Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN HASIL FIELD STUDY

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Disusun oleh :
Annisa Bagas N 18942
Febri Arif S. 18963
Penta Akhirul Awal 18979
Prily Nafarya H. 18980
Putri Ayu S 18982
Resti Dwi U. 18984
Rifah Kurnia P. 18985
Riska Putri R. 18986
Rizki Salma F. 18987
Rona Perdana 18988
Rusyda Anshari 18989
Sabila Rahma U. 18990
Salsabilla R. A. S. 18991

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS GADJAH MADA
2017

1
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Esa karena
berkat rahmat dan hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan tugas field study tentang asuhan
keperawatan keluarga yang dilaksanakan di Kecamatan Pleret ini tepat pada waktunya.
Dalam pengerjaan dan penyelesaian tugas ini, kami mendapat dukungan dari berbagai
pihak. Oleh sebab itu, kami mengucapkan terima kasih kepada :
1. purwanta, S.Kep., M.Kep. selaku pembimbing kelompok 2
2. Semua pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan tugas asuhan
keperawatan ini.
Kami menyadari bahwa laporan ini belum sempurna. Untuk itu, kritik dan saran dari
pembaca sangat diharapkan demi kesempurnaan karya kami selanjutnya.

Penulis

2
DAFTAR ISI

HALAMAN COVER.................................................................................................................1
KATA PENGANTAR................................................................................................................2
DAFTAR ISI...............................................................................................................................3
BAB I..........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN .....................................................................................................................4
Latar Belakang................................................................................................................4
Tujuan….........................................................................................................................4
Manfaat…………….......................................................................................................5
BAB II ........................................................................................................................................6
TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................................................6
BAB III ....................................................................................................................................13
ISI……………………….…....................................................................................................13
Pengkajian……….........................................................................................................13
Analisa Data….….........................................................................................................17
DIAGNOSA, NOC, NIC……………………………………………………………..18
BAB IV ....................................................................................................................................20
PENUTUP……………………………………………….........................................................20
Kesimpulan ..................................................................................................................20
Saran.............................................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................21

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang tergabung karena ikatan tertentu
untuk saling membagi pengalaman dan melakukan pendekatan emosional, serta
mengidentifikasi diri mereka sebagai bagian dari keluarga (Friedman, 1998). Keluarga
merupakan bagian dari manusia yang setiap hari selalu berhubungan dengan kita.
Antara keluarga satu dan yang lainnya saling tergantung dan berinteraksi (Cahyatin,
2009). Keluarga sebagai institusi sosial terkecil, merupakan fondasi dan investasi awal
untuk membangun kehidupan sosial dan kehidupan bermasyarakat secara luas menjadi
lebih baik. Sebab, di dalam keluarga internalisasi nilai-nilai dan norma-norma sosial
jauh lebih efektif dilakukan daripada melalui institusi lainnya di luar lembaga keluarga
(Diana, 2010)
Dalam sebuah keluarga terdapat peran yang dijalankan, tugas,struktur serta
fungsi keluarga itu sendiri. Keluarga sebagaimana individu berubah dan berkembang
setiap saat. Perkembangan keluarga merupakan proses perubahan yang terjadi pada
sistem keluarga meliputi; perubahan pola interaksi dan hubungan antar anggota
keluarga disepanjang waktu. Perubahan ini terjadi melalui beberapa tahapan atau
kurun waktu tertentu. Masing-masing tahap perkembangan mempunyai tantangan,
kebutuhan, sumber daya tersendiri, dan meliputi tugas yang harus dipenuhi sebelum
keluarga mencapai tahap yang selanjutnya.
Keluarga dikatakan sehat tidak hanya terlepas dari penyakit saja, tetapi juga
perasaan tentram, tenang dan harmonis yang ditunjukkan oleh adanya kemampuan
dalam menggunakan koping yang efektif dalam menghadapi stressor baik yang
bersumber dari dalam maupun dari luar. Hill (1949) dan Mc Cubbindan petterson
(1983) dalam Sussman and Steinmetz (1988) mengemukakan bahwa stressor keluarga
yang dapat menjadi suatu krisis, berhubungan dengan adanya sumber koping keluarga
dan persepsi pada stresor tersebut. Sedangkan sumber koping dan persepsi pada
stressor dapat menjadi aspek yang penting dalam mengembangkan strategi koping
keluarga untuk mengatasi krisis/masalah. Kejadian permasalahan dalam keluarga yang
tidak segera ditangani dapat memicu terjadinya berbagai macam gangguan di dalam
keluarga tersebut. Keluarga harus mampu memahami factor risiko yang mungkin
menjadi pemicu terjadinya permasalahan keluarga dan juga mampu menentukan
koping keluarga yang tepat bagi keluarga mereka.
B. Tujuan
1. Mengetahui permasalahan keluarga apa saja yang ada di lingkungan warga.
2. Memahami berbagai macam cara untuk menentukan askep keluarga berdasar yang
telah ada.
3. Memenuhi keperluan tugas field study blok 2.2
4
C. Manfaat
1. Bagimahasiswa diharapkan menjadi lebih paham berbagai cara pengkajian
keluarga yang ada dan mampu mengidentifikasi hal – hal kecil yang memicu
adanya masalah keluarga.
2. Bagi keluarga diharapakan mengerti masalah yang dimiliki dan mampu
menentukan koping yang cocok untuk masalah yang dihadapi.
3. Bagi tenaga ahli diharapkan mampu lebih menggali hal apa saja yang menjadi
banyak permasalahan di keluarga yang ada di daerah sekitar dan dapat member
konseling terhadap masalah yang dimiliki oleh masing – masing keluarga.

