Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN PRAKTIKUM

DOMINANSI APIKAL

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Fisiologi Tumbuhan

Yang dibina oleh Betty Lukiati, M.S, Dr. dan Mardiana Lelitawati, S.Si., M.S

Disusun oleh :
Kelompok 1 Offering H 2018

1. Alief Sella F.N.N (180342618033)


2. Aliyya Suci Arizona (180342618088)
3. Amalia Nur R (180342618089)
4. Azril Febryan (180342618001)
5. Oktavia S (180342618052)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

JURUSAN BIOLOGI

PRODI BIOLOGI

November 2019
A. TUJUAN

1. Pengaruh dominansi apikal terhadap pertumbuhan tunas lateral.

2. Pengaruh auksin terhadap dominansi apikal.


B. HIPOTESIS
Adanya dominansi apikal yang merupakan persaingan antara tunas pucuk dengan tunas
lateral dalam pertumbuhan tanaman. Selama masih ada tunas pucuk, pertumbuhan tunas lateral
akan terhambat sampai jarak tertentu dari pucuk. dominansi apical disebabkan oleh auksin yang
didifusikan tunas pucuk ke bawah (polar) dan ditimbun pada tunas lateral, sehingga
menghambat pertumbuhan tunas lateral karena konsentrasinya yang tinggi. Konsentrasi auksin
yang tinggi ini akan menghambat pertumbuhan tunas lateral yang dekat dengan pucuk
C. PROSEDUR KERJA
Pada pengamatan dominansi apikal, kami menggunakan alat dan bahan yaitu mortar, pistil,
gelas ukur, IAA, Ethanol dan akuades. Tanaman yang digunakan yaitu tanaman cabai yang
dibagi dalam tiga perlakuan, antara lain tanaman A dipotong tunas apikalnya kemudian diberi
lanolin yang mengandung auksin 0,01%, B tidak dipotong tunas apikalnya kemudian diberi
lanolin yang mengandung auksin 0,01%, C dibiarkan tumbuh apa adanya, kemudian tanaman
diamati pertumbuhannya selama 3 minggu

D. HASIL PENGAMATAN
no Tanggal Tunas lateral tumbuhan cabai
A(IAA) B(IAA) C
1 5 November 2019 9 2 13
2 8 November 2019 11 2 13
3 12 November 11 4 15
2019

4 15 November 11 6 17
2019
5 17 November 12 6 17
2019

E. PEMBAHASAN
Dominansi apikal disebabkan oleh auksin yang di difusikan tunas pucuk ke bawah (polar)
dan ditimbun pada tunas lateral. Hal ini akan menghambat pertumbuhan tunas lateral karena
konsentrasinya masih terlalu tinggi. Pucuk apikal merupakan tempat memproduksi auksin
(Dahlia, 2010).

Dominansi apikal dapat dikurangi dengan memotong bagian pucuk tumbuhan sehingga
produksi auksin yang disintesis pada pucuk akan terhambat bahkan terhenti. Hal ini akan
mendorong pertumbuhan tunas lateral atau ketiak daun. Auksin yang terhenti dapat digantikan
dengan beberapa jenis hormon IAA yang berfungsi dengan Lanolin untuk mengetahui
pertumbuhan lateralnya (Salisbury, 1995).

Pada tumbuhan A, awalnya pertumbuhan di bagian apikal terhambat, sehingga terjadi


pertumbuhan lateral kemudian melanjutkan pertumbuhan apikal. Tunasnya bertambah dari hari
ke hari. Hal ini sesuai dengan teori bahwa Konsentrasi auksin yang jauh lebih rendah
menyebabkan tunas lateral terpacu untuk tumbuh. Tunas lateral akan lebih sensitive terhadap
auksin dari pada tunas apical. Kemudian tunas yang berada diantara ketiak daun dan batang
menghasilkan percabangan baru yang akan berkompetisi untuk menjadi titik tumbuh. Pergerakan
auksin pada tempat sintesisnya dilakukan dengan system translokasi floem apabila terjadi
dalam jarak yang cukup jauh dan melalui mekanisme auksin polar transport apabila dilakukan
antar sel yang berdekatan. Ujung batang daun-daun muda yang mengalami dormansi akan
menyebabkan tingginya kandungan auksin di tempat tersebut. Tingginya kandungan auksin
tersebut akan dialirkan secara difusi ke organ-organ lain sehingga tunas lateral akan terhambat
pertumbuhannya. Jika pucuk batang dipotong akan muncul tunas lateral. Mekanisme
terbentuknya tunas lateral adalah karena adanya pemotongan pucuk batang sehingga aliran
auksin ke bawah akan terhambat sehingga akan tumbuh tunas ke samping yang disebut tunas
lateral (Rismunandar, 1988)

Pada tumbuhan B, tidak terjadi penambahan panjang, bahkan di bagian ujungnya mai.
Namun 1 minggu kemudian terlihat adanya tunas yang mulai tumbuh di bagian samping batang
tengah, Hari berikutnya, semakin banyak tunas yang tumbuh dari 2 menjadi 6. Seharusnya,
terjadi pertumbuhan panjang ke arah apikal karena masih terdapat hormone auksin yang tinggi
dibagian pucuk. Kesalahan ini mungkin dikarenakan tumbuhan B yang kurang dirawat dengan
baik oleh praktikan sehingga bagian ujungnya mati seperti terbakar sinar matahari. Menurut
Wattimena (1998) yang menyatakan bahwa auksin berperan penting dalam perubahan sel,
perbanyakan sel dan pemanjangan sel. Auksin terdapat pada bagian pucuk apikal tanaman. Hal
ini biasa disebut dominansi apikal yaitu tunas apikal lebih dominan dari pada tunas lateral.
Pada tanaman C yang merupakan tanaman normal (tanpa perlakuan) tanaman cabai terus
bertambah panjang, hal ini disebabkan pada cabai normal kerja dari hormon auksin tidak
dihambat sehingga tunas apikal terus tumbuh. Pada dasarnya, mekanisme kerja auksin yaitu
menginisiasi pemanjangan sel dengan mempengaruhi pengendoran dinding sel. Kemudian
auksin memacu protein tertentu yang ada di membrane plasma sel tumbuhan untuk memompa
ion H+ ke dinding sel. Ion H+ ini mengaktifkan enzim tertentu sehingga memutuskan beberapa
ikatan silang hidrogen rantai molekul selulosa penyusun dinding sel. Sel tumbuhan kemudian
memanjang akibat air yang masuk secara osmosis (Dahlia, 2010).
F. KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA
Dahlia. 2010. Fisiologi Tumbuhan.Malang: UM Press

Rismunandar. 1988. Hormon Tanaman dan Ternak. Penebar Swadaya, Jakarta

Salisbury F.D, Ross C. W. 1992. Fisiologi tumbuhan jilid I edisi IV alih bahasa Luqman RR
dan Sumaryono. Bandung : ITB Press

Wattimena G A. 1998. Zat Pengatur Tubuh Tanaman. Bogor: Pusat Antar Universitas Bogor.

Anda mungkin juga menyukai