Anda di halaman 1dari 20

PEMERDAYAAN KELUARGA

DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK IV
1. Ririn Herawati P Nim : 1340351989
2. Santri Arvila Nim : 1340351990
3. Susi Zahara Nim : 1340351992

DOSEN PEMBIMBING
Ervina, S.Kep., Ns., M.Kep

AKADEMI KEPERAWATAN IBNU SINA KOTA SABANG

TAHUN AJARAN 2021/2021


KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan atas kehadiran allah swt karena kami dapat menyelesaikan

makalah yang berjudul “Pemerdayaan Keluarga” tepat pada waktunya. Dalam Penulisan

makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan, baik pada teknis penulisan maupun materi,

mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak

sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini. Dalam penyusunan

makalah ini saya menyampaikan ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang membantu dalam

menyelesaikan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca, oleh karena itu kritik

dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun penulis harapkan demi mencapai

kesempurnaan makalah berikutnya. Sekian penulis sampaikan terimakasih kepada semua pihak

yang telah membantu. Semoga allah swt senantiasa melancarkan segala usaha kita.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................................2
A. Pengertian Pemerdayaan Keluarga..................................................................................................2
B. Tipe Atau Jenis Keluarga.................................................................................................................3
C. Struktur Keluarga............................................................................................................................4
D. Peran Keluarga................................................................................................................................4
E. Fungsi Keluarga...............................................................................................................................5
F. Tujuan Pemerdayaan Keluarga........................................................................................................6
G. Strategi Pemerdayaan Keluarga.......................................................................................................7
H. Cara Mendorong Keluarga Menanggani Masalah............................................................................8
I. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN STROKE.................................9
BAB III PENUTUP.................................................................................................................................16
A. Kesimpulan....................................................................................................................................16
B. Saran..............................................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................................17

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keluarga merupakan komponen terkecil dalam masyarakat.Setiap anggota


keluarga memiliki kemampuan untuk meningkatkan kualitas hidupnya. Pemberdayaan
dalam keluarga untuk meningkatkan kemampuan individu dalam masyarakat serta
meningkatkan kemandirian individu itu sendiri. Peningkatan angka kemiskinan,
pengangguran dan jumlah penduduk yang dari tahun ketahun meningkat menuntut
individu dalam keluarga untuk memiliki kemampuan yang lebih guna meningkatkan
kualitas hidup dan kesejahteraan keluarga,oleh karena itu penulis ingin mengetahui lebih
jelas tentang pemberdayaan keluarga .

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian pemberdayaan masyarakat ?
2. Apa saja tipe atau jenis keluarga ?
3. Sebutkan peran keluarga ?
4. Apa saja permasalahan dalam keluarga ?
5. Bagaimana konsep pemberdayaan keluarga ?
6. Bagaimana ruang lingkup pemberdayaan keluarga ?

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pemerdayaan Keluarga


Pemberdayaan atau empowerment berawal dari kata daya (power). Daya dalam arti
kekuatan yang berasal dari dalam, dapat diperkuat dengan unsur-unsur penguatan yang diserap
dari luar.Pemberdayaan merupakan sebuah konsep untuk memotong lingkaran yang
menghubungkan power dengan pembagian kesejahteraan.

Menurut BKKBN (1999) dalam Sudiharto (2007) keluarga adalah dua orang atau lebih
yang dibentuk berdasarkan ikatan perkawinan yang sah,mampu memenuhi kebutuhan hidup
spiritual dan materiil yang layak,bertaqwa kepada tuhan, memiliki hubungan yang selaras, serasi
dan seimbang antara anggota keluarga dan masyarakat serta lingkungannya Keluarga adalah unit
terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul
dan tinggal disuatu tempat dibawah satu atap dan keadaan saling ketergantungan (Departemen
Kesehatan, 1988).

Keluarga adalah dua orang atau lebih yang disatukan oleh ikatan-ikatan kebersamaan,
ikatan emosional dan yang mengidentifikasi diri mereka sebagai bagian dari keluarga (Marilynn
M. Friedman, 1998).

Keluarga adalah dua orang atau lebih dari dua individu yang tergabung karena hubungan
darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup dalam satu rumah tangga,
berinteraksi satu sama lain dan didalam perannya masing-masing menciptakan serta
mempertahankan kebudayaan (Salvicion G Balion dan Aracelis Maglaya, 1989).