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian Keluarga

A. Menurut Friendman

Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan
keterikatan aturan dan emosional dan individu mempunyai peran masing – masing
yang merupakan bagian dari keluarga (Friedman, 1998).
B. Menurut Spredley

Keluarga adalah satu atau lebih individu yang tinggal bersama, sehingga
mempunyai ikatan emosional dan mengembangkan dalam interelasi social, peran
dan tugas.
C. Menurut Salvicion G. Bailon & Aracelis Maglaya (1989)

Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung karena
hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup
dalam suatu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain, dan di dalam perannya
masing – masing menciptakan serta mempertahankan kebudayaan.
Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa keluarga adalah
beberapa individu yang tinggal dalam sebuah keluarga yang mempunyai ikatan
perkawinan, ada hubungan keluarga, sanak famili, maupun adopsi yang hidup
bersama sesuai dengan tujuan keluarga tersebut.
2. Bentuk-Bentuk Keluarga
Beberapa bentuk keluarga adalah sebagai berikut.
a. Keluarga inti (Nuclear Family)

Keluarga yang dibentuk karena ikatan perkawinan yang direncanakan yang


terdiri dari suam, istri, dan anak-anak, baik karena kelahiran (natural) maupun
adopsi.
b. Keluarga besar (Extended Family)
Keluarga inti ditambah keluarga yang lain (karena hubungan darah), misalnya
kakek, nenek, bibi, paman, sepupu termasuk keluarga modern, seperti orangtua
tunggal, keluarga tanpa anak, serta keluarga pasangan sejanis (guy/lesbian
families).
c. Keluarga Campuran (Blended Family)
Keluarga yang terdiri dari suami, istri, anak-anak kandung dan anakanak tiri.
d. Keluarga menurut hukum umum (Common Law Family)
6
Anak-anak yang tinggal bersama.
e. Keluarga orang tua tinggal
Keluarga yang terdiri dari pria atau wanita, mungkin karena telah bercerai,
berpisah, ditinggal mati atau mungkin tidak pernah menikah, serta anak-anak
mereka yang tinggal bersama.
f. Keluarga Hidup Bersama (Commune Family)
Keluarga yang terdiri dari pria, wanita dan anak-anak yang tinggal bersama
berbagi hak dan tanggungjawab, serta memiliki kepercayaan bersama.
g. Keluarga Serial (Serial Family)
Keluarga yang terdiri dari pria dan wanita yang telah menikah dan mungkin
telah punya anak, tetapi kemudian bercerai dan masing-masing menikah lagi serta
memiliki anak-anak dengan pasangannya masingmasing, tetapi semuanya
mengganggap sebagai satu keluarga.
h. Keluarga Gabungan (Composite Family)
Keluarga yang terdiri dari suam dengan beberapa istri dan anak-anaknya
(poligami) atau istri dengan beberapa suami dan anak-anaknya (poliandri). i.
Hidup bersama dan tinggal bersama (Cohabitation Family)
Keluarga yang terdiri dari pria dan wanita yang hidup bersama tanpa ada
ikatan perkawinan yang sah.
Sedangkan menurut Sussman (1970) membedakan 2 bentuk keluarga, yaitu :
1. Keluarga Tradisional (Traditional Family)
Keluarga yang terbentuk karena/tidak melanggar norma-norma kehidupan
masyarakat yang secara tradisional dihormati bersamasama, yang terpenting adalah
keabsahan ikatan keluarga.
a. Keluarga Inti (Nuclear Family)
Keluarga yang terdiri dari suami, istri serta anak-anak yang hidup bersama-
sama dalam satu rumah tangga.
b. Keluarga Inti diad (Nuclear Dyad Family)
Keluarga yang terdiri dari suami dan istri tanpa anak, atau anak-anak
mereka telah tidak tinggal bersama.
c. Keluarga orang tua tunggal (Single Parent Family)
Keluarga inti yang suami atau istrinya telah meninggal dunia.
d. Keluarga orang dewasa bujangan (Single Adult Living Alone)

