beberapa jenis hormon IAA yang berfungsi dengan Lanolin untuk mengetahui
pertumbuhan lateralnya (Salisbury, 1995).
Pada tumbuhan B, tidak terjadi penambahan panjang, bahkan di bagian ujungnya mai.
Namun 1 minggu kemudian terlihat adanya tunas yang mulai tumbuh di bagian samping batang
tengah, Hari berikutnya, semakin banyak tunas yang tumbuh dari 2 menjadi 6. Seharusnya,
terjadi pertumbuhan panjang ke arah apikal karena masih terdapat hormone auksin yang tinggi
dibagian pucuk. Kesalahan ini mungkin dikarenakan tumbuhan B yang kurang dirawat dengan
baik oleh praktikan sehingga bagian ujungnya mati seperti terbakar sinar matahari. Menurut
Wattimena (1998) yang menyatakan bahwa auksin berperan penting dalam perubahan sel,
perbanyakan sel dan pemanjangan sel. Auksin terdapat pada bagian pucuk apikal tanaman. Hal
ini biasa disebut dominansi apikal yaitu tunas apikal lebih dominan dari pada tunas lateral.
Pada tanaman C yang merupakan tanaman normal (tanpa perlakuan) tanaman cabai terus
bertambah panjang, hal ini disebabkan pada cabai normal kerja dari hormon auksin tidak
dihambat sehingga tunas apikal terus tumbuh. Pada dasarnya, mekanisme kerja auksin yaitu
menginisiasi pemanjangan sel dengan mempengaruhi pengendoran dinding sel. Kemudian
auksin memacu protein tertentu yang ada di membrane plasma sel tumbuhan untuk memompa
ion H+ ke dinding sel. Ion H+ ini mengaktifkan enzim tertentu sehingga memutuskan beberapa
ikatan silang hidrogen rantai molekul selulosa penyusun dinding sel. Sel tumbuhan kemudian
memanjang akibat air yang masuk secara osmosis (Dahlia, 2010).
F. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Dahlia. 2010. Fisiologi Tumbuhan.Malang: UM Press
Salisbury F.D, Ross C. W. 1992. Fisiologi tumbuhan jilid I edisi IV alih bahasa Luqman RR
dan Sumaryono. Bandung : ITB Press
Wattimena G A. 1998. Zat Pengatur Tubuh Tanaman. Bogor: Pusat Antar Universitas Bogor.