Dari ketiga pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa keluarga adalah dua orang atau
lebih yang dipersatukan oleh ikatan perkawinan, ikatan darah yang tinggal dalam satu rumah dan
saling berinteraksi satu sama lain dalam perannya masing-masing untuk menciptakan atau
mempertahankan suatu budaya.

2
B. Tipe Atau Jenis Keluarga

Menurut Frieman (1998) tipe keluarga dari dua tipe yaitu keluarga tradisional dan
keluarga non tradisional.
1. Tipe keluarga tradisional terdiri dari :
a) Nuclear family atau keluarga inti adalah suatu rumah tangga yang terdiri dari suami, istri
dan anak kandung atau anak adopsi.
b) Extended family atau keluarga besar adalah keluarga inti ditambah dengan keluarga lain
yang mempunyai hubungan darah, misalnya kakek, nenek, bibi dan paman.
c) Dyad family adalah keluarga yang terdiri dari suami dan istri yang tinggal dalam satu
rumah tanpa anak.
d) Single parent family adalah suatu keluarga yang terdiri dari satu orang tua dan anak
(kandung atau angkat). Kondisi ini dapat disebabkan oleh perceraian atau kematian.
e) Single adult adalah satu rumah tangga yang terdiri dari satu orang dewasa.
f) Keluarga usia lanjut adalah keluarga yang terdiri dari suami dan istri yang sudah lanjut
usia.
2. Tipe keluarga non tradisional terdiri dari :
a) Keluarga communy yang terdiri dari satu keluarga tanpa pertalian darah, hidup dalam
satu rumah.
b) Orang tua (ayah, ibbu) yang tidak ada ikatan perkawinan dan anak hidup bersama dalam
satu rumah tangga.
c) Homo seksual dan lesbian adalah dua individu sejenis yang hidup bersama dalam satu
rumah dan berpefilaku layaknya suami istri.

3
C. Struktur Keluarga
Menurut Friedcman (1998), struktur keluarga terdiri dari :

1. Pola dan proses komunikasi dapat dikataan berfungsi apabila jujur, terbuka, melibatkan
emosi, dapat menyelesaikan konflik keluarga serta adanya hierarki kekuatan. Pola
komunikasi dalam keluarga dikatakan akan berhasil jika pengirim pesan (sender) yakin
mengemukakan pesannya, isi pesan jelas dan berkualitas, dapat menerima dan memberi
umpan balik, tidak bersifat asumsi, berkomunikasi sesuai. Sebaliknya, seseorang menerima
pesan (receiver) dapat menerima pesan dengan baik jika dapt menjadi pendengan yang baik,
memberi umpan balik dan dapat memvalidasi pesan yang diterima.
2. Struktur peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai posisi sosial yang
diberikan baik peran formal maupun informal.
3. Struktur kekuatan adalah kemampuan individu untuk mengontrol dan mempengaruhi atau
merubah perilaku orang lain yang terdiri dari legitimate power (hak), referen power (ditiru),
expert power (keahlian), reward power (hadiah), coercive power (paksaan) dan affektif
power.
4. Nilai keluarga dan norma adalah sistem ide-ide, sikap dan keyakinan yang mengikat anggota
keluarga dalam budaya tertentu sedangkan norma adalah pola perilaku yang diterima pada
lingkungan sosial tertentu.

D. Peran Keluarga
Peran keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat dan kegiatan
yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu. Peranan individu didasari
dalam keluarga dan kelompok masyarakat. Berbagai peran yang terdapat dalam keluarga adalah
sebagai berikut :

1. Peran ayah : ayah sebagai suami dari istri dan ayah dari anak-anaknya, berperan dari pencari
nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman sebagai kepala keluarga, anggota dari
kelompok sosial serta dari anggota masyarakat dari lingkungannya.
2. Peran ibu : ibu sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya. Ibu mempunyai peran mengurus
rumah tangga , sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya, pelindung dan sebagai salah
satu kelompok dari peranan sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya,
disamping itu ibu juga dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarga.

4
3. Peran anak : anak-anak melaksanakan peran psikososial sesuai engan tingkat perkembangan
fisik, mental, soaial dan spiritual.