7
Keluarga yang terdiri dari satu orang dewasa laki-laki atau wanita yang
hidup secara membujang.
e. Keluarga tiga generasi (Three Generation Family)
Keluarga inti ditambah dengan anak yang dilahirkan oleh anak-anak
mereka.
f. Keluarga pasangan umur jompo atau pertengahan (Middle Age or Aldert Couple)
Keluarga inti diad yang suami atau istrinya telah memasuki usia
pertengahan atau lanjut.
g. Keluarga jaringan keluarga (Kin Network)
Keluarga inti ditambah dengan saudara-saudara menurut garis vertikal atau
horizontal, baik dari pihak suami maupun istri.
h. Keluarga karier kedua (Second Carrier Family)
Keluarga inti diad yang anak-anaknya telah meninggalkan keluarga, suami atau
istri aktif lagi kerja.\
2. Keluarga Non Tradisional
Keluarga yang pembentukannya tidak sesuai atau dianggap melanggar norma-
norma kehidupan tradisional yang dihormati bersama. Yang terpenting adalah
keabsahan ikatan perkawinan antara suami-istri. Dibedakan 5 macam sebagai berikut :
a. Keluarga yang hidup bersama (Commune Family)
Keluarga yang terdiri dari pria, wanita dan anak-anak yang tinggal
bersama, berbagi hak dan tanggungjawab bersama serta memiliki kekayaan
bersama.
b. Keluarga dengan orang tua tidak kawin dengan anak (Unmarried Parents and
Children Family):
Pria atau wanita yang tidak pernah kawin tetapi tinggal bersama dengan
anak yang dilahirkannya.
c. Keluarga pasangan tidak kawin dengan anak (Unmarried couple with children
Family):
Keluarga inti yang hubungan suami-istri tidak terikat perkawinan sah.
d. Keluarga pasangan tinggal bersama (Combifity Family):
Keluarga yang terdiri dari pria dan wanita yang hidup bersama tanpa
ikatan perkawinan yang sah.
e. Keluarga homoseksual (Homoseksual Union)

8
Keluarga yang terdiri dari dua orang dengan jenis kelamin yang sama
dan hidup bersama sebagai suami istri.
3. Fungsi Keluarga
Menurut Friedman (1999) ada lima fungsi dasar keluarga adalah sebagai berikut.
a. Fungsi afektif, adalah fungsi internal keluarga untuk pemenuhan kebutuhan
psikososial, saling mengasuh dan memberikan cinta kasih, serta saling
menerima dan mendukung.
b. Fungsi sosialisasi, adalah proses perkembangan dan perubahan individu
keluarga, tempat anggota keluarga berinteraksi sosial dan belajar berperan di
lingkungan sosial.
c. Fungsi reproduksi, adalah fungsi keluarg meneruskan kelangsungan keturunan
dan menambah sumber daya manusia.
d. Fungsi ekonomi, adalah fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga,
seperti sandang, pangan, dan papan.
e. Fungsi perawatan kesehatan, adalah kemampuan keluarg untuk merawat
anggota keluarga yang mengalami masalah kesehatan.
4. Tahap Perkembangan

Tahap Perkembangan Keluarga Menurut Duval (1985) dalam


(Setiadi,2008), membagi keluarga dalam 8 tahap perkembangan, yaitu:
a. Keluarga Baru (Berganning Family)

Pasangan baru menikah yang belum mempunyai anak.