E. Fungsi Keluarga

Menurut Friedman (1998), terdapat lima fungsi keluarga, yaitu :


1. Fungsi afektif (the Affective Function) adalah fungsi keluarga yang utama untuk
mengajarkan segala sesuatu untuk mempersiapkan anggota keluarga berhubungan dengan
orang lain. Fungsi ini dibutuhkan untuk perkembangan individu dan psikososial anggota
keluarga.
2. Fungsi sosialisasi yaitu proses perkembangan dan perubahan yang dilalui individu yang
menghasilkan interaksi sosial dan belajar berperan dalam lingkungan sosialnya. Sosialisasi
dimulai sejak lahir. Fungsi ini berguna untuk membina sosialisasi pada anak, membentuk
norma-norma tinkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan anak dan dan meneruskan
nilai-nilai budaya keluarga.
3. Fungsi reproduksi (the reproduction function) adalah fungsi untuk mempertahankan generasi
dan menjaga kelangsungan keluarga.
4. Fungsi ekonomi (the economic function) yaitu keluarga berfungsi untuk memenuhi
kebutuhan keluarga secara ekonomi dan tempat untuk mengembangkan kemampuan individu
meningkatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
5. Fungsi perawatan atau pemeliharaan kesehatan (the health care function) adalah untuk
mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar tetap memiliki produktivitas yang
tinggi. Fungsi ini dikembangkan menjadi tugas keluarga dibidang kesehatan.

Tetapi dengan berubahnya zaman, fungsi keluarga dikembangkan menjadi :

1. Fungsi ekonomi, yaitu keluarga diharapkan menjadi keluarga yang produktif yang mampu
menghasilkan nilai tambah ekonomi dengan memanfaatkan sumber daya keluarga.
2. Fungsi mendapatkan status sosial, yaitu keluarga yang dapat dilihat dan dikategorikan strata
sosialnya oleh keluarga lain yang berbeda disekitarnya.
3. Fungsi pendidikan, yaitu keluarga mempunyai peran dan tanggungjawab yang besar terhadap
pendidikan anak-anaknya untuk menghadapi kehidupan dewasanya.
4. Fungsi sosialisasi bagi anaknya, yaitu orang tua atau keluarga diharapkan mampu
menciptakan kehidupan sosial yang mirip dengan luar rumah.

5
5. Fungsi pemenuhan kesehatan, yaitu keluarga diharapkan dapat memenuhi kebutuhan dasar
primer dalam rangka melindungi dan pencegahan terhadap penyakit yang mungkin dialami
oleh keluarga.
6. Fungsi reliugius, yaitu keluarga merupakan tempat belajar tentang agama dan mengamalkan
ajaran agama.
7. Fungsi rekreasi, yaitu keluarga merupakan tempat untuk melakukan kegiatan yang dapat
mengurangi ketegangan akibat berada di luar rumah.
8. Fungsi reproduksi, yaitu bukan hanya mengembangkan keturunan tetapi juga tempat untuk
mengembangkan fungsi reproduksi secara menyeluruh, diantaranya seks yang sehat dan
berkualitas serat pendidikan seks bagi anak-anak.
9. Fungsi afektif, yaitu keluarga merupakan tempat yang utama untuk pemenuhan kebutuhan
psikososial sebelum anggota keluarga berada di luar rumah.

Dari beberapa fungsi keluarga diatas, ada tiga fungsi pokok keluarga terhadap anggota
keluarganya, antara lain asih, yaitu memberikan kasih sayang, perhatin dan rasa aman,
kehangatan kepada anggota keluarga sehingga memungkinkan mereka tumbun dan berkembang
sesuai usia dan kebutuhannya. Sedangka asuh, yaitu menuju kebutuhan pemeliharaan dan
perawatan anak agar kesehatannya selalu terpelihara sehingga diharapkan mereka menjadi anak-
anak yang sehat baik fisik, mental, sosial dan spiritual. Dan asah, yaitu memenuhi kebutuhan
pendidikan anak sehingga siap menadi manusia dewasa yang mandiri dalam mempersiapkan
masa depannya.
Secara konseptual, pemberdayaan keluarga adalah upaya untuk meningkatkan harkat dan
martabat keluarga, terutama keluarga miskin atau keluarga tidak sejahtera atau istilah lainnya
yang menunjukkan masih belum berfungsinya keluarga sehingga tidak bisa mencapai tujuan
kehidupan berkeluarga (Sunarti,2008).