Tugas perkembangan keluarga tahap ini antara lain adalah :
1) Membina hubungan intim yang memuaskan.

2) Menetapkan tujuan bersama.

3) Membina hubungan dengan keluarga lain, teman dan kelompok social.

4) Mendiskusikan rencana memiliki anak atau KB.

5) Persiapan menjadi orang tua.

6) Memehami prenatal care (pengertisn kehamilan, persalinan dan menjadi orang


tua).

b. Keluarga dengan anak pertama < 30 bulan (Child Bearing).


Masa ini merupakan transisi menjadi orang tua yang akan menimbulkan krisis
keluarga. Studi klasik Le Master (1957) dari 46 orang tua dinyatakan 17 % tidak
bermasalah selebihnya bermasalah dalam hal :
9
1) Suami merasa diabaikan.

2) Peningkatan perselisihan dan argument.

3) Interupsi dalam jadwal kontinu.

4) Kehidupan seksusl dan social terganggu dan menurun.

Tugas perkembangan keluarga tahap ini antara lain adalah :


a) Adaptasi perubahan anggota keluarga (peran, interaksi, seksual dan kegiatan).

b) Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan.

c) Membagi peran dan tanggung jawab (bagaimana peran orang tua terhadap bayi
dengan memberi sentuhan dan kehangatan).

d) Bimbingan orang tua tentang pertumbuhan dan perkembangan anak.

e) Konseling KB post partum 6 minggu.

f) Menata ruang untuk anak.

g) Biaya / dana Child Bearing.

h) Memfasilitasi role learning angggota keluarga.

i) Mengadakan kebiasaan keagamaan secara rutin.

c. Keluarga dengan Anak Pra Sekolah


Tugas perkembangannya adalah menyesuaikan pada kebutuhan pada anak pra
sekolah (sesuai dengan tumbuh kembang, proses belajar dan kotak sosial) dan
merencanakan kelahiran berikutnya. Tugas perkembangan keluarga pada saat ini
adalah :
a) Pemenuhan kebutuhan anggota keluarga.

b) Membantu anak bersosialisasi.

c) Beradaptasi dengan anak baru lahir, anakl yang lain juga terpenuhi.

d) Mempertahankan hubungan di dalam maupun di luar keluarga.

e) Pembagian waktu, individu, pasangan dan anak.

f) Merencanakan kegiatan dan waktu stimulasi tumbuh dan kembang anak. d.


Keluarga dengan Anak Usia Sekolah (6 – 13 tahun)

Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah :


1) Membantu sosialisasi anak terhadap lingkungan luar rumah, sekolah dan
lingkungan lebih luas.
10
2) Mendoprong anak untuk mencapai pengembangan daya intelektual.

3) Menyediakan aktivitas untuk anak.

4) Menyesuaikan pada aktivitas komuniti dengan mengikut sertakan anak.

5) Memenuhi kebutuhan yang meningkat termasuk biaya kehidupan dan kesehatan


anggota keluarga.

d. Keluarga dengan Anak Remaja (13-20 tahun). Tugas perkembangan keluarga pada say
ini adalah :
1) Pengembangan terhadap remaja (memberikan kebebasan yang seimbang dan
brertanggung jawab mengingat remaja adalah seorang yang dewasa muda dan
mulai memiliki otonomi).

2) Memelihara komunikasi terbuka (cegah gep komunikasi)

3) Memelihara hubungan intim dalam keluarga.

4) Mempersiapkan perubahan system peran dan peraturan anggota keluarga untuk


memenuhi kebutuhan tumbuh kembang anggota keluarga.

e. Keluarga dengan Anak Dewasa (anak 1 meninggalkan rumah).


Tugas perkembangan keluargamempersiapkan anak untuk hidup mandiri dan
menerima kepergian anaknya, menata kembali fasilitas dan sumber yang ada dalam
keluarga, berperan sebagai suami istri, kakek dan nenek.
Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalh :
1) Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar.

2) Mempertahankan keintiman.

3) Menbantu anak untuk mandiri sebagai keluarga baru di masyarakat.

4) Mempersiapkan anak untuk hidup mandiri dan menerima kepergian anaknya.

5) Menata kembali fasilitas dan sumber yang ada pada keluarga.

6) Berperan suami – istri kakek dan nenek.

7) Menciptakan lingkungan rumah yang dapat menjadi contoh bagi anak – anaknya.

f. Keluarga Usia Pertengahan (Midle Age Family).


Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah :
1) Mempunyai lebih banyak waktu dan kebebasan dalam mengolah minat social dan
waktu santai.

2) Memuluhkan hubungan antara generasi muda tua.


11
3) Keakrapan dengan pasangan.

4) Memelihara hubungan/kontak dengan anak dan keluarga.

5) Persiapan masa tua/ pension.

g. Keluarga Lanjut Usia.


Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah :
1) Penyesuaian tahap masa pension dengan cara merubah cara hidup.

2) Menerima kematian pasangan, kawan dan mempersiapkan kematian.

3) Mempertahankan keakraban pasangan dan saling merawat.

4) Melakukan life review masa lalu.

12
BAB III
ISI
A. Pengkajian
a. Identifikasi data keluarga

1. Kepala keluarga

Nama : bp. Nahrowi


Umur : 100 th
Jenis kelamin : L
Agama : Islam
Pendidikan : Tidak tamat SD
Pekerjaan : Tidak bekerja
Alamat : Bantul
2. Data anggota keluarga

No nama umur L/P Hub. pendidikan pekerjaa Keterang


. keluarga n an
1 Bapak 100 th L ayah Tidak Tidak sehat
Nahrowi tamat sd bekerja
2. Ibu 70 th P ibu Sd kelas 1 Tidak Tidak
nahrowi bekerja bisa
(wari) melihat
3. Bapak - L Anak polisi sehat
sawaldi angkat
4. Istri bp - P menantu guru
sawaldi
5. Cucu 1
6. Cucu 2

3. Genogram

Perlu pengkajian lebih lanjut


4. Tipe bentuk keluarga

13
Keluarga bp Nahrowi merupakan tipe keluarga usila yaitu keluarga yang
terdiri dari suami dan istri yang sudah tua dengan anak yang sudah memisahkan
diri.
5. Latar belakang budaya

Budaya yang dianut keluarga adalah budaya jawa, s uku bangsa jawa, bahasa
yang digunakan setiap hari adalah bahasa jawa.
6. Identifikasi Religius

Agama yang dianut bapak dan ibu nahrowi adalah agama islam. Mereka
sangat taat pada agama. Rajin solat 5 waktu dan puasa. Solat duha dan tahajud
juga rutin, sering mengikuti pengajian dan masih mampu membaca surat yasin
sampai selesai.
7. Status kelas sosial

a. Status kelas sosial


Status keluarga bp.Nahrowi merupakan kelas menengah, hal ini dibuktikan
dengan rumah layak huni, punya sawah, namun mendapatkan bantun
pemerintah 2juta setiap tahun.
b. Status ekonomi
Keduanya sudah tidak bekerja. Semua kebutuhuan dinafkahi 100 % oleh
anak angkatnya.
8. Aktivitas rekreasi keluarga

Aktivitas kegiatan sehari hari kebanyakan dilakukan oleh bapak seperti nyapu
masak,dll, karena ibu sudah tidak sanggup. Namun ibu masih bisa merawat diri
sendiri seperti mandi, makan,berganti pakaian dll dan masih bisa berjalan. Kadang
– kadang bapak diajak anak angkatnya menengok sawah milik bapak. Kadang
bapak sendiri yang ke sawah hanya sekedar melihat keadaan.
b. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
1. Tahap perkembangan keluarga saat ini: keluarga dan anaknya sudah punya
keluarga sendiri
2. Tahap keluarga yang belum terpenuhi: tahap keluarga dengan bayi baru lahir
3. Riwayat penyakit keluarga inti
Mengatakan tidak ada penyakit keturunan
c. Lingkungan keluarga
1. Karakteristik rumah