F. Tujuan Pemerdayaan Keluarga

1. Membantu sasaran untuk menerima/melewati/mempermudah proses perubahan yang harus


/akan dijalani/ditemui individu/keluarga
2. Menggali kapasitas/potensi laten anggota keluarga (kepribadian,ketrampilan manajerial dan
keterampilan kepemimpinan).
3. Mendorong sasaran agar memiliki daya ungkit/daya lompat serta sebagai lecutan untuk lari
mengejar cita – cita keluarga.

6
4. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan hidup seluruh anggota keluarga sepanjang
tahap perkembangan dan siklus hidupnya.
5. Membangun daya tahan dan adaptasi yang tinggi terhadap perubahan agar mampu menjalani
kehidupan dengan sukses tanpa kesulitan dan hambatan yang berarti.
6. Membina dan mendampingi proses perubahan sampai pada tahap kemandirian dan tahap
tujuan yang dapat diterima.

G. Strategi Pemerdayaan Keluarga


Menurut Herawati (2013), strategi pemberdayaan keluarga yang dimaksud adalah

1. Sistemik – holistic Strategi yang memperhatikan berbagai dimensi kehidupan


keluarga :fungsi, peran dan tugas keluarga, serta memperhatikan tahap perkembangan
kehidupan keluarga.
2. Sinergistik Strategi yang memperhatikan dan menempatan kegiatan pemberdayaan keluarga
diantara program keluarga atau program kemasyarakatan lainnya yang dilaksanakan oleh
berbagai pihak baik oleh pemerintah maupun non pemerintah agar saling mendukung.
3. Kemandirian dan ketahanan keluarga Strategi pemberdayaan adalah mendorong kemandirian
dan menguatkan ketahanan keluarga
4. Fokus yaitu proses perubahan Strategi ini menekankan bahwa pemberdayaan adalah sebuah
proses oleh karnanya perlu memberi ruang dan memasukkan perjalanan sebuah proses dalam
perencanaan serta memastikan agar proses perubahan tersebut dilalui sampai tujuan tercapai
5. Kepedulian atau kemitraan Strategi ini memperhatikan aspek utama dalam proses
pembangunan manusia yaitu kepedulian, serta meningkatkan kemitraan untuk mendorong
perubahan yang lebih luas.
5. Keberlanjutan (sustainability) Strategi yang memperhatikan keberlanjutan program,
mengingat perubahan sosial membutuhkan waktu yang lama dan panjang.
6. Meningkatkan partisipasi dan menggunakan pendekatan pendidikan orang dewasa.
7. Memanfaatkan dan atau meningkatkan kapasitas kelembagaan lokal agar perubahan lebih
mengakar untuk menjamin keberlanjutan dan kelangsungannya.
8. Memanfaatkan dan mengoptimalkan potensi lokal. Pemberdayaan ekonomi keluarga
hendaknya memanfaatkan potensi lokal yang bertujuan memberi nilai tambahan serta
meningkatkan potensi ekonomi wilayah.

7
H. Cara Mendorong Keluarga Menanggani Masalah

Kesehatannya sesuai dengan Sumber yang Tersedia Menurut Herawati (2013), cara
mendorong keluarga untuk dapat menangani masalah kesehatan, diantaranya :

1. Meningkatkan potensi atau kapasitas individu dalam keluarga untuk berkembang


2. Pelatihan di berbagai tingkat sasaran untuk meningkatkan produktifitas keluarga dalam
meningkatkan sumber daya ekonomi.
3. Pelatihan, bimbingan konseling untuk meningkatkan ketrampilan keluarga : menilai sumber
daya, mengembangkan potensi atau kapasitas dan kelola masalah untuk mencapai tujuan.
4. Kampanye sosial dan penyuluhan untuk meningkatkan dukungan sosial bagi ketahanan
keluarga.
5. Pelatihan ketrampilan organisasi di masyarakat : managemen, kepemimpinan dan ekonomi
orang, kerjasama jaringan organisasi kelembagaan di masyarakat.
6. Menciptakan lingkungan supaya kapasitas keluarga untuk berkembang dapat terwujud
dengan cara :

a) Advokasi : meningkatkan komitmen pemerintah


b) Bangun kemitraan sosial dan jaringan seperti dengan pemerintah,swasta, LSM dan
media massa.
c) Pelatihan kepada para tokoh dan penggerak masyarakat dalam rangka
memberdayakan masyarakat dalam menyediakandukungan sosial bagi keluarga.
d) Penguatan kelembagaan seperti bimbingan dan konseling keluarga.
e) Kampanye dan advokasi soial untuk membangun ketahanan keluarga
f) Mobilisasi sumber daya bagi perbaikan ekonomi keluarga,
g) Advokasi kebijakan sistem ekonomi makro seperti sistem intensif usaha, sistem upah,
perluasan lapangan dan kesempatan kerja, serta kemudahan akses berusaha.