14
Luas rumah kira kira 7mx5m teridri dari 1 ruang tidur, 1 dapur, 1 kamar mandi,
dan sebagian ruang santai disekat menjadi kamar. Jarak dapur vdengan kandang
ayam cukup dekat.
2. Karakteristik lingkungan
keluarga bertempt tinggal di dusun Pandes 2, Rt03, Wonokromo, Pleret,
Bantul, Yogyakarta
b. Lingkungan sekitar : padat penduduk dan kurang bersih
c. Pelayana kesehatan : ada posyandu namun jauh dari rumah
3. Sistem pendukung keluarga
a. Informal : bp dan ibu Nahrowi keduanya dalam keadaan sehat, hubungan antar
anggota keluarga baik (anak angkatnya menjenguk setiap dua hari sekali ),
keluarga mempunyai jaminan kesehatan (bpjs)
b. Formal : anaknya selalu mencukupi kebutuhan keluarga bp Nahrowi, hubungan
antar tetangga baik, tetangga mau membantu keluarga jika mengalami kesulitan.
d. Struktur Keluarga
1. Pola dan Komunikasi Keluarga : komunikasi antar anggota keluarga berjalan dengan
efektif.
2. Struktur Kekuatan Keluarga : Ayah menjadi pemegang keputusan yang baik untuk
keluarganya
Struktur Peran :
a. Struktur Peran Formal :
1. Peran ayah dan ibu telah dilakukan dengan baik
2. Peran ayah sebagai penyedia sumber keuangan sudah tidak lagi
dilaksanakan dikarenakan sudah tidak bekerja
3. Perawatan dan sosialisasi terhadap anak telah dilakukan dengan baik
4. Memelihara hubungan yang baik antar anggota keluarga.
5. Peran teraupetik dan Peran seksual tidak terpenuhi karena sudah pisah
ranjang walau dalam satu rumah
b. Struktur Peran Informal :
perlu pengkajian lebih lanjut
e. Analisa Model Peran :
Ayah yang mempengaruhi anggota keluarga dan menjalankan komunikasi,
penanaman nilai yang sesuai
Variabel-variabel yang mempengaruhi struktur peran :
1. Ayah dan Ibu dalam kelas sosial menengah dan dapat memenuhi
kebutuhannya sendiri dan dibantu oleh anaknya
2. Anggota keluarga dapat bersosialisasi dengan baik dan rukun terhadap
saudara dan masyarakat sekitar.
Nilai-nilai Keluarga

15
1. Keluarga menganut nilai yang sesuai dengan kebudayaan masyarakat
setempat dan rajin untuk melakukan kegiatan keagamaan.
2. Keluarga mampu memahami arti penting dari kesehatan dirinya.
e. Fungsi Keluarga
1. Fungsi Afektif :
a. Pola Kebutuhan Keluarga : Saling mengerti kebutuhan keluarga masing-
masing, namun ada kendala
b. Saling Memperatikan dan Keakraban dalam keluarga : Masih saling
berkomunikasi dan anak merawat ketika orang tua sakit
c. Keterpisahan dan Ketertarikan dalam Keluarga : perlu pengkajian lebih lanjut

2. Fungsi Sosialisasi :
a. Praktik dalam membesarkan anak : Orang tua mampu membesarkan anaknya
dengan baik dengan cara memenuhi kebutuhan saat masih sehat
b. Penerima tanggung jawab dalam membesarkan anak : Ayah dan Ibu
c. Bagaimana anak dihargai dalam Keluarga : perlu pengkajian lebih lanjut
d. Keyakinan budaya yang mempengaruhi pola membesarkan anak : perlu
pengkajian lebih lanjut
e. Faktor-faktor yang mempengaruhi pola pengasuhan anak : Kondisi fisik orang
tua, kondisi ekonomi, kebiasaan (budaya dan nilai) yang dianut keluarga
f. Lingkungan rumah cocok untuk membesarkan anak

3. Fungsi Perawatan Kesehatan


a. Sejauh mana keluarga mengenal masalah kesehatan pada keluarganya
1. Selalu memeriksakan dirinya di posyandu lansia
2. Keluarga mengetahui kondisi sakitnya namun salah satu anggota keluarga
tidak memeriksakan sakitnya
3. Keluarga mampu mengetahui kondisi sehat/sakit yang dialaminya dengan
melihat gejala penyakit misalnya ada benjolan.
4. Sumber-sumber Informasi kesehatan yang didapat : Posyandu lansia dan
Pelayanan Kesehatan di Dukuh
b. Keluarga memutuskan untuk memeriksakan dirinya ke posyandu dan pelayanan
kesehatan di Dukuh
1. Ketika ayah atau ibu sakit anak mampu merawatnya
2. Keluarga kurang mampu memelihara kesehatan lingkungannya
3. Keluarga mampu menggunakan fasilitas kesehatan dengan baik dengan
memiliki kartu kesehatan dari pemerintah

f. Koping Keluarga
1. Stressor jangka panjang :
a. Ibu sudah tidak mampu melihat
b. Ayah tidak lagi bekerja
c. Hubungan psikologis ayah dan ibu sudah tidak lagi seperti dulu karena sudah
pisah ranjang Stressor jangka pendek :
16
2. Tindakan Obyektif dan realistis keluarga terhadap stressor yang dihadapi : perlu
pengkajian lebih lanjut
3. Sejauh mana keluarga bereaksi teradap stressor, strategi koping internal dan
eksternal yang digunakan oleh keluarga : perlu pengkajian lebih lanjut
4. Strategi adaptasi disfungsional : tidak ada tindakan yang menyimpang.

B. Analisis Masalah

No Data Etiologi Problem


1. DS : Gangguan Ketidakefektifan
penglihatan akibat performa peran
 Ibu N mengatakan bahwa
cidera kepala
ia masih bisa makan dan
mandi sendiri, tetapi
yang melaksananakn
tugas sehari-hari seperti
mandi dan bersih-bersih
rumah adalah suaminya.
 Menurut kader poyandu
setempat, pengecekan
kesehatan dari posyandu
dilakukan di rumah Ibu
N.

DO :

 Ibu N terlihat susah


berjalan.

2. DS : Kurangnya Risiko Infeksi


pengetahuan klien
 Ibu mengatakan kakinya
mengenai perawatan
sakit dan terasa gatal
luka dan pelayanan
hingga berwarna putih
kesehatan
kekuning-kuningan.
 Ibu enggan
memeriksakan kakinya
ke dokter.
DO :

 Di daerah kaki muncul


bintil-bintil kekuningan.
 Ibu N terlihat berulang
kali menggaruk kakinya.

17
C. Diagnosa, Outcome, dan Interfensi Keperawatan

Diagnosa keperawatan berdasarkan prioritas masalah


1. Ketidakefektifan performa peran b.d. gangguan penglihatan akibat cidera kepala
d.d. performa peran tidak efektif
2. Risiko infeksi dengan faktor risiko kurang pengetahuan untuk menghindari
pemejanan patogen.