8
I. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN STROKE
Proses keperawatan keluarga adalah metode ilmiah yang digunakan secara sistematis
untuk mengkaji dan menentukan masalah kesehatan dan keperawatan keluarga, merencanakan
asuhan keperawatan dan melaksanakan intervensi keperawatan terhadap keluarga sesuai dengan
rencana yang telah disusun dan mengevaluasi mutu yang telah dilaksanakan terhadap keluarga
(Effendy, 1998)
1. Pengkajian keluarga
Friedman (1998) membagi proses pengkajian keperawatan keluarga ke dalam tahap-tahap
meliputi identifikasi data, tahap dan riwayat perkembangan, data lingkungan, struktur
keluarga, fungsi keluarga dan koping keluarga.
a) Data umum keluarga
 Mengidentifikasi Data
Data-data dasar yang digunakan oleh perawat untuk mengukur keadaan pasien dengan
memakai norma kesehatan keluarga maupun sosial yang merupakan sistem integrasi dan
kesanggupan untuk mengatasinya (Friedman, 1998). Pengumpulan data pada keluarga
dengan stroke difokuskan pada komponen-komponen yang berkaitan dengan stroke
 Identitas keluarga
Identitas keluarga membantu mengidentifikasi factor keturunan terhadap penyakit
tertentu. Price (1995), menyatakan bahwa determinan genetic biasanya memegang
peranan penting pada mayoritas penderita stroke Pengaruh ekonomi pada stroke jelas
terlihat akibat biaya pengobatan dan hilangnya pendapatan disamping komplikasi. Jenis
pekerjaan penderita stroke sewaktu dulu sangat mempengaruhi gaya hidup yang dapat
menimbulkan
stroke (Noer, 1996).
 Latar belakang atau kebiasaan keluarga
 Kebiasaan makan
Pola makan keluarga telah bergeser dari pola makan tradisional yang
mengandung banyak karbohidrat dan serat dari sayuran ke pola makan dengan
komposisi makan yang terlalu berlemak. Pola makan inilah yang beresiko
terjadinya penyakit stroke (Noer, 1996).
 Pemanfaatan Fasilitas Kesehatan Pemanfaatan fasilitas kesehatan merupakan
faktor penting dalam pengelolaan pasien dengan stroke. Effendy (1998),
menyatakan bahwa fasilitas kesehatan yang terjangkau memberikan pengaruh
yang besar terhadap perawatan dan pengobatan pada keluarga yang anggota
keluarganya menderita stroke. Bila keluarga mau memanfaatkan fasilitas
kesehatan, maka dengan rajin mereka akan melakukan control dan memeriksakan
dirinya secara teratur apabila ada keluhan lemas-lemas ke tempat pelayanan
kesehatan terdekat. Pada keluarga yang kurang mampu memanfaatkan pelayanan
kesehatan, maka keluarga hanya memeriksa kesehatannya apabila sakit saja,
termasuk ketika merasakan adanya gejalagejala yang terkait dengan stroke.

9
 Status Sosial Ekonomi
 Pendidikan
Pendidikan keluarga akan mempengaruhi keluarga dalam memberikan
pengelolaan anggota keluarga yang menderita stroke . Pendidikan keluarga yang
rendah adalah hambatan paling besar yang dihadapi perawat dalam memberikan
asuhan keperawatan kesehatan keluarga termasuk keluarga dengan masalah
stroke (Effendy, 1998).
 Pekerjaan dan Penghasilan
Penghasilan yang tidak seimbang mempengaruhi keluarga dalam melakukan dan
pengobatan pada anggota yang menderita stroke. Salah satu penyebab
ketidakmampuan keluarga dalam melaksanakan tugas kesehatan dan perawatan
adalah tidak seimbanngnya sumber-sumber yang ada dalam keluarga, misalnya
keuangan (Effendy, 1998).
 Aktivitas
Penderita hipertensi yang rutin memeriksakan dirinya ke pelayanan kesehatan
dan rajin meminum obatnya secara teratur akan meminimalkan resiko terjadinya
stroke. Oleh karena itu aktifitas yang berlebihan, termasuk olahraga yang berat
dapat mengakibatkan stroke.
 Tingkat perkembangan dan riwayat keluarga
Riwayat keluarga dimulai dari konsepsi, kehamilan, kelahiran, sampai saat ini termasuk
dalam riwayat perkembangan dan kejadiankejadian dan pengalaman-pengalaman
kesehatan yang unik yang berkaitan dengan kesehatan yang terjadi dalam kehidupan
keluarga dapat memicu tingkat perkembangan seseorang (Friedman, 1998).
Kondisi ini dapat mempengaruhi penyakit yang sedang diderita oleh salah satu anggota
keluarga.
 Data Lingkungan
 Karakteristik rumah dan lingkungan Lingkungan rumah yang lembab, sinar
matahari yang kurang dapat menyebabkan keadaan kurang sehat. Keadaaan
rumah meliputi ventilasi, penerangan, kebersihan,luas rumah dibandingkan
jumlah anggota keluarga akan mempengaruhi terjadinya penyebaran penyakit.
Adanya sanitasi lingkungan yang baik meminimalkan terjadinya penyebaran
penyakit terhadap anggota keluarga yang lain (Effendy, 1998).
 Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat Hubungan baik,
hubunggan timbal balik yang saling menguntungkan antar warga sekitar dapat
mempengauhi kehidupan keluarga dan peran anggota keluarga dalam persepsi
kesehatan anggota keluarga (Effendy, 1998).

 Pola komunikasi
Interaksi antar anggota keluarga yang positif akan menimbulkan saling
pengertian satu sama lain dalam menumbuhkan keharmonisan dalam keluarga
(Effendy, 1998).
 Struktur kekuasaan
Pada masyarakat Indonesia kebanyakan pemegang kekuasaan yang lebih
dominan adalah partial yaitu pemegang kekuasaan yang tertinggi di pihak ayah.
 Struktur peran
Friedman (1998), menyatakan bahwa peran atau status seseorang dalam
keluarga dan masyarakat mempengaruhi gaya hidupnya. Peran dalam keluarga
terbagi dalam peran sebagai suami, ayah, ibu,anak, kaka, adik, cucu dan lain-lain.

10
 Nilai-nilai Dalam Keluarga
Kebiasaan dan nilai-nilai yang berlaku dalam keluarga adalah yang bertentangan
dengan masalah Stroke seperti halnya pergi ke dukun dan bukan pada petugas
kesehatan (Effendy, 1998).
 Fungsi Perawatan Kesehatan
Pengetahuan keluarga tentang ppenyakit dan penanganan masalah
Stroke:
 Mengenal Masalah Kesehatan keluarga
Ketidaksanggupan keluarga dalam mengenal masalah paada Strokes
ialah satu faktor penyebabnya adalah karena kurang pengetahuan tentang
stroke (Effendy, 1998). Apabila keluarga tidaak mampu meengenal
masalah stroke, penyebab penyakit tersebut akan mengakibatkan
komplikasi.
 Mengambil keputusan bagi anggota keluarga yang sakit
Ketidaksanggupan keluarga dalam mengambil keputusan yang tepat
dalam melakukan .tindakan disebabkan karena tidak memahami tentang
sifat, berat, dan luasnya masalah yang dihadapi dan masalah tidak begitu
menonjol. Penyakit stroke yang tanpa penanganan akan mengakibatkan
komplikasi.
 Merawat anggota keluarga yang sakit
Ketidakmampuan ini disebabkan karena tidak mengetahui keadaan
penyakit, misalnya keluarga tidak dapat mengetahui tentang pengertian,
tanda dan gejala, penyebab dan pengelolaan pada stroke (Effendy,
1998).
 Ketidaksanggupan keluarga dalam memelihara lingkungan yang dapat
berpengaruh terhadap kesehatan.
Ketidakmampuan ini disebabkan karena sumber-sumber dalam keluarga
tidak mencukupi, diantaranya adalah biaya (Effendy,1998).

 Ketidakmampuan keluarga dalam menggunakan fasilitas kesehatan.