No Dx NOC NIC
1. Ketidakefektifan Setelah dilakukan PENINGKATAN PERAN
performa peran tindakan keperawatan
 Bantu pasien untuk
selam 2 X 24 jam,
b.d. gangguan mengidentifikasi bermacam peran
maka
penglihatan akibat dalam siklus kehidupan
cidera kepala PENAMPILAN  Bantu pasien untuk
PERAN mengidentifikasi peran yang
d.d. performa
biasanya dalam keluarga.
peran tidak efektif  Deskripsi tentang  Bantu pasien untuk
perubahan peran mengidentifikasi periode transisi
akibat penyakit peran pada keseluruhan rentang
atau kecacatan dari kehidupan.
2 menjadi 3  Bantu pasien untuk
 Melakukan peran mengidentifikasi strategi-
sesuai harapan dari strategipositif untuk memanajemen
2 menjadi 3 perubahan-perubahan peran.
 Pengetahuan  Fasilitasi diskusi mengenai
tentang masa bagaimana adatasai peran keluarga
perubahan peran untuk dapat mengkopensasi peran
dari 2 menjadi 3 anggota keluaga yang sakit.
 Melaporkan  Fasilitasi diskusi mengenai
kenyamanan dalam harapan diantara pasien dan orang
perubahan peran yang penting bagi pasien dalam hal
dari 2 menjadi 3 peran yang saling bergantung satu
sama lai.
 Ajarkan perilaku-erilaku baru yang
diperlukan oleh pasien/ orang tua
untuk daat memenuhi perannya.
2. Risiko infeksi Setelah dilakukan PERLINDUNGAN INFEKSI
dengan faktor tindakan keperawatan
 Monitor adanya tanda dan gejala
risiko kurang selam 2 X 24 jam,
infeksi sistemik dan lokal
pengetahuan untuk maka :
 Monitor kerentanan terhadapa
menghindari
18
pemejanan KEARAHAN infeksi
patogen. INFEKSI  Hindari kontak dekat dengan
hewan peliaraan dan hewan
 Kemerahan dari 3 penjamu dengan imunitas yang
menjadi 4 membahayakan
 Vesikel yang tidak
(immunocompromised)
mengeras  Ajarkan asien dan keluarga
permukaan dari 3 mengenai tanda dan gejala infeksi
menjadi 4 dan kapan harus melaporkannya
 Klonisasi kultur
kepada pemberi layanan kesehatan
area luka dari 3  Ajarkan pasien dan anggota
menjadi 4 keluarga bagaimana cara
menghindari infeksi.
 Tingkatkan asupan nutrisi yang
cuku
 Anjurkan asupan cairan engan
tepat
 Anjurkan istirahat.

19
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam melakukan asuhan keperawatan keluarga, perawat tidak hanya melihat
satu individu saja tetapi melihat dari satu kesatuan sebagai unit system yang saling
mempengaruhi. Harus melibatkan anggota keluarga dalam mengambil keputusan dan
dalam memberikan asuhan keperawatan.
B. Saran
a. Bagi tenaga kesehatan

 Lebih meningkatkan rasa peduli terhadap masalah masalah yang timbul pada
keluarga di suatu komunitas

 Lebih meningkatkan sosialisasi kesehatan kepada keluarga dalam masyarakat

 Meningkatkan penggalian masalah dalam keluarga yang dilihat dari semua


aspek (sistem)

 Meningkatkan pelayanan kesehatan (fasilitator) bagi keluarga yang dihadapi


masalah.
b. Bagi pemerintah

 Melalui dinas kesehatan diharapkan mampu meningkatkan pelayanan atau


fasilitas terkait penanganan masalah keluarga.
c. Bagi pendidik

 Kemajuan teknologi dan kemudahan akses informasi diharapkan dapat


meningkatkan sumber wawasan terkait konsep keluarga agar mudah
disampaikan kepada anak didiknya.

20
DAFTAR PUSTAKA
Nanda International Inc. Diagnosis keperawatan : definsi & klasifikasi 2015-2017 / editor,
T.Heather Herdman, Shigemi Kamitsuru ; alih bahasa, Budi Anna Keliat ... [et al.]. ;
editor penyelaras, Monica Ester. – Ed.10.- Jakarta : ECG, 2015.
Nursing Outcomes Classification (NOC) : Pengukuran Outcomes Kesehatan Edisi Bahasa
Indonesia / editor, Sue Moorhead, Marion Johnson, Meridean L Maas, Elizabeth
Swanson ; alih bahasa, Intansari Nurjannah, Roxsana devi Tumanggor – Ed.5 :
Yogyakarta : Mocomedia
Nursing Intervention Classification (NIC) Edisi Bahasa Indonesia / editor, Gloria M
Bulechek, Howard K Butcher, Joanne M Dochterman, Cheryl M Wagner ; alih bahasa,
Intansari Nurjannah, Roxsana devi Tumanggor – Ed.6 : Yogyakarta : Mocomedia
Yanti, Dwi. 2012. Hubungan Antara Dukungan Keluarga dengan Minat dan Motivasi
menjadi Perawat Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Kristen Satya Wacana.
http://repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2751/3/T1_462008023_BAB%20II.pdf.

Friedman, Marylin M. 1998. Keperawatan Keluarga: Teori dan praktik. Jakarta: EGC

21

Anda mungkin juga menyukai