Hal ini sangat penting sekali untuk keluarga yang mempunyai masalah
stroke. Agar penderita stroke dapat memeriksakan kesehatannya secara
rutim dann sebagai tempat jika ada keluhan (Effendy, 1998).
Keluarga juga berfungsi untuk melaksanakan praktek asuhan kesehatan yaitu untuk
mencegah terjadinya gangguan kesehatan dan atau merawat anggota keluarga yang sakit.
Kesanggupan keluarga dalam melaksanakan pemeliharaan kesehatan dapat dilihat dari tugas
kesehatan keluarga yang dilaksanakan. Keluarga yang dapat melaksanakan tugas kesehatan
berarti sanggup menyelesaikan masalah kesehatan keluarga. Adapun tugas kesehatan keluarga
(Friedman, 1998) adalah mengenalmasalah kesehatan,membuat keputusan tindakan kesehatan
yang tepat, memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit, mempertahankan atau
menciptakan suasana rumah yang sehat dan mempertahankan hubunggan dengan menggunakan
fasilitas kesehatan masyarakat.
 Koping keluarga
Apabila terdapat stressor yang muncul dalam anggota keluarga, sedangkan koping
keluarga tidak efektif, maka ini akan menjaddi stress pada anggota keluarga yang
menderita stroke. Karena salah satu cara mengatasi kekambuhan yaitu dengan menjaga
diit yang teratur dan
mengurangi stress.

11
2. Diagnosa keperawatan
Untuk perumusan masalah keperawatan keluarga berpedoman pada Modul Panduan
Dokumentasi Askep Komunitas (Individu, Keluarga Kelompok/Komunitas) Dengan Pendekatan
NANDA, ICPN, NOC, NIC (PPNI, Ikatan Perawat Kesehatan Komunitas Indonesia 2015).
Diagnosa keperawatan yang dapat terjadi pada keluarga dengan penderita Stroke yaitu:

Kode Rumusan Diangnosa Keperawatan


0074 Kurang Efektifnya Koping Keluarga

3. Perencanaan
Perencanaan keperawatan keluarga pasien Stroke dengan menggunakan Modul Panduan
Dokumentasi Askep Komunitas (Individu, Keluarga Kelompok/Komunitas) Dengan Pendekatan
NANDA, ICPN, NOC, NIC (PPNI, Ikatan Perawat Kesehatan Komunitas Indonesia 2015).

12
Data Diagnosis keperawatan Noc Nic

Data pendukung masalah kode Diagnosis kode Hasil Kode intervensi


keluarga stroke

 Dukungan yang diberikan 00074 Kurang Setelah Setelah dilakukan


keluarga tidak menunjukan efektifnya dilakukan intervensi
hasil yang memuaskan koping intervensi keperawatan,
 Klien mengeluh tentang keluarga keperawatan, keluarga mampu
dukungan yang diberikan keluarga mengenal
keluarga mampu 5606 masalah :
 Komunikasi klien dan mengenal 5604 Pengajaran
keluarga terbatas masalah: 5510 individu
 Dukungan yang diberikan 1862 Pengelolaan 5616 Pengajaran
keluarga tidak sesuai dengan 1863 stress kelompok
kemampuan keluarga 1864 Pengelolaan Pendidikan
 Dukungan yang diberikan 1813 stroke kesehatan :
keluarga tidak sesuai dengan Pencegahan Pengajaran proses
otonomi klien stroke penyakit yang di
 Keluarga mengemukakan Regimen alami
kurang mengetahui kalau pengobatan Pengajaran :
bantuan yang diberikan tidak pengobatan yang
efektif di tentukan/
diresepkan
 Keluarga mengatakan
Keluarga Keluarga mampu
menjadi terbebani oleh
kebutuhan klien mampu memutuskan :
memutuskan 5250 Dukungan
 Keluarga menarik diri dari
untuk membuat
klien
meningkatkan keputusan
 Kelelahan keluarga akibat
atau 5310 Membangun
lamanya klien sakit memperbaki harapan
 Perubahan peran keluarga kesehatan : 7040 Dukungan
 Krisis situasional dalam 1606 Berpartisipasi keluarga atau
keluarga dalam care giver
 Kurangnya pemahaman memutuskan
keluarga terhadap informasi perawatan
terkait kebutuhan kesehatan kesehatan
klien 2202 Kesiapan care
 Keluarga mendapat giver dalam
informasi yang salah perawatan
dirumah
1700 Kepercayaan
kesehatan/
health beliefs
2605 Partisipasi
keluarga dalam
perawatan
profesional
Keluarga Keluarga mampu

13
mampu merawat :
merawat : 5230 Peningkatan
2600 Koping koping
keluarga 5240 Konseling
2602 Fungsi 6160 Krisis intervensi
keluarga 7110 Peningkatan
2606 Status keterlibatan
kesehatan keluarga
keluarga 7100 Peningkatan
2601 Suasana integritas
lingkungan keluarga
keluarga 5270 Dukungan
emosional

Keluarga Kelurga mampu


mampu memidifikasi
memodifikasi lingkungan :
lingkungan : 4920 Mendengar aktif
0902 Komunikasi 5020 Mediasi konflik
0906 Pengambilan
keputusan
0907 Proses
informasi

Keluarga
mampu
memanfaatkan
fasilitas
kesehatan :
Pengetahun
tentang sumber
sumber
kesehatan
Perilaku
mencari
pelayanan
kesehatan
Partisipasi
keluarga dalam
perawatan
keluarga

14
4. Implementasi
Tindakan keperawatan adalah pengelolaan dan perwujudan dari rencana keperawatan
yang telah disusun pada tahap perencanaan. Pada tahap ini, perawat yang mengasuh keluarga
sebaiknya tidak bekerja sendiri tetapi juga melibatkan anggota keluarga.

5. Evaluasi

Evaluasi merupakan langkah terakhir dari asuhan keperawatan dengan cara


mengidentifikasi sejauh mana tujuan dari rencana keperawatan tercapai atau tidak. Pada tahap
evaluasi, kegiatan yang dilakukan yaitu mengevaluasi selama proses berlangsung

15
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Beberapa keluarga menunjukan ketidakberdayaan menghadapi anggota keluarga yang
sakit atau mengalami masalah kesehatan. Hal ini dapat terjadi karena masalah penyakit/sakit yang
diderita anggota keluarga berlangsung lama dan menghabiskan kemampuan keluarga
memberikan bantuan, kurangnya akses informasi dan pelayanan kesehatan pada keluarga,
kurangnya pemahaman keluarga dan persepsi yang tidak benar tentang masalah kesehatan yang
dihadapi keluarga Intervensi Pemberdayaan Keluarga di berikan dengan tujuan menjadikan
keluarga mampu melaksanakan tugas keluarga dalam bidang kesehatan yaitu mampu mengenal
masalah kesehatan yang dihadapi anggota keluarga, mampu mengambil keputusan yang tepat
berkaitan dengan masalah kesehatan anggota keluarga, mampu melakukan perawatan pada
anggota keluarga yang sakit, mampu emnggunakan fasilitas kesehatan dan memodifikasi
lingkungan yang sehat bagi anggota keluarga. Penggunaan intervensi keperawatan keluarga
Family Empowerment memerlukan keterampilan empati, mendengar dan responsif agar
intervensi ini mendapatkan hasil yang optimal sehingga dapat mencapai keberhasilan dengan
indikator berdayanya keluarga yang ditunjukan dengan tingkat kemandirian keluarga yang lebih
baik.

B. Saran
Untuk dapat mencapai suatu tujuan yang sama, yaitu mencapaikehidupan masyarakat
yang harmonis dalam menjalankan kehidupan bermasyarakat dan bernegara dengan baik. Kepada
setiap pembaca yangmerupakan sebuah keluarga yang merupakan kelompok terkecil
dalammasyarakat agar menerapkan perilaku yang baik dalam setiap fungsi yangharus di terapkan
dalam masyarakat dan tidak menyimpang dari fungsi tersebut.

16
DAFTAR PUSTAKA

Andrew (2005) dalamSunarti, Euis. 2010. StrategiPemberdayaanKeluarga (online) http


://repository.usu.ac.id/bitstream/

Bubolz, M.M. dkk.1993. Human Ecology Theory. New York And London.

Duvall, Evelyn Mills. 1971. Family Development. Fourth Edition. J. B Lippincott Company.
Philadelpia, New York, Toronto.

Goldsmith, E.B. 1996. Resource Management for Individual and Families. West Publishing
Company. San Fransisco.

Gross, I.H. dkk. 1980. Management For Modern Families, Fourth Edition. Prentice-Hall.Inc.
Englewood Clifts. New Jersey

McCubbindkk. 1987. Family Assessment Inventories for Researche and Practise. The University
of Wisconsin-Madison.

17

Anda mungkin juga menyukai